BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah
|
|
- Fanny Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum. Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah terus melakukan berbagai bentuk pembangunan baik dari segi fisik maupun segi non fisik. Pembangunan itu dilakukan semata-mata untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, oleh karena itu setiap pembangunan harus dapat dinikmati hasilnya oleh seluruh Rakyat Indonesia. Kegiatan pembangunan yang dilakukan pemerintah dapat berupa pengadaan barang dan jasa, non pengadaan, sertapembangunan sarana dan prasana. Pembangunan sarana oleh pemerintah diwujudkan dalam berbagai bentuk. Salah satu bentuk dari pembangunan yang dilaksanakan tersebut berupa pembangunan proyek-proyek sarana, prasarana, yang berwujud pembangunan dan rehabilitasi jalan-jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, saluran-saluran air, perumahan rakyat, maupun perkantoran-perkantoran dan sebagainya. 1 Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah termasuk juga di bidang kelistrikan. Pemerintah menyediakan listrik bagi masyarakat, dan kegiatan 1 Djumialdji 1, Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum Dalam Proyek Dan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rhineka Cipta, 1996) hlm.1
2 pembangunan diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut, baik itu membangun pembangkit listrik, ataupun membangun jaringan-jaringan listrik. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan usahanya untuk melayani kepentingan masyarakat luas di bidang listrik adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero, selaku perusahaan dengan sifat usaha tertentu yang melaksanakan tugas khusus guna mencapai fungsi kesejahteraan umum yang juga menjadi tujuan Bangsa Indonesia. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero) diantaranya adalah penyediaan tenaga listrik, baik berupa pembangkit tenaga listrik, penyaluran tenaga listrik, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana penyedia listrik, serta jasa ketenagalistrikan lainnya. Peraturan yang mengatur mengenai pengadaan barang dan jasa sudah beberapa kali mengalami perubahan. Peraturan-peraturan mengenai pengadaan barang/jasa oleh pemerintah yang berlaku saat ini adalah Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 Tahun 2010, Perpres No. 35 Tahun 2011 (Perubahan Pertama), dan Perpres No. 70 Tahun 2012 (Perubahan Kedua), serta diatur pula dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dengan peraturan pelaksananya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun Sedangkan peraturan mengenai pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh BUMN, berlaku Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara serta perubahannya No. PER-15/MBU/2012.Peraturan menteri tersebut digunakan untuk kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh BUMN yang pembiayaannya tidak menggunakan dana langsung dari Anggaran
3 Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Perjanjian pengadaan barang dan jasa termasuk dalam perjanjian pemborongan yang terdapat di dalam KUH Perdata yaitu pasal 1601, 1601b, dan 1604 sampai PT.PLN (Persero) dalam melaksanakan kegiatannya ada kalanya tidak bekerja sendiri, PT.PLN (Persero) pada umumnya melibatkan pihak kedua, baik itu selaku penyedia barang dan jasa, pemborong dan lain-lain. Hal utama yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan jasa konstruksi yang melibatkan pihak lain tersebut adalah membuat perjanjian (kontrak). Perjanjian dibutuhkan untuk menuangkan kehendak dari para pihak secara tertulis dan mencapai kesepakatan mengenai kegiatan yang ingin dilaksanakan. Tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum membuat perjanjian pemborongan pekerjaan adalah pemilihan penyedia barang dan jasa. Perjanjian pemboronganpekerjaan yang dibuat oleh PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel dilakukan melalui tahapan penunjukan langsung. PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh mengundang calon penyedia barang dan jasa (CV.Carmel). Setelah dilakukan proses penawaran dan negosiasi, PT.PLN (Persero) kemudian menetapkan CV.Carmel sebagai pemborong dalam melaksanakan kegiatan penyeimbangan beban trafo, setelah itubarulah pihak PT.PLN (Persero) membuat Surat Penunjukan Jasa Langsung (perjanjian pemborongan) yang di dalamnya terdiri atas pasal-pasal yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat harus memperhatikan asasasas perjanjian. Ada beberapa asas yang harus diperhatikan oleh para pihak dalam
4 membuat suatu perjanjian. Asas dalam perjanjian berfungsi untuk membatasi para pihak agar tidak menyimpang dari nilai-nilai yang seharusnya. Asas tersebut diantaranya adalah asas kebebasan berkontrak, asas itikad baik, asas konsensualisme, dan asas pacta sunt servanda. Open Course Ware bagian Kenotariatan menyebutkan bahwa, asas kebebasan berkontrak yang terdapat di dalam pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, berkaitan dengan bentuk dan isi perjanjian. Makna kebebasan berkontrak adalah setiap orang bebas untuk menentukan dengan siapa ia akan mengikatkan dirinya, isi dan bentuk perjanjian yang akan dibuat, serta pilihan hukum yang akan digunakan. Asas kebebasan berkontrak bukan berarti para pihak dapat dengan leluasa bebas menuangkan segala kemauannya di dalam kontrak, kebebasan berkontrak tetap harus memenuhi beberapa ketentuan, yaitu kontrak tersebut memenuhi syarat sebagai suatu kontrak, tidak dilarang oleh Undang-Undang, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku, dan sepanjang kontrak tersebut dilaksanakan dengan itikad baik. 2 Asas itikad baik menurut pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata, dinyatakan bahwa suatu kontrak haruslah dilaksanakan dengan iktikad baik (goeder trouw, bona fide). Rumusan dari pasal 1338 ayat (3) tersebut mengindikasikan bahwa sebenarnya iktikad baik bukan merupakan syarat sahnya suatu kontrak sebagaimana syarat yang terdapat dalam pasal 1320 KUH Perdata. Unsur itikad baik dalam hal pembuatan suatu kontrak dapat dicakup oleh unsur sebab yang 2 Hukum Kontrak 2.pdf, diakses pada 11 Oktober 2013 pukul WIB
5 halal dari pasal 1320 KUHPerdata. Dengan demikian, dapat saja suatu kontrak dibuat dengan iktikad baik, tetapi justru dalam pelaksanaannya misalnya dibelokkan kearah yang merugikan salah satu pihak atau merugikan pihak ketiga. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kontrak tersebut bertentangan dengan iktikad baik. 3 Asas konsensualisme maksudnya adalah bahwa suatu kontrak sudah sah dan mengikat ketika tercapai kata sepakat. Jadi, dengan adanya kata sepakat, kontrak tersebut pada prinsipnya sudah mengikat dan sudah mempunyai akibat hukum, sehingga mulai saat itu juga sudah timbul hak dan kewajiban diantara para pihak. Dengan demikian, pada prinsipnya syarat tertulis tidak diwajibkan untuk suatu kontrak. Kontrak lisan pun sebenarnya sah-sah saja menurut hukum. Akan tetapi terhadap beberapa jenis kontrak disyaratkan harus dibuat dalam bentuk tertulis, atau bahkan harus dibuat oleh atau dihadapan pejabat tertentu, sehingga disebut dengan Kontrak Formal. Ini adalah merupakan perkecualian dari prinsip umum tentang asas konsensualitas. 4 Asas pacta sunt servanda juga tercantum dalam pasal 1338 KUHPerdata, menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Setiap pihak harus tunduk pada apa yang tercantum di dalam perjanjian. 3 Ibid. 4 Ibid.
6 Perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat oleh PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel, pada bagian penutupnyayaitu pasal 14 terdapat klausul yang menyatakan bahwa: Perjanjian ini ditandatangani oleh Para Pihak di Payakumbuh, dibuat rangkap 4 (empat) masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang berlaku yang mana 3 (tiga) rangkap untuk pihak pertama dan 1 (satu) rangkap untuk pihak kedua, dan setalah dibubuhi materai yang cukup dan ditandatangani kedua belah pihak. Pada kenyataannya, tidak kedua belah pihak menandatangani perjanjian tersebut, perjanjian tersebut hanya ditandatangani oleh pihak pemborong saja, yaitu direktur dari CV.Carmel. Tujuan pembuatan perjanjian secara tertulis adalah agar memberikan kepastian hukum bagi para pihak dan sebagai alat bukti yang sempurna, di kala timbul sengketa di kemudian hari. 5 Perjanjian yang dibuat secara tertulis juga menjadi bukti terhadap adanya hubungan hukum. Tanda tangan menjadi simbol dari curahan hati dan pikiran yang telah dipikirkan matang oleh orang yang membuat perjanjian tersebut, sehingga pada akhirnya ia sepakat untuk mengikuti segala ketentuan yang telah dirundingkan sebelumnya dengan pihak lain, sebagai syarat sahnya sehingga perjanjian tersebut sah sebagai salah satu bentuk perikatan. 6 Yahya Harahap di dalam bukunya Hukum Acara Perdata menyatakan bahwa suatu surat yang memuat pernyataan atau kesepakatan yang jelas dan 5 Slide pilihan hukum dalam kontrak bisnis.pdfhttp://ocw.usu.ac.id/course/download/ hukum-perusahaan/ diakses pada 11 Oktober 2013 pukul WIB 6 Damang, diakses pada tanggal 29 November 2013 pukul WIB
7 terang, tetapi tidak ditandatangani ditinjau dari segi hukum pembuktian, tidak sempurna sebagai surat atau akta sehingga tidak sah dipergunakan sebagai alat bukti tulisan. Apabila surat tersebut merupakan pernyataan sepihak, harus ditandatangani orang yang membuat pernyataan, dan apabila merupakan kesepakatan kedua belah pihak mesti ditandatangani dua belah pihak. 7 Perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat oleh PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel meskipun tidak ditandatangani oleh pihak PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh selaku pihak pemberi kerja, tetapi tetap dilaksanakan oleh CV.Carmel. Pelaksanaan tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian hukum bagi pihak pemborong, apabila terjadi masalah di kemudian hari, terutama di dalam pembuktian di pengadilan, dan bisa saja merugikan salah satu pihak. Karena sudah dengan jelas tercantum di dalam pasal 14 pada perjanjian pemborongan antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel disebutkan bahwa Perjanjian ini ditandatangani oleh para pihak di Payakumbuh, dibuat rangkap empat masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang berlaku yang mana tiga rangkap untuk pihak pertama dan satu rangkap untuk pihak kedua dan setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak dan dibubuhi materai yang cukup. Kekuatan hukum yang tercantum di dalam klausul pasal 14 diiringi dengan kata-kata setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak, tetapi pada kenyataannya PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh tidak ikut menandatangani kontrak. 7 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta: Sinar Grafika, 2004) hlm.560
8 Isi kontrak juga memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hak dan kewajiban para pihak dicantumkan bertujuan agar masing-masing pihak mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya dan dapat menilai apakah pihak lainnya telah melaksanakan hak dan kewajibannya, atau malah tidak melakukan kewajiban sebagaimana mestinya. Di dalam perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel ditemukan bahwa di dalam pasal 2 yang berjudul Hak dan Tanggung Jawab Para Pihak dalam Pelaksanaan Surat Penunjukan Jasa Langsung (SPJL), tidak mencantumkan hak dari para pihak sama sekali meskipun judul pasalnya dituliskan hal demikian, yang terdapat di dalam pasal tersebut adalah laranganlarangan yang tidak boleh dilakukan oleh pihak kedua dalam melaksanakan kontrak.dan apabila dilihat dari keseluruhan isi pasal, pasal-pasal yang terdapat di dalam kontrak lebih banyak menerangkan mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh pihak kedua (CV.Carmel). Hal itu membuat pihak pemborong menanggung beban tanggungjawab yang lebih banyak dibandingkan pihak yang memborongkan. Ketidakseimbangan tanggung jawab tersebut, dapat dikaitkan dengan asas itikad baik dalam kontrak. Pada dasarnya, itikad baik bermakna bahwa satu pihak harus memperhatikan kepentingan pihak lainnya di dalam kontrak. Itikad baik di dalam kontrak tidak hanya berperan di dalam pelaksanaan kontrak saja, tetapi juga pada saat penandatanganan dan tahap pra-kontrak. Itikad baik tersebut tidak hanya dilihat dari para pihak dalam melaksanakan kontrak saja, tetapi juga dari nilai-niai yang berkembang di masyarakat. Dari makna tersebut, itikad baik menjadi asas
9 yang penting dalam hukum kontrak. Namun pada saat ini, pengertian mengenai itikad baik masih berbeda-beda, perbedaan itu dapat dilihat dari waktu, orang, maupun tempat. 8 Itikad baik itu juga berperan dalam masa sebelum ditandatanganinya kontrak, oleh karena itu perlu dikaji mengapa masih ada ketidakseimbangan hak dan kewajiban di dalam kontrak, meskipun setelah terjadiya perundingan sebelum membuat kontrak. Menyadari adanya masalah dan pentingnya penyelesaian masalah tersebut, maka penulis akan membahas lebih lanjut mengenai perjanjian pemborongan tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul: Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi Pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh). B. Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perjanjian pemboronganpekerjaan antara PT. PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel sudah menjamin kepastian hukum bagi kedua belah pihak? 2. Bagaimanakah penerapan asas itikad baik dalam perjanjian pemborongan pekerjaan tersebut? 3. Apa kendala dalam pelaksanaan perjanjian tersebut dan bagaimana cara mengatasinya? 8 Ridwan Khairandy, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2004) hlm.34
10 C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah perjanjian pemborongan pekerjaan antara PT. PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel sudah menjamin kepastian hukum bagi kedua belah pihak 2. Untuk mengetahui penerapan asas itikad baik dalam perjanjian pemborongan pekerjaan tersebut 3. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan dan akademisi khususnya. Untuk menambah literatur dalam bidang hukum perdata pada umumnya dan perjanjian pemborongan pekerjaan sehingga dapat lebih mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan bagi pembaca, dan pemahaman hukum mengenai perjanjian
11 pemborongan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian pemborongan pekerjaan. E. Metode Penelitian Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas pemasalahanpermasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan. 9 Bahan-bahan atau data yang diperlukan dalam skripsi ini, penulis peroleh dengan melakukan penelitian hukum dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif. Normatif maksudnya penelitian dilakukan dengan menggunakan dan mengelola data sekunder. Adapun sifat dari penulisan skripsi ini adalah deskriptif yaitu menggambarkan secara sistimatis dan jelas dimana penulis melakukan penelitian termasuk survey ke lapangan untuk memperoleh data. 2. Sumber Data 9 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986) hlm. 43
12 Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yaitu data yang bersumber dari penelitian kepustakaan yang diperoleh dari: a. Bahan hukum primer Yaitu semua dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang yakni berupa Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, dan lain-lain. b. Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan dari buku hukum yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti hasil penelitian dan pendapat dari pakar hukum. Termasuk juga semua dokumen yang merupakan informasi atau merupakan kajian berbagai media seperti koran, majalah, artikel-artikel yang dimuat di berbagai website di internet. c. Bahan Hukum Tersier Yaitu bahan yang memberikan petunjuk, maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Penelitian Kepustakaan (library Research) yaitu meneliti sumber sumber bacaan yang berhubungan dengan permasalahan dalam skripsi ini, seperti buku-buku hukum, majalah hukum, artikel-artikel, peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, pendapat sarjana dan bahan-bahan lainnya.
13 b. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan pada dalam bentuk studi kasus. Penulis melakukan studi kasus terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, untuk melengkapi bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas. 4. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah: a. Studi dokumen, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis yang berkaitan dengan penelitian hukum ini. b. Wawancara, wawancara dilakukan dengan pihak PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan. 5. Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya dituangkan ke dalam bentuk skripsi. F. Keaslian penulisan Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis, diketahui bahwa skripsi dengan judul Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh dengan CV. Carmel dalam hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT. PLN (Persero) Area Payakumbuh) belum pernah
14 ditulis di Fakultas Hukum. Kalaupun ada judul yang serupa, namun permasalahan dan materi pembahasan yang diangkat juga berbeda dan bila di kemudian hari ditemukan skripsi dengan judul yang sama yang telah ada sebelumnya, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab penulis. Berikut beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir serupa dengan skripsi ini: 1) Nama Penulis : PITYANI MEUTIA LUBIS NIM : Judul Skripsi : PERJANJIAN BORONGAN KERJA ANTARA PT.PLN (PERSERO)DENGAN PT. STARINDO PERKASA SEMESTA Rumusan Masalah: a) Bagaimana prosedur pelelangan yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero)bila dihubungkan dengan Keppres No. 24 Tahun 1995 dan perbandingannya dengan Keppres No. 32 tahun 2005? b) Sejauh mana tanggung jawab PT. STARINDO PERKASA SEMESTA terhadap perjanjian borongan kerja yang dilakukan? 2) Nama Penulis : SRI WINDA PASARIBU NIM : Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM KIMPRASWIL KABUPATEN TOBA SAMOSIR DENGAN CV. BAGAS BELANTARA (STUDI KASUS PADA CV. BAGAS BELANTARA)
15 Rumusan Masalah: a) Apakah proses pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan Peningkatan Saluran Irigasi Bondar Sitoman Sosor Pandan Sepanjang 75m telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku? b) Bagaimanakah tanggung jawab para pihak dalam melaksanakan perjanjian pemborongan pekerjaan? c) Bagaimanakah penyelesaian Perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan? 3) Nama Penulis : KRISTI MEI SARA SIMBOLON NIM : Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE ANTARA DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN DENGAN CV.TERATAI 26 Rumusan Masalah: a) Apakah proses pelaksanaan Perjanjian Antara Dinas Bina Marga Kota Medan dengan CV.Teratai 26 tidak mengandung cacat hukum? b) Apakah hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian dan bagaimana penyelesaiannya apabila terjadi perselisihan?
16 Demikianlah beberapa skripsi yang memiliki kesamaan pembahasan mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan, namun rumusan masalah yang dibahas berbeda dengan permasalah yang penulis paparkan di dalam skripsi ini. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab dengan bab yang lain yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan, yang kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan umum mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan yang terdiri dari lima sub bab, yaitu Pengertian Perjanjian pemborongan pekerjaan, pihak-pihak dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, cara memborongkan pekerjaan, tanggung jawab para pihak dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, dan berakhirnya perjanjian pemborongan pekerjaan. BAB III PEMBUATAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT.PLN (PERSERO) DENGAN CV. CARMEL
17 Bab ini menjelaskan mengenai segi pembuatan dari perjanjian pemborongan pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel, terdiri atas empat sub bab, yaitu: Proses penawaran kerjasama pemborongan pekerjaan, penyusunan perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan, dan objek perjanjian kerjasama pemborongan pekerjaan. BAB IV PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT.PLN (PERSERO) DENGAN CV.CARMEL DALAM HAL PENYEIMBANGAN BEBAN TRAFO Bab ini membahas mengenai pelaksanaan dari perjanjian pemborongan pekerjaan, terdiri atas tiga sub bab, yaitu: kepastian hukum dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, penerapan asas itikad baik dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan, serta kendala dan penyelesaian permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis yang dilakukan. Kesimpulan merupakan intisari dari pembahasan terhadap permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini, sedangkan saran yang ada diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam Perjanjian Pemborongan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir merupakan suatu masalah yang rentan mengancam bagi kota-kota besar di Indonesia yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang jauh lebih pesat dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia sekarang ini menitikberatkan pada. pembangunan ekonomi. Berbicara mengenai masalah pembangunan, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah berusaha menggalakkan pembangunan di segala bidang baik pembangunan fisik maupaun non fisik Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, pemerintah senantiasa dituntut untuk memajukan kesejahteraan umum.untuk mengemban kewajiban ini, pemerintah mempunyai kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata merupakan sekumpulan aturan yang memuat ketentuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Perdata merupakan sekumpulan aturan yang memuat ketentuan bagaimana seseorang bertingkah laku baik di keluarga maupun di masyarakat sekitar.salah satu aspek dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM KIMPRASWIL KABUPATEN
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PEKERJAAN UMUM KIMPRASWIL KABUPATEN TOBA SAMOSIR DENGAN CV. BAGAS BELANTARA (STUDI KASUS PADA CV. BAGAS BELANTARA) SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang/Jasa telah dirubah dan digantikan dengan Perpres No. 54 Tahun 2010 yang secara hukum resmi dinyatakan berlaku sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk. memajukan kesejahteraan umum. Memajukan kesejahteraan umum berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala
BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang sedang membangun (developing country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan adalah
Lebih terperinciCANN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 3 2010 SERI. E CANN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil dan makmur yang tercantum dalam. Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Indonesia tengah melakukan pembangunan di segala bidang untuk membuat negara ini menjadi lebih maju, yang sesuai dengan tujuan negara Indonesia yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan prasarana untuk kepentingan umum (infrastruktur). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan dengan tujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur sebagaimana tujuan Negara Indonesia yang termaktub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki perairan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki perairan yang sangat luas dan di dalamnya terdapat beragam sumber daya alam yang melimpah, seperti berbagai jenis
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa kondisi infrastruktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang sedang membangun (developing country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan adalah
Lebih terperinciSKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA SATUAN PENGAMAN (SATPAM) ANTARA PT.PLN (PERSERO) CABANG PADANG DENGAN PT. CAHAYA CITRA MULIA (CCM)
SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA SATUAN PENGAMAN (SATPAM) ANTARA PT.PLN (PERSERO) CABANG PADANG DENGAN PT. CAHAYA CITRA MULIA (CCM) Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik langsung untuk kehidupan seperti bercocok tanam atau tempat tinggal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha untuk meraih cita-cita. perjuangan kemerdekaan Indonesia guna meningkatkan taraf kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha untuk meraih cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia guna meningkatkan taraf kehidupan masyarakat secara keseluruhan.dalam mengisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dibaca dari maraknya transaksi bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis yang menuntut para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun (developing country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang,
Lebih terperinciUndang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan
KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI Etty Septiana R 1, Etty Susilowati 2. ABSTRAK Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu hal yang erat hubungannya dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, karena manusia bertempat tinggal, berkembang biak, serta melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE ANTARA DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN DENGAN CV.
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE ANTARA DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN DENGAN CV.TERATAI 26 SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dalam memenuhi syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan sektor perekonomian di Indonesia memiliki dampak terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat.dewasa ini hampir tidak ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perekonomian Indonesia baik dibidang perbankan, industri, real estate, properti, eksport import dan lain sebagainya menumbuhkan banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian melibatkan sedikitnya dua pihak yang saling memberikan kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub hak dan kewajiban. Pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemajuan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat atau rakyat. Oleh karena itu pembangunan yang dilakukan pemerintah haruslah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum
BAB I PENDAHULUAN Hukum perjanjian adalah bagian dari Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum Perdata, karena Hukum Perdata banyak mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan permasalahan penting yang perlu mendapat perhatian, mengingat perjanjian sering digunakan oleh individu dalam aspek kehidupan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian/penjualan barang di pasar secara langsung (tunai), kemudian. akhirnya melalui pengadaan melalui proses pelelangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengadaan barang dan jasa dimulai dari adanya transaksi pembelian/penjualan barang di pasar secara langsung (tunai), kemudian berkembang kearah pembelian berjangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan salah satu sumber daya alam bagi kehidupan manusia dan merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang mempunyai fungsi sosial amat penting bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian
Lebih terperinciBAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK
BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK A. Kekuatan Hukum Memorandum Of Understanding dalam Perjanjian Berdasarkan Buku III Burgerlijke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelaksanaan pembangunan nasional yang menjadi perioritas utama adalah proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan pembangunan nasional yang menjadi perioritas utama adalah proses pembangunan infra struktur skala mikro, meliputi pembangunan sarana dan prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebijakan dalam sektor ekonomi adalah pengembangan pasar modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar modal, merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia semakin berubah, dalam beberapa tahun terakhir perkembangan sistem telekomunikasi di Indonesia sudah demikian pesatnya memberikan dampak yang menyentuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk
8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dana atau modal bagi seseorang saat ini sangatlah penting, untuk memenuhi kebutuhan dana atau modal maka diperlukan suatu lembaga pembiayaan. Bank sebagai
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK
Menimbang : SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa kondisi infrastruktur
Lebih terperinciTEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK
TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK Sularto MHBK UGM PERISTILAHAN Kontrak sama dengan perjanjian obligatoir Kontrak sama dengan perjanjian tertulis Perjanjian tertulis sama dengan akta Jadi antara istilah kontrak,
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI Oleh : ANGGA ZIKA PUTRA 07 140 077 PROGRAM KEKHUSUSAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL II SUMATERA BARAT DENGAN PIHAK KETIGA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat dari gambaran Indonesia yang sangat luas dan menjadi salah satu penduduk terbanyak di dunia sudah pantas bila masyarakat Indonesia sangat membutuhkan moda transportasi
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan
A. Pengertian Perjanjian Jual Beli BAB II PERJANJIAN JUAL BELI Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER, Menimbang : a. bahwa kondisi infrastruktur di Kabupaten Paser
Lebih terperinciKEKUATAN HUKUM MEMORANDUM
1 KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ANTARA KEJAKSAAN TINGGI GORONTALO DENGAN PT. BANK SULAWESI UTARA CABANG GORONTALO DALAM PENANGANAN KREDIT MACET RISNAWATY HUSAIN 1 Pembimbing I. MUTIA CH. THALIB,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan dikonsumsi. Barang dan atau
Lebih terperinciBAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN
23 BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN A. Bentuk dan Isi Pemberian Kuasa Apabila dilihat dari cara terjadinya, perjanjian pemberian kuasa dibedakan menjadi enam macam yaitu: 28
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial, tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Manusia hidup selalu bersama dimulai dari keluarga, masyarakat, hingga membentuk satu suku bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dengan salah satu cirinya adalah pembangunan disegala bidang. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard contract. Perjanjian baku merupakan perjanjian yang ditentukan dan telah dituangkan
Lebih terperinciSistematika Siaran Radio
Sistematika Siaran Radio Rabu, 24 Mei 2017 Tema: Penggunaan Perjanjian Tertulis (Kontrak) dalam Transaksi-Transaksi Bisnis Sehari-Hari Oleh: Dr. Bayu Seto Hardjowahono, S.H., LL.M. dan LBH Pengayoman UNPAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, merupakan salah satu sumber utama bagi kelangsungan hidup dan penghidupan bangsa sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku, meskipun di dalam praktek kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut telah membubuhkan tanda tangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Anak merupakan karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kedua orang tuanya. Setiap anak tidak hanya tumbuh dan berkembang dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Mochtar Kusumaatmadja mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang moderen, adanya pengangkutan merupakan salah satu sarana yang cukup penting dalam menunjang pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciLex Privatum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013. Artikel skripsi. Dosen Pembimbing Skripsi: Soeharno,SH,MH, Constance Kalangi,SH,MH, Marthen Lambonan,SH,MH 2
TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN 1 Oleh : Ruben L. Situmorang 2 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi membawa dampak yang signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah membawa kontribusi yang begitu domain
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH
PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) Sripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Program Strata-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi masyarakat agraris selain sebagai faktor produksi yang sangat
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia sangat mendambakan dan menghargai suatu kepastian, terutama sebuah kepastian yang berkaitan dengan hak atas suatu benda yang menjadi miliknya, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD) Tahun 1945 menyebutkan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Hukum adalah ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi secara harfiah diartikan sebagai aktifitas atau kegiatan penanaman modal, sedangkan investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai uang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regulator maupun sebagai pelaku ekonomi itu sendiri, peran negara sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan perekonomian nasional merupakan pilar penting dalam pembangunan suatu negara guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Negara di dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena fungsi dan perannya mencakup berbagai aspek kehidupan serta penghidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah suatu usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. masalah. Setelah masalah diketahui maka perlu diadakan pendekatan masalah
41 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode maka akan menemukan jalan yang baik untuk memecahkan suatu masalah. Setelah masalah diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dengan saling berdampingan satu dengan yang lainnya, saling membutuhkan dan saling
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
44 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintah Daerah harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat dan memiliki nilai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adil, sejahtera dan makmur. Keadilan dan kesejahteraan serta kemakmuran merupakan citacita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan modal utama dalam perkembangan dan pertumbuhan kehidupan masyarakat suatu bangsa.faktor kesehatan mempengaruhi pembentukan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan di Indonesia dibedakan atas dua bagian, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, namun dalam praktek sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang
Lebih terperinciKONTRAK KERJA KONSTRUKSI
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI Suatu Tinjauan Sistematik Hukum dalam Perjanjian Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan TUGU antara Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Sragen dengan CV. Cakra Kembang S K R I P
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam jaman yang penuh kesibukan sekarang ini, sering kali orang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam jaman yang penuh kesibukan sekarang ini, sering kali orang tidak sempat menyelesaikan urusan-urusannya. Dikarenakan kesibukan yang sedemikian rupa, kadangkala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli tanah merupakan suatu perjanjian dalam mana pihak yang mempunyai tanah (penjual) berjanji dan mengikatkan diri untuk menyerahkan haknya atas tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar rakyatnya hidup dari mengolah tanah untuk mencukupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang peting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Pembangunan bidang fisik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang Dasar 1945, maka kegiatan pembangunan baik pembanguanan fisik maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan utama atau primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya peradaban dan pola hidup manusia dewasa ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan sandang, pangan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur. Wujud nyata dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini Indonesia sedang melaksanakan kegiatan pembangunan di segala bidang baik fisik maupun nonfisik dalam rangka mencapai tujuan bangsa dan negara yaitu
Lebih terperinciBAB II KONTRAK PENGADAAN BARANG. A. Pengertian Kontrak Menurut KUHPerdata Didalam perundang-undangan tidak disebutkan secara tegas pengertian
BAB II KONTRAK PENGADAAN BARANG A. Pengertian Kontrak Menurut KUHPerdata Didalam perundang-undangan tidak disebutkan secara tegas pengertian kontrak, tetapi menurut Para pakar hukum bahwa kontrak adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wanprestasi dalam..., Fauziah Fitri Iskana Pane, FHUI, Universitas 2009 Indonesia. Bakti, 1998), hal. 12.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, kebutuhan pengguna jasa akuntan publik semakin meningkat terutama kebutuhan atas kualitas informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.dalam usaha untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. 1 Peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan
Lebih terperinci