BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Verawati Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan yang umum di Indonesia adalah lapisan aspal beton (Laston) atau Asphalt Concrete dan lapis tipis aspal beton (Lataston) atau Hot Rolled Sheet. Bahan utama pembentuk perkerasan yaitu agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal. Agregat yang umum digunakan adalah batu pecah, pasir, abu batu sebagai filler. Serta aspal sebagai bahan ikat pada umumnya di Indonesia menggunakan aspal Pertamina meskipun tersedia berbagai jenis aspal lain seperti aspal yang berasal dari pulau Buton (AsButon). Seperti yang sudah disebutkan penggunaan filler abu batu pada saat ini sudah relatif mahal dalam proses produksinya, sehingga perlu adanya alternatif filler. Untuk itu pada penelitian ini penulis menggunakan zeolit alam sebagai filler pada campuran Hot Rolled Sheet Base (HRS Base). Hal ini mengingat potensi zeolit alam yang ada di Indonesia dan tersebar di Jawa, NTT, Irian, Sulawesi dan Kalimantan dengan deposit berlimpah. Selain itu penelitian terkait Zeolit alam sebagai filler pada perkerasan jalan di Indonesia masih jarang. Salah satu jenis Aspal Buton yang digunakan saat ini adalah Buton Natural Asphalt Blend 75:25 yang merupakan hasil pencampuran aspal Buton yang diproses dengan metode semi ekstraksi dan aspal minyak dengan komposisi 75% aspal minyak dan 25% aspal Buton. Alasan penggunaan BNA Blend 75:25 selain dikarenakan penelitian terkait BNA Blend 75:25 masih jarang penelitian ini juga untuk mengetahui karaktersitik Marshall dan Indirect Tensile Strength pada campuran Hot Rolled Sheet Base (HRS Base) dengan variasi filler dengan zeolite alam dan debu abu batu.
2 2 B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk : 1. Apakah zeolit alam sebagai filler dapat menghasilkan karakteristik yang lebih baik pada campuran HRS Base 2. Berapa besar kadar aspal dan perbandingan filler optimum yang dimiliki campuran aspal dengan menggunakan zeolit alam dan debu batu sebagai filler 3. Seberapa besarkah indeks stabilitas sisa dan nilai kuat tarik campuran dengan uji Indirect Tensile Strength dengan zeolit alam sebagai filler C. Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui/mendapatkan beberapa hal, antara lain : 1. Melakukan perancangan campuran Hot Rolled Sheet Base (HRS Base) dengan zeolit alam sebagai filler dan aspal BNA Blend 75 : Mengetahui karakteristik campuran Hot Rolled Sheet Base (HRS Base) dengan metode perendaman Marshall, indeks stabilitas sisa dan nilai kuat tarik campuran dengan Uji Indirect Tensile Strength yang menggunakan bahan tambah zeolit alam sebagai filler D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui/mendapatkan beberapa hal, antara lain: 1. Pemanfaatan zeolit alam 2. Meningkatkan nilai tambah zeolit alam 3. Memperbaiki karakteristik campuran aspal
3 3 4. Mencari alternatif bahan yang akan digunakan sebagai filler, yang diharapkan lebih murah dan efisien pada campuran aspal, khususnya pada lapisan HRS Base. E. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan cammpuran menggunakan campuran HRS Base Mengacu pada Spesifikasi Umum Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2010 revisi 2 2. Aspal yang digunakan adalah aspal BNA Blend 75 : Aggregate dan filler abu batu yang digunakan berasal dari Clereng, Kulon Progo 4. Filler zeolit alam berasal dari Trucuk, Klaten dan sekitarnya 5. Variasi filler yang direncanakan yaitu : a. 100% abu batu b. 75% abu batu + 25% zeolit alam c. 50% abu batu + 50% zeolit alam d. 25% abu batu + 75% zeolit alam e. 100% zeolit alam 6. Kadar Aspal Optimum dalam pengujian KOA mengikuti Metode Marshall yang dibagi kedalam 5 (lima) tahap (Washington Asphalt Pavement Association, 2002). 7. Pengujian yang dilakukan untuk memperoleh nilai kuat tarik campuran yaitu dengan uji Indirect Tensile Strength (ITS) 8. Dalam pembahasan tidak mengurai secara mendalam mengenai kandungan kimiawi aspal serta ikatannya, hanya pengaruh umum yang di berikan pada struktur. 9. Penelitian yang dilakukan terbatas pada pengujian labolatorium dan tidak melakukan pengujian lapangan.
4 4 F. Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan bahan zeolit alam antara lain : 1. Gading Kara Andhika, Aditya Putra Perdana, Ludfi Djakfar, Hendi Bowoputro, Penggunaan filler batu zeolit untuk campuran aspal beton hangat 2. Ambrosius Kedati (2005) Pengaruh kadar zeolit sebagai filler terhadap campuran aspal beton. 3. Pakpahan (2012) melakukan penelitian dengan menggunakan bahan aspal BNA Blend 75:25 untuk campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (HRS WC) untuk memperoleh nilai stabilitas dan durabilitas campuran. Pengujian dilakukan untuk memperoleh sifat volumetric pemadatan campuran, serta sesivitas campuran terhadap air yang ditunjukan oleh nilai Marshall dan ITS 4. Krisma Perwitasari (2013) melakukan penelitian tentang perancangan labolatorium campuran split mastic asphalt dengan menggunakan buton natural asphalt blend 75:25 5. National Centre For Asphalt Technology (2011) melakukan penelitian dengan menggunakan bahan aspal BNA Blend 75:25 pada campuran dengan gradasi rapat (dense graded) Berdasarkan studi literatur terhadap penelitian penelitian sejenis, sejauh yang penulis peroleh dari berbagai sumber tersebut, penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu tentang Perancangan labolatorium penggunaan zeolit alam sebagai filler pada lapisan Hor Rolled Sheet Base kemudian dianalisis karakteristik campuran beserta nilai ITSnya, belum pernah dilakukan di tempat lain.
5 5 G. Hipotesis Penambahan zeolite sebagai filler pada aspal Buton Natural Asphalt Blend 75:25 dengan variasi abu batu diduga masih memenuhi spesifikasi Bina Marga pada lapisan Hot Rolled Sheet Base.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspal merupakan bahan pengikat dalam campuran perkerasan lentur, aspal juga mengurangi instrusi air masuk ke dalam lapisan perkerasan. Aspal yang digunakan untuk perkerasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prasarana jalan dan jembatan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan penelitian tentang perkerasan jalan, penggunaan bahan-bahan modifikasi yang bersumber dari bahan alami maupun buatan menjadi salah satu bentuk usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panjang jaringan jalan beraspal di Indonesia setiap tahun terus bertambah. Peningkatan pembangunan infrastruktur jalan menyebabkan kebutuhan material penyusun perkerasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama untuk menggerakkan roda perekonomian nasional, hal ini karena jalan memiliki peran penting dan strategis untuk mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya di lapangan, pada saat suatu kendaraan yang melintas di atas suatu perkerasan jalan, perkerasan jalan tersebut akan mendapatkan gaya tekan pada bagian atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asphalt concrete - wearing course merupakan lapisan yang terletak dibagian atas berdasarkan susunan perkerasan aspal dimana lapisan permukaan ini harus mampu menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan proses perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan. Perpindahan ini tentunya membutuhkan sarana dan prasarana agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat yang diiringi dengan peningkatan mobilitas penduduk. Salah satu prasarana transportasi adalah jalan yang
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:
KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Giavanny Hermanus Oscar H. Kaseke, Freddy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah, maka peranan sebuah jalan sangat penting sebagai prasarana perhubungan darat terutama untuk kesinambungan distribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat. Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan ekonomi hal ini mengakibatkan peningkatan mobilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal,aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciTUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA FILLER ASBUTON DALAM CAMPURAN MORTAR HOT ROLLED ASPHALT. Oleh : Erwin Wisnu Wardana Ragil Purwanto
TUGAS AKHIR EVALUASI KINERJA FILLER ASBUTON DALAM CAMPURAN MORTAR HOT ROLLED ASPHALT Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tahap Pendidikan Sarjana Jurusan Teknik Sipil Oleh : Erwin Wisnu Wardana 15095087
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B
PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B Sabaruddin Fakultas Teknik Universitas Khairun Kampus Gambesi Kotak Pos 53 - Ternate 97719 Ternate Selatan Telp. (0921)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapis perkerasan jalan adalah bagian terpenting dari struktur konstruksi jalan dalam mendukung beban lalu lintas kendaraan. Banyak sekali jalan-jalan yang mengalami
Lebih terperinciANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir
ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL Tugas Akhir Guna melengkapi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia terutama di kota besar sangat pesat, peningkatan pertumbuhan ini menyebabkan terjadinya pertumbuhan mobilitas arus lalu lintas terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal beton (Laston) sebagai bahan untuk konstruksi jalan sudah lama dikenal dan digunakan secara luas dalam pembuatan jalan. Penggunaannya pun di Indonesia dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkerasan jalan raya dibagi menjadi dua jenis yaitu perkerasan kaku (Rigid Pavement) dan perkerasan lentur (flexible Pavement) dan pada perkerasan lentur terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus meningkatkan berbagai sektor terutama ekonomi, industri dan infrastruktur.peningkatan pembangunan disegala bidang terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang sangat dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan lainnya, terutama bidang perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan konstruksi jalan raya sangat berkembang pesat, dimana semua aktifitas manusia banyak menggunakan transportasi darat, sehingga pembangunan maupun pemeliharaan
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS
KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS Prylita Rombot Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinci3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari campuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prasarana jalan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu daerah. Hal ini menuntut peningkatan sarana transportasi, baik dari segi kualitas maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat. Dengan melihat peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi jalan dikatakan baik apabila dapat memberikan rasa aman, nyaman dan ekonomis kepada pengguna jalan. Hal ini tidak terlepas dari kondisi perkerasan yang digunakan.
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR KUARSA GUNUNG BATU KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOLAKA SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE (HRS-WC)
PENGGUNAAN PASIR KUARSA GUNUNG BATU KECAMATAN BAULA KABUPATEN KOLAKA SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP CAMPURAN HOT ROLLED SHEET WEARING COURSE (HRS-WC) Nasrul Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciZEOLIT ALAM SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON (AC) DENGAN ASPAL PEN 60/70 DAN ASBUTON (BNA) BLEND 75:25
ZEOLIT ALAM SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON (AC) DENGAN ASPAL PEN 60/70 DAN ASBUTON (BNA) BLEND 75:25 Latif Budi Suparma Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas teknik, UGM Jl. Grafika No.2,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memikiki iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi dan juga kelembapan yang tinggi pada daerah perbukitan/pegunungan. Curah hujan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Lingkaran cincin api (ring of fire) Pasifik atau sabuk gempa Pasific (sircum Pasific seismic belt) yang mencakup wilayah panjang mencapai 0.000 km merupakan daerah dimana
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 ( ) ISSN:
KAJIAN KINERJA CAMPURAN LAPIS PONDASI JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI (HRS-BASE) BERGRADASI SENJANG DENGAN JENIS LAPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI (AC-BASE) BERGRADASI HALUS Meggie Huwae Oscar
Lebih terperinciPENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT
PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT Irwanto Sinaga NRP : 0221038 Pembimbing : Prof. Ir. Bambang Ismanto S, M.Sc, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hot Rolled Sheet (HRS) Menurut Kementerian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari dari campuran agregat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stone Matrix Asphalt atau disebut Split Mastic Asphalt (SMA) telah dikenal sejak pertengahan era tahun 1960-an di Jerman, merupakan jenis campuran beraspal panas yang
Lebih terperinciB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini volume dan beban kendaraan cenderung terus meningkat sehingga diperlukan suatu inovasi dalam bidang pemeliharaan jalan guna mempertahankan kinerja jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan suatu lapis perkerasan yang berada diantara permukaan tanah dengan roda kendaraan yang berfungsi memberikan rasa aman, nyaman dan ekonomis
Lebih terperinciAkhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT
Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT STUDI PENGGUNAAN PASIR PANTAI BAKAU SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON JENIS HOT ROLLED SHEET (HRS) AKHMAD BESTARI Dosen
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC
PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC Januardi 1) Abstrak Dalam Ditjen (2011), khusus pada sifat-sifat campuran perkerasan hanya terdapat standar untuk
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC
STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC Oleh : Denny Setiawan 3113 040 501 PROGRAM STUDI DIV TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini membawa konsekuensi meningkatnya pendapatan per kapita dan masuknya
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAFTAR
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:
PENGARUH PERUBAHAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LATASTON JENIS LAPIS PONDASI DAN LAPIS AUS Tri Utami Wardahni Oscar H.
