BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI. dari ruang-ruang tempat tinggal (Grolier, 1973).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI. dari ruang-ruang tempat tinggal (Grolier, 1973)."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II.1.1. Pengertian Apartemen Sebuah ruangan dalam suatu bangunan, suatu bagian dalam rumah yang terpisah dari yang lain dengan sekat; sederetan atau set hunian yang terdiri dari ruang-ruang tempat tinggal (Grolier, 1973). Sebuah ruang/beberapa ruang yang terencana sebagai hunian dan biasanya merupakan kesatuan dari beberapa kelompok ruang yang sama dalam satu gedung; sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa kelompok ruang (Cyril M. Harris, 1975). Kamar atau ruangan yang diperuntukan sebagai tempat tinggal, terdapat di dalam suatu bangunan yang biasanya punya kamar atau ruangan semacam itu; yang terdiri dari kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur dan sebagainya yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat (Poerwadarmita, 1976). Apartemen tidak hanya sebuah produk tetapi juga merupakan dasar dari pengalaman-pengalaman hidup penghuninya. Apartemen haruslah mampu menjadi tempat melepaskan lelah dan tekanan dari kesibukan kerja sehari-hari, dari keramaian, kecemasan dan stress. Apartemen harus dapat menyajikan keindahan, kenyamanan, keamanan, dan privasi bagi keluarga penghuninya. Ada suatu tanggung jawab lebih bagi arsitek dan pembangunnya untuk mencapai pemecahan 6

2 terbaik dari tuntutan kebutuhan dan membangun proyek yang menjadi aset penting untuk lingkungan masyarakat sekitarnya (Samuel Paul, 1976 : 6). II.1.2. Kriteria Desain Apartemen Desain apartemen harus memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhinya seperti: - Faktor fungsional apartemen supaya cocok untuk tiap penyewa - Keserasian bangunan terhadap lingkungan sekitar Berikut ini beberapa kriteria desain yang harus diterapkan pada fisik bangunan apartemen yaitu: Kapasitas Desain tiap unit dan fasilitasnya harus diperhitungkan kapasitasnya secara tepat sesuai jangka waktu yang direncanakan sehingga ada kemungkinan perluasan/penambahan ruang. Kompatibilitas: - Ergonomi, menyangkut hubungan manusia dengan benda misalnya perancangan unit apartemen dan perabot yang sesuai dengan kebutuhan calon penghuni. - Harmoni, menyangkut hubungan benda dengan benda misalnya misalnya meletakkan benda berat/logam diatas karpet yang mahal karena karpet akan cepat rusak. Ekonomis dan efisien Dalam pemakaian dana secara ekonomis dan efisien bukan berarti menggunakan bahan-bahan yang berkualitas rendah dan murah dalam 7

3 desain. Biaya perbaikkan dan kualitas yang kurang baik dapat menurunkan daya beli/sewa. Fleksibilitas Dalam mencapai pemanfaatan ruang secara maksimal seperti ruang serba guna haruslah dapat menampung berbagai kegiatan berdasarkan jumlah orang dengan skala yang dapat berubah-ubah. Daya tahan dari bangunan dan peralatan yang digunakan sebaiknya dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang sehingga dapat memaksimalkan fungsi apartemen pada masa yang akan datang. Keamanan Memperhatikan masalah keselamatan pengguna ruang-ruang dan peralatan di kompleks apartemen baik oleh penghuni ataupun karyawan apartemen tersebut. Keindahan, kenyamanan, dan ciri khas dari bangunan itu sendiri mencakup aspek eksterior dan interior bangunan, tata letak, taman. II.1.3. Ruang-ruang dalam Apartemen (Prototype Rumah, Dir. Perumahan Rakyat) Ruang-ruang yang pada umumnya terdapat pada apartemen adalah: Ruang Keluarga Ruang keluarga mencerminkan kehidupan keluarga dan dapat menampung segala aktivitas keluarga yang bersifat menghibur seperti membaca, menonton TV, mendengarkan musik, dan sebagainya. Dengan demikian ruang keluarga merupakan ruang yang paling besar dalam sebuah unit 8

4 apartemen dan biasanya digabungkan dengan ruang makan untuk mengefisiensikan luas ruang yang ada. Ruang Tidur Ruang tidur harus dapat menyediakan area untuk dua orang, meskipun hanya dikhususkan untuk satu orang. Perlu diingat bahwa ruang tidur harus mempunyai ruang lebih untuk tempat kerja dengan meja kerja dan perlengkapan lainnya. Ruang Makan Ruang makan yang menyatu dengan ruang keluarga dan harus memiliki luasan yang cukup (walaupun digabungkan dengan ruang keluarga). Perabot untuk ruang makan khususnya meja makan sebaiknya dapat diperluas tanpa harus memindahkan perabot berat lainnya ketika banyak tamu atau saudara yang datang untuk makan. Dapur Desain dapur harus akurat karena menggunakan perabot yang cukup berat seperti kompor, tempat cuci, dan sebagainya. Perancangan dapur harus memperhitungkan bau yang akan ditimbulkan dan juga bahaya dari api. Dapur biasanya di desain berdekatan dengan ruang makan dan dapur kecil (pantry) dan apabila letaknya berhubungan dengan ruang makan sebaiknya ruang tersebut harus transparan terhadap ruang makan. Kamar Mandi Letak ruang kamar mandi yang satu dengan yang lainnya biasanya saling berdekatan karena melihat dari segi struktur dan utilitas kamar mandi dalam 9

5 sebuah unit apartemen biasanya memakai bath-tub dan shower sebagai perlengkapan standar. Kamar mandi harus memiliki ventilasi yang baik untuk mencegah bau menyebar ke ruangan lainnya. Balkon Peranan dan fungsi balkon adalah untuk memberikan tekanan dalam kenyamanan dengan duduk-duduk diluar ruangan ketika cuaca sedang baik, memberikan perhatian terhadap perluasan visual dari dalam ruangan, sebagai ruang ekstra dan untuk menanam tumbuh-tumbuhan. II.1.4. Macam-macam Apartemen Macam-macam Apartemen dapat dibedakan sebagai berikut: A. Apartemen berdasarkan sistem kepemilikan (Samuel Paul, 1976:39-42) 1. Sistem Kondominium - Penghuni memiliki unit apartemen yang ditempatinya di bawah hipotik yang terpisah dan bebas menjual atau menyewakan pada pihak lain. - Ruang-ruang umum seperti lobby, koridor, taman dimiliki secara bersama. - Pihak pemilik berfungsi sebagai pihak pengelola yang bertugas untuk menyelenggarakan pengelolaan yang meliputi perbaikkan terhadap milik bersama dan dana yang diperoleh dari pihak penghuni. - Unit apartemen dimiliki dengan cara pembayaran langsung/cicilan. 10

6 2. Sistem Koperatif - Penghuni menjadi anggota koperasi dan saham dalam kepemilikkan apartemen sehingga penghuni dapat tinggal di salah satu unit apartemen tersebut dan terikat pada peraturan yang ada. - Tidak ada batasan untuk menjual, menyewakan, dan memindahkannya/mentransfernya ke pihak lain. - Kedua belah pihak bertanggung jawab untuk biaya pengoperasiannya dan pemeliharaan yang menyangkut milik bersama. - Unit hunian ditanggung oleh individu yang bersangkutan. 3. Sistem Sewa - Digunakan dengan cara membayar harga sewa secara periodik (biasanya perbulan). - Pihak pemilik merupakan pihak yang memiliki hak atas seluruh bangunan dan pemilik modal yang menanggung seluruh biaya perawatan dan operasioniil bangunan. - Pihak penghuni merupakan pihak yang menyewa unit hunian dalam jangka waktu tertentu yang dapat diperpanjang lagi dengan perjanjian kembali. - Harga sewa dapat termasuk utilitas dan furniture, tapi dapat juga tidak tergantung perjanjiannya. - Maintenance/pemeliharaan menjadi tanggung jawab pemilik. 11

7 B. Apartemen berdasarkan bentuk massa bangunan (Samuel Paul, 1976:327) a. Slab Massa yang berbentuk slab biasanya menggunakan 1. Koridor di tengah/center Corridor Plan/Double Loaded Corridor 2. Koridor satu sisi/open Corridor Plan/Single Loaded Corridor sistem koridor sebagai berikut: Ventilasi silang tidak tercapai Ekonomis jika lantai tinggi Mudah untuk dikembangkan Orientasi dan pencahayaan satu arah Panjang bangunan tidak terbatas Ventilasi silang tercapai Panjang bangunan tidak terbatas Pencahayaan dari dua arah dan pencahayaan alami dapat masuk keseluruh ruangan Boros untuk sirkulasi koridor 3. Skip Top Plan Elevator terbuka pada lantai tertentu sesuai keinginan Jumlah koridor, pintu lift berkurang sehingga efisiensi bangunan lebih tinggi Pencahayaan alamiah lebih banyak Membutuhkan ruang tangga tambahan dalam ruangan sehingga menyulitkan orang tua dan orang cacat 4. Terrace Plan Umumnya single loaded corridor Ventilasi silang dapat tercapai Biaya bangunan relatif mahal Kesulitan menempatkan sirkulasi vertikal Orientasi terhadap matahari/view yang baik 12

8 b. Tower Massa yang berbentuk tower biasanya menggunakan sistem core sebagai berikut: 1. Tower Plan - Core terpusat ditengah - Jumlah unit per lantai terbatas dan kurang efisien - Panjang koridor terbatas - Ventilasi silang dapat tercapai dan tiap unit mempunyai 2 arah pandangan - Mudah ditempatkan pada tapak berkontur - Umumnya digunakan untuk penghuni berpenghasilan menengah dan tinggi 2. Expanded Tower Plan - Prinsip sama seperti tower plan - Jumlah unit per lantai lebih banyak dan ekonomis - Kurangnya ventilasi silang dan penerangan 2 arah 3. Cross Plan - Punya 4 sayap, masing-masing terdiri dari 2 unit menyebar dari core tengah - Pencapaian langsung ke unit - Ventilasi silang dan pandangan 2 arah dapat tercapai - Kesulitan terhadap orientasi matahari 4. Expanded Cross Plan - Prinsip sama seperti cross plan - Jumlah unit per lantai lebih banyak 5. Three Wing Plan - Mempunyai 3 sayap - Tiap sayap terbagi menjadi 2 dan sudut antara sayap 120 derajat, sehingga privasi tiap unit terjaga - Ventilasi tercapai dan penerangan alami - Orientasi 2 arah 13

9 6. Five Wing Plan - Prinsip sama seperti cross plan, dengan ditambah satu sayap - Jumlah unit per lantai dapat mencapai 10 unit - Sudut antara sayap hanya 72 0 dapat mengurangi privasi 7. Circular Plan - Prinsip sama dengan tower plan - Jumlah unit per lantai tergantung dari diameter bangunan c. Variant Merupakan bentuk gabungan massa slab dan tower dengan podium C. Apartemen berdasarkan ketinggian bangunan (Joseph de Chiare, 1975) 1. Low rise/bertingkat rendah Apartemen dengan ketinggian sampai 6 lantai 2. Mid rise/bertingkat sedang Apartemen dengan ketinggian lantai antara 6-9 lantai 3. High rise/bertingkat banyak Apartemen dengan ketinggian lantai lebih dari 9 lantai D. Apartemen berdasarkan pencapaian vertikal (James Horn Beck, 1962:145) 1. Elevated Apartment yaitu pencapaian melalui sarana elevator (lift), yang umumnya untuk ketinggian lebih dari 4 lantai. 14

10 2. Walk Up Apartment yaitu pencapaian melalui sarana tangga dan umumnya untuk mencapai ketinggian maksimal 4 lantai. E. Apartemen berdasarkan sistem penyusunan lantai (Samuel Paul, 1976: ) Simplex Apartemen - Satu unit hunian dilayani dalam satu lantai - Merupakan bentuk tipe unit yang paling sederhana dan ekonomis - Sirkulasi mudah - Kedekatan antara 2 aktivitas yang berbeda, dapat terganggu jika tidak dibagi areanya - Terlalu banyak area untuk kebutuhan koridor dan tangga, sebagai sarana pencapaian ke unit Duplex Apartemen - Satu unit hunian dilayani dalam dua lantai - Tingkat 1 biasanya untuk aktivitas yang dilakukan bersama anggota keluarga, yaitu ruang duduk, ruang makan, ruang dapur, dan sebagainya. - Tingkat 2 untuk aktivitas yang dilakukan sendiri/yang memerlukan privasi seperti ruang tidur, kamar mandi, dan sebagainya - Untuk apartemen menengah dan mewah - Memberikan privasi yang lebih tinggi dan perasaan akan ruangan yang luas - Lebih menghemat ruang karena area untuk koridor dan lift tidak terbuka pada tiap lantai - Membutuhkan tangga dalam ruang pada tiap unit, hal ini dapat menyusahkan anak-anak 15

