BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Bahasa diungkapkan dalam kata-kata, dalam setiap kata terdapat makna

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Bahasa diungkapkan dalam kata-kata, dalam setiap kata terdapat makna"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa diungkapkan dalam kata-kata, dalam setiap kata terdapat makna sesuai yang dikehendaki untuk menunjukan suatu maksud tertentu. Begitu banyaknya maksud, keinginan dan kebutuhan manusia menjadikan kata-kata terus berkembang tercipta dari kesepakatan untuk menentukan maksud tersebut. Bahasa merupakan satu-satunya cara yang paling mudah dimengerti untuk mengungkapkan suatu keinginan ataupun untuk menunjukan suatu hal yang berbentuk benda maupun pemikiran dari seseorang kepada orang lain. Bahasa adalah bentuk pengungkapan simbol yang disepakati bersama-sama oleh sekelompok orang atau masyarakat. Dengan berkembangnya bahasa, banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti bahasa. Ilmu yang membahas dan meneliti bahasa ini disebut Linguistik. Linguistik secara umum membahas berbagai komponen bahasa, di antaranya sintaksis dan morfologi yang terdapat di semua jenis bahasa di dunia. Didalam bahasa Arab, sintaksis (an-nachw) dan morfologi (ash-sharf) keduanya merupakan komponen inti dari pembahasan gramatika bahasa Arab 1. Pada awal munculnya pembahasan gramatika Arab, pengembangan kaidah-kaidah 1 Padanan istilah sintaksis dalam kajian bahasa arab adalah an-nachwu, sedangkan morfologi adalah ash-sharf. Lihat (ad-dahdah, 1992:197)

2 2 sintaksis Arab (an-nachw) berdasarkan pada beberapa metode, di antaranya adalah konsep al-qiya>s. Padanan istilah al-qiya>s dalam kajian linguistik umum adalah konsep analogi (Al-Khuli, 1982:14). Konsep ini pada awalnya adalah metode pengembangan kajian fiqh, merupakan salah satu pilar utama dalam kaidah ushu>lul fiqh. Konsep ini kemudian diaplikasikan dalam kajian gramatika pada bahasa Arab. Konsep al-qiya>s dalam bahasa Arab sebetulnya telah diterapkan pada awal munculnya kajian gramatika Arab pertama kali. Namun demikian, istilah al-qiya>s (analogi) itu sendiri baru dipakai dan dikenalkan oleh Abdullah ibn Abi Ishaq al- Chadramy (w.118 H), salah satu tokoh utama linguistik Arab aliran Basrah (Al- Makarimy, 2006:25), yaitu pada generasi ketiga aliran Basrah (aliran pertama dalam sejarah linguistik Arab). Menurut Muhammad Hasan Abdul Aziz (1995:11), konsep analogi merupakan cara termudah untuk mengembangkan bahasa, yaitu dengan menyesuaikan kalimat atau kata yang baru dengan kalimat atau kata bahasa Arab lama yang dianggap benar dan dipercaya validitas nya untuk membentuk suatu kaidah bahasa baik dalam pembentukan kata atau pun kalimat dengan cara ta bir atau pengungkapan makna. Mengutip pendapat Dr. Doukoure Massire bahwa analogi merupakan suatu kegiatan pikiran jernih manusia dalam usahanya untuk mengungkapkan segala hal yang terbersit dalam benak dan perasaannya mengenai sesuatu makna yang baru

3 3 dan terus berkembang sejalan dengan waktu sehingga semakin membuat sulit akal pikiran manusia untuk memberikan nama baru pada makna-makna tersebut. Pada akhirnya intuisi manusia mengambil jalan mudah dalam upaya penamaan makna-makna tersebut dengan cara membentuk suatu kata atau kalimat dari kata-kata dan kalimat-kalimat yang pernah diketahui dan didengar sebelumnya. Kegiatan inilah yang dimaksud dengan analogi, sehingga menjadikan analogi sebuah metode atau konsep yang penting dalam penelitian bahasa dan perkembangannya. Konsep analogi ini banyak membantu pengembangan kata dalam suatu bahasa sehingga pengguna bahasa tersebut mampu mengucapkan kata ataupun kalimat yang belum diketahui dan belum di dengar sebelumnya (Massire, 2012:3). Dalam sejarah linguistik umum, istilah analogi ini telah muncul sejak masa Yunani kuno. Analogi merupakan suatu konsep bahasa yang dianut dan dipercaya oleh Plato ( S.M) dan Aristoteles ( S.M) yang berpendapat bahwa bahasa itu tercipta dengan keteraturan sehingga bisa membentuk kaidah-kaidah tata bahasa yang teratur. Konsep analogi Plato dan Aristoteles ini mendapat bantahan dari kelompok yang berpendapat sebaliknya, yaitu bahwa bahasa itu tidak teratur. Pendapat ini terkenal dengan istilah anomali. Perbedaan antara analogi dan anomali ini menjadi pokok bahasan dalam studi kebahasaan pada masa Yunani kuno tersebut (Chaer, 2003: ). Konsep analogi juga dikembangkan oleh De Saussure yang dikenal sebagai bapak linguistik modern. Dalam karyanya Course de

4 4 Linguistique yang ditulis dan diterbitkan oleh muridnya Charles Bally dan Albert Sechehay tahun 1915, De Saussure membahas analogi dalam satu bab khusus yang berkaitan dengan konsep strukturalnya. Sebagaimana diketahui, bahwa kajian keilmuan tentang bahasa atau kajian linguistik bersifat dinamis yang artinya terus berkembang sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri yang terus mencari kebenaran. Baik dari sisi linguistik umum maupun yang terjadi dalam kajian linguistik bahasa tertentu seperti bahasa Arab. Dalam kajian bahasa Arab, khususnya dalam kajian ushu>lu-l-lughah bahasa Arab telah terjadi perkembangan yang sangat signifikan dan terus berkembang sampai saat ini. Tidak terkecuali kajian mengenai konsep al-qiya>s, sejak awal munculnya istilah ini telah terjadi pengembangan konsep dan perubahan definisi seperti yang digagas pada masa Ibn Jinni. Pemikiran Ibn Jinni membawa perubahan yang mendasar pada konsep al-qiya>s serta penerapannya dalam kajian bahasa Arab. Oleh karenanya, penelitian ini akan memfokuskan penelitiannya terhadap pemikiran Ibn Jinni dalam konsep al-qiya>s yang menggagas perubahan pada konsep al-qiya>s. Maka, penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan historis dan literature research/library research Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang di atas, penelitian ini adalah untuk membahas konsep al-qiya>s dalam kajian linguistik Arab, khususnya menurut Ibn Jinni yang merupakan salah satu tokoh ahli bahasa Arab

5 5 dan dikenal sebagai tokoh yang mendalami kajian bahasa terutama konsep alqiya>s. Maka rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah : 1. Bagaimana konsep al-qiya>s menurut Ibn Jinni? 2. Bagaimana penerapan konsep al-qiya>s Ibn Jinni dalam kajian dialektologi Arab? 3. Bagaimana penerapan konsep al-qiya>s Ibn Jinni dalam kajian gramatika Arab? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah, yaitu : 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan konsep al-qiya>s menurut Ibn Jinni. 2. Mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan konsep al-qiya>s Ibn Jinni dalam kajian dialektologi Arab. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan konsep al-qiya>s Ibn Jinni dalam kajian gramatika Arab Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan hasil yang akan dicapai dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menyempurnakan karya-karya yang telah ada sebelumnya karena peneliti mengambil dari berbagai referensi yang berbeda untuk mendapatkan data dan pemahaman yang utuh serta hal baru yang dapat disumbangkan dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam perkembangan ilmu

6 6 linguistik. Secara praktis fungsional, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memberikan informasi dan pemahaman lebih utuh mengenai konsep al-qiya>s dan perkembangannya terutama konsep alqiya>s berdasarkan hasil pemikiran Ibn Jinni serta penerapannya dalam linguistik Arab dengan aspek-aspek kajiannya Tinjauan Pustaka Menurut Mahsun (2007:42) tinjauan pustaka adalah uraian-uraian sistematis tentang hasil penelitian yang didapat dari penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan objek penelitian yang sedang dibahas atau yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa karya klasik yang membahas tentang konsep al-qiya>s dalam bahasa Arab sebagai bagian dari kajian ushu>lu-l-lughah di antaranya adalah beberapa buku berikut ini: Pertama, al-qiya>s fi-l-lughah al- Arabiyyah, karya Muhammad Hasan Abdul Aziz. Hasil penelitiannya terutama adalah mengenai etimologi al-qiya>s atau analogi dan kemudian beberapa perbedaan pemikiran di kalangan para ahli bahasa Arab tentang al-qiya>s, dilanjutkan dengan pembahasan al-qiya>s (analogi) menurut para linguis modern dari Barat, di antaranya menurut De Saussure dan para ahli bahasa modern lainnya. Selanjutnya dibahas juga bentuk al-qiya>s (analogi) yang merupakan hasil kesepakatan lembaga bahasa (majma lughah) khususnya yang ada di Mesir. Kedua, al-qiya>s fi-l-lughah al- Arabiyyah karangan Muhammad Al- Chudhri Husain. Pembahasan al-qiya>s dalam buku ini diawali dengan keutamaan

7 7 bahasa Arab dan pentingnya menjaga bahasa Arab. Selanjutnya membahas tentang beberapa jenis definisi dari al-qiya>s. Kemudian pembahasan dilanjutkan mengenai beberapa sebab perbedaan para ahli bahasa Arab mengenai al-qiya>s, yaitu diantaranya disebabkan berbedanya pemikiran para ahli terhadap definisi alqiya>s, perbedaan mengenai kefasihan penutur asli bahasa Arab dan sifat dapat dipercayanya. Buku ini juga membahas sumber-sumber yang dijadikan dasar dan landasan al-qiya>s. Hasil penelitian yang dituliskan dalam buku ini hanya sedikit memaparkan pemikiran Ibn Jinni dalam al-qiya>s, salah satunya adalah pemikiran Ibn Jinni mengenai pentingnya mendahulukan as-sima daripada al-qiya>s sebagai konsep yang digunakan dalam menentukan hukum atau kaidah jika keduanya bertentangan. Ketiga, adalah buku karangan Ali Abu Al-Makarimy yaitu buku Ushu>lu- Tafki>r an-nachwi>. Didalam buku tersebut dibahas mengenai analogi dalam bahasa Arab sejak awal munculnya konsep ini dan perubahan yang terjadi dalam konsep ini, selain itu juga dipaparkan perbedaan antara ushu>l an-nachwi dan ushu>l tafkir an-nachwi. Selain tiga buku tersebut diatas, masih ada beberapa buku lain yang membahas mengenai konsep analogi dalam linguistik Arab namun belum diketahui oleh peneliti. Dari ketiga buku yang telah peneliti cermati diatas, ternyata konsep analogi Ibn Jinni tidak banyak dibahas terutama aplikasi dari pemikirannya, namun hanya sekilas atau sebatas pelengkap dalam pemaparan alqiya>s.

8 8 Peneliti juga membaca beberapa literatur dan karya yang berkaitan secara langsung dengan pandangan dan pemikiran Ibn Jinni dalam konsep-konsep linguistik Arab, terutama yang berkaitan dengan konsep al-qiya>s. Di antara karya literatur tersebut adalah buku yang ditulis oleh Shalih As-Samara>iy dengan judul Ibn Jinni An-Nachwi> yang isinya membahas mengenai riwayat hidup Ibn Jinni dan pemikirannya dalam kajian ilmu nachwu yang memanfaatkan ilmu kalam, ilmu manthiq, ilmu ushu>lu-l-fiqh dan ilmu musthala>hu-l-hadits. Selain itu, terdapat makalah yang ditulis oleh Sulaiman Salim Ali Baqisya pada tahun 2010 dengan judul Ibn Jinni wa Juhudihi al-lughawiyyah wa an- Nachwiyyah dengan hasil penelitiannya yang tidak jauh berbeda dengan apa yang ditulis oleh As-Samara>iy diatas yaitu mengenai riwayat hidup Ibn Jinni, karya-karya hasil tulisannya dan pemikirannya dalam kajian linguistik Arab terutama dalam nachwu, tetapi konsep al-qiya>s yang dibahas dalam makalah ini tidak mendalam dan cenderung hanya memberikan definisi mengenai konsep alqiya>s secara umum. Oleh sebab itu, penelitian ini kami nilai layak untuk ditindak lanjuti menjadi sebuah penelitian karya ilmiah dengan bertujuan mengupas lebih dalam dan detail kajian keilmuan mengenai konsep analogi versi Ibn Jinni yang disebutkan oleh Ali Abu-l-Maka>rimy sebagai pembaharuan dalam konsep al-qiya>s yang diterapkan pada kajian linguistik Arab dan terus berkembang sampai saat ini.

9 Landasan Teori Menurut Kridalaksana (2008:240) teori adalah seperangkat hipotesis yang dipergunakan untuk menjelaskan data bahasa baik yang bersifat lahiriah seperti bunyi, kata atau struktur kalimat maupun yang bersifat batiniah seperti simbol dan makna. Dalam penelitian ilmiah, peneliti membutuh teori-teori yang berkaitan dengan objek kajian yang sedang diteliti. Teori merupakan unsur sentral yang selalu memberi pencerahan terhadap upaya perumusan masalah termasuk jawaban tentatif terhadap masalah (Mahsun, 2007:17). Penelitian ini mengkhususkan objek formalnya pada konsep al-qiya>s hasil pemikiran Ibn Jinni seorang ahli bahasa Arab. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai penerapan konsep al-qiya>s menurut Ibn Jinni tersebut dalam gramatika bahasa Arab dan untuk mengetahui aplikasi konsep al-qiya>s ini dalam dialektologi Arab sebagai bagian dari kajian linguistik. Maka, teori yang akan dipakai sebagai sandaran dalam melakukan penelitian ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan Sintaksis dan Morfologi. Selain itu, dikarenakan yang menjadi objek penelitian adalah konsep analogi yang merupakan bagian dari pokok utama atau asas dasar dari bahasa Arab (ushu>lu-llughah), maka akan lebih baik bila peneliti memakai teori-teori kajian lingustik Arab dengan tetap menyandarkan teori-teori tersebut kepada teori linguistik umum yang sesuai. Dengan tujuan supaya teori tersebut dapat digunakan sebagai kerangka penelitian, sehingga kesimpulan sementara (hipotesa) dapat dihasilkan yang kemudian mampu membimbing pikiran peneliti untuk mencapai hasil sesuai harapan.

10 Sintaksis Kridalaksana (2008:223) memberikan pengertian mengenai sintaksis adalah: 1) pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu dalam bahasa; 2) subsistem bahasa yang mencakup hal tersebut (sering dianggap bagian dari gramatika, bagian lain adalah morfologi); 3) cabang linguistik yang mempelajari hal tersebut (hubungan antara kata dengan kata atau dengan satuan lainnya yang lebih besar). Jika melihat pada asal katanya, sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu terdiri dari kata sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Jadi secara etimologi istilah sintaksis itu adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Oleh karena itu, sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsurunsur lain sebagai suatu satuan ujaran (Chaer, 2007: 206). Veerhar (2010:11,161) menyebutkan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas mengenai susunan kata-kata di dalam kalimat. Sebagaimana halnya morfologi yang menyangkut struktur internal kata, maka sintaksis berurusan dengan struktur antar-kata itu, atau struktur eksternal. Selain itu, sintaksis merupakan tatabahasa yang membahas hubungan antar kata dalam tuturan, sintaksis berurusan dengan tatabahasa di antara kata-kata di dalam tuturan. Crystal (1980) mendefinisikan sintaksis sebagai telaah tentang kaidahkaidah yang mengatur cara kata-kata dikombinasikan untuk membentuk kalimat dalam suatu bahasa sedangkan Paul Roberts mendefinisikan sintaksis sebagai

11 11 bidang tata bahasa yang menelaah hubungan kata-kata dalam kalimat, cara-cara menyusun kata-kata itu untuk membentuk kalimat (Ba dulu, 2005: 43). Dalam pembahasan sintaksis, biasanya yang dijadikan pokok kajian adalah: 1) struktur sintaksis yang mencakup masalah fungsi, kategori dan peran sintaksis serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu seperti masalah modus, aspek dan yang lainnya; 2) satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. Dalam kajian bahasa Arab, sintaksi Arab biasa disebut dengan istilah llm nachwu. Para ahli terdahulu mufakat bahwa definisi nya adalah suatu ilmu yang membahas pengetahuan mengenai penetapan akhir suatu kata dalam struktur kalimat (penetapan charakat) baik dalam kondisi i rab maupun mabni. Definisi tersebut menurut Musthafa (1992:1) terlalu sempit sehingga banyak pembahasan yang seharusnya menjadi pembahasan nachwu tidak terkaji disebabkan fokus pembahasannya yang hanya pada penetapan charakat akhir dalam suatu kalimat, seperti pembahasan mengenai itsbat, nafyu, ta kid, taqdim dan ta-khir. Oleh karena itu, menurutnya definisi ilm nachw seharusnya adalah: لب رأ ١ ف ا ىال ث ١ ب ى ب ٠ د ١ ت ا رى ػ ١ ا ى خ ف ا د خ ا د خ غ ا د حز ر غك ا ؼجبسح ٠ ى أ رإد ؼ ب ب. aturan-aturan dalam penyusunan kalimat (ucapan) dan penjelasan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kata ketika posisinya dalam suatu kalimat, dan yang berhubungan dengan kalimat

12 12 dalam klausa sehingga tertata dengan baik sesuai yang dimaksud dan dapat diketahui serta difahami maknanya Morfologi Menurut Kridalaksana, morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya dan merupakan bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yakni morfem (Kridalaksana, 2008:159). Sedangkan yang dimaksud dengan morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relative stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil seperti kata pensil atau imbuhan di- dan sebagainya (Kridalaksana, 2008:158). Veerhar memberikan definisi yang sedikit berbeda bahwa morfologi merupakan cabang lingustik yang mempelajari dan mengidentifikasik satuansatuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal (Veerhar, 2010:97). Sedangkan Chaer memberikan definisi morfologi cabang linguistik yang menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya serta cara pembentukannya. Morfologi dan sintaksis dalam peristilahan tata bahasa tradisional biasanya berada dalam satu bidang yaitu gramatika atau dikenal dengan tata bahasa (Chaer, 2007:15). Menurut Crystal (1980: ) morfologi merupakan cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata dimana fokus utamanya adalah morfem. Bauer juga menegaskan bahwa morfologi membahas struktur internal bentuk kata (Bauer, 1983:33). Sejalan dengan definisi tersebut sebagaimana disebutkan oleh

13 13 Rusmadji bahan kajian dari morfologi mencakup kata, bagian-bagiannya dan prosesnya (Rusmadji, 1993:2). Menurut para ahli bahasa, morfologi bisa dibagi kedalam dua kategori atau dua jenis, yaitu morfologi infleksional dan morfologi leksikal atau derivasional. Morfologi infleksional (inflectional morphology) lebih memfokuskan kajiannya pada telaah infleksi kata, sedangkan morfologi leksikal/derivasional (lexical or derivational morphology) lebih memfokuskan pada telaah pembentukan kata. Selain itu, kaitannya dengan pembagian linguistik umum dan linguistik khusus, maka morfologi juga terbagi kepada morfologi umum dan morfologi khusus dimana morfologi umum berlaku pada semua jenis bahasa sedangkan morfologi khusus hanya berlaku pada bahasa tertentu saja. Menurut O Grady dan Debrovolsky, teori morfologi umum berurusan dengan pembahasan secara tepat mengenai jenis-jenis kaidah morfologi yang dapat ditemukan pada bahasa-bahasa secara alamiah dan ilmiah, sedangkan morfologi khusus memiliki fungsi ganda yaitu pertama, kaidah-kaidah dalam morfologi khusus berurusan dengan pembentukan kata baru dan yang kedua, kaidah-kaidah tersebut mewakili pengetahuan penutur asli yang tidak disadari mengenai struktur internal kata yang sudah ada dalam bahasanya (O Grady dan Debrovolsky, 1989:89-90). Dalam kajian linguistik Arab, morfologi biasa disebut dengan ilm sharf atau Sharaf ا صشف).(ػ Menurut El-Dahdah definisi dari morfologi Arab adalah bidang ilmu yang mempelajari bentuk kata dan transformasinya kedalam beberapa

14 14 bentuk lainnya sesuai dengan makna yang dikandungnya. (El-Dahdah, 1992:3). Morfologi Arab ini termasuk jenis morfologi khusus yang memang pembahasannya terkait dengan pembentukan kata dalam bahasa Arab dan derivasinya serta sebagai bentuk perwakilan pengetahuan yang sebenarnya sudah ada tapi tidak terumuskan dan tidak terbentuk sebagai teori yang dibakukan. Jika didalam morfologi umum satuan terkecil dalam pembahasannya adalah morfem, maka dalam morfologi Arab satuan terkecil atau morfem itu disebut al-charf.(ا حشف) Ushu>lu-l-Lughah Al - Arabiyah Terminologi dari ushu>lu-l-lughah al- Arabiyah pada awal munculnya adalah kaidah-kaidah hasil kesimpulan para ahli bahasa Arab yang umum dipakai dikalangan masyarakat Arab. Maka etimologi yang dimaksud dengan ushu>l disini adalah al-qawa>id yaitu kaidah-kaidah umum yang ditentukan berdasarkan pada konsep as-sima> dan al-qiya>s, sehingga istilah al-ushu>l yang banyak digunakan oleh para ahli bahasa Arab terdahulu maksudnya adalah kaidah asasi atau kaidah utama (Khalifah, 1982:13-14). Oleh karena itu, perlu untuk kita memperjelas maksud dari istilah al-ushu>l dalam kajian bahasa Arab ini. Dr. Salim Shaleh (2009:43-44) memberikan dua jenis terminologi dari al-ushu>l yang dimaksud dalam linguistik Arab, yaitu: 1. Al-ushu>l yang dimaksud adalah kaidah asasi atau kaidah utama dalam pembahasan sintaksis Arab (ilm nachwu), oleh karenanya kita bisa

15 15 menyebutnya dengan al-ushu>l an-nachwiyyah ats-tsa>bitah (kaidah umum/utama sintaksis Arab yang tetap/baku). 2. Al-ushu>l adalah pokok dasar metodologis yang menjadi landasan dalam penetapan kaidah-kaidah sintaksis. Definisi inilah yang sebenarnya yang dimaksud dengan al-ushu>l al-lughawiyyah al- Arabiyyah atau al-ushu>l an-nachwy. Kajian ini membutuhkan kemampuan yang inovatif dalam mempersiapkan landasan teori dalam penelitiannya. Menurut al- Maka>rimy (2007:18) jika dilihat awal munculnya kajian ini, dimulai dari masanya Ibn Siraj (w. 316 H) dalam buku karangannya al-ushu>l fi an- Nachwy al-kabi>r wa ash-shagi>r kemudian dikembangkan lagi oleh az- Zujaji (w. 337 H) dalam buku karangannya al-idha>ch dan kemudian al-fa>risi (w. 377 H) menyampaikan pengetahuannya mengenai ilmu ini kepada Ibn Jinni (w. 392 H) yang ditangannya kajian ini lebih matang sebagaimana tertulis dalam bukunya al-khasha>ish, kajian ini lebih dikembangkan lagi oleh Ibn Al-Anbary (w. 577 H) dalam bukunya al- Ighra>b fi jadali-l-i ra>b dan Lam u al-adilah fi ushu>l an- Nachwi selanjutnya kajian ini disempurnakan oleh Jala>luddin As- Suyu>thi (w.911 H) yang menjelaskan pokok-pokok pembahasan yang penting dalam kajian ini pada bukunya al-mazhar fi ulumu-l-lughah wa anwa< uha, al-asybah wa an-nadza<ir fi an-nachwi dan bukunya yang popular al-iqtira>h fi Ilmi Ushu>l an-nachwi Lihat, Ibn Al-Anbary (1294 H:169), As-Suyuthi (1326 H:44)

16 16 Akan tetapi, bukan berarti bahwa pada masa-masa awal munculnya kajian gramatika Arab hal ini tidak ada. Pada dasarnya, kajian mengenai al-ushu>l sebagaimana dimaksud pada poin kedua diatas sebenarnya telah ada dan berjalan pada masa awal muncul kajian gramatika Arab. Namun pada waktu itu hal tersebut belum menjadi sebuah kajian ilmiah yang kompleks dan komprehensif sebagaimana pada masa Ibn Jinni dan setelahnya. Ibn Al-Anbary (1971:80) yang muncul setelah masa Ibn Jinni memberikan definisi mengenai al-ushu>l ini sebagai berikut: "أص ي ا ح أد خ ا ح ا ز رفشػذ ب فش ػ فص و ب أ أص ي ا فم ا ز ر ػذ ػ ب خ ز رفص ١ " al-ushu>l an-nachwy merupakan pedoman (dalil) gramatika Arab yang dijelaskan didalamnya bagian-bagian yang furu (turunan/cabang) dari ushul-nya (pokok/dasar/utama) sebagaimana ushu>lul fiqh yang menjadi dasar munculnya berbagai macam bentuknya Kemudian Ibn Al-Anbary menjelaskan dalil atau pedoman yang dimaksud dalam pengertian diatas yaitu term atau istilah ilmiah yang terdiri atas pengetahuan ilmiah hasil penelitian dan pemikiran yang dalam dan dapat dipertanggung jawabkan dengan benar terhadap sesuatu yang belum diketahui kepastiannya yang terdapat pada kebiasaan tertentu dan bersifat penting serta dibutuhkan.

17 17 Sedangkan As-Suyuthi mendefinisikan al-ushu>l an-nachwy sebagai suatu ilmu yang membahas dalil-dalil gramatika Arab yang umum, baik dari segi tandatanda atau indikasinya, metode penentuan dalil tersebut serta kualifikasi yang harus dimiliki oleh seorang ahli atau seorang penentu kebijakan dalam menetapkan dalil-dalil tersebut (Shalih, 2009:148/ As-Suyuthi, 1976:27). Dari beberapa definisi tersebut bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan al-ushu>l an-nachwy adalah dalil atau pedoman gramatika Arab yang secara isi permasalahanya terbatas dan tertentu, dimana muncul kemudian istilah ilmiah lainnya seperti ushu>l tafkir an-nachwy yang mana didefinisikan sebagai pemikiran-pemikiran para ahli bahasa Arab yang menjadi landasan gramatika Arab dan memiliki skala pembahasan dan penelitian yang lebih luas dan lebih komplek daripada ushu>l an-nachwy sebagaimana dimaksud diatas Metode Penelitian Salah satu ciri penelitian ilmiah yaitu adanya suatu metode yang dipakai dalam penelitian tersebut. Maka keberadaan metode dalam penelitian ini mutlak adanya sesuai dengan sistem dan aturan tertentu. Menurut Sudaryanto metode adalah cara yang harus dilaksanakan, berkaitan erat dengan teknik yang merupakan cara untuk melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993:9), sedangkan Kridalaksana menyebutkan bahwa metode adalah cara mendekati, mengamati, menganalisis dan menjelaskan suatu masalah yang dijadikan objek dalam penelitian (Kridalaksana, 2008:153).

18 18 Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian mengenai pemikiran seorang tokoh. Oleh karenanya penelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan historis, dimana dalam pendekatan tersebut terdapat jenis penelitian biografis, yaitu penelitian terhadap kehidupan seorang tokoh dan pemikirannya dalam hubungannya dengan masyarakat, sifat-sifat dan watak serta pengaruh dari pemikiran dan ide-ide nya terhadap perkembangan keilmuan dan bentuk dari corak pemikirannya (Nazir, 1988:62). Senada dengan hal tersebut Furchan (2005:15) berpendapat bahwa studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang dapat berbentuk studi kasus, multi kasus, multi situ, penelitian historis, penelitian kepustakaan, penelitian ekologi, penelitian fenomenologis ataupun penelitian masa depan sehingga kaidah-kaidah yang dibangun dalam penelitian-penelitian tersebut mengikuti kaidah yang terdapat pada penelitian kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan lebih menekankan pada kekuatan analisa data pada sumber-sumber yang diperoleh dari berbagai buku dan tulisan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini dan kemudian diinterpretasikan dengan mengandalkan teori-teori yang ada secara jelas dan mendalam demi untuk menghasilkan tesis dan anti tesis (Soejono, 1999:14) 3. Sebagaimana Moleong mengatakan bahwa istilah deskriptif merupakan suatu karakteristik dari sebuah penelitian yang merupakan jenis penelitian 3 Menurut Soejono, penelitian deskriptif kualitatif secara khusus memiliki tujuan untuk: 1) memecahkan permasalahan actual yang dihadapi sekarang ini dan; 2) mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis (1999:25).

19 19 kualitatif disebabkan uraian data dan hasil analisanya bersifat mendeskripsikan, lebih menekankan proses daripada hasil yang bersifat sementara dan hasil penelitian yang dapat dirundingkan (Moleong, 2004:8). Penelitian ini memiliki tiga tahapan pelaksanaan penelitian yang harus dilalui yaitu, penyediaan data, analisis data dan penyajian/perumusan hasil analisis. Ketiga tahapan ini memiliki metode dan teknik yang berbeda satu dengan lainnya Pengumpulan Data Tahapan ini merupakan tahapan dasar dan awal yang harus dilakulan dalam penelitian. Penelitian ini adalah penelitian dengan model library research sehingga data yang digunakan adalah data yang bersumber dari buku dan tulisan yang sesuai atau berkaitan dengan objek penelitian. Maka, metode penyediaan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode simak, yaitu peneliti membaca dan menelaah serta menyimak sumber-sumber data baik dari buku hasil karya tokoh yang dijadikan objek penelitian maupun tulisan lainnya yang relevan dengan fokus penelitian. Pemakaian metode ini tidak hanya berkaitan dengan bahasa lisan, tetapi juga berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam tulisan. Metode ini sangat relevan untuk pengambilan dan penyediaan data dalam penelitian ini, data-data yang dimaksud adalah pemikiran Ibn Jinni dalam linguistik Arab terutama yang berhubungan dengan konsep analogi yang diambil dan dikumpulkan oleh peneliti dengan memakai teknik dokumentasi yang didalamnya termasuk teknik pustaka dan teknik catat. Teknik pustaka tersebut merupakan penggunaan dan pemanfaatan sumbersumber tertulis dalam literatur-literatur untuk memperoleh data. Sedangkan teknik

20 20 catat merupakan salah satu teknik lanjutan dalam metode simak yang digunakan untuk mencatat data-data yang terdapat dalam literatur-literatur yang dijadikan sumber pada penelitian ini. Adapun sumber-sumber tersebut dapat dikategorikan kedalam sumber primer dan sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini adalah personal document, yaitu buku karya Ibn Jinni berjudul al-khasha>ish yang merupakan karya monumentalnya. Menurut Arief Furqan (1992:23) personal document bisa dijadikan sumber primer yaitu dokumen pribadi atau hasil karya pribadi yang berupa buku ataupun suatu hasil tulisan dari kata-kata dan pemikiran mereka sendiri. Sedangkan sumber sekundernya mencakup kepustakaan yang berwujud buku-buku, karya tulis penunjang, jurnal dan karya ilmiah lainnya yang ditulis atau diterbitkan, baik dalam kajian atau studi yang sesuai maupun selain bidang yang dikaji yang dapat membantu peneliti serta berkaitan dengan fokus kajian ini, salah satunya adalah buku-buku yang dijadikan tinjauan pustaka diatas dan beberapa buku lainnya Analisis Data Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analisis data deskriptif yaitu suatu kegiatan dan usaha untuk mengumpulkan serta menyusun data yang kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut (Surachman, 1990:139). Sebagaimana halnya menurut Moleong bahwa analisis data deskriptif merupakan metode untuk menganalisis data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambar dan bukan dalam bentuk angka-angka dikarenakan adanya penerapan metode kualitatif dan semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunco terhadap hasil penelitian (2004:6).

21 21 Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini teknik telaah referensi dan teknik analisis isi (content analysis) yang merupakan suatu teknik dengan memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang benar dari sebuah dokumen, sedangkan Hostli berpendapat bahwa content analysis adalah teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui suatu usaha untuk menentukan karakteristik pesan dalam dokumen dan dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong, 2004:165). Kemudian data yang diperoleh dikategorikan dengan memilih dan memilah data yang sesuai dengan penelitian dari berbagai sumber yang kemudian dideskripsikan secara informal agar mudah difahami dan dimengerti oleh pembaca sebagai syarat dalam teknik analisis isi yaitu objektif, sistematis dan general (Muhajir, 1996:69) Penyajian Data Menurut Hadi, penyajian data hasil analisis harus diusahakan memenuhi tiga aspek berikut: a) descriptive adequecy; b) explanatory adequecy; c) exhaustic adequecy (Hadi, 2003:76). Maka penyajian data hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan metode informal yaitu metode yang merumuskan hasil analisis dengan menggunakan kata-kata biasa termasuk penggunaan terminologi yang sederhana dan bersifat praktis (Mahsun, 2005:224) SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan hasil penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang disusun secara sistematis untuk mendapakan kesempurnaan dalam merepresentasikan hasil

22 22 penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Setiap bab dalam penelitian ini dikembangkan ke dalam beberapa sub-bab yang disesuaikan dengan luasnya tema pada setiap pokok bahasan. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang permasalahan yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penyajian. Bab kedua mencakup sejarah singkat tentang konsep al-qiya>s (analogi) dalam kajian linguistik umum, pengertian konsep analogi dalam kajian bahasa Arab beserta pembagian atau jenisnya, sejarah singkat Ibn Jinni sebagai salah satu tokoh linguistik Arab serta pemikirannya mengenai kajian bahasa Arab terutama yang bersangkutan dengan ushu> lughah. Bab ketiga mendeskripsikan definisi dan pengertian konsep al-qiya>s menurut Ibn Jinni, jenis-jenis al-qiya>s dalam bahasa Arab menurut Ibn Jinni serta aplikasi dari pemikiran Ibn Jinni tentang konsep al-qiya>s pada kajian linguistik Arab dan kajian gramatika Arab. Bab keempat merupakan bab terakhir yang berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian ini serta saran dari peneliti untuk pengembangan penelitian ini sehingga bisa lebih baik dan komprehensif, serta saran untuk para peneliti lainnya supaya lebih bersemangat dalam pengembangan kajian bahasa Arab.

BAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini BAB III METODE PENELITIAN Untuk mencapai hasil yang memuaskan, maka kerangka kerja setiap penelitian harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini dilakukan agar dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai macam situasi bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara individu dengan lingkungannya. Secara umum, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antara individu dengan lingkungannya. Secara umum, bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat. Setiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya yang sejenis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN 0 RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan yang disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut bahasa tulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1 ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu penelitian, maka dibutuhkan sebuah metode penelitian. Metode ini dijadikan pijakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah proses penanaman nilai Islami yang terdapat dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak pernah menafika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah wacana, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian yang bertemakan analisis wacana. Menurut Deese dalam Sumarlam (2003: 6) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK Linguistik Tradisional Dalam pendidikan formal ada istilah kata tata bahasa tradisional dan tata bahasa structural. Kedua jenis tata bahasa ini banyak dibicarakan orang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak lepas dengan berkomunikasi untuk bersosialisasi antar orang. Biasanya seseorang berkomunikasi bertujuan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

Pengertian Universal dalam Bahasa

Pengertian Universal dalam Bahasa Pengertian Universal dalam Bahasa Istilah bahasa didefinisikan sebagai wujud komunikasi antarmanusia untuk dapat saling mengerti satu sama lain, sebagaimana yang dilansir oleh Edward Sapir tahun 1921.

Lebih terperinci

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif Bahasa sebagai Sistem Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif Bahasa sebagai sebuah sistem Bahasa terdiri atas unsur-unsur yang tersusun secara teratur. Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat komunikasi karena dengan bahasa kita dapat bertukar pendapat, gagasan dan ide yang kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa baku bahasa yang mempunyai pengaruh dalam segi bahasa di Indonesia. Tidak memandang siapapun yang memakai bahasa Indonesia, menggunakan dua macam bahasa yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia pada dasarnya sangat membutuhkan bahasa dalam bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di lingkungan formal. Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 107 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang mengumpulkan datanya menggunakan literatur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur kata dan cara pembentukan kata (Harimurti Kridalaksana, 2007:59). Pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah BAB IV ANALISIS MAKNA DUKHA>N ANTARA AL-RA>ZI> DAN T}ANT}A>WI> JAWHARI> A. Analisis Makna Dukha>n Perspektif al-ra>zi> Al-Ra>zi> adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik di kalangan penguasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Menurut Al-Khuli (1982: 157) dalam A dictionary of Theoretical Linguistics

Menurut Al-Khuli (1982: 157) dalam A dictionary of Theoretical Linguistics 1.1 Latar Belakang Kemampuan menguasai dan menggunakan bahasa merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep menurut Soedjadi (2000:14) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A ANALISIS MAKNA PADA STATUS BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DI KALANGAN REMAJA: TINJAUAN SEMANTIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran Bahasa disampaikan kepada para siswa mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi bertujuan untuk meningkatkan nasionalisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materi, dan multikompleksnya masalah manusia. Menanggapi pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. materi, dan multikompleksnya masalah manusia. Menanggapi pernyataan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kajian tentang manusia dinilai penting dalam kaitannya dengan pendidikan, karena manusia adalah subjek dan objek pendidikan. Pandangan tentang hakikat manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bahasa berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Menurut Chaer (1994: 45), fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia, menyampaikan pesan, konsep, ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa utama yaitu sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dan menelaah sejumlah literatur atau bahan pustaka baik berupa

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dan menelaah sejumlah literatur atau bahan pustaka baik berupa 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian ini adalah dengan metode kepustakaan (Library research) yaitu penulis melakukan penggalian data dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sangat erat hubungannya dengan berkomunikasi. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat indera yaitu mulut. Tanpa adanya

Lebih terperinci

INSYA THALABI DALAM AL-QURAN SURAT AL-MUJÂDILAH (Analisis [Tindak Tutur])

INSYA THALABI DALAM AL-QURAN SURAT AL-MUJÂDILAH (Analisis [Tindak Tutur]) Abstraksi INSYA THALABI DALAM AL-QURAN SURAT AL-MUJÂDILAH (Analisis [Tindak Tutur]) Al-Qur an merupakan kitab suci yang tidak pernah habis untuk dikaji, baik dari prespektif tafsir, hukum, sosial, sastra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara sesamanya, berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il BAB IV ANALISIS FI IL MABNI MAJHUL DALAM SURAH AL FUSHSHILAT A. Analisis Fi il Mabni Majhul dalam Surah Al Fushshilat Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ل ت,ف ص disebut fi il

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenisdan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian library research atau penelitian kepustakaan yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia berkembang melalui proses pendidikan, melahirkan suatu pandangan bahwa pendidikan pada dasarnya sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personel sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan sesama manusia,.mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan, sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan, konsep ataupun perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di masyarakat. Bahasa adalah alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan. Bahasa sebagai lambang mampu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A KARAKTERISTIK PENGGUNAAN BAHASA INDONESI SEBAGAI BAHASA IBU PADA ANAK USIA 2-6 TAHUN DI PERUMAHAN GRIYA MAYANG PERMAI, KECAMATAAN GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka dalam sebuah penelitian penting untuk dideskripsikan. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat ditelaah dan dicari hubungan sebab akibat atau kecenderungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. dapat ditelaah dan dicari hubungan sebab akibat atau kecenderungannya. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ilmiah dilakukan sebagai suatu cara untuk merealisasikan keingintahuan sesorang dengan menggunakan metode dan cara yang sistematis, ilmiah disertai dengan keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk kepaduan dan keutuhan sebuah wacana adalah pemakian konjungsi dalam sebuah kalimat atau wacana. Penggunaan konjungsi sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga 2.1 Kepustakaan yang Relevan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga penulis

Lebih terperinci

Apa yang Dipelajari oleh Ilmu Bahasa (linguistik)? (Bahan Kuliah Sosiolinguistik)

Apa yang Dipelajari oleh Ilmu Bahasa (linguistik)? (Bahan Kuliah Sosiolinguistik) Bahasa dipelajari atau dikaji oleh disiplin ilmu yang disebut linguistik atau ilmu bahasa. Seperti halnya disiplin-displin yang lain, linguistik juga memiliki tiga pilar penyangga, yakni ontologi, epistemologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa baik secara lisan maupun secara tulis tidak terlepas dari penggunaan kata-kata yang menyusun suatu kalimat. Pada konteks bahasa lisan hal ini dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki perundang-undangan sebagai kitab hukumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Permasalahan penggunaan bahasa dalam masyarakat seakan terus bermunculan. Dalam mengatasi hal tersebut, keterlibatan disiplin ilmu mutlak diperlukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luasnya pemakaian bahasa menyebabkan makna sebuah kata mengalami pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur atau peneliti bahasa akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun

Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun 2010-2011 Pengenalan Penelitian Ilmiah (Al-Bahts Al-Ilmy) adalah usaha ilmiah yang melibatkan proses pengumpulan semua informasi yang memenuhi unsur-unsur

Lebih terperinci

Konsep Al-Qiyas Ibn Jinny

Konsep Al-Qiyas Ibn Jinny Konsep Al-Qiyas Ibn Jinny Faculty of Education Department of Islamic Education Darussalam Institute of Islamic Studies Gontor Ponorogo Email: lutssagis@gmail.com Abstrak Perkembangan bahasa terus terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Tiada sesiapapun yang menyangkal bahawa bahasa Arab dan al-qur an al-karim

BAB I PENDAHULUAN. Arab. Tiada sesiapapun yang menyangkal bahawa bahasa Arab dan al-qur an al-karim BAB I PENDAHULUAN 1.0 PENGENALAN Umum telah memaklumi bahawa kitab suci al-qur an al-karim yang menjadi sumber rujukan utama bagi pelbagai disiplin ilmu telah diturunkan Allah dalam bahasa Arab. Tiada

Lebih terperinci