BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AIR Air Bersih Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan, manusia wajib minum air putih 8 gelas per hari. Tumbuhan dan binatang juga membutuhkan air, sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber kehidupan dan dapat disimpulkan bahwa untuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan. Air juga merupakan bagian penting dari sumber daya alam yang mempunyai karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya lainnya, karena air merupakan sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya sepanjang tahun. Menurut Ditjen Cipta Karya Dinas PU 1998 mengatakan bahwa air bersih adalah air yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk memenuhi keperluan sehari-hari dengan kualitas yang memenuhi ketentuan baku mutu air bersih yang ditetapkan. Air bersih sebagai infrastruktur kota sangat berperan dalam menunjang perkembangan kota. Antara lain membutuhkan sistem perencanaan air bersih yang baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduknya. Pengolahan sistem penyediaan air bersih yang layak, serta

2 memenuhi kebutuhan masyarakat dan aktivitas perkotaan secara keseluruhan akan meningkatkan produktivitas kota. Tetapi keberadaan air bersih didaerah perkotaan sulit dicari dan untuk mendapatkannya tidak semudah yang dibayangkan. Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih PDAM Tirtanadi memamfaatkan air baku yang berasal dari sungai untuk diolah dan di uji kualitasnya sesuai dengan standar air minum. Air yang ada di bumi ini dapat kita dilihat dalam berbagai macam atau sumber, secara umum air yang dapat dikonsumsi manusia adalah yang berasal dari air hujan, air permukaan dan air tanah. Dari ketiga sumber tersebut yang dapat langsung dikonsumsi adalah air hujan dan air tanah dengan kriteria tertentu. Sedangkan air permukaan tidak dapat langsung dikonsumsi karena air permukaan merupakan air yang terdapat dipermukaan tanah seperti sungai, waduk, bendungan tampungan air hujan dan danau sehingga perlu diolah dan diuji kualitasnya Siklus Hidrologi Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Hydrologia, "ilmu air") adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan. Siklus hidrologi adalah sirkulasi (perputaran) air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi,

3 presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, hujan salju, hujan gerimis atau kabut. Karena hal ini berlangsung secara terus menerus dan tidak berakhir sehingga dapat dikatakan air di bumi jumlahnya relatif tetap, hanya berubah bentuk dalam siklus hidrolgi itu sendiri. Dalam perjalanannya dari atmosfer ke luar, air mengalami banyak interupsi. Sebagian dari air hujan yang turun dari awan menguap sebelum tiba di permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas daun tumbuh-tumbuhan (interception) dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang tiba di tanah dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke dalam tanah (infiltration) dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah. Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui akar kemudian daun menguapkan airnya ke udara (transpiration). Air yang mengalir di atas permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan di kolam, selokan, dan sebagainya (surface detention), ada juga yang sementara tersimpan di danau, tetapi kemudian menguap atau sebaliknya, sebagian air mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut (surface run off), sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah sebagai air tanah yang pada akhirnya ke luar sebagai mata air. Siklus Hidrologi dapat dibedakan manjadi tiga yaitu : a. Siklus Pendek Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang.

4 b. Siklus Sedang Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluran air. c. Siklus Panjang Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut. Untuk lebih jelasnya mengenai siklus hidrologi dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

5 Tahapan siklus hidrologi dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cairan menjadi uap yang terjadi pada permukaan bumi b. Transpirasi adalah proses penguapan air ke atmosfir oleh tumbuhantumbuhan c. Kondensasi adalah proses pembekuan atau pelembaban uap air di awan yang mendingin menjadi butir-butir air d. Presipitasi adalah proses jatuhnya air dari atmosfir ke permukaan bumi sebagai hujan, embun, es atau salju e. Run Off adalah proses mengalirnya air di permukaan tanah f. Perkolasi/Infiltrasi adalah proses perembesan air ke dalam lapisan tanah yang berjalan sangat perlahan secara alamiah. g. Air tanah adalah air yang terkumpul dan mengalir dalam lapisan tanah jenuh air secara alamiah h. Air permukaan adalah air yang mengalir dan terkumpul di atas permukaan tanah sebagai sungai atau danau. Dari siklus hidrologi inilah kebutuhan kita akan air bersih secara terus menerus dapat dipenuhi dikarenakan air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable). Akan tetapi karena jumlah air yang relatif tetap sementara pertumbuhan kebutuhan akan air bersih semakin meningkat maka diperlukan pendistribusian yang teratur sehingga tidak terjadi kekurangan air.

6 2.1.3 Sistem Pengolahan Air Minum Air baku adalah air yang digunakan sebagai sumber bahan baku dalam penyediaan air bersih. Sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih yaitu air hujan, air permukaan (air sungai, air danau, air rawa) air tanah (air tanah dangkal, air tanah dalam, mata air). Untuk itu perlu adanya sistem pengolahan air bersih yang digunakan PDAM dalam memenuhi standar kualitas air bersih/minum antara lain unit IPA (Instalasi Pengolahan Air) yang diperlukan dalam pengolahan air, berikut adalah pengolahan air di IPA Sunggal : a. Bendungan Sumber air baku adalah air permukaan sungai Belawan yang diambil melalui bendungan dengan panjang 25 m (sesuai lebar sungai) dan tinggi 4 m. Pada sisi kanan bendungan dibuat sekat (channel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake b. intake bangunan ini adalah saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen (saringan kasar) dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa arus sungai. Masing-masing saluran dilengkapi dengan pintu (sluice gate) pengatur ketinggian air dan penggerak electromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk. c. Raw Water Tank (RWT) bangunan RWT (bak pengendap) dibangun setelah intake yang terdiri dari 2 unit (4sel) setiap unitnya berdimensi (23,3 m x 20 m, tinggi 5 m dilengkapi

7 dengan 2 buah inletgate 2 buah outlet sluice gate dan 2 buah pintu bilas yang berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur, pasir dan lain-lain yang bersifat sediment. d. Raw Water Pump (RWP) Raw Water Pump atau pompa air baku berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke clearator yang terdiri dari 18 unit pompa air baku, kapasitas setiap pompa 110 liter/detik dengan rata-rata head 18 meter memakai motor AC nominal daya 75 KVA. e. Clearator Bangunan clearator (psoses penjernihan air) terdiri dari 5 unit dengan kapasitas masing-masing 350 liter/detik berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sediment dengan air bersih sebagai effluent (hasil olahan) dilengkapi agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis. Clearator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai kerucut yang dilengkapi dengan sekat-sekat pemisah untuk proses-proses sebagai berikut: Primary Reaction Zone, Secondary Reaction Zone, Return Reaction Zone, Clarification Reaction Zone dan Concentrator f. Filter dari clearator air dialirkan untuk menyaring kekeruhan (turbidyti) berupa flok-flok halus dan kotoran lain yang lolos dari clearator melalui pelekatan pada media filter yang berjumlah 32 unit menggunakan jenis saringan cepat masingmasing menggunakan motor AC nominal daya 0,75 KW.

8 g. Reservoir yaitu bangunan beton berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m, tinggi 7 m berfungsi untuk menanpung air minum/air olahan setelah melewati media filter dengan kapasitas m 3 dan kemudian didistribusikan ke pelanggan melalui reservoirreservoir distribusi diberbagai cabang. Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi Chlor (post chlorinasi) dan untuk proses netralisasi dibubuhkan larutan kapur/soda. i. Finish Water Pump (FWP) FWP atau pompa distribusi air bersih berjumlah 14 unit berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir instalai ke reservoir-reservoir distribusi cabang melalui pipa transmisi yang dibagi menjadi 5 jalur yaitu Q1 sampai Q5 dengan kapasitas masing-masing 150 liter/detik. j. Bahan Kimia Proses pengolahan ini menggunakan beberapa bahan kimia yaitu: Liquid Chlorine Berfungsi untuk mengoksidasi logam Fe, Mn sekaligus sebagai bahan desinfektan (pembunuh bakteri). Tawas/Akun Berfungsi untuk mengikat partikel-partikel halus yang melayang agar membentuk flok. Bahan ini diinjeksikan pada pipa air masuk ke clearator. Kapur/Soda Ash Berfungsi untuk menetralisasi ph air olahan berkisar antara 6,8-7,3 dibubuhkan dengan elektro motor sebelum masuk ke reservoir sebanyak 5-7 gram/m 3 air.

9 2.1.4 Sistem Penyediaan Air Minum Sistem penyediaan air bersih merupakan suatu sistem penyediaan air inum yang meliputi sistem pengambilan air baku, transmisi air baku, proses pengolahan air baku, sistem transmisi dan reservoir air bersih serta sistem distribusi/perpipaan yang dioperasikan sedemikian rupa sehingga terdapat tekanan yang cukup disetiap saat pada seluruh bagian sistem perpipaannya. Pada dasarnya penyediaan air minum kepada masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan air untuk kebutuhan hidup dan kebutuhan dalam berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Namun yang lebih penting lagi adalah penyediaan air tersebut dimaksud adalah agar masyarakat dapat hidup secara sehat dan higienis. Dengan demikian tujuan utama penyediaan air minum itu adalah sebagai salah satu upaya untuk membangun manusia dan masyarakat yang sehat. Manusia yang sehat adalah masyarakat yang produktif yang dapat mendukung produktifitas dan perkembangan ekonomi. PDAM sebagai kepanjangan tangan Pemda melaksanakan sebagai tugas Pemda memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sebagai operator pelayanan air minum, melalui sistem yang dimilikinya berkewajiban memenuhi objektif dimaksud diatas. Sesungguhnya tugas tersebut merupakan tugas yang mulia dan memiliki arti strategis bagi bangsa dan negara. Untuk mencapai objektif di maksud, pelayanan air minum oleh PDAM harus memenuhi beberapa syarat : 1. Terpenuhinya syarat-syarat kualitas agar dapat dipergunakan secara aman, tanpa khawatir terinfeksi suatu penyakit, terutama penyakit-penyakit yang dapat tertular dan berkembang melalui air;

10 2. Arus aliran air dapat disediakan dalam jumlah yang cukup dan tersedia setiap waktu atau pengaliran berlangsung selama 24 jam. Kedua syarat diatas adalah menyangkut tentang Tiga Tas (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas); 3. Sistem dan manajemennya harus professional dan efisien sehingga harga air menjadi murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat (affordable). Ketiga persyaratan diatas adalah merupakan persyaratan yang standar dengan pengertian semua operator pelayanan air minum berkewajiban memenuhinya. Adalah hak masyarakat atau pelanggan untuk mendapatkan pelayanan seperti itu. Secara umum sistem penyediaan air minum dilakukan dengan 2 cara yaitu sistem produksi dan sistem distribusi. Untuk lebih rincinya akan dijelaskan satu persatu. a. Sistem Produksi Yaitu merupakan sistem air yang memproduksi air bersih untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan (kuantitas dan kualitasnya). Adapun unit yang diproduksinya adalah mulai dari pengambilan air baku, kemudian air tersebut di olah di instalasi pengolahan air dan menyalurkan serta menampung air bersih ke bangunan reservoir. b. Sistem Distribusi Sistem distribusi adalah sistem pengaliran air bersih dari reservoir ke pelanggang. Sistem distribusi merupakan bagian terpenting dalam penyediaan air dimana sistem ini terdiri dari jaringan perpipaan yang bertekanan, termasuk

11 didalamnya katup (valve), wash out, siphon, hidran kebakaran, meter air, reservoir dan sebagainya untuk menjangkau para pelanggang di daerah pelayanan. Dimana kesemua itu membantu dalam kelancaran pendistribusian air yang terdapat dalam jaringan pipa. Distribusi air minum dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung kondisi topografi yang menghubungkan sumber air dengan konsumen. Distribusi secara gravitasi, pemompaan maupun kombinasi pemompaan dan gravitasi dapat digunakan untuk menyuplai air ke konsumen dengan tekanan yang mencukupi. Berikut penjelasan dari masing-masing sistem pengaliran distribusi air bersih : Cara gravitasi Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi. Cara pemompaan Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Cara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah yang datar, dan tidak ada daerah yang berbukit. Cara gabungan Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam

12 reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata. ( Joko, Tri Unit Air Baku Dalam Sistem Penyediaan Air Bersih. Yogyakarta: Graha Karya ) Air baku Pengolahan Reservoir Daerah Air Layanan Sistem Produksi Sistem Distribusi Gambar 2.2 Skema Sistem Penyediaan Air Minum 2.2 Reservoir Pengertian Reservoir Reservoir adalah tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum didistribusikan kepada konsumen jika diperlukan suatu waktu (Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1998). Lama penampungan disesuaikan dengan tingkat pemakaian air pada masa jam pemakain jam puncak dan pemakaian rata-rata. Reservoir berasal dari bahasa inggris yang artinya waduk ataupun kolam air atau kolam tandon penyimpanan air. Tetapi dalam Instalasi Pengolahan Air, reservoir bukan Cuma sebagai kolam penyimpanan air tetapi juga sebagai tempat penampungan sebelum ke pelanggang karena tidak konstannya pemakaian aliran sehingga perlu dibuat reservoir demi kelancaran kontinuitas pengaliran air pada pelanggan.

13 Konstruksi reservoir harus dibuat sedemikian rupa sehingga air yang ditampung terhindar dari kontaminasi dari luar sehingga air yang disimpan tetap layak untuk dimamfaatkan. Air yang dialirkan ke reservoir harus dibubuhi chlor disebut post chlorination yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen dan juga ditambahkan larutan kapur supaya menetralisir ph air. Berdasarkan fungsinya reservoir dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: a. Reservoir Distribusi Yaitu reservoir yang menampung air bersih dari instalasi pengolahan air atau dari mata air dan kemudian air dari reservoir didistribusikan ke daerah pelayanan. Reservoir ini dipasang pada awal sistem distribusi. b. Reservoir penyeimbang (Balancing Reservoir) Merupakan reservoir yang menampung pemakaian air pada saat pemakaian air oleh konsumen lebih kecil dari suplai dan kemudian didistribusikan kembali pada saat pemakaian air oleh konsumen lebih besar dari suplay. Berdasarkan perletakannya reservoir dibedakan menjadi: a. Reservoir Bawah Tanah (Ground Reservoir) Yaitu reservoir yang dibangun dibawah atau pada permukaan tanah. Reservoir jenis ini bisa seluruhnya dibawah permukaan atau sebahagian lagi diatas permukaan tanah. b. Reservoir Menara Air (Elevated Reservoir) Yaitu reservoir yang dibangun diatas bangunan bentuk menara dengan kaki/tiang penyangga dengan ketinggian tertentu agar pengaliran air dapat dilakukan secara gravitasi.

14 2.2.2 Bentuk-Bentuk Reservoir Reservoir mempunyai banyak variasi bentuk dimana pembuatannya sesuai dengan permintaan dan pembuat desain tetapi lebih baiknya bangunan reservoir dibuat simetris atau mempunyai segi yang beraturan agar mudah dalam perhitungan kapasitasnya dan mudah juga dalam pembuatannya. Berikut adalah bentuk-bentuk dari reservoir: Kubus atau segi empat Lingkaran atau silinder Gambar 2.3 Reservoir Segi empat Gambar 2.4 reservoir lingkaran/silinder

15 Segi banyak beraturan ataupun tak beraturan. Reservoir ini mempunyai segi atapun bentuk yang banyak sehingga untuk menghitung kapasitasnya sangatlah sulit. Reservoir jenis ini jarang dijumpain dan jarang digunakan. Alasan utama reservoir bentuk ini dibangun sebagai tempat menampung air juga lebih menitik beratkan ke gaya keindahan sehingga mempunyai daya tarik yang berbeda dan bisa dijadikan wisata juga. Gambar 2.5 reservoir segi banyak Bahan-bahan dasar konstruksi yang digunakan dalam pembangunan sebuah reservoir yaitu antara lain dapat terbuat dari: Beton Baja plat Fiber glass Kayu Pemilihan jenis bahan konstruksi ini ditentukan pada umur teknis yang dikehendaki, kemudian konstruksi dan tingkat korositas tanah. Reservoin beton biasanya digunakan untuk reservoir bawah tanah. Umumnya dipakai untuk reservoir dengan volume besar, dibuat dalam 2 kompartemen sehingga waktu pengurasan reservoir masih dapat beroperasi.

16 Sedangkan reservoir baja, fiber glass, dan kayu biasanya penempatannya tidak berhubungan langsung dengan tanah contohnya reservoir menara air dan umumnya dibuat dengan volume kecil dan dibuat dalam bentuk bulat. Hal ini disebabkan karena bahan baja maupun fiberglass itu memiliki tegangan tarik yang lebih kuat Fungsi Dan Tujuan Reservoir Bila ditinjau dari fungsinya, maka fungsi dasar dari Reservoir adalah sebagai tempat penampungan air. Selain itu reservoir dalam IPA ini mempunyai beberapa fungsi antara lain : a. Melayani fluktuasi pemakaian Karena pemakaian air oleh pelanggan yang berubah-ubah setiap saat maka reservoir harus selalu siap dalam arti tidak kekurangan persediaan. b. Pemerataan tekanan Air yang berasal dari IPA atau mata air biasanya mempunyai tekanan yang tinggi (karena beda elevasi) dengan daerah layanan, dengan adanya reservoir yang merupakan sebagai perantara dari transmisi ke distribusi maka tekanan kembali nol lagi sebelum melewati jaringan distribusi. c. Distributor Distributor berarti melayani atau penghubung aliran ke pelanggan, yang tentunya melewati jaringan distribusi. d. Persediaan pada waktu darurat

17 Reservoir pada waktu di desain harus memperhitungkan faktor keamanan dan pemadam kebakaran yang digunakan sebagai persediaan pada waktu darurat (terjadi kebakaran) ataupun yang disebabkan oleh hal-hal lain. e. Meratakan tekanan pemompaan pada area distribusi Reservoir juga berfungsi untuk meratakan tekanan pemompaan pada area distribusi. f. Melepaskan tekanan air dalam pipa yang berlebihan pada saat jam kosong. 2.3 Kebutuhan Air Bersih Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, yang harus tersedia dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak mengandung zat radioaktif). Air bersih merupakan satu dari kebutuhan primer yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup manusia dapat berlanjut. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas dari air yang dikonsumsi manusia akan berperan besar pada kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisa perhitungan kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih suatu daerah pelayanan terdiri dari kebutuhan domestik dan non-domestik. Untuk lebih rincinya akan dijelaskan satu per satu: a. Kebutuhan domestik Yaitu kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau rumah tangga seperti: untuk air minum, memasak, kesehatan individual (mandi), mencuci dan sebagainya.

18 b. Kebutuhan non-domestik seperti: Yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan untuk beberapa kegiatan Kebutuhan fasilitas umum: yaitu kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat-tempat ibadah, terminal, dan rekreasi. Kebutuhan institusional: yaitu kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran, sekolah dan instansi pemerintahan. Kebutuhan komersial dan industri: yaitu kebutuhan air bersih pada hotel, pasar, pertokoan, rsetoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiller untuk pemanas Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah kebutuhan air bersih dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi ketersediaan air baku. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. Angka pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam persentase. Pertambahan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor faktor demografi sebagai berikut:

19 Kematian (Mortalitas) Kelahiran (Natalitas) Migrasi (Mobilitas) Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate Metode Proyeksi Jumlah Penduduk Langkah pertama dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air adalah memperhitungkan kebutuhan air. Data masa lalu tentang kota yang sedang ditelaah atau data dari kota-kota lain yang serupa merupakan petunjuk terbaik dalam pemilihan suatu angka tentang penggunaan air bagi tujuan-tujuan perencanaan. Tabel 2.1 Metode-metode Ramalan Jumlah Penduduk Metode Uraian Grafis Perbandingan dengan perkembangan dikota-kota lain yang sekarang lebih besar. Proyeksi geometrik dari pertumbuhan yang ada. lengkung Proyeksi-proyeksi tentang lengkung pertumbuhan jumlah penduduk di masa yang lalu dipergunakan untuk Pengembangan grafis dari lengkung pertumbuhan yang ada. memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan dating. Proyeksi didasarkan pada persentase

20 pertumbuhan atau pengurangan yang seragam Laju pertumbuhan yang menurun Laju pertumbuhan di kota-kota besar menurun bersama dengan meningkatnya ukuran kota itu. Kenyataan ini dipergunakan dalam memproyeksikan jumlah penduduk di masa depan. Matematis Berbagai hubungan matematis dipergunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk di masa depan. Koefisien-koefisien didapat dari masa lalu. Metode-metode rasio dan korelasi Laju pertumbuhan jumlah penduduk dari suatu kelompok masyarakat diproyeksikan berdasarkan anggapan bahwa dapat dihubungkan dengan laju pertumbuhan untuk wilayah yang lebih besar, misalnya country atau Negara bagian. Komponen Ramalan jumlah penduduk didasarkan pada suatu analisis terperinci tentang komponen-komponen yang mendukung pertumbuhan jumlah

21 penduduk (misalnya pertambahan atau pengurangan alamiah dan perpindahan) Ramalan lapangan kerja Pertumbuhan diperkirakan berdasarkan ramalan tentang lapangan kerja di masa depan. ( Sasongko, Djoko Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga ) Metode-metode utama yang dipergunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk di masa depan disajikan pada tabel diatas. Walaupun metode-metode ini telah dipergunakan di waktu yang lalu dengan beberapa hasil yang baik, tetapi telah menjadi semakin sulit untuk melakukan proyeksi-proyeksi semacam ini dengan adanya perubahan-perubahan kondisi ekonomi dan sosial yang cepat. Karena adanya ketidakpastian dalam peramalan kependudukan, maka harus dipersiapkan suatu kisaran perkiraan, kemudian rancangan-rancangan awal haruslah dikembangkan untuk menangani kisaran-kisaran kemungkinan yang bersangkutan. Rancangan yang terbaik adalah yang memungkinkan fleksibilitas untuk penyesuaian terhadap perkembangan di masa depan dan sekaligus dapat menangani masalah-masalah sekarang dengan memuaskan. Metode yang digunakan dalam memproyeksi jumlah penduduk dimana hasilnya merupakan harga pendekatan dari hasil sebenarnya adalah sebagai berikut: 1. Metode Aritmatika Cara ini didasarkan pada kenaikan rata-rata jumlah penduduk dengan menggunakan data terakhir dan rata-rata sebelumnya. Persamaannya yaitu: Pn = Pt + I (n)...(1)

22 I=(Po-Pt)/t... (2) Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n; Pt = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 1; Po = Jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir; t = Jumlah tahun yang diketahui; I = Rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun. Metode ini sangat sesuai digunakan untuk daerah yang mempunyai angka pertumbuhan penduduk yang rendah atau pada daerah-daerah dengan derajat pertumbuhan penduduk mantap apabila jumlah dan kepadatan penduduk menjadi maksimum. 2. Metode Geometri Metode ini merupakan perhitungan perkembangan populasi berdasarkan pada angka kenaikan penduduk rata-rata pertahun. Persamaannya yaitu: Pn = Po (1+r) n...(3) Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n; Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar; r = Laju pertumbuhan penduduk; n = Jumlah interval. Metode ini akan menghasilkan nilai yang lebih tinggi, karenanya presentase pertambahan sesungguhnya tidak pernah tetap, tetapi presentase tersebut akan menurun bilamana suatu daerah mencapai batas optimum. Sehingga metode inisangat sesuai untuk daerah yang mempunyai pertambahan penduduk yang tetap.

23 3. Metode Least-Square Metode ini umumnya digunakan pada daerah yang tingkat pertambahan penduduknya cukup tinggi. Perhitungan pertambahan jumlah penduduk dengan metode ini didasarkan pada data tahun-tahun sebelumnya dengan menganggap bahwa pertambahan jumlah penduduk suatu daerah disebabkan oleh kematian,kelahiran, dan migrasi. Persamaan untuk metode ini adalah : Y = a.x + b...(4) Dimana: Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi; X = variabel indevenden; a = konstanta; b = koefisien arah regresi linier Perhitungan Kebutuhan Air Setelah pertumbuhan penduduk di proyeksikan maka langkah selanjutnya adalah perhitungan kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut : Qmd = Jumlah penduduk x q...(5) Qmdmax = Qmd x F(maxday)...(6) Qmdpeak hour = Qmd x F(peak hour)...(7) Dimana : Qmd = Kebutuhan Air (l/hari) Q Qmdmax Fpeak hour = Konsumsi air per orang per hari = Kebutuhan Harian Maksimum = Faktor Jam Puncak

24 2.4 Ketersediaan Air Analisis ketersediaan air ( water availability ) bertujuan untuk menentukan besarnya air yang tersedia atau debit andalan. Debit andalan sendiri adalah debit dari sungai atau waduk yang bisa diandalkan dapat terjadi pada waktu-waktu tertentu. Debit andalan dipakai sebagai debit rencana untuk memenuhi kebutuhan air dari suatu kegiatan seperti pertanian, air minum, pembangkit listrik tenaga air, industri, dan lain-lain. Ketersediaan air ini merupakan tersedianya air yang dapat dilairkan reservoir ke daerah pelayanannya. Dalam menghitung kapasitas reservoir kita harus memperhatikan beberapa faktor yaitu: 1. Pemakaian Air 2. Total Air Distribusi 3. Jumlah Jam Pengaliran 4. Fator jam Puncak dan Faktor hrian maksimum 5. Fluktuasi pemakaian Fluktuasi pemakaian yang dimaksud adalah fluktuasi pemakaian air oleh pelanggang dalam 1 hari sesuai dengan lamanya pengaliran.

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi Daur Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. AIR Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang terdiri dari hydrogen dan oksigen. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). diganti dengan senyawa lain. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). diganti dengan senyawa lain. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya (30%) berupa daratan (dilihat

Lebih terperinci

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan merupakan Badan Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat didambakan oleh manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk. pertanian dan lain sebagainya (Wardhana, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat didambakan oleh manusia baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk. pertanian dan lain sebagainya (Wardhana, 2001). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan dibumi ini. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih sangat didambakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Definisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Definisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Air bersih adalah air permukaaan maupun air tanah yang sudah mengalami suatu proses pengolahan sehingga siap digunakan untuk dikonsumsi oleh konsumen baik untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya (30%) berupa daratan (dilihat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Ruang lingkup geografi Pengertian geografi secara bahasa menurut Erathostenes dalam Nursid Sumaatmaja (1981:30) berasal dari kata geographika

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN) DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN) Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja, Tommy Jansen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa adanya air, maka kita sulit

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa adanya air, maka kita sulit BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa adanya air, maka kita sulit mempertahankan kehidupan dimuka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ( zat padat, air, atmosfer ). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

TINJAUAN PUSTAKA. ( zat padat, air, atmosfer ). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi ( zat padat, air, atmosfer ). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya 30% berupa daratan ( dilihat

Lebih terperinci

BAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.

BAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air. BAB I SIKLUS HIDROLOGI A. Pendahuluan Ceritakan proses terjadinya hujan! Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air. Tujuan yang ingin dicapai

Lebih terperinci

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian hidrosfer dan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehilangan air pada suatu sistem hidrologi. panjang, untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau danau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehilangan air pada suatu sistem hidrologi. panjang, untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau danau. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Neraca Air Triatmodjo (2010) menjelaskan neraca air dapat menggambarkan bahwa di dalam suatu sistem hidrologi (DAS, waduk, danau, aliran permukaan) dapat dievaluasi air yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI SIKLUS HIDROLOGI Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN KETERSEDIAAN AIR BAKU PADA IPA PDAM TIRTANADI SUNGGAL

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN KETERSEDIAAN AIR BAKU PADA IPA PDAM TIRTANADI SUNGGAL ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN KETERSEDIAAN AIR BAKU PADA IPA PDAM TIRTANADI SUNGGAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sajana Teknik Sipil Disusun

Lebih terperinci

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR PEGUNUNGAN udara bersih, bebas polusi air hujan mengandung CO 2, O 2, N 2, debu & partikel dr atmosfer AIR

Lebih terperinci

Sistem Penyediaan Air Minum dan Permasalahannya. Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono S.E.,.M.Eng. Program Studi Teknik Lingkungan-Departemen Teknik Sipil

Sistem Penyediaan Air Minum dan Permasalahannya. Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono S.E.,.M.Eng. Program Studi Teknik Lingkungan-Departemen Teknik Sipil Sistem Penyediaan Air Minum dan Permasalahannya Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono S.E.,.M.Eng Program Studi Teknik Lingkungan-Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993). batas topografi yang berarti ditetapkan berdasarkan aliran air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) Dalam perencanaan dan perancangan istalasi penjernihan air (IPA) harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku guna mendapatkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA Priskila Perez Mosesa Liany A. Hendratta, Tiny Mananoma Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hidrologi. Menurut Triatmodjo (2008) Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifatsifatnya

Lebih terperinci

RESERVOAR SLIDE 06 TPAM. Yuniati, PhD

RESERVOAR SLIDE 06 TPAM. Yuniati, PhD RESERVOAR SLIDE 06 TPAM Yuniati, PhD Peraturan Pemerintah no 15/2006 Pasal 5 ayat 1: SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. Pasal 5 ayat 2: SPAM dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hidrologi Hidrologi merupakan cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Hidrologi adalah ilmu yang membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI -1- LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI A. STANDAR DOKUMEN

Lebih terperinci

REKAYASA HIDROLOGI SELASA SABTU

REKAYASA HIDROLOGI SELASA SABTU SELASA 11.20 13.00 SABTU 12.00 13.30 MATERI 2 PENGENALAN HIDROLOGI DATA METEOROLOGI PRESIPITASI (HUJAN) EVAPORASI DAN TRANSPIRASI INFILTRASI DAN PERKOLASI AIR TANAH (GROUND WATER) HIDROMETRI ALIRAN PERMUKAAN

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan bumi, tentang sifat fisik,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1 1. Keberadaan air yang terdapat di permukaan bumi jumlahnya... tetap semakin berkurang semakin bertambah selalu berubah-ubah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir. Air hujan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diganti dengan senyawa lain. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diganti dengan senyawa lain. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AIR Air sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak dapat diganti dengan senyawa lain. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan untuk berbagai keperluan seperti:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH Cristiandi Richardo Mampuk Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya semakin naik pula laju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya semakin naik pula laju BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu komponen yang paling dekat dengan manusia yang menjadi kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Intan Agustin Nirmala Sari Abdul Karim Cindy J. Supit, Liany A. Hendratta Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR 6.1 SUMBER AIR EXISTING Sumber air existing yang digunakan oleh PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah Kecamatan Gunem berasal dari reservoir

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR BAKU MENJADI AIR BERSIH PADA PDAM TIRTANADI IPA DELI TUA

PROSES PENGOLAHAN AIR BAKU MENJADI AIR BERSIH PADA PDAM TIRTANADI IPA DELI TUA PROSES PENGOLAHAN AIR BAKU MENJADI AIR BERSIH PADA PDAM TIRTANADI IPA DELI TUA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: DEDDY H SEMBIRING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari hidrogen dan oksigen, karena air merupakan suatu larutan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari hidrogen dan oksigen, karena air merupakan suatu larutan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen, karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO Mohamad Oktora Yassin Lingkan Kawet, Fuad Halim, M. I. Jasin Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015-2030 DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH 4.1 Umum Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem distribusi air bersih yaitu berupa informasi mengenai kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025 ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025 Atik Wahyuni 1, Junianto 2. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Internasional Batam Jl. Gajah Mada, Baloi

Lebih terperinci

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi. Sekitar 396.000 kilometer kubik air masuk ke udara setiap tahun. Bagian yang terbesar sekitar 333.000 kilometer kubik naik dari samudera. Tetapi sebanyak 62.000 kilometer kubik ditarik dari darat, menguap

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU UNTUK 10 TAHUN KE DEPAN

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU UNTUK 10 TAHUN KE DEPAN ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU UNTUK 10 TAHUN KE DEPAN Robi Sahbar Program Studi Teknik Sipi,l Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang ABSTRAK Air merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan pemenuhannya. PDAM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 ) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Hidrologi Pada umumnya ketersediaan air terpenuhi dari hujan. Hujan merupakan hasil dari proses penguapan. Proses-proses yang terjadi pada peralihan uap air dari laut ke

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI Fenny Nelwan E. M. Wuisan, L. Tanudjaja Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email: nelwanfenny@ymail.com ABSTRAK Air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Air Bersih Sistem penyediaan air bersih adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Hidrologi adalah ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam, yang meliputi bentuk berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan-perubahannya antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi masyarakat di pedesaan maupun perkotaan. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan

Lebih terperinci

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm Sifat fisika air Rumus molekul Massa molar Volume molar Kerapatan pada fasa Titik Leleh Titik didih Titik Beku Titik triple Kalor jenis Air H 2 O 18.02 g/mol 55,5 mol/ L 1000 kg/m 3, liquid 917 kg/m 3,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan

Lebih terperinci

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 05 SUMBERDAYA AIR SUMBERDAYA ALAM Sumberdaya alam adalah semua sumberdaya, baik yang bersifat terbarukan (renewable resources) ) maupun sumberdaya tak terbarukan (non-renewable

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O, satu molekul air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O, satu molekul air BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O, satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air merupakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL Yurista Vipriyanti 1 Heri Suprapto 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma,

Lebih terperinci

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas batas topografi secara alami sehingga setiap air hujan yang jatuh dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan Halaman BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih 2.1.1 Sistem perpipaan Sistem ini menggunakan pipa sebagai sarana pendistribusian air. Unit pelayanannya dapat menggunakan Sambungan Rumah (SR), Sambungan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ulfa Fitriati, M.Eng, Novitasari, M.Eng dan M. Robiyan Noor M Program Studi Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA Risky Yohanes Rottie Tiny Mananoma, Hanny Tangkudung Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun dalam bentuk gas. Buangan cair yang berasal dari masyarakat yang di kenal sebagai air buangan atau air limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:

BAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari: BAB 1 Pendahuluan 1.1. Umum Air merupakan karunia Tuhan yang secara secara alami ada diseluruh muka bumi. Manusia sebagai salah satu makluk yang ada di bumi juga sangat tergantung terhadap air dan untuk

Lebih terperinci

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY 7.1 Umum Perhitungan rinci perencanaan sistem distribusi air bersih utama wilayah pengembangan kota Niamey mencakup

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPOSAL PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK MUKTI IMRON ROSADI NRP. 3110 040 710 Dosen Pembimbing Ir. SISMANTO Program Studi D-4 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Fachruddin Mokoginta Fuad Halim, Lingkan Kawet, M. I. Jasin Fakultas

Lebih terperinci

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN 1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN Topik kajian dalam modul ini hanya terbatas pada Instalasi Plambing Air Bersih, Air Panas, Uap, Air Kotor/Air Kotoran, Ven dan Air Hujan. Sebelum tahapan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA SANGGAU

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA SANGGAU PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA SANGGAU Syarifah Melly Maulina 1) Abstrak Kota Sanggau merupakan kota yang berpotensi untuk berkembang yang memerlukan perbaikan sarana dan prasarana, antara lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1. URAIAN UMUM Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran luas 100 km x 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di tengah danau terdapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012 BAB VI Air Tanah Air Tanah merupakan jumlah air yang memiliki kontribusi besar dalam penyelenggaraan kehidupan dan usaha

Lebih terperinci

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE Untuk merancang suatu sistem drainase, yang harus diketahui adalah jumlah air yang harus dibuang dari lahan dalam jangka waktu tertentu, hal ini dilakukan untuk menghindari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH PDAM JAYAPURA Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT Nohanamian Tambun 3306 100 018 Latar Belakang Pembangunan yang semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

Analisis Potensi Air A I R

Analisis Potensi Air A I R Analisis Potensi Air A I R Sumber Daya habis terpakai tetapi dapat diperbaharui/di daur ulang Persediaan air bumi yang dapat diperbaharui diatur oleh siklus hydrologic (Siklus air), yaitu suatu sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN IV.1 Umum Dalam merencanakan instalasi pengolahan air minum diperlukan informasi mengenai kebutuhan air minum di wilayah perencanaan. Kebutuhan

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Deli Serdang memiliki iklim tropis yang kondisi iklimnya hampir sama dengan kabupaten Serdang Bedagai. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Hidrologi dan Neraca air Menurut Mori (2006) siklus air tidak merata dan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi (suhu, tekanan atmosfir, angin, dan lain-lain) dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...) Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...) Disampaikan pada PELATIHAN PENGELOLAAN DAS (25 November 2013) KERJASAMA : FORUM

Lebih terperinci