BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Berdasarkan definisi
|
|
- Glenna Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Pengertian Auditing Audit merupakan tugas utama dari seorang akuntan publik, karena dengan fungsi ini seorang akuntan publik mempunyai kedudukan khusus memberikan pernyataan pendapat terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa audit harus dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu. Menurut Mulyadi (2010 : 9), auditing merupakan Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. 8
2 9 Menurut Arens et.al (2012: 24), definisi auditing adalah sebagai berikut : Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person. Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Auditing adalah suatu proses yang sistematis dan mengevaluasi bukti secara objektif serta mempunyai tujuan menetapkan tingkat kesesuaian informasi sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan dengan memberikan hasil laporan sesuai dengan informasi yang diperiksa kepada pemakai kepentingan. 2. Standar Auditing Terdapat standar auditing yang merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dikelompokan ke dalam tiga bagian, di antaranya Standar Umum, standar pekerjaan lapangan dan Standar pelaporan (SPAP :2011). Dalam banyak hal, standar-standar tersebut saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan lainnya.
3 10 Standar Umum a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mentalharus dipertahankan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalisnya dalam cermat dan seksama. Standar Pekerjaan Lapangan d. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. e. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan. f. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Standar Pelaporan. g. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. h. Laporan audit harus menunjukkkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
4 11 keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. i. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecualidinyatakan lain dalam laporan audit. j. Laporan audit harus memuat suatu pendapat mengenai laporan keuangan secaramenyeluruh atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diterima 3. Kualitas Audit Istilah kualitas audit mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. De Angelo (1981) dalam Alim,. dkk (2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Kualitas audit menjadi harapan dari pengguna jasa audit terutama publik atau pemegang saham yang menaruh harapan tinggi bahwa laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP tentunya merupakan laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu.
5 12 Dari pengertian tentang kualitas audit tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. 4. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh izin menjadi akuntan publik. (SK MenKeu No17/PMK.01/2008) tentang Jasa Akuntan Publik menyebutkan bahwa: Seorang akuntan publik harus memiliki pengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP. Berdasarkan ketentuan di atas, maka menjadi seorang auditor yang berpengalaman harus memiliki pengalaman minimal 5 (lima) tahun dan sekurang-kurangnya 500 jam. Auditor yang lebih berpengalaman akan lebih cepat tanggap dalam mendeteksi kekeliruan yang terjadi. Bertambahnya pengalaman kerja auditor juga akan meningkatkan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan dengan tingkat ketelitian yang
6 13 tinggi akan menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Pengalaman profesional auditor tidak hanya di nilai dari pendidikan formal yang didapat saja. Tetapi dapat juga diperoleh dari pelatihan-pelatihan, maupun review terhadap hasil pekerjaannya yang diberikan oleh auditor yang lebih berpengalaman. 5. Independensi Standar Auditing Seksi (SPAP : 2011) menyebutkan bahwa independensi bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian taknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahwa klien berusaha agar laporan keuangan yang dibuat oleh klien mendapatkan opini yang baik oleh auditor. Banyak cara dilakukan agar auditor tidak menemukan kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bahkan yang lebih parah lagi adalah kecurangan-kecurangan yang dilakukan tidak dapat dideteksi oleh auditor. Kondisi di lapangan, auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang seringkali mengganggu sikap mental independen auditor adalah
7 14 karena ia dibayar oleh klien atas jasanya, sebagai penjual jasa, auditor sering mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan klien dan mempertahankan sikap independen seringkali dapat menyebabkan hilangnya klien 6. Objektivitas Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan professional atau pertimbangan bisnisnya SPAP (2011). Setiap auditor harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajibannya (Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia, 1998 dalam Mulyadi (2010:57). Lebih lanjut Mulyadi (2010:57) menjelaskan, dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan objektivitas, yang harus cukup dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a. Adakalanya auditor dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya. Tekanan ini dapat mengganggu objektivitasnya. b. Adakalanya tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan semua situasi di mana tekanan-tekanan mungkin terjadi. ukuran kewajaran harus digunakan dalam menentukan standar untuk mengidentifikasi hubungan yang mungkin atau kelihatan dapat merusak objektivitas.
8 15 c. Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh lainnya untuk melanggar objektivitas harus dihindari. d. Memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang terlibat dalam pemberian jasa professional mematuhi prinsip objektivitas. e. Tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau entertainment yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak pantas terhadap pertimbangan professional mereka atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka, dan harus menghindari situasi-situasi yang dapat membuat posisi professional mereka ternoda. 7. Integritas Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Sukriah, 2009). Didalam SPAP (2011) prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi (auditor) untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Hendarjatno dan Rahardja (2003 : 118) dalam Rahayu (2013) menyatakan bahwa hal-hal berikut ini berhubungan dengan sikap-sikap yang menjadi elemen inegritas menurut pandangan umum, bahwa seorang akuntan publik :
9 16 a. Harus memegang teguh prinsip, b. Berprilaku terhormat yaitu dengan menghindarkan diri dari segala kecurangan dan praktek-praktek yang melanggar peraturan dan kode etik yang berlaku, c. Jujur, d. Memiliki keberanian untuk melakukan pengungkapan dan mengambil tindakan yang diperlukan, e. Melakukan tindakan berdasarkan pada keyakinan akan keilmuannya yang tidak ceroboh, dan f. Tidak bertindak dengan menuruti hawa nafsunya atau membenarkan filosofi tanpan memperhatikan prinsip dan peraturan yang berlaku. 8. Etika Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Etika bertujuan membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika berarti nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam Nurmayanti (2013), ada dua sasaran dalam kode etik, yaitu pertama, kode etik ini bermaksud untuk melidungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dari kaum professional. Kedua, kode etik ini bertujuan untuk melindungi keluhuran profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orangorang tertentu yang mengaku dirinya professional. Dengan demikian,
10 17 etikaprofesi merupakan nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh organsasi profesi akuntan yang mliputi kepribadin, kecakapan professional, tanggung jawab, pelaksanaan kode etik dan penafiran dan penyempurnan kode etik. B. Penelitian Terdahulu Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian-penelitian terdahulu sebagai referensi. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pengalaman kerja, independensi, objekifitas, integritas, etika dan kualitas hasil audit telah dilakukan. Diantaranya yang dilakukan oleh Sukriyah, dkk. (2009) yang menguji pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektivitas, integritas, kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berkerja pada Inspektorat sepulau Lombok. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja, objektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dengan demikian, semakin banyak pengalaman kerja, semakin objektif auditor melakukan pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki auditor, maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Sedangkan untuk independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Pada penelitian yang diteliti oleh Alim, dkk (2007) yang meneliti tentang pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan
11 18 etika auditor sebagai variabel moderasi. Populasi yang digunakan adalah seluruh auditor yang berada diwilayah Jawa Timur dengan teknik pengumpulan sampel adalah simple random sampling. Variabel independen yang digunakan adalah kompetensi, independensi sedangkan variabel dependen adalah kualitas audit. Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh pada kualitas audit adalah kompetensi dan independensi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ida Suraida (2005) tentang pengaruh etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit terhadap skeptisisme professional auditor dan ketepatan pemberian opini akuntan publik. Hasil penelitian ini menunjukkan etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor baik secara parsial maupun secara simultan. Kemudian etika, kompetensi, pengalaman audit, risiko audit dan skeptisisme profesional auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik baik secara parsial maupun secara simultan. Pada penelitian Setyorini (2011) yang meneliti tentang pengaruh kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit dengan variabel moderating pemahaman terhadap sistem informasi meyimpulkan bahwa semua variabel independen yang telah diuji berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian Ayuningtyas (2012) tentang pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektifitas, integritas dan kompetensi terhadap kualitas hasil audit menunjukan bahwa objektifitas, integritas dan kompetensi
12 19 mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit. Sedangkan pengalaman kerja dan independensi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Dan pada penelitan Linting (2013) yang berjudul pengaruh kompetensi, objektivitas, independensi, dan kinerja auditor internal terhadap kualitas audit pada BRI Inspektorat Makassar menyatakan bahwa kompetensi, independensi, dan kinerja auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan Objektifitas tidak berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit
13 20 Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1 Sukriah (2009) 2 Alim, dkk (2007) 3 Ida suraida (2005) 4 Setyorini (2011) Variabel Variabel independen : pengalaman kerja, independensi, objektifitas, integritas dan kompetensi Variabel dependen: kualitas hasil pemeriksaan. Variabel independen: Kompetensi dan independensi Variabel dependen: kualitas audit. Variabel independen : Etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit. Variabel Dependen: Skeptisisme profesional auditor dan ketepatan pemberian opini akuntan publik Variabel Independen: Kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu, dan pengalaman auditor. Variabel dependen: kualitas audit. Alat / Uji Sampel Sampel: 154 auditor yang bekerja di Inspektorat sepulau Lombok. Alat uji : Regresi Berganda. Sampel: Seluruh auditor yang berada di wilayah Jawa Timur Alat Uji: Regresi Berganda. Sample : Auditor KAP di Indonesia Alat Uji: Regresi Berganda. Sampel: 70 auditor pada KAP di Semarang. Alat Uji: Regresi berganda Hasil Penelitian Pengalaman kerja, objektifitas dan kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit berpengaruh terhadap skeptisisme professional auditor baik secara parsial maupun secara simultan. Kemudian etika, kompetensi, pengalaman audit, risiko audit dan skeptisisme professional auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini akuntan publik baik secara parsial maupun secara simultan. Semua variabel independen yang telah diuji berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. 5 Ayuningtyas (2012) 6 Linting (2013) Sumber : dari berbagai jurnal Variable Independen: pengalaman kerja, independensi, objektifitas, integritas dan kompetensi Variabel dependen: kualitas hasil Variable Independen: kompetensi, objektivitas, independensi, dan kinerja auditor internal. Variabel dependen: kualitas audit Sampel: Staf/pejabat pemeriksa dan auditor yang bekerja di Jawa Tengah Alat uji : Regresi Berganda. Sampel: 107 auditor internal pada BRI Inspektorat Makassar.orang. Alat uji : Regresi berganda Objektifitas, Integritas dan Kompetensi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit. Sedangkan pengalaman kerja dan independensi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi,, independensi, dan kinerja auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan objektifitas tidak berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit
14 21 C. Rerangka Pemikiran Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada responden yang akan diteliti yaitu auditor yang berkerja pada Kantor Akuntan Publik di Tangerang Pengalaman yang dimiliki auditor akan memberikan kontribusi yang tinggi bagi pengembangan tugas auditnya. Karena semakin sering audit yang auditor lakukan, maka semakin meningkatkan pula kualitas hasil auditnya. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, auditor mungkin menghadapi tekanan atau konflik dari objek yang diperiksa, berbagai tingkat jabatan, dan pihak lainnya. Dalam menghadapi semua itu seorang auditor harus profesional, berdasarkan fakta, dan tidak berpihak karena semua itu dapat mempengaruhi independensi auditor. Auditor harus tetap bersikap jujur dan terbuka kepada entitas yang diperiksa dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan. Sikap objektivitas seorang auditor bisa berpengaruh pada tingkat professional seorang auditor. Salah satunya adalah tekanan-tekanan yang ada disekelilingnya yang bisa menggangu tingkat objektivitas auditor dan mempengaruhi hasil dari kualitas audit. Kepercayaan publik dapat timbul dari sikap integritas auditor yang jujur dan transparent. Jika auditor jujur dan transparant, maka kepercayaan publik pada auditor tersebut semakin besar pada hasil audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut.
15 22 Etika bagi seorang auditor merupakan acuan untuk seorang auditor untuk bertindak secara bebas tetapi tetap dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga auditor bisa menjaga hubungannya dengan orang disekitarnya yang berhubungan langsung dengannya. Etika bertujuan membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan. D. Model Konseptual Berikut ini disajikan rerangka pikir penelitian secara ilustratif mengenai pengaruh pengalaman kerja, independensi, objektifitas, integritas dan etika terhadap kualitas hasil audit. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengalaman kerja (X1) (+) Independensi (X2) (+) Objektifitas Integritas (X3) (X4) (+) (+) (+) Kualitas Hasil Audit (Y) Etika (X5) (+) E. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Hasil Audit Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak jumlah jam terbang seorang auditor, maka semakin baik dan meningkat kualitas auditnya daripada
16 23 seorang auditor yang baru memulai kariernya. Hasil penelitian Setroyini (2011) menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Pengetahuan ini bisa didapat dari pendidikan formal yang diperluas dan ditambah antara lain melalui pelatihan dan pengalamanpengalaman dalam praktek audit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin meningkat kualitas hasil auditnya Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang bangun adalah: H1: Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. 2. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Hasil Audit Seluruh auditor harus independen terhadap klien ketika melaksanakan tugasnya. Selain itu, auditor harus mengambil keputusan yang konsisten dengan kepentingan publik dalam melakukan pemeriksaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, auditor mungkin menghadapi tekanan dan atau konflik dari objek yang diperiksa, berbagai tingkat jabatan, dan pihak lainnya yang dapat mempengaruhi independensi auditor. Dalam menghadapi tekanan ataukonflik tersebut, auditor harus profesional, berdasarkan fakta, dan tidak berpihak. Auditor harus bersikap jujur dan terbuka kepada entitas yang diperiksa dan para pengguna laporan hasil auditnya. Dalam hubungannya dengan auditor, independensi berpengaruh penting sebagai dasar utama agar auditor dipercaya oleh masyarakat umum. Alim, dkk (2007) menemukan bahwa independensinya berpengaruh signifikan terhadap
17 24 kualitas audit. Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Berbeda dengan penelitian Sukriah, dkk (2009) yang membuktikan bahwa independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis yang dibangun adalah: H2: Independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. 3. Pengaruh Objektifitas Terhadap Kualitas Hasil Audit Objektifitas sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain yang berkepentingan. Standar umum dalam Standar Audit APIP menyatakan bahwa dengan prinsip objektifitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Unsur yang dapat menunjang objektifitas antara lain (1) dapat diandalkan dan dipercaya, (2) tidak merangkap sebagai panitia tender, (3) tidak berangkat tugas dengan mencaricari kesalahan orang lain, (4) dapat mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan yang resmi, dan (5) didalam bertindak atau mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran yang logis (Sukriah dkk, 2009). Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi objektifitas maka akan semakin baik kualitas hasil auditnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H3: Objektifitas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit.
18 25 4. Pengaruh Integritas Terhadap Kualitas Hasil Audit Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Integritas yaitu sebagai suatu elemen karakter yang mendasari pengakuan profesional Sunarto (2003) dalam Sukriah (2009) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh integritas terhadap kualitas hasil audit dengan hipotesis yang dibangun adalah: H4: Integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit. 5. Pengaruh Etika Terhadap Kualitas Hasil Audit Guna meningkatkan kinerja auditor, maka auditor dituntut untuk selalu menjaga standar perilaku etis. Kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis berhubungan dengan adanya tuntutan masyarakat terhadap peran profesi akuntan, khususnya atas kinerja akuntan publik. Sehingga auditor dapat bertindak secara bebas namun tetap bertanggung jawab atas tindakannya. Masyarakat sebagai pengguna jasa profesi membutuhkan akuntan profesional. Maka dari itu diperlukan etika auditor yang sesuai dengan prinsip etika profesi dan kode etik untuk menunjang kinerja auditor. Apabila seorang auditor memiliki etika yang tidak baik, maka hal tersebut akan merusak kepercayaan
19 26 masyarakat terhadap profesi auditor. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang dibangun adalah: H5 : Etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (De Angelo, 1981). Deis dan Groux
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut:
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Audit 2.1.1.1 Pengertian Audit Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut: Auditing is accumulation
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Adanya hubungan keagenan, ketika terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (principals)
Lebih terperinci: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi seorang akuntan publik merupakan salah satu profesi kepercayaan bagi para pihak yang berkepentingan, di antaranya adalah kreditor, investor, pemilik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menurut Sony Keraf dan Robert Haryono (1995) adalah teori yang menjelaskan konflik yang terjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Agoes (2008:3), menyatakan bahwa auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Standar Auditing dan Jenis-jenis Audit 1. Pengertian Auditing Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien (Deangelo, 1981).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Hasil Pemeriksaan Kualitas audit diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dalam menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik yang dianggap terpercaya dan independen, menyebabkan profesi akuntan publik di tuntut untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Atribusi Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. Pihak kepala unit organisasi berperan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan. Jasa akuntan publik sering digunakan oleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajer
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajer selaku agen dengan pemilik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan teori 1. Teori agensi (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) adalah teori yang menjelaskan konflik yang terjadi antara pihak manajemen perusahaan selaku agen dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mengelola Negara yang mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Miller dan Bailey (2001), auditing adalah: An audit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pihak yang bisa melakukan audit atas laporan keuangan adalah auditor independen atau akuntan publik. Dalam hal ini, akuntan publik berfungsi sebagai pihak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Kualitas Audit a. Pengertian Audit Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang dilakukan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Informasi akuntansi tersebut dapat dilihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa auditor independen, yang umumnya disebut akuntan publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mengelola Negara yang mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha diberbagai negara di dunia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mencapai 5,2%
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas yang dihasilkan yang dinilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh KAP ini adalah jasa audit operasional,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing Seperti yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah, Kode Etik Akuntan merupakan salah satu faktor penting dalam profesi akuntan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Atribusi Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Kualitas Audit Sebagaimana dijelaskan oleh De Angelo (dalam Mulyadi, 2009), bahwa kualitas audit adalah probabilitas di mana seorang auditor menemukan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada perusahaan go public yang harus memberikan informasi berupa laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Audit 2.1.1 Pengertian Kualitas Audit Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan kualitas sebagai kemungkinan dimana or akan menemukan dan melaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. ekonomi yang dilakukan seseorang atau kelompok yang independen dan bertujuan untuk
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Auditing Pada umumnya audit merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap suatu kesatuan ekonomi yang dilakukan seseorang atau kelompok yang independen dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan bisnis saat ini telah menciptakan suatu kompetisi antar perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau organisasi yang dapat bertahan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataanpernyataan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam system akuntansi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut De Angelo (1981) dalam Ardini (2010) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan ( probability) di mana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Audit merupakan proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Elder dan Beasley dalam buku berjudul Auditing dan Jasa Assurance (2011:4) audit adalah pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam penelitian dan ditentukan hipotesis penelitian berdasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. variabel dependen dan variabel independennya. Dalam penelitian ini landasan teori
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar teori yang melandasi suatu penelitian, serta berisi mengenai penjelasan mengenai variabel yang terkait dan hubungan antara variabel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Agensi (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan mengenai hubungan agensi dengan menggunakan metamorfosa dari sebuah kontrak. Agensi teori bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal. Jensen dan Meckling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen
Lebih terperinciPengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-11 Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Literatur 2.1.1 Etika Auditor Munawir (1995), mengemukakan etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan pengumpulan data dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan suatu perusahaan, setiap perusahaan ingin terlihat baik dari perusahaan lain. Laporan keungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Audit Pengertian auditing menurut Arens (2010) yaitu : The accumulation and evaluation of evidence about information to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau menghasilkan barang maupun jasa kepada masyarakat. Sebagian besar perusahaan memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan pustaa baik definisi, konsep atau hasil penelitian yang berkaitan dengan kualitas kerja, serta menentukan teori yang digunakan
Lebih terperinci2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA
40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi yang berlandaskan kepercayaan dari masyarakat yang berperan penting dalam melakukan audit laporan keuangan suatu organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Sebelum revolusi industri, auditing belum merupakan suatu proses yang secara formal diakui. Akan tetapi, dokumen sejarah menunjukan sejak zaman kuno, orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya usaha-usaha dalam berbagai bidang menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Manajemen perusahaan bersaing merebut perhatian para investor agar
Lebih terperinciKode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
Legal Framework Akuntan > Prinsip Etika Akuntan KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Pemberlakuan dan Komposisi Pendahuluan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
Lebih terperinciGambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )
MODUL APLIKASI KOMPUTERISASI AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 2.2 HIRARKI STANDAR AUDITING Landasan Konseptual Landasan Konseptual Umum Pekerjaan Lapangan Pelaporan Keahlian dan pelatihan teknis yang
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai
BAB1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu instansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa akuntan publik yang diberikan bagi pemakai informasi keuangan dalam suatu perusahaan. Dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Auditing Arens, et al., (2012:4) mendefinisikan auditing sebagai berikut: Auditing is the accumulation and evaluation
Lebih terperinciKODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA
KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengkomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat penting dalam dunia bisnis. Seorang akuntan publik diharapkan banyak orang untuk dapat meletakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan keadaan ekonomi saat ini mengacu pada globalisasi, yang berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara di dunia. Pengaruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsisten tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi dari kinerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang meningkat di Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang ada di BEI pada tahun 2013 sebanyak 494
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Audit secara umum memiliki unsur penting yang diuraikan Mulyadi (2009:9) yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit, menurut Mulyadi (2002: 5). Jasa seorang auditor sekarang ini banyak digunakan oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara yang dikelola oleh pemerintahan selalu mencakup penggunaan dana yang cukup besar jumlahnya untuk melaksanakan aktivitas pemerintahan. Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada kepercayaan publik. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing sektor publik memiliki peran penting dan strategis dalam perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui auditing sektor publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal dari pemilik tetapi modal dari masyarakat. Perusahaan yang membutuhkan modal dari
Lebih terperinci