Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "https://rotendaokab.bps.go.id"

Transkripsi

1

2

3 STATISTIK PERTANIAN ROTE NDAO ISBN : No. Publikasi / Publication Number : Katalog BPS / BPS Catalogue : Ukuran Buku / Book Size : 21,59 cm x 27,94 cm Jumlah Halaman / Total Pages : v + 39 Halaman / Pages Naskah / Manuscript : Seksi Statistik Produksi Gambar Kulit / Cover Design : Seksi Statistik Produksi Diterbitkan oleh / Published by : BPS Kabupaten Rote Ndao BPS Statistics of Rote Ndao Regency Dicetak oleh / Printed by : CV. Bima Media Mandiri Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya May be cited with reference to the source

4 STATISTIK PERTANIAN ROTE NDAO 2015 Anggota Tim Penyusun: Pengarah : Ir. Suprih Handayani Penulis : Norfiana Rosalin Bianome,SE Pengolah : Norfiana Rosalin Bianome,SE Penyiapan Draft : Norfiana Rosalin Bianome,SE

5 KATA PENGANTAR Buku Statististik Pertanian Rote Ndao Tahun 2015 ini merupakan seri lanjutan dari penerbitan tahuntahun sebelumnya. Dalam buku ini disajikan data dari seluruh sub sektor pertanian meliputi : a. Luas Panen, ratarata produksi serta produksi padi dan palawija ; b. Luas panen dan produksi tanaman perkebunan ; c. Populasi ternak dan unggas serta banyaknya ternak besar dan ternak kecil ; d. Banyaknya alat penangkapan ikan produksi perikanan. e. Luas hutan dan produksi hutan. Diharapkan buku ini dapat memberikan gambaran yang jelas bagi konsumen data mengenai perkembangan sektor pertanian di Rote Ndao tahun 2015 untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan selanjutnya. Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyediaan data sehingga memungkinkan terbitnya buku ini. Saran dan kritik yang sifatnya memperbaiki isi buku ini dimasa mendatang sangat kami harapkan. Ba a, September 2015 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Rote Ndao, Ir. Suprih Handayani NIP i

6 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar. i Daftar Isi.. Pendahuluan. 1 Bab I TANAMAN PANGAN. 3 Keadaan Produksi Pangan. 5 1 Padi ( Padi Sawah dan Padi Ladang ) 5 2 Palawija ( Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah dan Kedelai Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau 11 3 Hortikultura ( Sayursayuran dan Buahbuahan ) Bab II PERKEBUNAN 22 Bab III PETERNAKAN 29 Bab. IV PERIKANAN 34 Bab. V. KEHUTANAN.. 40 ii ii

7 PENDAHULUAN Dalam Pembangunan Jangka Panjang Nasional Sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan nasional dengan mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumbersumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal. Perekonomian Rote Ndao pada dasarnya merupakan perekonomian agraris yang dicirikan dengan besarnya peranan sektor pertanian. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa perekonomian Rote Ndao memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap sektor pertanian. Sektor Pertanian pada tahun 2011 memberi kontribusi (sumbangan) terhadap perekonomian (PDRB) Rote Ndao mencapai 50,26 persen. Namun sejak tahun 2012 kontribusi sektor pertanian mulai menurun menjadi 48,69 persen, kemudian pada tahun 2013 kontribusi sektor pertanian kembali turun menjadi 47,82 persen, tahun 2014 terjadi penurunan lagi kontribusi sektor pertanian menjadi 47,65 persen. Pada tahun 2015 terjadi kenaikan lagi sebesar 48,05 persen. Publikasi ini memuat data tentang perkembangan produksi pertanian menurut sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan menurut Kecamatan di Kabupaten Rote Ndao pada tahun Tabel berikut ini memperlihatkan Kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Rote Ndao tahun Statistik Pertanian Rote Ndao

8 Tabel.1 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rote Ndao Atas Dasar Harga Berlaku 2010 menurut Lapangan Usaha ( Persentase ) Lapangan Usaha *) 2015**) (1) (3) (4) (5) (6) 1. Pertanian / Agriculture a. Tanaman Pangan b. Tanaman Hortikultura c. Tanaman Perkebunan d.peternakan dan Hasilhasilnya e. Jasa Pertanian dan Perburuan f. Kehutanan g.perikanan 2. Sektorsektor Non Pertanian 50,26 21,09 0,75 0,00 15,20 0,80 0,01 10,78 49,74 48,69 20,78 0,72 0,00 14,33 0,79 0,02 10,49 51,32 Sumber : Pendapatan Regional Rote Ndao *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara 47,82 19,96 0,69 0,00 14,54 0,76 0,02 10,40 52,16 47,65 18,93 0,65 0,00 15,15 0,74 0,02 10,73 52,36 48,05 17,71 0,63 0,00 16,77 0,69 0,02 10,81 51,96 Statistik Pertanian Rote Ndao

9 TANAMAN PANGAN Sektor pertanian merupakan sektor unggulan di negara ini karena sampai saat ini sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan dalam perekonomian. Hampir semua kabupaten di Indonesia masih menjadikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan mereka. Kabupaten Rote Ndao misalnya, pada tahun 2015 sektor pertanian kabupaten Rote Ndao memberikan kontribusi sebesar 48,05%. Berbagai kebijakan dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan produksi dan kualitas dari produk pertanian itu sendiri. Peningkatan produksi dilakukan dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi di subsektor tanaman bahan makanan. Dalam subsektor peternakan berbagai upaya dilakukan pemerintah agar ternak dan hasilhasil peternakan Indonesia mampu bersaing dengan produk luar negeri. Masih banyak lagi kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam sektor pertanian agar produksi dan kualitas dari sektor pertanian meningkat. Kebijakan pemerintah juga diterapkan untuk meningkatkan taraf hidup petani yaitu dengan cara diantaranya penetapan harga gabah kering giling (GKG) dan harga dasar pupuk bagi petani. Pemberian bimbingan bagi petani pun kerap dilakukan pemerintah agar pengetahuan para petani meningkat dalam pengelolaan usaha pertanian yang digelutinya. Pertanian juga merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Rote Ndao. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2015 menunjukan bahwa penduduk usia 15 tahun keatas bekerja di sektor primer (pertanian) sangatlah dominan. Tingginya penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian, disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : a). Kegiatan sektor pertanian merupakan warisan secara turun temurun oleh leluhur atau nenek moyang yang dijadikan sebagai ukuran kedewasaan seseorang, b). Sektor ini tidak membutuhkan tenaga kerja berpendidikan tinggi atau mempunyai ketrampilan khusus, c). Sektor ini juga merupakan sektor penyangga bagi tenaga kerja yang belum mendapat pekerjaan tetap di sektor yang lain. Statistik Pertanian Rote Ndao

10 Adapun kegiatan ekonomi yang dicakup oleh sektor ini adalah pertanian tanaman bahan makanan (tabama), perkebunan, peternakan, perikanan, serta kehutanan. Subsektor peternakan dan hasilhasilnya mendominasi subsektor peternakan dan hasilhasilnya. Dikabupaten Rote Ndao upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan rakyat seperti halnya kabupaten lain dilakukan melalui program intensifikasi dan diversifikasi serta rehabilitasi tanaman yang dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan di masingmasing kecamatan. Dalam Pembangunan Jangka Panjang Nasional sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan nasional dengan mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup ditingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumbersumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal. Berikut ini kami tampilkan tabel yang menyajikan data luas tanam dan luas panen dari semua komoditas dirinci per kecamatan di Kabupaten Rote Ndao dari periode Januari Desember TABEL 1.1 Luas Tanam Menurut Komoditi Periode Januari Desember 2015 Di Kabupaten Rote Ndao Padi sawah Padi Ladang Jagung Kedelai (Hektar) Ubi Kayu Ubi Jalar No. Kecamatan Kacang Kacang Tanah Hijau Rote Barat Daya Rote Barat Laut Lobalain Rote Tengah Rote Selatan Pantai Baru Rote Timur Landu Leko Rote Barat Ndao Nuse JUMLAH Statistik Pertanian Rote Ndao

11 Tabel. 1.2 Luas Panen Menurut Komoditi Periode Januari Desember 2015 di Kabupaten Rote Ndao (Hektar) Padi sawah Padi Ladang Jagung Kedelai Ubi Kayu Ubi Jalar No. Kecamatan Kacang Kacang Tanah Hijau Rote Barat Daya Rote Barat Laut Lobalain Rote Tengah Rote Selatan Pantai Baru Rote Timur Landu Leko Rote Barat Ndao Nuse 18 Total Sumber : Hasil Pengolahan SIMTP tahun 2015 Pada tabel diatas terlihat bahwa komoditas padi memiliki luas tanam dan luas panen yang paling tinggi untuk komoditas padi sawah yaitu dan Ha untuk padi sawah. Sedangkan untuk kecamatan yang paling banyak memiliki luas panen tertinggi adalah di Kecamatan Lobalain yaitu Ha, disusul Kecamatan Rote Barat Laut yaitu Ha, Rote Tengah yaitu ha serta Kecamatan Rote Timur yaitu Ha. Untuk komoditas jagung Kecamatan Rote Selatan memiliki luas panen yang paling luas yaitu sebesar 415 Ha. Sedangkan komoditas kedelai tidak ada di Kabupaten Rote Ndao. Komoditas kacang tanah di kecamatan Rote Barat Laut memiliki luas panen yang paling luas yaitu sebesar 186 Ha. Kecamatan Rote Barat Laut menduduki peringkat pertama untuk luas panen untuk tiga (3) jenis komoditas tanaman pangan yaitu Ubi Jalar seluas 60 Ha, Ubi Kayu seluas 93 Ha dan Kacang Hijau seluas 79 Ha. Statistik Pertanian Rote Ndao

12 Untuk melihat data luas panen, produktivitas dan produksi padi sawah dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Luas panen padi sawah terbanyak adalah di Kecamatan Lobalain yaitu seluas Ha dengan produktifitasnya mencapai Kw/Ha serta produksi padi sawah mencapai Ton. Sedangkan luas panen padi sawah di kecamatan Rote Barat Laut sebanyak Ha dengan produktivitas mencapai 58,64 kw/ha dan produksi terbanyak sebesar Ton menempati urutan kedua setelah Lobalain. Data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel.I.3 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Sawah dirinci Per Kecamataa Periode Januari Desember 2015 No. Kecamatan Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi (Ton) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Rote Barat Daya , Rote Barat Laut , Lobalain , Rote Tengah , Rote Selatan 252,00 6, Pantai Baru , Rote Timur , Landu Leko 214,00 7, Rote Barat 74,00 2, Ndao Nuse Rote Ndao , Sumber : BPS Kabupaten Rote Ndao KEADAAN PRODUKSI PANGAN. Jenis tanaman pangan yang diusahakan di Kabupaten Rote Ndao adalah padi (padi ladang dan padi sawah), palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan shorgum), hortikultura (buahbuahan dan sayursayuran). Produksi maupun produktivitas dari setiap jenis tanaman tersebut berbeda beda tergantung dari cara pemeliharaan dan keadaan lahan dimana setiap tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Statistik Pertanian Rote Ndao

13 1. P A D I ( Padi Sawah dan Padi Ladang ). Padi/beras merupakan komoditi pangan yang strategis serta bernilai tinggi. Disamping merupakan sumber karbohidrat yang utama jika dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya, beras juga memegang peranan penting di dalam ekonomi masyarakat, karena setiap perubahan yang dialami komoditi ini, baik jumlah yang dihasilkan maupun yang tersedia, harga serta kebijakan pemerintah dan lainlain sangat mempengaruhi aspekaspek kehidupan yang luas dalam masyarakat. Dengan demikian tersedianya beras dalam jumlah yang cukup sangat penting memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Pada tahun 2015, produksi padi sawah dan padi ladang masingmasing tercatat sebagai berikut padi sawah Ton dan padi ladang sebesar ton dari luas panen padi sawah Ha dan padi ladang sebesar 999 Ha dengan produktivitasnya masingmasing padi sawah 48,78 Kw/Ha dan padi ladang (19,37 Kw/Ha). Untuk mengetahui perkembangan produksi padi ( Padi ladang dan padi sawah ) dapat dilihat pada tabel 1.3 dan tabel 1.4 berikut ini : TAHUN Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produks Padi Sawah di Rote Ndao serta Perkembangannya Tahun Luas Panen Ratarata Produksi Produksi Hektar Perkem Perkem Perkem bangan Kw/Ha bangan Ton bangan % (%) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) , , , ,23 37,17 6, , ,78 62,62 68, , ,47 48,78 22, ,83 Sumber : Angka Tetap Daerah Statistik Pertanian Rote Ndao

