BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989:"

Transkripsi

1 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan sebagai rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian kongkret, gambaran mental dari objek apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar dan penyamaan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari kesalahan yang dapat mengaburkan tujuan penelitian Imlek Tahun Baru China merupakan hari raya yang paling penting dalam masyarakat China. Perayaan Tahun Baru China juga dikenal sebagai 春節 Chūnjié (Festival Musim Semi / Spring Festival), 農曆新年 Nónglì Xīnnián (Tahun Baru), atau 過年 Guònián atau sin tjia. Diluar daratan China, Tahun Baru China lebih dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. Kata Imlek ( 阴历 : Im = Bulan, Lek = penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau mandarinya yin li yang berarti kalender bulan. Perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan pada tanggal 1 hingga tanggal 15 pada bulan ke-1 penanggalan kalender China yang

2 menggabungkan perhitungan matahari, bulan, 2 energi yin-yang, konstelasi bintang atau astrologi shio, 24 musim, dan 5 unsur. (Festival Musim Semi). Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: 正月 ; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti malam pergantian tahun Karena seperlima penghuni bumi ini adalah orang China, maka Tahun Baru China hampir dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang China, keturunan China atau pecinan. Banyak bangsa yang bertetangga dengan China turut merayakan Tahun Baru China seperti Taiwan, Korea, Mongolia, Vietnam, Nepal, Mongolia, Bhutan, dan Jepang. Khusus di daratan China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan negara-negara yang memiliki penduduk beretnis China, Tahun Baru China dirayakan dan sebagian telah berakultrasi dengan budaya setempat. Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut

3 Di Indonesia, selama tahun , perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek. Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindak lanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun Tradisi-tradisi Imlek Secara tradisional, perayaan Sin Cia atau Tahun Baru Imlek berlangsung selama 15 hari, adapun tradisi-tradisi yang dilakukan adalah: (0) Malam menjelang Imlek. Sejak tengah malam menjelang Imlek, sudah dilakukan acara makan malam bersama. Kemudian setelah itu upacara sembahyang menyambut kedatangan dewa-dewi dilakukan. Pintu, jendela dibuka, lampu-lampu dinyalakan,lentera dan lampion juga dinyalakan dan digantungkan. Agar keberuntungan tahun baru masuk dan kehidupan terang sepanjang tahun. Upacara menyambut tahun baru juga banyak dilakukan di rumah-rumah ibadah. Kemudian

4 pada malam menyambut Imlek masyarakat Tionghoa membakar petasan guna mengusir rohroh jahat. (1) Hari ke-1. Hari ini, pakaian baru dikenakan, yang lebih muda mencari yang lebih tua di keluarga dan mengucapkan Xin Nian Kuai Le (Mandarin) atau Sin Ni Khoai Lok (Hokkian) atau San Nin Faai Lok (Cantonese) yang artinya Selamat Tahun Baru. Sudah menjadi tradisi, orang tua akan memberikan ang pau kepada anak-anaknya. Yang lebih tua juga memberikan ang pau kepada yang lebih muda. Hari pertama ini aktivitas dan kunjungan umumnya difokuskan kepada keluarga inti dan dekat. (2) Hari ke-2. Hari dimana melakukan sembahyang kepada dewa-dewi dan leluhur. Mengucap syukur atas berkah dan lindungan yang diberikan. Mengenang leluhur yang sudah tiada, yang mana tanpa mereka tidak akan ada diri kita. Bagi pebisnis dari etnik Cantonese (Kong fu), hari ini mereka melakukan doa Hoi Nin dengan pengharapan agar bisnis mereka lebih berkembang dan sukses dan memulai aktivitas bisnis lagi. Hari ini juga dipakai untuk mengunjungi dan bersilahturahmi dengan handai taulan dan sahabat. (3) Hari ke-3 dan ke-4. umumnya kedua hari ini kurang diminati dan dianggap tidak baik untuk menyambangi sahabat dan relasi, juga tidak bagus untuk memulai aktivitas bisnis. Latar belakang nya ialah karena: 1. Kedua hari ini dikenal sebagai chi kou yang artinya mudah terlibat perdebatan, penyebabnya karena hidangan goreng yang dikonsumsi selama kedua hari pertama Sin Cia.

