METODOLOGI PENELlTlAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PENELlTlAN. Waktu dan Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 METODOLOGI PENELlTlAN Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2002, berlokasi di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur, di daerah dengan tinggi tempat 44 meter dari permukaan laut. Lokasi penelitian terdiri dari tiga kecamatan meliputi Kec. Sukomoro, Kec. Rejoso dan Kec. Bagor. Tiga lokasi penelitian ini memiliki areal bawang merah yang lebih luas serta memiliki kontinuitas yang tinggi dibanding empat kecamatan lainnya sebagai sentra produksi bawang merah. Metode Pengambilan Contoh Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan teknik wawancara dan kuesioner kepada petani yang terpilih sebagai sampel untuk memperoleh data primer. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara stratified porposive random sampling berdasarkan kriteria yang pernah mengikuti SLPHT (SLPHT) dan yang belum pernah mengikuti SLPHT (Non SLPHT) yang distratifikasi berdasarkan jenjang pendidikan ( tidak tamat SD, SD, SLTP, SLTA). Pengambilan sampel masing-masing kecamatan terdiri dari dua desa, setiap desa 16 sampel petani (responden) yang pernah mengikuti SLPHT dan 16 sampel petani yang tidak pernah mengikuti SLPHT, dengan 4 responden masingmasing tingkat pendidikan, jumlah keseluruhan setiap kecamatan 64 petani responden. Sehingga total keseluruhan responden yang menjadi objek penelitian berjumlah 192 perani responden.

2 Teknik Pengumpulan Data Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan memberikan pertanyaan berstruktur melalui pengisian kuesioner terpantau. Daftar pertanyaan yang telah dibuat dikonsultasikan dengan komisi pembimbing beserta orang yang mempunyai kapabilitas tinggi dibidang ini, selanjutnya diuji cobakan kepada beberapa responden sebagai upaya penyempurnaan khususnya hal-ha1 yang bersifat substansial serta mengukur tingkat reabilitasnya. Apabila dianggap cukup sempurna diaplikasikan untuk memperoleh data primer dengan menemui responden satu per satu. Data sekunder diperoleh dari hasil pengumpulan data yang berasal dari instansi yang terkait dan wawancara dengan responden yang diyakini berkompeten dengan kegiatan penelitian termasuk dampak yang ditimbulkan penggunaan pestisida oleh petani, serta hasil pengamatan langsung dilapangan. lnstrumen Penelitian lnstrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan tersturktur dengan cara wawancara kepada para petani responden guna memperoleh data primer. Buku catatan beserta referensi untuk mendokumentasikan data sekunder diperoleh dengan inventarisasi data dari lembagalinstansi terkait, petugas lapangan, serta petani responden.. Kuesioner terdiri dari empat bagian meliputi, bagian pertama berisi pertanyaan mengenai pengetahuan petani responden tentang substansi pestisida, pengetahuan tentang dampak yang ditimbulkan serta pengetahuan aturan penggunaan pestisida, bagian kedua berisi pertanyaan mengenai sikap petani

3 responden terhadap beberapa pernyataan tentang aturan penggunakan pestisida, bagian ketiga berisi pertanyaan mengenai tindakan petani responden dalam penggunakan pestisida. Bagian keempat pendapat petani tentang dampak penggunaan pestisida terhadap manusia dan lingkungan. Analisa Data Data primer yang bersifat kualitatif yang dikuantitatifkan (scoring) dengan menggunakan skala ordinal yang dikelompokan berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan petani tentang penggunaan pestisida. Masing-masing variabel mempunyai nilai tersendiri yang dikomulatifkan. Kelompok Pengetahuan a. Jumlah pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pestisida sebanyak 5 pertanyaan, yaitu (1) pengertian pestisida, (2) bahan aktif pestisida (3) sifat pestisida (persiten atau non persisten), (4) spektrum racun pestisida, (5) daya racun pestisida, Setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar kategori tahu dengan nilai 3, jawaban kategori agak tahu dengan nilai 2, dan jawaban kategori tidak tahu dengan nilai 1. Dengan demikian nilai tertinggi adalah 15 dan terendah adalah 5. b. Jumlah pertanyaan pengetahuan yang berhubungan dengan dampak penggunaan pestisida sebanyak 8 pertanyaan, meliputi (1) pestisida dapat meracuni manusia, (2) pestisida dapat meracuni hewan piaraan, (3) pestisida dapat terakumulasi di dalam tubuh rnanusia dan hewan, (4) pestisida dapat membunuh musuh alami, (5) pestisida dapat menimbulkan resistensi, (6) pestisida dapat meracuni tanaman, (7) pestisida dapat meninggalkan residu di

4 tanaman. (8) pestisida menimbulkan pencemaran perairan, udara dan tanah. Jumlah nilai tertinggi 24, nilai terendah 8. c. Jumlah pertanyaan pengetahuan yang berhubungan aturan penggunaan pestisida sebanyak 10 pertanyaan, meliputi (1) pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan secara terpadu, (2) penggunaan pestisida adalah alternatif terakhir dalam pengendalian organisme pengganggu, (3) penggunaan pestisida haaus memperhatikan keselamatan manusia, (4) penggunaan pestisida meminimalisasi membunuh organisme diluar sasaran, (5) penggunaan pestisida tidak boleh menimbulkan pencemaran lingkungan tanah (6) penggunaan pestisida tidak boleh menimbulkan pencemaran dilingkungan perairan (7) penggunaan pestisida tidak boleh menimbulkan pencemaran udara, (8) penggunaan pestisida harus mempertimbangkan timbulnya kerugian secara ekonomis. (9) Penggunaan pestisida harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan, (10) Penggunaan pestisida diatur oleh pemerintah. Jawaban tahu, agak tahu dan tidak tahu, Jawaban tahu (nilai 3), agak tahu (nilai 2) dan jawaban tidak tahu (nilai 1). Jumlah nilai tertinggi 30, dan terendah 10. Kelompok Sikap Jumiah pertanyaan yang berhubungan dengan sikap petani dalam penggunaan pestisida sebanyak 18 pertanyaan yaitu (1) Penggunaan pestisida adalah suatu keharusanlkewajiban, (2) membeli pestisida yang tidak berlabel asalkan daya bunuhnya tinggi, (3) Pestisida disebut sebagai obat, (4) pestisida bukan racun, (5) membeli pestisida tidak mempertimbangkan hamalpenyakit sasaran, (6) membeli pestisida tidak mempertimbangkan tinggi rendahnya harga pestisida, (7) melakukan penyemprotan secara terjadwal, (8) melakukan pengoplosanlpencampuran pestisida

5 (9) pencampuran dua atau lebih jenis pestisida pasti lebih beracun (10) berpakaian kaoslcelana pendek pada waktu menyemprot, (I I) tidak menggunakan masker pada saat menyemprot (12) Tidak perlu menggunakan pelindung mata pada saat menyernprot, (13) rnenyemprot dengan tidak sesuai dosis yang dianjurkan, (14) menyemprot dengan berlawanan arah angin, (15) makanlminum/merokok pada saat menyemprot, (16) tidak perlu membersihkan badan, pakaian setelah menyemprot, (17) membuang botol bekas dan sisa pestisida di sembarang tempat, di selokan, petakan sawah dan lainnya dan (18) mencuci alat penyemprot di sawah atau di sungai. Jawaban setuju, ragu-ragu dan tidak setuju. Jawaban diberi nilai 1 untuk setuju, nilai 2 untuk ragu-ragu dan nilai 3 tidak setuju. Dengan demikian jumlah nilai tertinggi 54 dan terendah 18. Kelompok Tindakan a. Jumlah pertanyaan yang berhubungan dengan tindakan petani dalam menggunakan pestisida sebanyak 11 pertanyaan meliputi ; (1) petani membeli pestisida yang berlabel, (2) membeli pestisida yang dianjurkan petugas, (3) membeli pestisida dengan mempertimbangkan harga, (4) membaca aturan dalam label pestisida terlebih dahulu sebelum menggunakan pestisida, (5) rnenyimpan sisa pestisida yang tidak terpakai ditempat yang aman, (6) mencuci alat semprot pestisida di saluran air, petakan sawah atau sungai (7) menggunakan alat pelindung pada saat menyemprot, (8) mandi dan ganti pakaian setelah selesai menyemprot dan (9) memisahkan pakaian setelah dipakai menyemprot dengan pakaian lainnya, (10) Menyemprot sesuai dengan dosis yang ditentukan, (11) Penyemprotan dengan rnelakukan pengoplosan.

6 Untuk jawaban yang benar (nilai 3), kadang-kadang (nilai 2) dan jawaban yang salah diberi nilai 1. Jumlah nilai tertinggi 33, dan nilai terendah 11. b. Jurnlah pertanyaan yang berhubungan dengan tindakan ketepatan aturan penggunaan pestisida sebanyak 6 pertanyaan yaitu (1) ketepatan dosis, (2) ketepatan aplikasilintensitas penyemprotan, (3) ketepatan komoditas, (4) ketepatan mutu, (5) ketepatan jenis. Kelompok Dampak Pestisida Dampak penggunaan pestisida ini didasarkan pada hasil survey dan pendapat petani ; a. Dampdk terhadap kesehatan petani b. Dampak terhadap Kesehatan manusia dan populasi organisme Kateciori penilaian : a. Kelompok A(a-c), B, dan C(a) penetapan kategori penilaian di atas dalam kategori tinggi, sedang dan rendah ditentukan berdasarkan rumus Sturge sebagai berikut : Keterangan : i : k : R : Besar interval kelas Jumlah interval kelas Range b. Kelompok C(b) (tindakan ketepatan aturan penggunaan pestisida) sebagai berikut ; Tepat apabiia pertanyaan dijawab dengan benar Tidak tepat apabila pertanyaan dijawab tidak benar salah satu atau lebih.

7 Setelah pemberian nilai dilanjutkan analisa data dengan menggunakan software SPSS, teknik analisis yang digunakan adalah ; a. Analisa Univariat, yaitu analisa prosentase yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap distribusi frekwensi meliputi : variabel pengetahuan, variabel sikap, variabel tindakan, ketepatan aplikasi dan dampak penggunaan pestisida b. Analisa koreiasi Bivariat ( Uji K. Spearman's) yaitu analisa yang digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel. c. Analisa Mann-Withney ; untuk menguji dua variabel yang tidak berhubungan (Two Independent Test)

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN POLA DAN PERILAKU PENYEMPROTAN PESTISIDA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PETANI JERUK DI DESA BERASTEPU KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO TAHUN 2011 A. Data Umum 1. Nomor

Lebih terperinci

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR 62 PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR A. Data Umum 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : a.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan Separate Sample Pretest-Postest (Notoatmodjo, 2005). Pretest Intervensi

Lebih terperinci

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan PESTISIDA 1. Pengertian Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1973, tentang Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida yang dimaksud dengan Pestisida adalah sebagai berikut: Semua zat kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama tanaman. Penggunaannya yang sesuai aturan dan dengan cara yang tepat adalah hal mutlak yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik.

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik. BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah : VARIABEL BEBAS 1. Kelengkapan APD 2. Lama Penyemprotan 3. Frekuensi Penyemprotan 4. Dosis Penyemprotan 5. Arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia pestisida banyak digunakan baik dalam bidang pertanian maupun kesehatan. Di bidang pertanian pemakaian pestisida dimaksudkan untuk meningkatkan produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pestisida merupakan substansi kimia yang mempunyai daya bunuh yang tinggi, penggunaannya mudah, dan hasilnya cepat diketahui untuk membunuh atau mengendalikan berbagai

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.1 Hal , Januari-April 2014, ISSN

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.1 Hal , Januari-April 2014, ISSN PENGGUNAAN PESTISIDA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HAMA PADI DI DESA BALUNG LOR KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER Oleh : SURATNO dan M. SYARIEF *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN PESTISIDA ENDOSULFAN PADA TAMBAK UDANG DI KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA

KAJIAN PENGGUNAAN PESTISIDA ENDOSULFAN PADA TAMBAK UDANG DI KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA E-7-1 KAJIAN PENGGUNAAN PESTISIDA ENDOSULFAN PADA TAMBAK UDANG DI KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA Masrullita, Yulinah Trihadiningrum.* * Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Limboto Barat Barat Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni 2012. 3.2 Desain Penelitian

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN 1 SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth: Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap hasil pertanian berupa buah dan sayur semakin tinggi sejalan dengan pertambahan penduduk. Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Penggunaan pestisida pada usaha pertanian khususnya

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENYULUHAN PROGRAM 5T CARA CERDAS PETANI MENGGUNAKAN PESTISIDA GUNA MEMINIMALISASI PENCEMARAN LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN: PKM-M Diusulkan oleh:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung. Luas lahan sayuran di Tanggamus adalah 6.385 ha yang didominasi oleh tanaman cabai 1.961

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

A. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Agama : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Lama Tinggal di Daerah ini :

A. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Agama : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Lama Tinggal di Daerah ini : Lampiran 1. Angket (Kuesioner) Kuisioner ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai penggunaan pestisida oleh masyarakat, sikap dan persepi masyarakat terhadap pestisida dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 45 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan absolute. Dalam penelitiuan ini variable yang akan diteliti terdiri

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK

PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK (Kasus: Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor) Oleh: MENDEZ FARDIAZ A14202050

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari kegiatan pertanian merupakan salah satu masalah lingkungan yang telah ada sejak berdirinya konsep Revolusi Hijau. Bahan kimia

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 3586 (Penjelasan Atas Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 12) UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif melalui survei dan wawancara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif melalui survei dan wawancara 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif melalui survei dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan Point Time. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian pada masyarakat di Desa Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Desa Bunati merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan. 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar (asasi) manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil

Lebih terperinci

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Menurut Nasution dalam bukunya Metode Research dikatakan desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT Dr. Akhmad Rizali Materi: http://rizali.staff.ub.ac.id Status Pengendalian Pengendalian yang berlaku di lapangan masih bersifat konvensional Tujuan : memusnahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan studi analitik yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan frekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group PreTest PostTest.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan METODE PENELITIAN Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Riskesdas 2007 diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan survei analitik yang mana penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner, serta terdapat hubungan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 50 III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mencakup wilayah Kabupaten Kediri, Malang, Nganjuk, dan Probolinggo. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA Penjelasan gambar Zat aktif + pencampur Pestisida Sebagian besar pestisida digunakan di pertanian,perkebunan tetapi bisa digunakan di rumah tangga Kegunaan : - Mencegah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkung keilmuan mencakup bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.1.2 Ruang Lingkup Tempat Lingkup tempat dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Masa kerja Pengetahuan Sikap kerja Variabel Terikat Kecelakaan kerja Perilaku berbahaya Lingkungan berbahaya Penggunaan APD Gambar 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Sumber data primer pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu kesehatan masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu kesehatan masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu kesehatan masyarakat, gizi dan perilaku kesehatan. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner merupakan lembaran

Lebih terperinci

BAB 6. KONSEP, VARIABEL, JENIS DATA DAN TIPE SKALA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB 6. KONSEP, VARIABEL, JENIS DATA DAN TIPE SKALA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati BAB 6. KONSEP, VARIABEL, JENIS DATA DAN TIPE SKALA Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati KONSEP Konsep kadang-kadang disebut konstruk atau konstruksi hipotetis adalah alat yang diperlukan dalam membangun

Lebih terperinci

Cara menanggulangi pencemaran seperti pada gambar diatas adalah...

Cara menanggulangi pencemaran seperti pada gambar diatas adalah... SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 13. PENCEMARAN LINGKUNGANLatihan Soal 13.1 1. Kebakaran hutan yang terjadi di Riau mengakibatkan polutan karbondioksida bertambah banyak di udara, hal ini menyebabkan terjadinya....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup. Seperti struktur yang membentuk makhluk hidup, komponen yang dibutuhkan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR SUNGAI LAU GERBONG DAN KELUHAN KESEHATAN KULIT DI DESA PERBESI KECAMATAN TIGA BINANGA KABUPATEN KARO TAHUN 2010 No. Responden : IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja Puskesmas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi.

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian analisis kondisi biosekuriti pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. Menurut Sugiyono (2016) metode

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu BAB II METODE PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini digunakan untuk

Lebih terperinci

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu tindakan penelitian ilmiah perlu digunakan metode-metode penelitian mulai dari mengumpulkan data, sampai kepada menampilkan data data serta memudahkan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualititatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menggambarkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional di bidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dimana

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah. A1. Nama Responden : A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah (2) SD Tidak Tamat. A6.

LAMPIRAN. Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah. A1. Nama Responden : A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah (2) SD Tidak Tamat. A6. LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah A. DEMOGRAFI A1. Nama Responden : A. Umur : tahun A3. Jenis Kelamin : 1. Laki laki. Perempuan A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah () SD Tidak Tamat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan 64 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan didukung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Usahatani Kelapa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tingkat produksi budidaya tanaman yang mantap sangat menentukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana obyek penelitian hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan terus diupayakan untuk mencapai tujuan nasional. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan terus diupayakan untuk mencapai tujuan nasional. Adapun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia secara berencana, komprehensif, terpadu, terarah dan berkesinambungan terus diupayakan untuk mencapai tujuan nasional. Adapun tujuan dari

Lebih terperinci

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN SERTA METODE PENDEKATAN Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory yaitu menjelaskan hubungan beberapa faktor pengaruh terhadap keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi, BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Rancangan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kepada responden. Data primer tersebut meliputi identitas responden, jumlah

METODE PENELITIAN. kepada responden. Data primer tersebut meliputi identitas responden, jumlah 52 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini data primer diambil berdasarkan kuesioner yang diwawancarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia (Wudianto, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia (Wudianto, 1999). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari manfaat yang dirasakan masyarakat dari penggunaan pestisida tersebut. Bahkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah ekperimen semu (eksperimen quasi) dan menggunakan pendekatan one group pretest-postest. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis Penelitian ini adalah explanatory research, yaitu menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang telah ditetapkan dengan

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan

BAB II METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan 14 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional model untuk mempelajari hubungan antara tingkat pendidikan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS/RANCANGAN PENELITIAN DAN METODE PENDEKATAN. diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan).

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS/RANCANGAN PENELITIAN DAN METODE PENDEKATAN. diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS/RANCANGAN PENELITIAN DAN METODE PENDEKATAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ayat (1) yang menyatakan bahwa Penggunaan pestisida dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. ayat (1) yang menyatakan bahwa Penggunaan pestisida dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pestisida telah digunakan sebagai sarana untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) di Indonesia sejak sebelum Perang Dunia ke II (PD II). Berbagai uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap

BAB I PENDAHULUAN. yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, di samping sebagai obat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pertanian sering diganggu atau dirusak oleh organisme pengganggu yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu Tanaman/Tumbuhan (OPT) ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan formal, Pendidikan nonformal, Luas usahatani, Pengalaman usahatani, Lama bermitra, Status

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR DAN KELUHAN PENGGUNA AIR SUNGAI DI DESA PAGAR MANIK KECAMATAN SILINDA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2010.

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR DAN KELUHAN PENGGUNA AIR SUNGAI DI DESA PAGAR MANIK KECAMATAN SILINDA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2010. LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR DAN KELUHAN PENGGUNA AIR SUNGAI DI DESA PAGAR MANIK KECAMATAN SILINDA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2010. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi 45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuisioner PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuisioner PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SURVEI PENGENDALIAN HAMA TERPADU HAMA LALAT BUAH (Bactrocera spp. (DIPTERA : TEPHTRITIDAE)) PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci