PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) RINI DWI KUSUMAWATI A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) RINI DWI KUSUMAWATI A"

Transkripsi

1 i PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) RINI DWI KUSUMAWATI A PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 ii ABSTRAK RINI DWI KUSUMAWATI. Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Petumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Dibimbing oleh OTENG HARIDJAJA dan ENNI DWI WAHJUNIE. Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan akan pangan. Kondisi tersebut menuntut sektor pertanian untuk dapat meningkatkan produksinya. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan sistem pengolahan secara intensif. Namun tanpa disadari dalam jangka panjang pengolahan tanah intensif akan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan dalam perbedaan bobot isi tanah yang paling efektif untuk mendukung pertumbuhan, produksi, dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Pengambilan sampel tanah Podsolik dilakukan pada minggu ke-1 bulan Oktober 2011 di daerah Jasinga. Penentuan sifat kimia dan fisika tanah dilakukan di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan November 2011 Januari Penanaman kacang tanah dilakukan di greenhouse University Farm IPB pada bulan Februari- Juni Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% dan pengujian dalam bentuk persamaan regresi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik dan nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Pada tanaman kacang tanah, peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah bunga, biomassa tajuk basah, dan panjang akar. Kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa tajuk kering, biomassa akar basah dan kering. Kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil produksi kacang tanah yaitu polong dan biji. Pengaruh kepadatan tanah juga terlihat berpengaruh nyata pada daya tembus ginofora. Kata kunci: ginofora, hasil kacang tanah, kepadatan tanah, pertumbuhan kacang tanah

3 i ABSTRACT RINI DWI KUSUMAWATI. Effects of Soil Compaction on Growth and Production of Peanut. Supervised of OTENG HARIDJAJA and ENNI DWI WAHJUNIE. The population growth increase the consumption of the food. These conditions require the agricultural sector to increase production. To increase agricultural production can be done by agricultural intensification that applies maximum tillage systems. But without realizing, the long-term intensive tillage can cause soil compaction. The purpose of this research is to find out and see the effect of soil compaction, expressed by the differences in soil bulk density, to support the growth, yield production, and penetrating of gynofora on peanut. This research used soil material from Jasinga district (Podsolik Jasinga), conducted at Soil Physical and Conservation Laboratory, Soil Chemistry Laboratory, Departemen of Soil Science and Land Resources, Faculty of Agriculture IPB, and Greenhouse of University Farm IPB. Completed random design is used as experimental design and Duncan s Multiple Range Test (DMRT) is used to identify the effect of treatment. The bulk density results of the research showed that the increasing of soil density (soil compaction) has significantly affect on hydraulic conductivity and soil resistance value before planting or after planting peanuts, but didn t significantly affect on water holding capacity at field capacity used Alhricks. For peanut, soil compaction significantly affect to plant height, stem diameter, number of leaves, number of flowers, wet canopy biomass and root length. The soil compaction didn t significantly affect on canopy biomass dry, wet and dry root biomass. The soil compaction gives a significantly affect on crop yield production (peanut and seed). Effect of soil compaction was also visible at gynofora penetration and growth. Keywords: gynofora, peanut crop yield, soil compaction, plant growth.

4 ii PENGARUH KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) RINI DWI KUSUMAWATI A Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

5 i Judul skripsi Nama Mahasiswa NRP Departemen : Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) : Rini Dwi Kusumawati : A : Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Menyetujui, Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2 Dr. Ir. Oteng Haridjaja, M.Sc NIP Dr. Ir. Enni Dwi Wahjunie, M.Si NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc NIP Tanggal Lulus:

6 ii RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Rini Dwi Kusumawati yang merupakan puteri kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Endi Perdanakusumah dan Ibu Nunung Nurhaety. Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 2 Oktober Penulis mengikuti pendidikan dasarnya di SDN 1 Sintang, Kalimantan Barat pada tahun dan menyelesaikannya di SDN 1 Boyolali Kabupaten Boyolali pada tahun Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah di SMPN 1 Kota Cirebon dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Kota Cirebon dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama masa kuliah, penulis pernah aktif dalam organisasi Paduan Suara IPB Agriaswara. Pada tahun ketiga, penulis aktif sebagai pengurus Badan Pengawas Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (BPHMIT) sebagai sekretaris ( ). Memasuki semester delapan, penulis sempat menjadi asisten praktikum mata kuliah Fisika Tanah.

7 iii KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Skripsi ini merupakan salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber daya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini, diharapkan dapat mengetahui dan melihat pengaruh kepadatan tanah yang dinyatakan dalam perbedaan bobot isi tanah yang paling efektif untuk mendukung pertumbuhan, produksi dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Juni Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan melihat pengaruh kepadatan tanah untuk mendukung pertumbuhan, produksi, dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik, nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, pertumbuhan, produksi dan daya tembus ginofora pada tanaman kacang tanah. Peningkatan kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Dr. Ir. Oteng Haridjaja, M.Sc., dan Dr. Ir. Enni Dwi Wahjunie, M.Si selaku pembimbing, orang tua dan keluarga, para sahabat terbaik Ika, Eni, Heni, Adiz, Citra, Mia, Nindy, dan seluruh keluarga Soilscaper 44, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penelitian ini. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dalam skripsi ini sehingga bisa menjadi lebih baik. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Bogor, Oktober 2012 Rini Dwi Kusumawati

8 iv DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI...iiv DAFTAR TABEL...vi DAFTAR GAMBAR...ix PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan....2 Manfaat Penelitian...2 Hipotesis Penelitian...2 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah... 3 Sifat Mekanik Tanah... 3 Bobot Isi... 4 Kacang Tanah... 4 Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah... 6 BAHAN DAN METODE... 8 Waktu dan Tempat penelitian... 8 Alat dan Bahan...8 Perlakuan Penelitian...9 Pengambilan Bahan Tanah...9 Analisis Tanah Awal...11 Simulasi Kepadatan Tanah...11 Analisis Tanah Setelah Pemadatan Tanah...12 Kadar Air Kapasitas Lapang...12 Hantaran Hidrolik...13 Resistensi Tanah...13

9 v Penanaman Kacang Tanah...13 Parameter Pertumbuhan Tanaman...14 Analisis Data...16 HASIL DAN PEMBAHASAN...18 Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan...18 Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan Kadar Air Kapasitas Lapang Hantaran Hidrolik Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah Resistensi Tanah Tinggi Tanaman Diameter Batang...25 Jumlah Daun Jumlah Bunga Akar...32 Biomassa...33 Ginofora dan Polong...33 Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Daya Tembus dan Perkembangan Ginofora, serta Hasil Polong Kacang Tanah...36 Resistensi Tanah...36 Polong...38 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 44

10 vi DAFTAR TABEL Teks Nomor Halaman 1. Parameter pengukuran dan alat yang digunakan Parameter analisis tanah awal dan metode yang digunakan Parameter pengamatan pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah Parameter pengamatan pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang Perbandingan nilai kadar air kapasitas lapang metode pf 2,54 dan Alhricks yang dipengaruhi kepadatan tanah Hantaran hidrolik tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk tanaman Pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas tanaman Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah Perbandingan nilai resistensi tanah pada percobaan 1 dan percobaan Pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan polong... 39

11 vii Lampiran Nomor Halaman 1. Kriteria penilaian hasil analisa tanah Balai Penelitian Tanah Tahun Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik tanah Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik (resistensi), ginofora, dan polong pada percobaan 2 52 (P2) Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang 53 tanah (percobaan1) Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya 54 tembus dan perkembangan ginofora (percobaan 2) Hasil pengamatan tinggi tanaman Hasil pengamatan diameter batang... 56

12 viii 15. Hasil pengamatan jumlah daun Hasil pengamatan jumlah bunga Hasil pengamatan panjang dan biomassa akar Hasil pengamatan biomassa tajuk tanaman Hasil pengamatan jumlah ginofora dan polong Hasil pengamatan bobot polong dan biji Hasil pengamatan polong dan biji percobaan 2 (P2) Hasil pengamatan kadar air kapasitas lapang (Metode Alhricks) Hasil pengamatan hantaran hidrolik Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum penanaman Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah setelah penanaman Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum ginofora menembus tanah Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum ginofora menembus tanah... 67

13 ix DAFTAR GAMBAR Teks Nomor Halaman 1. Design tata letak perlakuan penelitian Diagram alir tahap penelitian Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang Grafik hubungan kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik Grafik hubungan kepadatan tanah denga nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah Grafik hubungan kepadatan tanah dengan tinggi tanaman Grafik hubungan kepadatan tanah dengan diameter batang tanaman Grafik hubungan kepadatan tanah dengan jumlah daun Grafik hubungan kepadatan tanah dengan jumlah bunga Grafik hubungan kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah Lampiran Nomor Halaman 1. Tanah yang dikering udarakan Percobaan di rumah kaca Tanaman kacang tanah yang terserang hama tungau Tanaman kacang tanah terserang hama Aphis Pemberian pestisida Curaccron pada 8MST Tinggi tanaman kacang tanah (12 MST) Panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah (BI) Hasil polong kacang tanah Perlakuan percobaan

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan akan pangan. Kondisi tersebut menuntut sektor pertanian untuk dapat meningkatkan produksinya. Usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha intensifikasi adalah meningkatkan produktivitas lahan dengan penggunaan input sumberdaya yang optimum, sedangkan ekstensifikasi yaitu dengan membuka areal baru untuk pertanian. Namun penerapan ekstensifikasi pertanian yang menuntut pembukaan lahan baru tidak dimungkinkan saat ini. Karena itu intensifikasi pertanian lebih difokuskan untuk meningkatkan produksi pertanian. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pengolahan tanah secara intensif. Pengolahan tanah intensif adalah sistem pengolahan tanah yang melakukan penggarapan tanah secara maksimal dan membalik-balikan tanah hingga kedalaman ± 20 cm. Pengolahan tanah ini ditujukan untuk mendapatkan kondisi tanah yang baik dalam mendukung pertumbuhan akar, sehingga diperoleh hasil produksi yang diinginkan. Namun tanpa disadari dalam jangka panjang pengolahan tanah intensif menyebabkan pemadatan tanah. Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena adanya gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah berkurang. Pemadatan tanah menyebabkan peningkatan tahanan penetrasi tanah dan terganggunya penyediaan unsur hara, pergerakan dan absorbsi air sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu (Damanik, 2007). Tingkat kepadatan tanah akan berkorelasi negatif dengan pertumbuhan tanaman. Pada tanah yang terlalu padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen dalam tanah cukup rendah dan permeabilitas terhambat sehingga air akan tergenang dan menghambat perkembangan tanaman. Pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat menghambat perkecambahan dan mencegah sistem perakaran, yang akhirnya dapat mengurangi hasil produksi.

15 2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah 2. Mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus ginofora kacang tanah Manfaat Penelitian Dengan diketahuinya pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah, maka diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bobot isi dan resistensi tanah sebagai penciri kepadatan tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kacang tanah, serta daya tembus ginofora kacang tanah. Hipotesis Penelitian 1. Semakin padat suatu tanah maka pertumbuhan tanaman akan semakin terhambat 2. Peningkatan kepadatan tanah akan menghambat daya tembus ginofora sehingga mengurangi hasil produksi

16 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan tanah menyebabkan peningkatan pori pengikat air dan resistensi tanah, namun permeabilitas akan menurun seiring dengan peningkatan kepadatan tanah. Pemadatan merupakan masalah yang kompleks dan mempunyai hubungan yang nyata dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pemadatan tanah akan menghambat pertumbuhan tanaman. Pemadatan tanah akan memberikan tahanan mekanik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat mengurangi perkecambahan, mencegah sistem perakaran, dan akibatnya dapat mengurangi produksi tanaman (Damanik, 2007). Wilson (2006) menyatakan bahwa selain mengganggu pertumbuhan akar, pemadatan dan perusakan tanah akan merubah sifat fisik tanah yang mengakibatkan terjadinya run off dan erosi tanah. Menurut Simanjuntak (2005) tanah yang padat perlu digemburkan. Ketika akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna. Perpanjangan akar akan terhenti atau memanjang pada arah yang sama dengan kecepatan yang lebih rendah. Pada tanah yang padat pertukaran udara menjadi lambat, kandungan oksigen di dalam tanah menjadi rendah, dan permeabilitas terhambat, sehingga air akan tergenang dan menghambat pertumbuhan tanaman. Sifat Mekanik Tanah Sifat mekanik tanah adalah sifat-sifat tanah yang berkenaan dengan berbagai gaya. Sifat mekanik tanah erat kaitannya dengan kekuatan dan kekompakan tanah. Kekuatan tanah adalah kemampuan untuk menyangga tekanan tanpa rusak atau mengalami deformasi yang berarti. Kekuatan tanah adalah kapasitas tanah untuk menahan gaya-gaya tanpa mengalami kerusakan pada tanah

17 4 yang bersangkutan. Kondisi kekuatan tanah terlalu tinggi menyebabkan sulitnya akar menembus tanah. Kekompakkan tanah merupakan peningkatan kerapatan tanah. Kekompakkan tanah umumnya terjadi pada tanah bagian bawah. Kekompakkan pada lapisan bawah lebih sulit diperbaiki dari pada kekompakkan pada lapisan atas. Kondisi ini akan sulit ditembus akar tanaman sehingga perkecambahan dan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu serta dapat mempengaruhi produktivitas tanaman (Maryamah, 2010). Bobot Isi Bobot isi tanah (bulk density) adalah bobot kering suatu unit volume tanah dalam keadaan utuh, dinyatakan dalam gram tiap sentimeter kubik (g/cm 3 ). Dalam hal ini jumlah ruangan yang ditempati air dan udara turut diperhitungkan. Unit volume terdiri dari volume yang mencakup bahan padat dan ruang pori yang terdapat di antara partikel-partikel tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2003). Bobot isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah tersebut dalam satu unit volume tanah pada keadaan utuh. Menurut Sofyan (2011) bobot isi tanah pada lahan pengolahan tanah konservasi sebesar 0,95 g/cm 3 dan pada lahan pengolahan tanah intensif sebesar 1,12 g/cm 3. Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang sudah tersebar luas dan ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brazilia. Menurut Pitojo (2005) klasifikasi tanaman kacang tanah secara taksonomi adalah sebagai berikut :

18 5 Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Famili : Papilionaceae Genus : Arachis Species : Arachis hypogaea Subspesies : fastigata, hypogaea Pada umumnya batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus. Ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tumbuh tegak. Tinggi batang ratarata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Tanaman dengan tipe menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm. Berdasarkan adanya pigmentasi antosianin pada batang, warna batang kacang tanah dibagi menjadi dua, yaitu merah atau ungu dan hijau. Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Menurut Suprapto (2005) helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Permukaan daunnya sedikt berbulu, berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat semprotan. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah mencapai kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang yang diikuti oleh akar serabut. Akar kacang tanah berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah. Cabang dan akar rambut berperan untuk memperluas permukaan akar guna meningkatkan daya serap akar tanaman tersebut. Pada pangkal dan cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri Rhizobium sp. yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas. Kehidupan simbiosis antara kacang-kacangan dengan bakteri bintil akar Rhizobium sangat menguntungkan. Bakteri ini berkembang biak di dalam bintilbintil akar dan melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-6 minggu. Rangkaian yang bewarna kuning muncul pada setiap ketiak daun. Setiap bunga

19 6 mempunyai tangkai panjang yang berwarna putih. Akan tetapi tangkai yang berwarna putih itu bukan tangkai bunga yang sebenarnya, melainkan tabung kelopak. Bagian mahkota bunganya berwarna kuning. Umur bunga kacang tanah hanya berkisar 24 jam, kemudian layu. Kacang tanah merupakan tumbuhan yang menyerbuk sendiri. Penyerbukan bunga kacang tanah terjadi pada malam hari, yakni sebelum bunga mekar (Tim Bina Karya Tani, 2009). Kacang tanah dapat tumbuh pada lahan yang memiliki ketinggian 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Distribusi curah hujan yang merata dari pertumbuhan sampai panen yang baik yaitu 300 sampai 500 mm. Kemasaman (ph) tanah yang cocok adalah 6,5 sampai 7,0 dengan sistem drainase yang baik. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah cahaya. Terbukanya bunga dan jumlah bunga yang terbentuk tergantung pada cahaya. Intensitas cahaya yang rendah pada saat pembentukkan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor. Rendahnya intensitas penyinaran pada saat pengisian polong akan menurunkan jumlah atau bobot polong serta akan menambah jumlah polong hampa (Adisarwanto, 2005). Menurut Maryamah (2010) kepadatan tanah yang paling sesuai untuk perkecambahan kacang tanah adalah pada bobot isi 0,8 g/cm 3. Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah Menurut Brown (1972) dalam Ratnapuri (2008) pertumbuhan tanaman dapat diekspresikan melalui beberapa cara. Manifestasi pertumbuhan yang paling jelas adalah dari pertambahan tinggi tanaman, tetapi hal tersebut bukanlah yang paling penting. Peningkatan berat kering tanaman dapat dikatakan sebagai aspek yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman terutama untuk tanaman berjenis rerumputan. Sebagai bagian dari total akumulasi berat kering tanaman, daun memiliki fungsi penting dalam menerima cahaya dan menyerap karbondioksida dalam proses fotosintesis. Trustinah (1993) dalam Keloko (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman terdiri dari fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase vegetatif dimulai sejak perkecambahan hingga awal pembungaan berkisar 26 sampai 30 hari setelah tanam (HST), dan selebihnya adalah fase reproduktif. Fase vegetatif dibagi menjadi tiga stadia, yaitu perkecambahan, pembukaan kotiledon, dan

20 7 perkembangan daun bertangkai empat. Penanda fase reproduktif didasarkan akan adanya bunga, buah, dan biji. Fase reproduktif kacang tanah dibagi menjadi sembilan stadia, yaitu stadia pembungaan (R1), stadia pembentukkan ginofor (R2), stadia pembentukkan polong (R3), stadia polong penuh/maksimum (R4), stadia pembentukkan biji (R5), stadia biji penuh (R6), stadia biji mulai masak (R7), stadia masak panen (R8), dan stadia polong lewat masak (R9).

21 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (3) pengukuran sifat fisik tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan (4) penanaman dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan Bogor. Penelitian berlangsung mulai Bulan Oktober 2011 hingga Juli Alat dan Bahan Alat Peralatan yang digunakan di lapang untuk pengambilan contoh tanah terganggu, diantaranya adalah cangkul, karung, tali rafia, spidol, dan ketas label. Untuk simulasi pemadatan tanah digunakan pemadat tanah berupa silinder besi (ukuran diameter 5 cm, tinggi 18,5 cm dan berat 3 kg), pemadat tanah berupa piringan besi besar (ukuran diameter 26,5 cm, tebal 2,8 mm, dan berat 1 kg), pemadat tanah berupa piringan besi kecil (ukuran diameter 8 cm, tebal 4,4 mm, dan berat 193,48 gram), ring sampel, pot, kasa, dan spons. Timbangan, penetrometer, jangka sorong, meteran, dan kertas HVS diperlukan pada proses pengamatan. Parameter yang diukur dan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa tanah Podsolik Jasinga, benih tanaman kacang tanah varietas Gajah, fungisida Furadan dosis 20 kg/ha, pupuk Urea, KCl, SP36, pestisida Regent 50 SC, Dithane m45, Curacron 500 EC, dan kapur pertanian.

22 9 Tabel 1. Parameter yang diukur dan alat yang digunakan No Parameter Alat 1 Kadar Air Cawan, timbangan, oven 2 Nitrogen Total Labu Kjeldahl, labu destilasi 3 P Tersedia Labu ekstraksi, mesin pengocok, tabung reaksi, spektrofotometer 4 K Tersedia Tabung sentrifuse,erlenmeyer,flamephotometer 5 Al-dd Erlenmeyer, buret 6 Kadar Air Kapasitas Ring sampel, pasir kuarsa Lapang 7 Hantaran Hidrolik Ring sampel 8 Resistensi Tanah Penetrometer Metode Penelitian Perlakuan Penelitian Tingkat kepadatan tanah dalam penelitian ini direpresentasikan oleh nilai bobot isi. Perlakuan bobot isi yang digunakan yaitu 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm 3. Dalam penelitian ini dilakukan dua (2) perlakuan untuk menguji pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (P1) dan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora (P2). Perlakuan pertama diulang 3 kali dengan media pot. Untuk perlakuan kedua dilakukan 6 kali ulangan dengan media pot dan ring sampel. Jadi jumlah total satuan percobaan yang diamati adalah 18 untuk pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah dan 36 untuk pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora. Desain tata letak satuan percobaan dilakukan secara acak, dapat dilihat pada Gambar 1. Pengambilan Bahan Tanah Bahan tanah yang diambil adalah tanah terganggu (Podsolik Jasinga) kedalaman 0-20 cm. Bahan tanah dikering udarakan selama kurang lebih 2 minggu (Gambar Lampiran 1) dan diayak menggunakan ayakan 2 mm yang selanjutnya dilakukan analisis tanah awal dan dibuat simulasi contoh tanah utuh untuk penetapan perlakuan bobot isi, resistensi tanah, kadar air kapasitas lapang, dan hantaran hidrolik.

23 Perlakuan 1 Perlakuan 2 Gambar 1. Design tata letak perlakuan penelitian

24 11 Analisis Tanah Awal Pada awal penelitian dilakukan analisis tanah yang meliputi penetapan nilai kadar air yang akan digunakan dalam pemadatan tanah, penetapan P tersedia dan K tersedia dalam tanah, Nitrogen Total, dan Al-dd. Parameter yang diamati dan metode analisis tanah yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter yang diamati dan metode yang digunakan No Parameter Metode 1 Kadar Air Gravimetrik 2 P-tersedia Bray-1 3 K + NH4Oac 4 Nitrogen Total Kjeldahl 5 Al-dd Titrasi N KCl Penetapan kadar air dilakukan dengan cara gravimetrik. Kadar air ditetapkan secara langsung dengan mengukur penurunan bobot, karena air yang hilang akibat pengeringan tanah. Penetapan P-tersedia dan K + dalam tanah, Nitrogen Total, serta Al-dd dilakukan untuk menentukan jumlah pupuk dan kapur yang diberikan. Simulasi Kepadatan Tanah Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Maryamah (2010). Dalam penelitian ini, kepadatan tanah disimulasikan dengan menggunakan bobot isi. Bobot isi yang digunakan adalah 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm 3. Pemadatan dilakukan dengan cara bahan tanah terganggu yang telah dikering udarakan ditimbang beratnya sesuai dengan berat tanah yang diperlukan dari persamaan bobot isi. Selanjutnya tanah tersebut dimasukkan ke dalam ring sampel dan dipadatkan. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk analisis sifat fisik yang meliputi kadar air kapasitas lapang dan hantaran hidrolik. Setelah itu, pada perlakuan yang pertama yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah, penetapan bobot isi dilakukan dengan cara memberikan tanda pada semua pot untuk menyeragamkan ketinggian

25 12 tanah yang setara dengan volume 10 liter/pot. Setelah itu pot diisi dengan tanah yang telah dicampur pupuk dasar dan kapur masing-masing 8,0; 9,0; 10,0; 11,0; 12,0; dan 12,5 kg bobot kering mutlak (BKM). Proses pemadatan dilakukan secara bertahap yaitu masing-masing tingkat kepadatan tanah dibagi menjadi empat tahap pemadatan. Tanah dipadatkan dengan memberikan beban secara manual dengan menggunakan silinder besi sampai mencapai tanda yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian, diharapkan kepadatan dan ketinggian tanah dapat merata secara keseluruhan. Pot percobaan yang diperlukan pada perlakuan pertama berjumlah 18 buah. Tanah yang telah dipadatkan digunakan untuk penanaman tanaman kacang tanah dan diukur resistensi tanahnya baik sebelum maupun setelah penanaman. Pada perlakuan kedua yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan ginofora, penetapan bobot isi dilakukan dengan cara memasukkan bahan tanah terganggu yang telah dikering udarakan dan ditimbang beratnya sesuai dengan berat tanah yang diperlukan dari persamaan bobot isi dengan tingkat kepadatan tanah 0,8 g/cm 3 ke dalam 6 pot dengan ketinggian tanah yang setara dengan volume 15 liter/pot dan dipadatkan (Gambar Lampiran 9). Menurut Maryamah (2010) bobot isi yang paling sesuai untuk perkecambahan kacang tanah adalah 0,8 g/cm 3. Proses pemadatan dilakukan secara bertahap yaitu menjadi empat tahap pemadatan. Tanah dipadatkan dengan menggunakan silinder besi. Setelah tanaman kacang tanah pada perlakuan kedua menghasilkan ginofora, ring sampel yang berisi tanah dengan 6 tingkat kepadatan tanah berbeda yang telah diukur resistensi tanah sebelumnya yaitu 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm 3 ditempatkan di bawah ginofora untuk melihat daya tembus dan perkembangan ginofora. Analisis Tanah Setelah Pemadatan Tanah Kadar Air Kapasitas Lapang. Untuk menentukan kadar air tanah pada kapasitas lapang, digunakan metode Alhricks.Tahapan pekerjaan dengan metode Alhricks sebagai berikut: contoh tanah pada ring sampel dijenuhkan dengan direndam pada bak perendaman sampai setinggi 3 cm dari dasar bak dan dibiarkan selama 24 jam. Ring sampel dipindahkan ke dalam bak yang berisi pasir kuarsa

26 13 setinggi ±2 cm. Kemudian ditutup dengan menggunakan plastik transparan dan disimpan selama ±24 jam. Setelah ±24 jam, contoh tanah diambil dari ring sampel sedalam ± 2,5 cm dari permukaan. Setelah itu ditentukan kadar airnya. Hantaran Hidrolik. Hantaran hidrolik tanah menggambarkan bagaimana pergerakan air yang dapat dilalukan atau dilewatkan tanah. Pada percobaan ini dilakukan uji hantaran hidrolik tanah pada kondisi tidak jenuh. Contoh tanah dalam ring sampel disusun hingga mencapai ketinggian yang sama dengan pot pada percobaan P1 dan P2 yaitu 20 cm. Kemudian dialirkan air hingga kadar air kapasitas lapang tercapai. Nilai yang diukur adalah laju masuknya air ke dalam tanah secara vertikal hingga kondisi konstan tercapai. Resistensi Tanah. Pengukuran ketahanan mekanik pada masing-masing perlakuan dilakukan dua kali pada semua perlakuan bobot isi. Pada perlakuan pertama (P1), resistensi tanah diukur pada waktu sebelum dan sesudah penanaman kacang tanah yaitu pada saat panen. Untuk perlakuan kedua, pengukuran resistensi tanah dilakukan sebelum ginofor menembus tanah dan setelah ginofor menembus tanah (saat panen). Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan penetrometer saku. Penetrometer tersebut ditusukkan ke dalam tanah sebanyak 5 kali. Selanjutnya ketahanan mekanik dapat terbaca dari nilai penetrometer. Ketahanan mekanik tanah didapatkan dari nilai rata-rata pengukuran kelima tusukkan tersebut dengan dilihat pula simpangannya. Penanaman Kacang Tanah Benih kacang tanah yang digunakan adalah varietas Gajah yang umur tanamnya 100 hari. Varietas ini dipilih karena merupakan varietas yang tahan terhadap penyakit layu, karat dan bercak daun. Penanaman kacang tanah dilakukan di rumah kaca (Gambar Lapiran 2). Proses penanaman dilakukan dengan meletakkan benih di bagian tengah pot dengan membuat lubang sedalam 5 cm. Benih yang ditanam sebanyak 3 butir tiap pot, kemudian ditaburkan furadan

27 14 ke dalam lubang tanam benih dengan dosis 20 kg/ha (± 5 butir)/pot. Jarak tiap pot diatur dengan ukuran 50 cm x 50 cm. Penyulaman dilakukan pada umur 1 MST dan dilakukan penjarangan tanaman sehingga dalam satu pot hanya terdapat satu tanaman. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida sesuai dengan dosis dan volume semprot anjuran. Insektisida dan fungisida yang digunakan adalah Regent 50 SC, Curacron 500 EC, dan Dithane m45 dengan dosis 1 ml/liter, 2 ml/liter, dan 3 g/liter (Gambar Lampiran 5). Parameter Pertumbuhan Tanaman Pada perlakuan pertama yaitu pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan kacang tanah yang diamati adalah pertumbuhan vegetatif dan generatif dari setiap perlakuan yang diberikan yaitu pada tanah yang mempunyai bobot isi 0,80; 0,90; 1,00; 1,10; 1,20; dan 1,25 g/cm 3. Pada fase vegetatif kacang tanah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Untuk fase generatif, yang diamati adalah jumlah bunga. Setelah tanaman dipanen dihitung hasil produksi dari kacang tanah. Hasil produksi yang dihitung adalah jumlah ginofor yang menembus tanah, jumlah polong total, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah dan bobot biji kering. Selanjutnya dihitung pula total biomassa dari kacang tanah pada tiaptiap perlakuan tersebut. Biomassa yang dihitung adalah biomassa basah dan kering untuk bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah (tajuk). Untuk bagian akar, dihitung panjang akar, bobot akar basah, dan bobot akar kering. Pada perlakuan kedua yaitu perngaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan ginofor, pengamatan dilakukan pada saat panen dengan menghitung panjang polong, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering. Parameter pertumbuhan dan produksi yang diamati pada perlakuan 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.

28 15 Tabel 3. Parameter tanaman kacang tanah yang diamati pada perlakuan 1 (Pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah) No Fase Pertumbuhan Parameter 1 Fase Vegetatif Tinggi tanaman Jumlah daun Diameter batang 2 Fase Reproduktif Jumlah bunga 3 Panen Panjang akar Bobot Akar Basah Bobot Akar Kering Biomassa Basah Tajuk Biomassa Kering Tajuk Jumlah Polong Total Jumlah Ginofora yang Menembus Tanah Bobot Polong Basah Bobot Polong Kering Bobot Biji Basah Bobot Biji Kering Produktivitas Tabel 4. Parameter tanaman kacang tanah yang diamati pada perlakuan 2 (Pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora) No Fase Pertumbuhan Parameter 1 Panen Panjang Polong Bobot Polong Basah Bobot Polong Kering Bobot Biji Basah Bobot Biji Kering Penanaman dilakukan selama 119 hari dari proses penanaman sampai pemanenan kacang tanah. Pengamatan jumlah daun, tinggi tanaman, dan diameter batang dilakukan seminggu sekali. Untuk pengamatan jumlah bunga dilakukan setiap hari setelah tanaman kacang tanah berbunga. Hal ini karena umur bunga kacang tanah hanya satu hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari. Pengamatan dilakukan sekitar pukul 6.00, sedangkan penyiraman dilakukan satu kali sehari untuk menjaga agar tanah berada dalam kondisi kapasitas lapang. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

29 16 Gambar 2. Diagram Alir Tahapan Penelitian Analisis Data Rancangan penelitian yang dilakukan adalah rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan bobot isi tanah sebagai indikator kepadatan tanah. Pada umumnya Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang merupakan penerapan percobaan satu faktor dilakukan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif homogen. Pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat-sifat fisik dan pertumbuhan, serta produksi kacang tanah, dilakukan sebanyak 3 ulangan, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan (ring sampel dan pot). Pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora dilakukan sebanyak 6 ulangan sehingga diperoleh 36 satuan percobaan (ring sampel). Bentuk umum dari model linier adaptif digambarkan sebagai berikut (Mattjik, 2002) :

30 17 Yij = µ + Ti + Eij Keterangan : Yij = respon perlakuan µ = nilai tengah Ti = jenis perlakuan ke-i Eij = galat percobaan Analisis sidik ragam digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh perlakuan kapadatan tanah (BI). Jika hasil uji sidik ragam diperoleh pengaruh nyata atau sangat nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Jika hasil uji sidik ragam menunjukkan nilai koefisien keragaman lebih besar dari 50, maka data ditransformasikan untuk memperkecil koefisien keragaman. Dari hasil analisis data untuk perlakuan yang nyata dan sangat nyata pada sifat fisik tanah, dilanjutkan pula pengujian dalam bentuk persamaan-persamaan regresi. Selain itu dalam membandingkan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam serta nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah digunakan statistik uji t-student pada taraf 5%. Rumus yang digunakan yaitu: t-student = dengan Sp = Keterangan: x 1, x 2 = rata-rata pengamatan 1 dan 2 = ragam contoh 1 dan 2 n 1, n 2 = jumlah pengamatan 1 dan 2 Sp = simpangan baku gabungan Nilai berbeda nyata apabila t hitung > t tabel dan tidak berbeda nyata apabila t hitung < t tabel, t tabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan derajat bebas (n 1 +n 2-2) (Walpole, 1993).

31 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005), tanah Podsolik Jasinga mempunyai N-total dan P-tersedia yang tergolong rendah yaitu sebesar 0,20% an 6,55 ppm. Selain itu, tanah Podsolik Jasinga mempunyai K + sebesar 0,10 me/100g yang tergolong rendah. Kadar Al dapat ditukar pada tanah Podsolik Jasinga sebesar 20,76 me/100g. Hasil analisis Utomo (2011) menyebutkan bahwa tanah Podsolik Jasinga mempunyai kadar N-total dan P-tersedia yang tergolong rendah sebesar 0,22% dan 5,2 ppm. Tanah Podsolik jasinga mempunyai K + yang tergolong rendah dan Al dapat ditukarkan sebesar 13,38 me/100g berdasarkan hasil analisis Melinda (2012). Kriteria penilaian hasil analisis tanah Balai Penelitian Tanah tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Tabel 5. Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga Sifat Kimia Metode Hasil Kriteria* N-Total (%) Kjeldahl 0,20 Rendah P (ppm) Bray 1 6,55 Rendah K (me/100g) NH 4 Oac 0,10 Rendah Al (me/100g) KCl 20,76 *Keterangan: Pengkelasan berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005) Karakteristik Tanah Setelah Pemadatan Kadar Air Kapasitas Lapang Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kadar air kapasitas lapang (Tabel 6). Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang tersaji dalam Gambar 3.

32 19 Tabel 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Kadar air (% vol) 0,80 70a 0,90 69a 1,00 71a 1,10 69a 1,20 70a 1,25 74a Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi Gambar 3. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan kadar air kapasitas lapang Tabel 6 menunjukkan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Nilai kadar air kapasitas lapang pada bobot isi tanah yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda. Kadar air kapasias lapang semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tanah yang padat, air tidak dapat bergerak melalui pori tanah sehingga terjerap oleh matriks tanah yang menyebabkan kadar air yang terukur tinggi pada tanah yang mempunyai kepadatan tinggi. Menurut Maryamah (2010) air tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena padatnya tanah yang menyebabkan air diikat kuat dalam pori mikro dan matriks tanah. Jumlah pori mikro meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah. Hasil uji korelasi kepadatan tanah terhadap kadar air kapasitas lapang menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi terhadap kadar air

33 20 kapasitas lapang namun tidak erat kaitannya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisisen determinasi (R 2 ) yang didapat sebesar 0,08. Tabel 7. Perbandingan nilai kadar air kapasitas lapang metode pf 2,54 (Maryamah, 2010) dan Alhricks yang dipengaruhi oleh kepadatan tanah Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 metode pf 2,54 ) metode Alhricks (Maryamah, 2010) 0,80 39f 70a 0,90 45e 69a 1,00 51c 71a 1,10 57c 69a 1,20 61b 70a 1,25 65a 74a Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi Hasil analisis yang dilakukan oleh Maryamah (2010) yang tersaji pada Tabel 7 menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata (Tabel Lampiran 2) terhadap kadar air pada pf 2,54. Kadar air yang dihasilkan oleh metode pf 2,54 cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan metode Alhricks. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Baskoro dan Tarigan (2007). Adanya perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah pengukuran kadar air kapasitas lapang yang dilakukan dengan metode Pressure plate dilakukan dengan menggunakan contoh tanah yang diberi tekanan setara pf 2,54 (1/3 Bar). Pemberian tekanan 1/3 bar ini sebenarnya hanya merupakan pendekatan (arbitrer). Contoh tanah yang digunakan pada penetapan kadar air kapasitas lapang dengan metode Pressure Plate hanya setebal kurang lebih 1 cm sehingga air yang ada pada contoh tanah tersebut lebih mudah hilang dibandingkan dengan air dalam tanah dengan kolom yang lebih tebal seperti pada metode Alhricks. Pengukuran dengan metode Pressure Plate mengabaikan karakteristik profil tanah secara keseluruhan yang tentunya akan menyebabkan proses pelepasan air cenderung lebih mudah, sehingga kadar air yang dihasilkan oleh metode pf 2,54 cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan metode Alhricks.

34 21 Kapasitas lapang adalah kandungan air di dalam tanah setelah proses drainase berhenti. Jumlah air yang melebihi kapasitas lapang akan turun ke lapisan tanah lebih dalam karena gaya gravitasi. Kapasitas lapang suatu tanah adalah jumlah maksimum air yang dapat disimpan dalam tanah pada zona tidak jenuh melawan gaya gravitasi (Kurnia et al., 2007). Hantaran Hidrolik Hantarah hidrolik tanah menggambarkan bagaimana pergerakan air yang dapat dilewatkan atau dilalukan tanah. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengetahui hantaran hidrolik pada kondisi tidak jenuh hingga kondisi kapasitas lapang tercapai. Nilai hantaran hidrolik pada berbagai tingkat kepadatan tanah disajikan pada Tabel 8 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik tersaji dalam Gambar 4. Tabel 8. Hantaran hidrolik tanah pada berbagai tingkat kepadatan tanah Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Hantaran Hidrolik (cm/jam) 0,80 390,19a 0,90 334,93b 1,00 127,02c 1,10 57,31d 1,20 0,66e 1,25 0,44e Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi Gambar 4. Grafik hubungan kepadatan tanah dengan hantaran hidrolik (cm/jam)

35 22 Dari Tabel 8 terlihat bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata (Tabel Lampiran 2) terhadap hantaran hidrolik. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap hantaran hidrolik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (R 2 ) yang didapat yaitu 0,92. Faktor yang mempengaruhi nilai hantaran hidrolik adalah struktur, pororitas, dan kepadatan tanah. Semakin meningkat nilai kepadatan tanah maka akan semakin lambat hantaran hidrolik. Hal ini disebabkan karena pemadatan tanah menyebabkan porositas tanah menjadi menurun. Porositas tanah yang menurun akan berakibat kepada tidak adanya hubungan kontinuitas pori yang baik, sehingga air yang bergerak di dalam tanah akan sulit dan terhambat. Menurut Sofyan (2011), pada lahan dengan pengolahan tanah intensif dengam bobot isi tinggi memiliki nilai hantaran hidrolik yang rendah. Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah Resistensi Tanah Resistensi tanah merupakan salah satu parameter sifat fisik tanah yang menggambarkan kepadatan atau kekuatan suatu tanah. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman (saat panen) disajikan pada Tabel 9 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 5. Tabel 9. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah penanaman Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Sebelum Tanam (kg/cm²) Saat Panen (kg/cm²) 0,80 0,27fA 0,14cB 0,90 0,85eA 0,256cB 1,00 1,46dA 0,61bcB 1,10 2,37cA 1,16bB 1,20 3,43bA 2,36aA 1,25 4,41aA 2,83aB Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Huruf besar sama dalam satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

36 23 Gambar 5. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ditanami kacang tanah Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah sebelum maupun setelah ditanami kacang tanah (Tabel Lampiran 2). Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam terlihat nyata berdasarkan analisis t-student (Tabel Lampiran 11). Dengan bertambahnya kepadatan tanah, nilai resistensi tanah akan meningkat. Dari Tabel 9 terlihat bahwa nilai resistensi tanah mengalami peningkatan dengan makin tingginya bobot isi. Namun terjadi penurunan nilai resistensi tanah setelah penanaman kacang tanah. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas akar tanaman untuk menembus tanah. Menurut Simanjuntak (2005), ketika akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna. Perkembangan secara horizontal ini menyebabkan lapisan atas menjadi lebih gembur sehingga terjadi penurunan nilai resistensi tanah pada tanaman kacang tanah. Meningkatnya kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ditanami kacang tanah. Nilai koefisisen determinasi (R 2 ) yang didapat berturut-turut yaitu 0,94 dan 0,80.

37 24 Tinggi Tanaman Tanaman kacang tanah mulai muncul kepermukaan tanah pada empat (4) hari setelah tanam (HST). Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 10 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman tersaji dalam Gambar 6. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Gambar Lampiran 6. Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya umur tanaman maka tinggi tanaman akan mengalami peningkatan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 1 MST sampai 7 MST dan tidak berpengaruh lagi pada 8 MST sampai 16 MST (Tabel Lampiran 3). Tabel 10. Pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah (cm) Umur Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Tanaman (MST) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 1 7,67a 7,50a 5,83b 5,83b 3,50b 4,67b 2 19,33a 17,00ab 17,67ab 17,67ab 13,67c 14,83bc 3 24,33a 24,67a 23,67ab 23,33ab 19,33c 20,17bc 4 25,33b 30,67a 25,67b 26,00b 23,33b 22,67b 5 28,67ab 33,00a 27,00b 28,00ab 25,33b 24,67b 6 35,67ab 41,67a 28,67b 33,67b 29,67b 29,67b 7 40,33ab 45,33a 34,67b 41,33ab 33,67b 33,33b 8 45,33 47,67 38,00 45,33 38,33 37, ,00 58,00 51,00 55,33 45,33 43, ,67 59,67 55,50 63,33 46,67 45, ,67 63,67 59,00 67,67 47,33 47, ,33 65,67 61,50 70,67 48,67 49, ,67 68,00 62,50 71,67 50,00 50, ,33 69,00 63,50 72,17 51,67 51, ,33 73,00 65,00 72,83 53,17 53, ,00 74,33 65,75 73,33 53,83 54,00 Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI = Bobot Isi, MST= Minggu Setelah Tanam Menurut Damanik (2007) terhambatnya tinggi tanaman terjadi karena akar kacang tanah tidak dapat berkembang secara maksimum akibat adanya rintangan

38 25 dalam menembus tanah sehingga kemampuan akar untuk menyerap air, oksigen dan unsur hara terganggu. Pemadatan tanah akan mengurangi porositas dan permeabilitas sehingga menambah tekanan hisap matriks tanah dan pengurangan ketersediaan air bagi tanaman. Gambar 6. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan tinggi tanaman (cm) Hasil penelitian yang dilakukan Abu-Hamdeh (2003) menyebutkan bahwa pemadatan tanah berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi tanaman. Pemadatan tanah mengurangi infiltrasi tanah, aerasi tanah, dan membatasi perkembangan tanaman. Menurut Rahayu (1995), tanah yang memiliki bobot isi tinggi (padat) mengakibatkan tekanan turgor berkurang dan menyebabkan penutupan stomata sehingga mengurangi transpirasi. Penutupan stomata ini memotong suplai CO 2 ke sel-sel mesofil, sehingga fotosistesis berkurang, yang akhirnya menghambat diferensiasi sel dan laju perpanjangan sel. Dari grafik yang ditunjukan pada Gambar 6 dapat diketahui bobot isi tanah yang sesuai untuk kacang tanah dilihat dari parameter tinggi tanaman adalah 0,90 g/cm 3. Diameter Batang Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman kacang tanah (Tabel Lampiran 4). Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman kacang tanah dapat

39 26 dilihat pada Tabel 11 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dan diameter batang tanaman kacang tanah tersaji pada Gambar 7. Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman kacang tanah pada 8 MST sampai 16 MST. Semakin tinggi tingkat kepadatan tanah maka porositas tanah akan semakin kecil, sehingga kemampuan tanah untuk mendistribusikan air serta nutrisi tanaman akan terganggu. Tanah yang padat mengurangi kapasitas menyerap air, mengurangi kandungan udara, dan memberikan hambatan fisik yang besar pada penerobosan akar sehingga mengendalikan kapasitas kemampuannya memanen air, udara dan hara yang menyebabkan pembesaran pangkal batang (Wilson, 2006) Tabel 11. Pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman kacang tanah (mm) Umur Tanaman Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) (MST) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 1 2,37 2,40 2,30 2,10 2,20 2,27 2 2,77 2,93 2,53 2,43 2,47 2,50 3 2,90 3,07 2,77 2,50 2,83 2,90 4 3,13 3,20 2,90 2,87 3,10 3,10 5 3,27 3,33 3,03 3,10 3,23 3,43 6 3,40 3,60 3,20 3,27 3,63 3,77 7 3,60 3,77 3,43 3,43 3,97 4,17 8 3,73b 4,03ab 3,63b 3,73b 4,37a 4,40a 9 3,93d 4,20bc 4,30b 4,07cd 4,67a 4,80a 10 4,17c 4,44bc 4,50b 4,30bc 4,93a 5,07a 11 4,40b 4,60b 4,65b 4,43b 5,13a 5,27a 12 4,53b 4,83b 4,80b 4,57b 5,33a 5,43a 13 4,73b 5,00b 4,90b 4,70b 5,53a 5,57a 14 4,90b 5,10b 5,05b 5,03b 5,67a 5,73a 15 5,10b 5,23b 5,30b 5,17b 5,83a 5,87a 16 5,27b 5,33b 5,40b 5,37b 6,00a 6,00a Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi, MST=Minggu Setelah Tanam

40 27 Gambar 7. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan diameter batang tanaman (mm) Pembesaran batang yang terlihat nyata pada umur tanaman kacang tanah 8 MST. Hal ini disebabkan oleh adanya produksi hormon etilen. Produksi etilen meningkat ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Selain itu stres fisiologis seperti kurangnya kapasitas serapan air akibat adanya pemadatan tanah dapat memicu biosintesis etilen. Hormon etilen menghambat pemanjangan batang dan akar. Bila pemanjangan terhambat, batang dan akar menjadi lebih tebal, karena pemelaran sel ke samping lebih terpacu (Salisbury et al., 1992). Jumlah Daun Tanaman kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip genap (tertrafoliat). Setiap helai daun terdiri dari empat helai anak daun. Pengaruh tingkat kepadatan tanah terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 12 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dan jumlah daun tanaman kacang tanah tersaji pada Gambar 8.

41 28 Tabel 12. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah Umur Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Tanaman (MST) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 1 1,00 0,00 0,00 0,00 1,00 1,00 2 8,00a 7,33a 7,67a 7,33a 7,00a 4,33b 3 11,33a 12,67a 10,67ab 11,00a 11,33a 8,67b 4 12,67ab 15,67a 10,33b 10,67b 10,00b 9,33b 5 17,33ab 20,33a 14,67b 14,33b 12,67b 15,00b 6 26,67b 38,33a 18,67b 24,67b 18,00b 19,33b 7 37,00b 55,67a 26,33b 35,00b 26,67b 26,33b 8 49,00 68,00 35,00 54,33 38,67 31, ,67ab 77,00a 50,00bc 62,67ab 44,33bc 36,00c 10 65,33b 85,33a 54,00bc 70,33ab 43,33c 36,00c 11 80,67a 87,33a 62,00c 74,33ab 50,00cd 43,33d 12 77,33a 70,67ab 56,00bc 84,00a 44,33c 48,67c 13 82,00ab 91,00a 66,00abc 87,00a 49,67bc 46,33c 14 88,67 92,33 68,00 83,67 49,33 46, ,33 76,33 67,50 56,67 94,00 51, ,00 75,33 81,50 113,00 58,33 58,67 Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi, MST=Minggu Setelah Tanam Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata pada awal pertumbuhan (1 MST). Kepadatan tanah memberikan pengaruh yang nyata pada 2 MST sampai 13 MST, tetapi pada pertengahan pertumbuhan (8 MST) kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata, begitupun di akhir pertumbuhan yaitu pada MST (Tabel Lampiran 5). Pada awal pertumbuhan tanaman yaitu pada 4 7 hari setelah tanam (HST), suplai makanan untuk kecambah tanaman diambil dari kotiledon sehingga pengaruhnya tidak nyata. Setelah 7 HST (1 MST) akar tanaman mulai efektif mengambil unsur hara dalam tanah, sehingga terhambatnya pertumbuhan akar akan mengahambat pertumbuhan tanaman (baik tinggi maupun daun). Hal ini diduga karena akar tanaman kacang tanah tidak dapat berkembang secara maksimum akibat padatnya tanah, sehingga akar tidak mampu mengambil air dan oksigen secara maksimum (Maryamah, 2010).

42 29 Gambar 8. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan jumlah daun tanaman kacang tanah Harsono et al. (2006) menyatakan bahwa tanaman dengan pertumbuhan akar yang lebih panjang akan mampu memanfaatkan air tanah di daerah perakaran sehingga kandungan air relatif daun meningkat. Peran kandungan air relatif daun penting dalam mengatur turgiditas stomata yang berperan dalam pengaturan pembukaan stomata. Dengan adanya pemadatan tanah, akar tidak mampu menyerap air sehingga dapat menyebabkan kandungan air relatif daun menurun, penurunan konduktivitas stomata dan menghambat pertukaran gas melalui stomata yang berperan penting dalam fotosintesis yang selanjutnya akan menghambat perkembangan daun. Pada 8 MST kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah. Hal ini diduga karena adanya serangan hama terhadap tanaman kacang tanah (Gambar Lampiran 3 dan 4). Tanaman kacang tanah terserang hama kutu aphis (Aphis craccivora) dan tungau merah (Tetranychus sp). Aphis menghisap cairan sel sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Disamping menghisap cairan sel, aphis juga memasukkan toksin ke dalam daun sehingga daun menguning dan permukaannya mengerut. Selain menyerang tanaman, hama ini juga berperan sebagai vektor virus, yaitu virus belang ataupun virus kerdil. Sama halnya dengan aphis, hama tungau merah menghisap cairan sel dan menempel pada bagian pucuk tanaman. Serangan pada tanaman kacang tanah menyebabkan daun muda menjadi keputih-putihan dan

43 30 mudah gugur (Pitojo, 2005). Selain berhubungan dengan hama dan penyakit, terjadinya gugur daun ada hubungannya dengan umur tanaman. Daun kacang tanah mulai berguguran dan mengering diakhir masa pertumbuhan. Gugurnya daun kacang tanah merupakan tanda dari kenampakan fisik bahwa kacang tanah sudah masak dan siap panen (Tim Bina Karya Tani, 2009). Hal ini menyebabkan kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah di akhir pertumbuhan (14 16 MST). Jumlah Bunga Bunga tanaman kacang tanah mulai muncul pada 27 HST. Hasil analisis statistik menunjukkan pada minggu awal pembungaan (4 MST), kepadatan tanah tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga. Kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga pada 5 11 MST dan tidak berpengaruh lagi pada MST (Tabel Lampiran 6). Hasil pengamatan jumlah bunga tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 13 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dan jumlah bunga tersaji pada Gambar 9. Munculnya bunga kacang tanah sejalan dengan pertumbuhan jumlah daun. Tanaman kacang tanah pada bobot isi 0,90 g/cm 3 yang rimbun ternyata memunculkan bunga lebih besar dalam waktu yang lebih awal. Hal ini dikarenakan daun yang jumlahnya lebih banyak akan mampu menghasilkan lebih banyak fotosintat yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukkan bunga. Namun dengan adanya pemadatan tanah, dapat mengurangi kandungan aerasi tanah, mengurangi ketersediaan air bagi tanaman dan menghambat pertumbuhan akar tanaman (Damanik, 2007). Menurut Purnomo et al. (2006), respon kacang tanah terhadap lingkungan kurang air diekspresikan melalui perubahan beberapa komponen pertumbuhan dan hasil yakni pengurangan ukuran helai daun dan pengurangan jumlah bunga.