5 2. Keluarga yang salah satu anggota dekatnya meninggal dunia selama 3 tahun terakhir tidak akan keluar rumah, ini sebagai penghormatan kepada mendiang tersebut. Jadi hari ketiga Imlek umumnya dipakai untuk berziarah ke kuburan, mendoakan anggota keluarga yang sudah tiada. (4) Hari ke-5. Hari ini dikenal sebagai po wu yang berarti menyingkirkan yang lima. Hari ini dipakai untuk hari bersih-bersih, semua sampah dibuang dan sisa-sisa sesajian juga di buang. Melihat cuaca hari itu untuk melihat apakah tahun itu penuh kesuraman atau kedamaian. Hari ini juga adalah hari ulang tahun Dewa Kekayaan, jadi bagi yang percaya akan melakukan sembahyang khusus bagi Dewa Kekayaan. Umumnya hari ini semua kegiatan bisnis sudah buka dan dimulai lagi. Aktivitas menyapu sudah diperkenankan lagi. (4) Hari ke-6. Pada hari ini masyarkat Tionghoa mengisinya dengan mengunjungi rumah ibadah untuk berdoa dan juga digunakan untuk mengunjungi keluarga dan teman yang masih belum sempat ditemui untuk mempererat silaturahmi. Pada hari ini selain mengunjungi keluarga yang belum dikunjungi juga digunakan untuk membagikan angpau bagi keluarga yang belum memberikan dan mendapatkan angpau. (5) Hari ke-7. Disebut sebagai ren ri atau hari ulang tahun semua orang. Hari ini dianggap sebagai hari dimana semua orang bertambah usianya. Hari dimana hidangan yu sheng (salad ikan) disantap kembali. Orang-orang akan berkumpul dan bersama-sama melambungkan yu sheng

6 dan berharap agar kekayaan dan kemakmuran yang tinggi dan berkesinambungan. Yu sheng kalau diucapkan sama bunyinya dengan bertambah surplusnya. (6) Hari ke-8. Bagi orang-orang Hokkian, hari ini mereka mengadakan makan malam reuni lagi. Namun zaman sekarang ini di kota Pematangsiantar sudah tidak banyak lagi masyarakat Tionghoa yang bersuku hokkian yang melakukan makan malam ini dikarenakan kesibukan yang dimiliki oleh setiap keluarga. (7) Hari ke-9 Hari ulang tahun Dewa Jade Emperor, jadi saatnya untuk memanjatkan doa dan mengucapkan selamat ulang tahun bagi Dewa Jade Emperor 玉皇大帝 (yu huang da di)yaitu dewa pemimpin langit atau raja langit. Hari ke 9 ini disebut-sebut juga sebagai hari Imlek nya orang Hokkian. Ini disebabkan pada hari ini orang Hokkian melakukan sembahyang mengucap syukur kepada Thian (Tuhan) dengan sajian utamanya adalah tebu. Tebu dipakai dan diperingati, karena berabad-abad silam suku Hokkian dapat selamat dari pembantaian dengan bersembunyi di perkebunan tebu. (8) Hari ke-10 sampai hari ke-12. Hari-hari meneruskan perayaan Imlek dengan keluarga dan sahabat. (9) Hari ke-13. Hari dimana makanan vegetarian (cia cai) dikonsumsi. Ini perlu dilakukan untuk membersihkan perut setalah dua minggu mengkonsumsi aneka makanan walaupun masyarakat tersebut bukanlah vegetarian. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan.

