SKRINING KEJADIAN DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI RS PKU MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
|
|
- Fanny Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SKRINING KEJADIAN DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI RS PKU MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun Oleh : Riskawati Abd. Kadir PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
2 2
3 3 Screening incidence diarrhea dehydration in children under five at the RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta Skrining kejadian dehidrasi pada balita dengan diare di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta. Riskawati Abd. Kadir 1, Nur Chayati 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UMY, 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UMY khaka.iekha@gmail.com ABSTRACT Background : Diarrhea disease is still one important public health problem and a major contributor to morbidity third. Diarrhea diseases in the city of Yogyakarta is still a major health problem. Diarrhea become the number two cuse of death in children under five years. Dehydration caused by diarrhea is the leading cause of death in infants and children under five years. Cases of dehydration in children under five years is higher than infants. Dehydration will lead to health problem, starting from mild disorder. The purpose of this study was to knowing the incidence diarrhea dehydration in children under five years at the RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta. Research Method :This study was an observational descriptive quantitative. The sampling technique used was consecutive sampling. Total population in this study were 460 population, a population of 460 were taken 10% or 46 respondents as sample. Result : Characteristics of the respondent s age at most between the ages of 1 3 years as many 32 respondents (69,5%), female gender as much 25 respondents (54,3%), and male as much 21 respondents (45,7%), temperature respondents were normal (36,5 37,5 0 C) of 23 respondents (50%) and hyperthermia (>37,5 0 C) of 23 respondents (50%). Total incidence of dehydration in children under five years with diarrhea in the RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta most mild/moderate dehydration as much 31 respondents (67,4%), severe dehydration as much 5 respondents (10,9%), and without dehydration as much 10 respondents (21,7%). Conclusion : Total incidence of dehydration in children under five years with diarrhea in the RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta most are mild/moderate dehydration as much 31 respondents (67,4%), the majority aged 1 3 years as many 22 respondents (47,7%), female gender as much 16 respondents (34,8%), and hyperthermia temperature of 18 respondents (39,1%). Suggestion : There should be more research regarding the relationship between weight gain in children under five with the degree of dehydration. Keywords: Dehydration, Diarrhea, Toddlers
4 4 Riskawati Abd. Kadir. (2016). Skrining Kejadian Dehidrasi pada Balita dengan Diare di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta. Dosen Pembimbing : Nur Chayati, S.Kep., Ns., M.Kep. INTISARI Latar Belakang: Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting dan penyumbang utama ketiga angka kesakitan. Penyakit diare di kota Yogyakarta masih merupakan masalah kesehatan utama. Diare menjadi penyebab kematian terbanyak nomor dua pada anak berusia dibawah lima tahun. Dehidrasi yang disebabkan diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita. Kasus dehidrasi pada balita lebih tinggi daripada anak-anak. Dehidrasi akan memicu gangguan kesehatan, dimulai dari gangguan ringan.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian dehidrasi pada balita dengan diare di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 460 populasi, dari 460 populasi tersebut diambil 10% atau 46 responden sebagai sampel penelitian. Hasil Penelitian: Karakteristik umur responden yang paling banyak antara umur 1 3 tahun sebanyak 32 responden (69,5%), jenis kelamin perempuan sebanyak 25 responden (54,3%), dan laki-laki sebanyak 21 responden (45,7%), suhu responden yang normal (36,5 37,5 0 C) sebanyak 23 responden (50%) dan yang hipertermi (>37,5 0 C) sebanyak 23 responden (50%). Jumlah kejadian dehidrasi pada balita dengan diare di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta paling banyak dehidrasi ringan/sedang sebanyak 31 responden (67,4%), dehidrasi berat sebanyak 5 responden (10,9%), dan tanpa dehidrasi sebanyak 10 responden (21,7%). Kesimpulan: Jumlah kejadian dehidrasi pada balita dengan diare di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta yang paling banyak adalah dehidrasi ringan/sedang sebanyak 31 responden (67,4%), mayoritas berusia 1 3 tahun sebanyak 22 responden (47,7%), jenis kelamin perempuan sebanyak 16 responden (34,8%), dan suhu hipertermi 18 responden (39,1%). Saran: Perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait hubungan antara berat badan dengan derajat dehidrasi. Kata Kunci: Dehidrasi, diare, balita.
5 5 I. Pendahuluan Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang tahun dengan 1,5 juta anak meninggal tiap tahunnya 2. Penyakit diare di kota Yogyakarta juga masih penting karena merupakan merupakan masalah penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara kesehatan utama. Pasien diare yang datang berobat ke puskesmas pada tahun 2007 termasuk Indonesia. menempati urutan kedua Diperkirakan 1,3 miliar serangan diare dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare. Setiap anak mengalami episode serangan diare ratarata 3,3 kali setiap tahun. Lebih kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun 1. Diare menjadi penyebab kematian terbanyak nomor dua pada anak berusia dibawah lima setelah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan jumlah kasus sejumlah 7769 kasus, sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi kasus dan tahun 2009 bertambah kembali menjadi kasus. Kasus diare yang berobat ke rumah sakit di kota Yogyakarta pada tahun 2009 adalah kasus meningkat dari tahun 2008 dan 2007 yang masing-
6 6 masing kasus dan kasus 3. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan dan diare 5. Manifestasi terbanyak pada diare adalah 72,7% dehidrasi dan 50% bahwa terjadi peningkatan muntah 6. kejadian diare dari tahun Prevalensi kasus di kota Yogyakarta. Diare adalah suatu keadaan yang ditandai dehidrasi pada balita tinggi daripada anak-anak 7. Rentang usia balita adalah 0-5 tahun 8. Rentang usia balita menurut dengan bertambahnya Manajemen Terpadu Balita frekuensi defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair 4. Saat anak mengalami diare anak menjadi cengeng dan gelisah, gangguan gizi akibat asupan makanan berkurang, muntah- Balita Sakit (MTBS) tahun 2008 adalah 2 bulan sampai 5 tahun. Dehidrasi pada balita sebesar 48% dan pada anakanak sebesar 44,5%. Prevalensi dehidrasi juga tinggi pada balita, yaitu 70,1% 9. muntah, hipoglikemi, Dehidrasi adalah dehidrasi gangguan menyebabkan keseimbangan suatu gangguan dalam keseimbangan air yang metabolisme karena asupan disebabkan pengeluaran cairan tidak seimbang dengan pengeluaran melalui muntah melebihi pemasukan sehingga jumlah air pada tubuh
7 7 berkurang. Meskipun yang Dehidrasi akan memicu hilang adalah cairan tubuh, gangguan kesehatan. tetapi dehidrasi juga akan disertai dengan gangguan keseimbangan elektrolit yang dapat terjadi karena kekurangan air, kekurangan Gangguan kesehatan tersebut dimulai dari gangguan ringan seperti mudah mengantuk, hingga penyakit berat seperti penurunan fungsi ginjal 13. natrium, dan juga kekurangan Berdasarkan hasil air dan natrium secara studi pendahuluan yang bersama-sama 10. Dehidrasi peneliti lakukan pada tanggal yang disebabkan diare 12 Desember 2015 di ruang merupakan penyebab IGD RS PKU kematian utama pada bayi dan balita 11. Selama episode diare, air dan elektrolit (natrium, klorida, kalium, dan bikarbonat) hilang melalui tinja cair, keringat, urin, dan pernapasan. Dehidrasi terjadi jika kehilangan air dan elektrolit tidak diganti melalui larutan Oral Rehydration Salts (ORS) atau melalui infus 12. Muhammadiyah I didapatkan bahwa tiga orang perawat di ruang IGD dapat membedakan tanda dan gejala tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dan dehidrasi berat. Dari hasil wawancara dengan salah satu perawat di ruang IGD bahwa untuk pelatihan terkait dehidrasi masih jarang dilakukan sehingga perlu
8 8 untuk melakukan deteksi dini dehidrasi. Di Rumah Sakit dehidrasi sedang dan 31,3% pasien mengalami dehidrasi berat 16. Umum Daerah Pasar Rebo Dehidrasi juga Jakarta ditemukan bahwa 30,5% pasien dengan diare mengalami dehidrasi ringan, 87,3% pasien dengan diare mengalami dehidrasi sedang, dan 11,7% pasien dengan diare mengalami dehidrasi dijelaskan dalam Al-quran surah Al-baqarah ayat 168 yang artinya Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti berat 14. Pola tata laksana langkah-langkah syaitan; diare dibeberapa Rumah Sakit di Jakarta, didapatkan 47,3% pasien yang karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang bagimu 17. mengalami dehidrasi ringan, Berdasarkan uraian 78% pasien yang mengalami dehidrasi sedang dan 13% pasien mengalami dehidrasi berat 15. Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, didapatkan 16,7% pasien yang tersebut diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang screening kejadian dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dehidrasi berat pada balita dengan diare. mengalami dehidrasi ringan, 52,1% pasien mengalami
9 9 II. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta. jenis penelitian yang bersifat III. Hasil Penelitian observasional deskripitif I. Karakteristik Responden kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian dehidrasi pada balita Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Suhu dengan diare di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien balita yang menderita diare di IGD Karakteristik Responden Umur 1 3 tahun 4 5 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki Suhu Normal Hipertermi (n) % ,5 30,5 54,3 45, dan ruang Ibnu Sina RS PKU Berdasarkan tabel 3.1 dapat Muhammadiyah Yogyakarta. Teknik I pengambilan dilihat bahwa responden berdasarkan umur yang paling banyak antara umur 1 3 tahun sampel didalam penelitian ini adalah dengan menggunakan consecutive sampling dengan kriteria inklusi didapatkan 46 dengan jumlah 32 responden (69,5%), responden berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah 25 responden (54,3%) dan responden. Penelitian responden berdasarkan suhu dilakukan pada Juli-Agustus Tempat penelitian ini dengan jumlah 23 responden (50%).
10 10 II. Derajat Dehidrasi Responden Tabel 4.1 Karakteristik Derajat Dehidrasi Responden Derajat (n) (%) Dehidrasi Tanpa Dehidrasi 10 21,7 Dehidrasi 31 67,4 Ringan/Sedang Dehidrasi Berat 5 10,9 responden didapatkan sebagian besar responden mengalami dehidrasi ringan/sedang yaitu sebanyak 31 responden (67,4%). Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 46 III. Karakteristik Balita dengan Derajat Dehidrasi. Tabel 5.1 Karakteristik Balita dengan Derajat Dehidrasi Karakteristik Responden Umur Tanpa Dehidrasi 7 (15,2%) 3 (6,5%) Derajat Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat Ringan/ Sedang 22 (47,7%) 9 (19,5%) Total Gender Perempuan Laki-laki 7 (15,2%) 3 (6,5%) 16 (34,8%) 15(32,6%) Total Suhu Normal Hipertermi 6 (13,0%) 4 (8,7%) 13(28,2%) 18(39,1%) Total (6,5%) 2 (4,4%) 2 (4,3%) 3 (6,5%) 4 (8,7%) 1 (2,2%) Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa didapatkan responden yang berusia 1 3 tahun yang mengalami dehidrasi ringan/sedang sebanyak 22
11 11 responden (47,7%), jenis kelamin perempuan sebanyak 16 responden (34,8%) dan suhu hipertermi sebanyak 18 responden 39,1%. lebih peka terhadap IV. Pembahasan 1. Karakteristik Responden (Umur, Jenis Kelamin, Suhu). Karakteristik perubahan kadar air dan mineral 18. Dehidrasi bukan saja kondisi kekurangan cairan tubuh tetapi kehilangan mineral tubuh responden berdasarkan juga. Pada balita yang umur pada penelitian ini paling banyak adalah responden yang berusia 1 3 tahun dengan jumlah responden sebanyak 32 responden (69,5%). Menurut asumsi peneliti, umur merupakan salah satu faktor resiko berusia 1-3 tahun kekurangan cairan tubuh tidak bisa hanya diberikan air putih untuk menggantikan cairan yang hilang karena air bisa melarutkan mineral yang sudah rendah di dalam tubuh mereka, sehingga mengalami dehidrasi, bisa membuat kondisi seperti halnya balita yang berusia 1 3 tahun lebih dehidrasi memburuk 19. semakin rentan mengalami Karakteristik dehidrasi. Balita yang responden berdasarkan berusia 1 3 tahun itu jenis kelamin pada
12 12 penelitian ini responden yang paling banyak terjadi ketidakseimbangan adalah perempuan elektrolit dalam tubuh dengan jumlah responden sebanyak 25 responden sehingga menurunkan dapat asupan (54,3%), dan laki-laki dengan jumlah responden 21 responden (45,7%). cairan dalam tubuh 21. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan Dehidrasi lebih sering dehidrasi 22. terjadi pada perempuan Karakteristik dibandingkan dengan berdasarkan suhu pada laki-laki karena pada penelitian ini yaitu laki-laki komposisi otot responden yang lebih sedangkang perempuan pengaruh dominan pada adanya hormonal mempunyai suhu normal sebanyak 23 responden (50%) dan responden yang mempunyai suhu sehingga rentan terhadap dehidrasi dalam tubuh 20. Pengaruh hormon pada perempuan menyebabkan hipertermia sebanyak 23 responden (50%). Saat dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air perempuan lebih banyak tetapi juga kehilangan mengalami dehidrasi. Hal ini disebabkan karena elektrolit dan glukosa. Dimana tubuh akan
13 13 langsung merespon jumlah responden dehidrasi awal sebanyak 22 responden (kehilangan sekitar 2% cairan tubuh) dengan gejala merasa sangat (47,7%). Menurut asumsi peneliti di Indonesia, diare merupakan endemis haus, mulut dan lidah terdapat disepanjang kering, air liur pun berkurang, dan produksi tahun dan puncak tertinggi pada peralihan urin menurun 23. Apabila hilangnya air meningkat musim kemarau penghujan dan sehingga menjadi 3 4% dari komplikasi dari diare berat badan, terjadi tersebut dapat penurunan gangguan menyebabkan terjadinya performa tubuh sehingga dehidrasi. Dari beberapa suhu tubuh menjadi naik, panas dan biasanya referensi penelitiannya hasil diikuti meriang Karakteristik Balita menyatakan bahwa balita dengan diare lebih sering dengan Derajat mengalami kejadian Dehidrasi. dehidrasi ringan dan Berdasarkan hasil dehidrasi sedang. penelitian ini yang paling banyak adalah dehidrasi Kejadian dehidrasi ringan lebih sering terjadi pada ringan/sedang dengan balita dibandingkan
14 14 anak-anak, dimana balita diare yang mengalami dehidrasi ringan akan terjadi penurunan berat badan 2,5 5% dan (47,7%), jenis kelamin perempuan sebanyak 16 responden (34,8%), dan suhu hipertermi sebanyak 18 responden (39,1%). kehilangan air 5% dari Dehidrasi bukan berat badan. Selain itu balita juga menjadi gelisah dan rewel, matanya menjadi cekung, dan turgor kulit balita kembali lambat 25 Ada beberapa hal saja kondisi kekurangan cairan tubuh tetapi kehilangan mineral tubuh juga. Pada balita yang berusia 1 3 tahun kekurangan cairan tubuh tidak bisa hanya yang mempengaruhi diberikan air putih untuk derajat dehidrasi antara menggantikan cairan lain usia, jenis kelamin, suhu. Hasil penelitian ini yang hilang karena air bisa melarutkan mineral karakteristik responden yang sudah rendah di yang paling banyak dalam tubuh mereka, adalah mengalami sehingga bisa membuat dehidrasi ringan/sedang kondisi dehidrasi yang paling banyak berusia 1 3 tahun sebanyak 22 responden memburuk 26. Daya tahan tubuh anak-anak jauh lebih kuat
15 15 dari daya tahan tubuh balita sehingga balita memiliki resiko yang dan mencegah terjadinya penurunan berat badan 30. Selain itu jenis lebih besar untuk kelamin juga menderita dehidrasi mempengaruhi derajat dibandingkan anak- dehidrasi. Berdasarkan anak 28. Balita yang hasil penelitian ini yang mengalami dehidrasi paling banyak mengalami ringan dapat diberikan secara oral dengan dehidrasi perempuan. adalah Menurut pemberian oralit asumsi peneliti sebanyak 75ml/kg berat kemungkinan beberapa badan diberikan dalam 3 jam pertama dilayanan balita yang mengalami dehidrasi sedang sampai kesehatan, namun jika dehidrasi berat tidak tersedia dapat diganti dengan air tajin, kuah sayur, sari buah, air dikarenakan berat badan balita tersebut kurang. Selain itu komposisi otot teh atau air matang 29. juga mempengaruhi Balita yang menderita derajat dehidrasi tetapi diare dengan dehidrasi tetap diberikan makanan untuk memberikan nutrisi peneliti tidak mengambil data terkait berat badan balita. Dehidrasi lebih sering terjadi pada
16 16 perempuan dibanding terjadi penurunan laki-laki karena pada laki-laki komposisi otot lebih dominan sedangkan gangguan performa tubuh sehingga suhu tubuh menjadi naik, panas dan pada perempuan adanya biasanya diikuti pengaruh hormonal meriang 33. Beberapa sehingga rentan terhadap dehidrasi dalam tubuh 31. Pada kasus tertentu jenis penelitian menyebutkan bahwa suhu lingkungan yang tinggi dapat kelamin mempengaruhi mengakibatkan terjadinya penyakit tetapi terjadinya dehidrasi yang untuk kasus diare dengan progresif. Hipertermia dehidrasi jenis kelamin tidak mempengaruhi 32 Selain itu faktor mengakibatkan penurunan output. cardiac Dengan yang mempengaruhi menurunnya cardiac derajat dehidrasi yaitu output aliran darah ke suhu tubuh. Berdasarkan kulit secara signifikan hasil penelitian ini suhu juga menurun. Hal ini tubuh responden adalah menunnjukkan bahwa normal dan hipertermi. Apabila hilangnya air meningkat menjadi 3 4% dari berat badan, aliran darah ke jaringan dan organ juga menurun. Suhu lingkungan yang tinggi dapat berdampak
17 17 pada kehilangan cairan Yogyakarta mayoritas tubuh 34. berusia 1 3 tahun, V. Kesimpulan berjenis kelamin Berdasarkan hasil perempuan, dan memiliki penelitian yang dilakukan kepada 46 responden pasien balita diare di ruang Ibnu suhu hipertermi. 3. Karakteristik responden yang Sina dan ruang IGD di RS mengalami dehidrasi PKU Muhammadiyah berat di RS PKU Yogyakarta, dapat Muhammadiyah I disimpulkan bahwa : 1. Karakteristik responden yang tanpa dehidrasi di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta mayoritas berusia 1 3 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan memiliki suhu normal. 2. Karakteristik responden yang mengalami dehidrasi ringan/sedang di RS PKU Yogyakarta mayoritas usia 1-3 tahun, berjenis kelamin lakilaki dan memiliki suhu normal. 4. Secara keseluruhan didapatkan hasil bahwa kejadian dehidrasi pada balita diare yang paling banyak di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta yaitu dehidrasi ringan. Muhammadiyah
18 18 VI. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan menggunakan hasil penelitian ini untuk menggiatkan program pendidikan kesehatan dianggota masyarakat terkait karakteristik dehidrasi pada balita dengan diare. 2. Bagi Rumah Sakit Diharapkan petugas kesehatan memperhatikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap balita diare yang mengalami dehidrasi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait hubungan antara berat badan balita dengan derajat dehidrasi. VII. Daftar Pustaka 1. World Health Organization. Diarrhoeal disease (diunduh 27 Maret Tersedia dari: re/factsheets/fs330/en/index.h tml.) 2. Dinkes DIY. (2010). Profil Kesehatan D.I. Yogyakarta Yogyakarta. 3. Suraatmaja, S. (2010). Kapita selekta gastroenterologi anak. Jakarta: Sagung Seto. 4. Widjaja, M. C.. (2010). Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka. 5. Prasetyo, Dwi. (2010). Faktor Resiko Diare Akut pada Balita. Jakarta: EGC. 6. Gustam, M. (2011). Hubungan Antara dehidrasi Dengan Kejadian Diare Akut pada Balita di Kabupaten Klaten. Yogyakarta: FK UGM. 7. Depkes RI. (2009). Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan.
19 19 8. Tawaniate. (2012). Profil Diare Akut dengan Dehidrasi Berat di Ruang Perawatan Intensif Anak. Manado: Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Sam Ratulangi RSU Prof. Dr. R.D. 9. Notoatmojo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 10. Riwidikdo, H. (2013). Statistika Dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Rohima Press. 11. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta. 12. Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. 13. Adriani. (2013). Faktorfaktor yang berhubungan dengan derajat dehidrasi pada balita diare di Ruang Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tangerang: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 14. Wulandari. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Penanganan Dehidrasi pada Balita dengan Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran Semarang. Diakses tanggal 18 Agustus 2016 dari: http// /articles/pmc Arisman. (2014). Gambaran Balita diare serta Karakteristik di Puskesmas Peusangan Kabupaten Bireun Skripsi. Universitas Muhammadiyah Aceh. 16. Murniwaty, dkk. (2013). Derajat Dehidrasi dan Gangguan Fungsi Ginjal pada Diare Akut. Jakarta: Salemba Medika. 17. Retnowati. (2011). Kenali Bahaya Dehidrasi yang Memicu Gangguan Kesehatan. Jakarta: EGC 18. Faujiyah. (2014). Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare di Ruang
20 20 Inap RSUD Bekasi. Skripsi. FKM UI. Surakarta. 19. Wagiyo. (2012). Pengaruh Antara Derajat Dehidrasi dan Berat Badan pada Balita Diare di RS Cipto Mangunkusumo. Jakarta: FK UI. 20. Simadibrata. (2009). Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 21. Sodikin. (2011). Asuhan Keperawatan Anak Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika. 22. Leksana, Eri. (2015). Strategi Terapi Cairan Pada Dehidrasi. Semarang: FK UNDIP. Vol 42 No 1. Diakses 11 Januari 2016 dari rtals/6/23_224praktis- Strategi%20Terapi%20Cairan %20pada%20Dehidrasi.pdf 23. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : Hasan, Rusepno., Alatas, H. (2010). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika. 25. Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 26. Rajab, Wahyudin. (2010). Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Kedokteran EGC. 27. Prasetyo, Dwi. (2010). Faktor Resiko Diare Akut pada Balita. Jakarta: EGC. 28. Noor, Nur Nasry. (2011). Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta. 29. Polanco, Isabel, dkk. (2009). Gambaran Klinis Anak Diare. Jakarta: Salemba Medika. 30. Kemenkes RI. (2011). Situasi Diare dengan Dehidrasi di Indonesia. (tanggal 26 Agustus 2016) Diakses darihttp:// downloads/buletin%20diare _Final(1).pdf 31. Kartika. (2012). Hubungan Antara Status Gizi Dengan Derajat Dehidrasi Pada Balita Diare di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: FK UMY.
21 Juffrie, M. (2010). Modul Pelatihan Diare. UKK Gastro-Hepatologi IDAI 33. Gustam, M. (2011). Hubungan Antara dehidrasi Dengan Kejadian Diare Akut pada Balita di Kabupaten Klaten. Yogyakarta: FK UGM.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Ditinjau dari penelitian yang akan dicapai, penelitian ini bersifat observasional deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang disarankan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciGAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN/SEDANG Di Puskesmas Ciptomulyo Malang Tahun 2015 KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM PENANGANAN DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN/SEDANG Di Puskesmas Ciptomulyo Malang Tahun 2015 KARYA TULIS ILMIAH Oleh: NURHIDAYATI (NIM:201210300511086) PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciAtas perhatian dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Yogyakarta, Juli 2016 Kepada Yth. Sdra/i Responden Di Ruang IGD RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Riskawati
Lebih terperinciPROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK
PROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2009 Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK 070100463 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YESI FEBRIYANI J 201110201138
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA EVENT NUMBERS DIARRHEA IN CHILDREN
Angka Kejadian Diare pada Balita ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA EVENT NUMBERS DIARRHEA IN CHILDREN Ekawati 1, Susi Susanti 2 Stikes Jen. A. Yani Yogyakarta, Jl Ringroad Barat Ambarketawang Gamping Sleman
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi tinja encer, dapat berwarna hijau atau dapat
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Gusti Ridha Ahda Putri 1 ; Amaliyah Wahyuni 2 ; Rina Feteriyani 3 Menurut WHO,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Evi Susanti 1), Tanto Hariyanto 2), Ragil Catur Adi 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan
Lebih terperinciPENANGANAN ORAL HIDRASI DAN KEJADIAN DEHIDRASI ANAK DIARE
81 PENANGANAN ORAL HIDRASI DAN KEJADIAN DEHIDRASI ANAK DIARE Fera Dwi Purwanti ¹, Retno Sumiyarini 1 1 STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta ABSTRACT Background: Many deaths due to diarrheal dehydration.
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Faktor Lingkungan, Perilaku Ibu dan Faktor Sosiodemografi Pasien Diare Anak di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung pada Peserta BPJS dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di indonesia terutama pada anak-anak. Diare harus
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Depkes RI & DITJEN PPM & PLP (1999) dalam buku Sodikin (2010), sampai saat ini penyakit diare (gastroenteritis) masih menjadi masalah kesehatan di indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO
HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Arina Futtuwah An-nisa *, Elvine Ivana Kabuhung 1, Bagus Rahmat Santoso 2 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 Melianti Mairi, 2014. Pembimbing 1 : dr. Dani, M.Kes Pembimbing 2 : dr. Budi Widyarto, M.H Pneumonia
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mahdalena, Faridha BD (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this research is: knowing
Lebih terperinciGAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG
ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG (The Description of Nutritional Status for 0-5 Years in Puton Village Jombang) Luki Indrawan, Mumpuni
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012
ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 Nugraheni M. Letelay, 2013. Pembimbing I : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dehidrasi. Di Indonesia sendiri diare masih merupakan urutan ke-6 dari 10 besar pola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini masih merupakan penyakit yang tersering menyebabkan dehidrasi. Di Indonesia sendiri diare masih merupakan urutan ke-6 dari 10 besar pola penyakit
Lebih terperinciReni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung
HUBUNGAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADUAN RAJAWALI KECAMATAN MERAKSA AJI KABUPATEN TULANG BAWANG Reni Halimah Program Studi
Lebih terperinciPENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat
Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang
Lebih terperinciRASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015
RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015 RATIONALITY DIARRHEA PRESCRIBING IN CHILDREN PATIENTS IN CURUG PUSKESMAS AT 2015 Nita Rusdiana 1*, Sofi Nurmay Stiani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Angka kesakitan 200-400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian diperkirakan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012
ARTIKEL ILMIAH Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012 KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Dimploma III
Lebih terperinciNOVICA ARIYANTI PUTRI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU DALAM REHIDRASI ORAL PADA IBU YANG MEMPUNYAI ANAK DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: NOVICA ARIYANTI
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Oleh : WENNY DWI PUTRI K 100 080 046 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DIARE PADA ANAK DI RSUD TG. BALAI KARIMUN HERNIYANTI ** OSWATI HASANAH ** SITI RAHMALIA HD. Abstrak
KARAKTERISTIK DIARE PADA ANAK DI RSUD TG. BALAI KARIMUN HERNIYANTI ** OSWATI HASANAH ** SITI RAHMALIA HD Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran karakteristik diare pada anak yang dirawat
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciKata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN TABLET ZINC PADA BALITA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Chairunnisa 1 ; Noor Aisyah 2 ; Soraya 3 Diare merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciHubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Angely C. Rumayar 2 Jeanette I. Ch. Manoppo 3 Max F. J. Mantik 1 Kandidat Skripsi Fakultas
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG FAKTOR RISIKO TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG FAKTOR RISIKO TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DENGAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dengan frekuensi lebih dari tiga
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG
GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG Dwi Astuti *), Artika Nurrahima **), Purnomo ***) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diambil kesimpulan bahwa : 1. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada 2. Ada hubungan
Lebih terperinciGambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012
Gambaran Infeksi di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012 Nugraheni Maraelenisa Letelay 1, Ellya Rosa Delima 2 1. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
Lebih terperinciPREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinciPRAKTIK REHIDRASI ORAL IBU YANG TIDAK BAIK BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEHIDRASI PADA BALITA DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGUNTAPAN 1 BANTUL
PRAKTIK REHIDRASI ORAL IBU YANG TIDAK BAIK BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEHIDRASI PADA BALITA DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGUNTAPAN 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Siti Ma rifah 21511496
Lebih terperinciKata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN ANGKA KEJADIAN BATUK KRONIK PADA ANAK YANG BEROBAT KE SEORANG DOKTER PRAKTEK SWASTA PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2011 Devlin Alfiana, 2011. Pembimbing I :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis. lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciserangan diare dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA Tita Restu Yuliasri, Retno Anjar Sari Akademi Kebidanan Ummi Khasanah email : tita_dheta@yahoo.com Abstrak :Hubungan Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak di bawah umur 5 tahun.
Lebih terperinciAndi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu
PENGARUH PEMBERIAN SUSU BEBAS LAKTOSA TERHADAP KARAKTERISTIK BUANG AIR BESAR PASIEN ANAK 1 24 BULAN DENGAN DIARE AKUT DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU ANUTAPURA PALU 2013 Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Definisi Diare adalah peningkatan tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3 kali atau lebih dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sindrom penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP ANGKA KEJADIAN DIARE AKUT PADA SANTRI PONDOK TREMAS KABUPATEN PACITAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciDIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.
DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang harus dijaga dan dilindungi. Anak merupakan generasi penerus bangsa maka dari itu harus tumbuh menjadi
Lebih terperinciSTUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI
STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Desi Cahyaningrum 201410104044 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini, diare masih merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAJAH I KABUPATEN DEMAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAJAH I KABUPATEN DEMAK, Abstrak Saat ini diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Ditinjau dari
Lebih terperinciRENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)
RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Glaudia P. Gerungan*, Nancy S.H. Malonda*, Dina V. Rombot* *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor ibu berperan sangat penting dalam kejadian diare pada balita. Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan balita. Jika balita terserang diare maka tindakan-tindakan
Lebih terperinciKata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Cheryn D. Panduu *, Jootje. M. L. Umboh *, Ricky.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG Defi Ratnasari Ari Murdiati*) Frida Cahyaningrum*) *)Akademi kebidanan
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinciProfil Penderita Diare Anak Di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru
Profil Penderita Diare Anak Di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru Esy Maryanti 1*, Suri Dwi Lesmana 1, Hendro Mandela 2, Setri Herlina 2 ABSTRACT Diarrhea is one of the most frequent diseases of infants and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit pada penderita diare sering disebabkan oleh diare itu sendiri dan
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas
Lebih terperinciNidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan
Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
Lebih terperinciKEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain
KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU Zulkarnain STIKes Bhakti Husada Bengkulu Jl.Kinibalu 8 Kebun Tebeng BengkuluTelp (0736)23422 email : stikesbh03@gmail.com ABSTRACT Nutritional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh penduduk di dunia. DM ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita
BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Salah satu dari tujuan Millenium Development Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita sebesar dua-pertiga, antara tahun 1990 dan 2015. Pada kasus kematian
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai
Lebih terperinciPola buang air besar pada anak
Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*
Lebih terperinci