BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN"

Transkripsi

1 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 4.1 Rancangan Sitem yang Diusulkan Perancangan SPK dibagi menjadi empat tahap: 1. Perancangan SPK Modal Kerja SPK Modal Kerja dirancang sesuai langkah-langkah yang disebutkan oleh Lars Mathiassen. Dimana perancangan dibagi menjadi beberapa langkah seperti Problem Domain, Application Domain, Architectur Design dan Component Design. 2. Perancangan sub sistem manajemen data Merupakan data yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan modal kerja. Sub sistem manajemen data akan dibuat dengan menggunakan Microsoft Access Sedangkan hubungan antar data akan digambarkan dengan menggunakan Class Diagrams. 3. Perancangan sub sistem manajemen model Sub sistem manajemen model dirancang dengan AHP dan simulasi. 4. Perancangan sub sistem manajemen user interface Sub sistem ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio Sedangkan hubungan antar user interface akan digambarkan dengan menggunakan Navigation Diagrams.

2 Rancangan Sistem Pendukung Keputusan Modal Kerja Rich Picture Gambar 4.1 Rich Picture Dari Rich Picture di atas dapat dilihat bahwa DSS modal kerja telah menggantikan proses kerja manual menjadi terkomputerisasi sesuai dengan yang diharapkan. Laporan yang sudah dihasilkan di serahkan kepada Manajer Bagian Keuangan untuk ditandantangani kemudian ditunjukan kepada Direktur Class Diagrams

3 99 Gambar 4.2 Class Diagram Dari class diagram di atas dapat dibuat event table sebagai berikut:

4 100 Tabel 4.1 Event Table Event Class Setting Modal Kerja Hasil La poran Keuangan Perusahaan User Lembaga Pemberi Pinjaman Nilai Lembaga Pemberi Pinjaman Login V Input V V V V Disimpan V V V V V V V Dicetak V V V V V V Ambil Data V V V V V Diurutkan V Dihitung V Structure Dari class diagram di atas maka dapat diketahui structure dari SPK yang disarankan. Pada gambar 4.3 berikut, terlihat struktur tunggal dari class User tanpa pola hubungan asosiasi, generalisasi ataupun agregasi.

5 101 Gambar 4.3 Structure class User Pada gambar 4.4 berikut, terlihat struktur tunggal dari class Modal Kerja tanpa pola hubungan asosiasi, generalisasi ataupun agregasi. Gambar 4.4 Structure class Modal Kerja Pada gambar 4.5 berikut, terlihat struktur tunggal dari class Setting tanpa pola hubungan asosiasi, generalisasi ataupun agregasi. Gambar 4.5 Structure class Setting Pada gambar 4.6 berikut, terlihat struktur tunggal dari class Setting tanpa pola hubungan asosiasi, generalisasi ataupun agregasi.

6 102 Gambar 4.6 Structure class Hasil Pada gambar 4.7 berikut, terlihat struktur class Laporan Keuangan Perusahaan memiliki pola hubungan generalisasi yang menggambarkan bahwa untuk mengetahui keadaan dan kebutuhan modal kerja perusahaan dibutuhkan dua laporan keuangan perusahaan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi. Gambar 4.7 Structure class Laporan Keuangan Perusahaan Pada gambar 4.8 berikut, terlihat struktur class Lembaga Pemberi Pinjaman yang terdiri dari class Lembaga Pemberi Pinjaman dan Nilai Lembaga Pemberi Pinjaman memiliki pola hubungan asosiasi. Hal ini disebabkan karena satu data

7 103 lembaga pemberi pinjaman akan terhubung satu data nilai lebaga pemberi pinjaman tersebut. Dalam sistem yang dibangun nilai lembaga pemberi pinjaman dipengaruhi oleh data lembaga pemberi pinjaman tersebut. Di sini dapat terlihat bahwa satu data lembaga pemberi pinjaman terhubung dengan satu data nilai lembaga pemberi pinjaman. Gambar 4.8 Structure class Lembaga Pemberi Pinjaman Behavior Dari Class Diagram di atas dapat digambarkan behavior dari setiap class dengan menggunakan State Chart Diagram berikut ini: 1. Class User dimulai dengan dibuat sehingga statusnya menjadi terdaftar. Selama terdaftar User dapat melakukan login sehingga statusnya menjadi aktif dan melakukan input, ubah password, cetak, simpan data dan jika semua aktivitas telah selesai pilih logout. Class User akan berakhir saat dihapus dari database.

8 104 Gambar 4.9 State Chart Diagram class User 2. Class Modal Kerja diawali saat program dijalankan sehingga statusnya menjadi aktif. Selama status aktif dapat melakukan perurutan, perhitungan, penyetakan dan penyimpanan data. Setelah semua aktivitas tersebut program dapat diclose untuk mengakhirinya. Gambar 4.10 State Chart Diagram class Modal Kerja 3. Class Setting diawali saat Class dibuat sehingga statusnya menjadi aktif. Selama aktif Class ini dapat diinput dan disimpan. Jika sudah tidak diperlukan kembali maka Class dapat dihapus.

9 105 Gambar 4.11 State Chart Diagram class Setting 4. Class Hasil diawali saat Class dibuat sehingga statusnya menjadi aktif. Selama aktif Class ini dapat dicetak dan disimpan dan di masa depan dapat diambil datanya sebagai referensi. Jika sudah tidak diperlukan kembali maka Class dapat dihapus. Gambar 4.12 State Chart Diagram class Hasil 5. Class Laporan Keuangan Perusahaan diawali saat Class dibuat sehingga statusnya menjadi aktif. Selama dalam status aktif Laporan Keuangan Perusahaan dapat diambil datanya, dicetak dan disimpan. Laporan Keuangan Perusahaan yang terlalu lama bisa dihapus jika sudah tidak diperlukan.

10 106 Gambar 4.13 State Chart Diagram class Laporan Keuangan Perusahaan 6. Class Lembaga Pemberi Pinjaman diawali saat Class dibuat sehingga statusnya menjadi aktif. Setelah statusnya menjadi aktif maka dapat menginput data lembaga pemberi pinjaman, mencetak, menyimpannya dan di masa depan saat dibutuhkan dapat diambil kembali. Class ini berakhir saat dihapus. Gambar 4.14 State Chart Diagram class Lembaga Pemberi Pinjaman 7. Class Nilai Lembaga Pemberi Pinjaman diawali saat Class dibuat sehingga statusnya menjadi aktif. Setelah statusnya menjadi aktif maka dapat dilakukan input data nilai dari lembaga pemberi pinjaman, mencetak, menyimpannya dan di masa depan saat dibutuhkan dapat diambil kembali. Class ini berakhir saat dihapus.

11 107 Gambar 4.15 State Chart Diagram class Nilai Lembaga Pemberi Pinjaman Usage Uses Case dari sistem pendukung keputusan modal kerja yang disarankan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

12 108 Use Case Sistem Pendukung Keputusan Modal Kerja Login Ubah Password Seting DSS Menjalankan Program Modal Kerja Menjalankan DSS Menjalankan simulasi Petugas Bagian Keuangan Mengisi kriteria pemilihan Mengisi kriteria pemilihan Save dan print hasil Save dan print hasil Mengupdate data lembaga pemberi pinjaman dan nilainya Mencetak Laporan Keuangan Perusahaan Gambar 4.16 Use Case

13 109 Hanya terdapat satu aktor pada use case yaitu Petugas Bagian Keuangan yang berwenang dalam menjalankan sistem. Untuk menjalankan sistem Petugas Bagian Keuangan melakukan login. Setelah sistem berjalan Petugas Bagian Keuangan dapat mengubah password, menjalankan program modal kerja, mengupdate data lembaga pemberi pinjaman dan nilainya, mencetak laporan keuangan. Jika telah selesai menggunakan sistem Petugas Bagian Keuangan melakukan logout untuk mematikan sistem Function Sequence diagram dari SPK Modal Kerja yang disarankan sebagai berikut: 1. Sequence diagram login Gambar 4.17 Sequence diagram login

14 Sequence diagram ubah password Gambar 4.18 Sequence diagram ubah password 3. Sequence diagram Setting DSS Gambar 4.19 Sequence diagram Setting DSS

15 Sequence diagram menjalankan program modal kerja Window Modal Kerja Status Keuangan Perusahaan D ataba se Ni la i Lembaga Pemberi Pinjaman Petugas Bagian Keuang an Pilih_Run_Modal_Kerja Get_Data_Modal_Kerja Get_Data_Modal_Kerja Result Entry_jumlah_peminjaman Entry_lama_peminjaman Entry_Matrix_Utama Entry_Matrix_Perjanjian_Pinjaman Entry_ Matrix _Lem baga _ Pem beri _Pinjaman Entry_Matrix_Perjanjian_Pinjaman Compute Get_Data_Nilai_Lembaga_Pemberi_Pinjaman Re su lt Pi li h_ An al isa _S en si ti vitas Entry_Matrix_Analisa_Sensitivitas Compute Get_Data_Nilai_Lembaga_Pemberi_Pinjaman Result Save Print Close Gambar 4.20 Sequence diagram menjalankan program modal kerja

16 Sequence diagram menjalankan program simulasi Gambar 4.21 Sequence diagram menjalankan program simulasi

17 Sequence diagram mengupdate data lembaga dan nilainya Gambar 4.22 Sequence diagram mengupdate data lembaga dan nilainya 7. Sequence diagram print laporan keuangan perusahaan Gambar 4.23 Sequence diagram print laporan keuangan perusahaan Criteria

18 114 Kriteria dari SPK Modal Kerja yang disarankan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tabel 4.2 Tabel Criteria Criterion Very important Important Less important Irrelevant Easily fulfiled Usable Secure Efficient Correct Reliable Maintainable Testable Flexible Comprehensible Reusable Portable Interoperable Penjelasan dari kriteria SPK Modal Kerja sebagai berikut: 1. Usable: Kriteria ini digolongkan ke dalam katagori sangat penting karena SPK Modal Kerja yang sedang di bangun haruslah dapat digunakan. 2. Secure: Kriteria ini digolongkan kedalam katagori penting karena didalam SPK Modal Kerja terdapat data-data penting perusahaan. Sehingga keamanan terhadap akses yang tidak

19 115 diijinkan/diotorisasi perlu dicegah dengan menggunakan proteksi password dari petugas berwenang. 3. Efficient: Diharapkan faktor ekonomis dari SPK Modal Kerja tidak akan membebani perusahaan sebab pada umumnya selain sistem, fasilitas yang diperlukan telah dimiliki oleh perusahaan. Hal ini membuat kriteria efficient masuk ke dalam katagori penting. 4. Correct: Kriteria ini tergolong sangat penting sebab kebutuhan untuk memenuhi masalah modal kerja sangatlah vital bagi kelangsungan perusahaan. Oleh sebab itu diharapkan SPK Modal Kerja dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. 5. Reliable: Seperti telah disebutkan di atas pemenuhan kebutuhan modal kerja sangat vital bagi perusahaan sehingga laporan yang dihasilkan SPK Modal Kerja sangatlah penting. Namun lebih penting adalah keakuratan dari laporan yang dihasilkan sistem tersebut. Hal ini dikarenakan keputusan yang akan diambil berdasarkan hasil laporan SPK Modal Kerja. Sehingga kemampuan sistem untuk menghasilkan laporan yang akurat tergolong dalam kriteria sangat penting. 6. Maintainable: Dikarenakan sistem akan digunakan dalam jangka waktu yang lama maka biaya perawatan dan tingkat kesulitannya harus diperhatikan. SPK Modal Kerja yang disarankan diharapkan tidak memerlukan banyak biaya dan usaha untuk memperbaikinya di masa depan. Oleh sebab itu kriteria ini digolongkan sebagai penting.

20 Testable: Sistem yang akan dibangun dipastikan telah diuji coba sebelum digunakan sehingga dapat dipastikan telah berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu kriteria ini tergolong sebagai mudah dipenuhi sebab pasti akan dilakukan. 8. Flexible: Sistem Pendukung Keputusan Modal Kerja seperti namanya merupakan sistem yang dibuat untuk suatu fungsi dan telah memiliki spesifikasi rancangan dan algoritma tersendiri. Oleh sebab itu perubahan pada sistem digolongkan ke dalam tidak penting karena keterbatasan perubahan. 9. Comprehensible: Sangatlah penting untuk memahami sistem ini sebab laporan yang dihasilkan oleh sistem ini sangat berguna bagi perusahaan. Oleh sebab itu pemahaman dari sistem tergolong sebagai katagori sangat penting. 10. Reusable: Sistem ini dirancang dengan rancangan tersendiri dan memiliki algoritma tersendiri. Oleh sebab itu akan sulit jika di masa depan sebagian atau keseluruhan sistem ini digunakan untuk membangun sistem baru. Akan lebih mudah bagi perusahaan jika ingin membuat sistem baru dari awal dibanding menggunakan bagian dari sistem ini, terutama pada kesulitan mengenali bahasa program yang digunakan programer untuk membuatnya. Oleh sebab itu kriteria ini tergolong kurang penting. 11. Portable: SPK Modal Kerja yang akan dibangun akan digunakan dari satu lokasi saja yaitu kantor bagian keuangan dan sistem tidak bisa dipindahkan sebab sistem memiliki

21 117 kemampuan akses ke dalam data perusahaa. Oleh sebab itu kriteria ini tidak relevan dan tidak diperlukan. 12. Interoperable: SPK Modal Kerja seperti namanya merupakan sistem pendukung yang akan menjadi bagian dari sistem terdahulu di bagian keuangan perusahaan. Oleh sebab itu perlu diperhatikan pentingnya agar sistem dapat disatukan dengan sistem terdahulu dan biaya yang akan dikeluarkan untuk menyatukannya. Hal ini menyebabkan kriteria Interoperable digolongkan sebagai penting bagi sistem Rancangan Sub Sistem Manajemen Data Spesifikasi Database Data yang digunakan dalam aplikasi SPK modal kerja adalah: Tabel 4.3 Spesifikasi Database User Nama: User Primary Key: NomorPegawai Keterangan: Petugas yang berhak menjalankan applikasi SPK Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan Nomor Pegawai Text 6 Nomor pegawai Nama Text 20 Nama pegawai Jabatan Text 20 Nama jabatan Password Text 10 Password pegawai Tabel 4.4 Spesifikasi Database Laporan Keuangan Perusahaan Neraca Nama: Laporan Keuangan Perusahaan Neraca Primary Key: Nomor Akun Keterangan: Laporan Keuangan Neraca tahun 2007 PT. X

22 118 Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan No Auto 3 Nomor urut numbering No Perkiraan Number 3 Nomor Perkiraan Akuntansi Deskripsi Text 20 Nama Perkiraan Akuntansi Status Text 6 Saldo berada di debet atau kredit Saldo Currency 20 Saldo dari akun Tabel 4.5 Spesifikasi Database Laporan Keuangan Perusahaan Laporan Laba Rugi Nama: Laporan Keuangan Perusahaan Laporan Laba Rugi Primary Key: Deskripsi Keterangan: Laporan Keuangan Laba Rugi tahun 2007 PT. X Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan Deskripsi Text 20 Nama Perkiraan Akuntansi Rupiah Text 20 Saldo dari akun Tabel 4.6Spesifikasi Database Setting Nama: Setting Primary Key: Solusi DSS Keterangan: Petugas yang berhak menjalankan applikasi SPK Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan Solusi DSS Text 20 Solusi yang akan diambil dalam DSS Jika Lebih Dari atau Sama Dengan Currency 20 Batas bawah dari syarat agar solusi diambil Sampai Kurang Dari Currency 20 Batas atas dari syarat agar solusi diambil Tabel 4.7 Spesifikasi Database Lembaga Pemberi Pinjaman Nama: Lembaga Pemberi Pinjaman Primary Key: No LPP Keterangan: Daftar tarif pinjaman yang bank tawarkan

23 119 Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan No. LPP Auto numbering 3 Nomor urut lembaga pemberi pinjaman Tanggal Date Tanggal input Nama Bank Text 20 Nama bank Alamat Text 30 Alamat bank SBI Number 2 Tingkat suku bunga Bank Indonesia Jika Meminjam dari (tahun) Number 2 Awal jangka pinjaman Sampai (tahun) Number 2 Akhir jangka pinjaman Dari Jumlah (Rupiah) Currency 12 Batas bawah pinjaman Sampai Jumlah (rupiah) Currency 12 Batas atas Pinjaman Tarif Bunga Pinjaman (%) Number 2 Tarif bunga pinjaman dalam persen Tarif Biaya Admin (%) Number 2 Tarif biaya administrasi yang dikenakan terhadap peminjaman sebesar persentase dari pinjaman diberikan Tarif Denda (%) Number 2 Tarif denda yang dikenakan jika perusahaan telat membayar pinjaman sebesar persentase dari pinjaman Tarif Jaminan yang Diminta (%) Tarif Pengendapan Dana (%) Number 2 Jumlah jaminan yang diminta oleh bank sebesar persentase dari peminjaman Number 2 Tarif dana yang harus diendapkan sebagai syarat peminjaman sebesar persentase dari pinjaman Citra Text 10 Reputasi lembaga secara umum Kesehatan Lembaga Text 10 Keadaan lembaga secara umum Lama Berdiri (tahun) Number 2 Lama lembaga telah berdiri Opsi Mengosiasikan Text 10 Ada tidaknya opsi

24 120 Ulang Perjanjian untuk menegosiasikan ulang perjanjian Flexibilitas Text 10 Kemampuan lembaga untuk menyesuaikan perjanjian sesuai keinginan Kemudahan Menegosiasikan perusahaan Text 10 Kemudahan yang diberikan selama dilakukannya negosiasi dan prosesnya Tabel 4.8 Spesifikasi Database Penilaian Lembaga Pemberi Pinjaman Nama: Lembaga Pemberi Pinjaman Primary Key: No Keterangan: Daftar tarif pinjaman yang bank tawarkan Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan No. NLPP Auto numbering 3 Nomor urut nilai lembaga pemberi pinjaman Tanggal Date Tanggal input Nama Bank Text 20 Nama bank Alamat Text 30 Alamat bank SBI Number 2 Tingkat suku bunga Bank Indonesia Jika Meminjam dari (tahun) Number 2 Awal jangka pinjaman Sampai (tahun) Number 2 Akhir jangka pinjaman Dari Jumlah (Rupiah) Currency 12 Batas bawah pinjaman Sampai Jumlah (rupiah) Currency 12 Batas atas Pinjaman Nilai tarif Bunga Pinjaman (%) Number 2 Hasil penilaian tarif bunga pinjaman dalam persen Nilai tarif Biaya Admin (%) Number 2 Hasil penilaian tarif biaya administrasi yang dikenakan terhadap peminjaman sebesar persentase dari pinjaman diberikan Nilai tarif Denda (%) Number 2 Hasil penilaian tarif

25 121 Nilai tarif Jaminan yang Diminta (%) Nilai tarif Pengendapan Dana (%) denda yang dikenakan jika perusahaan telat membayar pinjaman sebesar persentase dari pinjaman Number 2 Hasil penilaian jumlah jaminan yang diminta oleh bank sebesar persentase dari peminjaman Number 2 Hasil penilaian tarif dana yang harus diendapkan sebagai syarat peminjaman sebesar persentase dari pinjaman Nilai citra Number 2 Hasil penilaian reputasi lembaga secara umum Nilai kesehatan Lembaga Number 2 Hasil penilaian keadaan lembaga secara umum Nilai lama Berdiri (tahun) Nilai opsi Mengosiasikan Ulang Perjanjian Number 2 Hasil penilaian lama lembaga telah berdiri Number 2 Hasil penilaian ada tidaknya opsi untuk menegosiasikan ulang perjanjian Nilai flexibilitas Number 2 Hasil penilaian kemampuan lembaga untuk menyesuaikan perjanjian sesuai keinginan perusahaan Nilai kemudahan Menegosiasikan Number 2 Hasil penilaian kemudahan yang diberikan selama dilakukannya negosiasi dan prosesnya Tabel 4.9 Spesifikasi Database Hasil Nama: Hasil Primary Key: Solusi yang Direkomendasikan

26 122 Solusi yang Direkomendasikan Keterangan: Hasil SPK berupa solusi yang disarankan Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan Text 30 Solusi modal kerja yang direkomendasikan SPK Nama Lembaga Text 20 Nama lembaga Alamat Text 50 Alamat lembaga Nilai DSS Number 5 Nilai SPK dari solusi yang direkomendasikan Rancangan Sub Sistem Manajemen Model Struktur Hirarki SPK Modal Kerja Kriteria utama yang digunakan dalam SPK modal kerja terdiri dari tiga kriteria utama, di mana masing-masing memiliki kriteria tersendiri. Kriteria utama yaitu: Perjanjian Pinjaman, Lembaga Pemberi Pinjaman dan Pelayanan Proses Peminjaman. Untuk lebih jelasnya kriteria utama dan masing-masing subkriteriannya dapat dilihat pada gambar berikut:

27 Gambar 4.24 Hirarki Kriteria 123

28 Penjabaran dari Kriteria yang Digunakan Penjabaran dari kriteria utama dan sub dari masing-masing kriteria yang digunakan dalam SPK Modal Kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.10 Penjabaran Kriteria Utama SPK Modal Kerja No. Kriteria Utama Keterangan 1 Perjanjian Pinjaman Isi dari perjanjian peminjaman 2 Lembaga Pemberi Pinjaman Status dari lembaga pemberi pinjaman 3 Pelayanan Proses Peminjaman Layanan dan fasilitas yang diberikan selama proses dan setelah peminjaman. Tabel 4.11 Penjabaran Sub Kriteria Perjanjian Pinjaman No. Sub Kriteria Keterangan 1 Tarif Bunga Tarif bunga yang dikenakan pada peminjaman 2 Tarif Admin Tarif biaya administrasi yang dikenakan pada proses peminjaman 3 Tarif Denda Tarif denda yang dikenakan jika terjadi keterlambatan pembayaran peminjaman 4 Tarif Jaminan Tarif besar jaminan yang diminta oleh lembaga pemberi pinjaman atas pinjaman diberikan 5 Tarif Pengendapan Dana Tarif besar dana yang harus diendapkan sebagai syarat peminjaman

29 125 Tabel 4.12 Penjabaran Sub Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman No. Sub Kriteria Keterangan 1 Citra Reputasi lembaga pemberi pinjaman secara umum 2 Kesehatan Lembaga Keadaan/kesehatan Lembaga pemberi keuangan 3 Lama Berdiri Lama lembaga keuangan berdiri Tabel 4.13 Penjabaran Sub Kriteria Pelayanan Proses Peminjaman No. Sub Kriteria Keterangan 1 Opsi Menegosiasikan Ulang Perjanjian Ada tidaknya opsi untuk menegosiasikan ulang perjanjian pinjaman di masa depan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 2 Flexibilitas Kemampuan lembaga pemberi pinjaman untuk menyesuaikan perjanjian dengan keinginan perusahaan. 3 Kemudahan Negosiasi Kemudahan yang diberikan dalam proses negosiasi peminjaman Standard Skala Penilaian Standar skala penilaian untuk setiap sub kriteria yang ada pada kriteria utama dapat dilihat tabel di bawah ini:

30 126 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria dari Perjanjian Pinjaman: Tabel 4.14 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Bunga Tingkat Keadaan Nilai Lebih dari Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) + 4% 1 Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) + 4% 5 Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) + (1-3)% 7 Sama dengan SBI atau bahkan kurang 9 Tabel 4.15 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Admin Tingkat Keadaan Nilai Biaya Admin lebih dari 1% pokok pinjaman 1 Biaya Admin sebesar 1% dari pokok pinjaman 6 Tidak ada biaya admin 9 Tabel 4.16 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Denda Tingkat Keadaan Nilai Tarif Denda lebih 2,5% dari pokok pinjaman 1 Tarif Denda sebesar 2% sampai 2,4% dari pokok pinjaman 5 Tarif Denda sebesar 1% sampai 1,9% dari pokok pinjaman 7 Tarif Denda sebesar 1% dari pokok pinjaman 9 Tabel 4.17 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Jaminan Tingkat Keadaan Nilai Jaminan lebih dari 135% dari nilai pinjaman 1

31 127 Jaminan sebesar 125% sampai 135% dari nilai pinjaman 5 Jaminan sebesar 100% sampai 124% dari nilai pinjaman 7 Jaminan sebesar 100% dari nilai pinjaman 9 Tabel 4.18 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Pengendapan Dana Tingkat Keadaan Nilai Adanya kewajiban pengendapan dana lebih 1 milliar rupiah 1 Adanya kewajiban pengendapan dana sebesar 500 juta sampai 1 milliar 5 rupiah Adanya kewajiban pengendapan dana sampai 499 juta rupiah 7 Tidak ada pengendapan dana 9 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria dari Lembaga Pemberi Pinjaman: Tabel 4.19 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Citra Tingkat Keadaan Nilai Memiliki reputasi yang tidak baik 1 Belum jelas/tidak diketahui/masih baru 5 Memiliki reputasi yang cukup baik secara umum 7 Memiliki reputasi yang sempurna 9 Tabel 4.20 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Kesehatan Lembaga Tingkat Keadaan Nilai Tidak sehat 3

32 128 Sehat 6 Sangat Sehat 9 Tabel 4.21 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Lama Berdiri Tingkat Keadaan Nilai Berumur kurang dari 4 tahun 1 Telah berdiri 5 tahun sampai 14 tahun 5 Telah berdiri 15 tahun sampai 25 tahun 7 Lebih dari 25 tahun 9 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria dari Pelayanan Proses peminjaman: Tabel 4.22 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Opsi Menegosiasikan Ulang Perjanjian Tingkat Keadaan Nilai Tidak ada opsi menegosiasikan ulang perjanjian 1 Ada opsi menegosiasikan ulang perjanjian 9 Tabel 4.23 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Flexibilitas Tingkat Keadaan Nilai Tidak mampu mengubah peraturan proses perjanjian peminjaman 1 Mampu menyesuaikan perjanjian peminjaman sesuai yang diinginkan 9

33 129 Tabel 4.24 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Kemudahan Negosiasi Tingkat Keadaan Sulit bernegosiasi sehingga baik karena proses panjang maupun pelayanan 1 Nilai yang buruk Proses negosiasi standard dan berjalan secara wajar 6 Negosiasi dapat dilakukan dengan mudah dan tidak banyak menghabiskan 9 waktu serta perlakuan yang istimewa Analisis Keputusan Untuk melakukan analisis keputusan, perlu dilakukan langkah-langkah perhitungan untuk mengetahui tingkat konsistensi matriks keputusan yang dibuat. Adapun langkah-langkah serta hasil perhitungan untuk setiap kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam SPK Modal Kerja sebagai berikut: Kriteria Utama Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, matriks pairwise comparison untuk setiap kriteria yang diperbandingkan harus terlebih dahulu dibuat. Matriks untuk kriteria utama dapat dilihat pada tabel 4.35 berikut: Tabel 4.25 Matriks Perbandingan Kriteria Utama Modal Kerja Perjanjian Pinjaman Perjanjian Lembaga Pemberi Pelayanan Proses Pinjaman Pinjaman Peminjaman 1 3 5

34 130 Lembaga Pemberi Pinjaman Pelayanan Proses Peminjaman 1/ /5 1/2 1 Contoh langkah-langkah perhitungan: 1. Hitung vi untuk setiap baris matriks: v1 = v2 = v3 = x 3 x 5 = 2,4662 1/3 x 1 x 2 = 0,8736 1/5 x 1/2 x 1 = 0,4642 Total v = 3, Normalisasikan vi untuk mendapatkan wi (weight): w1 = 2,4662 / 3,804 = 0,6483 w2 = 0,8736 / 3,804 = 0,2297 w3 = 0,4642 / 3,804 = 0, Mencari λi dan λmaks di mana proses perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.26 Perhitungan λ i dan λ maks Kriteria Utama Perhitungan Hasil λ 1 = ( (0,6483 x 1) + (0,2297 x 3) + (0,122 x 5) ) / 0,6483 = (0, , ,61) / 0,6483 = 3,0039 λ 2 = ( (0,6483 x 1/3) + (0,2297 x 1) + (0,122 x 2) ) / 0,2297 = (0, , ,244) / 0,2297 = 3,0030 λ 3 = ( (0,6483 x 1/5) + (0,2297 x 1/2) + (0,122 x 1) ) / 0,122 = (0, , ,122) / 0,122 = 3,0042 Total = 9,0111 λ ma ks = ( 9,0111 / 3) = 3, Mencari nilai Consistency index (CI) dan Consistency Ratio (CR):

35 131 CI = (3,0037 3) / 2 = 0,00185 CR = 0,00185 / 0.58 = 0,00319 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks kriteria utama konsisten karena CR = 0,00319 < 0,1 sehingga konsistensi dari pemilihan kriteria utama adalah memuaskan dan dapat digunakan dalam AHP. Rangkuman hasil perhitungan konsistensi matriks kriteria utama dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Konsistensi Matriks Kriteria Utama Promosi v w Λ Perjanjian Pinjaman Lembaga Pemberi Pinjaman Pelayanan Proses Peminjaman 2,4662 0,6483 3,0039 3,0030 0,8736 0,2297 0,4642 0,122 3,0042 Total 3,804 1,0000 9,0111 λmaks CI = 0,00185 CR = 0,00319 (Konsisten) Sub Kriteria Perjanjian Pinjaman Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, matriks pairwise comparison untuk setiap sub kriteria perjanjian pinjaman yang diperbandingkan harus terlebih dahulu dibuat. Matriks untuk kriteria utama dapat dilihat pada tabel berikut ini:

36 132 Tabel 4.28 Matriks Perbandingan Kriteria Perjanjian Pinjam Perjanjian Pinjaman Tarif Bunga Tarif Admin Tarif Denda Tarif Jaminan Tarif Pengendapan Dana Tarif Bunga Tarif Admin 1/ Tarif Denda 1/3 1/ Tarif Jaminan Tarif Pengendapan Dana 1/5 1/4 1/ /7 1/5 1/4 1/2 1 Contoh langkah-langkah perhitungan: 1. Hitung vi untuk setiap baris matriks: v1 = v2 = v3 = v4 = v5 = x 2 x 3 x 5 x 7 = 2,9137 1/2 x 1 x 2 x 4 x 5 = 1,8206 1/3 x 1/2 x 1 x 2 x 4 = 1,0592 1/5 x 1/4 x 1/2 x 1 x 2 = 0,5493 1/7 x 1/5 x 1/4 x 1/2 x 1 = 0,324 Total v = Normalisasikan vi untuk mendapatkan wi (weight): w1 = 2,9137/ = 0,4370 w2 = 1,8206/ = 0,2731

37 133 w3 = 1,0592/ = 0,1589 w4 = 0,5493/ = 0,0824 w5 = 0,324/ = 0, Mencari λi dan λmaks di mana proses perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.29 Perhitungan λ i dan λ maks Kriteria Perjanjian Pinjam Perhitungan Hasil λ 1 = ((0,4370 x 1) + (0,2731 x 2) + (0,1589 x 3) + (0,0824 x 5) + (0,0486 x 7)) / 0,4370 = (0, , , , ,1043) / 0,4370 = 5,062 λ 2 = ((0,4370 x 1/2) + (0,2731 x 1) + (0,1589 x 2) + (0,0824 x 4) + (0,0486 x 5)) / 0,2731 = (0, , , , ,0745) / 0,2731 = 5,0604 λ 3 = ((0,4370 x 1/3) + (0,2731 x 1/2) + (0,1589 x 1) + (0,0824 x 2) + (0,0486 x 4)) / 0,1589 = (0, , , , ,0596) / 0,1589 = 5,0366 λ 4 = ((0,4370 x 1/5) + (0,2731 x 1/4) + (0,1589 x 1/2) + (0,0824 x 1) + (0,0486 x 2)) / 0,0824 = (0, , , , ,0298) / 0,0824 = 5,033 λ 5 = ((0,4370 x 1/7) + (0,2731 x 1/5) + (0,1589 x 1/4) + (0,0824 x 1/2) + (0,0486 x 1)) / 0,0486 = (0, , , , ,0486 ) / 0,0486 = 5,0735 Total = 25,2655 λ ma ks = (25,2655/5) = 5, Mencari nilai Consistency index (CI) dan Consistency Ratio (CR): CI = (5,0531 5) / 4 = 0, CR = 0, / 1,12 = 0,01185 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks kriteria utama konsisten karena CR = 0,01185 < 0,1 sehingga konsistensi dari pemilihan kriteria utama adalah memuaskan dan dapat digunakan dalam AHP. Rangkuman hasil perhitungan

38 134 konsistensi matriks kriteria utama dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Konsistensi Matriks Kriteria Perjanjian Pinjam v w Λ Perjanjian Pinjaman Tarif Bunga 2,9137 0,4370 5,062 Tarif Admin 1,8206 0,2731 5,0604 Tarif Denda 1,0592 0,1589 3,0042 Tarif Jaminan 0,5493 0,0824 5,0366 Tarif Pengendapan Dana 0,324 0,0486 5,0735 Total , ,2655 λmaks 5,0531 CI = 0, CR = 0,01185 (Konsisten) Sub Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, matriks pairwise comparison untuk setiap sub kriteria lembaga pemberi pinjaman yang diperbandingkan harus terlebih dahulu dibuat. Matriks untuk kriteria utama dapat dilihat pada tabel 4.41 berikut: Tabel 4.31 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman Lembaga Pemberi Pinjaman Citra Kesehatan Lembaga Lama Berdiri Citra 1 2 5

39 135 Kesehatan Lembaga 1/2 1 3 Lama Berdiri 1/5 1/3 1 Contoh langkah-langkah perhitungan: 1. Hitung vi untuk setiap baris matriks: v1 = 3 1 x 2 x 5 = 2,1544 v2 = 3 1/2 x 1 x 3 = 1,1447 v3 = 3 1/5 x 1/3 x 1 = 0,4055 Total v = 3, Normalisasikan vi untuk mendapatkan wi (weight): w1 = 2,1544/3,7046 = 0,5815 w2 = 1,1447/3,7046 = 0,309 w3 = 0,4055/3,7046 = 0, Mencari λi dan λmaks di mana proses perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.32 Perhitungan λ i dan λ maks Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman Perhitungan Hasil λ 1 = ( (0,5815 x 1) + (0,309 x 2) + (0,1095 x 5) ) / 0,5815 = (0, , ,652) / 0,5815 = 3,0043 λ 2 = ( (0,5815 x 1/2) + (0,309 x 1) + (0,1095 x 3) ) / 0,309 = (0, , ,3912) / 0,309 = 3,0040 λ 3 = ( (0,5815 x 1/5) + (0,309 x 1/3) + (0,1095 x 1) ) / 0,1095 = (0, , ,1095) / 0,1095 = 3,0027 Total = 9,011 λ ma ks = ( 9,011 / 3) = 3,0037

40 Mencari nilai Consistency index (CI) dan Consistency Ratio (CR): CI = (3,0037 3) / 2 = 0,00185 CR = 0,00185 / 0.58 = 0,00319 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks sub kriteria lembaga pemberi pinjaman konsisten karena CR = 0,00319 < 0,1. Sehingga konsistensi dari pemilihan sub kriteria lembaga pemberi pinjaman adalah memuaskan dan dapat digunakan dalam AHP. Rangkuman hasil perhitungan konsistensi matriks sub kriteria lembaga pemberi pinjaman dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Konsistensi Matriks Sub Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman Lembaga Pemberi v w Λ Pinjaman Citra 2,1544 0,5815 3,0043 Kesehatan Lembaga 1,1447 0,309 3,0040 Lama Berdiri 0,4055 0,1095 3,0027 Total 3,7046 1,0000 9,011 λmaks 3,0037 CI = 0,00185 CR = 0,00319 (Konsisten) Sub Kriteria Pelayanan Proses Peminjaman Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, matriks pairwise comparison untuk setiap sub kriteria pelayanan proses peminjaman yang diperbandingkan harus terlebih dahulu dibuat. Matriks untuk kriteria utama dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

41 137 Tabel 4.34 Matriks Perbandingan Kriteria Pelayanan Proses Peminjaman Opsi Pelayanan Proses Kemudahan Menegosiasikan Flexibilitas Peminjaman Menegosiasikan Ulang Perjanjian Opsi Menegosiasikan Ulang Perjanjian Flexibilitas 1/3 1 3 Kemudahan Menegosiasikan 1/6 1/3 1 Contoh langkah-langkah perhitungan: 1. Hitung vi untuk setiap baris matriks: v1 = v2 = v3 = x 3 x 6 = 2,6207 1/3 x 1 x 3 = 1 1/6 x 1/3 x 1 = 0,3816 Total v = 4, Normalisasikan vi untuk mendapatkan wi (weight): w1 = 2,6207 / 4,0023 = 0,6549 w2 = 1 / 4,0023 = 0,2499 w3 = 0,3816 / 4,0023 = 0, Mencari λi dan λmaks di mana proses perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

42 138 Tabel 4.35 Perhitungan λ i dan λ maks Sub Kriteria Pelayanan Proses Peminjaman Perhitungan Hasil λ 1 = ( (0,6549 x 1) + (0,2499 x 3) + (0,0953 x 6) ) / 0,6549 = (0, , ,5718) / 0,6549 = 3,0018 λ 2 = ( (0,6549 x 1/3) + (0,2499 x 1) + (0,0953 x 3) ) / 0,2499 = (0, , ,2859) / 0,2499 = 3,0018 λ 3 = ( (0,6549 x 1/6) + (0,2499 x 1/3) + (0,0953 x 1) ) / 0,0953 = (0, , ,0953) / 0,0953 = 3,0019 Total = 9,0055 λ ma ks = ( 9,0055 / 3) = 3, Mencari nilai Consistency index (CI) dan Consistency Ratio (CR): CI = (3,0018 3) / 2 = 0,0009 CR = 0,0009 / 0.58 = 0,00155 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks sub kriteria pelayanan poses peminjaman konsisten karena CR = 0,00155 < 0,1. Sehingga konsistensi dari pemilihan sub kriteria pelayanan poses peminjaman adalah memuaskan dan dapat digunakan dalam AHP. Rangkuman hasil perhitungan konsistensi matriks sub kriteria pelayanan poses peminjaman dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.36 Hasil Perhitungan Konsistensi Matriks Sub Kriteria Pelayanan Proses Peminjaman Pelayanan Proses Peminjaman Opsi Menegosiasikan Ulang Perjanjian v w Λ 2,6207 0,6549 3,0018

43 139 Flexibilitas 1 0,2499 3,0018 Kemudahan Menegosiasikan 0,3816 0,0953 3,0019 Total 4,0023 1,0001 9,0055 λmaks CI = 0,0009 CR = 0,00155 (Konsisten) Rancangan Sub Sistem Manajemen User Interface User Interface SPK Modal Kerja PT X Tbk. menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resminya, tetapi istilah-istilah bahasa Inggris dan komputer juga banyak digunakan dalam rancangan antar muka. Berikut gambaran design user interface SPK Modal Kerja PT X Tbk Dialog Style Setiap user interface pada SPK Modal Kerja memiliki sejumlah windows yang digunakan untuk mendukung proses pemilihan sumber modal kerja PT X. Selain itu, sistem juga menyediakan fasilitas untuk keperluan pencetakan informasi yang diperlukan oleh berbagai pihak dalam perusahaan terutama direktur untuk pengambilan keputusan. Berikut ini merupakan daftar window user interface dan hasil pencetakannya pada tabel di bawah ini. Tabel 4.37 Daftar window user interface dan print out Window Print Out Login

44 140 Menu Utama Modal Kerja Run Imput Matiks Utama Bobot dan Konsistensi Kriteria Utama Hasil DSS Hasil Non DSS Hasil Simulasi D SS Imput Matiks Perjanjian Perjanjian Pinjam Bobot dan Konsistensi Kriteria Perjanjian Pinjam Imput Matiks Lembaga Pemberi Pinjaman Bobot dan Konsistensi Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman Imput Matiks Pelayanan Proses Peminjaman Bobot dan Konsistensi Kriteria Pelayanan Proses Peminjaman Imput Matiks Utama Bobot dan Konsistensi Kriteria Utama Simulasi Hasil Perhitungan Sebelumnya Data Lembaga Pemberi Pinjaman Change Overall Data Lembaga Pemberi Pinjaman Status Keuangan Perusahaan Neraca Laporan Laba Rugi Neraca Laporan Laba Rugi Seting Ubah Password

45 141 Help Logout Navigation diagram Berikut merupakan navigation diagram yang menggambarkan window user interface beserta hubungan antara window interface satu dengan lainnya.

46 Gambar 4.25 Navigation Diagram 142

47 Rancangan User Interface interface: Berikut merupakan gambaran dari masing-masing window user Gambar 4.26 Window Login Gambar 4.27 Window Menu Utama

48 144 Gambar 4.28 Window Help Gambar 4.29 Window Ubah Password

49 145 Gambar 4.30 Window Setting Gambar 4.31 Window Status Keuangan Perusahaan Neraca

50 146 Gambar 4.32 Window Status Keuangan Perusahaan Laporan Laba Rugi

51 Gambar 4.33 Window Data Lembaga Pemberi Pinjaman Change 147

52 Gambar 4.34 Window Data Lembaga Pemberi Pinjaman Overall 148

53 149 Gambar 4.35 Window Perhitungan Modal Kerja Gambar 4.36 Window Modal Kerja

54 150 Gambar 4.37 Window Modal Kerja Peminjaman Gambar 4.38 Window Input Matrix Utama

55 151 Gambar 4.39 Window Bobot dan Konsistensi Kriteria Utama Gambar 4.40 Window Input Matrix Perjanjian Pinjam

56 152 Gambar 4.41 Window Bobot dan Konsistensi Kriteria Perjanjian Pinjam

57 153 Gambar 4.42 Window Input Matrix Lembaga Pemberi Pinjaman Gambar 4.43 Window Bobot dan Konsistensi Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman

58 154 Gambar 4.44 Window Input Matrix Lembaga Pelayanan Proses Peminjaman Gambar 4.45 Window Bobot dan Konsistensi Kriteria Lembaga Pelayanan Proses Peminjaman

59 155 Gambar 4.46 Window Hasil D SS Peminjaman Gambar 4.47 Window Hasil DSS Tanpa Peminjaman

60 156 Gambar 4.48 Window Analisa Sensitivitas Gambar 4.49 Window Simulasi 4.2 Analisa Sensitivitas Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan analisa sensitivitas pada SPK Modal Kerja, dimana perubahan pada kriteria utama dapat mengakibatkan perubahan hasil SPK Modal Kerja.

61 157 Tabel 4.38 Analisa Sensitivitas Kriteria Bobot Hasil SPK Perjanjian Pinjaman 0,1 Lembaga Pemberi Pinjaman Pelayanan Proses Peminjaman 0,1 0,8 Danamon Perjanjian Pinjaman 0,1 Lembaga Pemberi Pinjaman Pelayanan Proses Peminjaman 0,8 0,1 BCA Perjanjian Pinjaman 0,8 Lembaga Pemberi Pinjaman Pelayanan Proses Peminjaman 0,1 0,1 City Bank Perjanjian Pinjaman 0,3 Lembaga Pemberi Pinjaman Pelayanan Proses Peminjaman 0,3 0,3 City Bank Pada tabel di atas hasil SPK Modal Kerja dua kali menampilkan City Bank, yaitu pada saat bobot kriteria Perjanjian Pinjam ekstrim dan pada saat bobot kriteria

62 158 seimbang. Hal ini membuktikan bahwa kriteria yang paling berpengaruh adalah Perjanjian Pinjaman. Berikut merupakan contoh menjalankan analisa sensitivitas pada program SPK Modal Kerja. Gambar 4.50 Window Hasil DSS Peminjaman awal Pada window Hasil DSS Peminjaman, tekan tombol analisa sensitivitas. Ini akan membuka window Analisa Sensitivitas yang akan menampilkan perbandingan dari kriteria utama.

63 159 Gambar 4.51 Window Analisa Sensitivitas awal Pada window Analisa Sensitivitas ini terdapat tiga textbox yang jumlah nilai dari ketiganya selalu 1. Dua textbox diatas dapat diubah dan textbox yang terbawah akan menyesuaikan perubahan yang dilakukan diatas. Ubahlah perbandingan ketiga textbox tersebut, misalnya menjadi seperti berikut ini. Gambar 4.52 Window Analisa Sensitivitas baru

64 160 Tekan hasil untuk memperlihatkan hasil DSS yang baru. Ini akan membuka Window Hasil DSS Peminjaman, namun dengan hasil yang berbeda. Gambar 4.53 Window Hasil D SS Peminjaman baru Dengan demikian dapat diperlihatkan bahwa analisa sensitivitas yang merubah bobot kriteria utama dapat mempengaruhi hasil akhir DSS. 4.3 Rencana Implementasi Pada sub bab akan dibahas bagaimana mengimplementasikan SPK Modal Kerja yang telah dirancang di atas. Di mana akan di jelaskan kebutuhan perangkat keras, piranti lunak dan program pelatihan pengguna SPK. Selain itu akan dijelaskan urutan dan jadwal dari proses implementasi SPK Modal Kerja.

65 Kebutuhan Perangkat Keras, Piranti Lunak dan Program pelatihan Pengguna SPK 1. Perangkat Keras. Processor = Intel Pentium 4 RAM = 256 MB Hard disk = 40 GB 2. Piranti Lunak. Operating System = Windows XP Aplikasi Utama = a. Microsoft Visual Studio 2005 b. Microsoft Access 2003 c. Crystal Report 8.5 Aplikasi tambahan = Microsoft Office Program Pelatihan Pengguna. Aplikasi SPK Modal Kerja telah dirancang sesederhana mungkin sehingga mudah untuk dipelajari tanpa memerlukan waktu yang lama. Syarat dasar yang harus dimiliki oleh pengguna adalah harus memahami dan sudah terbiasa menggunakan/mengoperasikan komputer sebagai pendukung kegiatan operasional. Selain itu pengguna juga akan dibekali dengan buku panduan untuk membantu pengguna jika mengalami kesulitan mengoperasikannya.

66 Rencana Jadwal Implementasi 4.39 berikut: Rencana jadwal implementasi secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.39 Tabel Jadwal Implementasi Minggu ke Kegiatan Pembentukan tim 2. Pengadaan perangkat keras 3. Pengadaan perangkat lunak 4. Instalasi dan uji coba SPK 5. Pelatihan pengguna 6. Evaluasi sistem

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MODAL KERJA PERUS AHAAN X

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana

Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana 184 Entry nomor anggota Entry jumlah pembayaran print Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana dd print Gambar 4.78 Window Cetak Daftar Setoran Simpanan Sukarela print Gambar

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Putra Jaya Gemilang.

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA 4.1. The Task 4.1.1. Purpose Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung kegiatan dari setiap pengguna

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan 199 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 Component Design 4.1.1 Model Component Berikut ini merupakan analisis terhadap classes dan behaioral pattern yang diperoleh pada tahap Problem Domain Analysis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data yang diperoleh adalah data permintaan di masa lalu yaitu selama 3 tahun terakhir (28 bulan). Dimana data permintaan akan digunakan untuk meramalkan

Lebih terperinci

Bab IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. PT.Lippo General Insurance, Tbk diharapkan dapat memenuhi tujuannya dalam

Bab IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. PT.Lippo General Insurance, Tbk diharapkan dapat memenuhi tujuannya dalam Bab IV RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem Informasi Eksekutif Pemasaran yang akan dibangun pada PT.Lippo General Insurance, Tbk diharapkan dapat memenuhi tujuannya dalam

Lebih terperinci

Gambar Surat Permintaan Spare part

Gambar Surat Permintaan Spare part Gambar 4.78. Surat Permintaan Spare part 139 Gambar 4.79. Surat Kembali Barang 140 Gambar 4.80. Surat Permintaan Beli Spare part 141 Gambar 4.81. Surat Pengeluaran Barang 142 Gambar 4.82. Material Requisition

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Siswa berprestasi merupakan dambaan bangsa yang diharapkan untuk menjadi pemimpin ataupun generasi yang dapat memajukan bangsa Indonesia. Namun

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Setelah tahap perancangan dilakukan dan sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan mengimplementasikan sistem dari perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di Medan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG 4. Prosedur Sistem Usulan Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan dimulai pada saat karyawan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA 4.1 Application Domain 4.1.1 Usage 4.1.1.1 Overview Dalam sistem informasi akuntansi penjualan kredit

Lebih terperinci

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system 274 Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi Cluster jadwal produksi berisi class-class yang berhubungan dengan pembuatan jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system definition,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program adalah implementasi dari analisa dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya implementasi ini

Lebih terperinci

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan administrasi penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah pencatatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam perhitungan premi asuransi akan nasabah pada PT. Asuransi Harta Aman Pratama masih bersifat semi

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM

BAB 4 RANCANGAN SISTEM BAB 4 RANCANGAN SISTEM 4.1 Application Domain Analysis 4.1.1 Usage 4.1.1.1 Overview Rancangan aplikasi sistem pembelian dan persediaan yang dibuat mempunyai tampilan global dalam menu utama, dan terbagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Login Pada tampilan login ini sebagai halaman untuk masuk ke dalam sistem informasi akuntansi pada asuransi prudential dapat dilihat pada gambar

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Sistem Informasi SDM dari PT. Nissui Indonesia, user interface yang digunakan

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Sistem Informasi SDM dari PT. Nissui Indonesia, user interface yang digunakan BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 User Interface Sistem Informasi SDM dari PT. Nissui Indonesia, user interface yang digunakan adalah dengan standar spesifikasi personal computer (PC) yang biasa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Informasi laporan keuangan dianggap memiliki nilai kualitas informasi jika memenuhi dua unsur yaitu dapat diandalkan (reliable) dan relevan bagi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 36 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dibutuhkannya keakuratan dalam setiap perhitungan keuangan pada suatu perusahaan, terutama didalam pembelian asset untuk keperluan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Skema Metodologi Penelitian 119 Gambar 3.2. Skema Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data 120 Gambar 3.3. Skema Metode Analisa Sistem Informasi (lanjutan 1) 121

Lebih terperinci

ibab IV HASIL DAN UJI COBA

ibab IV HASIL DAN UJI COBA ibab IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pendukung Keputusan Pelepasan Pinjaman Dengan Metode AHP. Tampilan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1. 74 BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN 4.1. Analysis 4.1.1. Rich Picture Rich Picture yang menggambarkan proses Sistem Informasi Manejemen Persediaan yang baru ditampilkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Perlunya hiburan untuk menikmati keindahan alam dan menyegarakn fikiran. Untuk itu kebanyakan masyarakat mempergunakan waktu liburan panjang mereka

Lebih terperinci

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa 162 5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisis dan perancangan sistem informasi berikut menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa permodelan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Fungsi yang dapat dilakukan sistem antara lain menyediakan informasi up-todate

BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Fungsi yang dapat dilakukan sistem antara lain menyediakan informasi up-todate BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 5.. Analisis sistem 5.. Tujuan sistem Tujuan sistem adalah untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Fungsi yang dapat dilakukan sistem antara lain menyediakan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kebutuhan akan teori dalam dunia pendidikan sangat besar. Teori banyak di tulis ke dalam sebuah buku maupun jurnal. Pada universitas potensi utama,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses pemilihan karyawan berprestasi pada CV. Cyber Computindo saat ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi dari segi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. perusahaan. Data dan informasi tersebut diperoleh dari sumber terkait untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. perusahaan. Data dan informasi tersebut diperoleh dari sumber terkait untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan kerja praktek, diperlukan adanya pengamatan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Data dan informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Perkembangan dunia bisnis yang ada pada saat ini terutama nasabah perkreditan, dimana tiap-tiap nasabah selalu memiliki system masing-masing dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras dan piranti lunak sebagai berikut : Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Setelah semua proses perancangan selesai, maka tampilan hasil dari perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Predikat Mahasiswa Berprestasi Dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM. Kebutuhan input pada sistem ini berupa nilai-nilai

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM. Kebutuhan input pada sistem ini berupa nilai-nilai 15 BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Kebutuhan Input Kebutuhan input pada sistem ini berupa nilai-nilai perbandingan kriteria, nilai perbandingan sub kriteria menurut kriteria

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari analisa dan rancang bangun sistem pendukung keputusan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Informasi laporan keuangan dianggap memiliki nilai kualitas informasi jika memenuhi dua unsur yaitu dapat diandalkan (reliable) dan relevan bagi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kambing Etawa Menggunakan Metode Pearson Square pada Peternakan Nyoto.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kambing Etawa Menggunakan Metode Pearson Square pada Peternakan Nyoto. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIR BERBASIS WEB PADA PT.DELTATAMA MITRASEJAHTERA

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIR BERBASIS WEB PADA PT.DELTATAMA MITRASEJAHTERA 121 BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KARIR BERBASIS WEB PADA PT.DELTATAMA MITRASEJAHTERA 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Sistem informasi manajemen karir berbasis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB III PEMBAHASAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada SMEC (Sumatera Medical Eye Center) kegunaan obat-obatan sudah menjadi kebutuhan primer, sehingga stok obat harus selalu terjaga agar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil IV.1.1. Tampilan Hasil Form Login Form ini berfungsi sebagai tempat untuk melakukan login pada sistem. Pemakai sistem diwajibkan untuk memasukan username

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Proses yang sedang berjalan dalam perekrutan calon karyawan pada PT. Anugerah Bersama Lestari masih bersifat semi komputerisasi. Dimana petugas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Penjualan cake dan bakery pada Zahara bakery yang selalu laris, membuat karyawan Zahara bakery harus mempersiapkan penjualan sesuai dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan analisa sistem dan perancangan sebuah aplikasi desktop untuk pendataan bayi dan analisa kesehatan dengan mengimplementasikan algoritma Analitycal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Makna penelitian secara sederhana ialah bagaimana mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang sistematis. Proses sistematis ini tidak lain adalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengelolaan data proses pemilihan buku pelajaran pada sekolah SMA Yayasan Perguruan Swasta Budi Agung Medan dilakukan dengan musyawarah antara para

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Indonesia I cabang Belawan masih bersifat manual, yaitu surat-surat bukti

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Indonesia I cabang Belawan masih bersifat manual, yaitu surat-surat bukti BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pada kegiatan pelayanan keluar masuk kapal pada PT. Pelabuhan Indonesia I cabang Belawan masih bersifat manual, yaitu surat-surat bukti pendaftaran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan Penerapan Program Sistem Informasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dana Bantuan Operasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan dari sistem informasi Penerapan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Implementasi aplikasi Control Chart proses produksi PT. Dharma Gravire ini memerlukan beberapa sarana pendukung, seperti perangkat keras dan perangkat

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini berisi uraian mengenai tahapan untuk membangun / mewujudkan rancangan sistem baru secara nyata. Kegiatan yang dibahas meliputi pengujian perangkat lunak. Diagram UML untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk yang ditawarkan kepada para pelanggannya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk yang ditawarkan kepada para pelanggannya. Dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang menghasilkan suatu produk dalam operasionalnya memerlukan informasi mengenai berapa besar jumlah biaya yang digunakan dalam menghasilkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pengambilan Keputusan dalam menentukan jumlah pemesanan obat masih sering terjadi kesalahan sehingga menjadi lambat dan tidak akurat. Hal ini cenderung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin lancarnya kegiatan produksi agar tidak terjadinya over produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin lancarnya kegiatan produksi agar tidak terjadinya over produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, modal kerja merupakan suatu bagian yang penting demi menunjang kegiatan perusahaan. Sebab modal kerja merupakan bentuk atau sumber pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan aplikasi ini terlebih

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan aplikasi ini terlebih BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Installasi Program Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan aplikasi ini terlebih dahulu komponen-komponen utama komputer yang mendukung setiap proses harus sudah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan perbandingan dari sistem pemotongan pajak dengan Net Method dan Gross Up Method pada DPRD Provinsi Sumatera Utara. IV.1.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem evaluasi Prosedur Pembayaran Hutang yang diterapkan pada CV. Heru Computer masih dilakukan secara semi komputerisasi, yaitu setiap pendataan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bagi para calon mahasiswa cenderung bingung memilih jurusan yang mana yang akan mereka geluti di dunia pendidikan. Sekolah Tinggi Teknologi Sinar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan Penerapan Program Sistem Informasi Akutansi Estimasi Pembiayaan Bahan Baku Pada PT. Nitori

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini, sistem peminjaman dan pengembalian buku yang dilakukan di perpustakaan SMA Karya Pembangunan 2 Bangun masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Nasabie AutoRent adalah suatu jenis usaha yang bergerak dalam bidang jasa penyewaan mobil yang beralamat di Jln.Penggilingan Baru III No. 33 Dukuh Kramat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap implementasi pada sebuah sistem merupakan tahap dimana sistem yang telah dirancang akan diterapkan. Penerapan sistem diperoleh berdasarkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 78 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Hasil dari Sistem Informasi Akuntansi Piutang Dagang Atas Penjualan Kredit pada PT. Austindo Jaya Agri yang dibangun dapat dilihat pada gambargambar dibawah ini.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi sistem dilakukan setelah Bab III yaitu perancangan dan pembuatan program aplikasi selesai dilakukan. Implementasi sistem kali ini akan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak komputer. Penjelasan hardware/software

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak komputer. Penjelasan hardware/software BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Installasi Program Sebelum mengimplementasikan dan menjalankan aplikasi ini terlebih dahulu komponen-komponen utama komputer yang mendukung setiap proses harus

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Pada tahap ini merupakan langkah dimana setelah perancangan, pembangunan, dan pengujian maka tahap selanjutnya yaitu mengimplementasikan sebuah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan program Sistem Informasi Administrasi KopKar Temprina Sejahtera Mandiri,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum seleksi pendataan agunan pinjaman yaitu menganalisis tentang sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam pemilihan KPR masyarakat haruslah jeli, namun untuk menentukan KPR masyarakat umum memiliki kendala di saat memiliki minat untuk membeli

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis, BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: analisis, perancangan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Kualitas busa springbed ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Proses pemilihan Kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 57 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Program Adapun hasil dan pembahasan sistem transaksi adalah sebagai berikut : IV.1.1 Tampilan Input 1. Login Adapun hasil form login admin dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari penerapan metode flat

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari penerapan metode flat BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari penerapan metode flat rate dalam penentuan bunga dan pokok pinjaman pada PT BPR Mitra Dana Madani Medan. halaman

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 68 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SmartPhone Menggunakan Metode AHP dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. BPR Mitra Dana Madani Medan didirikan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimaan BLT Menggunakan Metode SAW. Inputannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan sistem pendukung keputusan mengenai pemberian izin keluar masuk kapal metode ahp yang dapat

Lebih terperinci

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi pendeteksian kata beserta rancangan design interface yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masyarakat menjadi kritis dalam penentuan kartu paket internet di dalam kualitas jaringan, kuota dan harga. Masyarakat terkadang bingung ketika

Lebih terperinci

BAB 4 DATA WAREHOUSE YANG DIUSULKAN. KTL adalah menggunakan anatomi data warehouse terpusat (centralized data

BAB 4 DATA WAREHOUSE YANG DIUSULKAN. KTL adalah menggunakan anatomi data warehouse terpusat (centralized data BAB 4 DATA WAREHOUSE YANG DIUSULKAN 4.1 Arsitektur Data Warehouse Jenis perancangan arsitektur data warehouse yang akan dibangun untuk PT KTL adalah menggunakan anatomi data warehouse terpusat (centralized

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Proses yang sedang berjalan dalam pengolahan data pendapatan dan pengeluaran masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Pada bab ini akan ditampilkan hasil dari perancangan program yang terdiri dari form-form sistem pendukung keputusan pemilihan makanan bayi yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Jurusan SMK Pada Sekolah Marisi Medan ini merupakan sistem pendukung keputusan untuk membantu siswa siswi dalam memilih jurusan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan hasil survey dan analisa yang dilakukan pada perpustakaan PT. Garudafood, permasalahan yang ada dalam perusahaan adalah proses transaksi peminjaman

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE. 4.1 Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan

BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE. 4.1 Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan 83 BAB 4 PERANCANGAN USULAN SISTEM PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PT BINTANG TOEDJOE 4. Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas Usulan Sistem penjualan dan penerimaan kas PT Bintang Toedjoe dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian

Lebih terperinci

penyelesaian dari proses lainnya.

penyelesaian dari proses lainnya. 356 Saat window catat waktu selesai dibuka, staf produksi harus memasukkan jenis proses dan periode penjadwalan yang akan dicatat waktu selesai pesanannya. Sistem akan menampilkan data pesanan produksi

Lebih terperinci