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. ABSTRAK Hot rolled sheet Wearing Course (HRS WC) adalah campuran lapis tipis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perhatian terhadap masalah lingkungan mulai meningkat beberapa tahun belakangan ini. Kesadaran akan lingkungan telah mendorong usaha daur ulang untuk keperluan tertentu,
Lebih terperinciKamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
STUDI PERBANDINGAN NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN AGREGAT SUNGAI GRINDULU, SUNGAI LESTI, DAN BENGAWAN SOLO UNTUK LALULINTAS SEDANG Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pada umur perkerasan jalan tidak terlepas dari sifat bahan terutama aspal sebagai bahan pengikat. Sehingga diperlukan suatu terobosan baru dengan memodifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut, peningkatan mobilitas penduduk mengakibatkan banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi ABSTRAK xii ABSTRACT xiii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi
ANALISIS ITS (INDIRECT TENSILE STRENGTH) CAMPURAN AC (ASPHALT CONCRETE) YANG DIPADATKAN DENGAN APRS (ALAT PEMADAT ROLLER SLAB) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat ditemukan pertama kali di Babylon pada tahun 625 SM, tetapi perkerasan jenis ini tidak berkembang,
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN BETON ASPAL DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL. Tugas Akhir
ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN BETON ASPAL DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : Fahrudin
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN FILLER SEMEN DAN LAMA RENDAMAN BANJIR TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN SMA
PENGARUH PENAMBAHAN FILLER SEMEN DAN LAMA RENDAMAN BANJIR TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN SMA Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil Diajukan Oleh : Dian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinciPERENCANAAN CAMPURAN HRS-WC MENGGUNAKAN AGREGAT DAUR ULANG DARI SAMPEL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
PERENCANAAN CAMPURAN HRS-WC MENGGUNAKAN AGREGAT DAUR ULANG DARI SAMPEL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON Riza Mahendra Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya Jl. Yos Sudarso, Palangka Raya Hp. +6282329640007
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:
PENGARUH PERUBAHAN GRADASI DAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP BESARAN MARSHALL QUOTIENT PADA CAMPURAN ASPAL LATASTON Maria Rainy Lengkong Oscar H. Kaseke,
Lebih terperinciDAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang sangat penting. Di Indonesia sendiri, transportasi merupakan sarana penunjang berbagai aspek
Lebih terperinciPENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN LAPISAN TIPIS ASPAL BETON (HOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE)
PENGGUNAAN SPEN KATALIS PADA CAMPURAN LAPISAN TIPIS ASPAL BETON (HOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE) Rika Julitasari NRP : 0521036 Pembimbing Utama : Ir. Silvia Sukirman Pembimbing Pendamping : Samun Haris,
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:
PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN FRAKSI BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS BERGRADASI HALUS Windy J. Korua Oscar H. Kaseke, Lintong Elisabeth
Lebih terperinciPERANCANGAN LABORATORIUM CAMPURAN HRS-WC DENGAN PENGGUNAAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) SEBAGAI BAHAN ADDITIVE
Forum Teknik Sipil No. XVIII/-September 2008 921 PERANCANGAN LABORATORIUM CAMPURAN HRS-WC DENGAN PENGGUNAAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) SEBAGAI BAHAN ADDITIVE Howardy 1), Latif Budi Suparma 2), Iman Satyarno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi yang besar dan dampak samping terhadap lingkungan. Maka WMA dan CMA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makin hari makin panas ya di Indonesia, masih banyak penggunaan teknologi di Indonesia yang tidak ramah lingkungan, seperti hal nya dalam konstruksi jalan raya di Indonesia
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK
VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK Lapis permukaan konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang paling besar menerima beban. Oleh sebab itu
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK
TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S 1) Disusun oleh : PRIYOGI
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
KARAKTERISTIK CAMPURAN PANAS ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE DENGAN BAHAN PENGIKAT SEMARBUT TIPE II Characteristic of Hot Mix Asphalt Concrete Wearing Course With Semarbut Tipe II Binder SKRIPSI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting pada pengembangan kehidupan dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Jalan dikembangkan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar perkerasan jalan yang sering digunakan adalah perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan jenis campuran yang digunakan adalah Asphalt Concrete (AC) atau
Lebih terperinciPOTENSI PENGGUNAAN LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI AGREGAT PENGISI PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET-BASE
POTENSI PENGGUNAAN LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI AGREGAT PENGISI PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET-BASE Latif Budi Suparma Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC
KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC Rizky Mamangkey O.H. Kaseke, F. Jansen, M.R.E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa adalah pembangunan jalan Daendles pada zaman Belanda, yang dibangun dari Anyer di Banten sampai
Lebih terperinciPENGARUH KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA ABSTRAK
VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 PENGARUH KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA M. Aminsyah 1 ABSTRAK Penyediaan material konstruksi jalan yang sesuai dengan persyaratan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdullah.(1998):Pemanfaatan Asbuton untuk Lasbutag dan Latasbusir, Direktorat
Daftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA Abdullah.(1998):Pemanfaatan Asbuton untuk Lasbutag dan Latasbusir, Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta. Ade I,Afnidas., Nugroho A, Alan.(2008):Studi Komparasi Antara Beton
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Aspal Beton Lapis Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstuksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG
PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG Fergianti Suawah O. H. Kaseke, T. K. Sendow Fakultas Teknik, Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terdiri dari hasil pengujian agregat, pengujian
Lebih terperinciPENGGUNAAN ASPAL BUTON TIPE RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN SUSUN CAMPURAN HRS-B
Penggunaan Aspal Buton.. Campuran HRS-B PENGGUNAAN ASPAL BUTON TIPE RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN SUSUN CAMPURAN HRS-B Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang transportasi adalah pembangunan sarana dan prasarana berupa jalan yang sangat penting bagi suatu daerah atau wilayah sehingga dapat saling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Menurut Sukirman, (2007), aspal didefinisikan sebagai material perekat berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun
Lebih terperinciAgus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4
STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRSWC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan
Lebih terperinciPENGARUH ASBUTON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PERKERASAN DAUR ULANG DENGAN PEREMAJA OLI BEKAS DAN SOLAR
PENGARUH ASBUTON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PERKERASAN DAUR ULANG DENGAN PEREMAJA OLI BEKAS DAN SOLAR Ludfi Djakfar 1, Hendi Bowoputro 1, Achmad Wicaksono 1, Gagoek Soenar P. 1 1 Dosen / Jurusan Teknik
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN BETON ASPAL DENGAN LIMBAH PLTU SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT SEBAGIAN TESIS ROBBY TRIAWAN NIM :
KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON ASPAL DENGAN LIMBAH PLTU SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT SEBAGIAN TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciABSTRAKSI. Kata kunci : filler lumpur lapindo, HRS, laston, parameter uji Marshall, kadar aspal optimum
PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI FILLER PADA PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA Muhammad Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Lebih terperinciPENGGUNAAN ABU BATU KAPUR DESA BUHUT JAYA KABUPATEN KAPUAS SEBAGAI TAMBAHAN FILLER
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 153 PENGGUNAAN ABU BATU KAPUR DESA BUHUT JAYA KABUPATEN KAPUAS SEBAGAI TAMBAHAN FILLER PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET-BASE (HRS-BASE) Oleh: Hendri Agung 1), Supiyan 2),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan prasarana yang sangat penting dalam aksessibilitas untuk melakukan pergerakan atau mobilisasi baik orang maupun barang, selain itu jalan raya berperan
Lebih terperinciBerdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas:
17 BABUI LANDASAN TEORI 3.1 Perkerasan Jalan Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas: 1. Konstmksi perkerasan lentur ("fleksibel pavement"), yaitu perkerasan yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pesatnya pertumbuhan lalu lintas cenderung memperpendek umur rencana dari perkerasan lentur (sarana tranportasi darat), membuat pada pelayanan semakin meningkat. Umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang berkembang seperti saat ini pembangunan sarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang berkembang seperti saat ini pembangunan sarana transportasi jalan raya memegang peranan yang sangat penting. Kondisi jalan raya yang baik sangat berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki pertumbuhan penduduk sangat pesat. Pertumbuhan tersebut akan menjadikan tingkat permintaan transporasi meningkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Menurut Totomihardjo (1995), perkerasan adalah suatu lapis tambahan yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus yang
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
OPTIMALISASI PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BERASPAL PANAS (ASPHALTIC CONCRETE) TIPE AC-BASE COURSE (AC-BASE) DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL MODIFIKASI ASBUTON (BNA) (Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalulintas. Agregat yang dipakai antara lain adalah batu pecah,
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON
PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspal dapat digunakan sebagai wearing course, binder course, base course dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asphalt Treated Base (ATB) Departemen Pekerjaan Umum (1983) disebutkan bahwa konstruksi beton aspal dapat digunakan sebagai wearing course, binder course, base course dan subbase
Lebih terperinci