BAB III PENYAJIAN DATA PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu kabupaten di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PENYAJIAN DATA PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu kabupaten di"

Transkripsi

1 73 BAB III PENYAJIAN DATA PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu kabupaten di provinsilampung, Indonesia. Ibu kotakabupaten ini terletak di Liwa. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991 tanggal 16 Agustus1991. Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu pemekaran dari Lampung Utara, yang beribu kota di Liwa.Tentang asal usul nama Liwa, menurut cerita masyarakat, berasal dari kata-kata "meli iwa" (bahasa Lampung), artinya membeli ikan. Konon dahulunya Liwa merupakan daerah yang subur, persawahan yang luas, sehingga hasil pertaniannya melimpah. Liwa juga nama salah satu marga dari 84 marga di Lampung. Kabupaten Lampung Barat dikenal dengan julukan Sekala Beghak, Sekala Beghak adalah kawasan yang sampai kini dapat disaksikan warisan peradabannya. Kawasan ini adalah kawasan yang sudah hidup sejak masa prasejarah. Batu-batu menhir mensitus dan tersebar di sejumlah titik di Lampung Barat. Bukti bahwa adanya tanda kehidupan sejarah.sebuah batu prasasti di Bunuk Tenuar, Liwa berangka tahun 966 Saka atau tahun 1074 Masehi, menunjukkan ada jejak Hindu di kawasan tersebut. Bahkan di tengah rimba ditemukan bekas parit dan jalan Zaman Hindu. Adapun daerah Kenali yang dikenal sekarang sebagai Ibu Kota Kecamatan Belunguh, adalah bekas

2 74 kerajaan bernama Kendali dengan Raja Sapalananlinda sebagaimana disebut dalam Kitab Tiongkok Kuno. Kata Sapalananlinda oleh L. C. Westenenk ditafsir sebagai berasal dari kata Sribaginda dalam pengucapan dan telinga orang Cina. Jadi bukanlah nama seseorang melainkan gelar penyebutan. Dalam buku itu konon juga menyebut, bahwa Kendali itu berada di antara Jawa dan Siam-Kamboja. Kitab itu, menyebut angka tahun antara Masehi. Kitab ini telah disalin ke dalam bahasa Inggris oleh Groenevelt. Di wilayah Skala Brak ini pula pernah berdiri sebuah kerajaan. Ada yang menyebut kerajaan tersebut adalah Kerajaan Tulang Bawang, namun buktibukti keberadaannya sulit ditemukan. Sedang keyakinan yang terus hidup dan dipertahankan masyarakat khususnya di Lampung Barat serta keturunan mereka yang tersebar hingga seluruh wilayah Sumatera Selatan, menyebutkan Kerajaan Sekala Beghak. Pendapat ini juga disokong oleh keberadaan para raja yang bergelar Sai Batin, hingga bukti-bukti bangunan dan alat-alat kebesaran kerajaan, upacara, dan seni tradisi yang masih terjaga. Dalam peta Provinsi Lampung saat ini, kisaran lokasi pusat Sekala Beghak berada di hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Barat, sebagian Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Pusat kerajaan meliputi daerah pegunungan di lereng Gunung Pesagi di daerah Liwa, seputar Kecamatan Batu Brak, Kecamatan Sukau, Kecamatan Belalau, dan Kecamatan Balik Bukit.

3 75 Sebagai kesatuan politik Kerajaan Sekala Beghak telah berakhir. Tetapi, sebagai kesatuan budaya (cultural based) keberadaannya turun -temurun diwarisi melalui sejarah panjang yang menggurat kuat dan terbaca maknamaknanya hingga saat ini. Sekala Beghak dalam gelaran peta Tanah Lampung terlihat bahwa sebaran pengaruh kebudayaannya sampai saat ini masih terlihat.tata kehidupan berbasis adat tradisi Sekala Beghak juga masih dipertahankan dan dikembangkan. Terutama, Sekala Beghak setelah dalam pengaruh Empat Umpu penyebar agama Islam dan lahirnya masyarakat adat Sai Batin. Adat dan tradisi terus diacu dalam tata hidup keseharian masyarakat pendukungnya dan dapat menjadi salah satu sumber inspirasi dan motivasi pengembangan nilai budaya bangsa. Hasil pembacaan atas segala yang ada dalam masyarakat berkebudayaan Sai Batin di Lampung, memperlihatkan kedudukan dan posisi penting Sekala Beghak sebagai satuan peradaban yang lengkap dan terwariskan. Keberadaan Sekala Beghak tampak sangat benderang dalam peta kebudayaan Sai Batin, sebagai satu tiang sangga utama pembangun masyarakat Lampung. Bahkan, telah diakui, Sekala Beghak sebagai cikal bakal atau asal muasal tertua leluhur Suku Lampung. Bahkan keberadaan Sekala Beghak, berada dalam kisaran waktu strategis perubahan peradaban besar di Nusantara, dari Hindu ke Islam. Pada abad 15 kedatangan empat kelompok masyarakat yang menduduki sekitar Danau Ranau. Di sebelah barat danau dihuni oleh orang-orang yang datang dari Pagaruyung Sumatera Barat dipimpin Dipati Alam Padang. Sementara itu, tiga kelompok lainnya berasal dari Sekala Beghak. Tiga

4 76 kelompok orang-orang Sekala Beghak tersebut dipimpin Raja Singa Jukhu (dari Kepaksian Bejalan Diway), menempati sisi timur danau. Di sisi timur danau pula, kelompok yang dipimpin Pangeran Liang Batu dan Pahlawan Sawangan (berasal dari Kepaksian Nyekhupa) bertempat. Sementara kelompok yang dipimpin Umpu Sijadi Helau menempati sisi utara danau. Empu Sijadi Helau yang disebut-sebut itu bukan Umpu Jadi putra Ratu Buay Pernong, yang menjadi pewaris takhta Buay Pernong. Kemungkinan besar Umpu Sijadi di daerah Ranau tersebut adalah keturunan Kepaksian Pernong yang meninggalkan Kepaksian dan mendirikan negeri baru di Tenumbang kemudian menjadi Marga Tenumbang. Ketiga kelompok dari Sekala Beghak ini kemudian berbaur dan menempati kawasan Banding Agung, Pematang Ribu, dan Warkuk. Sampai sekarang banyak masyarakat Banding Agung mengaku keturunan Paksi Pak Sekala Beghak. Di samping itu, ada kisah-kisah perpindahan orang Sekala Beghak, yang dipimpin Pangeran Tongkok Podang, Puyan Rakian, Puyang Nayan Sakti, Puyang Naga Berisang, Ratu Pikulun Siba, Adipati Raja Ngandum, dan sebagainya. Bahkan, daerah Cikoneng di Banten ada daerah yang diberikan kepada Umpu Junjungan Sakti dari Kepaksian Belunguh atas jasa-jasanya, dan banyak orang Sekala Beghak yang migrasi ke sana atau sebaliknya. Kisah-kisah ini memperkuat suatu kenyataan bahwa Sekala Beghak tidak hanya sebagai sumber muasal secara geografis, melainkan juga sumber kultur masyarakat. Sekala Beghak adalah hulu suatu kebudayaan masyarakat. Dari Sekala Beghak ini juga lahir huruf Lampung yaitu Kaganga. Bagi sebuah

5 77 kebudayaan, memiliki bahasa dan aksara sendiri merupakan bukti kebesaran masa lalu kebudayaan tersebut. Di Indonesia hanya sedikit kebudayaan yang memiliki aksara sendiri, yaitu Batak, Lampung (Sumatera Selatan), Jawa, Sunda, Bali, dan Bugis. Dan kebudayaan yang memiliki aksara sendiri dapat dikategorikan sebagai kebudayaan unggul. Karena bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus simbol kemajuan peradaban. Semua aksara Nusantara tersebut berasal dari bahasa Palava, yang berinduk pada bahasa Brahmi di India. Bahasa Palava digunakan di India dan Asia Tenggara. Di Nusantara, bahasa ini mengalami penyebaran dan pengembangan, bermula dari bahasa Kawi, sebagai induk bahasa Nusantara. Dari bahasa Kawi menjadi bahasa: Jawa (Hanacarak a), Bali, Surat Batak, Lampung/Sumatera Selatan (Kaganga), dan Bugis. Dari Kerajaan Sekala Beghak yang telah memiliki unsur-unsur kebudayaan lengkap ini pulalah ideologi Sai Batin dilahirkan dan disebarluaskan. Sampai saat ini, masih banyak yang bisa dibaca dari jejak-jejak yang tertinggal. Baik dari jejak fisik maupun jejak yang tidak kasat mata. Dari legenda, seni budaya, adat tata cara, bahasa lisan tulisan, artefak benda peninggalan, hingga falsafah hidup masih ada runut rujukannya. Dari Sekala Beghak tersebut di kemudian hari pengaruh budaya dan peradabannya berkembang dan berpengaruh luas ke seluruh Lampung bahkan sampai ke Komering di Sumatera Selatan sekarang.

6 78 2. Wilayah Administratif Kabupaten Lampung Barat Dengan luas wilayah lebih kurang 3.368,14 km² Setelah pemekaran Kabupaten Pesisir Barat atau 10,6 % dari luas wilayah Provinsi Lampung dan mempunyai garis pantai sepanjang 260 km. Lampung Barat terletak pada koordinat 4 o,47',16" - 5 o,56',42" lintang selatan dan 103 o,35',08" o,33',51" Bujur Timur. 3. Letak Geografis Kabupaten Lampung Barat Wilayah Lampung Barat berbatasan dengan: a. Sebelah Utara: Kab. Ogan Komering Ulu Selatan (Provinsi Sumatera Selatan), b. Sebelah Selatan: Kab. Pesisir Barat dan Kab. Tanggamus, c. Sebelah Barat: Kab. Pesisir Barat, d. Sebelah Timur: Kab. Lampung Utara, Kab. Way Kanan, dan Kab. Tanggamus. 4. Visi dan Misi Kabupaten Lampung Barat a) Visi Lampung Barat sejahtera dan berdaya saingberlandaskan iman dan taqwa Untuk memahami Visi Pembangunan tersebut diatas, maka dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Sejahtera: terwujudnya peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan kekayaan

7 79 sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, dan kebudayaan daerah. 2) Berdaya Saing: terwujudnya peningkatan kemampuan dan keunggulan daerah. 3) Iman dan Taqwa: terwujudnya masyarakat yang memiliki keshalehan hidup (taat kepada Tuhan dalam arti mengikuti perintah-nya dan menjauhi larangan-nya) serta meningkatnya kerukunan hidup antar umat beragama b) Misi Untuk itu, ditetapkan 5 (lima) Misi pembangunan Kabupaten Lampung Barat dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, yaitu: 1) Meningkatkan kualitas kehidupan yang agamis, harmonis, kesetaraan gender dan mengembangkan kebudayaan daerah. 2) Mengembangkan perekonomian daerah berbasis pertanian, kepariwisataan, inovasi teknologi, dengan fokus utama pemberdayaan ekonomi kerakyatan, pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam serta energi baru dan terbarukan yang berwawasan lingkungan. 3) Meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan dan iptek, kepemudaan serta kesejahteraan sosial. 4) Meningkatkan daya dukung infrastruktur, tata ruang dan penyelenggaraan penanggulangan bencana. 5) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, demokratis dan berkeadilan.

8 80 B. Pariwisata Pada Kabupaten Lampung Barat 1. Jumlah Lokasi Pariwista Kabupaten Lampung Barat Jumlah Lokasi Daya Tarik, Kawasan Strategis dan Destinasi Pariwisata yang Ditetapkan oleh Mentri Sebagai kawasan, Destinasi dan Daya Tarik Wisata Kabupaten/Kota NO JENIS DAYA TARIK WISATA 1 Daya Tarik Wisata Alam Tabel 3.1 Lokasi Daya Tarik dan Kawasan Strategis NAMA DAYA TARIK WISATA Kawasan Wisata Terpadu Lumbok Resort Desa Wisata Kagungan Gunung Pesagi Desa Wisata Ujung Hujung Wisata hutan Rest Area Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gerdai ALAMAT Kec. Lumbok Kec. Lumbok Kecamatan Balik Bukit Kec. Belalau Sinar Sari, Kec. Sekincau Pekon Sindang Pagar, kec. Sumber Jaya Tri Budi Syukur, Kec. Kebun Tebu Kembahang, Kec. Batu Brak 2 Daya Tarik Wisata Suaka Alam 3 Daya Tarik Wisata Tirta Kawasan Wisata TNBBS Kubu Prahu Sumber Air Panas Bumi Curug Langgar Curug Cinulang Air Terjun Curug Langgar Pemandian Air Panas Pemandian Saluy Pitu Air Terjun Way Kec. Balik Bukit Kec. Lumbok Pekon Bumi Jaya, Kec. Sukau Hamkertau Pekon Teba Pering, Kec. Sukau Desa buay nyerupa, Kec. Sukau pekon tanjung raya kec sukau Kecamatan Balik Bukit Pekon Balak, Kec. Batu Brak Pekon Negri Ratu, Kec. Batu Brak

9 81 4 Daya Tarik Wisata Buatan 5 Daya Tarik Wisata Budaya/Sej arah Tutung Air Terjun Way Sepuga Air Terjun Way Pahiton Air Terjun Kali Semaka Air Terjun Gemburak ( Air Panas ) Air Terjun Arung jeram Air Terjun Danau Asam Danau Lebar Danau Minyak Danau Belibis Letusan Panas Bumi Air Terjun Kedung lesung Arung Jeram Way Semaka Air Panas Taman Kota Ham Tebiu Waduk Situs Batu Andak Way Kenihang Situs Si Pahit Lidah Situs Batu Lumpang I Situs Batu Lumpang II Situs Johor Situs way Lumbok Situs Pesiwoan Pekon Sukarame, Kec. Belalau Pekon Sukarame, Kec. Belalau Pekon Sukarame, Kec. Belalau Sinar Sari, Kec. Sekincau Sukaraja, Kec. Way Tenong Padang Tambak, Kec. Way Tenong Pekon suka Jaya, Ke. Sumber Jaya Jl. Lebuay Cipta Mulya, Kec. Kebun Tebu Suka Marga, Kec. Suoh Suka Marga, Kec. Suoh Suka Marga, Kec. Suoh Suka Marga, Kec. Suoh Tuga ratu, Kec. Suoh Tuga ratu, Kec. Suoh Banding rejo, Kec. Suoh Pasar Liwa, Kec. Balik Bukit Cekdam Jaya Pekon Puramekar, Kec. Gedung Surian Pekon Tawan Sukamulya, Kec. Lumbok Pekon Sukabanjar, Kec. Lumbok Pekon Sukabanjar, Kec. Lumbok Pekon Sukabanjar, Kec. Lumbok Pekon Lumbok, Kec. Lumbok Pekon Lumbok, Kec. Lumbok Pekon Lumbok, Kec. Lumbok

10 82 Situs Batin katung Situs Hujung Cumalagi Situs Langkat Makam si Pahit Lidah dan si Mata Empat Batu Ketulis Hujung di langit Harakuning Batu Tulis/Batu Gores Bambu Buntu Telu Tungku Ajaib Makam Bergerak Makam Bergerak Suluh Rumah Adat Buay Nyerupa Situs Tanjung Raya Batu asah Taji Pesanggrahan (Wisma Sindalapi) Kapolsek Liwa (Tangsi) Batu Kubah Batu Muli Sekhai Kumbang Makam Panjang Punetap Imbokh Makam H. Baha Udin Makam Raja Betani Batu Kenyangan Keramat Khatu Mejengau Keramat Khekhiya Jadi Rumah adat Buay Pernong Makam Raja Selalau Batu Bergerak Keramat Cambay Pekon Sukamaju, Kec. Lumbok seminung Dusun Hujung, Pekon Kagungan, Kec. Lumbok Pekon Hujung, Kec. Lumbok Pekon Sukabanjar, Kec. Lumbok Pekon Hanakau, Kec. Sukau Pekon Tanjung Raya, Kec. Sukau Pekon Tapak Siring, Kec. Sukau Pekon Tanjung Raya, Kec. Sukau Pekon Tapak Siring, Kec. Sukau Pekon Tanjung Raya, Kec. Sukau Desa Tanjung Raya, Kec. Sukau Pekon Tanjung Raya, Kec. Sukau Psr Liwa, Kec. Balik Bukit Psr Liwa, Kec. Balik Bukit Pekon Bahway, Kec. Balik Bukit PekonSugihan Tuha, Kec. Balik Bukit Pekon Negri Ratu, Kec. Batu Brak Pekon Negri Ratu, Kec. Batu Brak Pekon Kembahang, Kec. Batu Brak Pekon Balak, Kec. Batu Brak Pekon Negri Ratu, Kec. Batu Brak Pekon Kedamaian, Kec. Belalau Pekon Balak, Kec. Batu Brak Pekon Balak, Kec. Batu Brak Pekon Balak, Kec. Batu Brak Pekon Kembahang, Kec. Batu

11 83 Mak Bejunjung Makam I Luah Batin Kramat Tambak Bata I Keramat Melebui Batu Sembilan Batu Tulis Batu Langgar Rumah Adat Buay Belunguh Batu Kepangpang Situs Batu Brak Situs Batu jagur Situs Purbakala Dolmen 8 buah Situs Tangkit Beringin Situs Megalitik Telaga Mukmin Situs Cipta Mulya Situs Batu Tameng Rumah Tradisional Hujung Kramat Batu Kebayan Batu Sehektar Rumah adat paksi buay bejalan di way Batu ikhau Batu ngiyu Brak Pekon Balak, Kec. Batu Brak Pekon Balak, Kec. Batu Brak Pekon Tembelang, Kec. Suoh Roworejo, Kec. Suoh Roworejo, Kec. Suoh Roworejo, Kec. Suoh Pekon Kenali, Kec. Belalau Pekon Kenali, Kec. Belalau Pekon Pura jaya, Kec. Kebun Tebu Pekon Pura jaya, Kec. Kebun Tebu Pekon Bungin, Kec. Gedung surian Pemangku Air Dingin, Pekon Trimulyo, Kec. Gedung Surian Puramekar, Kec. Gedung Surian Pekon Muara jaya, Kec. Kebun Tebu Pekon Cipta Mulya, Kec. Kebun Tebu Pekon Pura jaya, Kec. Kebun Tebu Pekon Hujung, Kec. Batu Ketulis Pekon Batu Kebayan, Kec. Batu Ketulis Pekon Pehayu Jaya, Kec. Pagar Dewa Pekon Kembahang, Kec. Batu Brak Pekon Hujung, Kec. Belalau Pekon Serungkuk, Kec. Belalau Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Barat

12 84 NO Tabel 3.2 Destinasi dan Daya Tarik Wisata yang ditetapkan oleh mentri NAMA DESTINASI 1 KWT Lumbok Resort Rumah Tradisional 2 Tanjung Raya 3 Rumah Tradisional Hujung Rumah 4 Tradisional Kenali 5 Rumah Adat Batu Brak 6 7 Situs Batu Brak Situs Batu Jagur LOKASI Kec. Lumbok Pekon Tanjung Raya, Kec. Sukau Pekon Hujung, Kec. Belalau Kec. Belalau Kec. Batu Brak Pekon Pura jaya, Kec. Kebun Tebu Pekon Pura jaya, Kec. Kebun Tebu STATUS KEPEMILIKAN Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah KET (SK penetapan sbg BCB) Kawasan strategis Pariwisata Nasional (KSPN) No.62 Kawasan Danau Ranau dan sekitarnya. (Lamp. III P.P. Republik Indonesia No 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010/ Kep.Men. Kebudayaan dan pariwisata, Nomor : KM.12/PW.007/MKP/2 004 Kep.Men. Kebudayaan dan pariwisata, Nomor : KM.12/PW.007/MKP/2 004 Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Barat

13 85 2. Potensi pariwisata Kabupaten Lampung Barat 1. Festival Skala Brak Festival Skala Brak merupakan rangkaian kegiatan kepariwisataan berupa ajang menggali kreatifitas budaya dan mempromosikan objek wisata yang ada di Lampung Barat. Kegiatan Festival Skala Brak menjadi salah satu program unggulan dinas pada tahun 2014, dan merupakan tahun pertama penyelenggaraan event Festival Skala Brak, direncanakan pelaksanaannya pada bulan September sebagai core event Perayaan HUT Lampung Barat. Event ini sebagai pengganti dari event Festival Teluk Stabas yang sebelumnya merupakan event unggulan Lampung Barat, tetapi setelah terbentuknya DOB Pesisir Barat menjadi kegiatan Pesisir Barat. Diharapkan pengemasan dari berbagai ajang perlombaan yang diadakan, mampu menjadikan event Festival Skala Brak ini masuk terdaftar dalam Kalender Event Kepariwisataan Nasional dan Internasional. Rangkaian kegiatan perlombaan yang akan diadakan berupa: a. Lomba Tari Kreasi b. Lomba Lagu Daerah Lampung c. Lomba Kesenian Tradisonal Lampung d. Lomba Arung Jeram e. Lomba Jelajah Wisata Gunung Pesagi 2. Danau Ranau Lumbok Resort dan Desa Wisata Danau Ranau sebagai Danau terbesar ke dua di Pulau Sumatera mempunyai luas sekitar meter persegi degan lebar sekitar 8000

14 86 meter dan panjang sekitar meter. Pemandangan di sekitar danau ini sangat indah. Hamparan air yang jernih dengan latar belakang bukit barisan dan gunung seminung yang indah.menurut legenda yang ada, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi cekungan tersebut. Fasilitas penginapan yang berada di daerah indah ini antara lain, Kawasan Wisata Terpadu Lumbok Resort, berada di tepian Danau Ranau, Kecamatan Lumbok, memiliki luas sekitar 15 hektar, Kawasan wisata terpadu ini dikelilingi oleh panoram Bukit Barisan yang menghijau serta Gunung yang tegak menjulang. Hotel ini menyediakan fasilitas Cottege di tepian Danau Ranau serta Convention Hall untuk mengadakan seminar, rapat, resepsi pernikahan, lounching produk, sekaligus tempat berbulan madu. Fasilitas lain yang disediakan adalah outbond area dan flying fox. Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain berenang, mandi air panas (Hot Spring) berperahu, memancing, penenangan pikiran, trekking, dan penelitian ekologi Danau Selanjutnya, di Lumbok Ranau terdapat Desa Wisata Mupadu. Di sini wisatawan dapat menikmati aktifitas keseharian masyarakat yang tidak pernah lepas dari Danau Ranau. Selain itu, bagi wisatawan yang ingin merasakan nikmatnya kuliner khas Ranau, dapat dicicipi di beberapa Rumah Makan, seperti RM dan Pemancingan Tepi Ranau, RM Dendi dan RM

15 87 Gayun. Di desa wisata ini dilengkapi dengan Home stay dan Pondok wisata dengan harga terjangkau. 3. Wisata peninggalan prasejarah megalitikum Sumberjaya Di Lampung Barat banyak terdapat peninggalan masa prasejarah. Bentuknya berbagai macam mulai dari menhir, dolmen, serta arca. Komplek bangunan ini antara lain: Situs Purbakala Batu Brak, Batu Jagur, situ Batu Jaya. Pada obyek ini aktifitas yang dapat dilakukan adalah studi penelitian, apresiasi seni dan budaya. 4. Wisata petualangan Arung Jeram Way Besai Arung jeram merupakan salah satu olahraga petualangan yang cukup meningkatkan adrenalin. Saat ini di beberapa tempat termasuk di Lampung Barat sudah menjadi atraksi wisata. Cukup aman dilakukan oleh remaja dan dewasa. Aliran sungai yang membentur hamparan batu permukaan Way Besai membentuk jeram jeram dengan lintasan jeram sekitar 5 km yang asyik untuk diarungi. Memiliki jeram kelas II dan III menjanjikan aktivitas yang layak dan aman. Titik awal terletak di pekon Sukajaya, sekitar 59 km dari Liwa. e. Rest Area Sumberjaya Kawasan ini cocok untuk melepas lelah setelah perjalanan dari atau menuju Bandarlampung. Dari area ini kita dapat menikmati keindahan pemandangan alam dan hamparan hijau perkebunan kopi. Dikejauhan tampak liukan Way Besai bagai ular panjang membelah pegunungan. Di

16 88 wilayah ini juga dapat ditemui beberapa pengolahan kopi organik. Tepat di depan rest area terdapat sebuah masjid yang sangat representatif. f. Air Terjun Sepapa Kiri dan Sepapa Kanan Taman Nasional Bukit Bukit Selatan (Warisan Dunia) Air terjun Sepapa Kiri dan Sepapa Kanan, terletak di dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Taman Nasional ini sendiri telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia karena memiliki keanekaragaman hayati baik dari segi vegetasi hutan, flora dan fauna serta sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan dunia. Tumbuhan yang menjadi ciri khas taman nasional ini adalah bunga bangkai jangkung, bunga bangkai raksasa, dan anggrek raksasa/tebu. Sedangkan habitat fauna langka seperti burung tokhtor Sumatera, rangkong paruh merah, gajah dan sumatera, beruang madu dan lainnya juga mendiami Taman Nasional ini. Kawasan ini merupakan taman nasional terbesar ke-3 pulau sumatra, dengan luas lebih kurang Ha, membentang dari ujung selatan Propinsi Lampung bagian barat hingga bagian selatan Propinsi Bengkulu. Diujung selatan taman nasional ini terdapat danau menjukut yang dipisahkann dengan laut hanya oleh pasir pantai selebar puluhan meter. Sementara bagian tenggara, selatan dan barat Taman Nasional ini dikelilingi oleh lautan yaitu perairan Teluk Semangka, Tanjung Cina dan Samudra Indonesia.Air terjun Sepapa Kiri dan Sepapa Kanan dengan ketinggian 60 meter dan 20 meter, dengan suhu rata-rata 22 derajat celcius, wisatawan akan menikmati kesejukan suasana dan keindahan telaga.

17 89 C. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lampung Barat dari Sektor Pariwisata Besaran kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten lampung Barat masih tergolong sangat kecil, hal ini desebabkan karena pariwisata pada Kabupaten Lampung Barat belum sepenuhnya dikelola secara baik. Destinasi wisata sampai saat ini yang dikelola hanya pada KWT Lumbok Resort, Rest Area, dan Wisata Arung jeram Way Besai.Dari KWT Lumbok Resort retribusi yang diperoleh yaitu dari penyewaan hotel serta tiket masuk, dari Rest Area berasal dari tiket masuk dan dari wisata arung jeram berasal Way Besai dari penyewaan perlengkapan arung jeram dan penyewaan perahu karet. Namun meskipun dampaknya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lampung Barat masih sangat kec il namun pariwisata memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) yaitu terhadap sektor akomodasi seperti hotel, rumah makan, dan perdagangan produk daerah. Pariwisata tentu saja memberikan kontribusi pada sektor akomodasi (hotel), rumah makan, dan perdagangan produk daerah. Dari kegiatan wisata, para wisatawan tentu saja memerlukan tempat penginapan sementara bagi para wisatawan yang datang dari berbagai tempat. Hotel dapat memberikan efek penting bagi perkembangan daerah, selain sebagai bentuk jasa pemenuhan akomodasi wisata daerah hotel juga memiliki peranan yang cukup signifikan dalam perekonomian daerah setempat. Selain dari akomodasi para wisatawan tentu juga membutuhkan konsumsi selama melakukan kegiatan wisatanya. Seperti

18 90 yang kita ketahui bahwa kuliner pada setiap daerah tentu saja berbeda dan memiliki ciri khas yang berbeda pula pada setiap daerahnya dari keunikan inilah yang tentunya membuat para wisatawan tertarik untuk mencoba kuliner yang terdapat disuatu daerah dimana ia berwisata, tentunya dari sektor rumah makan ini juga mendapatkan kontribusi dari kegiatan wisata seperti penyerapan tenaga kerja juga perekonomian daerah. Selain dari sektor akomodasi dan rumah makan kontribusi yang diberikan dari pariwisata adalah dari sektor perdagangan produk daerah, di Kabupaten Lampung Barat kegiatan wisata yang dilakukan para wisatawan tentu saja berpengaruh terhadap penjualan produk khas daerah seperti industri kopi luak yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Lampung Barat. Karena kurangnya jumlah pengunjung yang datang tentu juga berpengaruh terhadap besarnya retribusi yang didapatkan dari sektor pariwisata ini, bisa dikatakan tempat-tempat wisata di Lampung Barat hanya ramai ketika hari-hari besar saja dan ketika pemerintah mengadakan event-event kepariwisataan. Wisatawan yang datang juga kebanyakan hanya wisatawan dari dalam daerah Lampung Barat sangat jarang sekali wisatawan asing yang datang, maka menyikapi hal ini pemerintah mengupayakan membuat pariwisata di Lampung Barat semakin dikenal di kawasan nasional dan internasional. Tabel 3.6 Realisasi Pendapatan Tempat Wisata Tahun KWT Lumbok Rest Area Arung Jeram Jumlah Sumber Jaya Way Besai , , , , , , , , ,00

19 , , , , , , ,00 Sumber: Data Diolah Dinas PPKAD Kabupaten Lampung Barat D. Pembangunan dan Pengelolaan Pariwisata pada Kabupaten Lampung Barat 1. Pembangunan pariwisata Kabupaten Lampung Barat Pembangunan dan pengelolaan pariwisata Kabupaten Lampung Barat telah diatur dalam suatu Perda Kabuapaten Lampung Barat Nomor 2 Tahun 2016 yang berisi tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yaitu suatu pedoman pembinaan dalam pembangunan kawasan pariwisata, dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana wisata, pemasaran pariwisata, promosi Pariwisata, kelembagaan kepariwisataan, sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan, serta investasi pembangunan di bidang kepariwisataan.dalam RIPPDA BAB IV tentang tujuan dan konsep pembangunan bagian kesatu pasal 6 a. Kedudukan RIPDA: (1)Sebagai pedoman dan dasar hukum dalam penyusunan program pembangunan pariwisata daerah (2)Sebagai landasan penyusunan rencana detail pembangunan pariwisata daerah b. Fungsi RIPDA: (1)Pedoman pembangunan pariwisata (2)Pedoman bagi pengelolaan kawasan wisata yang potensial

20 92 (3)Pedoman pembinaan dalam pembangunan kawasan pariwisata, daya tarik wisata, sarana dan prasarana pariwisata, pemasaran pariwisata, promosi pariwisata, kelembagaan kepariwisataan, sumber daya manusia kepariwisataan, serta investasi pembangunan di bidang kepariwisataan (4)Landasan bagi pengawasan dan pengendalian pembangunan pariwisata, obyek dan daya tarik wisata. c. Tujuan RIPPDA adalah : 1) Mengintegrasikan pembangunan kawasan pariwisata daerah dengan arahan tata ruang dan pembangunan infrastruktur daerah dalam mewujudkan lingkungan yang nyaman bagi masyarakat dan wisatawan. 2) Merupakan prinsip berwawasan lingkungan dalam perencanaan produk pariwisata. 3) Memantapkan potensi alam dan budaya masyarakat sebagai identitas pariwisata daerah. 4) Mengembangkan pemasaran pariwisata yang terpadu, beretika, informatif, dan komunikatif sehingga mampu memperkuat citra daerah sebagai kabupaten kreatif. 5) Memperkuat sistem industri pariwisata daerah melalui pembangunan keterkaitan dengan industri kreatif masyarakat 6) Membangun sistem kelembagaan pemerintah, industri pariwisata, maupun masyarakat yang secara mandiri mampu mengendalikan pembanguan pariwisata, sekaligus menarik minat investor untuk mengembangkan produk pariwisata yang ramah lingkungan dan

21 93 7) Mengembangkan struktur pemerintah dan sistem pembangunan sumber daya manusia yang kompeten dan berbudaya dalam mendorong industri pariwisata untuk mengembangkan pariwisata kreatif dan berwawasan lingkungan. d. Konsep pembangunan pariwisata di Daerah adalah: 1) Pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan obyek wisata yang mengoptimalkan manfaat dan keselarasan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara terus-menerus. 2) Perwilayahan dan kluster pembangunan, yaitu mencakup aspek fungsi wilayah dan perspektif tata ruang wilayah 3) Pendekatan kesesuaian produk pasar, yaituditujukan untuk mengembangkan kepariwisataan yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang ada. 4) Manajemen strategis, yaitu merupakan sistem dan mekanisme yang dirancang untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategis pembangunan pariwisata. 5) Sinergi stakeholders, yaitu merupakan suatu keselarasan sistem dan hubungan antar pemangku kepentingan pariwisata (stakeholders) terkait agar tercipta situasi yang kondusif bagi pembanguan pariwisata 6) Pelestarian lingkungan, yaitu harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan semua produk wisata yang dihasilkan harus ramah lingkungan, sehingga lingkungan aslinya tetap lestari

22 94 Perda Kabupaten Lampung Barat N0. 2 Tahun 2016 tentang RIPPDA BAB V tentang kebijakan dan strategi pembanguan pariwisata RIPPDA mencakup 4 (empat) pembanguan kepariwisataan. e. Pembangunan Kepariwisataan 1) pembangunan destinasi pariwisata a) sektorialisasi daerah tujuan wisata (1)Perencanaan pembangunan wilayah pengembangan pariwisata dan daerah tujuan wisata unggulan. (2)Penegakan regulasi pembangunan wilayah pengembangan pariwisata dan tujuan wisata unggulan. (3)Pengendalian implementasi pembangunan wilayah pengembangan pariwisata dan daerah tujuan wisata unggulan. b) pembangunan daya tarik wisata (1)pengembangan rintisan daya tarik wisata untuk menginisiasi pembentukan wilayah pengembangan pariwisata. (2)Pembangunan daya tarik wisata untuk mendorong kunjungan wisatawan dan pembentukan pasar industri wisata. (3)Pemantapan daya tarik wisata untuk memperbesar arus kunjungan wisatawan domestik dan internasional serta membangun industri pariwisata berkelanjutan. c) pembangunan sarana prasarana pendukung wisata

23 95 (1)Membangun fasilitas-fasilitas khusus pariwisata dan prasarana umum untuk mendukung pengembangan rintisan kawasan pariwisata. (2)Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana umum dan fasilitas pariwisata guna mendorong pertumbuhan daya saing wilayah pengembangan pariwisata. d) pembangunan aksesibilitas dan/atau transportasi perjalanan wisata (1)Pengembangan moda transportasi dalam mendukung pengembangan pariwisata daerah. (2)Pengembangan prasarana transportasi dalam mendukung pengembangan pariwisata daerah. (3)Pengembangan sistem transportasi dalam mendukung pengembangan pariwisata. e) pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata (1)pengembangan usaha ekonomi kreatif masyarakat bidang sektor kepariwisataan. (2)Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan. (3)Penguatan kesadaran masyarakat akan lingkungan wisata. f) permodalan sektor pariwisata. (1)Menumbuhkembangkan permodalan sektor pariwisata baik dalam maupun luar negri dalam industri pariwisata.

24 96 (2)Memperbanyak promosi penanaman modal di bidang pariwisata baik di dalam negri maupun luar negri. 2) Kebijakan dan strategi pemasaran pariwisata a) pengembangan pasar wisatawan, yaitu mengembangkan segmen pasar wisatawan untuk optimalisasi pengembangan pasar berbasis destinasi wisata yang disesuaikan dengan keunikan potensi daya tarik wisata. b) pemantapan brand image (Pencitraan) daerah tujuan wisata, yaitu mengembangkan citra pariwisata sebagai destinasi wisata yang aman, nyaman, dan berdaya saing. c) pembangunan kemitraan pemasaran pariwisata (1)Mengembangkan peran dan keikutsertaan media elektronik dan media cetak dalam mempromosikan wisata daerah kabupaten Lampung Barat. (2)Membangun sinergisitas antar pemangku kepentingan pariwisata. 3) Pembangunan industri sektor kepariwisataan. a) penguatan struktur pengelolaan kepariwisataan, mempererat fungsi, dan hubungan kemitraan antar pengelola industri pariwisata untuk meningkatkan daya saing industri pariwisata. b) peningkatan daya saing produk wisata (1)meningkatkan daya saing produk pariwisata dalam hal obyek daya tarik wisata.

25 97 (2)Meningkatkan daya saing produk pariwisata dalam hal fasilitas pariwisata. c) pembangunan hubungan kerja sama usaha pariwisata.yaitu, mengembangkan model kerjasama antar pemangku kepentingan pariwisata daerah Lampung Barat yakni pemerintah daerah, pengelola pariwisata, dan masyarakat. d) pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan. yaitu, memanajemen usaha pariwisata yang mengacu kepada prinsip pembangunan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan. 4) pembangunan kelembagaan pariwisata a) penguatan organisasi kepariwisataan (1)pembenahan struktur organisasi kepariwisataan di tingkat Kabupaten. (2)optimalisasi kemitraan usaha antar pemangku kepentingan pariwisata yakni pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. (3)Optimalisasi koordinasi antar dinas. b) pembangunan sumber daya manusia di bidang pariwisata (1)percepatan dan peningkatan mutu institusi pendidikan kepariwisataan. (2)Optimalisasi kompetensi SDM dan pendidik SDM pariwisata. (3)Peningkatan kuantitas SDM industri Pariwisata.. c) penelitian, pembangunan, dan inovasi pariwisata. Yaitu, meningkatkan penelitian, penegmbangan, dan inovasi yang

26 98 berorientasi pada pengembangan industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata dan kelembagaan dan SDM pariwisata. 2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan Kabupaten Lampung Barat Destinasi Pariwisata Lampung Barat memiliki berbagai ragam bentuk dengan ciri kekhasan dan keunggulannya masing-masing. Kawasan Wisata Terpadu Lumbok Resort, Kawasan TNBBS, Wisata Arung Jeram Way Besai, Panas Bumi dan Touring di Suoh, Sentra Peternakan Kopi Luwak Gunung Pesagi dan lainnya yang masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya, sehingga arus kedatangan wisatawan akan meningkat. Tabel 3.7 Kawasan Strategis Pembangunan Pariwisata Daerah Lampung Barat NO KAWASAN STRATEGIS NAMA OBJEK LOKASI PEMBANGUNAN PARIWISATA WISATA 1 Kawasan Obyek wisata alam Gunung pesagi Kecamatan belalau (gunung pesagi dan sekitarnya) 2 Kawasan objek ekowisata a. kawasan hutan kemasyarakatan dan sekitarnya Hutan kemasyarakatan Pekon Pura Jaya Kec. Tebu b. Kawasan TNBBS dan sekitarnya Air terjun sepapa Kubu perahu kiri Air terjun sepapa Kubu perahu kanan Danau minyak Sukamarga, kec. Suoh Danau asam Sukamarga, kec. Suoh Danau lebar Sukamarga, kec. Suoh Letusan panas Sukamarga, kec. Suoh

27 99 c. kawasan Percontohan Kebun Kopi dan Sekitarnya d. Kawasan Kebun Raya Liwa dan Sekitarnya e. Kawasan Sentra Kopi Organik dan Sekitarnya f. Kawasan Agro Wisata dan Sekitarnya g. Kawasan Budidaya Benih Ikan (BBI) Dan sekitarnya h. Kawasan rest area dan sekitarnya i. Kawasan puncak gerday dan Sekitarnya 3 Kawasan Obyek Wisata Tirta a. Kawasan Danau dan sekitarnya bumi Danau tapir Air panas Kawasan Percontohan Kebun Kopi (AEKI) Kebun Raya Liwa Sentra Kopi Organik Agro Wiasta Sekincau Agro Wisata Balik Bukit Budidaya benih ikan (BBI) Rest area Puncak gerday Danau Ranau Air Panas Lumbok Resort dan sekitarnya Desa wisata Keagungan Kec. Sekincau Kecamatan sekincau Pekon Hanakau Kec. Sekincau Pekon Kubu Perahu kec. Balik Bukit Kec. Air Hitam Kec. Sekincau Kec. Balik Bukit Kec. Sumber jaya Pekon sindang pagar Kec. Sumber jaya Pekon Negri Ratu Kembahang Kec. Batu Brak Kec. Lumbok Pekon Keagungan, kec. Lumbok Pekon Keagungan, kec. Lumbok Kagungan, kec. Lumbok

28 100 Taman Kota Ham Tebiu b. Kawasan Air Terjun dan Air Terjun Buay Sekitarnya Nyerupa Curug Langgar Air Terjun Way Tutung Air Terjun Sinar Sari Air Terjun Padang Tambak c. Kawasan Sungai dan Sekitarnya Arung Jeram Way Besai d. Kawasan Air Panas dan Air Panas Sekitarnya Air Panas (Gemburak) Kawasan obyek wisata budaya dan sejarah a. Kawasan Situs Purbakala dan Situs purbakala sekitarnya Batu Brak Situs Telaga Mukmin b. Kawasan situs purbakala dan Situs purbakala sekitarnya Batu Brak Situs Way Lumbok Situs pesiwon Situs Batu Kubah Situs Batu Johor Liwa, Balik Bukit Pekon Buay Nyerupa, Kec. Sukau Pekon Tanjung Raya Kec. Sukau Negri Ratu, Kec. Batu Brak Kec. Sekincau Kec. Way Tenong Pekon Sukajaya Kec. Sumber jaya Pekon Banding Rejo Kec. Suoh Pekon Sukaraja Kec. Way Tenong Pekon Pura Jaya Kec. Tebu Pekon Muara Jaya Kec. Kebun Tebu Pura Jaya Kec. Tebu Pekon Lumbok Kec. Lumbok Pekon Lumbok Kec. Lumbok Pekon Bahway, Kec. Balik Bukit Pekon Lumbok, Kec.

29 101 Lumbok Situs Batu Kec. Batu Ketulis Kebayan Makam Si Pahit Lidah dan si Mata Empat Pekon Suka Banjar, Kec. Lumbok c. Kawasan Rumah Adat dan Sekitarnya Rumah adat Paksi Buay Nyerupa Pekon Tanjung Raya, Kec. Sukau Rumah Adat Paksi Buay Pekon Balak, Kec. Batu Brak Pernong Rumah adat Paksi Buay Bejalan Pekon Kembahang, Kec. Batu Brak Diway Rumah adat Paksi Buay Belunguh Pekon Kenali, Kec. Belalau d. Kawasan rumah tradisional dan sekitarnya Rumah Tradisional Pekon Hujung Kec. Belalau Hujung e. Event Kepariwisataan Festival Skala Lampung Barat Brak Sakura Cakak Lampung Barat Buah Pentas seni Lampung Barat Pergelaran Adat Lampung Barat Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat Pada program destinasi ini kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan promosi event kepariwisataan dan program peningkatan sarana dan prasarana yang ada pada kawasan wisata, khususnya pada Kawasan Wisata Terpadu Lumbok, antara lain berupa:

30 Pembuatan Gapura 2. Pembuatan Tribun Pertunjukan 3. Pembuatan panggung Terbuka 4. Pembuatan Pagar 5. Pembuatan Jalan Lingkar Baru 6. Pembuatan Gazebo. Adapun atraksi dan event pertunjukan wisata tahunan yang mengangkat kawasan danau Ranau akan diselenggarakan kegiatan Gebyar Pesona Lumbok Ranau, yang mempertandingkan perlombaan berupa Lomba Perahu Hias, Mengolah Kuliner Khas Danau dan lain lain. Pengembangan pariwisata tentu saja membutuhkan biaya agar semuanya dapat terlaksana dalam hal pengembangan pariwisata pada Kabuopaten Lampung Barat Dinas Pariwisata mendapatkan dana dari pihak pemda sendiri dan juga dari Kementrian Pariwisata. Tabel 3.8 Kawasan Prioritas Pembangunan Pariwisata Daerah No Kawasan Prioritas Nama Obyek Lokasi Pembangunan Pariwisata Wisata 1 Kawasan Obyek Wisata Alam Kawasan Gunung Pesagi dan Gunung Pesagi Kecamatan Belalau Sekitarnya 2 Kawasan Obyek Ekowisata a. Kawasan Kebun Raya Liwa dan sekitarnya Kebun Raya Liwa Pekon Kubu Perahu Kec. Balik Bukit b. Kawasan TNBBS dan TNBBSKubuPerahu:

31 103 sekitarnya a. Air terjun Sepapa Kiri Kecamatan Balik Bukit b. Air Terjun Sepapa Kanan Kecamatan Balik Bukit TNBBS Suoh: a. Danau Asam Kecamatan Suoh b. Danau Minyak Kecamatan Suoh c. Danau Lebar Kecamatan Suoh d. Letusan Panas Bumi Kecamatan Suoh TNBBS Sekincau a. Danau Tapir Kecamatan Sekincau b. Air Panas Kecamatan Sekincau c. Kawasan Rest Area dan Sekitarnya Rest Area Pekon Sindang Pagar Kec. Sumber Jaya 3 Kawasan Obyek Wisata Tirta a. Kawasan Danau Ranau dan Sekitarnya Danau Ranau Air Panas Lumbok Resort dan Sekitarnya Desa Wisata Kagungan Kec. Lumbok Kec. Lumbok Kec. Lumbok Kec. Lumbok

32 104 b. Kawasan Ham Tebiu dan Sekitarnya Taman kota Ham Tebiu Kec. Balik Bukit c. Kawasan arung jeram Way Besai dan sekitarnya Arung Jeram Way Besai Suka Jaya Kec. Sumber Jaya 4 Kawasan obyek wisata budaya dan sejarahnya a. Kawasan situs purbakala Batu Brak dan sekitarnya b. Event kepariwisataan Festival Skala Brak Lampung Barat Sakura cakak buah Lampung Barat Pentas seni Lampung Barat Pergelaran adat Lampung Barat c. Kawasan rumah adat tradisional dan sekitarnya Rumah adat Paksi Buay Nyerupa Pekon Tanjung Raya, Kec. Sukau Rumah adat Paksi Buay Pernong Pekon Balak Kec. Batu Brak Rumah adat Paksi Buay Bejalan Pekon Kembahang Kec. Batu Brak Diway Rumah adat Paksi Buay Belunguh Pekon Kenali Kec. Belalau d. Kawasan Rumah Tradisional dan Sekitarnya Rumah tradisional Pekon Hujung Kec. Belalau Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat

33 Pengelolaan pariwisata Kabupaten Lampung Barat Pariwisata pada Kabupaten Lampung Barat sangat banyak dan juga beragam jenisnya namun baru 3 destinasi wisata sampai saat ini dikelola oleh pemerintah yaitu KWT Lumbok Resort, Rest Area Sumber Jaya, dan Wisata Arung Jeram Way Besai sementara tempat-tempat wisata yang lainnya pengelolaannya hanya dari swadaya masyarakat. 1 Untuk tempat wisata yang telah dikelola, pengelolaan tempat wisata yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan membangun sarana penunjang wisata agar menumbuhkan minat wisatawan untuk datang ke tempat wisata tersebut, pada KWT Lumbok pemerintah mengelola tempat penginapan berupa hotel dan kotage, menyiapkan petugas kebersihan juga petugas keamanan, dan pemerintah membangun jalan menuju ke danau agar wisatawan yang datang dapat akses dengan mudah menuju danau. Pada Rest Area sumber Jaya pemerintah menyiapkan petugas kebersihan, petugas keamanan dan petugas penjaga pintu masuk. Sedangkan pada Wisata Arung Jeram Way Besai pemerintah menyiapkan perahu karet sebagai sarana pendukung kegiatan arung jeram. Untuk tempat wisata yang masih dikelola dengan swadaya masyarakat sedangkan yang dimaksudkan disini adalah pemerintah mengswadayakan masyarakat melalui sosialisasi kepariwisataan pada masyarakat yang tinggal di sekitar tempat wisata untuk menjaga tempat wisata tersebut dan memberikan pengetahuan mengenai bagaimana pariwisata yang ada dan menjaga tempat 1 Wawancara dengan Ibu Lisa selaku kepala bidang perencanaan pariwisata Kabupaten Lampung Barat, tanggal 12 Mei 2016

34 106 wisata tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh para wisatawan yang datang. Pariwisata yang saat ini dikelola oleh pemerintah dilakukan perbaikan infrastruktur, penyediaan sarana dan prasarana penunjang wisata serta daya dukung lainnya seperti penyediaan toilet umum, tempat-tempat kuliner, serta fasilitas bermain anak agar para wisatawan berminat untuk datang berwisata ke tempat itu di waktu lain bukan hanya sekedar untuk sekali datang. Namun perbaikan ini tidak dapat serta merta dilaksanakan melainkan secara bertahap hal ini dikarenakan kurangnya biaya yang dibutuhkan dan mengingat kurangnya minat wisata para wisatawan. Selain dari kurangnya minat wisatawan penyebab yang lain juga pemerintah belum secara rutin memungut retribusi dari tempat wisata yang ada, retribusi hanya dipungut ketika hari-hari besar seperti pada hari raya, dan hari-hari libur besar lainnya, alasan mengapa pemerintah tidak rutin memungut retribusi selain pada hari-hari besar dikarenakan wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata sangat sedikit sedangkan pemerintah memerlukan biaya untuk membayar jasa para petugas penjaga tempat wisata. Pariwisata pada kabupaten lampung Barat tidak hanya pariwisata alam saja yang dikelola tetapi juga wisata budayanya. Wisata budaya ini dilestarikan agar generasi masa mendatang tidak melupakan bahkan agar tidak sampai mengetahui kebudayaan pada masa terdahulunya maka budaya pada Kabupaten Lampung ini mulai diperkenalkan kembali pada masyarakat dengan cara melakukan pembinaan. Pembinaan yang dilakukan tersebut adalah dengan cara

35 107 membuat dan membina beberapa kelompok atau sanggar seni lalu dengan menyiapkan beberapa pelatih untuk membina kelompok-kelompok tersebut dengan memperkenalkan kembali kebudayaan dan kesenian daerah antara lain: a. Hadra b. Nyambai agung c. Muwayak d. Tari tradisional e. Netah adok Agar masyarakat antusias dalam mengikuti pembinaan dan pelatihan maka hal-hal diatas diadakan ketika ada pergelaran festival di Kabupaten LampungBaratmisalnya di Festifal Skala Beghak maupun Festifal Krakatau dan Festifal diluar daerah Lampung. 2 Dalam uapaya memajukan pariwisata pada Kabupaten Lampung Barat Pemerintah selaku pengelola Pariwisata melakukan promosi-promosi guna memperkenalkan pariwisata pada Kabupaten Lampung Barat dengan cara mengikuti pameran-pameran, dengan membuat bener-bener pada pinggir jalan raya, melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, melalui media sosial serta melibatkan muli mekhanai Lampung Barat untuk memperkenalkan wisata dan budaya pada semua pihak. Kurangnya minat wisatawan yang datangdiakibatkan banyak hal salah satunya karena wisata di Lampung Barat ini belum dikenal oleh masyarakat 2 Wawancara dengan Bapak Nyoman Mulyana selaku kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Barat, tanggal 12 Mei 2016

36 108 luas apa lagi oleh wisatawan asing, maka sangat penting bagi pemerintah sebagai pengelola untuk lebih gencar lagi mempromosikan pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Lampung Barat ini. Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lampung Barat sebagian besar adalah wisatawan nusantara sementara wisatawan mancanegara jumlahnya hanya sedikit atau hanya setengahnya dari wisatawan nusantara, hal lain yang menyebabkan retribusi dari pariwisata ini jumlahnya sangat kecil adalah pemecahan daerah krui yang tadinya masuk kedalam kabupaten Lampung Barat namun sejak tahun 2013 daerah Krui memisahkan diri dari Kabupaten Lampung Barat dan membentuk Kabupaten Sendiri menjadi Kabupaten Pesisir Barat. Seperti yang diketahui daerah pantai Krui adalah daerah wisata yang sangat diminati oleh para wisatawan nusantara dan mancanegara. Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 3.9 Data wisatawan tahun Tahun Nusantara Mancanegara Sumber:Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat

37 109 Tabel 3.10 Daftar tarif tempat wisata NO NAMA TEMPAT WISATA SUMBER PENDAPATAN 1 KWT Lumbok Tiket 2 Rest Area Sumber Jaya 3 Arung Jeram Wai besai TARIF Mobil Rp ,00 Motor Rp ,00 Orang (dewasa) Rp ,00 Orang (anak-anak) Rp ,00 Biaya sewa hotel per malam Delux Menghadap gunung Rp ,00 Menghadap danau Rp ,00 Standar Menghadap gunung Rp ,00 Menghadap danau Rp ,00 Biaya sewa kotage Type kijang Rp ,00 Type kenui Rp ,00 Tiket masuk Mobil Rp ,00 Motor Rp ,00 Orang (Dewasa) Rp ,00 Orang (Anak-anak) Rp ,00 Sewa perahu Karet untuk 5 Orang termasuk biaya pemandu Rp ,00 Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil

I. PENDAHULUAN. mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil dari ciptaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

1. Kecamatan Balik Bukit

1. Kecamatan Balik Bukit Lampiran II : SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KRUI NOMOR : W8-A4/ 73 /HK.05/I/2014 TANGGAL : 2 Januari 2014 1. Kecamatan Balik Bukit 1 Pasar Liwa a. Pasar Liwa I Rp 50.000 b. Pantau I Rp 50.000

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peta merupakan media yang digunakan sebagai sarana memperoleh gambaran fakta di permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai gejala seperti gunung, dan danau.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat

I. PENDAHULUAN. adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masyarakat Lampung dibedakan menjadi dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat Lampung Peminggir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok dan saling bergantung satu sama lain. Secara naluriah manusia cenderung bersifat dinamis dan mampu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata terjadi karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum di ketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana,

Lebih terperinci

1. Kecamatan Balik Bukit

1. Kecamatan Balik Bukit Lampiran II : SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KRUI NOMOR : W8-A4/ /KU.04.2/I/2015 TANGGAL : 2 Januari 2015 1. Kecamatan Balik Bukit 1 Pasar Liwa a. Pasar Liwa I Rp 50,000 b. Pantau I Rp 50,000 2

Lebih terperinci

1. Kecamatan Balik Bukit

1. Kecamatan Balik Bukit Lampiran II : SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KRUI Nomor : W8-A4/61/Hk.05/I/2016 Tanggal : 04 Januari 2016 1. Kecamatan Balik Bukit 1 Pasar Liwa a. Pasar Liwa I Rp 50.000 b. Pantau I Rp 50.000 2

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut. Hal ini didukung dengan fakta menurut Portal Nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik

Lebih terperinci

Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan

Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung memiliki dua masyarakat adat yaitu Lampung Saibatin (jurai saibatin) dan Lampung Pepadun (jurai pepadun) yang dikenal dengan istilah sang bumi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai keunggulan

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari beberapa gugusan pulau mulai dari yang besar hingga pulau yang kecil. Diantara pulau kecil tersebut beberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Kawasan lindung Bukit Barisan Selatan ditetapkan pada tahun 1935 sebagai Suaka Marga Satwa melalui Besluit Van

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam memperoleh pendapatan negara dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah di Indonesia. Termasuk bagi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada Bab ini, akan dijelaskan isu-isu strategis berdasarkan permasalahan yang ada pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH TAHUN 2013-2023 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pertumbuhan pariwisata secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar (Widoyo Alfandi,

III. METODE PENELITIAN. ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar (Widoyo Alfandi, 21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian geografi adalah tata cara kerja atau pedoman yang sistematis untuk memahami obyek penelitian geografi, dengan menggunakan alat dan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan adat istiadat yang berbeda,yang mempunyai banyak pemandangan alam yang indah berupa pantai,danau,laut,gunung,sungai,air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan

Lebih terperinci

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka kesempatan kerja dan kesempatan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Visi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga tahun 06 0 adalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG Presentation by : Drs. BUDIHARTO HN. DASAR HUKUM KEPARIWISATAAN Berbagai macam kegiatan yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

Lebih terperinci

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi 10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki semboyan Torang Samua Basudara yang berarti Kita Semua Bersaudara. Masyarakat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu.

METODE PENELITIAN. yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian terdahulu. 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Penelitian Kepustakaan Adalah penelitian dengan mengkupas data terbaik dalam penelitian ini yang diambil dari buku dan literatur serta hasil-hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata daerah. Potensi wisata tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan pentingnya peranan pariwisata

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 18 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita cita bangsa indonesia sebagai bangsa yang mandiri,

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN 1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan berupa sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata mempersiapkan 10 destinasi wisata unggulan yang akan menjadi prioritas kunjungan wisatawan di tahun 2016, dan Flores

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Presentasi SAKIP Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RENCANA STRATEGIS TRANSISI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MAGETAN TAHUN 017-018

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan (nusantara) yang terdiri dari 17.508 pulau Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki karakteristik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

DEFINISI- DEFINISI A-1

DEFINISI- DEFINISI A-1 DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2000 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2000 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN 8 (DELAPAN) KECAMATAN PEMBANTU MENJADI KECAMATAN DEFINITIF DALAM KABUPATEN LAMPUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan tersebar dari pulau Sumatera sampai ke ujung timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 18.110 pulau, baik pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Barat ke Timur sejauh 3.977

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. bahwa kondisi wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang diapit oleh dua Samudra dan juga dua Benua. Pada bagian barat laut Indonesia berbatasan dengan Benua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Wonosobo dengan kondisi geografis pegunungan dan panorama alam yang memukau merupakan kekayaan alam yang tak ternilai bagi potensi pariwisata. Selain itu budaya dan keseniannya

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Heri Winarno

Oleh : Slamet Heri Winarno Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan 1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung Ibukota Kabupaten

Lebih terperinci