BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini menggunakan teori teori yang menjadi dasar penulisan diambil dari berbagai macam sumber referensi sebagai berikut: 2.1 Sistem Sistem merupakan salah satu bagian penting dalam lembaga ataupun perusahaan. Lembaga ataupun perusahaan membuat sistem agar segala sesuatu ataupun urutan pekerjaan dapat berjalan dengan teratur, baik, tertib dan optimal serta lancar seperti mana yang seharusnya. Sistem juga dibentuk agar mudah untuk dilakukan evaluasi, perbaikan apabila mengalami gangguan. Menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk melakukan suatu pekerjaan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan. Sistem itu penting karena mencakup serangkaian aktivitas untuk mencari cara yang terbaik dalam mencapai tujuan. Sedangkan sistem Menurut O Brien (2005, p714),adalah sebagai berikut : a. Sekelompok elemen yang saling berhubungan dan membentuk kesatuan. b. Sekelompok komponen yang bekerja bersama menuju tujuan yang bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. c. Perakitan metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh interaksi teregulasi untuk membentuk kesatuan organisasi. d. Sekumpulan orang, mesin, dan metode yang teratur dan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian fungsi tertentu. Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh kedua ahli diatas dapat ditarik kesimpulan, sistem merupakan kumpulan dari komponen komponen ataupun element element yang saling berhubungan, berkaitan, membentuk kesatuan dan saling berkaitan satu dengan yang lain serta saling terintegrasi untuk mencapai sebuah tujuan ataupun sasaran yang sama. 7

2 8 Sistem sangatlah dipengaruhi oleh komponen ataupun element yang ada didalamnya sehingga pada setiap komponen ataupun element tidak dapat berdiri masing masing. Setiap komponen ataupun element memiliki tujuan yang dapat mewujudkan sebuah sistem tersebut menjadi kesatuan sistem yang utuh, apabila salah satu komponen ataupun element tidak berjalan dengan baik maka komponen atau element lain akan mengalami gangguan dan tentunya hal ini menyebabkan sistem tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan optimal sebagaimana mestinya Informasi Informasi sangat penting bagi sebuah lembaga ataupun perusahaan, informasi merupakan berita yang dapat diperoleh dari seseorang yang memiliki kegunaan atau manfaat bagi lembaga atau perusahaan serta orang banyak meskipun berita tersebut belum tentu memiliki kenyataan yang benar ataupun salah. Menurut McLeod (2004, p12), informasi adalah data yang telah di proses atau data yang memiliki arti.informasi haruslah berupa data yang telah diolah serta memiliki sebuah arti, sementara O Brien (2006, p38), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. Informasi memiliki sebuah konteks yang memiliki kegunaan dan arti bagi para pemakainya. Sedangkan Whitten (2004, p23), informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima.berdasarkan definisi dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa infomasi adalah sekumpulan data yang diproses dan dikonversikan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan berguna bagi penerima. Maka dari hal itu informasi sangatlah penting untuk kebutuhan lembaga ataupun perusahaan karena merupakan sekumpulan dari data data yang telah dimiliki yang mana telah diubah ataupun diproses sehingga data tersebut memiliki arti ataupun kegunaan yang bermanfaat bagi lembaga ataupun perusahaan karena sesuai dengan kebutuhan yang ingin di capai ataupun diinginkan.

3 Sistem Informasi Dalam melakukan kegiatannya lembaga atau perusahaan menggunakan sistem informasi sebagai salah satu panduan atau panutan untuk menjalankan proses bisnisnya melalui informasi ataupun berdasarkan data data penting terhadap sistem yang telah dibentuk agar dapat menjalankan kegiatan bisnisnya dengan baik dan lancar. Disamping itu pula sistem informasi digunakan untuk melakukan proses pengordinasian, pengumpulan, penyimpanan terhadap data data yang dimiliki oleh lembaga ataupun perusahaan serta untuk pendistribusian ke seluruh bagian dari lembaga ataupun perusahaan. Laudon (2004, p8), sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi,kontrol, analisis dan visualisasi dalam organisasi. Sistem informasi yakni komponen komponen harus saling berhubungan untuk mengumpulkan melakukan proses penyimpanan dan pendistribusian yang mana itu dipakai untuk pengambilan keputusan, melakukan koordinasi terhadap bagian dari organisasi serta melakukan analisis dan visualisasi. Sementara itu Satzinger (2005, p7), Sistem Informasi adalah kumpulan komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugastugas bisnis. Satzinger disini mengatakan bahwa sistem informasi harus dapat menyediakan sebuah output yang dibutuhkan dalam menjalankan proses bisnis serta menyelesaikan tugas tugas dari bisnis tersebut. Maka dari itu dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan orang dan komponenkomponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan, mentransformasikan, dan menyebarkan infomasi dalam sebuah organisasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Berdasarkan kesimpulan dari teori teori para ahli Sistem Informasi adalah Seperangkat atau kumpulan komponen yang saling terkait atau berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, menyediakan, dan mendistribusikan informasi sebagai output yang diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan tersebut

4 10 seperti mendukung pengambilan keputusan, menyelesaikan tugas tugas bisnis, koordinasi, kontrol, analisis dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Manfaat adanya sistem informasi adalah sistem ataupun komputer menjadi lebih mudah dimengerti dan digunakan, dapat dipakai secara efisien, serta mudah untuk menerima adanya perubahan ataupun update terhadap perkembangan teknologi dan waktu untuk pengembangan yang baru dan efisien E-business Pada umumnya e-business digunakan untuk meningkatkan kinerja dari lembaga atau perusahaan dalam hal menjalankan proses bisnisnya. Selain dari itu E-business juga dipakai untuk meningkatkan brand ataupun merek dari sebuah lembaga atau perusahaan. E-business dalam lembaga ataupun organisasi biasanya dijalankan dengan memanfaatkan teknologi internet. E-business diartikan oleh Turban etal. (2005,p152), mempunyai arti makna yang lebih luas dari e-commerce,yaitu tidak hanya mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, tetapi juga mencakup pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan partner bisnis, dan melakukan transaksi secara elektronik antar organisasi. Maka e-business tidak hanya membantu dalam hal pembelian dan penjualan saja melainkan pada pelayanan atau service bagi konsumen melakukan hubungan dengan para partner bisnis dan mempercepat dalam hal menyampaikan informasi dan transaksi elektronik antar organisasi. Sementara e-business menurut Tawfik dan Albrecht(2008,p4), didefinisikan sebagai penggunaan sarana elektronik untuk melakukan bisnis organisasi internal maupun eksternal. Dari hal ini maka e-business menggunakan sarana elektronik dalam melakukan sebuah proses bisnis baik itu proses bisnis internal yakni didalam perusahaan, maupun proses bisnis eksternal yakni di luar perusahaan. Dari definisi yang diberikan oleh para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa E-business yaitu keseluruhan proses bisnis yang dilakukan dengan bantuan elekronik tidak hanya mencakup pada e-commerce semata. Tujuannya untuk memaksimalkan potensi proses bisnis serta memberikan nilai lebih bagi pelanggan serta keuntungan.

5 Pengajaran Dalam hal hal sehari hari tentunya terdapat banyak hal hal baru yang belum dipahami dan dimengerti oleh karenanya dibutuhkan adanya pengajaran akan hal hal tersebut agar mudah untuk diketahui, maka biasanya pengajaran diberikan oleh guru terhadap murid dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Pengajaran diartikan oleh Sulaiman Masri,Mashudi Bahari dan yuliana (2007) sebagai sebuah proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai unsur yakni kualitas pengajaran, kecerdasan, bakat, minat siswa serta pengaruh motivasi lingkungan sekolah, rumah serta dorongan orang tua terhadap siswa. Maka dari itu pengajaran adalah sebuah proses yang memerlukan kecerdasan, keinginan, bakat serta minat dari siswa untuk dapat mengerti materi pengajaran yang diberikan oleh guru dengan baik dan bermanfaat bagi masa depan. Sementara disamping itu pengajaran oleh Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana ( 2006) yakni sebuah salah satu aspek dari pendidikan yakni pengetahuan kognitif, pengajaran menjelaskan mengenai keterampilan serta pengetahuan bagi siswa dan memberikannya kepada mereka. Maka dari itu pengajaran memberikan ilmu dan pengetahuan serta keterapilan bagi para siswa untuk dapat memahami ilmu yang belum diketahui atau dimengerti. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengajaran merupakan proses yang komplek menjelaskan mengenai keterampilan serta pengetahuan bagi para siswa yang dipengaruhi oleh berbagai unsur yakni kualitas pengajaran, kecerdasan, bakat, minat siswa serta pengaruh motivasi lingkungan sekolah, rumah serta dorongan orang tua terhadap siswa. 2.3 E-Learning Pada masa sekarang ini Teknologi Informasi digunakan sekolah untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya. Teknologi informasi dalam kegiatan belajar mengajar dibuat untuk mengubah cara belajar mahasiswa dengan menggunakan fasilitas teknologi yang lebih modern, efektif, dan efisien yakni E- learning.

6 12 Menurut Drucker(2005) E-learning adalah suatu metode pembelajaran yang terintegrasi dengan rantai nilai kecepatan yang tinggi serta memberikan learning content yang mandiri, komprehensif, dan dinamis yang realtime. Menurut Suanpang & Petocz (2006) E-learning cenderung lebih memiliki biaya yang efektif, tepat, serta meningkatkan kesempatan bagi dunia pendidikan untuk masa depan. Berdasarkan teori teori diatas dapat disimpulkan e- learning yaitu sebuah metode pembelajaran yang terintegrasi dengan elekronik sebagai alat untuk menyampaikan materi yang memiliki kecepatan yang tinggi dan memiliki biaya yang efektif sehingga meningkatkan kualitas pendidikan untuk masa depan Konsep pembelajaran E-Learning: yaitu: Dalam E-learning terbagi menjadi dua tipe komponen pembelajaran 1. Synchronous Learning. Jenis pembelajaran ini adalah suatu pembelajaran yang berbasis pada komunikasi secara virtual pada waktu yang sama. Biasanya menggunakan chatting, teleconference, dsb. Hal ini tentu saja membutuhkan biaya yang cukup besar, seperti butuhnya komponen yang digunakan seperti Komputer maupun internet dengan bandwith yang cukup besar. Namun hal ini cukup efektif mengingat ketidakterikatan tempat yang diharuskan ketika mengikuti pembelajaran ini, sehingga cocok untuk para siswa didik yang tidak memiliki waktu untuk dapat pergi ke tempat belajar yang sesungguhnya. 2. Asynchronous Learning Sedangkan asynchrounous learning merupakan kebalikan dari synchronous learning dimana para peserta didik mampu berpartisipasi tanpa adanya rentang waktu. Untuk mendukung tipe pembelajaran ini maka diperlukanlah suatu platform pendukung yaitu Learning Management System. Hal ini memungkinkan para peserta pembelajaran mampu mengakses setiap informasi yang ada kapanpun dan dimanapun.

7 Learning Management System Learning Management System atau LMS adalah salah satu jenis platform yang paling sering digunakan sebagai bagian dari E-learning, hampir keseluruhan e-learning berpusat pada Learning Management System. LMS atau yang lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), E-learning dan materi-materi pelatihan. Dan semua itu dilakukan dengan online. (ellis 2010). Menurut Ann Gordon LMS adalah environment yang digunakan oleh pengajar / dosen / instruktur dalam membuat, menyimpan, menggunakan kembali, mengelola serta menyampaikan materi pembelajaran kepada para siswa. Jadi dapat kita simpulkan Learning Management System adalah suatu jenis platform yang mendukung pembelajaran e-learning melalui berbagai macam media. Tidak hanya ada materi pembelajaran yang ada dalam suatu E-learning, namun juga berbagai macam fitur yang lain seperti forum diskusi, daftar referensi, daftar penugasan, absensi, maupun test yang diberikan Manfaat E-learning Dengan adanya pemakaian internet sebagai media pembelajaran yang biasa disebut e- learning memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut (alsultany,2006). 1. Informasi yang diperoleh konsisten dan bisa diatur sesuai keinginan. 2. Isi e-learning dapat di-update secara cepat dan akurat serta dapat diberikan ke pengguna dengan cepat.

8 14 3. Time and place flexibility e-learning membuat pengguna dapat belajar kapan dan dimanapun dia inginkan. 4. Interactivity enhancement yakni bertambahnya interaksi pengajaran antara siswa dengan guru 5. Scalabilitye - l e a r n i n g dapat dikembangkan dengan usaha dan biaya yang kecil. 6. Global audience Menjangkau siswa dalam wilayah yang luas 7. Biaya rendah karena mengurangi biaya perjalanan, ruangan dsb. 8. Penyimpanan materi pembelajaran dapat lebih mudah Element yang Terdapat dalam e-learning E-learning seperti yang diketahui adalah sistem pembelajaran yang dilakukan secara elektronik dan tidak perlu harus melakukan tatap muka antara pengajar dan pembelajar, namun selain itu terdapat pula element element dalam e- learning (Garnika dan Rita 2013) yakni 1. Soal soal Materi untuk pembelajaran disediakan dalam bentuk modul dengan adanya soal soal dan hasil pengerjaannya dapat dimuat. Hasil tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur dari siswa yang mengerjakan soal. 2. Komunitas Siswa dapat mengembangkan komunitas online untuk mendapatkan pengetahuan dan saling berbagai informasi antara sesama pengguna e-learning. 3. Pengajar Online Guru yang selalu menyempatkan diri untuk online untuk memberikan arahan dan penjelasan kepada siswa dalam memahami materi, menjawab pertanyaan dan melakukan diskusi dengan siswa 4. Kesempatan Bekerja Sama Dalam penggunaan e-learning terdapat perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mengatur pertemuan secara online sehingga kegiatan

9 15 pembelajaran dapat dilakukan secara bersamaan atau real time tanpa terkendala jarak. 5. Multimedia Multimedia digunakan dalam hal melakukan penyampaian materi pembelajaran yakni dengan audio serta video agar menarik minat para siswa untuk belajar Keberhasilan penggunaan e-learning Keberhasilan penggunaan e-learning ditentukan oleh beberapa faktor yakni guru, intsruktur, murid selain itu kemampuan pengajar dalam melakukan management, pengembangan metode, bahan, strategi pembelajaran untuk diimplementasikan pada proses pembelajaran e-learning serta kemampuan untuk memotivasi siswa ditambah dengan naiknya nilai hasil pelajaran dari para siswa yang menggunakan e-learning dan juga keaktifan siswa dalam menggunakan ataupun mengakses e-learning (Allan 2003). E-learning dinyatakan berhasil apabila mencapai hasil dibawah ini - Dapat digunakan oleh para siswa dan guru dengan baik - Tingkat penggunaannya oleh siswa dalam pembelajaran tinggi (produktifitas pembelajaran) - Adanya peningkatan nilai yang signifikan terhadap siswa setelah menggunakannya. - Menambah interaksi antara siswa dan guru serta lebih efektif dan efisien. - Mengurangi waktu dan biaya dalam melakukan pengajaran - Materi dan fitur yang dimiliki oleh e-learning lengkap dan dapat mengcakup seluruh mata pelajaran yang diajarkan.

10 Kelebihan dan Kekurangan E-learning Kelebihan E-learning (Wahono 2007). - Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. beberapa kelebihan tersebut antara lain: - Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. - Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. - Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. - Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.. - Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. - Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; Kekurangan E-Learning. Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berikut beberapa kekurangan e-learning (Bullen 2001): - Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.

11 17 - Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. - Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. - Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT. 2.4 Tingkat Kefektifan pembelajaran Kefektifan pembelajaran adalah tingkat yang diukur dari hasil hasil yang diperoleh dalam proses pembelajaran, kefektifan berasal dari kata efektif yang artinya mempunyai efek, arti serta akibat. Efektif juga diartikan sebagai sesuatu yang memberikan hasil atau dampak dan juga memberikan kegunaan. Efektivitas menurut Hani Handoko (2003:7) yakni kemampuan dalam memilih target atau tujuan serta peralatan yang sesuai agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Kefektifan merupakan sebuah tingkat keberhasilan yang akan dicapai dari sesuatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Sadiman dalam Trianto (2009:20) keefektifan pembelajaran adalah hasil yang diperoleh setelah dilakukannya proses pelaksanaan kegiatan pengajaran belajar mengajar, sementara untuk mengetahui keefektifan dapat dilakukan ujian atau tes kepada siswa. Berdasarkan pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa keefektifan pembelajaran yaitu sebuah tingkat kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. 2.5 Teori Sampling. Ketika ingin melakukan suatu survey, maka metode pengambilan sample sangatlah diperlukan agar mendapatkan data yang sesuai dan akurat. Beberapa metode sampling yang banyak digunakan adalah: - Sampling Probabilitas Sampling Probabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap peserta populasi untuk dapat

12 18 terpilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi. Simple random sampling, stratified random sampling,dan Sampling area. - Sampling Non Probabililtas Snow Ball Sampling. Pada teknik snowball sampling awalnya penentuan sample pada jumlah yang kecil kemudian semakin banyak dan semakin besar sehingga membentuk seperti bola salju. Awalnya untuk metode ini dipilih beberapa sample dari sample tersebut maka akan mencari sample lainnya sehingga semakin banyak dan seterusnya. 2.6 Uji Sampling, Reabilitas dan Validitas Uji sampling adalah sebuah tes pengujian yang untuk memastikan bahwa sample yang digunakan sesuai dengan objek yang akan diteliti dan dapat mewakili keseluruhan dari populasi objek yang akan diteliti. Maka dalam melakukan sampling jumlah dari sample harus memenuhi persyaratan yakni untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi, penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok (Uma Sekaran,2006) Uji reabilitas adalah sebuah test pengujian yang menunjukan bahwa alat yang digunakan untuk ukuran penelitian dari perilaku sample memiliki keandalan sebagai alat ukur yakni dapat diukur melalui konsistensi setiap data yang digunakan meskipun itu dilakukan dalam waktu ke waktu yang berbeda sehingga hasil pengukuran tidak akan berubah ( Harrison Zulganef,2006) Dalam hal melakukan uji reabilitas pada spss uji signifikansi dilakukan pada taraf a = 0,05 instrument dari penelitian dapat dikatakan reliable bila nilai dari alpha lebih besar dari r tabel. Uji reabilitas dapat dijelaskan pada rumus berikut

13 19 Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: Note: Dari rumus diatas dapat disimpulkan sebagai berikut - Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna - Jika alpha antara 0,70 0,90 maka reliabilitas tinggi - Jika alpha antara 0,50 0,70 maka reliabilitas moderat - Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah Uji Validitas adalah suatu pengukuran dimana variable yang digunakan untuk pengukuran memang benar benar variable yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, 2006) Uji Validitas Item dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS. SPSS adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis statistika. SPSS dipublikasikan oleh SPSS Inc. SPSS merupakan salah satu program yang paling banyak digunakan untuk analisis statistika ilmu sosial. Selain analisis statistika, manajemen data dan dokumentasi data juga merupakan fitur-fitur dari software dasar SPSS.Untuk proses ini dalam SPSS, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut.

14 20 Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel 0,25. Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran seorang peneliti serta malah mengacaukan hasil dari penelitian. 2.7 Model ADDIE Model ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations.Model ini lebih rasional dan lebih lengkap daripada model 4D, model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar (Endang Mulyatiningsih 2012). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry 1996 untuk merancang sistem pembelajaran.berikut ini uraian pada setiap tahap pengembangan model yaitu 1. Analysis Kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan model/metode pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru. Adanya masalah dalam model/metode pembelajaran yang sudah diterapkan, sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik, dsb. 2. Design Tahap desain memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Rancangan model/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya. 3. Development Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Disusun kerangka konseptual penerapan model/metode pembelajaran baru dan direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan.sebagai contoh, pada tahap design telah dirancang penggunaan model baru yang masih konseptual, maka pada tahap pengembangan dibuat perangkat pembelajaran dengan model baru tersebut seperti RPP, media dan materi pelajaran.

15 21 4. Implementation Pada tahap ini diimplementasikan rancangan model tersebut pada situasi yang nyata dan dilakukan evaluasi awal untuk member umpan balik pada penerapan model berikutnya. 5. Evaluasi Evaluasi dilakukan pada tahap proses dan akhir kegiatan. Jika diterapkan pada model pembelajaran dilakukan evaluasi formatif dan sumatif.hasil evaluasi digunakan utnuk member umpan balik kepada pihak pengguna model. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh model baru tersebut. 2.8 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Dalam penyusunan dan pembuatan tulisan ini menggunakan diagram diagram yang menjadi dasar penulisan sebagai berikut Activity Diagram Activity diagram adalah sebuah alur kerja yang menggambarkan kegiatan berbagai pengguna, orang yang melakukan aktifitasnya masing masing dan aliran sekuensial kegiatan ini (Satzinger 2005,p144).

16 22 Berikut penjelasan mengenai simbol simbol atau notasi acticity diagram. Gambar 2.1 notasi activity diagram Gambar 2.2 contoh activity diagram

17 Event Table Event Table yaitu sebuah katalog dari usecase usecase yang mencatat semua kejadian pada baris dan bagian penting informasi tentang setiap kejadian ke dalam kolom kolom sehingga event table berupa baris dan kolom yang mewakili rincian kejadian masing masing(satzinger 2005,p174). Berikut penjelasan bagian bagian dari event table pertama event adalah daftar peristiwa dan aspek aspek penting dalam usecase, kedua trigger adalah sebuah sinyal yang memberitahu sistem bahwa suatu peristiwa sudah terjadi, ketiga source itu agen eksternal atau aktor yang mengirim data ke sistem, keempat response itu output yang dihasilkan dari sistem tersebut, kelima destination adalah tempat di mana setiap respon di kirim atau aktor yang menerima data dari sistem. Gambar 2.3 contoh event table Use Case Usecase yaitu sebuah diagram yang menggambarkan peran dari user dan bagaimana cara user berinteraksi dengan sistem (Satzinger 2005,p213). Pada usecase diagram terdapat beberapa komponen yaitu aktor (pemain),usecase (apa yang dilakukan/dikerjakan), relation (penunjuk).

18 24 Berikut penjelasan notasi pada usecase. Gambar 2.4 notasi usecase diagram Gambar 2.5 contoh usecase diagram

19 25 Makna include dan extend dalam usecase, include bahwa usecase induk harus memanggil usecase yang lain sedangkan extend apabila terjadi kejadian tertentu (misal lupa password) maka usecase anak akan memberitahu usecase induk Domain Model Class Diagram Domain model class diagram yaitu sebuah UML class diagram yang menampilkan hal hal penting oleh pengguna masalah domain kelas, atribut, dan asosiasi mereka(satzinger 2005,p184). Dalam class diagram terdapat notasi yaitu class yang berisi atribut dan method, struktur relasi class diagram asosiasi, agregasi, dan generalisasi. Gambar 2.6 contoh domain class diagram

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Endang Mulyatiningsih PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Endang Mulyatiningsih Mengajar merupakan tugas utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang kreatif akan selalu menciptakan ide-ide

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian diambil oleh peneliti dalam penyusunan skripsi adalah pada salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber energy yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencil case merek. dikarenakan wholesaler di Kota Surabaya menjanjikan.

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencil case merek. dikarenakan wholesaler di Kota Surabaya menjanjikan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencil case merek Shintoeng. Lokasi penelitian akan dilakukan di kota Surabaya. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

Diagram Use Case. Pertemuan 3

Diagram Use Case. Pertemuan 3 Diagram Use Case Pertemuan 3 Definisi Use Case Diagram Use Case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab Tinjauan Pustaka memuat uraian gambaran umum dan fungsi-fungsi pada perpustakaan, pengertian sistem informasi, dan kaitan antara perpustakaan dan sistem informasi. 2.1. Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah dalam memecahkan suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem Pada sub bab ini penulis akan menganalisis masalah yang ada dan menentukan kebutuhan dari sistem yang akan dibuat. 3.1.1 Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran (mixed methods). Menurut Creswell (2010, hlm. 5) penelitian campuran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto,

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian. Pada penelitian dalam proyek akhir ini, digunakan metode deskriptif dan asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto, M.A.,

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan Organisasi yang terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, serta dengan di dorong oleh perkembangan teknologi yang semakin pesat. Mengharuskan

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Agar penelitian dapat dijalankan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlunya diadakan desain penelitian. Desain yang akan dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini sudah berkembang sangat pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi informasi tidak bisa di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING Fakultas MKCU www.mercubuana.ac.id Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi & MarComm PENGENALAN E-LEARNING E-Learning

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : Pengenalan E-Learning. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : Pengenalan E-Learning. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : Pengenalan E-Learning Fakultas Ilmu Komputer Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Latar Belakang? 1 2 3 Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi di bidang pendidikan, dapat dilihat dari banyaknya media-media pembelajaran yang digunakan di masyarakat. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey 38 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti menguraikan ulasan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian,

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011 APLIKASI PEMBELAJARAN DAN NILAI BERBASIS WEB PADA SMP YSP PUSRI PALEMBANG Richa Rusmawati 2007240117 Rully

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005;01), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia semakin meningkat, tingginya persaingan antar lembaga pendidikan mengakibatkan setiap lembaga pendidikan harus dapat mengelola lembaga

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang E-learning atau electronic learning merupakan konsep pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan media elektronik. Perkembangan teknologi yang sangat maju di era

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai tempat, waktu dan subjek penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun mengenai hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pengertian metode penelitian menurut Sudiyono (2012) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, masyarakat tumbuh dan berkembang di era dimana masyarakat tidak pernah terlepas dari informasi serta memiliki ketergantungan akan teknologi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan hubungan antar variabel dalam satu kajian. Untuk menetapkan metode penelitian dalam praktek

Lebih terperinci

2.1 Dasar Teori E-Learning

2.1 Dasar Teori E-Learning 2.1 Dasar Teori 2.1.1 E-Learning Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan perbandingan antara dua kelompok data mengenai pengaruh Design dalam memenuhi Consumer Satisfaction. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pegawai merupakan asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang

Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang Hilmi Fuad 1, Zainul Hakim 2, Pramana Anwas Panchadria 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 3 Mahasiswa STMIK Bina Sarana

Lebih terperinci

Perancangan dan Evaluasi Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen

Perancangan dan Evaluasi Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen 69 Bab IV Perancangan dan Evaluasi Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen IV.1 Perancangan Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen Berdasarkan Perspektif Zachman Pada bab IV, telah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun Menurut Jogiyanto (2005), Rancang Bangun (desain) adalah tahap dari setelah analisis dari siklus pengembangan sistem yang merupakan pendefinisian dari kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi experiment dan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kampus Universitas Islam Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan BAB IV ANALISA DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Sebelum melakukan desain sistem yang akan dibuat, maka langkah yang pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan analisis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Soendoro dan Haryanto (2005), definisi dari sistem dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian assosiatif. Menurut Sugiyono (2008: p55), penelitian assosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting & Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Keboromo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Waktu pelaksanaan dimulai pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif adalah pendekatan yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun ini sangat pesat, seiring dengan perkembangan ini tuntutan akan informasi juga semakin besar. Media teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Merry Agustina Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Jalan A. Yani No. 12 Plaju Palembang 30264 merry_agst@mail.binadarma.ac.id Abstrak Seiring

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak di jalan Manunggal komplek KPAD, Bandung-Jawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dibuat ke dalam pendekatan penelitian korelasional, melalui pendekatan yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Pengumpulan data dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen merupakan metode yang sesuai dengan judul penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010: 107) metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Country of Origin terhadap konsumen dalam mengambil keputusan. Subjek dari penelitian ini adalah konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan atau yang disebut dengan Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang bertujuan menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Bisnis bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 29

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, toko batik dituntut untuk menerapkan strategi jitu terutama dalam pemasaran dan penjualan produknya.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International

Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Perancangan Sistem Informasi Penjualan dan Inventori pada PT. Oriental Chitra International Sitti Nurbaya Ambo, S.Kom Universitas Gunadarma e-mail : baya_ambo@yahoo.com ABSTRAK Perusahaan membutuhkan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian terhadap hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian terhadap hipotesis 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan, Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Variabel Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI mata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won- Moo Hur et al. (2011), Unit analisa dalam penelitian ini adalah individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu yang sekarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Untuk membatasi permasalahan dan penelitian maka ditetapkan jenis dan lokasi penelitian yang akan dilakukan. 1. Jenis Penelitian Berdasarkan perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010) pendekatan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, dan pengajaran dalam lingkungan pembelajarannya. Sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Didukung dengan adanya internet, akses terhadap informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Analisa sistem lama dilakukan untuk mengetahui dan memahami tentang alur sistem yang telah digunakan sebelumnya oleh perusahaan, dalam hal ini adalah Badan

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 1 (Usecase) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 OOAD (Object Oriented Analysis and Design) Salah satu pendekatan analisis dan desain yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, variable satu dengan variable yang lain. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dari

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Tahapan yang diperlukan didalam pembuatan suatu progaram yaitu menganalisis sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari

Lebih terperinci