7 (10) Hari ke-14. Dipakai untuk menyiapkan diri untuk perayaan Cap Go Meh. Pada hari ini biasanya masyarakat kembali membersihkan rumah agar pada perayaan Cap Go Meh rumah dalam keadaan baik dan bersih. (11) Hari ke-15. Menandakan malam dengan bulan purnama yang pertama kalinya setelah Imlek, makanya disebut juga sebagai yuan xiao jie (malam pertama bulan purnama) atau Cap Go Meh (dialek Hokkian). Makan malam reuni diadakan lagi. Tang yuen (semacam onde dengan isi), simbolisme dari bulan purnama dan kebersamaan dikonsumsi. Demikianlah perayaan Imlek diawali pada bulan baru di hari pertama dan berakhir pada bulan purnama di hari ke lima belas adalah tradisi dan perayaan yang kaya dan sarat dengan makna yang adhi luhur dan positif. Bukan sekedar hura-hura dan urusan memberikan ang pau saja Masyarakat Tionghoa Masyarakat adalah suatu kesatuan manusia yang berinteraksi dan bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu, dimana setiap anggota masyarakat terikat suatu rasa identitas bersama (Koentjaningrat, 1985: 60). Masyarakat manusia juga merupakan system hubungan social (social relation system) yang utama. Hubungan ini ditentukan oleh kebudayaan manusia. Untuk mencapai persatuan

8 dan integrasi melalui kebudayaan anggota masyarakat perlu belajar dan memperoleh warisan kebudayaan, termasuk apa yang diharapkan oleh mereka dalam suatu keadaan tertentu. Tionghoa adalah adat istiadat yang dibuat sendiri oleh orang di Indonesia berasal dari kata zhonghuo dalam mandarin. Zhonghua dalam dialek Hokkian dilafalkan sebagai Tionghoa. Suku bangsa Tionghoa (biasa disebut juga China) di Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin (Hakka). Dalam bahasa Mandarin mereka disebut Tangren (Hanzi: 唐人, "orang Tang"). Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa-Indonesia mayoritas berasal dari Cina selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang, sementara orang Cina utara menyebut diri mereka sebagai orang Han (Hanzi: 漢人, hanyu pinyin: hanren, "orang Han"). Suku bangsa Tionghoa di Indonesia merupakan keturunan dari leluhur mereka yang berimigrasi secara periodik dan bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu. Catatan-catatan literatur Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan kerajaan kuno di Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya. Dalam perkembangan zaman, maka masyarakat Tionghoa di Indonesia mengalami polarisasi sosial, sesuai dengan tempat ia berada. Di Jakarta misalnya, masyarakat Tionghoa berinteraksi dengan kebudayaan Betawi. bahkan sebahagian dari etnik Tionghoa ini masuk dan melebur diri menjadi etnik Betawi, atau memakai dwisuku yaitu Tionghoa dan Betawi

9 sekali gus. Di antara mereka ada yang beragama Buddha, Konghucu, Islam, dan Kristen. Di berbagai kawasan di Pulau Jawa mereka juga melakukan akulturasi dan strategi adaptasi kebudayaan dengan etnik Sunda dan Jawa. Mereka menggunakan nama-nama Melayu, Jawa, dan Sunda sebagai bahagian dari strategi adaptasi budaya ini. Selain itu, mereka juga menggunakan berbagai unsur kebudayaan setempat seperti bahasa, busana, adat-istiadat, percampuran perkawinan, dan lain-lain. Demikian pula yang terjadi dalam kebudayaan masyarakat pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Di kawasan ini masyarakat Tionghoa yang berjumlah sekitar 3 persen itu melakukan strategi adaptasi kebudayaan. Di Pematang Siantar ini yang terdiri dari etnik Batak Toba, Simalungun, Jawa, dan lainnya, mendasarkan keberadaan budaya pada konsep bhinnekata tunggal ika, yang artinya biar berbeda-beda tetapi tetap satu juga dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu mari kita lihat keberadaan mayarakat Tionghoa di Kota Pematang Siantar Kota Pematang Siantar Secara geografis kota Pemtang Siantar terletak diantara Lintang Utara dan Bujur Timur. Kota ini terletak pada ketinggian 400 meter diatas permukaan laut. Seluruh kota Pematang Siantar memiliki luas wilayah 79,07 kilometerpersegi. Kota Pematang Siantar mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum antara 23,2-24,1 Celcius dan suhu maksimum berkisar antara 30,6-34,1 Celcius. Selain itu, karena letaknya hanya 400 di atas permukaan laut maka suhu di daerah ini umumnya tidak terlalu dingin.

10 Jumlah penduduk di Kota Pematang Siantar tahun 2008 sebanyak jiwa, dengan rumah tangga sebanyak rumah tangga. Dengan luas wilayah sekitar 79,97 kilometer persegi, maka tingkat penduduk Kota Pematangsiantar kira-kira jiwa perkilometer persegi. Sebagian besar penduduk hidup sebagai pegawai, karyawan, pedagang dan wiraswasta, dan hanya sebagian kecil yang hidup sebagai petani. Pematang Siantar adalah kota yang majemuk, baik dalam hal suku maupun agama. Meskipun kota ini dikelilingi kabupaten Simalungun, namun data statistic menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kota Pematang Siantar adalah suku Batak Toba (Tapanuli) sebanyak 47,4 persen, disusul oleh suku jawa diurutan kedua sebanyak 25,5 persen, baru Simalungun 6,6 persen diurutan keluarga. Selebihnya adalah Madina 5,6 persen, Cina 3,7 persen, Minang 2,4 persen dan Karo 1,7 persen. Sisanya daalah Melayu, Pakpak, Aceh dan sebagainya. Agama yang dianut pun beraneka ragam. Mayoritas adalah Kristen Protestan sebanyak 44,4 persen, disusul oleh Islam 43,6 persen, Buddha 6,6 persen, Katolik 5 persen, sisanya adalah Hindu, Konghucu, dan lain-lain. Polarisasi agama dan etnik adalah sebahagian besar penganut Protestan dan Katolik adalah etnik batak Toba dan Simalungun. Sementara itu, agama Islam mayoritas dianut oleh suku Jawa, Mandailing, Melayu, Aceh, dan lainnya. Orang-orang Tionghoa di Kota Pematang Siantar umumnya mayoritas beragama Budha dan Konghucu, dan juga Protestan dan Katolik. Orang Tionghoa yang beragama Protestan umumnya berada dalam organisasi Gereja Methodis. Orang Tionghoa yang beragama Islam biasanya masuk ke dalam kelompok ahlusunnah wal jamaah atau Sunni dan sebahagian adalah dalam organisasi Muhammadiyah.

11 Orang-orang Tionghoa muslim ada yang menyatu dalam kelompok PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Secara perekonomian, masyarakat Tionghoa di Kota Pematang Siantar umumnya adalah bergerak di bidang perniagaan menjadi pedagang. Mereka membuka mal, toko serba ada, kedai sampah, kedai grosir, perniagaan alat-alat industri, makanan dan minuman (yang terkenal salah satu di antaranya adalah kopi tiam Sedap, dan juga roti ganda khas Pematang Siantar), usaha perkebunan, dan lain-lainnya. Di antara masyarakat Tionghoa ini ada juga yang berusaha sebagai penanam sayur-mayur, yang selalu disebut sebagai Cina kebun sayur. Bagaimanapun, orang Tionghoa umumnya ulet dalam usaha perdagangan ini, termasuk di Kota Pematang Siantar. Di antara kota-kota di Sumatera Utara, kota Pematang Siantar adalah kota terbesar kedua setelah kota Medan, tidak hanya dalam hal penduduk atpi juga dalam hal industri. Sektor industri merupakan tulang punggung perekonomian kota ini, dan memberikan kontribusi terbesar pada kegiatan ekonomi. Dikota Pematang Siantar terdapat 45 perusahaan industry besar dan sedang yang menyerap tenaga kerja lebuh dari orang. Pada tahun 2006 industri besar dan sedang menghasilkan nilai produksi sebesar Rp. 2,59 triliun, dan memberikan nilai tambah sebesar Rp 1,2 triliun. Hasil industry antara lain dalah rokok putih filter dan non filter serta tepung tapioca. Salah satu pabrik rokok terkenal di Sumatera Utara terdapat di Kota ini yaitu Pabrik Rokok Sumatera Tobacco Trading Company (STTC). Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Pematang Siantar merupakan daerah kerajaan Siantar, yang berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir Dinasti keturunan marga Damanik ialah Tuan Sangnawaluh Damanik, yang memegang kekuasaan

12 sebagai raja tahun Setelah Belanda memasuki Sumatera Utara, Simalungun menjadi daerah kekuasaannya, sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan para raja-raja. Contreleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematang Siantar. Sejak itu Pematangsianta berubah menjadi daerah ynag banyak dikunjungi pendatang baru. Bangsa Cina mendiami kawasan Timbang Galung dan Kampung Melayu. Berdasarkan Staadblad Belanda Nomor 285 tanggal 1 Juli 1917, Pematangsiantar kemudian berubah menjadi Gemeente yang punya kewenangan otonomi sendiri. Sejak 1 Januari 1939 berdasarkan StaadBlad Nomor 717 Kota Siantar berubah menjadi Gemeente yang punya Dewan Kota. Pada masa pendudukan Jepang berubah menjadi Siantar State dan menghapuskan Dewan Kota. Kemudian setelah proklamasi kemerdekaan, berdasarkan UU Nomor 22/1948, status Gemeente dirubah menjadi ibukota Kabupaten Simalungun dan walikotanya dirangkap Bupati Simalungun hingga tahun Berdasarkan UU Nomor 1/1957 berubah menjadi Kotapraja penuh. Dengan keluarnya UU Nomor 18/1965 berubah menjadi Kotamadya dan berdasarkan UU Nomor 5/1974, tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, resmi menjadi Kotamadya Pematangsiantar, dan dengan keluarnya UU No.5/1974 Tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah berubah menjadi Daerah Tingkat II Pematang Siantar, dan sejak 1999 nama Kotamadya Pematang Siantar berubah menjadi Kota Pematang Siantar.

13 Gambar 1: Peta Kota Pematang Siantar 2.2 Landasan Teori Untuk mengkaji fungsi tahun baru Imlek dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa Kota Pematang Siantar penulis menggunakan teori fungsionalisme yang lazim digunakan di dalam ilmu antropologi. Di sisi lain untuk mengkaji makna aktivitas perayaan Imlek dalam

14 masyarakat Tionghoa di Kota Pematang Siantar ini, penulis menggunakan teori semiotik. Kedua teori ini dijabarkan secara detil sebagai berikut Teori Fungsionalisme Teori Fungsionalisme dalam ilmu Antropologi Budaya mulai dikembangkan oleh seorang pakar yang sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski( ).Ia lahir di Cracow, Polandia sebagai putra bangsawan Polandia. Ia mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk menganalisis fungsi kebudayaan manusia, yang disebutnya dengan teori fungsionalisme kebudayaan atau a funcitionaly theory of culture. Bagi Malinowski dalam (T.O. Ihroni 2006), mengajukan sebuah orientasi teori yang dinamakan fungsionalisme, yang beranggapan atau berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat dimana unsur itu terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsionalisme terhadap kebudayaan mempertahankan bahwa setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat, memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam kebudayaan yang bersangkutan. Pemikiran Malinowski mengenai syarat-syarat metode geografi berintegrasi secara fungsional dan dikembangkan dalam kuliah-kuliahnya tentang metode-metode penelitian lapangan dalam masa penulisannya ketiga buku etnografi menegenai kebudayaan Trobiand selanjutnya, menyebabkan bahawa konsepnya mengenai fungsi social dari adat,tingkah laku manusia, dan pranata-pranata social menjadi mantap juga.

15 Dalam hal itu ia membedakan antara fungsi social dalam tiga tongkat abstraksi (Koentjaraningrat,1987:167), yaitu: 1. Fungsi social dari suatu adat, pranata social atau unsure kebudayaan pada tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap adat. Tingkah laku manusia dan pranata social yang lain dalam masyarakat. 2. Fungsi social dari suatu adat, pranata social ataupun unsure kebudayaan pada tingkat abstraksi kedua mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap kebutuhan suatu adat atau pranata lain untuk mencapai maksudnya, seperti yang dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang bersangkutan. 3. Fungsi social dari suatu adat, pranata social ataupun unsure kebudayaan pada tingkat abstraksi ketiga mengenai pengaruh atau efeknya, terhadap kebutuhan mutlak untuk berlangsungnya secara integrasi dari suatu system social tertentu. Contohnya : unsur kebudayaan yang memenuhi kebutuhan akan makanan menimbulkan kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan untuk kerja sama dalam pengumpulan makanan atau untuk produksi Teori Semiotik Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda atau sign dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Secara umum, semiotik didefinisikan sebagai berikut. Semiotics

16 is usually defined as a general philosophical theory dealing with the production of signs and symbols as part of code systems which are used to communicate information. Semiotics includes visual and verbal as well as tactile and olfactory signs (all signs or signals which are accessible to and can be perceived by all our senses) as they form code systems which systematically communicate information or massages in literary every field of human behaviour and enterprise. (Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia). Menurut Barthes dalam (Kusumarini:2006). Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan pertanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan pertanda yang didalamnya beroprasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti Di dalam semiologi Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna. Sebagai reaksi untuk melawan keharfiahan denotasi yang bersifat opresif ini, Barthes mencoba menyingkirkan dan menolaknya. Baginya yang ada hanyalah konotasi. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa makna

17 harfiah merupakan sesuatu yang bersifat alamiah (Budiman, 1999:22). Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Di dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda. Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau dengan kata lain, mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran kedua. Di dalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda. 2.3 Tinjauan Pustaka W. Sofiani, Skripsi (2011) : Fungsi dan makna makanan tradisional pada perayaan upacara budaya masyarakat tionghoa. Skripsi ini menjelaskan bahwa makanan mempunyai fungsi majemuk dalam masyarakat setiap bangsa. Fungsi tersebut bukan hanya sebagai fungsi biologis, tetapi juga sebagai fungsi social, budaya, dan agama. Makanan erat kaitannya dengan tradisi suatu masyarakat setempat. Oleh karenya makanan memiliki fenomena lokal. Seluruh aspek dari makanan tersebut merupakan bagian dari warisan tradisi suatu golongan masyarakat. Makanan tradisional dapat menjadi asset atau modal bagi suatu bangsa untuk mempertahankan nilai kebiasaan dari suatu masyarakat yang dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri. Yohana, skripsi (2011) : Bentuk. Makna, dan fungsi ornamen yang digunakan dalam perayaan tahun baru imlek oleh masyarakat tionghoa di kota Medan. Skripsi ini menjelaskan tentang ornament yang paling diminati adalah lampion. Mereka memasang Chinese Lampion

18 yang bertuliskan huruf Cina. Tulisan-tulisan itu memiliki beragam makna dan doa meminta keberkahan di tahun baru. Permanasari, skripsi (2008) : Makna dan tradisi perayaan tahun baru imlek dewasa ini : studi kasus pada beberapa warga etnis china di kota Bogor. Skripsi ini menjelaskan bahwa sebagian etnis china di kota Bogor merayakan tahun baru imlek. Telah terjadi perubahan dalam pemahaman dan pelaksanaan tradisi perayaan tahun baru imlek, telah terjadi perubahan dalam pemahaman dan pelaksanaan tradisi perayaan tahun baru imlek bagi etnis china di kota Bogor. Penulis berpendapat bahwa faktor penguasaan bahasa dan pemahaman akan tradisi budaya china serta keadaan lingkungan sosial budaya, sebagai penyebab berbagai perubahan yang terjadi.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MAKNA PENYAMBUTAN IMLEK PADA MASYARAKAT TIONGHOA DI PEMATANG SIANTAR

FUNGSI DAN MAKNA PENYAMBUTAN IMLEK PADA MASYARAKAT TIONGHOA DI PEMATANG SIANTAR FUNGSI DAN MAKNA PENYAMBUTAN IMLEK PADA MASYARAKAT TIONGHOA DI PEMATANG SIANTAR SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA: YOAN SILVIANA NIM: 080710013 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN SASTRA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33). BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Penjelasan dalam bab II ini yang terdiri dari tinjauan pustaka, konsep, dan landasan teori tentang Fungsi dan Makna Makanan Tradisional pada perayaan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek).