11 Triplex Apartemen - Satu unit hunian dilayani dalam tiga lantai - Tingkat 1, untuk ruang aktivitas servis misalnya parkir, gudang, ruang penerima/foyer dan sebagainya - Tingkat 2, untuk aktivitas bersama seperti ruang makan, ruang dapur, ruang duduk dan sebagainya - Tingkat 3, untuk aktivitas pribadi yaitu ruang tidur - Untuk apartemen sangat mewah - Biasanya pembagian tingkat bervariasi, seperti half level, split level F. Apartemen berdasarkan pencapaian horizontal (Joseph de Chiare, 1975) 1. Koridor terpusat (point block/tower). 2. Koridor satu sisi 3. Koridor dua sisi 16

12 G. Apartemen berdasarkan sistem service 1. Full Service Apartemen - Pemeliharan, pembersihan tiap unit hunian dan seluruh gedung dilakukan oleh pihak pengelola (tidak termasuk cuci dan setrika). - Sistem ini menyerupai di hotel, karena biasanya memang satu pengelola dan satu area dengan apartemen yang bersangkutan. 2. Service Apartemen - Pihak pengelola bertanggung jawab pada pembersihannya saja - Pihak penghuni bertanggung jawab membersihkan segalanya sendiri. 3. Service oleh pelayan - Adanya servis oleh seorang pelayan sehingga ada ruang pelayan, kamar mandi atau wc dan area service tersendiri. - Perawatan tiap unit dilakukan oleh pelayan dari pihak penghuni. - Perawatan bangunan dilakukan oleh pihak pengelola. - Banyak terdapat pada apartemen Jakarta, contoh Apartemen Slipi, Apartemen Anggrek, dan sebagainya. II.2. Tinjauan Khusus II.2.1. Latar Belakang Pemilihan Tapak Dasar pertimbangan dari pemilihan lokasi adalah : - Lokasi tapak yang dekat dengan Universitas Bina Nusantara (Kampus Syahdan dan Kampus Anggrek), serta lokasi yang dekat dengan jalan raya 17

13 sehingga mudah dalam pencapaian, baik menggunakan kendaraan (kendaraan pribadi/kendaraan umum) atau berjalan kaki. - Peruntukan lahan yang sesuai menurut rencana bagian wilayah kota, yaitu daerah hunian. - Banyak fasilitas pendukung lainnya, seperti pasar/supermarket, toko-toko dsb. Hal hal yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan lokasi proyek: Pencapaian Pencapaian pada tapak ini cukup mudah, karena terdapatnya transportasi umum (angkutan M-24 dan M-11) dan dekat dengan Kampus Syahdan dan Kampus Anggrek. Pencapaian melalui jalan. K.H. Syahdan dan Kebon Jeruk Raya. Kondisi lingkungan sekitar tapak Lingkungan sekitar tapak adalah hunian yang dimanfaatkan sebagai tempat kost mahasiswa, pertokoan, warung warung makan, dan sebagainya. Kepadatan lalu lintas Kepadatan terjadi pada saat jam masuk kuliah dan selesai kuliah. Biasanya hal ini akan menyebabkan kemacetan pada pertigaan Jl. Syahdan dengan Jl. Raya Kebon Jeruk, mengakibatkan kemacetan yang panjang pada kedua jalan tersebut. Kebisingan Akibat kemacetan yang terjadi maka menyebabkan meningkatnya polusi udara dan suara. 18

14 II.2.2. Data-data Tapak Luas Tapak ± m 2 Rencana Batas Wilayah Kota DKI Jakarta: - Peruntukan lahan : Hunian - KDB : 60 % - KLB : 2,5 - Maksimal Ketinggian : 8 lantai - Garis Sepadan Bangunan : 15 m Batas-batas tapak: - Utara : Hunian. - Selatan : Kampus Syahdan - Timur : Jalan Raya Kebon Jeruk. - Barat : Hunian. II.2.3. Kondisi Tapak dan Lingkungan Kondisi tapak yang menghadap (tusuk sate) jalan Syahdan merupakan tanah kosong yang diperuntukan sebagai hunian. Lingkungan di sekitar tapak adalah daerah hunian yang umumnya digunakan sebagai tempat kost, warung/kios-kios dan bangunan Universitas Bina Nusantara. 19

15 II.2.4. Tinjauan Terhadap Arsitektur Tropis Arsitektur tropis bukanlah suatu teori arsitektur, tetapi merupakan suatu pendekatan arsitektur bio-iklim, berdasarkan kondisi dan karakter iklim tropis. Pendekatan arsitektur ini menyangkut: - Tropical living : gaya hidup di daerah tropis - Tropical building : cara membangun di daerah tropis Sasaran dari pendekatan ini adalah untuk merencanakan bangunan yang seimbang dengan iklim. Untuk memulai perencanaan, perlu diteliti persyaratan dan faktor iklim yang terdapat pada negara Indonesia yaitu: o Kelembaban (60% - 90%) dan suhu yang tinggi (24 0 C C) o Curah hujan tinggi o Radiasi matahari sedang sampai kuat o Kecepatan angin rendah (0-0,2 m/s) Elemen/variabel iklim yang berpengaruh terhadap perancangan terdiri dari: o Temperature atau suhu (panas/dingin) Udara yang menjadi panas pada ruangan di dalam bangunan dapat disebabkan oleh radiasi: 1. Langsung radiasi yang langsung masuk kedalam ruangan melalui bukaan pada bangunan. 2. Tidak langsung radiasi hasil refleksi benda-benda dipermukaan bumi. 3. Konveksi panas yang mengalir melalui udara yang masuk kedalam bangunan. 20

16 4. Hantaran/bidang radiasi matahari yang mengenai bangunan akan mendesak kedalam ruangan melalui bidang atap (berfungsi sebagai pelindung dan dapat menciptakan micro climate yaitu menangkis sebanyak mungkin panas yang timbul dalam ruang sebagai akibat radiasi yang melalui hantaran atap) dan dinding (ketebalan dinding dapat memperlambat perambatan panas sehingga mempengaruhi kenyamanan ruangan). o Kelembaban udara Kelembaban merupakan kadar uap air yang dikandung udara. Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi pula kemampuan udara menyerap air sehingga udara menjadi lembab. Pada bangunan, kelembaban terjadi akibat: - hujan yang langsung mengenai bagian bangunan yang tidak terlindungi - kelembaban yang berasal dari dalam tanah - kegiatan manusia seperti bernafas, keringat dan lainnya o Angin atau pergerakan udara Angin adalah udara yang bergerak karena adanya tekanan udara (dari tekanan yang tinggi ke daerah yang mempunyai tekanan lebih rendah). 21

17 o Hujan Hujan pada daerah tropis dapat terjadi secara tiba-tiba, deras dan diserta angin kencang. Di Jakarta curah hujan pertahun sebesar 1800 mm yang dapat turun sepanjang tahun. o Cahaya atau sinar matahari Pengaruh sinar matahari adalah: 1. Silau (glare). Cahaya yang terlalu kuat, juga kontras yang terlalu besar dalam nilai keterangan (brighteness) pada umumnya tidak menyenangkan. 2. Panas. Menyengat terutama pada kulit manusia. Pada bangunan dapat menyebabkan pemuaian dan perubahan bentuk pada bahan-bahan seperti dinding, bidang kaca, kayu dan lain-lain. Dari ciri iklim diatas, yang dapat dijadikan sebagai elemen positif dalam perencanaan adalah angin dan cahaya. Sedangkan yang dapat mengganggu kenyamanan penghuni apartemen adalah curah hujan yang cukup tinggi, kelembaban dan suhu yang tinggi serta pencahayaan matahari yang langsung dan terus menerus. Hal ini sangat penting untuk menentukan bahan bangunan dan penggunaannya, konstruksi penutup luar, metode bangunan, cara perbaikkan iklim makro, pembuatan prasarana teknis dari bangunan di daerah tropis. 22

18 II.3. Studi Banding II.3.1. Apartemen Mediterania Garden Residence (Strata Title) Lokasi Luas lahan : Jl. Tanjung Duren, Jakarta Barat : 22 Ha Dibangun : tahun 2002 Selesai : tahun 2003 Arsitek Kontraktor Peruntukan : Megatika Internasional : P.T. Agung Podomoro Group : Golongan menengah-atas Jumlah tower : Empat tower Total lantai Total unit : 35 lantai : 2694 unit Apartemen Mediterania terletak di kawasan perkantoran, shopping mall, serta pendidikan (sekolah dan universitas) sehingga target marketnya adalah masyarakat golongan menengah yaitu keluarga dan mahasiswa. Bangunan apartemen ini menghadap jalan raya utama dan tidak terlepas dari kebisingan, namun untuk mengatasinya diberi jarak antara jalan raya dengan pintu masuk yang cukup besar sehingga suara bising tersebut tidak terlalu terdengar di dalam bangunan. Pencapaian ke dalam bangunan langsung dan mudah dicapai oleh kendaraan (pribadi/umum) juga pejalan kaki. Warna bangunan yang digunakan adalah warna yang terkesan lembut dan nyaman yaitu warna coklat tua dan sedikit krem serta penggunaan bahan material yang tidak mewah namun terkesan elegan. Untuk sistem pelayanan dan 23

19 kelengkapan interior dalam hunian ada dua sistem yaitu non serviced-furnished dan non service-unfurnished. Ada 3 tipe kamar yang terdapat di apartemen ini yaitu tipe 1 kamar, tipe 2 kamar dan tipe 3 kamar. Sirkulasi vertikal yang digunakan untuk melakukan aktivitas adalah lift sedangkan tangga darurat digunakan pada saat keadaan darurat seperti kebakaran. Jumlah lift penumpang 2 buah, lift barang/pegawai 1 buah yang berhenti di setiap lantai. Sirkulasi horisontal menggunakan sistem double loaded supaya jumlah unit yang dilayani banyak. Fasilitas yang terdapat pada apartemen ini antara lain kolam renang, taman, jogging track, supermarket, toko makanan, kios-kios (toko retail). Fasilitas ini hanya diperuntukan bagi penghuni dari apartemen saja sehingga orang luar tidak dapat menggunakan fasilitas tersebut. Adapun key success factor dari apartemen ini adalah: o Pilihan investasi yang tepat bagi konsumen, dekat dengan kawasan perkantoran, pendidikan dan shopping mall dimana merupakan kawasan bisnis Slipi-Tanjung Duren-Grogol. o Akses jalan yang strategis dan mudah dicapai baik dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. o Jumlah unit yang banyak sehingga dapat/cukup menampung permintaan pasar. o Harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan apartemen Taman Anggrek dan Apartemen Tropik. 24

20 o Merupakan apartemen jual (strata title), sehingga ROI (Roi Of Investment) cepat karena dalam jangka waktu kurang lebih satu tahun hampir 80% sudah terjual II.3.2. Apartemen Taman Gloria Lokasi : Jl. Kyai Tapa No. 215, Grogol, Jakarta Barat Peruntukan : Golongan menengah-atas Jumlah tower : Satu tower Total lantai Total Unit Tipe kamar : 16 lantai : 20 unit/lantai : 4 kamar dengan masing-masing luasan sebagai berikut: Tipe Kamar Terdiri dari Denah Tipe A (Studio) Ruang tidur, ruang Luas 29,50 m 2 duduk, dapur & ruang makan, kamar mandi/wc dan teras Tipe B (1 bedroom) 1 Ruang tidur, Luas 36,00 m 2 ruang duduk, dapur & ruang makan, kamar mandi/wc dan teras 25

21 Tipe C (2 Bedroom) 2 Ruang tidur, Luas 41,50 m 2 ruang duduk, dapur, ruang makan, kamar mandi/wc dan teras Tipe D (2 Bedroom) 2 Ruang tidur, Luas 43,00 m 2 ruang duduk, dapur, ruang makan, kamar mandi/wc dan teras Apartemen Gloria terletak di kawasan perkantoran, shopping mall, serta pendidikan (sekolah dan universitas) sehingga target marketnya adalah masyarakat golongan menengah. Akan tetapi karena letaknya yang berdekatan dengan Universitas Trisakti maka mayoritas yang tinggal di apartemen ini adalah mahasiswa sehingga jenis kepemilikan dari apartemen ini adalah apartemen sewa, dengan jangka waktu sewa terdiri dari 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Bangunan apartemen ini menghadap jalan raya utama. Pencapaian ke dalam bangunan langsung dan mudah dicapai oleh kendaraan (pribadi/umum) juga pejalan kaki. Sistem pelayanan dan kelengkapan interior dalam hunian adalah non servicedfurnished dimana ada kamar yang menggunakan AC dan non AC. 26