44 31 Tabel 13. Pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga tanaman kacang tanah Umur Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Tanaman (MST) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 4 1,50 1,67 2,00 1,50 1,50 0,00 5 8b 23,33a 8,67b 12,33b 10,00b 9,00b 6 16,33b 43,33a 15,67b 23,00b 17,00b 18,33b 7 25,33b 61,67a 24,33b 32,67b 24,67b 24,33b 8 40,67b 73,33a 27,33b 48,33b 30,00b 29,67b 9 76,33ab 116,00a 55,50b 77,67ab 42,00b 38,33b 10 94,00ab 125,00a 56,00b 89,33ab 43,33b 41,67b ,33ab 125,67a 56,00b 96,00ab 43,33b 44,33b ,00 126,67 59,00 99,33 44,67 52, ,00 127,67 65,00 102,00 51,00 61, ,00 129,00 82,00 106,33 65,00 70, ,33 137,33 100,50 117,00 80,00 80, ,00 149,00 117,00 132,00 92,67 93, ,00 155,67 127,00 146,33 106,00 105,33 Keterangan: angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi, MST=Minggu Setelah Tanam Gambar 9. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan jumlah bunga tanaman kacang tanah Bunga diharapkan muncul pada saat fase pembentukkan ginofor yaitu 6 8 MST, sehingga polong yang terbentuk akan memiliki waktu yang cukup untuk

45 32 pengisian. Bunga yang muncul saat fase pengisian polong sampai akhir pertumbuhan tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pembentukkan bunga membutuhkan asimilat sehingga akan berkompetisi dengan pengisian polong (Kusumaputri VS, 2010). Akar Hasil analisi statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap panjang akar. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa akar baik basah maupun kering (Tabel Lampiran 7). Tabel 14 menunjukkan pengaruh kepadatan tanah terhadap perkembangan akar tanaman kacang tanah. Perbandingan panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah dapat dilihat pada Gambar Lampiran 7. Tabel 14. Pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman kacang tanah Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Panjang Akar (cm) Biomassa Basah Akar (g) Biomassa Kering Akar (g) 0,80 50,00a 2,59 1,58 0,90 43,00ab 1,90 1,20 1,00 20,33c 1,04 0,66 1,10 39,67ab 2,21 1,32 1,20 25,00bc 2,12 1,31 1,25 24,67bc 2,19 1,31 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Berpengaruhnya kepadatan tanah terhadap panjang akar berhubungan dengan daya tembus akar terhadap tanah. Makin tinggi tingkat kepadatan tanah maka makin berkurang presentasi pori makro. Akar tidak bisa menembus pori-pori yang sempit bila diameter pori-pori kurang dari diameter ujung akar itu sendiri. Menurut Abu-Hamdeh (2003) pemadatan tanah akan membatasi distribusi akar. Karena itu pada tanah yang padat pertumbuhan akar akan tetap berlangsung ke arah samping. Akar tanaman yang terhambat pertumbuhannya akan menjadi lebih pendek dan lebih besar diameternya (Satyagraha, 2005).

46 33 Biomassa Dari hasil analisis statistik, terlihat bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk basah (Tabel Lampiran 8), akan tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk kering (Tabel Lampiran 8). Hasil pengukuran biomassa tajuk tanaman kacang tanah tersaji dalam Tabel 15. Tabel 15. Pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tajuk tanaman kacang tanah (gram) Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Biomassa Basah (g) Biomassa Kering (g) 0,80 166,31a 36,75 0,90 136,18ab 33,35 1,00 85,89b 21,05 1,10 186,47a 41,87 1,20 83,21b 26,38 1,25 82,29b 27,52 Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.BI=Bobot Isi Damanik (2007) menyatakan bahwa, pemadatan tanah memberikan hambatan mekanik bagi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat mencegah sistem perakaran yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (perkembangan daun) yang berakibat pada turunnya bobot tajuk kacang tanah. Ginofora dan Polong Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong total, jumlah ginofor yang menembus tanah, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering ( Tabel Lampiran 9). Hasil pengukuran jumlah polong total, jumlah ginofora yang menembus tanah, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering tersaji pada Tabel 16 dan perbandingan hasil polong kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah tersaji pada Gambar Lampiran 8.

47 34 Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Tabel 16. Pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofora dan polong tanaman kacang tanah Jumlah Ginofora yang Menembus Tanah Jumlah Polong Total Bobot Biji Basah (g) Bobot Biji Kering (g) Bobot Polong Basah (g) Bobot Polong Kering (g) 0,80 23,67ab 23,67a 26,62bc 18,24bc 38,76b 23,81b 0,90 32,67a 32,67a 45,73a 31,59a 64,99a 40,05a 1,00 18,00b 19,50ab 21,62cd 14,42cd 34,82bc 19,49bc 1,10 25,33ab 30,00a 38,78ab 25,63ab 53,74ab 32,54ab 1,20 3,67c 10,33b 11,45d 6,86d 16,40cd 9,14cd 1,25 4,67c 8,67b 7,36d 4,43d 10,78d 6,14d Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.BI=Bobot Isi Ginofor muncul pada 38 HST, kemudian akan memanjang serta menuju dan menembus tanah untuk memulai pembentukkan polong. Pada kondisi tanah yang gembur, ginofora akan mudah menembus tanah dan membentuk polong, sedangkan pada kondisi tanah yang padat, ginofora akan sulit bahkan tidak mampu menembus tanah (Lubis et al., 2005). Menurut Damanik (2007), tanah yang lebih padat akan menghambat perkembangan kacang tanah. Pemadatan tanah menyebabkan sulitnya penetrasi akar, sehingga mengurangi ketersediaan air bagi tanaman. Pada tanaman kacang tanah, periode pembentukkan dan pengisian polong merupakan masa yang paling kritis terhadap air. Respon tanaman kacang tanah terhadap kurangnya ketersediaan air diekspresikan melalui perubahan komponen pertumbuhan dan hasil yaitu jumlah daun, bunga, jumlah polong, dan kualitas biji (penurunan hasil) (Purnomo et al., 2006). Selain itu diamati pula produktivitas kacang tanah. Nilai produktivitas adalah dalam bentuk polong kering dan dikalkulasikan dalam jumlah hektar. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas kacang tanah (Tabel Lampiran 9). Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas kacang tanah tersaji pada Table 17.

48 35 Tabel 17. Pengaruh kepadatan tanah terhadap produktivitas tanaman kacang tanah (ton/ha) Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Produktivitas Polong Kering (ton/ha) 0,80 0,95b 0,90 1,60a 1,00 0,78bc 1,10 1,30ab 1,20 0,37cd 1,25 0,25d Keterangan:angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. BI=Bobot Isi Pemadatan tanah dapat menurunkan produktivitas tanaman. Menurut Stalham et al. (2007), pemadatan tanah menurunkan produktivitas kentang. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan resistensi tanah akibat dari pemadatan yang terjadi sehingga menyulitkan akar untuk menyerap air dan unsur hara. Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa tanaman kacang tanah pada bobot isi 0,90 g/cm 3 mencapai produktivitas sebesar 1,60 ton/ha. Akan tetapi produktivitas tanaman kacang tanah dengan bobot isi 1,25 g/cm 3 hanya mencapai 0,25 ton/ha. Produktivitas nasional untuk tanaman kacang tanah pada tahun 2011 mencapai 1,25 ton/ha (Deptan, 2012). Tanaman kacang tanah yang ditanam pada bobot isi 0,90 g/cm 3 mampu meningkatkan produktivitas nasional sebesar 28 %. Akan tetapi, dengan adanya pemadatan tanah dapat menurunkan produktivitas nasional sebesar 80,32 % (bobot isi 1,25 g/cm 3 ). Bobot isi tanah yang sesuai untuk kacang tanah dilihat dari parameter hasil produksi adalah 0,90 g/cm 3.

49 36 Pengaruh Kepadatan Tanah Terhadap Daya Tembus dan Perkembangan Ginofora, serta Hasil Polong Kacang Tanah Resistensi Tanah Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ginofora menembus tanah (Tabel Lampiran 10). Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah terlihat tidak nyata berdasarkan analisis t-student (Tabel Lampiran 12). Hasil pengamatan resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah tersaji dalam Tabel 18 dan grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah dapat dilihat pada Gambar 10. Tabel 18. Pengaruh kepadatan tanah terhadap resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah Kepadatan tanah (BI) Resistensi sebelum ginofora menembus tanah (kg/cm²) Resistensi setelah ginofora menembus tanah (kg/cm²) 0,80 0,83cA 0,45cA 0,90 1,35cA 1,32bcA 1,00 1,41cA 1,19bcA 1,10 2,24bcA 1,98bcA 1,20 3,34bA 2,98bA 1,25 6,55aA 6,15aA Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Huruf besar sama dalam satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5%. BI=Bobot Isi Nilai resistensi tanah akan semakin meningkat dengan bertambahnya kepadatan tanah. Dari Tabel 18 terlihat bahwa resistensi tanaman kacang tanah mengalami penurunan setelah ginofora menembus tanah. Hal ini diduga berkaitan dengan daya penetrasi ginofora. Ginofora akan mudah melakukan penetrasi pada tanah yang gembur. Namun, pada tanah yang padat ginofora akan sulit bahkan gagal menembus tanah (Lubis et al., 2005). Secara statistik peningkatan kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ginofora menembus tanah.

50 37 Gambar 10. Grafik hubungan antara kepadatan tanah dengan nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah Hasil uji korelasi kepadatan tanah terhadap nilai resistensi tanah baik sebelum maupun setelah ginofora menembus tanah menunjukkan bahwa kepadatan tanah mempunyai korelasi yang nyata, akan tetapi hubungannya tidak erat karena titik-titik yang menyebar. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) yang didapat adalah 0,49 (sebelum ginofora menembus tanah) dan 0,47 (setelah ginofora menembus tanah). Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) Tabel 19. Perbandingan nilai resistensi tanah pada percobaan 1 dan percobaan 2 Percobaan 1 Percobaan 2 Resistensi Resistensi Sebelum Setelah sebelum setelah ginofora Tanam Tanam ginofora menembus (kg/cm²) (kg/cm²) menembus tanah (kg/cm²) tanah (kg/cm²) 0,80 0,27fA 0,14cB 0,83cA 0,45cA 0,90 0,85eA 0,256cB 1,35cA 1,32bcA 1,00 1,46dA 0,61bcB 1,41cA 1,19bcA 1,10 2,37cA 1,16bB 2,24bcA 1,98bcA 1,20 3,43bA 2,36aA 3,34bA 2,98bA 1,25 4,41aA 2,83aB 6,55aA 6,15aA Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Huruf besar sama dalam satu baris menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5%. BI=Bobot Isi

51 38 Pada Tabel 19 terlihat bahwa nilai resistensi tanah pada ring sampel (percobaan 2) sebelum dilakukan perlakuan cenderung lebih tinggi dibandingkan nilai resistensi tanah pada pot (percobaan 1). Hal ini diduga karena pemadatan yang dilakukan pada ring sampel lebih mudah dilakukan bila dibandingkan dengan pemadatan yang dilakukan pada pot, sehingga pemadatan yang dilakukan pada ring sampel lebih merata. Berdasarkan hasil analisis uji t-student, nilai resistensi pada percobaan 1 (satu) memiliki pengaruh yang nyata antara nilai resistensi sebelum dan nilai resistensi sesudah tanam. Pada percobaan 2 (dua), hasil analisis uji t-student tidak berpengaruh nyata antara nilai resistensi sebelum dan nilai resistensi setelah ginofora menembus tanah. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas akar dan daya tembus ginofora yang menyebabkan penurunan nilai resistensi. Selain itu, adanya aktivitas akar dan daya tembus ginofora menyebabkan nilai resistensi tanah setelah perlakuan pada percobaan 1 (satu) lebih kecil dibandingkan nilai resitensi tanah setelah perlakuan pada percobaan 2 (dua). Polong Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap polong kacang tanah yaitu panjang polong, bobot polong basah, bobot polong kering, bobot biji basah, dan bobot biji kering (Tabel Lampiran 10). Hasil pengamatan terhadap polong kacang tanah tersaji pada Tabel 20. Ginofora membutuhkan kondisi tanah yang gembur agar dapat menembus tanah. Menurut Lubis et al. (2005), ginofora akan sulit atau gagal menembus tanah pada tanah yang padat. Ginofora yang gagal menembus tanah akan mengering dan gagal membentuk polong. Kondisi tanah yang gembur juga diperlukan bagi ginofora yang berhasil menembus tanah. ginofora yang berhasil menembus tanah kemudian tumbuh memanjang dan membentuk polong. Menurut Damanik (2007), tanah yang lebih padat akan menghambat perkembangan kacang tanah sehingga akan menurunkan ukuran polong kacang tanah. Bobot isi tanah yang paling sesuai untuk perkembangan ginofora adalah 0,80 g/cm 3.

52 39 Kepadatan tanah (BI) Tabel 20. Pengaruh kepadatan tanah terhadap polong kacang tanah Panjang polong (mm) Bobot biji basah (g) Bobot biji kering (g) Bobot polong basah (g) Bobot polong kering (g) 0,80 22,48a 1,21a 0,57a 0,60a 0,33a 0, ,00 15,00b 0,47b 0,28b 0,30b 0,19b 1, , , Keterangan: angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5% Produksi tanaman kacang tanah pada tanah Podsolik Jasinga dengan bobot isi 0,90 g/cm 3 dan metode pemberian air hingga kadar air kapasitas lapang tercapai memberikan hasil tertinggi. Produksi tanaman kacang tanah menurun seiring dengan peningkatan kepadatan tanah. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (1995), tanaman kacang tanah yang ditanam pada tanah Podsolik Jasinga dengan bobot isi 0,90 g/cm 3 dan 1,00 g/cm 3 serta dengan metode pemberian air berdasarkan curah hujan masih dapat mempertahankan pertumbuhan dan hasil yang baik.

53 40 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap hantaran hidrolik dan nilai resistensi tanah baik sebelum penanaman maupun setelah penanaman kacang tanah, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air kapasitas lapang. Peningkatan kepadatan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan jumlah bunga. Pemadatan tanah juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap biomassa tajuk basah dan panjang akar namun tidak berpengaruh nyata terhadap biomassa tajuk kering, biomassa akar basah dan kering. Kepadatan tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil kacang tanah yaitu polong (basah dan kering) dan biji (basah dan kering). Produktivitas kacang tanah menurun seiring dengan peningkatan kepadatan tanah. Pengaruh kepadatan tanah juga terlihat nyata terhadap ginofora. Kepadatan tanah berpengaruh sangat nyata pada nilai resistensi tanah sebelum dan setelah ginofora menembus tanah, panjang polong, bobot polong (basah dan kering) dan bobot biji (basah dan kering). Bobot isi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah adalah 0,90 g/cm 3. Saran Pengolahan tanah perlu dilakukan untuk mencapai bobot isi 0,90 g/cm 3 yang merupakan bobot isi yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kacang. Pada saat ginofora mulai terbentuk, tanaman kacang tanah dapat direbahkan dengan cara diinjak agar ginofora mudah masuk ke dalam tanah. Untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu, untuk mengetahui pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil, sebaiknya penelitian ini dilanjutkan dengan jenis tanah, tanaman, dan metode pemberian air yang berbeda.

54 41 DAFTAR PUSTAKA Abu-Hamdeh NH Compaction and subsoiling effects on corn growth and soil bulk density. Soil Science Society of America Journal 67 (4) : Adisarwanto T Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Kering. Jakarta : Penebar Swadaya. Baskoro DPT, SD Tarigan Karakteristik kelembaban tanah pada beberapa jenis tanah. Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol. 9 (2): Damanik P Perubahan kepadatan tanah dan produksi tanaman kacang tanah akibat intensitas lintasan traktor dan dosis bokasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hardjowigeno S Ilmu Tanah. Jakarta : Akademia Presindo. Harsono A, Adisarwanto T, Tohari, Indradewa D Mekanisme ketahanan kacang tanah terhadap kekeringan. Balitkabi. Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian : Hillel D Environmental Soil Physics. San Diego : Academic Press. Keloko SNBRS Keragaman dan korelasi antara peubah pertumbuhan dan produksi pada delapan varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Petanian, Institut Pertanian Bogor. Kurnia U, F Agus, A Adimihardja, A Dariah Sifat fisik tanah dan metode analisisnya. Jakarta: Balai Besar Litbang Sumberdaya lahan Pertanian Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Kusumaputri VS Karakteristik pertumbuhan dan produksi delapan varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Lubis KS, Muchlis, dan Wijaya S Produksi kacang tanah dan beberapa sifat fisika tanah akibat pemadatan tanah ultisol. Jurnal Komunikasi Penelitian Vol. 17 (3): Maryamah LS Pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik tanah dan perkecambahan benih kacang tanah dan kedelai [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Mattjik AA, Sumertajaya IM Perancangan Percobaan Dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. Bogor: IPB PRESS.

55 42 Melinda A Pengaruh pupuk neutralizer, kaptan, dan urea terhadap caisin varietas tosakan pada podsolik Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Purnomo J, Trustinah, Nugrahaeni N Tingkat kehilangan hasil kacang tanah tipe spanish dan valencia akibat kekeringan. Balitkabi. Bogor. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian : Pitojo S Benih Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius. Rahayu R Pengaruh pemadatan tiga jenis tanah terhadap sifat fisik tanah, pertumbuhan, dan hasil kacang tanah [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ratnapuri I Karakteristik pertumbuhan dan produksi lima varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Salisbury FB, Cleon WR Plant Physiology. Wadsworth Publishing Co. Satyagraha H Optimasi proses pengolahan dua karakterisasi produk serta penentuan umur simpan beras ubi kayu yang disubsidi dengan kecambah kedelai [skripsi]. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Simanjuntak R Pengaruh pemberian bahan organik, kapur, dan belerang terhadap produksi biomassa, kadar serapan belerang pada tanaman jagung (Zea mays) di tanah Podsolik, Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sofyan M Pengaruh pengolahan tanah konservasi terhadap sifat fisik dan hidrologi tanah [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Petanian Bogor. Stalham MA, Allen EJ, Rosenfeld AB, Herry F Effects of soil compaction in potato (Solanum tuberosum) crops. Journal of Agricultural Science 145: Sulaeman, Suparto, dan Eviati Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor : Balai Penelitian Tanah, Departemen Pertanian. Sulaeman D Efek kompos limbah baglog jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus Jacquin) terhadap sifat fisik tanah serta pertumbuhan bibit markisa kuning (Passiflora edultis var. Flavicarpa Degner) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Suprapto HS Bertanam Kacang Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.

56 43 Sutandi A Penuntun praktikum analisis tanah. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Suwarto, et al Penuntun praktikum dasar-dasar agronomi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tim Bina Karya Tani Pedoman Bertanam Kacang Tanah. Bandung : Yrama Widya. Utomo H Pengaruh kaptan, trass, dan pupuk fosfor terhadap kedelai varietas orba pada podsolik Jasinga [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Walpole, Ronald E Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wilson E Kepadatan tanah akibat penyaradan oleh forwarder dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan semai [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Produktivitas Tanaman Pangan Nasional Tahun 2011 [4 Agustus 2012]

57 Lampiran 44

58 45 Tabel Lampiran 1. Kriteria penilaian hasil analisis tanah Balai Penelitian Tanah 2005 Nilai Parameter tanah Satuan Sangat Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi tinggi C % < >5 N % <0,1 0,1-0,2 0,21-0,5 0,51-0,75 >0,75 C/N < > 25 P2O5 HCl 25% mg 100g -1 < >60 P2O5 Bray ppm P < >15 P2O5 Olsen ppm P < >20 K2O HCl 25% mg 100g -1 < >60 KTK/CEC me 100 g tanah -1 < >40 Susunan kation Ca me 100 g tanah -1 < >20 Mg me 100 g tanah -1 <0,3 0,4-1 1,1-2,0 2,1-8,0 >8 K me 100 g tanah -1 <0,1 0,1-0,3 0,4-0,5 0,6-1,0 >1 Na me 100 g tanah -1 <0,1 0,1-0,3 0,4-0,7 0,8-1,0 >1 Kejenuhan Basa % < >80 Kejenuhan Alumunium % < >40 Cadangan mineral % < >40 Salinitas/DHL ds m -1 < >4 Persentase natrium dapat ditukar/esp (%) % < >15

59 46 Tabel Lampiran 2. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik tanah Peubah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Kadar Air Perlakuan 5 40,580 8,116 1,56 0,246tn 3,24 Kapasitas Lapang Galat 12 62,619 5,218 (Metode Alhricks) Umum ,199 Kadar Air pf 2,54 (Maryamah, 2010) Resistensi sebelum ditanami Kacang Tanah Resistensi setelah ditanamai Kacang Tanah Hantaran Hidrolik Perlakuan , , ,310 0,000** 1,78 Galat 12 10,667 0,889 Umum ,944 Perlakuan 5 37,506 7,501 83,71 <0,0001** 14,04 Galat 12 1,075 0,09 Umum 17 38,581 Perlakuan 5 19,022 3,804 18,05 <0,0001** 37,54 Galat 12 2,53 0,211 Umum 17 21,552 Perlakuan , , ,65 <0,0001** 12,67 Galat , ,344 Umum ,342 Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata Tabel Lampiran 3. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap tinggi tanaman kacang tanah MST Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Perlakuan 5 20,833 4,167 6,520 0,0038** 12,96 1 Galat 12 7,667 0,639 Umum 7 28,500 Perlakuan 5 64,736 12,947 4,460 0,0158* 10,21 2 Galat 12 34,833 2,903 Umum 7 99,569 Perlakuan 5 76,625 15,325 3,570 0,033* 9,17 3 Galat 12 51,500 4,292 Umum 7 128,125 Perlakuan 5 118,944 23,789 3,690 0,0296* 9,91 4 Galat 12 77,333 6,444 Umum 7 196,278 Perlakuan 5 131,111 26,622 3,550 0,0335* 9,86 5 Galat 12 90,000 7,500 Umum 7 223,111 Perlakuan 5 370,500 74,100 4,540 0,0149* 12,19 6 Galat ,000 16,333 Umum 7 566,500 Perlakuan 5 365,778 73,156 3,160 0,0477* 12,63 7 Galat ,000 23,167 Umum 7 643,778

60 47 Tabel Lampiran 3 (Lanjutan) Perlakuan 5 326,278 65,256 1,630 0,226tn 15,09 8 Galat ,667 40,056 Umum 7 806,944 Perlakuan 5 503, ,721 1,700 0,216tn 15,13 9 Galat ,333 59,394 Umum ,941 Perlakuan 5 784, ,990 2,260 0,121tn 15,33 10 Galat ,167 69,561 Umum ,118 Perlakuan , ,573 2,370 0,109tn 16,70 11 Galat ,667 91,515 Umum ,529 Perlakuan , ,743 2,590 0,0878tn 16,15 12 Galat ,167 91,924 Umum ,882 Perlakuan , ,139 2,650 0,082tn 15,83 13 Galat ,833 92,348 Umum ,529 Perlakuan , ,714 2,230 0,124tn 16,15 14 Galat , ,151 Umum ,235 Perlakuan , ,361 2,430 0,102tn 15,53 15 Galat ,167 97,742 Umum ,971 Perlakuan , ,222 2,480 0,097tn 15,30 16 Galat ,625 97,239 Umum ,735 Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata Tabel Lampiran 4. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap diameter batang tanaman kacang tanah MST Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Perlakuan 5 0,183 0,037 2,860 0,063tn 4,98 1 Galat 12 0,153 0,013 Umum 7 0,336 Perlakuan 5 0,569 0,119 2,260 0,1149tn 8,82 2 Galat 12 0,633 0,053 Umum 7 1,229 Perlakuan 5 0,536 0,107 2,080 0,1393tn 8,04 3 Galat 12 0,620 0,052 Umum 7 1,156 Perlakuan 5 0,272 0,054 1,500 0,2598tn 6,23 4 Galat 12 0,433 0,036 Umum 7 0,705 5 Perlakuan 5 0,327 0,065 2,350 0,1044tn 5,16 Galat 12 0,333 0,028 Umum 7 0,660

61 48 Tabel Lampiran 4 (Lanjutan) Perlakuan 5 0,751 0,150 2,650 0,0773tn 6,84 6 Galat 12 0,680 0,057 Umum 7 1,431 Perlakuan 5 1,323 0,265 3,010 0,0545tn 7,95 7 Galat 12 1,053 0,088 Umum 7 2,376 Perlakuan 5 1,171 0,342 3,620 0,0314* 7,72 8 Galat 12 1,133 0,094 Umum 7 2,845 Perlakuan 5 1,735 0,347 27,270 <0,0001** 2,61 9 Galat 11 0,140 0,013 Umum 16 1,875 Perlakuan 5 1,909 0,382 14,650 0,0002** 3,53 10 Galat 11 0,287 0,026 Umum 16 2,195 Perlakuan 5 1,997 0,399 14,410 0,0002** 3,50 11 Galat 11 0,305 0,028 Umum 16 2,302 Perlakuan 5 2,177 0,435 17,520 <0,0001** 3,20 12 Galat 11 0,273 0,025 Umum 16 2,451 Perlakuan 5 2,405 0,440 14,270 0,0002** 3,46 13 Galat 11 0,340 0,031 Umum 16 2,545 Perlakuan 5 1,876 0,375 15,580 0,0001** 2,95 14 Galat 11 0,265 0,024 Umum 16 2,141 Perlakuan 5 1,744 0,349 23,020 <0,0001** 2,27 15 Galat 11 0,167 0,015 Umum 16 1,911 Perlakuan 5 1,735 0,347 12,730 0,0003** 2,97 16 Galat 11 0,300 0,027 Umum 16 2,035 Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata Tabel Lampiran 5. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah MST Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Perlakuan 5 0,020 0,004 1,630 0,2249tn 2,10 1 Galat 12 0,029 0,002 Umum 7 0,048 Perlakuan 5 26,278 5,256 3,380 0,039* 17,96 2 Galat 12 18,667 1,556 Umum 7 44,944 3 Perlakuan 5 25,611 5,122 4,010 0,0227* 10,33 Galat 12 15,333 1,278 Umum 7 40,944

62 49 Tabel Lampiran 5 (Lanjutan) Perlakuan 5 83,111 16,622 3,890 0,0251* 18,07 4 Galat 12 51,333 4,278 Umum 7 134,444 Perlakuan 5 110,278 22,056 3,250 0,0436* 16,56 5 Galat 12 81,333 6,778 Umum 7 191,611 Perlakuan 5 896, ,256 5,390 0,0079** 23,76 6 Galat ,333 33,278 Umum ,611 Perlakuan , ,567 3,810 0,0267* 29,31 7 Galat , ,222 Umum ,500 Perlakuan , ,333 2,680 0,0753tn 31,92 8 Galat , ,611 Umum ,000 Perlakuan , ,224 6,090 0,0061** 18,48 9 Galat , ,909 Umum ,118 Perlakuan , ,443 10,500 0,0007* 16,37 10 Galat ,667 94,424 Umum ,882 Perlakuan , ,114 18,740 <0,0001** 10,48 11 Galat ,667 48,606 Umum ,235 Perlakuan , ,055 11,050 0,0005** 13,07 12 Galat ,667 69,879 Umum ,941 Perlakuan , ,757 3,700 0,0328* 24,56 13 Galat , ,667 Umum ,118 Perlakuan , ,757 2,810 0,0714tn 28,95 14 Galat , ,576 Umum ,118 Perlakuan , ,978 1,890 0,176tn 30,11 15 Galat , ,289 Umum ,059 Perlakuan , ,806 2,360 0,109tn 34,73 16 Galat , ,136 Umum ,529 Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata

63 50 Tabel Lampiran 6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap jumlah bunga tanaman kacang tanah MST Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Perlakuan 5 0,038 0,008 1,170 0,377tn 3,36 4 Galat 12 0,077 0,006 Umum 7 0,114 Perlakuan 5 505, ,156 3,470 0,036* 45,43 5 Galat ,000 29,167 Umum 7 855,778 Perlakuan , ,789 4,960 0,0108* 37,17 6 Galat ,667 68,556 Umum ,611 Perlakuan , ,700 5,240 0,0088** 34,83 7 Galat , ,500 Umum ,500 Perlakuan , ,222 5,120 0,0096** 32,25 8 Galat , ,611 Umum ,444 Perlakuan , ,876 3,910 0,0277* 36,,80 9 Galat , ,772 Umum ,882 Perlakuan , ,200 3,330 0,0448* 41,10 10 Galat , ,637 Umum ,000 Perlakuan , ,420 3,520 0,0381* 40,20 11 Galat , ,515 Umum ,765 Perlakuan , ,447 2,990 0,0603tn 41,48 12 Galat , ,272 Umum ,235 Perlakuan , ,361 3,040 0,0577tn 36,97 13 Galat , ,697 Umum ,471 Perlakuan , ,561 2,450 0,0998tn 33,34 14 Galat , ,515 Umum ,471 Perlakuan , ,339 2,210 0,1275tn 30,35 15 Galat , ,076 Umum ,529 Perlakuan , ,980 1,640 0,2302tn 30,45 16 Galat , ,485 Umum ,235 Perlakuan , ,094 1,360 0,3098tn 28,19 17 Galat , ,000 Umum ,471 Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn tidak nyata

64 51 Tabel Lampiran 7. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap akar tanaman kacang tanah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Peubah Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Perlakuan , ,222 4,260 0,0184* 29,88 Panjang Galat , ,833 akar Umum ,111 Biomassa basah akar Perlakuan 5 4,108 0,822 1,130 0,395tn 42,41 Galat 12 8,706 0,726 Umum 17 12,814 Biomassa Perlakuan 5 1,398 0,280 1,260 0,341tn 38,32 kering Galat 12 2,656 0,221 akar Umum 17 4,054 Keterangan: * nyata; tn tidak nyata Tabel Lampiran 8. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap biomassa tanaman kacang tanah Peubah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Keragaman Biomassa Perlakuan , ,875 3,990 0,023* 32,51 basah Galat , ,793 tajuk Umum ,897 Biomassa Perlakuan 5 866, ,383 0,750 0,604tn 48,93 kering Galat , ,352 tajuk Umum ,136 Keterangan: * nyata; tn tidak nyata

65 52 Peubah Jumlah ginofor yang menembus tanah Jumlah Polong Total Bobot Biji Basah Bobot Biji Kering Bobot Polong Basah Bobot Polong Kering Tabel Lampiran 9. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap ginofor dan polong tanaman kacang tanah Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Perlakuan , ,533 10,670 0,0006** 34,47 Galat ,333 38,485 Umum ,000 Keragaman Perlakuan , ,920 6,530 0,0047** 32,19 Galat ,167 45,197 Umum ,765 Perlakuan , ,034 11,230 0,0005** 30,42 Galat ,462 60,042 Umum ,634 Perlakuan , ,622 12,260 0,0003** 30,63 Galat ,432 27,130 Umum ,544 Perlakuan , ,831 10,660 0,0006** 30,21 Galat , ,821 Umum ,187 Perlakuan , ,819 11,420 0,0005** 30,58 Galat ,028 45,275 Umum ,124 Perlakuan 5 4,1345 0,827 11,42 0,0005** 30,58 Produktivitas Galat 11 0,7968 0,072 Umum 16 4,9314 Keterangan: ** sangat nyata Peubah Resistensi sebelum ginofor menembus tanah Resistensi setelah ginofor menembus tanah Tabel Lampiran 10. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh kepadatan tanah terhadap sifat fisik, ginofor, dan polong pada percobaan 2 Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Koefisien Pr > f Keragaman Bebas Kuadrat Tengah hitung Perlakuan 5 0,706 0,141 13,65 <0,0001** 4,04 Galat 30 0,310 0,01 Umum 35 1,016 Keragaman Perlakuan 5 0,691 0,138 12,29 <0,0001** 4,24 Galat 30 0,337 0,011 Umum 35 1,028

66 53 Tabel Lampiran 10 (Lanjutan) Panjang polong Bobot biji basah Bobot biji kering Bobot polong basah Perlakuan 5 2,915 0,583 6,76 0,0003** 11,95 Galat 30 2,588 0,086 Umum 35 5,503 Perlakuan 5 0,007 0,001 4,480 0,0036** 0,76 Galat 30 0,009 0,000 Umum 35 0,016 Perlakuan 5 0,002 0,001 3,540 0,012* 0,51 Galat 30 0,004 0,000 Umum 35 0,007 Perlakuan 5 0,028 0,006 7,730 <0,0001** 1,15 Galat 30 0,021 0,001 Umum 35 0,049 Perlakuan 5 0,007 0,001 5,060 0,0018** 0,69 Bobot polong Galat 30 0,008 0,000 kering Umum 35 0,014 Keterangan: ** sangat nyata; * nyata Tabel Lampiran 11. Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah tanam pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah (percobaan1) Perlakuan Keragaman Derajat Bebas t-hitung Pr>ItI 0,80 Sama 4 2,82 0,0479* Tidak sama 3,6 2,82 0,0541 0,90 Sama 4 4,44 0,0114* Tidak sama 2,13 4,44 0,0419 1,00 Sama 4 6,14 0,0036** Tidak sama 3,65 6,14 0,0018 1,10 Sama 4 3,01 0,0397* Tidak sama 3,11 3,01 0,0547 1,20 Sama 4 1,96 0,1218tn Tidak sama 2,37 1,96 0,1691 1,25 Sama 4 5,07 0,0071** Keterangan: ** sangat nyata; * nyata; tn: tidak nyata Tidak sama 2,59 5,07 0,0210

67 54 Tabel Lampiran 12. Perbedaan nilai resistensi sebelum dan setelah ginofora menembus tanah pada perlakuan pengaruh kepadatan tanah terhadap daya tembus dan perkembangan ginofora (percobaan 2) Perlakuan Keragaman Derajat Bebas t-hitung Pr>ItI 0,80 Sama 10 1,67 0,1260tn Tidak sama 8,66 1,67 0,1307 0,90 Sama 10 0,05 0,9581tn Tidak sama 9,87 0,05 0,9581 1,00 Sama 10 0,58 0,5725tn Tidak sama 9,32 0,58 0,5734 1,10 Sama 10 0,28 0,7860tn Tidak sama 9,84 0,28 0,7861 1,20 Sama 10 0,33 0,7470tn Tidak sama 9,99 0,33 0,7470 1,25 Sama 10 0,29 0,7792tn Keterangan: tn: tidak nyata Tidak sama 10 0,29 0,7792

68 55 Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 Tabel Lampiran 13. Hasil pengamatan tinggi tanaman tanaman kacang tanah (cm) Tinggi Tanaman (cm) Ulangan MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST , Mati , , , , , , , , , , ,5 54

69 56 Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 Tabel Lampiran 14. Hasil pengamatan diameter batang tanaman tanaman kacang tanah (mm) Diameter batang (mm) Ulangan MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST 1 2,4 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,5 3,6 3,9 4,1 4,4 4,5 4,7 4,8 5,0 5,2 2 2,4 2,5 2,7 3,1 3,3 3,4 3,5 3,6 3,8 4,1 4,2 4,4 4,5 4,7 5,0 5,1 3 2,3 3,0 3,1 3,3 3,4 3,6 3,8 4,0 4,1 4,3 4,6 4,7 5,0 5,2 5,3 5,5 1 2,5 3,2 3,3 3,5 3,6 3,8 3,9 4,1 4,3 4,6 4,8 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4 2 2,4 3,0 3,1 3,2 3,3 3,5 3,7 4,0 4,1 4,2 4,4 4,7 4,9 5,0 5,2 5,3 3 2,3 2,6 2,8 2,9 3,1 3,5 3,7 4,0 4,2 4,5 4,6 4,8 5,0 5,1 5,2 5,3 1 2,4 2,6 2,8 2,9 2,9 2,9 2,9 2,9 Mati 2 2,3 2,7 2,9 3,1 3,2 3,4 3,7 4,0 4,3 4,6 4,8 5,0 5,1 5,2 5,4 5,5 3 2,2 2,3 2,6 2,7 3,0 3,3 3,7 4,0 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,9 5,2 5,3 1 2,1 2,2 2,4 2,7 3,0 3,1 3,4 3,6 4,1 4,5 4,6 4,7 4,9 5,2 5,3 5,6 2 2,1 2,7 2,9 3,0 3,2 3,4 3,5 3,6 4,0 4,1 4,3 4,4 4,5 4,9 5,1 5,3 3 2,1 2,4 2,2 2,9 3,1 3,3 3,4 4,0 4,1 4,3 4,4 4,6 4,7 5,0 5,1 5,2 1 2,1 2,3 2,7 2,9 3,0 3,2 3,4 4,1 4,5 4,8 5,0 5,3 5,6 5,7 5,7 5,9 2 2,4 2,7 3,1 3,3 3,4 4,0 4,4 4,5 4,7 5,0 5,1 5,2 5,4 5,6 5,9 6,1 3 2,1 2,4 2,7 3,1 3,3 3,7 4,1 4,5 4,8 5,0 5,3 5,5 5,6 5,7 5,9 6,0 1 2,1 2,4 2,9 3,1 3,5 3,7 4,2 4,4 4,7 4,9 5,2 5,4 5,6 5,7 5,8 6,0 2 2,4 2,5 2,9 3,1 3,4 3,7 4,1 4,4 4,8 5,1 5,3 5,4 5,5 5,8 6,0 6,2 3 2,3 2,6 2,9 3,1 3,4 3,9 4,2 4,4 4,9 5,2 5,3 5,5 5,6 5,7 5,8 5,8

70 57 Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,2 1,25 Tabel Lampiran 15. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman tanaman kacang tanah Jumlah daun Ulangan MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST Mati

71 58 Kepadatan tanah/bi (g/cm 3 ) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 Tabel Lampiran 16. Hasil pengamatan jumlah bunga tanaman tanaman kacang tanah Jumlah bunga Ulangan MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST MST Mati

72 59 Tabel Lampiran 17. Hasil pengamatan panjang dan biomassa akar tanaman kacang tanah Kepadatan Panjang akar Bobot akar basah Bobot akar kering tanah/bi Ulangan (g/cm 3 (cm) (gram) (gram) ) ,64 1,07 0, ,21 1, ,91 2, ,79 1,64 0, ,58 0, ,34 1, ,58 0,37 1, ,64 1, ,9 0, ,85 1,1 1, ,31 1, ,46 1, ,13 2,04 1, ,85 0, ,38 1, ,97 1,15 1, ,55 1, ,06 1,63 Tabel Lampiran 18. Hasil pengamatan biomassa tajuk tanaman kacang tanah Kepadatan Biomassa basah tajuk Biomassa kering tajuk tanah/bi Ulangan (g/cm 3 (gram) (gram) ) 1 122,52 14,05 0, ,402 36, ,003 59, ,786 20,91 0, ,342 39, ,416 39, ,03 7,211 1, ,623 36, ,016 19, ,393 57,52 1, ,181 40, ,841 27,95 1, ,398 31, ,754 8, ,484 38,9

73 60 Tabel Lampiran 18 (Lanjutan) 1 97,127 22,2 1, ,088 23, ,65 37,33 Tabel Lampiran 19. Hasil pengamatan jumlah ginofora dan polong tanaman kacang tanah Kepadatan Tanah (BI) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 Ulangan Jumlah ginofora yang menembus tanah Jumlah Polong Total Kepadatan Tanah (BI) 0,80 Tabel Lampiran 20. Hasil pengamatan bobot polong dan biji tanaman kacang tanah Bobot Polong Bobot Biji Bobot Biji Bobot Polong Kering Basah Kering Basah (gram) (gram) (gram) (gram) Ulangan Produktivitas polong kering (ton/ha) 1 24,15 14,42 16,28 11,38 0, ,26 26,8 30,71 20,24 1, ,87 30,2 32,87 23,1 1, ,27 51,77 58,46 40,63 2,10 0, ,97 38,79 45,32 31,49 1, ,74 29,59 33,41 22,65 1,18 1, ,4 16,08 17,78 11,66 0, ,23 22,89 25,45 17,17 0,92

74 61 Tabel Lampiran 20 (Lanjutan) 1 45,9 27,63 33,47 22,3 1,11 1, ,14 36,14 44,63 28,86 1, ,18 33,86 38,23 25,74 1, ,95 8, ,32 0,34 1,20 2 7,58 4,82 6,01 3,85 0, ,66 14,09 18,33 10,4 0, ,37 7,62 9,74 5,63 0,30 1, ,4 6,6 7,6 4,64 0,26 3 6,58 4,2 4,74 3,01 0,17

75 62 Tabel Lampiran 21. Hasil pengamatan polong dan biji kacang tanah (percobaan 2) Bobot Bobot Kepadat Panjang Bobot Biji Bobot Biji Ulang Polong Polong an tanah Polong Basah Kering an Basah Kering (BI) (mm) (gram) (gram) (gram) (gram ) 1 26,1 1,62 1,04 1,17 0, ,8 1,33 0,58 0,59 0,3 0, ,94 0,26 0,25 0, ,95 0,41 0,38 0, , ,47 0,28 0,3 0, , , , ,

76 63 Tabel Lampiran 22. Hasil pengamatan Alhricks Kepadatan tanah (BI) Ulangan Kadar Air (%) 0,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1, , , , , , , , , , , , , , , , , ,1111 Tabel Lampiran 23. Hasil pengamatan Hantaran Hidrolik Kepadatan Tanah (BI) Ulangan Kecepatan (cm/jam) , , , ,2 0, , , ,144 1, , , , , ,04 1,20 1 0,69 2 0,35 3 0,95

77 64 Tabel Lampiran 23 (Lanjutan) 1,25 1 0,74 2 0,23 3 0,22 Tabel Lampiran 24. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum penanaman kacang tanah (percobaan 1) Kepadatan Tusukkan ke Ulangan Rataan tanah (BI) ,80 0,90 1,00 1,10 1,20 1,25 1 0,15 0,15 0,5 0,5 0,1 0,5 0, ,1 0,1 0,5 0,5 0,1 0,1 0, ,1 0,1 0,5 0,2 0,1 0,5 0, ,75 1 0,8 1,6 0,75 0,8 1, ,75 0,7 0,5 0,8 1 0,5 0, ,8 0,8 0,8 1 0,5 0,5 0, ,8 1,8 1,6 1,2 1 0,5 1, ,2 1,8 1 1,3 1,8 1,2 1, ,8 1,2 1,3 3, , ,9 1, ,9 2, ,9 2 3,5 3 1,8 1,2 2, ,5 2,5 3,5 2, ,5 3,5 3,1 3,4 3,1 3, ,1 3,25 3,3 3,4 3,5 3,1 3, ,5 3,5 3,5 4 3,5 4,5 3, ,3 4,5 5,3 5 4,75 4,75 4, ,5 4,5 4,5 4, , ,8 3,5 3,5 4,75 4 3,925

78 65 Tabel Lampiran 25. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah setelah penanaman kacang tanah (percobaan 1) Kepadatan Tusukkan ke Ulangan tanah (BI) Rataan 1 0,1 0,05 0,1 0,05 0,1 0,1 0,083 0,80 2 0,05 0,05 0,1 0,05 0,5 0,5 0, ,5 0,1 0,05 0,05 0,05 0,05 0, ,1 0,1 0,1 0,5 0,5 0,5 0,300 0,90 2 0,1 0,2 0,1 0,1 0,5 0,5 0, ,2 0,5 0,2 0,2 0,1 0,1 0, ,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,500 1,00 2 0,5 0,5 0,5 1 0,4 0,4 0, ,2 0,5 0,5 1 1,2 1,2 0, ,2 0,2 1,3 0,3 0,4 0,4 0,467 1,10 2 0,4 0, , , ,8 0,5 0,5 1, ,5 1 2,5 2,1 1,2 1,2 1,417 1, , ,5 0,5 2, , ,5 3,5 3,5 3, ,5 2 2,75 1,75 3,8 3,8 2,600 1,25 2 2,5 1 3,5 2, , , ,5 2,5 2,917

79 66 Tabel Lampiran 26. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah sebelum ginofora menembus tanah (percobaan 2) Tusukkan Ke- (Sebelum Ginofor Menembus Kepadatan Ulangan Tanah) Ratatanah (BI) Rata ,1 0,2 0,1 1 0,57 2 0,8 0,1 0,1 0,1 0,1 1 0,37 0, ,8 0,5 0,5 0,1 0,5 0,73 4 0, ,7 0,9 1 0,90 5 0,1 0,5 0,75 0,8 0,9 1 0,68 6 0,7 3, ,5 1,5 1,70 1 0,1 0,1 0,1 0, ,75 2 0,5 0,1 0,1 0,5 0,5 1 0,45 0,90 3 0,2 0,2 0,15 3 0,1 0,1 0, ,00 5 3,5 3 0,1 3,5 3,4 1,5 2,50 6 3, ,5 1 0,5 1,75 1 3,5 2,25 3,5 1, ,23 2 1, ,9 2 2,13 1,00 3 0,5 0,1 1 1,8 1,1 0,9 0,90 4 0,1 1,25 3,5 0,2 0,5 1,5 1, ,5 3 0,5 0,5 3 1,75 6 0,2 0,1 0,15 0,2 0,1 1 0, ,25 5 2, ,00 1,10 3 1,5 1,3 1 1,8 1,25 1 1, ,5 0,5 0,5 0,5 0, , ,5 2,17 6 1,5 1 1,25 1, ,42 1 1, ,25 1,5 2,00 2 4,9 2,75 4,8 3,5 2,5 5 3,91 1, ,5 3,9 1,75 2 2, ,25 0, , ,5 3 1, , , , , ,46 1, ,5 2, , , , ,25 3 4, ,67

80 67 Tabel Lampiran 27. Hasil pengamatan resistensi tanah pada tanaman kacang tanah setelah ginofora menembus tanah (percobaan 2) Tusukkan Ke- (Setelah Ginofor Menembus Kepadatan Ulangan Tanah) Ratatanah (BI) Rata ,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 2 0,1 0,05 0,2 0,5 0,05 0,05 0,16 0,80 3 0, ,5 0,2 0,5 0, ,5 0,5 0,2 0,70 5 0,05 0,05 0,5 0,5 0,5 0,5 0, ,5 0,05 0,5 0,75 0,80 1 1,5 1 0,5 0,5 0,5 2 1,00 2 0,5 0,05 0,05 1 0,5 0,5 0,43 0,90 3 0,1 0,3 3 0,1 0,2 0,2 0, , , ,5 2,00 6 3,5 3,5 1 0,2 0,7 0,2 1,52 1 3,5 3, ,5 0,5 1, ,5 2 1,5 1,5 2 1,92 1,00 3 1,5 1 0,2 0,5 0,2 0,7 0, ,5 1 3,5 0,5 1,5 1, ,05 0,05 0,2 1 0,72 6 0,7 0,6 0,7 0,6 0,6 0,6 0, ,5 2,75 2 2, ,5 5 5,00 1,10 3 0,5 0,1 0,7 0,5 0,7 1 0, ,1 1 0,5 0,5 0,5 0, , ,5 2,5 2, , ,92 1 0, , ,17 1,2 3 1,75 1,9 2 1,5 3,5 2 2, ,5 0,5 0,2 2, ,5 4 2, , , ,08 2 3,5 4 2,5 9 2,5 7 4,75 1, ,5 2,5 2,75 2,5 4, ,83 5 1, , ,5 9,42

81 68 Gambar Lampiran 1. Tanah yang dikering udarakan Gambar Lampiran 2. Percobaan di rumah kaca

82 69 Gambar Lampiran 3. Tanaman kacang tanah yang terserang hama tungau Gambar Lampiran 4. Tanaman kacang tanah terserang hama aphis Gambar Lampiran 5. Pemberian Insektisida Curaccron pada 8 MST

83 70 Gambar Lampiran 6. Tinggi tanaman kacang tanah (12 MST) Gambar Lampiran 7. Panjang akar tanaman kacang tanah pada setiap perlakuan kepadatan tanah (BI)

84 71 Gambar Lampiran 8. Hasil polong kacang tanah Gambar Lampiran 9. Perlakuan percobaan 2

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Sebelum Pemadatan Hasil analisis sifat kimia tanah Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005), tanah Podsolik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2010 Juli 2011. Pengambilan sampel urin kambing Kacang dilakukan selama bulan Oktober Desember 2010 dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada lahan bekas tambang PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa tengah pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan analisis sifat fisik

Lebih terperinci

PENGARUH BOBOT ISI TANAH TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PERKECAMBAHAN BENIH KACANG TANAH DAN KEDELAI

PENGARUH BOBOT ISI TANAH TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PERKECAMBAHAN BENIH KACANG TANAH DAN KEDELAI Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Desember 2010, hlm. 147-152 ISSN 0853 4217 Vol. 15 No.3 PENGARUH BOBOT ISI TANAH TERHADAP SIFAT FISIK TANAH DAN PERKECAMBAHAN BENIH KACANG TANAH DAN KEDELAI (EFFECT OF

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena ada gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit. Pemadatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH : TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH : NELSON SIMANJUNTAK 080301079 / BDP-AGRONOMI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 15 II. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilaksanakan terdiri atas dua percobaan yaitu percobaan inkubasi dan percobaan rumah kaca. Percobaan inkubasi beserta analisis tanah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Maret 2011. Pengambilan sampel urin kambing Etawah dilakukan pada bulan Maret sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan September 2011 di rumah kaca kebun percobaan Cikabayan, IPB Darmaga Bogor. Analisis tanah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan tanah gambut dari Kumpeh, Jambi dilakukan pada bulan Oktober 2011 (Gambar Lampiran 1). Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, di negara-negara Bolivia, Peru, dan

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN 9 II. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember 2015 yang bertempat di di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan Laboratorium Penelitian pada bulan Januari sampai April 2016. B. Bahan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah dalam taksonomi adalah: Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB, Dramaga, Bogor pada ketinggian 250 m dpl dengan tipe tanah Latosol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium I I I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 7 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2012 di kebun percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga, Bogor. Analisis tanah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MULSA JERAMI JAGUNG DAN KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays) ANITA SILVIANA DEWI

PENGARUH PEMBERIAN MULSA JERAMI JAGUNG DAN KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays) ANITA SILVIANA DEWI PENGARUH PEMBERIAN MULSA JERAMI JAGUNG DAN KEPADATAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays) ANITA SILVIANA DEWI DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

Gambar 1. Lahan pertanian intensif 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Penggunaan Lahan Seluruh tipe penggunaan lahan yang merupakan objek penelitian berada di sekitar Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm, IPB - Bogor. Deskripsi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 212 sampai dengan September 212. Penelitian terdiri dari 2 percobaan, yaitu (1) Percobaan inkubasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Oktober 212 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. Analisis sifat kimia tanah dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, I. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sifat Fisik dan Mekanik Media Tanam Hasil pengujian sifat fisik dan mekanik media tanam pada penelitian ini berupa densitas partikel, kerapatan lindak dan porositas, tahanan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 sampai bulan Januari 2016 bertempat di Screen House B, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Rosales, Famili: Leguminosea,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Desember 2011 sampai dengan April

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui percobaan rumah kaca. Tanah gambut berasal dari Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh, Jambi, diambil pada bulan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis Leguminosa yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dilahan Pertanian, Fakultas Pertanian, Medan, dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut, yang di mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari

Lebih terperinci