BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Committee on Basic Accounting Concept-a statement of basic

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Committee on Basic Accounting Concept-a statement of basic"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis Auditing Berdasarkan Committee on Basic Accounting Concept-a statement of basic auditing concept (1991 : 2), menyatakan pengertian auditing sebagai Suatu proses sistematis yang secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2002 : 9). Berdasarkan defenisi di atas maka terdapat unsur-unsur penting yang mendasari istilah auditing sebagai berikut: 1. Suatu proses sistematis Auditing sebagai suatu proses sistemetis adalah berupa rangkaian langkah atau prosedur yang logis, bererangka dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan. 2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif Tercapainya tujuan auditing ini, diperlukan bukti-bukti dengan mutu dan jumlah yang memadai. Bukti audit diperoleh sebagai informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit disajikan sesuai dengan

2 kriteria yang ditetapkan, atau tidak. Bahan bukti audit dapat diperoleh melalui pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, pengamatan auditor, tanya jawab dengan klien, pelaksanaan ulang (reperformance), dan prosedur analitis. Bukti audit yang telah ditetapkan dievaluasi secara objektif tanpa memihak dan berprasangka, baik kepada klien maupun kepada pihak ketiga ( pemakai hasil audit). Memperoleh dan mengevaluasi bukti dalam proses audit merupakan aktivitas utama auditor dalam pelaksanaan audit. 3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi merupakan hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Proses akuntansi menghasilkan pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat berupa laporan pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan. 4. Menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan dan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan auditor melakukan proses audit adalah menentukan apakah pernyataan pihak yang diaudit sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang digunakan untuk menguji informasi dari proses akuntansi dapt berupa; peraturan atau kebijakan yang ditetapkan oleh suatu badan tertentu, anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan perusahaan, prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK) yang ditetapkan FASB (Financial

3 Accounting Standards Board) serta badan pengatur lainnya. Misalnya seorang auditor yang bekerja di instansi pajak, di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menggunakan kriteria undang-undang, prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, perusahaan swasta, serta instansi pajak yang terkait. Jadi, kriteria yang dipakai dalam suatu audit tergantung kepada tujuan audit yang bersangkutan. 5. Penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan. Penyampaian hasil ini dilakukan melalui laporan tertulis dalam bentuk laporan audit yang merupakan penyampaian hasil-hasil temuan kepada para pemakai laporan. Laporan audit menyatakan tingkat kesesuaian antara informasi yang diperiksa dengan kriteria yang ditetapkan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya tetapi pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan yaitu para pemegang saham, manajemen perusahaan, kreditur, calon investor dan kreditur, masyarakat luas dan kantor pemerintah Opini Audit Menurut IAI 2001: SA Seksi 110 paragraf 01 bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Opini audit disampaikan auditor

4 dalam paragraf pendapatan dalam bagian laporan audit yang menyatakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit yang dilakukan melalui beberapa tahap audit. Laporan audit ini sangat penting karena laporan tersebut menginformasikan kepada pengguna laporan tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperoleh atas temuan audit. Opini audit berkaitan langsung dengan standar auditing yang berlaku umum dan temuan-temuan audit. Auditor diwajibkan untuk menyatakan pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk kesimpulan menyangkut apakah perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan perusahaan. Tipe pendapat dalam Mulyadi (2002 : 20) tersebut adalah pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with explanatory language), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion) dan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion). Berdasarkan IAI, 2001: SA seksi 508, kelima pendapat tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian (unqualified opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsi akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan standar akuntansi keuangan dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan standar akuntansi keuangan tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil

5 usaha suatu organisasi, sesuai dengan standar akuntansi keuangan, jika memenuhi syarat berikut ini: 1. Standar akuntansi digunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan keuangan. 2. Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode telah cukup jelas. 3. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporam keuangan. b. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language). Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan auditnya. Keadaan yang menjadi penyebab ditambahkannya suatu paragraf penjelas dalam laporan audit baku adalah: 1. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain. 2. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI. 3. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu memadai. 4. Di antara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya. 5. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan komparatif. 6. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) namun tidak disajikan atau tidak di-review. 7. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berlaku umum. 8. Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan dewan tersebut dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keragu-raguan yang besar apakah informasi tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh IAI. 9. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. c. Pendapat wajar dengan Pengecualian (qualified opinion) Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,

6 posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsi akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan bilamana: 1. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat. 2. Laporan keuangan berisi penyimpanagan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak meyatakan pendapat tidak wajar. Auditor harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yangd icantumkan sebelum paragraf pendapat. d. Pendapat tidak Wajar (adverse opinion) Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsi akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika auditor memberikan pendapat tidak wajar maka informasi yang disajikan klien sama sekali tidak dapat dipercaya sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi untuk mengambil keputusan. e. Pendapat tidak Memberikan Pendapat (disclaimer opinion) Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat adalah cocok jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan Going Concern Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Kelangsungan hidup entitas dianggap sebagi kemampuan perusahaan mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek.

7 Going concern dipakai sebagai suatu asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang berlawanan. Menurut IAI, 2001 : SA Seksi 341, paragraf 01, menyatakan bahwa, Informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup entitas adalah berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa lainnya. Auditor harus teliti melihat adanya ketidakpastian dalam perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adapun faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya adalah sebagai berikut (Arens, 2008 : 66): a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan. b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh tempo. c. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi, banjir, atau masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa. d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang sudah terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi Opini audit going concern Pernyataan Standar Auditing (PSA) 29 paragraf 11 huruf d (IAI, 2001: SA Seksi 508, paraf 11) menyatakan bahwa kesangsian yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), yang dinyatakan oleh auditor.

8 Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Namun auditor tidak bertanggung jawab memprediksi kondisi yang akan datang bahwa entitas kemungkinan akan berakhir kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal laporan audit (IAI, 2001: SA Seksi 341). Hal ini tidak berarti menunjukkan bahwa kinerja auditor dalam mengaudit tidak memadai. Oleh karena itu tidak dicantumkannya kesangsian going concern dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang sebagai jaminan kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut IAI, 2001: SA Seksi 341, paraf 06 kondisi dan peristiwa yang menjadi pertimbangan seorang auditor dalam memberikan opini going concern, namun pertimbangan auditor tidak terbatas pada kondisi dan peristiwa tersebut, sebagai berikut: a. Trend negatif, contohnya kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiaan usaha, rasio keuangan penting yang jelek. b. Petunjuk lain tentang kesulitan keuangan, contohnya kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terrhadap pengajuan permintaan kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pembelanjaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva. c. Masalah intern, contoh pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomi, kebutuhan untuk secara signifikian memperbaiki operasi.

9 d. Masalah luar yang telah terjadi, contoh pengajuan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang yang mengancam keberadaan perusahaan, kehilangan franchise, lisensi atau paten yang penting, kehilangan pelanggan atau pemesok utama, serta kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai. Panduan bagi seorang auditor untuk mempertimbangkan pernyataan pendapat atau pernyataan tidak memberikan pendapat dalam hal auditor menghadapai masalah kesangsian atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dapat dilihat dalam gambar 2.1.

10 Apakah ada kondisi dan/atau peristiwa yang berdampak terhadap kelangsungan hidup entitas? Tidak SA Seksi 508 [PSA No. 29} Ya Apakah auditor sangsi atas kelangsungan hidup entitas? Ya Apakah ada rencana manajemen? Tidak Ya Tidak memberikan pendapat Apakah rencana manajemen dapat dilaksanakan? Tidak Tidak Ya Tidak memberikan pendapat Apakah cukup pengungkapan? Tidak Ya Pendapat wajar tanpa pengecualian Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas. Berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas atau penekanan atas suatu hal (emphasis of a matter) Pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar Gambar 2.1 Pedoman pernyataan pendapat Going concern (sumber: IAI, 2001: SA Seksi 341. Lampiran

11 Akuntansi Perbankan Pengertian bank Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998, pasal 1, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan definisi tersebut, bank memiliki tiga fungsi utama secara umum yaitu: a. Menghimpun dana dari masayarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Bank akan membayar sejumlah tertentu atas penghimpunan dana masyarakat yang besarnya tergantung jenis simpanannya. Penghimpunan dana dalam bentuk simpanan merupakan sumber dana bank yang terbesar. Dalam perkembangannya penghimpunan dana tidak hanya dengan simpanan seperti menawarkan produk giro, tabungan dan deposito, akan tetapi produk penghimpun dana lainnya, seperti surat berharga, pasar uang antarbank dan obligasi. Masyarakat dapat menempatkan dan menarik dananya kapanpun, sesuai dengan jenis simpanan yang dimilikinya. b. Menyalurkan dana kepada masyarakat Penyaluran dana yang dilakukan bank sebagian besar dalam bentuk kredit/pinjaman. Atas kredit/pinjaman yang diberikan, bank akan memperoleh balas jasa berupa bunga. Dalam perkembangannya, bank dapat menyalurkan dananya dengan membeli sertifikat Bank Indonesia, menyalurkan dana melalui pasar uang antarbank, surat-surat berharga, obligasi, dan lain-lain.

12 Bank menyalurkan dananya dalam aktiva produktif yaitu aktiva yang dapat menghasilkan keuntungan. c. Memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbankan Pelayanan jasa bank merupakan aktivitas pendukung, yang dapat berupa jasa bank dalam negeri dan jasa bank luar negeri. Jasa bank dalam negeri terkait dengan transaksi antarbank dalam negeri, seperti jasa transfer, pemindahbukuan, kliring, save deposit box, surat-surat berharga, dan lain-lain.jas bank luar negeri terkait dengan transaksi dengan bank asing di luar negeri, seperti letter of credit, travellers check,swif, negosiasi wesel expor, dan lain-lain. Imbalan atas pelayanan jasa perbankan merupakan pendapatan fee dan komisi Akuntansi bank Menurut Affif, dkk. (1996 : 195), Akuntansi perbankan dapat didefenisikan seni yang secara sistematis mencatat, menyajikan dan menafsirkan transaksitransaksi keuangan seperti menerima setoran, memberikan kredit, memindahkan dana-dana dan jasa lainnya yang berlaku dalam bisnis bank". Hasil dari transaksi akuntansi bank berupa laporan keuangan bank. Laporan keuangan bank bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan, dan bertujuan juga untuk pengembilan keputusan. Laporan keuangan lengkap terdiri dari: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (PAPI : 2008 : 1).

13 Audit Perbankan Banyaknya masalah-masalah yang dihadapi sebagian besar bank, maka tuntutan untuk melaksanakan kegiatan audit adalah suatu keharusan. Audit pada perusahaan perbankan berguna untuk membantu bank menekan resiko yang dihadapinya. Adapun resiko yang dihadapi bank meliputi: a. Resiko Ekstern Resiko yang disebabkan adanya perubahan dalam keadaan ekonomi baik karena adanya perubahan dalam negeri, termasuk kebijakan pemerintah atau sebagai akibat adanya pengaruh perekonomian internasional. b. Resiko Intern Resiko yang disebabkan adanya misjudgement, penyelewenganpenyelewengan, pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku, dan praktik perbankan yang tidak sehat. c. Resiko Kredit Menurut Tawaf (1999 : 11), penyebab timbulnya resiko kredit pada bank, antara lain disebabkan oleh: Prosedur pemberian kredit yang tidak sehat. Perubahan keadaan ekonomi pada umumnya atau pada sektor industri tertentu. Konsentrasi pemberian kredit kepada debitur, grup debitur atau sektor ekonomi tertentu. Penurunan kemampuan usaha debitur. d. Resiko Likuiditas Bank menghadapi resiko likuiditas apabila bank terlalu besar memberikan kredit yang dibiayai dengan pinjaman jangka pendek atau penyebaran kredit yang tidak merata. Apabila bank mengalami kekurangan likuiditas, dan auditor

14 menemukan bukti bahwa bank menjual aktiva tertentu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut, maka auditor harus mempertimbangkan kewajaran dasar akuntansi aktiva yang akan dijual oleh bank. e. Resiko Bawaan/Inheren Resiko ini kemungkinan disebabkan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan atau unsur pelanggaran hukum oleh bank. Sehubungan dengan berbagai resiko yang dihadapi oleh bank, maka menurut Tawaf (1999 : 12), Bank wajib memelihara modal yang cukup, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan tersebut memperkuat perlunya struktur pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) atas kewajaran pemupukan modal dan penggungkapan tentang modal yang diwajibkan. Dalam pelaksanaan operasi perbankan yang tidak pernah lepas dari berbagai resiko, maka fungsi audit perbankan sangat penting karena fungsi audit perbankan tersebut adalah untuk membantu semua tingkatan manajemen yang ada pada bank dalam mengamankan kegiatan operasional bank yang melibatkan dana masyarakat yang luas. Dalam struktur bank, terlihat bahwa modal yang disetor oleh pemilik bank tidak sebanding dengan dana yang ditanamkan masyarakat pada bank tersebut. Dari sisi ini, tampak bahwa peran dan pengamanan dana masyarakat merupakan prioritas utama terhadap pemeriksaan bank oleh auditor Kualitas Audit Audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dan orang yang independen. Auditor yang kompeten adalah auditor

15 yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar, memahami dan menggunakan metode penyampelan yang benar, dll. Sebaliknya auditor yang independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan secara independen melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditor akan melaporkan adanya pelanggaran atau independensi auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka (Novanda, dkk, 2012). Seorang auditor bertanggung jawab menyediakan informasi yang berkualitas tinggi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan. Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern apabila klien tidak mempunyai masalah mengenai kelangsungan hidup perusahaannya (Arga dan Linda, 2007). Penelitian De Angelo (1981) dalam Setyarno (2006) menyatakan bahwa auditor skala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dari pada auditor skala kecil. Auditor skala besar juga lebih cenderung mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi resiko proses peradilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki kemungkinan atau dorongan yang lebih untuk melaporkan masalah going concern kliennya. Hal ini menunjukkanbahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Kualitas audit diproksikan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan The big four dan tidak berafiliasi dengan The big four (non big four).

16 Ukuran kantor akuntan publik big four didasarkan pada tingkat pendapatan yang paling tinggi diperoleh selama melakukan tugas audit dan jasa lainnya. Umumnya KAP The big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non-big four. Hal ini disebabkan oleh tiga hal yaitu: a. KAP The big four umumnya memiliki reputasi yang lebih baik dibanding dengan KAP non-big four. b. KAP The big four memiliki sumber daya manusia yang banyak sehingga mampu memperoleh tenaga kerja yang lebih terampil dan kompeten. c. KAP The big four juga lebih cenderung mengungkapkan apa yang ada karena siap menghadapi resiko proses pengadilan Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun penelitian. Opini audit tahun sebelumnya ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu auditee dengan opini audit going concern/ going concern audit opinion (GCAO) dan tanpa opini going concern/ non going concern audit opinion (NGCAO). Mutchler (1984) dalam Eko, dkk (2006 : 9) melakukan wawancara dengan praktisi auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern, maka akan semakin besar kemungkinan

17 auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going cocern pada tahun berikutnya Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio laba operasi. Rasio laba operasi perusahaan ini mengukur seberapa baik aspek pemasaran dan bagaimana efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio laba operasi perbankan ini, akan semakin kecil kemungkinan auditor menerbitkan opini audit going concern Ukuran perusahaan Pada penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan total nilai aktiva. Total nilai aktiva terdiri dari jumlah current asset, fixed asset, intangible asset dan investment. Perusahaan besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lenih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil. Public demand akan informasi yang tinggi terhadap perusahaan memungkinkan tumbuhnya kepercayaan akan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Kepercayaan tersebut dapat meningkatkan tingkat keberhasilan usaha perusahaan tersebut. Mutchler (1985) dalam Arga (2007:146) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahan kecil karena auditor mempercayai bahwa perusahaan-perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitankesulitan keuangannya dari pada perusahaan kecil.

18 Profitabilitas Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2008 : 196). Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba. Tujuan dari analisa profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Analisa ini juga untuk mengetahui hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada neraca bank yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini prifitabilitas diproksikan dengan Return on Assets (ROA). Menurut Sofyan (2008: 305), Return on Asset (ROA) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi Laba/ Rugi bersih dengan Total Asset. Ratio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai ROA semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu dalam tabel 2.1 berikut: No Peneliti (Tahun) 1 Hani dkk (2003) Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Judul Analisis Variabel Penelitian Going Regresi Independen: Concern dan logistik Quick ratio Opini Audit: Banking Suatu Studi ratio Hasil Quick ratio, return on assets, dan interes margin

19 2 Setyarno, dkk (2006) 3 Santosa dan Wedari (2007) Pada Perusahaan Perbankan BEJ di Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan opini audit Regresi logisik Regresi logisik Return on asset Interest margin of loans Capital ratio Capital adequacy ratio Dependen: Opini audit going concern Independen: Kualitas audit Kondisi keuangan perusahaan Opini audit tahun sebelumnya Pertumbuhan perusahaan Dependen: Opini audit going concern Independen: Kualitas audit Kondisi keuangan perusahaan of loans signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan banking ratio, capital ratio, dan capital adequacy ratio tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Kondisi keuangan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya signifikan terhadap opini going concern sedangkan kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak signifikan terhadap opini audit going concern. Opini audit tahun sebelumnya signifikan terhadap

20 4 Singh (2008) 5 Januarti (2009) going concern Opini audit tahun sebelumnya Pertumbuhan perusahaan Ukuran perusahaan Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Regresi logistik Regresi logistik Dependen: Penerimaan opini audit going concern Independen: Quick ratio Banking ratio Return on asset Interest margin of loans Capital adequacy ratio Dependen: Opini audit Independen: Kondisi keuangan Debt default Ukuran perusahaan Opini audit tahun sebelumnya Audit lag penerimaan opini audit going concern sedangkan kualitas audit, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Quick ratio, banking ratio, dan capital adequancy ratio signifikan terhadap opini audit sedangkan return on assets dan interest margin of loans tidak signifikan terhadap opini audit. Debt default, ukuran perusahaan, kondisi keuangan, audit client tenure, kualitas audit dan opini tahun sebelumnya

21 Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI) Auditor client tenure Kualitas audit Opinion shopping Kepemilikan manajerial dan institusional. Dependen: Opini audit going concern signifikan terhadap opini audit going concern sedangkan audit lag, opinion shopping, dan kepemilikan manajerial tidak signifikan 6 Julaeha (2010) 7 Novanda, dkk (2012) Analisis Pertumbuhan Kredit, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Going Concern pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Sebelumnya pada Perusahaan Regresi logistik Regresi logistik Independen: Pertumbuhan kredit Ukuran perusahaan Pertumbuhan perusahaan. Dependen: Opini audit going concern Independen: Model prediksi kebangkrutn Profitabilitas Kualitas audit Opini audit tahun sebelumnya Dependen: Opini audit going concern Pertumbuhan kredit, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan signifikan terhadap opini audit going concern. Model prediksi kebangkrutan dengan menggunakan Altman Model terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan model prediksi kebangkrutan dengan menggunakan

22 Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Sumber: Data Diolah Penelitian Springate Model, Zmije wski Model, dan Revised Alt man Model, ROA, kualitas audit, dan opini audit sebelumnya tidak terhadap penerimaan opini audit going concern Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Berdasarkan uraian teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian ini adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas dalam melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Hubungan antara faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

23 Kualitas audit (X 1) H1 Opini audit tahun sebelumnya (X 2) Pertumbuhan perusahaan (X 3) H2 H3 Opini audit going concern ( Y ) Ukuran perusahaan (X 4) H4 Profitabilitas (X 5) H5 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan tidak dapat mengetahui pengaruhnya secara simultan karena hasil pengujian dengan metode regresi logistik hanya ada pengujian secara parsial. Pemilihan auditor independen dengan kualitas audit tinggi dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan sehingga investor dan pemakai laporan keuangan lainnya memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor independen dengan kualitas audit tinggi akan cenderung melakukan prosedur audit yang lengkap dalam rangka pengumpulan bukti audit sehingga status going concern perusahaan dapat diterapkan. Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit

24 yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun penelitian. Apabila pada tahun sebelumnya Perusahaan menerima opini audit going concern, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan tetap menerima opini audit going concern. Laba operasi perusahaan yang meningkat dari tahun ketahun dapat mengindikasikan kinerja perusahaan yang baik dalam penggunaan sumberdaya yang dimilikinya. Hal ini akan memungkinkan semakin kecilnya auditor menerbitkan opini audit going concern. Ukuran perusahaan diproksikan dengan total nilai aktiva perusahaan tersebut. Mc.Keown, et. al. (1991) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki sedikit kemungkinan untuk gagal dalam melangsungkan usahanya. Profitabilitas bank yang diproksikan dengan Return on Assets menunjukkan kemampuan bank untuk mengelola entitasnya secara efisien sehingga mampu memberikan laba kepada bank. Semakin tinggi profitabilitas maka semakin rendah kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern dan sebaliknya Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2011 : 41), hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan

25 kerangka koseptual yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut : H 1 : Kualitas audit terhadap penerimaan opini audit going concern. H 2 : Opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern. H 3 : Pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. H 4 : Ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. H 5 : Profitabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Opini Audit Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2001: SA Seksi 110,paragraf 01: Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Januarti (2009) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal).

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. Mulyadi (2002:11) mendefinisikan auditing : Berdasarkan definisi auditing tersebut terdapat unsur-unsur yang penting

BAB II. Tinjauan Pustaka. Mulyadi (2002:11) mendefinisikan auditing : Berdasarkan definisi auditing tersebut terdapat unsur-unsur yang penting BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Mulyadi (2002:11) mendefinisikan auditing : suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Opini Audit Proses akhir dari pekerjaan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor adalah mengkomunikasikan penilaiannya tentang tingkat kewajaran penyajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang yang kompeten dan independen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang yang kompeten dan independen. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1. Pengertian Auditing Arens et.al. (2008 : 4) mendefenisikan auditing sebagai pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan. dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan. dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori agensi, menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah : Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Audit Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Opini Audit Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan hidup usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas,

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 9 BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 2.1 Going Concern Going concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN 2.1 Going Concern Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada perusahaan yang mempunyai masalah keuangan, tapi dianggap masih mampu untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Landasan Teori II.1.1. Teori Agensi Godfrey, Hodgson, Tarca, Hamilton, Holmes (2010 : 301) mendefinisikan teori agensi sebagai berikut: In such a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan global pada saat ini mengharuskan perusahaan berfikir tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan kontrak antara agen (manajer) dengan prinsipal (pemilik). Prinsipal dalam teori agensi ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Jenis or Independen Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan penting di setiap negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 (dengan diberlakukan Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya tidak semata menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi bertujuan menjaga kelangsungan hidup (going

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapat Auditor Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit mengenai temuan-temuan audit yang ditemukan auditor independen terhadap auditee.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang terdapat di dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang terdapat di dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau mendukung perumusan hipotesis dalam penelitian ini, selain itu juga deskripsi dari variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:175)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat menjadi salah satu kebutuhan utama bagi para pelaku bisnis. Informasi ini diperlukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency Theory (Teory Keagenan) menurut Jensen dan Meckling (1979) dalam Mirna dan Indira (2007), menggambarkan adanya hubungan suatu kontrak antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Menurut Jansen dan Meckling (1976) yang dikemukakan oleh januarti (2008:8) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan pasti akan melaporkan dan menerbitkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Selain itu, juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu Negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian yang akan dilakukan kali ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh entitas. Laporan keuangan merupakan bagian dari siklus akuntansi yang menggambarkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan didirikannya suatu entitas atau perusahaan selain untuk memperoleh laba ada juga tujuan serta tanggung jawab besar yang harus dibebankan oleh perusahaan. Tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opinion Shopping Demi menghindari penerimaan opini going concern, biasanya perusahaan melakukan auditor switching (pergantian auditor). Teoh (1992) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia pasar modal mengalami perkembangan yang pesat. Pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan memiliki suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori harapan sebagai teori pendukung (supporting theory). Disamping itu bab ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going. concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going. concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Agensi Menurut Jensen dan Meckling (Susanto; 2009) menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Topik 3 : Laporan Akuntan

Topik 3 : Laporan Akuntan Topik 3 : Laporan Akuntan Tujuan : Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu : 1. Menyebutkan jenis-jenis pendapat akuntan 2. Menyebutkan jenis-jenis laporan akuntan 3. Menjelaskan pertimbangan auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krusial. Keputusan yang diambil dapat memiliki dampak baik atau buruk, oleh

BAB I PENDAHULUAN. krusial. Keputusan yang diambil dapat memiliki dampak baik atau buruk, oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, pengambilan keputusan adalah suatu hal yang sangat krusial. Keputusan yang diambil dapat memiliki dampak baik atau buruk, oleh karena itu dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dibagian ini akan dijelaskan teori-teori mengenai opini audit going

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dibagian ini akan dijelaskan teori-teori mengenai opini audit going BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis Dibagian ini akan dijelaskan teori-teori mengenai opini audit going concern dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain itu dibagian ini juga dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. Pertumbuhan ini ditandai dengan semakin banyak dan berkembangnya perusahaan yang go public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investor merupakan salah satu pelaku investasi yang memiliki kaitan erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam mengambil suatu keputusan investasi,

Lebih terperinci

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA ISSN 1411-0393 TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Bambang Suryono *) ABSTRAK Standar Auditing Seksi 341 (dalam S tandar Profesional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya.. Berikut penjabaran dari beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya.. Berikut penjabaran dari beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya.. Berikut penjabaran dari beberapa penelitian terdahulu beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu Negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Jenis Opini Auditor Independen Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Kajian teori agensi pada penelitian opini audit going concern. principal (pemilik) mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada perusahaan go public, laporan keuangan merupakan sebuah hasil evaluasi kinerja yang menjadi acuan untuk proses operasi tahun berikutnya. Sedangkan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Teori agensi dan hubungannya dengan opini auditor tentang going Menurut Jensen dan Smith (1984) teori agensi adalah konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja sama antara negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK par.7) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yaitu dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu akuntansi perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau mendukung perumusan hipotesis dalam penelitian ini, selain itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang berbeda kepentingan. Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang berbeda kepentingan. Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan suatu teori yang menghubungkan antara dua individu yang berbeda kepentingan. Masalah agensi telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Adanya hubungan kontrak antara pihak manajemen (agen) dengan pemilik entitas (prinsipal) telah digambarkan oleh Jensen dan Meckling (1976)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran auditor salah satunya adalah dengan memberikan opini terhadap suatu perusahaan. Opini auditor sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan hubungan agensi adalah hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan hubungan agensi adalah hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) mengatakan hubungan agensi adalah hubungan kontrak antara prinsipal dan agen dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan audit BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik diwajibkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan audit atas laporan keuangannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Pada penelitian tentang opini audit going concern ini, membutuhkan kajian teori agensi. Menurut Jensen dan Meackling (1967), menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha.

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha. BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI-TEORI 1. Pengertian dan Karakteristik Auditee Menurut Shidarta dan Christanti dalam Nurliana Safitri (2008) karakteristik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaporan keuangan (financial reporting) secara umum bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan suatu entitas bagi para investor dan kreditur untuk membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan jumlah bank di Indonesia begitu pesat dan menciptakan persaingan begitu besar, yang akhirnya menimbulkan praktik-praktik tidak sehat. Dimana

Lebih terperinci

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion)

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion) Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis pendapat akuntan yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion) Dikatakan pendapat wajar tanpa pengecualian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Dalam ilmu akuntansi perusahaan merupakan suatu entitas unit usaha yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan perusahaan go public di Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan semakin meningkat. Perusahaan Go

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kristiana (2012) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori agensi, menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan agen sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu asumsi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan adalah asumsi going concern yaitu asumsi yang beranggapan bahwa perusahaan akan terus berjalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur yang penting atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b) BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR Perbedaan kepentingan (conflict of interest) Konsekuensi (consequence) Kompleksitas (complexity) Keterbatasan akses (remoteness) Menurut Sofyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Asumsi kelangsungan usaha atau going concern adalah salah satu asumsi yang harus digunakan oleh manajemen dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, KEBERADAAN KOMISARIS INDEPENDEN PADA KOMITE AUDIT, DEBT DEFAULT, DAN OPINION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian disusul dengan krisis multidimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu pemerintahan. Pada dasarnya, pendapatan negara sangat dipengaruhi oleh perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998 sampai sekarang membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan

Lebih terperinci

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT PENGARUH KUALITAS AUDIT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013 Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan atas asumsi going concern. Going concern ini dimaksudkan bahwa dalam waktu mendatang, perusahaan tidak berencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian disusul dengan krisis multidimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah 131 perusahaan pada tahun Banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah 131 perusahaan pada tahun Banyaknya perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mendominasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang beralamat di www.idx.co.id dengan jumlah 131 perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia

BAB I PENDAHULUAN. Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya, yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 sebagai akibat terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (going corcern) perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan ini

BAB I PENDAHULUAN. (going corcern) perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi pihakpihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor. Investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan, khususnya perusahaan publik. Agar informasi dalam laporan

Lebih terperinci