PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMASANGAN ANTENA PARABOLA PESERTA DIDIK KELAS XI TAV SMKN 1 SUMARORONG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMASANGAN ANTENA PARABOLA PESERTA DIDIK KELAS XI TAV SMKN 1 SUMARORONG"

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMASANGAN ANTENA PARABOLA PESERTA DIDIK KELAS XI TAV SMKN 1 SUMARORONG Roberth Pabotak 1 SMKN 1 SUMARORONG KAB. MAMASA PROV. SULAWESI BARAT pabotakr@yahoo.co.id Abstract Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: 1) peningkatan aktivitas belajar peserta didik Kelas IX TAV SMKN 1 Sumarorong saat mengikuti pembelajaran pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen. 2) peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI TAV SMKN 1 Sumarorong setelah mengikuti pembelajaran materi pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMKN 1 Sumarorong. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TAV yang berjumlah 12 orang. Penelitian tindakan dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode eksperimen pada materi pemasangan antena parabola dapat: 1) meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Peningkatan yang terjadi dapat terlihat dengan meningkatnya aktivitas peserta didik dari siklus I ke siklus III sebesar 17%. 2) meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini dapat terlihat dengan meningkatnya nilai hasil belajar peserta didik dan nilai rerata dari siklus I ke siklus III. Jika pada siklus I hasil belajar peserta didik nilai tertinggi 92, nilai terendah 77, dan nilai rerata 84,08. Pada siklus III hasil belajar peserta didik nilai tertinggi 94, nilai terendah 81, dan nilai rerata 85,83. Kata kunci : Eksperimen, Aktivitas, Hasil Belajar, Pemasangan Antena Parabola I. PENDAHULUAN Penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan akan diterima dengan baik oleh peserta didik jika dalam mengemban tugasnya guru menerapkan berbagai pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Untuk mencapai kondisi ideal tersebut perlu adanya dorongan yang efektif dan maksimal dari sisi pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik. Strategi, pendekatan dan metode pembelajaran, disebutkan oleh Suharjo (2006:89), sebagai cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Mata pelajaran Memperbaiki/Reparasi Sistem Penerima Televisi (MR. TV) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada kelas XI dan kelas XII Program Keahlian Teknik Audio Video. Selama mata pelajaran ini diajarkan selama dua tahun, peneliti berupaya melakukan pengamatan terhadap keberhasilan proses pembelajaran khususnya pada materi pemasangan antena parabola. Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa sebagian besar peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran pada materi ini. Hal ini dapat terlihat dari peserta didik sering tidak fokus dalam menerima pelajaran, malu dan malas bertanya, malas menanggapi, tidak mencatat hal-hal yang penting, lambat masuk kelas atau laboratorium. Dari sisi prestasi belajar, peneliti mengamati bahwa nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik untuk materi ini masih dalam kategori rendah. Hal ini dapat terlihat dari 12 peserta didik pada tahun pelajaran 2014/2015 terdapat 5 peserta didik yang tidak tuntas (di bawah nilai KKM yaitu 70), 3 peserta didik yang mendapat nilai 70 dan 4 peserta didik mendapat nilai di atas KKM, dengan nilai tertinggi 85. Masalah yang timbul dalam proses pembelajaran pemasangan antena parabola serta kemampuan peserta didik yang masih rendah sebagaimana uraian tersebut mungkin juga disebabkan oleh faktor strategi pembelajaran yang peneliti terapkan. Strategi pembelajaran yang peneliti terapkan cenderung monoton (didominasi oleh pembelajaran langsung), pembelajaran dengan sistem klasikal yang mengarah pada komunikasi satu arah, serta kurangnya hubungan komunikasi antara peneliti sebagai guru dan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum dan lebih berorientasi pada penuntasan materi pelajaran. Setelah penulis membaca buku sumber yang sehubungan dengan metode pembelajaran dan dikaitkan dengan materi pemasangan antena parabola maka peneliti memilih metode eksperimen. Dengan melakukan eksperimen, peserta didik menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan berikut: 1) Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar peserta didik kelas XI TAV SMKN 1 Sumarorong saat mengikuti pembelajaran materi pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen?; 2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI TAV SMKN 1 Sumarorong setelah mengikuti pembelajaran materi pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen?

2 222 II. LANDASAN TEORI Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik di sekolah. Aktivitas belajar menurut Paul B. Dierich dalam Sardiman (2010:101) menyatakan bahwa jenis kegiatan peserta didik digolongkan ke dalam delapan (8) kelompok, diantaranya : 1) Visual activities, seperti membaca, percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket. 5) Drawing activities, misalnya menggambar. 6) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, beternak. 7) Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Berdasarkan jenis-jenis aktivitas peserta didik diatas, peneliti menggunakan jenis motor activities yaitu melakukan percobaan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2005:3) mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007:76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: a) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. b) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran. Menurut Roestiyah (2001:80), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru. Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Metode Eksperimen menurut Al-Farisi dalam Trianto, M.Pd (2010) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Dari beberapa pendapat di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa metode eksperimen adalah metode pembelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan tentang materi yang dipelajari, mengamati objek, mengamati prosesnya, menuliskan hasil percobaan dan pengamatan, menarik kesimpulan dan hasilnya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Menurut Mulyasa (2007), hal-hal yang harus perhatikan guru dalam melakukan metode eksperimen adalah: 1) Tetapkan tujuan eksperimen, 2) Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, 3) Persiapkan tempat melakukan eksperimen, 4) Perhitungkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat yang tersedia, 5) Perhatikan keamanan dan keselamatan agar dapat memperkecil resiko yanng mungkin berbahaya, perhatikan disiplin dan tata tertib, terutama dalam menjaga alat dan bahan yang digunakan. 6) Berikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan, tahapan yang harus dilakukan, dan yang dilarang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen menurut Fathurrahman (2008:84) adalah sebagai berikut: a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan. b) Usahakan peserta didik terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen. c) Sebelum dilaksanakan eksperimen peserta didik terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkahlangkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan. d) Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya. e) Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis. Menginstal penerima TV adalah salah satu kompetensi dasar pada standar kompetensi memperbaiki sistem penerima televisi. Dimana pada kompetensi dasar ini, peserta didik mempelajari tentang bagaimana :1) melakukan persiapan pekerjaan instalasi pesawat TV, 2) melakukan kegiatan instal dengan peralatan elektronik lainnya, 3) pemasangan antena parabola Strategi pembelajaran yang tepat untuk menciptakan aktivitas peserta didik yang bermakna dalam belajar pemasangan antena parabola adalah metode eksperimen. Melalui metode pembelajaran eksperimen peserta didik dapat terlibat langsung dalam melakukan percobaan tentang materi yang dipelajari, mengamati objek, melakukan proses kerja, menuliskan hasil percobaan dan pengamatan, menarik kesimpulan dan hasilnya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Dengan demikian peserta didik terkesan terhadap materi yang didapatkan, lebih mudah dan lama teringat dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil yang maksimal bagi peserta didik. III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14, 21, dan 28 Mei Tempat penelitian adalah SMKN 1 Sumarorong. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

3 223 (classroom action research). Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan (plan), tindakan dan pengamatan (act and observe), serta refleksi (reflect). Dalam penelitian ini kelas yang menjadi subjek penelitian adalah kelas XI TAV. Peserta didik kelas XI TAV ini berjumlah 12 orang semuanya laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : teknik pengamatan/observasi, teknik penilaian unjuk kerja dan hasil kerja. Instrumen yang digunakan, yaitu : Lembar observasi yang digunakan untuk mencatat data yang terkait aktivitas peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen pada materi pemasangan antena parabola yang berisikan sembilan aspek yaitu 1) Fokus perhatiannya terhadap pembelajaran dan praktikum/percobaan, 2) Melaksanakan praktikum/ percobaan dengan segera, 3) Terlihat asyik melaksanakan praktikum/percobaan, 4) Kalau tidak jelas mau bertanya, 5) Segera menjawab ketika ditanya, 6) Mencatat hal-hal yang penting, 7) Masuk ruangan dengan segera, 8) Hilir mudik tetapi tertuju untuk pembelajaran dan praktikum/percobaan, 9) Setiap menyelesaikan tugas peserta didik kelihatan gembira. Rubrik penilaian yaitu rubrik yang digunakan untuk menilai proses kerja peserta didik selama pemasangan antena parabola dan hasil kerja. Pengamatan aktivitas belajar dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan skor 1 sampai 4. Skor 4 = sangat aktif, skor 3 = aktif, skor 2 = kurang aktif, dan skor 1 = tidak aktif. Rublik penilaian yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data kuantitatif yaitu rubrik yang digunakan untuk mengukur proses pemasangan antena parabola dan hasil kerja. Aspek yang dinilai dalam setiap siklus berbeda, karena disesuaikan dengan materi diajarkan. Aspek yang dinilai siklus I adalah 1) menyiapkan alat dan bahan, 2) ketepatan penggunaan alat yang digunakan untuk pemasangan LNB pada skalar ring, 3) ketepatan posisi LNB pada skalar ring, 4) kekuatan pemasangan baut pada skalar ring. Aspek yang dinilai siklus II adalah 1) ketepatan penggunaan alat yang digunakan untuk pemasangan payung antena parabola, 2) ketepatan penempatan potongan payung parabola, 3) kekuatan pemasangan baut pada payung parabola, 4) ketepatan penempatan posisi LNB 1 dan LNB 2, 5) ketepatan pengarahan posisi kemiringan antena parabola, 6) kerapihan menginstalasi kabel pada antena parabola. Aspek yang dinilai siklus III adalah 1) mengenal tombol-tombol fungsi pada receiver dan remote receiver parabola, 2) mampu mengatur dan memilih satelit palapa dan satelit telkom, 3) mampu mengatur dan mencari siaran televisi minimal 20 siaran. Analisis data hasil pengamatan dan hasil penilaian unjuk kerja dilakukan dengan teknik dan kriteria pengukuran sebagai berikut : 1) Data hasil pengamatan aktivitas peserta didik. Data hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen, dianalisa dan diolah dengan menghitung rata-rata, kemudian dikategorikan dalam 4 kategori : sangat aktif, aktif, kurang aktif dan tidak aktif. Peningkatan rata-rata dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III diukur dengan presentase (%). Kemudian data ditafsirkan untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah dan membuktikan hipotesis tindakan. 2) Data hasil belajar peserta didik. Data hasil belajar tentang materi pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen, dianalisa dan diolah dengan menghitung jumlah siswa yang mencapai standar KKM (70) secara individual maupun klasikal. Peningkatan rata-rata dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III diukur, kemudian data ditafsirkan untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah dan membuktikan hipotesis tindakan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan yang dilakukan pada siklus I meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, pembuatan jobsheet, rubrik penilaian dan lembar observasi. Materi yang disajikan pada siklus I mengenai kebutuhan instalasi antena parabola dan pemasangan LNB pada skalar ring. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu hari sabtu tanggal 14 Mei Pembelajaran diawali dengan apersepsi, kemudian menyajikan informasi mengenai kebutuhan peralatan kerja instalasi antena dan langkahlangkah pemasangan antena parabola dengan menggunakan media interaktif. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengambil alat dan bahan yang digunakan untuk pemasangan antena parabola. Memberi penjelasan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk memasang parabola. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk memasang LNB pada skalar ring, dan melakukan pemasangan payung antena parabola. Selama proses praktikum, guru melakukan bimbingan dan arahan serta memberikan penguatan dan melakukan penilaian. Memberikan umpan balik positif terhadap keberhasilan dalam mengikuti pembelajaran. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dengan memberikan informasi lebih jauh. Diakhir pembelajaran guru membimbing peserta didik agar mandiri untuk membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas. Memberikan umpan balik terhadap materi yang telah diajarkan secara demokratis. Menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Menutup pelajaran dengan doa. Sebelum keluar ruangan, peserta didik memberi salam kepada guru. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus I, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil pengamatan aktivitas peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.1 berikut:

4 224 gambaran hasil pengamatan aktivitas peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.3 berikut: Grafik 4.1. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus I Berdasarkan grafik 4.1 di atas, menunjukkan bahwa dari kesembilan aspek pengamatan tentang aktivitas belajar, 18% peserta didik kurang aktif, 64% peserta didik aktif dan 19% peserta didik sangat aktif. Dengan demikian aktivitas belajar peserta didik pada materi kebutuhan instalasi antena parabola dan pemasangan payung antena parabola berada pada kategoti aktif. Berdasarkan hasil penilaian unjuk kerja pada siklus I, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil belajar peserta didik sebagaimana nampak grafik 4.2 berikut: Grafik 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus II Berdasarkan grafik 4.3 di atas, menunjukkan bahwa dari kesembilan aspek pengamatan tentang aktivitas belajar, 4% peserta didik kurang aktif, 48% peserta didik aktif dan 48% peserta didik sangat aktif. Data ini menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas belajar peserta didik sebesar 13% jika dibandingkan dengan siklus I. Dengan demikian aktivitas belajar peserta didik pada materi pemasangan antena parabola berada pada kategoti aktif dan sangat aktif. Berdasarkan hasil penilaian unjuk kerja pada siklus II, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil belajar peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.4 berikut: Grafik 4.2. Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan grafik 4.2 di atas menunjukkan hasil belajar peserta didik berada di atas kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan pada siklus I diperoleh nilai terendah 77, nilai tertinggi 92 rerata 84,08. Siklus II Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus II meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pemasangan antena parabola, pembuatan jobsheet, instrumen penilaian dan lembar observasi. Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat dan kegiatan pembelajaran sesuai siklus I dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan hari sabtu tanggal 21 Mei Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus II, diperoleh dan ditemukan data tentang Grafik 4.4. Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan grafik 4.4 di atas menunjukkan hasil belajar peserta didik berada di atas kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan pada siklus II diperoleh nilai terendah 78, nilai tertinggi 94 rerata Hal ini berarti hasil belajar peserta didik pada siklus II lebih baik dibandingkan hasil belajar peserta didik pada siklus I Siklus III Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus III meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pengaturan program pada receiver parabola, pembuatan jobsheet, instrumen penilaian dan lembar

5 225 observasi. Siklus III dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 28 Mei Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus III, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil pengamatan aktivitas peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.5 berikut: Grafik 4.5. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus III Berdasarkan grafik 4.5 di atas, menunjukkan bahwa dari kesembilan aspek pengamatan tentang aktivitas belajar, (48%) peserta didik berada pada kategori aktif dan sangat aktif (52%). Data ini menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas belajar peserta didik sebesar 4% jika dibandingkan dengan siklus II. Dengan demikian aktivitas belajar peserta didik pada materi pemasangan antena parabola dan pengaturan program pada receiver parabola berada pada kategoti sangat aktif. Berdasarkan hasil penilaian unjuk kerja pada siklus III, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil belajar peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.6 berikut: Grafik 4.6. Hasil Belajar Siklus III Berdasarkan grafik 4.6 di atas menunjukkan hasil belajar peserta didik berada di atas kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan pada siklus III diperoleh nilai terendah 81, nilai tertinggi 94 rerata 85,83. Jika dilihat dari nilai terendah maka siklus III lebih baik dibandingkan dengan siklus II. Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus III ada beberapa hal yang menjadi catatan, yaitu : 1) Peserta didik lebih aktif, lebih asyik, antuasias dan bersemangat belajar dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen, 2) Guru perlu memberi perhatian khusus kepada peserta didik yang kurang aktif sehingga mereka lebih bersemangat dalam belajar. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas tiga siklus. Setiap siklus menerapkan metode eksperimen dengan materi yang berbeda. Siklus I metode eksperimen diterapkan pada materi kebutuhan instalasi antena parabola dan pemasangan payung antena parabola, siklus II menerapkan metode eksperimen pada materi pemasangan antena parabola, sedangkan siklus III menerapkan metode eksperimen untuk materi pengaturan program pada receiver parabola. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen membawa dampak positif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar pemasangan antena parabola, dan ini sesuai dengan pernyataan pada hipotesi tindakan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septi Budi Sartika (2012) yang menyatakan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik. V. KESIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah 1) Penerapan metode eksperimen pada materi Pemasangan Antena Parabola di Kelas XI TAV SMK Negeri 1 Sumarorong dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Peningkatan yang terjadi dapat terlihat dari meningkatnya aktivitas peserta didik dari siklus I ke siklus II sebesar 13 %, peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari siklus II ke siklus III sebesar 4 %, sehingga peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus III sebesar 17%. 2) Dengan penerapan metode eksperimen pada materi Pemasangan Antena Parabola di Kelas XI TAV SMK Negeri 1 Sumarorong dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini dapat terlihat dari meningkatnya nilai hasil belajar peserta didik dan nilai rerata dari siklus I, siklus II dan siklus III. Jika pada siklus I hasil belajar peserta didik nilai tertinggi 92, nilai terendah 77, dan nilai rerata 84,08, pada siklus II hasil belajar peserta didik nilai tertinggi 94, nilai terendah 78, dan nilai rerata 86,00, dan pada siklus III hasil belajar peserta didik nilai terendah 81, nilai tertinggi 94, dan nilai rerata 85,83. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih, peneliti sampaikan kepada : 1) bapak Arnoldus, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMKN 1 Sumarorong yang telah memberi izin melaksanakan penelitian dan memfasilitasi penelitian yang dilakukan, 2) Asmadi, S.Pd., M.Pd sebagai kolaborator/observer dalam penelitian yang dilakukan penulis. 3) Rekan-rekan guru SMKN 1 Sumarorong yang telah memberi dukungan semangat dan bantuannya dalam proses kegiatan penelitian sampai tersusunnya penelitian ini. PUSTAKA [1] Sartika, S.B Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen sebagai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap Prestasi Belajar Siswa. Pedagogia, 1(2):

6 226 [2] Modul Memperbaiki/Reparasi Televisi. Jakarta. Dir. Pembinaan SMK. Dirjen Manajemen Dikdasmen. Depdiknas. [3] A.M. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. [4] Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta. [5] Djamarah, B.S Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. [6] Fathurrahman Teknologi dan Media Pembelajaran. Surabaya. Dakwah Digital Press. [7] Mulyasa, E Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [8] Roestiyah, S Pembelajaran dengan menerapkan Metode Eksperimen di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [9] Sudjana, N Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru algesindo. [10] Sugihartono Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press. [11] Suharjo Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta. Direktorat Ketenagaan. Dirjen Dikti. Depdiknas. [12] Trianto, M.Pd Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang

Lebih terperinci

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Eka Fermantika 1), Mukhni 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Eka_Fermantika@ymail.com 2,3)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas V tahun 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas V tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang yang terdiri dari

Lebih terperinci

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Oleh Saryana PENDAHULUAN PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Desi Susanti 1, Pebriyenni 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK PENGGUNAAN ALGA SIAPA-AKU PADA MATERI KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 MERBAU MATARAM Rahayu Dwi Mastuti Widayati rahayuwidayati25@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT Efa Susanti 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Siswa Menurut Sardiman (2011), pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP N 1 ARGAMAKMUR Nurul Astuty Yensy. B Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02 PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02 Darsino SDN GEBANGSARI 02 GENUK ABSTRAK Penelitian ini terfokus pada peningkatan

Lebih terperinci

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya, BAB.II. KAJIAN PUSTAKA A. Konsep belajar Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehinga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG Yunita Eka Putri 1, Lutfian Almash 2, Syukma Netti 1 1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 3, Oktober 2014, hlm 230-239 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER Ngesti

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EPA (EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE EPA (EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE EPA (EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA Masjudin 1 & Nilawati 2 1 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dimyati (1994:3) menyatakan bahwa Hasil belajar merupakan hasil dan suatu interaksi

Lebih terperinci

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMET) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3 SMA N 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Shinta Arwidya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Banyak pendapat yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah sepertì dalam teori

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS MASALAH PADA PERKULIAHAN KPB 2 TERHADAP AKTIVITAS MAHASISWA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rahima Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK. Kalkulus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada peran seorang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII A MTS MA ARIF AMBARWINANGUN Anggara Bari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR

PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR JIPFRI, Vol. No. Halaman: 9-3 Mei 07 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PEMBERIAN REWARD PENGARUHNYA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA DASAR Effendi * Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB   lvna Abstrak PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN KIMIA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 1 KETAHUN BENGKULU UTARA Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT DAN OREOVOCZ DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTsN BALAI SELASA Nora Wulandari 1, Khairudin 1, Niniwati 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Alat - Alat Laboratorium Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami seseorang menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar merupakan proses perubahan tingkah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan 7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik

Lebih terperinci

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWAKELAS VIII SMPN 1 PRAYA TAHUN PELAJARA 2013/2014 Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang Belajar. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Fokus penelitian ini adalah peningkatan aktivitas bermain melalui belajar kelompok pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Abadi Penawar Jaya Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya kegiatan/keaktifan. Kegiatan dapat berupa kegiatan fisik maupun psikis yang saling berhubungan. Sedangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017 PENERAPAN METODE LATIHAN (DRILL) PADA KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMPIT AL-FITYAN MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh : SULHAIDA, M. Pd Dosen

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO. UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 SENTOLO Nike Rahayu Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta PENINGKATAN AKTIVITAS BELAAR SISWA KELAS IV-A PADA TEMA VI INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI SDN 03 SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1 1 Program

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR Nursinar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan nursinar613@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan karena

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO Oleh Budi Hartono (1), Vidya Pratiwi (2) ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KUALIT

UPAYA MENINGKATKAN KUALIT ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KINEMATIKA DAN DINAMIKA MESIN MELALUI IMPLEMENTASI LEMBAR KERJA TERSTRUKTUR DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Oleh : Asnawi, M.Pd. Paryanto, M.Pd.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7 Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Kenyataannya di SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar beberapa siswa diantaranya kurang mampu menggunakan imajinasi atau

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN BUDAYA ALAM MINANGKABAU DI SMP NEGERI 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA YUSNIMAR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: INTAN PRATAMA WULANDARI A510090

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN WHO WANTS TO BE MILLIONAIRE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II BUMIHARJO KECAMATAN GIRIWOYO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum SMP/ MTs. Ilmu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN PUSTAKA a. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SLB sampai SMP/MTS

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 2009:6). Menurut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari

Lebih terperinci