22 Sirkulasi vertikal yang digunakan adalah lift (1 buah) dan tangga darurat sedangkan sirkulasi horisontalnya memakai sistem double loaded mengingat lahan yang terbatas. Fasilitas dan sarana yang disediakan antara lain kolam renang, mini market, antena TV parabola, sekuriti, dan parkir basement. Adapun key success factor dari apartemen ini adalah: o Akses jalan yang strategis dan mudah dicapai oleh kendaraan (pribadi/umum) ataupun pejalan kaki. o Memudahkan para mahasiswa (terutama mahasiswa Trisakti) dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan/perkuliahan. o Jumlah unit yang cukup banyak sehingga dapat menampung permintaan pasar. o Merupakan apartemen sewa sehingga ROI (Roi Of Investment) lebih lama jika dibandingkan dengan apartemen jual. Akan tetapi perolehan untung (laba) yang diperoleh lebih besar jika dibandingkan dengan apartemen jual. II.3.3. Kesimpulan Apartemen Mediterania Garden Residence Apartemen Taman Gloria Dari kedua apartemen diatas diperoleh kesimpulan bahwa: - Pencapaian ke site: harus jelas, informatif, cepat dan aman sehingga dapat dengan mudah ke tempat yang dituju dan tidak membingungkan bagi pengunjung yang datang ke apartemen tersebut. - Pencapaian ke bangunan: langsung supaya jelas dan terarah. - Target market: penentuan target market tergantung dari lokasinya karena setiap lokasi/daerah tidak sama kondisi lingkungannya (sosial, ekonomi, dan budaya). 27

23 - Sistem kepemilikan: dapat dua macam yaitu jual dan beli. Apartemen dengan sistem jual maka pengembalian modalnya cepat dan dapat membuktikan apartemen tersebut laku/sukses. Jika penghuni dari apartemen tersebut yang hanya sampai periode tertentu saja (misalnya hanya sampai masa kuliah selesai), maka apartemen yang cocok adalah apartemen dengan sistem sewa. Sistem ini pengembalian modalnya lebih lama akan tetapi perolehan laba lebih besar jika dibandingkan apartemen jual karena harga sewa yang dapat berubah sesuai dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung. - Berdasarkan sistem pelayanan dan kelengkapan perabot pada apartemen: non serviced-furnished dan non service-unfurnished tergantung pada permintaan konsumen. - Sirkulasi horisontal: menggunakan double loaded karena lahan yang terbatas dan jumlah unit yang dilayani lebih banyak dibandingkan menggunakan sistem single loaded. Pada sistem ini, bagian koridor akan terasa panas dan pengap karena tidak adanya sirkulasi udara sehingga diperlukannya pengudaraan buatan (AC) pada koridor tersebut. - Sirkulasi vertikal: menggunakan lift dan tangga darurat. Penggunaan lift pada bangunan untuk sirkulasi karena lebih cepat, jumlah lantai yang dilayani banyak (>4 lantai) dan mempermudah penghuni dalam beraktifitas. 28

TINJAUAN UMUM. - Merupakan kamar atau beberapa kamar / ruang yang diperuntukan sebagai. tempat tinggal dan terdapat di dalam suatu bangunan.

TINJAUAN UMUM. - Merupakan kamar atau beberapa kamar / ruang yang diperuntukan sebagai. tempat tinggal dan terdapat di dalam suatu bangunan. BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul Tema Sifat proyek : Perencanaan Apartemen : Arsitektur life style : fiktif II.2. Tinjauan Khusus II.2.1. Pengertian Apartemen Apartemen adalah - Merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. TINJAUAN UMUM II. 1. 1. Pengertian Apartemen Tempat tinggal, (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai bangunan

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. TINJAUAN UMUM II.1.1. Pengertian Apartemen Beberapa definisi dari kata Apartemen sebagai berikut : Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen didefinisikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Perletakkan massa bangunan apartemen yang memperhatikan view yang ada, view yang tercipta kearah barat dan utara. Permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan dari Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat ini adalah All in One Place, dimana para penghuni bangunan merasa nyaman dan tidak perlu lagi mencari hiburan diluar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang diperuntukan sebagai lahan untuk tempat tinggal yaitu seluas 45964,88 Ha, dengan keterbatasan lahan

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Judul Proyek : Rumah Susun Bersubsidi Tema : Green Architecture Lokasi : Jl. Tol Lingkar Luar atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) Kel. Cengkareng Timur -

Lebih terperinci

MACAM-MACAM APARTEMEN BERDASARKAN SISTEM SIRKULASI CORE TYPE WALK UP APARTMENT CORRIDOR TYPE WALK UP APARTMENT

MACAM-MACAM APARTEMEN BERDASARKAN SISTEM SIRKULASI CORE TYPE WALK UP APARTMENT CORRIDOR TYPE WALK UP APARTMENT MACAM-MACAM SISTEM KORIDOR PADA APARTEMEN SINGLE-LOADED CORRIDOR CLOSED CORRIDOR OPEN CORRIDOR DOUBLE-LOADED CORRIDOR MACAM-MACAM APARTEMEN BERDASARKAN SISTEM SIRKULASI WALK UP APARTMENT CORE TYPE WALK

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pengertian Dasar Rusunawa Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya

Lebih terperinci

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N V.1 Perancangan Siteplan Siteplan massa bangunan berorientasi kepada pantai Selat Sunda dan Gunung Krakatau. Pada siteplan ini jalan utama untuk memasuki kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di BAB V KONSEP V. 1. KONSEP PENGGUNA Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di Kemanggisan Jakarta Barat adalah sebagai berikut : 1. Target pasar utama adalah mahasiswa yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V. KONSEP DASAR PERANCANGAN Sebuah Universitas pada dasarnya merupakan sebuah wadah pendidikan bagi masyarakat untuk mengemban ilmu,bangunan universitas haruslah di rancang sebaik

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HALAMAN JUDUL RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat pendidikan di negara kita, memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Lindawati : Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat : 105 halaman ABSTRAK Perkembangan kota Jakarta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Landasan Umum Perancangan Rumah susun yang berfungsi sebagai tempat tinggal dapat juga dikatakan sebagai kebutuhan yang mendasar untuk para penggunannya, oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan suatu suasana dan lingkungan yng mendukung.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat

Bab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat Bab III Aspek Tanah dan Arsitektural Desain 3.1 Peta dan Tapak Tanah Nama usaha Peruntukan lahan Letak tapak : Tridith Venue : Bangunan serbaguna : Puri Indah, Jakarta Barat Luas tapak : 4.068 m² Luas

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Lebih terperinci

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c. KUESIONER Angkatan : Jurusan : Jenis Kelamin : L / P Kota Asal : Tempat tinggal selama kuliah: a. Kost b. Orang tua / rumah sendiri c. Saudara Seandainya di BiNus terdapat asrama mahasiswa, apakah Anda

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Kualitas Ruang V.1.1 Skema Hubungan Makro Main Entrance Apartemen Entrance Plaza Parkir Lobby Fasilitas seni & Lobby Apartemen Pusat Perbelanjaan Fasilitas Service Pengelola

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Apartemen yang akan dirancang adalah apartemen dengan berbagai klasifikasi, yakni: High-Rise Apartment. Apartemen dengan sistem beli atau ownership. Double-loaded

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, ketersediaan tempat tinggal menjadi perhatian utama bagi semua pihak bagi pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN UMUM. Judul Proyek : APARTEMEN BERSUBSIDI RAWA BUAYA Tema : Bangunan Hemat Energi.

BAB II. TINJAUAN UMUM. Judul Proyek : APARTEMEN BERSUBSIDI RAWA BUAYA Tema : Bangunan Hemat Energi. BAB II. TINJAUAN UMUM II. 1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : APARTEMEN BERSUBSIDI RAWA BUAYA Tema : Bangunan Hemat Energi. Sifat : Fiktif Milik : Swasta Peruntukan : Wisma Susun Lokasi : Kawasan Kel.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017) BAB III ANALISIS BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS BATAS DAN BENTUK TAPAK 3.1.1 Desain Eksisting Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II.1.1. Pengertian Hunian Hunian adalah tempat tinggal atau kediaman ( yang dihuni ). Kebutuhan akan hunian atau rumah, merupakan tuntutan dasar dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

Woodland Park Residence Apartemen Baru di Kalibata

Woodland Park Residence Apartemen Baru di Kalibata Woodland Park Residence Apartemen Baru di Kalibata Apartemen Woodland Park Residence di Kalibata Woodland Park Residence merupakan apartemen baru di Kalibata yang akan dibangun oleh Pardika Wisthi Sarana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proyek Hunian atau tempat tinggal merupakan kebutuhan utama dan paling mendasar bagi manusia. Hunian dibutuhkan sebagai tempat dimana kita akan merasa nyaman dan aman

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun Oleh: DATIP M KOSWARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tempat tinggal merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia. Jumlah populasi manusia yang terus bertambah membuat tingkat kebutuhan manusia terhadap tempat tinggal

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut : 112 BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan Adapun jenis kegiatan dan sifat kegiatan yang ada di dalam asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut : Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa : Jemmy Judul : Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jumlah Halaman : 140 ABSTRAK Kota Jakarta merupakan pusat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci