BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Inge Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa atlet sepak bola sangat menentukan prestasi atlet saat bertanding di lapangan. Performa atlet dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain kemampuan teknik, taktik, kondisi fisik, psikologis dan fisiologis atlet (Stolen et al., 2005). Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menjadi menurun (Effendi, 2013). Pelatih mental timnas U-19 Guntur Cahyo Utomo memaparkan bahwa salah satu kendala mental yang kerap menghampiri para pemain Indonesia adalah perasaan cemas, grogi, dan merasa khawatir tidak bisa menampilkan permainan terbaik. Para pemain sepak bola selama ini hanya terpaku dengan kemampuan lawan dan tidak memperhatikan potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga mengakibatkan performa atlet menjadi tidak optimal (Rachman, 2013). Berdasarkan penelitian Proctor & Boan-Lenzo (2010), dapat diketahui bahwa terdapat 15,6% atlet mahasiswa di Amerika yang menderita gejala depresi yang diukur dengan menggunakan kuesioner Center for Epidemiological Studies Depression Scale. Kaplan et al. (2007), memaparkan bahwa prevalensi terjadinya anxiety disorder sebanyak 17,7% dalam satu tahun dengan persentase pada wanita sebanyak 30,5% dan laki-laki 19,2%. Menurut Kamm (2008), banyak atlet yang memiliki state anxiety normal dan kecemasan muncul pada saat kondisi tertekan. Namun, beberapa atlet mempunyai kecemasan bawaan (trait anxiety) yang dibawa dari masa kanak-kanak dan saat usia remaja yang berpengaruh terhadap kestabilan saraf otonom dan performa pada saat bertanding. Berge et al. (2013) memaparkan bahwa tekanan darah pada atlet sepak bola di Norwegia sebesar 250 orang (42%) memiliki tekanan darah optimal, 197 orang (33%) memiliki tekanan darah normal, 108 orang (18%) memiliki tekanan darah normal tinggi dan 39 orang (7%) atlet memiliki tekanan darah tinggi.
2 2 Berdasarkan penelitian Lane et al. (2010) pada 284 atlet mahasiswa yang berasal dari berbagai cabang olahraga yang berasal dari Universitas di Itali dan Inggris diketahui bahwa emosi yang negatif mengakibatkan performa menjadi tidak optimal sedangkan kondisi emosi positif atlet akan berhubungan erat dengan performa yang optimal yang diukur dengan Brunel Mood Scale dan indikator happiness dan calmness. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2012) terhadap 51 orang atlet lari 100 meter perorangan yang mengikuti POMNAS XII tahun 2011 menunjukkan bahwa aspek psikologis yaitu regulasi emosi memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pencapaian prestasi atlet. Pencapaian prestasi atlet sepak bola Indonesia yang masih rendah dibuktikan pada saat timnas U-23 yang belum berhasil membawa medali emas pada Sea Games 2013 di Myanmar (PSSI, 2013), dan kembali mengalami kekalahan pada babak kualifikasi Piala Asia 2015 (Wefi, 2014), meskipun sudah mengalami peningkatan yang dapat dilihat saat Indonesia berhasil meraih gelar juara Piala Asean Football Federation (AFF) U-19 yang menjadi pembuka kesuksesan sepak bola Indonesia yang tidak pernah juara dalam 22 tahun semenjak juara terakhir pada SEA Games 1991 di Manila (Thomas, 2013). Atlet mendapatkan latihan fisik untuk menunjang keberhasilan dalam berolahraga. Latihan yang optimal dan teratur bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan teknik, mempertajam fokus psikologis dan meningkatkan fungsi fisiologis (Williams, 1993). Latihan fisik dapat meningkatkan kadar β-endorphin sehingga dapat meningkatkan rasa senang dan menumbuhkan motivasi pada atlet (Meyer et al., 2000; Bouix et al., 1994; Koseoglu et al., 2003). Namun, Prado et al. (2012) memperlihatkan bahwa saat latihan fisik atau bertanding, atlet akan mengalami penurunan glukosa darah atau hipoglikemia yang mengakibatkan kelelahan. Selain itu, latihan fisik yang berat maupun latihan fisik singkat di lingkungan yang panas dapat mengakibatkan dehidrasi yang berpengaruh terhadap performa (Murray, 2007). Menurut Casa et al. (2000), apabila seorang atlet kehilangan cairan tubuh hingga 2% dalam jangka waktu lebih dari 60 menit dan berada pada suhu C, dapat meningkatkan terjadinya kelelahan yang mengakibatkan performa
3 3 menurun, angka kesakitan meningkat dan fungsi kognitif menurun. Penelitian Armstrong et al. (2012) diperoleh hasil bahwa perubahan mood seperti marah, kelelahan, dan penurunan semangat sangat dipengaruhi oleh kondisi dehidrasi ringan. Hockey et al. (2000) memaparkan bahwa kelelahan (fatigue) merupakan salah satu aspek yang dapat menyebabkan seseorang mengalami suasana hati yang negatif sehingga sangat berpengaruh pada kognitif dan performa. Chevion et al. (2003) memaparkan bahwa pada saat melakukan latihan fisik yang berat, atlet akan mendapatkan paparan yang menyebabkan terjadinya stres baik secara fisiologis maupun psikologis. Menurut Sgoifo et al. (1999), salah satu faktor terjadinya penurunan performa adalah kondisi psikologis yang tidak stabil terutama tingkat emosi atau stres yang dialami seorang atlet. Mood merupakan salah satu indikator emosi yang dapat diukur pada seorang atlet. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Beedie et al. (2000), mood merupakan indikator yang efektif untuk menentukan performa ketika kondisi tersebut dapat ditemukan. Selain itu, Lowther & Lane (2002) memaparkan bahwa mood yang negatif berhubungan dengan persepsi yang buruk pada performa atlet sepak bola sedangkan mood positif yaitu vigor atau semangat berhubungan erat dengan performa yang sukses. Stres yang diperoleh di lapangan akan mengakibatkan perubahan perilaku yang salah satunya dapat menimbulkan kecemasan pada atlet (Chotiwat & Harris, 2006; Krause et al., 2008). Kecemasan adalah emosi negatif yang mempengaruhi persepsi atlet dalam menghadapi sebuah pertandingan yang mengakibatkan terjadinya penurunan performa saat bertanding (Raglin & Hanin, 2000). Martens et al. (1990) mengatakan bahwa kecemasan kognitif atau kecemasan yang timbul karena penilaian diri yang negatif dan tingkat percaya diri tidak mengalami perubahan sebelum bertanding. Namun, kecemasan secara somatik atau kecemasan yang timbul sebagai respon fisiologis dan respon sesaat, akan semakin meningkat seiring dengan semakin dekatnya pertandingan yang berpengaruh terhadap performa atlet.
4 4 Perubahan kondisi psikologis pada seorang atlet akan memberikan pengaruh pada kondisi fisiologisnya terutama pada kontrol otonom jantung (Cacioppo et al., 2000). Kecemasan pada atlet sangat berpengaruh terhadap perubahan sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Ketika kondisi cemas, saraf simpatis akan memacu pembuluh darah untuk memompa lebih cepat dan mengeluarkan hormon kortisol sehingga dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan heart rate, tekanan darah, laju respirasi, dan peningkatan kadar gula darah (Passer & Smith, 2007). Kirkendall (2004) memaparkan bahwa pemberian makanan atau minuman karbohidrat selama pertandingan sudah terbukti dapat memperbaiki performa pada babak kedua pertandingan sepak bola. Selain itu, pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian cairan karbohidrat selama menit sebelum latihan dapat meningkatkan performa dan menunda kelelahan pada atlet (Singh et al., 2011; Davison et al., 2008). Maltodekstrin merupakan salah satu jenis karbohidrat yang dapat digunakan sebagai penunjang performa bagi atlet (Smolin & Grosvenor, 2003). Menurut Ruffo et al. (2009), pengosongan lambung dari polimer karbohidrat seperti maltodekstrin lebih cepat daripada larutan glukosa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi maltodekstrin sebelum latihan secara signifikan dapat meningkatkan ketersediaan simpanan glikogen hati pada dosis yang tinggi yaitu 2,1 g/kg dan 2,8 g/kg. Beberapa penelitian terakhir menyebutkan bukti pengaruh faktor makanan pada sistem molekular yang spesifik dan mekanisme dalam menjaga fungsi mental karena glukosa merupakan nutrisi otak yang paling banyak dibutuhkan (Morris and Saril, 2001; Markus, 2007). Penelitian Paleologos et al. (1998) menunjukkan bahwa makanan yang mengandung kaya antioksidan terutama vitamin C sangat berefek terhadap kinerja jaringan saraf otak dalam menghasilkan neurotransmiter yang mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Wang et al. (2013) memaparkan bahwa pemberian vitamin C pada pasien yang dirawat di rumah sakit dapat meningkatkan konsentrasi vitamin C dalam plasma darah dan berhubungan dengan penurunan gangguan mood serta stres psikologis. Menurut Carlson (2005), vitamin C yang dikonsumsi berperan sebagai kofaktor sintesis neurotransmiter dan antioksidan
5 5 yang digunakan sebagai nutrisi otak dan mempengaruhi metabolisme energi sehingga dapat meningkatkan kestabilan emosi atlet. Untuk itu, diperlukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap mood, kecemasan, tekanan darah, denyut nadi dan hubungannya dengan daya tahan kardiorespirasi atlet sepak bola. B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap mood atlet? 2. Apakah ada pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap kecemasan atlet? 3. Apakah ada pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap tekanan darah atlet? 4. Apakah ada pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap denyut nadi atlet? 5. Apakah ada perbedaan mood, kecemasan, tekanan darah dan denyut nadi antara pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C dengan air putih? 6. Apakah ada hubungan antara mood, kecemasan, tekanan darah dan denyut nadi dengan daya tahan kardiorespirasi atlet sepak bola? C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Untuk mengetahui efektivitas pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap mood, kecemasan, tekanan darah, denyut nadi dan daya tahan kardiorespirasi atlet sepak bola. Tujuan khusus : 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap mood atlet.
6 6 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap kecemasan atlet. 3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap tekanan darah atlet. 4. Untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap denyut nadi atlet. 5. Untuk mengetahui perbedaan mood, kecemasan, tekanan darah dan denyut nadi antara pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C dengan air putih. 6. Untuk mengetahui hubungan antara mood, kecemasan, tekanan darah, dan denyut nadi dengan daya tahan kardiorespirasi setelah mendapatkan minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C dibandingkan dengan air putih. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a) Memberikan pengalaman di lapangan bagi peneliti yang merupakan penerapan dari teori-teori yang diperoleh selama mengikuti kuliah. b) Mendapatkan informasi mengenai pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap mood, kecemasan, tekanan darah, denyut nadi dan daya tahan kardiorespirasi atlet. 2. Bagi Pengelola Program Studi IKM Minat Gizi Menambah bahan referensi penelitian dan studi pustaka di bidang gizi yang bermanfaat bagi semua pihak. 3. Bagi Masyarakat a) Menambah pengetahuan mengenai pengaruh pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap mood, kecemasan, tekanan darah, denyut nadi dan daya tahan kardiorespirasi atlet. b) Menambah pengetahuan mengenai manfaat minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C dalam memperbaiki mood, kecemasan, tekanan darah, denyut nadi dan daya tahan kardiorespirasi, khususnya pada atlet.
7 7 4. Bagi Pengelola Atlet Sepak Bola a) Menambah pengetahuan mengenai pengaruh dan manfaat pemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap mood, kecemasan, tekanan darah, denyut nadi dan daya tahan kardiorespirasi atlet. b) Memberikan tambahan pengetahun pentingnya perbaikan kondisi psikologis atlet yang salah satunya dengan pemberian asupan minuman berkarbohidrat dan vitamin C yang membantu menstabilkan kondisi emosi sehingga dapat menunjang performa dan prestasi atlet. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang Efektivitas Pemberian Minuman Kombinasi Maltodekstrin dan Vitamin C terhadap Mood, Kecemasan, Tekanan Darah, Denyut Nadi dan Daya Tahan Kardiorespirasi Atlet Sepak Bola belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Adapun penelitian yang hampir serupa adalah sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Lane et al. (2010), yang berjudul Emotional Intelligence And Emotions Associated With Optimal And Dysfunctional Athletic Performance. Subjek pada penelitian ini adalah 284 atlet mahasiswa (154 laki-laki dan 130 perempuan) yang berasal dari berbagai cabang olahraga antara lain sepak bola, hoki, voli, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan emosi saat bertanding secara optimal dan kondisi emosi saat bertanding tidak optimal. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa The Emotional Intelligence Scale dan BRUMS (Brunel Mood Scale) yang merupakan versi singkat dari Profil of Mood States. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa performa yang optimal berhubungan dengan kondisi emosi positif atlet, sedangkan saat performa tidak optimal berhubungan erat dengan kondisi emosi negatif atlet. Selain itu, pada hasil penelitian
8 8 tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan emosi memiliki hubungan yang signifikan dengan kondisi performa atlet. Penelitian ini memiliki persamaan pada instrumen yang digunakan yaitu BRUMS (Brunel Mood Scale), sedangkan perbedaannya yaitu desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental dan subjek yang digunakan adalah hanya pada atlet sepak bola. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Armstrong, et al. (2012), yang berjudul Mild Dehydration Affects Mood in Healthy Young Women. Subjek pada penelitian ini adalah perempuan yang rata-rata berusia 23 tahun yang bukan atlet. Penelitian dilakukan dalam tiga percobaan yang dipisahkan selama 28 hari. Dalam penelitian ini, dehidrasi diinduksi melalui berjalan di treadmill dengan atau tanpa pemberian pil diuretik. Pil diuretik diberikan untuk mendorong buang air kecil sehingga dapat menyebabkan kondisi dehidrasi. Subjek diberikan serangkaian tes untuk mengukur konsentrasi, memori, dan suasana hati ketika subjek mengalami dehidrasi dan pada saat tidak dehidrasi. Secara keseluruhan, kemampuan mental perempuan tidak dipengaruhi oleh kondisi dehidrasi ringan. Tetapi, subjek tidak memiliki peningkatan persepsi tugas, kesulitan dalam berkonsentrasi dan terjadi penurunan mood yang dipengaruhi oleh perubahan kondisi hidrasi tubuh yaitu dehidrasi ringan (p<0,05). Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu pada variabel mood serta jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimental. Sedangkan perbedaannya yaitu pada variabel status hidrasi, intervensi yang diberikan dan subjek yang akan digunakan adalah atlet sepak bola. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Khanna & Manna (2005), yang berjudul Supplementary effect of carbohydrate-electrolyte drink on sports performance, lactate removal & cardiovascular response of athletes. Subjek pada penelitian ini adalah 10 orang atlet laki-laki dengan usia antara tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian
9 9 minuman karbohidrat elektrolit terhadap performa, dan respon kardiovaskuler selama latihan dan pemulihan. Pada penelitian ini, subjek diberikan suplementasi 100 ml dengan karbohidrat 5 gram, sodium 9,2 mg, dan kalium 13,6 mg yang diberikan selama latihan, sedangkan yang lainnya diberikan 100 ml dengan 12,4 gram karbohidrat, sodium 24,5 mg, dan kalium 34,1 yang diberikan setelah 5 menit pemulihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara subjek yang mendapatkan suplementasi karbohidrat sebanyak 12,5 gram dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan suplementasi karbohidrat sebanyak 5 gram terhadap respon kardiovaskuler yaitu denyut nadi dan kadar laktat pada kadar 5 gram karbohidrat. Sedangkan pada kadar 12,5 gram karbohidrat terdapat perbedaan yang signifikan pada denyut nadi, kadar laktat dan glukosa darah. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu pada variabel denyut nadi dan subjek yang digunakan adalah atlet. Perbedaannya adalah pada jenis intervensi yang akan diberikan yaitu maltodekstrin sedangkan pada penelitian ini diberikan karbohidrat dan elektrolit.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glukosa darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi yang adekuat bagi sel-sel, jaringan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah olahraga yang membutuhkan kekuatan, daya ledak otot, kecepatan, kelincahan, serta daya tahan jantung dan paru (Depkes, 2002).Sepak bola adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dehidrasi merupakan ketidakseimbangan cairan tubuh dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga dengan intensitas tinggi yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan kardiorespiratori selama pertandingan, serta menuntut para atletnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang berkaitan dengan termoregulasi dan keseimbangan cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang melakukan latihan saat suhu udara panas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup tidak hanya bergantung pada makanan tetapi juga minuman, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup beminggu minggu tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Olahraga yang dilakukan dengan rutin dan tidak berlebihan akan membuat manusia menjadi sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sepak bola merupakan olahraga yang memerlukan ketahanan dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI didapatkan hasil bahwa atlet sepak
Lebih terperinciPROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dengan beberapa aturan permainan yang cukup menarik dan mudah diterima oleh kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit.
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN MINUMAN KOMBINASI MALTODEKSTRIN DAN VITAMIN C TERHADAP PERUBAHAN STATE ANXIETY, TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA ATLET SEPAK BOLA
EFEK PEMBERIAN MINUMAN KOMBINASI MALTODEKSTRIN DAN VITAMIN C TERHADAP PERUBAHAN STATE ANXIETY, TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA ATLET SEPAK BOLA 1 Yuni Afriani, 2 Arta Farmawati, 3 Noor Rochman Hadjam
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN MINUMAN KOMBINASI MALTODEKSTRIN DAN VITAMIN C TERHADAP PERUBAHAN STATE ANXIETY, TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA ATLET SEPAK BOLA
EFEK PEMBERIAN MINUMAN KOMBINASI MALTODEKSTRIN DAN VITAMIN C TERHADAP PERUBAHAN STATE ANXIETY, TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA ATLET SEPAK BOLA 1 Yuni Afriani, 2 Arta Farmawati, 3 Noor Rochman Hadjam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga juga dapat ditunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik merupakan setiap gerakan
Lebih terperinciBAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or
BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak
BAB V PEMBAHASAN A. Asupan Karbohidrat Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan food recall 1 x 24 jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak latihan diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi seorang atlet diperlukan kerja keras dari awal sampai akhir, seperti persiapan saat latihan yang keras, mempersiapkan kondisi fisik dan tubuh mereka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia. Olahraga ini digemari tidak hanya oleh laki-laki, tetapi juga perempuan dan dari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh
Lebih terperinciDr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S
PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air memenuhi sekitar 60-65% berat badan orang dewasa. Kandungan air tubuh (body water) berbeda antar manusia tergantung proporsi jaringan otot dan jaringan lemak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter sampai dengan 400 meter (Yoyo, 2000). Lari sprint 100 meter merupakan nomor lari jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa wanita biasanya mengalami rasa tidak nyaman sebelum menstruasi. Mereka sering merasakan satu bahkan lebih gejala yang disebut dengan kumpulan gejala sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arisman (2004) mengungkapkan bahwa secara umum lanjut usia atau lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo dalam Azizah (2011), lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang mempunyai nilai luhur. Dalam perkembanganya hingga saat ini pencak silat sudah dipertandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan psikologis dan fisik, pencarian identitas juga membentuk hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa mengandung air. Air memiliki beberapa
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tim yang berkembang dalam masyarakat saat ini salah satunya adalah bolabasket. Olahraga bolabasket sudah mengalami banyak perubahan dari pertama lahirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesempatan untuk mendapatkan pemain melalui jaringan orang tua dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sepakbola usia muda, seorang pelatih memiliki kesempatan untuk mendapatkan pemain melalui jaringan orang tua dan iklan di koran. Sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan
BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya memerlukan air untuk minum. Manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak-anak terutama usia sekolah merupakan tahapan yang penting bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atlet merupakan olahragawan yang berpartisipasi dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Dalam suatu pertandingan atau kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang diminati semua golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan beregu yang berisi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia olahraga sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam mencapai suatu prestasi baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis cukup digemari oleh masyarakat dan merupakan salah satu cabang olahraga yang mempunyai peluang untuk menghasilkan medali dalam kejuaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang atlet badminton harus selalu tampil prima dalam setiap pertandingan untuk mencapai hasil yang optimal. Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu keprihatinan tersendiri bagi kondisi olahragawan profesional di Indonesia. Untuk membina seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini peran pendidikan penting bagi kemajuan peradaban suatu bangsa. Karena dengan adanya kemajuan peradaban, diharapkan manusia akan hidup lebih nyaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas fisik yang berfungsi untuk menjaga kekuatan fisik dan kesehatan tubuh, serta penting untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Minat masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai akibat dari perkembangan dunia pada masa ini, masalah yang dihadapi masyarakat semakin beragam. Diantaranya adalah masalah lingkungan sosial dan tuntutan lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Olahraga telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Olahraga bertujuan untuk memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual di pasaran. Menurut Badan Standar Nasional (1998), minuman isotonik merupakan salah satu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran. terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang dapat menjaga stamina dan tampil prima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat merupakan suatu tuntutan bagi manusia untuk selalu tetap aktif menjalani kehidupan normal sehari-hari. Setiap aktivitas memerlukan energi, yang tercukupi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Glukosa Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari hasil hidrolisis karbohidrat. 1 Karbohidrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. Saat ini, pencak silat sendiri sudah dipertandingkan diberbagai ajang kompetisi olahraga internasional,
Lebih terperinciMODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET
MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting
Lebih terperinciPENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu faktor pendukung yang penting dalam suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah ke daerah lainnya menjadi
Lebih terperinciKesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)
Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga (Nurkadri) Abstrak Olahraga adalah aktiftas jasmani yang membutuhkan energy dalam melakukannya. Kadar energy yang dibutuhkan disesuaikan dengan berat atau ringan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut data WHO tahun 2011, jumlah perokok Indonesia mencapai 33% dari total jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari antusiasme
Lebih terperinciKOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA
KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA dr. Sri Murni Proboprastowo, Sp Gz dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS Pendahuluan Tubuh manusia terdiri dari sebagian besar air (60%). Asupan cairan yang adekuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang tumbuh dan berkembang seiring dengan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW
PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW Ahmad Syauqy 1, Cicip Rozana Rianti 1, Siti Kumairoh 1 1) Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada dalam kondisi yang baik. Sehingga terlihat pria dan wanita, tua atau muda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin hari semakin modern didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi
Lebih terperinciNUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS
NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang atlet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja biologik tubuh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti kita ketahui olahraga adalah alat pemersatu bangsa yang bisa membuat sebuah bangsa bersatu padu dalam suatu cita-cita dan semangat yang sama. Tentunya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan. Salah satu bentuk kecemasan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jumlah Konsumsi Pakan Perbedaan pemberian dosis vitamin C mempengaruhi jumlah konsumsi pakan (P
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu aktifitas tubuh tidak hanya jasmani tetapi juga rohani. Olahraga sudah menjadi bagian dari kegiatan masyarakat. Kegiatan ini biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pelatihan dalam cabang olahraga renang adalah salah satu upaya untuk meningkatkan olahraga sebagai sarana meraih prestasi. Pelatihan olahraga merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atlet menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan dalam beradu ketangkasan, kecepatan, keterampilan,
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Banyak tugas yang harus dicapai seorang remaja pada fase ini yang seringkali menjadi masalah
Lebih terperinciPENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH
PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan otot dan sistem kardiorespiratori dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan endurance merupakan bentuk latihan aerobik untuk meningkatkan kemampuan otot dan sistem kardiorespiratori dalam melakukan olahraga (Fink et al., 2011). Salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih
Lebih terperinciPengaruh Minuman Isotonik Terhadap Deyut Nadi pada Atlet Sepak Bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Persisac Kota Semarang
31 Pengaruh uman Isotonik Terhadap Deyut Nadi pada Atlet Sepak Bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Persisac Kota Semarang Candra Nugraha 1, Ali Rosidi 2, Yuliana Noor Setiawati Ulvie 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciDEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah kegiatan yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga. Atlet yang
Lebih terperinciPemberian minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap mood negatif dan VO2 maks atlet sepak bola
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 13 No 4 - April 2017 (196-204) ISSN 1693-900X (Print), ISSN 2502-4140 (Online) Online sejak Januari 2016 di https://jurnal.ugm.ac.id/jgki Pemberian minuman kombinasi maltodekstrin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma Premenstruasi (SPM) secara luas diartikan sebagai gangguan siklik berulang berkaitan dengan variasi hormonal perempuan dalam siklus menstruasi, yang berdampak
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada suatu objek untuk menghadapi objek tersebut. 1. mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengontrol atensi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atensi merupakan salah satu aspek dari fungsi kognitif yang mempunyai peran penting. Atensi adalah usaha pemusatan pikiran secara jelas dan sadar pada suatu objek untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bolabasket banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia termasuk di Indonesia. Olahraga ini pertama kali dikenalkan di negara Amerika Serikat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan murah yakni mengkonsumsi minuman penambah energi. Padahal dari segi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minuman suplemen berenergi bagi kesehatan untuk mengatasi kelelahan, sebagian besar masyarakat modern cenderung untuk menjatuhkan pilihan mudah dan murah yakni
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL LEVEL 1 KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal merupakan salah satu olahraga yang cara permainannya menyerupai dengan sepak bola yang diakui oleh FIFA. Perbedaan yang terlihat dengan permainan sepak
Lebih terperinci