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/tahun_baru_imlek). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendengar istilah Tahun Baru Imlek tentu semua orang sudah tidak asing lagi, ini dikarenakan Tahun Baru Imlek adalah sebuah tradisi yang tentunya sudah semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa

Kata Kunci :Tionghoa-Indonesia; Marga; Tionghoa; Etnis Tionghoa - Indoneisa ABSTRAKSI Tionghoa-Indonesia adalah salah satu etnis di Indonesia yang asal usul mereka dari Tiongkok.Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongnyin

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dalam istilah kongkret,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dalam istilah kongkret, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan rancangan ide pemikirian yang akan dituangkan secara konkret melalui pemahaman dan pengertian dari para ahli. Konsep merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Stabat memiiliki luas daerah 90.46 km², merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus penduduk terpadat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan upacara tradisional suatu masyarakat umumnya sangat menarik untuk diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, dengan memiliki berbagai suku, bahasa, dan agama

Lebih terperinci

BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak

BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN 2.1 Kota Pematang Kota Pematang adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematang yang

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan penyelidikan atau mempelajarinya (KBBI, 2003:1998). Pustaka adalah kitab-kitab;

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Perayaan Tahun Baru Imlek 2015 di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur yang patut dilestarikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman etnis, budaya, adat-istiadat serta agama. Diantara banyaknya agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di

BAB I PENDAHULUAN. Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimanapun masyarakat Cina berada, termasuk masyarakat Tionghoa di Indonesia, merupakan suatu kelompok masyarakat yang penuh dengan segala macam legenda, misteri, dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah suatu abstraksi untuk menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Pengertian konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang sadar akan pentingnya waktu. Dimensi waktu yang dilalui manusia selalu menghasilkan berbagai peristiwa penting, baik itu untuk

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kajian merupakan hasil dari penelitian terdahulu yang memaparkan pandangan dan analisis yang berhubungan dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456).

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456). gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456). Konsep merupakan peta perencanaan untuk masa depan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tiongkok adalah negara besar yang terkenal di seluruh dunia dan memiliki Tembok Besar (Great Wall) yang diakui sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Tiongkok merupakan

Lebih terperinci

BAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar

BAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar BAB II Gambaran Umum Kotamadya Tingkat II Pematangsiantar 2.1 Letak Geografis Dilihat dari letak geografisnya Pematangsiantar sebagai Kotamadya tingkat II terletak di 3.01-2.54, 40 Lintang Utara dan 99.06,

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam agama, suku bangsa dan keturunan, baik dari keturunan Cina, India, Arab dan lain-lain. Setiap golongan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecamatan Lembah Melintang adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman Barat dibentuk dari hasil pemekaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 )

BAB V PENUTUP. Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Wonosobo sebagai kota di dirikannya kelenteng Hok Hoo Bio ( 福和庙 ) merupakan daerah dataran tinggi yang cukup dingin. Gunung Sindoro dan gunung Sumbing sebagai ciri khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, maka sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian. Konsep juga dapat diartikan sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian. Konsep juga dapat diartikan sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan suatu pernyataan singkat tentang fenomena atau kejadian. Konsep juga dapat diartikan sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. Jakarta sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki beragam etnis

BAB 5 RINGKASAN. Jakarta sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki beragam etnis BAB 5 RINGKASAN Jakarta sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki beragam etnis atau suku bangsa tinggal di dalamnya. Salah satu etnis yang paling menonjol perannya dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang multi kultural dan multi etnis. Keberadaan etnis Cina di Indonesia diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5. Secara umum etnis Cina

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. tinjauan pustaka tentang Keberadaan dan Fungsi Xiangqi bagi Masyarakat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. tinjauan pustaka tentang Keberadaan dan Fungsi Xiangqi bagi Masyarakat BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA Penjelasan dalam hal ini yang terdiri dari konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka tentang Keberadaan dan Fungsi Xiangqi bagi Masyarakat Tionghoa

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc. Modul ke: 03 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Identitas Nasional Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1. Pengertian Identitas Nasional 2. Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akhirnya menetap di Indonesia. Mereka berbaur dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. namun akhirnya menetap di Indonesia. Mereka berbaur dengan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etnis Tionghoa adalah salah satu etnis yang ada di Indonesia. Etnis ini berasal dari Tiongkok. Mereka adalah pedagang yang berlayar mencari rempahrempah namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan dan beribukotakan Pontianak. Luas wilayah provinsi Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua karya tulis seperti

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua karya tulis seperti BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua karya tulis seperti buku, skripsi, jurnal, tesis dan karya ilmiah lainnya yang dikutip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang berbeda, namun antara bahasa dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kebutuhan terhadap pangan. Budaya mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kebutuhan terhadap pangan. Budaya mempengaruhi seseorang dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan gizi seseorang berkaitan erat dengan pola makan. Pola makan yang baik biasanya diiringi dengan tingkat keadaan gizi yang baik, atau apabila baik konsumsi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kelebihan bangsa Indonesia adalah adanya keanekaragaman penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat dan tentu masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik dan memiliki wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki keanekaragaman suku yang tersebar diseluruh bagian tanah air. Masing-masing dari suku tersebut memiliki sejarahnya tersendiri. Selain

Lebih terperinci

Written by Imam S. Arizal Sunday, 06 February :39 - Last Updated Sunday, 06 February :49

Written by Imam S. Arizal Sunday, 06 February :39 - Last Updated Sunday, 06 February :49 Tanggal 3 Februari 2011 kita semua merayakan Hari Raya Imlek 2562. Bagi penganut Tao, Kong Hu Cu atau Budha yang merayakan Imlek dengan ritual keagamaan mereka. Bagi kita yang bukan penganut agama-agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah utama yang sedang dihadapi dan masih

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah utama yang sedang dihadapi dan masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah utama yang sedang dihadapi dan masih belum terselesaikan di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut laporan Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang memiliki keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki suatu bangsa dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Dalam pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai kedatangan Etnis Tionghoa ke Indonesia baik sebagai pedagang maupun imigran serta terjalinnya hubungan yang

Lebih terperinci

BAB VII RAGAM SIMPUL

BAB VII RAGAM SIMPUL BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan metabolisme tubuh, atau hanya sekadar untuk menyenangkan perut.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan metabolisme tubuh, atau hanya sekadar untuk menyenangkan perut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makan merupakan kebutuhan paling dasar dan utama bagi setiap makhluk hidup yang sifatnya naluriah, tetapi jenis makanan apa yang layak dan tidak layak dimakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ada di luar nusantara. Keragaman suku bangsa tersebut membuat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ada di luar nusantara. Keragaman suku bangsa tersebut membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota yang sangat heterogen dari segi penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di nusantara tetapi juga suku bangsa yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah satu penyumbang kemajemukan di Indonesia karena masyarakatnya yang tidak hanya terdiri dari

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan luas 5.193.250 kilometer persegi 1 sudah pasti menyebabkan munculnya keanekaragaman dan kemajemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Uraian yang terdapat pada bab dua yaitu terdiri dari tinjauan pustaka, konsep dan landasan teori tentang Fungsi dan Makna Arak Putih dalam budaya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk makan. Dalam upayanya untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan makan. Makanan adalah sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan sebuah kebisaan yang lahir atas dasar perilaku seharihari yang dianggap berkaitan erat dengan kehidupan dan proses perilaku kebiasaan itu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Semua etnis memiliki budaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan etnis Tionghoa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan etnis Tionghoa merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan etnis Tionghoa merupakan masalah yang krusial dalam tatanan pemerintahan Soeharto. Masalah tersebut begitu kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Sejarah Palembang yang pernah menjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial, 8 (PIS) adalah : barongsai, wayang orang dan wayang potehi yang bercerita tentang kerajaan cina kuno dan atraksi tersebut akan terus dikembangkan agar tetap menarik bagi pengunjung. BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan sebagai rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian kongkret,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk melebihi 200 juta penduduk, bangsa Indonesia terdiri dari multi ras, etnis, kultur, dan agama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keberadaan manusia di dunia ini, maka kita akan dapat menemukan

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keberadaan manusia di dunia ini, maka kita akan dapat menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat keberadaan manusia di dunia ini, maka kita akan dapat menemukan berbagai keberadaannya yang kompleks. Mulai dari ia adalah makhluk hidup, tetapi tidak dikategorikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai

I. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah kecil orang India, Arab, dan Tionghoa telah datang dan menghuni beberapa tempat di Nusantara sejak dahulu kala pada zaman kerajaan kuno. Akan tetapi gelombang

Lebih terperinci