BAB V PENUTUP. Sebagaimana dirumuskan dalam fokus penelitian, studi ini ingin. mengetahui apa dan bagaimana kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh
|
|
- Bambang Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagaimana dirumuskan dalam fokus penelitian, studi ini ingin mengetahui apa dan bagaimana kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh perusahaan melalui program CSR untuk masyarakat sekitar serta apa dampaknya bagi masyarakat sekitar dan perusahaan. Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian, mulai dari pengumpulan hingga interpretasi data lapangan, kesimpulan studi ini mengajukan beberapa temuan pokok berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh perusahaan melalui program CSR untuk masyarakat sekitar. Pada tahap awal dalam proses perumusan program CSR, masyarakat sekitar tambang tidak terlibat terutama pada tahap perumusan kebijakan program CSR. Keterlibatan masyarakat sekitar hanya pada tahap pelaksanaan program ketika ada sosialisasi. Dalam tahap perumusan kebijakan program CSR hanya pihak perusahaan dan Pemerintah Kabupaten saja yang terlibat. Hal tersebut merupakan implikasi dari kebijakan perusahaan yang cenderung berorientasi pada target, sehingga perlu mekanisme yang lebih cepat agar program segera bisa diterima oleh masyarakat sekitar. Keterlibatan Pemerintah Kabupaten dalam perumusan program CSR adalah untuk menyelaraskan antara program Pemerintah Kabupaten dengan program yang diusulkan oleh perusahaan. Hal ini lah yang membuat anggaran dan 130
2 program di setiap Kabupaten yang termasuk dalam wilayah operasional PT. Adaro Indonesia menjadi berbeda-beda. Selain untuk menyelaraskan program Kabupaten dengan program yang diusulkan oleh perusahaan, Pemerintah Kabupaten melalui Bupati pun mengeluarkan S.K (Surat Keputusan) yang menjadi dasar bagi seluruh penggunaan anggaran program CSR dari perusahaan di Kabupaten tersebut. Jika ditinjau dari mekanisme perumusan program CSR sebagaimana telah disebut di atas, keterlibatan perusahaan dan Pemerintah Kabupaten masih dominan. Masyarakat sekitar belum terlibat pada tahap awal perumusan program dan hanya terlibat pada tahap pelaksanaan. Apabila pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai program/kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, maka program CSR PT. Adaro Indonesia masih belum bisa dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat mandiri. Adapun tujuan Program CSR PT. Adaro Indonesia sebagai dampak yang diharapkan adalah untuk menciptakan masyarakat pasca-tambang yang mandiri dan berkelanjutan. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, perusahaan memiliki strategi pemberdayaan masyarakat melalui empat bidang pengembangan masyarakat seperti pengembangan ekonomi, peningkatan mutu pendidikan, perbaikan tingkat kesehatan dan pengembangan sosial-budaya. Kegiatan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia adalah dengan memberikan program kebun karet unggul. Bentuk bantuan yang diberikan perusahaan untuk program ini adalah pembagian bibit karet dan obat tanaman karet untuk kelompok-kelompok tani, pelatihan-pelatihan mengenai dinamika kelompok, penghitungan kadar karet kering dan pembuatan rumah pengasapan 131
3 karet. Adapun dampak dari program ini bagi petani karet adalah meningkatnya produksi getah karet yang berimbas pada peningkatan pendapatan dari petani karet tersebut. Kendati demikian, meski program kebun karet unggul mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, ternyata juga berdampak pada munculnya ketergantungan petani karet terhadap bantuan dari perusahaan. Keberlangsungan kelompok tani menjadi bergantung pada uluran bantuan dari perusahaan seperti bibit karet dan pupuk. Program yang ditujukan untuk menciptakan kemandirian masyarakat pasca-tambang justru membuat masyarakat menjadi bergantung pada perusahaan. Sementara itu dalam bidang pendidikan, PT. Adaro Indonesia memberikan bantuan kepada para siswa di sekitar daerah operasionalnya berupa beasiswa dan perpustakaan keliling. Adapun manfaat dari program CSR ini adalah terbukanya akses siswa untuk memperoleh pendidikan yang layak. Pemberian beasiswa cukup meringankan biaya pendidikan yang memang relatif mahal. Kendati demikian, program perpustakaan keliling masih kurang maksimal dalam pemanfaatannya di lapangan. Hal tersebut karena minat baca dari para siswa masih kurang. Program perpustakaan keliling tidak berdampak pada peningkatan minat baca para siswa. Secara umum dampak program dalam bidang pendidikan masih belum bisa membawa masyarakat/pelajar ke arah perubahan, mengingat terjadi penurunan angka partisipasi di tingkat SMA dari tahun ke tahun. Dalam bidang peningkatan kesehatan, program yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan pengobatan gratis bagi para penderita buta katarak bagi masyarakat yang lemah secara ekonomi. Manfaat yang dirasakan dari 132
4 program tersebut bagi masyarakat adalah masyarakat dapat mengakses pengobatan gratis sehingga dapat sembuh dari sakit yang diderita dalam hal ini katarak. Adapun dampak dari program ini adalah berkurangnya penderita buta katarak dan berkurangnya rasio ketergantungan penderita terhadap bantuan orang di sekitarnya sehingga dapat menjalankan aktivitasnya secara mandiri. Dalam bidang sosial-budaya, salah satu bantuan yang diberikan oleh PT. Adaro Indonesia adalah pembangunan sarana prasarana seperti pembangunan balai adat bagi Lembaga Adat Dayak Deah Kampung Sepuluh. Pembangunan balai adat oleh perusahaan berdampak cukup besar bagi keberlangsungan komunitas adat Kampung Sepuluh. Lembaga Adat yang sempat hampir punah ini seakan mendapatkan kembali eksistensinya. Akses komunitas adat untuk mengaktualisasikan dirinya menjadi sangat terbuka. Adapun dampak yang diterima oleh PT. Adaro Indonesia melalui program CSR ini adalah meningkatnya citra positif perusahaan dalam masyarakat sekitar dengan citranya sebagai perusahaan yang peduli terhadap masyarakat sekitar. Hal tersebut menunjang kegiatan bisnis perusahaan seperti terciptanya suasana yang kondusif. Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah bahwa jika pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai proses dari, oleh dan untuk masyarakat, program CSR PT. Adaro Indonesia belum dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat mandiri karena masyarakat sekitar belum terlibat secara langsung dalam perumusan ataupun perencanaan program CSR. Program CSR PT. Adaro Indonesia lebih mencerminkan konsep Development for Community yang artinya 133
5 bahwa perusahaan masih menempatkan masyarakat sebagai objek dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program CSR. Perusahaan bersama pemerintah daerah keterlibatannya masih dominan sebagai inisiator dalam menentukan arah prioritas program CSR untuk masyarakat sekitar. Meskipun demikian, perusahaan telah memberikan ruang bagi masyarakat sekitar untuk merencanakan program melalui pengajuan proposal untuk mendapatkan program yang telah ditetapkan oleh perusahaan bersama pemerintah daerah. Menurut Nindita (2008:64), karakteristik dari program ini adalah berorientasi pada perusahaan dan lebih kepada pencapaian hasil. Dampak yang dihasilkan dari adanya program tersebut adalah disatu sisi telah membuka akses masyarakat sekitar tambang dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya sebagai sarana untuk keberdayaan masyarakat pasca-tambang. Di sisi lain, dalam program bidang ekonomi, selain terjadinya peningkatan pendapatan mayarakat penerima manfaat juga berdampak pada munculnya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan dari perusahaan. Begitupun terhadap bantuan di bidang lainnya. Sementara dampak bagi perusahaan dengan adanya program CSR adalah meningkatnya citra positif perusahaan sebagai modal untuk menunjang keberlangsungan kegiatan bisnisnya. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka perlu juga untuk menghadirkan saran sebagai masukan ataupun rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam implementasi program CSR PT. Adaro Indonesia seperti perusahaan, pemerintah dan masyarakat sekitar. 134
6 Pertama, PT. Adaro Indonesia sebagai pengelola program CSR harus mendorong partisipasi masyarakat sekitar dalam kaitannya dengan proses perencanaan hingga evaluasi program. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan program sangat diperlukan untuk mendapatkan kondisi faktual di dalam masyarakat. Untuk menjaring partisipasi masyarakat, perusahaan harus lebih kreatif misalnya mengadakan perlombaan proposal program CSR secara terbuka bagi masyarakat sekitar perusahaan. Selain menarik perhatian masyarakat, dengan adanya perlombaan ini dapat memberikan aroma kompetitif yang adil dan sehat di dalam masyarakat sehingga tidak muncul kecemburuan di dalam masyarakat. Kedua, dalam program pemberdayaan masyarakat mandiri melalui program CSR, hendaknya perusahaan mengambil peran sebagai fasilitator dan bukan berperan sebagai inisiator. Dengan begitu, ada ruang bagi masyarakat untuk menentukan nasib mereka sendiri tanpa bergantung dengan pihak perusahaan. Ketiga, pemerintah daerah Kabupaten Tabalong sebagai regulator harus juga bertindak sebagai fasilitator untuk mendorong masyarakat agar terlibat dalam segala proses perencanaan program dari awal perencanaan hingga evaluasi. Pemerintah daerah bisa membuat regulasi yang memungkinkan masyarakat sekitar untuk terlibat dalam perencanaan program. Keempat, masyarakat sekitar sebagai objek dan subjek dari program CSR PT. Adaro Indonesia harus benar-benar menyadari bahwa CSR adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dijamin secara konstitusional. Oleh karena itu, masyarakat sekitar harus berperan aktif dalam seluruh proses dalam implementasi 135
7 program CSR. Hal tersebut untuk menjamin terpenuhinya hak-hak masyarakat sekitar lingkar tambang yang terkena dampak. Kendati demikian, penelitian ini juga mengalami keterbatasan. Salah satunya adalah belum mampu mendeskripsikan keterlibatan pihak ketiga dalam implementasi program-program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan. Hal ini penting, karena dengan mengetahui pihak ketiga yang terlibat dalam implementasi program CSR, paling tidak, bisa mengetahui kecenderungan yang terjadi baik pada level perusahaan, pihak ketiga, maupun masyarakat sekitar. 136
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bertolak dari hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya penelitian ini
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Bertolak dari hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya penelitian ini menemukan beberapa fakta emperik yang menunjukkan bahwa pengelolaan bantuan dana pendidikan
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi
BAB III ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 3.1 Permasalahan Pembangunan 3.1.1 Permasalahan Kebutuhan Dasar Pemenuhan kebutuhan dasar khususnya pendidikan dan kesehatan masih diharapkan pada permasalahan. Adapun
Lebih terperinciVII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG
78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok
Lebih terperinciVIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN
VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka)
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA OPERASI KATARAK DALAM RANGKA HUT KABUPATEN SEMARANG KE 493
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA OPERASI KATARAK DALAM RANGKA HUT KABUPATEN SEMARANG KE 493 TANGGAL 8 MARET 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN. 1 Pendahuluan
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN 1 Pendahuluan Jalan merupakan kekayaan atau aset yang sangat besar yang secara tradisional dikelola
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI
341 BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI Berdasarkan permasalahan kajian penelitian ini, maka ditarik beberapa kesimpulan bagi penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah, khususnya program pendidikan
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Kekuatan yang dimiliki oleh kelompok pengrajin tenun ikat tradisional di desa Hambapraing, sehingga dapat bertahan sampai sekarang adalah, kekompakan kelompok, suasana
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 01/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDraft Proposal Program Kampung Hijau. (Program Perbaikan Kampung)
Draft Proposal Program Kampung Hijau (Program Perbaikan Kampung) Latar Belakang Salah satu masalah sangat penting yang dihadapi negara-negara berkembang dewasa ini adalah pertumbuhan dan konsentrasi penduduk
Lebih terperinciKata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi
BAB 4 P E N U T U P Kata Pengantar Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Bab 4 Berisi : Gorontalo di susun sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Kesimpulan dari hasil penyusunan Gorontalo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam industri yang berbasis teknologi, inovasi sangat diperlukan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modal Asing) sudah begitu akrab. Jika suatu saat kita jalan ke desa mereka dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Community Development bagi sebagian besar masyarakat, khususnya di lokasi yang berdekatan dengan wilayah operasi perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup (Environment) dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya yaitu manusia dan
Lebih terperinciBAB 10 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 10 KESIMPULAN DAN SARAN 10.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan yang pertama adalah ditemukan bahwa kebijakan pemerintah tidak memberikan
Lebih terperinciBAB. 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB. 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan serangkaian tahapan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan, antara lain : I. Faktor-faktor yang berpengaruh pada lingkungan sekitarnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun perekonomian. Laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Nelayan Belawan merupakan perkampungan yang terletak di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampung Nelayan Belawan merupakan perkampungan yang terletak di Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Perkampungan ini dihuni sekitar 800 Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian tujuan pendidikan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang dikelola oleh unit Community Development Center (CDC) telah melaksanakan tanggung jawab sosial
Lebih terperinciBAGIAN I. PENDAHULUAN
BAGIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kegiatan di sektor ketenagalistrikan sangat berkaitan dengan masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah. Selama ini keberadaan industri ketenagalistrikan telah memberikan
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL
GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini
Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi negara maju, untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki citacita menjadi negara maju, untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan suatu kerja sama dari berbagai
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun
VIII-1VIII-1 Komitmen Bupati Mandailing Natal yang akhirnya menjadi visi daerah adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten Mandailing Natal yang yang Religius, Mandiri, Sehat dan Sejahtera melalui Peningkatan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan rekomendasi atas seluruh hasil studi tentang pengaruh desentralisasi fiskal terhadap alokasi belanja daerah untuk
Lebih terperinciPROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BPD KALTIM. Samarinda, 2 Juli 2015
PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BPD KALTIM Samarinda, 2 Juli 2015 Istilah Program (dalam penyebutan) memiliki definisi: sekumpulan kegiatan kerja yang dibuat dalam kurun waktu tertentu dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipenuhinya pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut dipenuhinya pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR). Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Strategi yang dilaksanakan oleh masing-masing pengelola dalam mengoptimalkan lokasi obyek pantau, secara umum lebih kepada penguatan tupoksi, dan kewenangan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat ini semakin tumbuh dan berkembang, baik di dalam jumlah maupun jenis usaha yang dijalankan. Pada umumnya, tujuan
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1. Kesimpulan Bertitik tolak pada permasalahan dan hasil analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Pertama, partisipasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
No.1878, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciIKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan
Lebih terperinciBUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
1 BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai
Lebih terperinciLAPANGAN RT 7 DAGO POJOK
AR4141 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERUMAHAN LAPORAN DISKUSI LAPANGAN RT 7 DAGO POJOK Pembimbing : Ir. Tri Yuwono, MT Oleh : Erma Tsania / 15213017 Teresa Zefanya / 15213035
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012
1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
211 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan di BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Manajemen berbasis sekolah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
SALINAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu
Lebih terperinciDEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah menjadi satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan IKL merupakan kegiatan yang tidak
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Umum Pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan IKL merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan suatu pelatihan. Kegiatan ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciVIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA
92 VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 8.1. Identifikasi Potensi, Masalah dan Kebutuhan Masyarakat 8.1.1. Identifikasi Potensi Potensi masyarakat adalah segala sesuatu yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
BAB III METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pembangunan daerah semestinya dilaksanakan secara terpadu, baik dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan, budaya dan hukum yang berdasarkan kekhasan dan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan
Lebih terperinciBAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH
BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH 7.1. Isu Strategis Berbagai masalah yang dialami oleh miskin menggambarkan bahwa kemiskinan bersumber dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini, merupakan data yang disajikan dari hasil penelitian di kelurahan Ukui.
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini, merupakan data yang disajikan dari hasil penelitian di kelurahan Ukui. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang kinerja pengelola zakat Masjid Raya Nurul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Retsa Husaeni, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan program yang semula dicanangkan oleh pemerintah dan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Secara
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS TAHUN
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2015 INSTANSI VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI : BAPPEDA KABUPATEN KARANGASEM : TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN : 1 MENINGKATKAN KAPASITAS
Lebih terperinciSecara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah Perumnas Gading Cempaka Permai berjalan lebih dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciPENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG
PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG SKRIPSI Disusun dan diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian
188 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian dan saran yang merupakan rekomendasi untuk tindak lanjut. A. Kesimpulan 1. Keluarga
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR ASISTENSI RENCANA KERJA SEKOLAH (RKS), RENCANA KERJA TAHUNAN SEKOLAH (RKTS) DAN RENCANA KERJA ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perwujudan dan cita-cita luhur bangsa dan negara, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 2009 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004)
Lebih terperinciNOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN NOMOR : 050/47/437.74/2016
LAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN NOMOR : 050/47/437.74/2016 1. Jabatan : Sekretaris 2. Tugas : Mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan kegiatan, melaksanakan pelayanan administrasi umum
Lebih terperinciBAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF
40 BAB V STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF Perencanaan strategi dalam hubungan masyarakat melibatkan pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional. Pembangunan desa adalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Bukan hanya dikarenakan sebagian besar rakyat Indonesia bertempat tinggal di desa, tetapi desa memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Garis Besar Haluan Program HMK AMISCA ITB adalah suatu garis besar kebijakan yang merupakan arahan program-program kerja Badan Pengurus HMK AMISCA ITB untuk dilaksanakan
Lebih terperinciProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012
ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012 Krisdinar.wordpress.com Latar belakang Bencana di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik
Lebih terperinci-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta
No.1934, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Dana Desa. Penggunaan. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciRencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciBAB V PE N U T U P A. Simpulan
BAB V PE N U T U P A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan berikut ini: 1. Kebijakan pembangunan sarana air bersih menunjukkan dengan
Lebih terperinci(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)
4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
131 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS aspek perilaku yang berhubungan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
176 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Bab ini adalah bagian penutup dari tulisan ini dan berdasarkan temuan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan SDM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disegala bidang. Mengingat semakin meningkatnya migrasi dari desa ke kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala bidang. Mengingat semakin meningkatnya migrasi dari desa ke kota karena di kawasan
Lebih terperinciTujuan Penugasan KKN-PPM:
Tujuan Penugasan KKN-PPM: a. mempertahankan KKN-PPM menjadi mata kuliah wajib PT; b. mengubah paradigma KKN-PPM dari pembangunan (development) menjadi pemberdayaan (empowerment); c. menerapkan KKN-PPM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana
Lebih terperinci