14 TAHUN Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Padi Ladang di Rote Ndao serta Pemkembangannya Tahun Luas Panen Ratarata Produksi Produksi Hektar Perkem bangan Kw/Ha Perkemban gan Ton % (%) % Perkemb angan ,32 31, , ,26 19,73 25, , ,5 26,10 32, , Sumber : Angka Tetap Daerah 2. PALAWIJA ( JAGUNG, UBI KAYU, UBI JALAR, KACANG TANAH, KACANG HIJAU, KEDELAI ) J A G U N G. Jagung merupakan salah satu bahan makanan substitusi karbohidrat yang banyak dikonsumsi masyarakat Rote Ndao. Selain itu jagung juga dapat dimanfaatkan masyarakat Rote Ndao sebagai pakan ternak. Pada tahun 2015 produksi jagung sebesar ton pipilan kering dari areal panen seluas hektar dengan produksi ratarata per hektar Kw. Bila dibandingkan dengan tahun 2014, pada tahun 2013 luas panen jagung hanya mencapai 90 Ha meningkat drastis di tahun 2014 seluas Untuk melihat perkembagan selama tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat di lihat pada tabel di bawah ini. TAHUN Tabel Hektar Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Jagung di Rote Ndao Serta Perkembangannya Tahun Luas Panen Ratarata Produksi Produksi Perkemb Perkemb Perkembangan angan Kw/Ha angan Ton % (%) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) , ,83 25,71 45, , ,37 30,77 19, , ,12 22,98 25, , ,04 29,15 26, ,27 Sumber : Angka Tetap Daerah Statistik Pertanian Rote Ndao

15 2.2. UBI KAYU. Tanaman ubi kayu merupakan salah satu jenis bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat disamping jagung dan beras. Pada tahun 2015 tanaman ubi kayu memproduksi umbi basah sebanyak ton dari luas panen 357 hektar dengan ratarata produksi per hektar 113,73 kwintal/ha Pada tahun 2014, produksi ubi kayu menurun sebesar ton bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak Ton. Pada tabel 1.6 menggambarkan perkembangan luas panen, produksi, serta produktivitas ubi kayu periode TAHUN Tabel 1.6. Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Ubi Kayu di Rote Ndao serta Perkembangannya Tahun Hektar Luas Panen Ratarata Produksi Produksi Perkemba Perkemban Perkemba ngan Kw/Ha gan Ton ngan % (%) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ,25 5, ,64 102,25 0,00 3,346 44, ,03 102,18 0, , ,22 103,07 0, , ,11 113,75 10, ,14 Sumber : Angka Tetap Daerah 2.3. UBI JALAR. Ubi jalar juga merupakan salah satu jenis makanan yang diusahakan masyarakat di Rote Ndao. Ubi jalar didaerah ini juga dipakai sebagai bahan substitusi makanan pokok seperti juga ubi kayu. Karena sifatnya sebagai substitusi bahan makanan pokok maka biasanya bila terjadi penurunan produksi pada jenis tanaman padi maupun jagung maka masyarakat cenderung meningkatkan usaha tanaman ini begitu juga sebaliknya. Pada tahun 2015 ubi jalar yang diproduksi sebanyak ton dari 139 hektar luas panen dan ratarata produksi Kw/Ha. Produksi ubi jalar ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 711 ton. Dilihat dari segi produktivitasnya, ubi jalar juga mengalami peningkatan 0.09 persen dibanding tahun sebelumnya. Statistik Pertanian Rote Ndao

16 Tahun Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Ubi Jalar di Rote Ndao serta Perkembangannya Tahun Hektar Luas Panen Ratarata Produksi Produksi Perkemb Perkemba Perkemba angan Kw/Ha ngan Ton ngan % (%) % , ,28 80,85 1,05 1,043 99, ,10 80,90 126, , , , , , , ,86 Sumber : Angka Tetap Daerah 2.4. KACANG TANAH. Kacang tanah disamping sebagai komoditi yang dapat dikonsumsi langsung atau diperdagangkan oleh masyarakat, juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Oleh karena itu kacang tanah merupakan komoditi yang penting dalam menunjang perekonomian daerah ini. Pada tahun tahun 2015 kacang tanah yang diproduksi sebanyak 436 ton biji kering dari luas panen 487 hektar dan ratarata produksi 08,95 Kw/Ha. Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Kacang Tanah di Rote Ndao serta Perkembangan Tahun Luas Panen Ratarata Produksi Produksi TAHUN Perkembanga Perkemban Perkembang Hektar n Kw/Ha gan Ton an % (%) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) , ,57 10,40 10, , ,57 11,36 9, , ,39 10,19 10, , ,78 08,95 12, ,00 Sumber : Angka Tetap Daerah Statistik Pertanian Rote Ndao

17 2.5. KACANG HIJAU. Kacang hijau merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Oleh karena itu kacang hijau merupakan komoditi yang penting dalam menunjang perekonomian daerah ini. Pada tahun 2015 kacang hijau yang diproduksi sebanyak 119 ton biji kering dari luas panen 137 hektar dan ratarata produksi 8,69 Kw/Ha. Pada tahun 2013, untuk luas panennya, produktivitas maupun produksi mengalami peningkatan. TAHUN Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Kacang Hijau di Rote Ndao serta Perkembangannya Tahun Luas Panen Ratarata Produksi Produksi Hektar Perkem Perkem Perkemban bangan Kw/Ha bangan Ton gan % (%) % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) , ,00 8,47 1, , , , , , , , ,93 8,69 2, ,16 Sumber : Angka Tetap Daerah 3. HORTIKULTURA ( SAYURSAYURAN DAN BUAHBUAHAN ). Selain padi dan palawija di atas potensi hortikultura yang terdiri dari sayursayuran dan buahbuahan juga merupakan komoditi yang unggulan yang diusahakan pada sub sektor tanaman pangan di Kabupaten Rote Ndao. Jenis komoditi ini mempunyai kandungan bermacammacam vitamin yang berguna bagi pertumbuhan serta daya tahan tubuh manusia. Tanaman hortikultura banyak diusahakan oleh petani karena mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian masyarakat. Pada tahun 2015, jenis sayuran yang paling banyak diproduksi di Kabupaten Rote Ndao adalah Bawang merah yaitu sebesar ton, diikuti Cabe Rawit sebesar ton, dan Petsai/Sawi sebesar 905 ton. Sementara itu jenis buahbuahan lain produksinya juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada tabel berikut ini : Statistik Pertanian Rote Ndao

18 Tabel Produksi Sayursayuran di Rote Ndao Menurut Jenisnya Tahun ( Ton ) Jenis Sayuran (1) (3) (3) 1. Bawang Merah Bawang Putih 3. Bawang Daun 4. Kentang Kubis/Wol 6. Petsai/Sawi 7. Wortel 8. Lobak 9. Kacang Merah 10. Kacang Panjang 11. Cabe Besar 12. Cabe Rawit 13. Tomat 14. Terung Kacang buncis Ketimun Labu Siam Kangkung 19. Bayam Sumber : Statistik Sayuran dan Buahbuahan Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 dan 2015 Statistik Pertanian Rote Ndao

19 Tabel Jenis Buahbuahan Produksi Buahbuahan di Rote Ndao Manurut Jenisnya Tahun ( Ton ) 1. Alpukat (1) (3) (3) Belimbing 3. Durian 4. Jambu Biji 5. Jeruk Siam 6. Jeruk Besar 7. Mangga 8. Manggis 9. Nangka 10. Melinjo 11. Markisa 12. Anggur 13. Rambutan 14. Salak 15. Sawo 16. Sirsak 17. Sukun 18. Jambu Air 19. Nenas 20. Pepaya 21. Pisang Sumber : Statistik Sayuran dan Buahbuahan Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 dan 2015 Statistik Pertanian Rote Ndao

20 Tabel Perkembangan Luas Panen Tanaman Pangan di Rote Ndao Tahun ( Hektar ) Jenis Tanaman Padi : (1) (4) (4) (4) Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu 4. Ubi Jalar 5. Kacang Tanah 6. Kedelai 7. Kacang Hijau Sumber : Angka Tetap Daerah Tabel Perkembangan Ratarata Produktivitas per Hektar Tanaman Pangan di Rote Ndao Tahun ( Kw/Ha ) Jenis Tanaman Padi : (1) (3) (3) (3) Padi Sawah Padi Ladang 56,90 37,17 19, ,28 39,76 16, ,16 48,79 19,37 2. Jagung 30,77 22,97 29,15 3. Ubi Kayu 102,17 103,08 113,73 4. Ubi Jalar 80,91 74,08 79,72 5. Kacang Tanah 11,37 10,05 8,95 6. Kedelai 7. Kacang Hijau 8,59 8,45 8,69 Sumber : Angka Tetap Daerah Statistik Pertanian Rote Ndao

21 Tabel Perkembangan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Rote Ndao Tahun ( Ton ) Jenis Tanaman (1) (4) (4) (4) 1. Padi : Padi Sawah Padi Ladang Jagung Ubi Kayu 4. Ubi Jalar 5. Kacang Tanah 6. Kedelai 7. Kacang Hijau Sumber : Angka Tetap Daerah Statistik Pertanian Rote Ndao

22 Tabel Luas Tanaman, Panen, Produktivitas dan Produksi Tanamn Padi Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi (Ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Rote Barat Daya ,60 2. Rote Barat Laut ,80 3. Lobalain ,30 4. Rote Tengah ,30 5. Rote Selatan ,00 6. Pantai Baru ,10 7. Rote Timur ,70 8. Landu Leko ,10 9. Rote Barat ,4 10. Ndao Nuse Jumlah ,3 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertanian Rote Ndao

23 Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Protuksi Tanaman Jagung Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas ( Kw/Ha) Produksi (Ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Rote Barat Daya ,4 2. Rote Barat Laut ,40 3. Lobalain ,6 4. Rote Tengah ,8 5. Rote Selatan ,00 6. Pantai Baru ,4 7. Rote Timur ,4 8. Landu Leko ,2 9. Rote Barat ,4 10. Ndao Nuse ,8 Jumlah ,20 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertanian Rote Ndao

24 Tabel Luas Panen, Ratarata Produktivitas dan Produksi Tanaman Ubi Kayu Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi ( Ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Rote Barat Daya Rote Barat Laut ,5 3. Lobalain Rote Tengah ,5 5. Rote Selatan Pantai Baru ,5 7. Rote Timur ,5 8. Landu Leko Rote Barat Ndao Nuse Jumlah Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertanian Rote Ndao

25 Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Ubi Jalar Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi ( Ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Rote Barat Daya ,5 2. Rote Barat Laut Lobalain Rote Tengah ,5 5. Rote Selatan Pantai Baru ,5 7. Rote Timur ,5 8. Landu Leko ,5 9. Rote Barat Ndao Nuse Jumlah ,5 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertanian Rote Ndao

26 Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Tanaman Kacang Tanah Manurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi ( Ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Rote Barat Daya ,6 2. Rote Barat Laut ,3 3. Lobalain ,8 4. Rote Tengah ,1 5. Rote Selatan ,4 6. Pantai Baru ,4 7. Rote Timur ,7 8. Landu Leko ,0 9. Rote Barat ,1 10. Ndao Nuse Jumlah ,4 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertanian Rote Ndao

27 Tabel Luas Panen, Ratarata Produksi dan Produksi Tanaman Kacang Hijau Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi ( Ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Rote Barat Daya ,2 2. Rote Barat Laut ,6 3. Lobalain ,0 4. Rote Tengah ,4 5. Rote Selatan 6. Pantai Baru 7. Rote Timur 8. Landu Leko 9. Rote Barat Ndao Nuse Jumlah ,2 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertanian Rote Ndao

28 PERKEBUNAN Sub sektor Perkebunan merupakan salah satu sub sektor yang dapat menunjang pendapatan negara disamping minyak dan gas bumi. Beberapa komoditi seperti kopi, kelapa dan coklat adalah komoditi yang produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk melihat produksi dari beberapa komoditi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan TBM TM TT/TR Jumlah Produksi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Rote Barat Daya 57,00 415,00 14,00 486,00 363,00 2. Rote Barat Laut 57,00 585,00 85,00 793,00 584,00 3. Lobalain 114,00 688,00 114,00 916,00 706,00 4. Rote Tengah 73,00 233,00 77,00 383,00 225,00 5. Rote Selatan 93,00 543,00 29,00 665,00 557,00 6. Pantai Baru 55,00 348,00 34,00 437,00 383,00 7. Rote Timur 33,00 194,00 64,00 291,00 203,00 8. Landu Leko 18,00 27,00 17,00 62,00 28,00 9. Rote Barat 73,00 428,00 33,00 534,00 407, Ndao Nuse 45,00 26,00 12,00 83,00 27,00 JUMLAH 618, ,00 479, , ,00 Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan. TSM = Tanaman Sudah Menghasilkan TT/R = Tanaman Tidak Menghasilkan/Rusak. Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertananian Rote Ndao

29 Tabel.2.2. Luas Areal dan Produksi Tanaman Jambu Mente Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan TBM TM TT/TR Jumlah Produksi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Rote Barat Daya 47,00 15,00 6,00 68,00 6,00 2. Rote Barat Laut 47,00 17,00 84,00 148,00 7,00 3. Lobalain 18,00 230,00 248,00 6,00 4. Rote Tengah 23,00 32,00 91,00 146,00 9,00 5. Rote Selatan 72,00 27,00 5,00 104,00 9,00 6. Pantai Baru 30,00 11,00 57,00 98,00 5,00 7. Rote Timur 22,00 11,00 161,00 194,00 3,00 8. Landu Leko 36,00 9,00 79,00 124,00 3,00 9. Rote Barat 30,00 49,00 99,00 178,00 18, Ndao Nuse JUMLAH 307,00 189,00 812, ,00 66,00 Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan. TSM = Tanaman Sudah Menghasilkan TT/R = Tanaman Tidak Menghasilkan/Rusak. Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Kab. Rote Ndao Statistik Pertananian Rote Ndao

30 Tabel. 2.3 Luas Areal dan Produksi Tanaman Kapuk Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan TBM TM TT/TR Jumlah Produksi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Rote Barat Daya 4,00 4,00 1,00 2. Rote Barat Laut 33,00 71,00 104,00 7,00 3. Lobalain 10,00 34,00 214,00 258,00 4,00 4. Rote Tengah 9,00 1,00 10,00 1,00 5. Rote Selatan 5,00 7,00 12,00 1,00 6. Pantai Baru 16,00 181,00 187,00 384,00 15,00 7. Rote Timur 5,00 42,00 17,00 64,00 4,00 8. Landu Leko 2,00 24,00 2,00 28,00 3,00 9. Rote Barat 3,00 9,00 16,00 28,00 2, Ndao Nuse JUMLAH 36,00 341,00 515,00 892,00 38,00 Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan. TSM = Tanaman Sudah Menghasilkan TT/R = Tanaman Tidak Menghasilkan/Rusak. Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan & kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertananian Rote Ndao

31 Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Pinang Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan TBM TM TT/TR Jumlah Produksi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Rote Barat Daya 3,00 33,00 4,00 40,00 14,00 2. Rote Barat Laut 4,00 3,00 1,00 8,00 1,00 3. Lobalain 3,00 4,00 3,00 10,00 2,00 4. Rote Tengah 2,00 4,00 6,00 12,00 2,00 5. Rote Selatan 1,00 5,00 1,00 7,00 2,00 6. Pantai Baru = 7. Rote Timur 1,00 11,00 1,00 13,00 4,00 8. Landu Leko 2,00 2,00 1,00 9. Rote Barat 3,00 11,00 14,00 4, Ndao Nuse JUMLAH 17,00 73,00 16,00 106,00 30,00 Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan. TSM = Tanaman Sudah Menghasilkan TT/R = Tanaman Tidak Menghasilkan/Rusak. Sumber data : Dinas Pertanian,Perkebunan & Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertananian Rote Ndao

32 Tabel Luas Areal dan produksi Tanaman Jarak Pagar Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan TBM TM TT/TR Jumlah Produksi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Rote Barat Daya 3,00 6,00 1,00 10,00 1,00 2. Rote Barat Laut 17,00 12,00 2,00 31,00 1,00 3. Lobalain 8,00 4,00 14,00 26,00 1,00 4. Rote Tengah 7,00 8,00 9,00 24,00 1,00 5. Rote Selatan 90,00 18,00 7,00 115,00 1,00 6. Pantai Baru 18,00 13,00 7,00 38,00 2,00 7. Rote Timur 16,00 7,00 7,00 30,00 4,00 8. Landu Leko 14,00 11,00 9,00 34,00 1,00 9. Rote Barat 87,00 18,00 6,00 111,00 2, Ndao Nuse JUMLAH 260,00 97,00 62,00 419,00 14,00 Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan. TSM = Tanaman Sudah Menghasilkan TT/R = Tanaman Tidak Menghasilkan/Rusak. Sumber data : Dinas Pertanian,Perkebunan & Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertananian Rote Ndao

33 Tabel Luas Areal dan Produksi Tanaman Tembakau Menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan TBM TM TT/TR Jumlah Produksi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Rote Barat Daya 4,00 4,00 4,00 1,00 2. Rote Barat Laut 5,00 5,00 5,00 2,00 3. Lobalain 1,00 1,00 1,00 1,00 4. Rote Tengah 2,00 2,00 2,00 1,00 5. Rote Selatan 6. Pantai Baru 2,00 2,00 2,00 1,00 7. Rote Timur 8. Landu Leko 9. Rote Barat 10. Ndao Nuse JUMLAH 14,00 14,00 14,00 6,00 Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan. TSM = Tanaman Sudah Menghasilkan TT/R = Tanaman Tidak Menghasilkan/Rusak. Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertananian Rote Ndao

34 Tabel. 2.7 Luas Areal dan produksi Tanaman Lontar menurut Kecamatan Tahun 2015 No. Kecamatan TBM TM TT/TR Jumlah Produksi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Rote Barat Daya 104,00 663,00 235, ,00 99,00 2. Rote Barat Laut 803, , , ,00 206,00 3. Lobalain 585,00 759,00 949, ,00 155,00 4. Rote Tengah 277,00 135,00 629, ,00 37,00 5. Rote Selatan 85,00 136,00 415,00 633,00 39,00 6. Pantai Baru 28,00 376, , ,00 96,00 7. Rote Timur 1 288,00 791, , ,00 149,00 8. Landu Leko 470,00 467,00 354, ,00 83,00 9. Rote Barat 468,00 452,00 765, ,00 120, Ndao Nuse 12,00 29,00 9,00 50,00 4,00 JUMLAH 2.832, , ,00 683,00 988,00 Keterangan : TBM = Tanaman Belum Menghasilkan. TSM = Tanaman Sudah Menghasilkan TT/R = Tanaman Tidak Menghasilkan/Rusak. Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertananian Rote Ndao

35 PETERNAKAN Perkembangan Sub sektor Peternakan pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Rote Ndao dengan dana dan daya yang tersedia berusaha melaksanakan dan diverifikasi ternak dalam rangka menaikkan tingkat pendapatan petani ternak. Jenisjenis ternak yang saat ini diusahakan di Kabupaten Rote Ndao antara lain sapi, kerbau, kuda, kambing/domba dan babi. Selain ternak, masyarakat juga mengusahakan beberapa jenis unggas yaitu ayam buras dan itik. Dengan data populasi ternak / unggas tahun 2014 sampai dengan tahun 2015, maka gambaran mengenai perkembangannya dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel Populasi Ternak/Unggas dan Perubahan Tahun Jenis Ternak/Unggas Perubahan (%) (1) (3) (3) (4) 1. S a p i ,45 2. Kerbau 3. K u d a 4. Kambing 5. Domba 6. Babi 7. Ayam Buras 8. Ayam Ras 9. Itik/Itik Manila , , , , , , ,80 100,00 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Rote Ndao ( Ekor ) Dari tabel 3.1 terlihat bahwa tahun 2015, pada umumnya terjadi peningkatan populasi ternak dibanding dengan tahun Statistik Pertanian Rote Ndao

36 Tabel Populasi Ternak Besar per Kecamatan Di Kabupaten Rote Ndao 2015 Jenis Ternak No. Kecamatan Sapi Bali Sapi Sapi Ongole Jumlah Kerbau Kuda 1. Rote Barat Daya Rote Barat Laut Lobalain Rote Tengah Rote Selatan Pantai Baru Rote Timur Landu Leko Rote Barat Ndao Nuse Total Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertanian Rote Ndao

37 Tabel Populasi Ternak Kecil Per Kecamatam Di Kabupaten Rote Ndao 2015 No. Kecamatan Jenis Ternak Babi Kambing Domba Ayam Buras Ayam Ras (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Rote Barat Daya Rote Barat Laut Lobalain Rote Tengah Rote Selatan Pantai Baru Rote Timur Landu Leko Rote Barat Ndao Nuse Total Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Rote Ndao 1. S A P I. Dari tabel 3.2 terlihat bahwa penyebaran populasi ternak sapi tertinggi di Kecamatan Lobalain sebanyak ekor dan Kecamatan Rote Tengah ekor. Sedangkan populasi ternak sapi yang terendah terdapat di kecamatan Ndao Nuse yaitu sebanyak 627 ekor. Statistik Pertanian Rote Ndao

38 2. KERBAU. Penyebaran populasi ternak kerbau yang tertinggi di Kecamatan Rote Barat Laut sebanyak ekor dari seluruh populasi ternak di Kabupaten Rote Ndao. Sedangkan populasi ternak kerbau yang terendah adalah Kecamatan Landu Leko sebanyak 145 ekor dari seluruh populasi di Rote Ndao. 3. KUDA. Kuda adalah jenis ternak yang terbanyak yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat pengangkutan terutama digunakan bagi masyarakat pedesaan. Selain itu juga ternak ini dipelihara hanya sebagai hobi terutama didaerah kota. Populasi ternak kuda terbanyak adalah Kecamatan Rote Barat Laut sebanyak ekor dan menyusul Kecamatan Rote Barat Daya sebanyak 869 ekor sedangkan Kecamatan Landu Leko paling rendah yaitu 89 ekor. 4. KAMBING Populasi ternak kambing terbesar, terdapat di kecamatan Rote Barat Daya yaitu sebanyak ekor Sedangkan untuk populasi ternak kambing terendah terdapat di kecamatan Ndao Nuse sebanyak 683 ekor. 5. DOMBA Penyebaran ternak domba di Rote Ndao dapat menunjukkan berkembang di seluruh kecamatan, tercatat ternak domba terbanyak adalah di Kecamatan Rote Barat Daya sebanyak ekor disusul dari kecamatan Rote Timur sebanyak ekor dan penyebaran ternak domba paling sedikit adalah di kecamatan Ndao Nuse hanya mencapai 21 ekor. 6. B A B I. Jenis ternak babi sangat potensial untuk dikembangkan karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan kondisi dilingkungan yang beraneka ragam, dan untuk masyarakat Rote Ndao pada khususnya, babi memiliki nilai adat yang tinggi. Disamping itu manfaat ternak potong yang efisien karena pertumbuhannya cepat. Populasi ternak babi yang terbanyak di Kecamatan Rote Barat Daya yaitu sebnayak ekor menyusul Kecamatan Rote Barat Laut sebanyak ekor. Sedangkan yang terendah terdapat di Kecamatan Ndao Nuse hanya sebanyak 685 ekor. Statistik Pertanian Rote Ndao

39 PENYEBARAN UNGGAS. Yang termasuk dalam kelompok unggas adalah ayam buras, ayam ras dan itik.dari ketiga jenis unggas ini, maka populasi ayam buras terlihat lebih dibanding kedua jenis unggas lainnya disebabkan ayam buras lebih berkembang lama dan merupakan jenis ternak unggas yang paling lama dikenal masyarakat, serta banyak dipelihara masyarakat di desadesa baik sebagai usaha rumah tangga dan usaha sampingan. 7. AYAM BURAS. Populasi ayam buras terbanyak terdapat di Kecamatan Rote Barat Laut yaitu sebanyak ekor, menyusul Kecamatan Rote Barat Daya sebanyak ekor. Sedangkan populasi ayam buras terendah ada di Kecamatan Ndao Nuse sebanyak 513 ekor. 8. AYAM RAS. Populasi ayam ras hanya terdapat di dua kecamatan yaitu di kecamatan Rote Barat Laut sebanyak ekor dan di kecamatan Lobalain sebanyak sedangkan di kecamatan yang lain tidak ada atau nihil. Statistik Pertanian Rote Ndao

40 PERIKANAN Sub sektor Perikanan termasuk salah satu sektor pertanian yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. Sub sektor ini memproduksi kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kadar gizi. Komoditi perikanan adalah salah satu sumber gizi yang dapat dijangkau oleh lapisan masyarakat, baik masyarakat berpenghasilan tinggi maupun masyarakat berpenghasilan rendah dengan demikian maka hasil yang didapatkan dari sub sektor perikanan ini dapat menunjang program pemerintah dalam usaha peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Pada tabeltabel di bawah ini disajikan data jumlah rumah tangga usaha perikanan laut menurut kategori usaha tahun 2015 No. Tabel Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Laut Kecamatan Menurut Kategori usaha Tahun 2015 Penuh Nelayan (KK) Sambilan Utama Sambilan Tambahan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (5) 1. Rote Barat Daya Rote Barat Laut Lobalain Rote Tengah Rote Selatan Pantai Baru Rote Timur Landu Leko Rote Barat Ndao Nuse Jumlah Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rote Ndao Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

41 Tabel Produksi Ikan Laut Menurut Jenisnya di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 (Ton) No. Jenis Ikan Jumlah Produksi (Ton) (1) (2) (3) 1. Tongkol Tengiri Kakap Kembung Cakalang Tuna Kerapu Tembang Ikan Halus Ikan Besar Ikan Lainnya 407 Jumlah Sumber : Dinas Kelautan & Perikanan Kab.Rote Ndao Tabel Produksi Non Ikan Laut Menurut Jenisnya Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

42 di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 No. Jenis Non Ikan Jumlah Produksi (Ton) (1) (2) (3) 1. Kepiting 0,7 2. Udang Halus 0,4 3. Udang Putih 0,5 4. Udang Lobster 0,2 5. Kerang 0,7 6. Remis 0,2 7. Penyu 0,00 8. Teripsang CumiCumi Gurita 6,4 11. Rumput Laut Sumber : Dinas Kelautan & Perikanan Kab.Rote Ndao Tabel Banyaknya Alat Penangkapan Ikan Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

43 di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 No. Kecamatan Bagan Apung /Tanca p Gillnet Pancing Ulur Jala Tebar Pancing Tonda Pancing Rawai Purse Seina (1) (2) (3) (4) (5) (5) 1. Rote Barat Daya Rote Barat Laut Lobalain Rote Tengah Rote Selatan Pantai Baru Rote Timur Landu Leko Rote Barat Ndao Nuse Jumlah Sumber : Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Rote Ndao Tabel.4.5. Jumlah Perahu /Kapal Penangkapan Ikan di Kabupaten Rote Ndao dirinci per Kecamatan Tahun 2015 Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

44 No. Kecamatan Jukung Perahu Tanpa Motor Kecil Sedang Besar Motor Tempel Kapal Motor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Rote Barat daya Rote Barat Laut Lobalain Rote Tengah Rote Selatan Pantai Baru Rote Timur Landu Leko Rote Barat Nado Nuse JUMLAH Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rote Ndao Tabel Produksi Ikan di Laut Menurut Jenisnya di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

45 (Ton) No. Jenis Ikan Jumlah Produksi (Ton) (1) (2) (3) 1. Tongkol Tengiri Kakap Kembung Cakalang Tuna Kerapu Tembang Ikan Halus Ikan Besar Ikan Lainnya 407 JUMLAH Sumber : Dinas Kelautan & Perikanan Kab.Rote Ndao Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

46 KEHUTANAN Subsektor kehutanan merupakan kontributor terkecil dalam perekonomian Kabupaten Rote Ndao. Kontribusi subsektor kehutanan tahun 2013 hanya 0,02%. Kecilnya sumbangan sub sektor ini terhadap perekonomian dikarenakan rendahnya produksi sub sektor kehutanan itu sendiri. Produksi utama dari sub sektor kehutanan yang paling utama adalah kayu jati. Kayu jati merupakan kayu yang sering dipakai dalam pembuatan berbagai macam industri furniture. Produksi kayu hutan yang ada di Rote Ndao diantaranya kayu jati 229,3341 m 3, kayu rimba campuran 168,2959 m 3, Semua kecamatan di Kabupaten Rote Ndao menghasilkan kayu jati. Penghasil kayu jati terbesar adalah Kecamatan Rote Barat Laut yaitu 66,1418 m 3. Hutan merupakan paruparu dunia sehingga pemanfaatan hutan pun harus seimbang antara pemanfaatan dan perawatannya. Pemanfaatan hutan sebagai sumber perekonomian bukanlah hal yang salah tetapi juga harus dijaga kelestarian hutan yang ada agar ekosistem tetap terjaga. Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

47 Tabel.5.1. Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Rote Ndao Menurut Fungsinya (Ha), 2014 Fungsi Hutan Luas Hutan (1) (2) 1. Hutan Lindung 7.652,37 2. Hutan Produksi Tetap 9367,47 3. Hutan Produksi terbatas 4. Hutan Rakyat 5.174,00 5. Hutan Produksi dapat di Konfersi 6. Cagar Alam 7. Suaka Margasatwa 2.262,01 8. Taman Wisata Alam 9. Taman Nasional 10. Hutan Bakau 43,87 11.Taman Buru 1288,11 Jumlah 25787,83 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan, & Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Ket *) : Data 2015 tidak tersedia Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

48 No. Kecamatan Tabel Produksi Hasil Hutan Menurut Kecamatan di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 Rimba Campuran Kayu Jati Kayu Kula Kayu Merah (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Rote Barat Daya 31,285 15, Rote Barat Laut 9, , Lobalain 5, , Rote Tengah 10, , Rote Selatan 25, , Pantai Baru 38, , Rote Timur 1, Landu Leko 48, Rote Barat 0, Ndao Nuse Jumlah 168, ,3341 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan, & Kehutanan Kabupaten Rote Ndao Ket *) : Data 2013 tidak tersedia Statistik Pertanian Kabupaten Rote Ndao

49

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 3 Maret 2014 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 2012 (ATAP 2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 19/3/52/Th.X, 1 Maret 216 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 214 (ATAP 214) produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) NO. 66/11/33 TH. VII, 1 NOVEMBER 2013 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, pada tahun 2013 produksi padi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013) No. 18/03/33 Th.VIII, 3 Maret 2014 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 diperkirakan 10,34 juta ton gabah kering

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No.02 /07/3321/Th.I,1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi Kabupaten Demak tahun 2014 mencapai

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 75/11/52/Th.IX, 2 November 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 47/07/52/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA No. 60/11/82/Th.XIV, 02 November PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI MALUKU UTARA BULAN OKTOBER SEBESAR 102,07 ATAU NAIK 1,06 PERSEN Pada Oktober, Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,55 PERSEN No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : 1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM

BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM BAB IV PROFIL SUMBER DAYA ALAM Sebagai daerah yang bersifat agraris, Kabupaten Sumba Barat didominasi oleh sektor pertanian sekaligus sebagai potensi unggulan daerah Kabupaten Sumba Barat, sedangkan potensi

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN No. 34/08/14/Th.XIV, 01 Agustus 2013 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN Pada bulan Juli 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 100,43 atau turun 1,84

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan kemanusiaan purba yang bersifat laten dan aktual sekaligus. Ia telah ada sejak peradaban manusia ada dan hingga kini masih menjadi

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 97,22 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Februari 2013 sebesar 97,22

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 No. 23/04/35/Th.X, 2 April 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Maret 2012 Turun 0,79 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013

ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013 Kementerian PPN/ Bappenas ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013 DIREKTORAT PANGAN DAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No. 12/02/21/Th. XI, 1 Februari PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI Pada Januari NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 0,11 persen dibanding

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah 5 Ubi Kayu 6 Ubi Jalar Tanaman

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Tukar Petani Oktober 2017 Provinsi Gorontalo

Perkembangan Nilai Tukar Petani Oktober 2017 Provinsi Gorontalo BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Perkembangan Nilai Tukar Petani Oktober 2017 Provinsi Gorontalo Pada bulan Oktober 2017, NTP (NTP Umum) Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 106.23 atau mengalami

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012 No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September 2012 Naik 0,38 persen. Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

S. Andy Cahyono dan Purwanto

S. Andy Cahyono dan Purwanto S. Andy Cahyono dan Purwanto Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura. PO BOX 295 Surakarta 57102 Telp/Fax: (0271) 716709; 716959 Email:

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 16/03/Th.VIII. 02 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2014 SEESAR 1.820.112 TON

Lebih terperinci

Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha)

Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha) 7. PERTANIAN TANAMAN PANGAN/PERKEBUNAN 48 Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat 2005-2010 (ha) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Luas Lahan Sawah 925.500 926.782 934.845 945.544 937.373 930.268

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017 No.42/08/75/Th.XI. 1 Agustus 2017 Pada bulan Juli 2017, NTP (NTP Umum) Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 103,79 atau mengalami penurunan sebesar -1,35 persen

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

No. 02/10/81/Th.IX, 2 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,33, NAIK 0,17 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,33, atau naik sebesar

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05 No. 19/04/34/TH.XVI, 1 April 2014 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Maret 2014, NTP Daerah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 37/06/52/Th.IX, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN MEI 2016 Penghitungan Nilai

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian tahun 1996-2000 merupakan kelanjutan dari seri publikasi sebelumnya, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahunnya. Mulai

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011) NO. 36/07/33/TH. V, 1 JULI 2011 Berdasarkan Angka Tetap (ATAP) 2010, produksi padi Jawa Tengah mencapai 10,11 juta ton mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016, NTP BALI NAIK 1,08 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Mei 2016 tercatat mengalami peningkatan sebesar 1,08 persen,

Lebih terperinci

DISTRIK MOSKONA TIMUR DALAM ANGKA 2014 MOSKONA TIMUR DISTRICT IN FIGURES, 2014 Nomor Katalog / Catalog Number : 1102001.9104101 Nomor Publikasi / Publication Number : 9104.14.16 Ukuran Buku / Books Size

Lebih terperinci

Programa Penyuluhan Kab.Bangka

Programa Penyuluhan Kab.Bangka Programa Penyuluhan Kab.Bangka 2013 1 LEMBAR PENGESAHAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN 2013 Tim Penyusun, Kepala Bidang Penyuluhan Pada Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka, Koordinator

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013 No. 43/08/63/Th.XVII, 1 Agustus 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JULI 2013 TURUN 0,96 PERSEN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012 No. 67 /12/63/Th.XV, 3 Desember 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) BULAN NOPEMBER 2012 NAIK 0,19

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) NO. 53/11/33/TH. IV, 1 NOVEMBER 2010 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010) A. PADI ARAM III produksi padi Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 10,079 juta ton Gabah Kering Giling (GKG),

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN FEBRUARI 2015 Penghitungan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 61/09/52/Th.VIII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN AGUSTUS 2015 Penghitungan

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 02/09/81/Th.IX, 4 September 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU AGUSTUS 2017 SEBESAR 101,16, NAIK 0,31 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Agustus 2017 adalah sebesar 101,16, atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 04/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2013, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,13 PERSEN Berdasarkan penghitungan dengan tahun dasar baru (2012

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 22/03/21/Th.XI 1 Maret PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI Pada Februari NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 0,27 persen dibanding

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

DISTRIK FAFURWAR DALAM ANGKA 2013 DATARAN FAFURWAR DISTRICT IN FIGURES, 2013 Nomor Katalog / Catalog Number : 1102001.9104010 Nomor Publikasi / Publication Number : 9104.13.20 Ukuran Buku / Books Size

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 No. 33/06/36/ Th.XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2017 SEBESAR 98,86 ATAU NAIK 0,17

Lebih terperinci

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB V PERTANIAN. Kabupaten Tegal Dalam Angka BAB V PERTANIAN A. PERTANIAN TANAMAN PANGAN Pembangunan di Sektor Pertanian khususnya Pertanian Tanaman Pangan dari tahun ke tahun terus ditingkatkan untuk dapat memelihara kemantapan swasembada pangan,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01 No. 71/12/34/Th.XVII, 1 Desember 2015 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada November 2015,

Lebih terperinci

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI) KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik Kota Palu i STATISTIK PERTANIAN KOTA PALU 2015/2016 Katalog : 5101006.7271 ISSN : 2502-2563 No. Publikasi : 72710.1619 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : x + 39 halaman Naskah

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015 No. 03/01/35/Th.XIV, 4 Januari 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Desember 2015 turun 0,41 persen. Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci