BAB I PENDAHULUAN. tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi telah terjadi perubahan
|
|
- Handoko Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi telah terjadi perubahan persaingan bisnis pada industri Hilir Migas. Melalui Undang-Undang tersebut Pertamina tak lagi menjadi pemain tunggal tetapi pemain lain di sektor hilir migas dapat masuk ke pasar Indonesia. Daya beli konsumen menguat seiring beragamnya pilihan di pasar. Hal ini memicu peluang bagi perusahaan minyak dan gas lain serta masing-masing perusahaan melakukan berbagai strategi dan cara agar cepat tanggap mengikuti perkembangan terhadap lingkungan persaingan yang ada. Berbagai perubahan yang terjadi membuat perusahaan-perusahaan mengevaluasi strategi yang dijalankan agar dapat mampu bersaing dan mempertahankan pertumbuhan perusahaan. Pertamina yang dahulu sebagai pemain tunggal kini memiliki pesaing yang bermain di industri BBM ritel, seperti Shell, Total dan Petronas (saat ini sudah tidak beroperasi di Indonesia). Mereka menawarkan berbagai pilihan yang berbeda kepada konsumen. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap pembagian kue pasar yang ada di industri tersebut. Pilihan konsumen saat ini untuk SPBU tidak lagi hanya SPBU Pertamina. Berbagai SPBU asing dengan produk SPBU cukup beragam ditawarkan kepada 1
2 masyarakat. Hal ini tentu saja tidak lagi hanya menjual BBM subsidi tetapi berbagai varian BBM. Tabel 1.1 berikut memperlihatkan berbagai produk SPBU non-subsidi. Tabel 1.1 : Pilihan Produk SPBU di Indonesia Perusahaan Produk Non Subsidi PT. Pertamina Pertamax Pertamax Solar Pertamax Pertamina Retail Plus Dex Bio Solar Shell Shell Super Shell Super Shell Diesel Extra SPBU Pertamina Pertamax Pertamax Solar Pertamax Pertamina Non Pertamina Plus Dex Bio Solar Retail Petronas (saat ini Primax 92 Primax 95 Petronas sudah beroperasi Indonesia Agustus 2012) tidak di sejak Diesel Total Performance Performance Performance Diesel Sumber : Divisi Pemasaran BBM Retail 2012 Pasar BBM ritel di Indonesia pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis pasar yang berbeda, yaitu pasar ritel untuk BBM bersubsidi dengan pangsa pasar terbesar dipegang oleh SPBU Pertamina dan pasar ritel untuk BBM non-subsidi dengan beberapa pemain dalam pasar tersebut. 2
3 Kompetisi juga semakin ketat karena mudahnya SPBU asing beroperasi di Indonesia dengan longgarnya kebijakan pemerintah terkait pendirian SPBU di wilayah Indonesia. Komitmen Pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM sampai saat ini juga mempengaruhi bisnis di industri BBM ritel. Industri ini semakin menarik karena konsumen akan beralih preferensinya kepada BBM non subsidi. Potensi pertumbuhan pasar BBM saat ini di Indonesia dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,4% membutuhkan BBM untuk menunjang pertumbuhan tersebut (Kementerian Keuangan, 2012). Pertumbuhan kendaraan, panjang jalan provinsi dan kabupaten serta pertumbuhan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun akan membuat bisnis BBM ritel ini masih menarik untuk dilirik dan mempunyai potensi bisnis yang besar. Menurut Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tahun 2012 pangsa pasar perusahaan berdasarkan total penjualan BBM Non Subsidi : 1. PT Pertamina (Persero) sebesar 68,4% 2. PT AKR Corporindo Tbk sebesar 6,9% 3. PT Shell Indonesia sebesar 5,4% 4. PT Patra Niaga sebesar 5,08% 5. PT Petro Andalan Nusantara sebesar 3,46% 6. PT Petromine Energy Trading sebesar 3,46% 7. PT Jasatama Petroindo sebesar 2,38% 8. PT Medco Sarana Kalibaru sebesar 0,80 % 9. PT Global Artha Borneo sebesar 0,79% 3
4 10. PT Lautan Luas Tbk sebesar 0,6% 11. PT Petronas Niaga Indonesia sebesar 0,54%. Menurut Direktur BPH Migas, angka penjualan BBM non subsidi meningkat sebesar 21,3% dari tahun 2011, karena meningkatnya jumlah kendaraan mewah dan program pembatasan BBM bersubsidi oleh Pemerintah. Berikut Gambar 1.1 yang menjelaskan kinerja SPBU yang menunjukkan pertimbangan konsumen dalam memilih SPBU berdasarkan riset AC Nielsen Indikator yang diukur adalah Quality product, Sales & Purchase Service, General Service, Facilities dan Image Performance Shell menunjukkan peringkat pertama dan disusul oleh Petronas, Pertamina dan Total. Sebagai pemain baru, SPBU asing dapat berkompetisi dengan pemain lama yang sudah sekian lama beroperasi di Indonesia. Tabel 1.2 yang menjelaskan kepuasan pelanggan terhadap kinerja SPBU. Semakin besar angkanya maka semakin baik. Shell dibandingkan dengan pesaing lain unggul dari segi kualitas produk, layanan pemasaran dan pembelian, layanan umum, fasilitas dan citra. Selanjutnya disusul oleh Petronas. Untuk Pertamina unggul dari Total dari sisi kualitas produk,fasilitas dan citra. Sedangkan Total unggul dari Pertamina dari segi layanan pemasaran dan pembelian,layanan umum. Dari hal ini terlihat bahwa pertimbangan konsumen dalam memilih SPBU merupakan hal yang perlu dicermati dalam bisnis BBM Ritel. 4
5 Gambar 1.1 Hasil keseluruhan kinerja SPBU Sumber : AC Nielsen 2011 Tabel 1.2 Kepuasan pelanggan terhadap kinerja SPBU Loyalty Drivers Rank Importance Performance Pertamina Performance Shell Performance Petronas Performance Total Quality product Sales & Purchase Service General Service Facilities Image Sumber : AC Nielsen
6 1.2 Rumusan Masalah Dengan adanya deregulasi pemerintah yaitu UU Nomor 22 tahun 2001 maka pilihan konsumen akan SPBU semakin beragam. Dalam bisnis BBM non subsidi persaingan belum terlalu ketat, karena 90% dalam industri BBM ritel adalah BBM subsidi dan Pertamina masih memegang dominan pasar tersebut. Adanya Peraturan Menteri ESDM No.12 Tahun 2012 mengenai Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar membuat urgensi PT. Pertamina Retail terus melakuan terobosan. PT. Pertamina Retail selaku anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang mengelola SPBU Company Owned Company Operated (COCO) untuk melakukan strategi agar dapat bersaing di pasar, karena semakin ke depan arah kebijakan pemerintah adalah mengurangi serta membatasi pemakaian BBM Non PSO. Direktorat Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) sebagai korporasi mempunyai visi mewujudkan aspirasi Be an Asian Leading Energy Marketing and Trading NOC by Mengingat bisnis Fuel menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan mengharuskan strategi bertahan sekaligus ekspansi bisnis untuk mewujudkan Profitable Downstream. Agar PT Pertamina (Persero) dapat bersaing dalam mempertahankan market share, maka Direktorat Pemasaran Niaga memberikan penugasan kepada anak perusahaannya yaitu PT. Pertamina Retail. Adapun strategi yang dijalankan PT. Pertamina Retail saat ini yang terkait dengan korporasi adalah : 6
7 1. Meningkatkan service level hal ini dilakukan mengingat diperlukan peningkatan operational excellence berupa peningkatan Grade Pasti Pas! dan peningkatan Customer Satisfaction Index (CSI) SPBU & Bright. Artinya dengan dilakukan strategi ini diharapkan peningkatan profit dan peningkatan layanan akan kepuasan pelanggan serta dapat bersaing dengan pesaing baik dalam maupun luar negeri. 2. Strategi yang lainnya adalah Cost efficiency hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya pada setiap proses bisnis, contohnya penurunan susut sangat mempengaruhi profit. Berikut program kerja operasional PT Pertamina Retail saat ini : 1. Pengelolaan SPBU COCO, SPBU ex Petronas, SPBU KSO, SPBBG 2. Penurunan Losses BBM 3. Peningkatkan Profit Bisnis NFR (NFR & Bright) Berikut program kerja Keuangan PT. Pertamina Retail saat ini : 1. Implementasi Cash Management dengan Virtual Account dalam rangka effektifitas dan effisiensi transaksi. 2. Penyiapan dan evaluasi KPI per fungsi. 3. Implementasi Credit Management dalam rangka pengelolaan piutang pelanggan yang semakin besar. 4. Implementasi Cash Management dengan Virtual Account dalam rangka efektifitas dan effisiensi transaksi. Tabel 1.3 menjelaskan indikator kinerja keuangan dalam hal ini statusnya sehat dan kinerja operasional statusnya tumbuh tinggi dengan nilai 7
8 63,73. Tabel 1.4 menjelaskan indikator kinerja operasional dengan klasifikasi tingkat kinerja operasional yang tumbuh tinggi dengan nilai 20 (Sumber PT. Pertamina Retail, 2012). Tabel 1.3 Indikator Kinerja Keuangan PT Pertamina Retail II INDIKATOR KINERJA KEUANGAN RKAP 2012 AUDITED 2012 % Nilai Kinerja Keuangan % Nilai Kinerja Keuangan 1 ROE ROI Operating Profit Margin Net Profit Margin Cash Ratio Current Ratio Collection Period 2.56 hr hr Perputaran Persediaan 3.24 hr hr Perputaran Total Asset 1, , Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Asset Time Interest Earned Ratio (TIER) Total Nilai Kinerja Keuangan Klasifikasi Tingkat Kinerja Keuangan Sehat Sehat Sumber : PT Pertamina Retail 2012 Tabel 1.4 Indikator Kinerja Operasional PT Pertamina Retail III INDIKATOR KINERJA OPERASIONAL RKAP 2012 AUDITED 2012 % Nilai Kinerja Operasional * % Nilai Kinerja Operasional 1 Asset Productivity Growth (ASPG) Sales Growth (SALG) Net Profit Margin (NPMG) Sales to Total Asset Growth (STAG) (10.26) Net Profit Growth (NPG) Total Nilai Kinerja Operasional Klasifikasi Tingkat Kinerja Operasional Tumbuh Tinggi Tumbuh Tinggi Sumber : PT Pertamina Retail 2012 Kondisi tersebut membuat PT. Pertamina Retail perlu melakukan sesuatu untuk mempertahankan pangsa pasar yang ada dan terus kompetitif dalam menghadapi persaingan agar tetap terus-menerus bermain dalam industri tersebut terutama di era pembatasan BBM subsidi. 8
9 1.3 Pertanyaan dan Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Apakah strategi yang digunakan PT. Pertamina Retail saat ini masih efektif jika digunakan untuk menghadapi persaingan pada industri BBM Retail terutama pada era pembatasan BBM PSO? 2. Strategi apakah yang tepat dilakukan oleh PT. Pertamina Retail dalam menghadapi persaingan bisnis BBM Retail saat ini? Adapun tujuan dari penelitian yang dibuat adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis faktor internal dan faktor eksternal untuk menjelaskan persaingan dalam industri BBM Retail serta mengevaluasi strategi PT. Pertamina Retail yang telah berjalan dalam menghadapi persaingan pada industri BBM Retail. 2. Melakukan formulasi strategi yang sesuai bagi PT. Pertamina Retail setelah melakukan evaluasi terhadap strategi yang telah ada sebelumnya. 1.4 Batasan Penelitian Penelitian ini secara khusus dilakukan pada perusahaan PT. Pertamina Retail yang mempunyai kewenangan sebagai pengelola SPBU COCO Pertamina di Indonesia Manfaat Penelitian Manfaat dari kajian penelitian ini adalah memberikan masukan bagi akademis untuk penelitian yang akan datang, dan masukan dalam penetuan strategi bagi perusahaan agar mampu menghadapi persaingan. 9
10 1.6 Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Berdasarkan pokok permasalahan yang ada, maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Data primer, yang terdiri dari dokumentasi, observasi dan wawancara dengan beberapa sumber yaitu dengan Komisaris PT Pertamina Retail, Corporate Secretary PT Pertamina Retail dan pihak Fuel Retail Marketing PT Pertamina (Persero). Data yang dibutuhkan dan yang dikumpulkan mengenai strategi korporasi, pemasaran, keuangan, operasional dan SDM beserta tantangan yang dihadapi saat ini. 2. Data sekunder, pengumpulan data sekunder akan diperoleh dari majalah internal Pertamina, dan website PT. Pertamina Retail, Biro Pusat Statistik, Ditjen Migas, BPH Migas dan literatur-literatur lainnya seperti terbitan dari lembaga-lembaga terkait dan informasi lainnya yang dapat dijadikan pedoman dalam menganalisis atau menghasilkan data yang akurat terutama mengenai kondisi persaingan bisnis di industri BBM Ritel beserta faktor-faktor lain yang mempengaruhi kondisi industri tersebut Alat Analisis Alat analisis yang digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisis data, antara lain: 10
11 Analisis Lingkungan Internal 1. Aspek pemasaran, dengan melakukan analisis terhadap: a. Strategi pemasaran b. Target pasar, pasar yang potensial (sepeda motor dan niece market) c. Produk jasa layanan berupa inovasi penjualan Non PSO dan Customer Relationship Management (CRM) 2. Aspek keuangan, dengan menganalisis antara lain: a. Pendapatan (pendapatan di luar penjualan PSO dan Non PSO) b. Rugi / Laba. 3. Aspek operasional, dengan melakukan analisis atas: a. Kantor cabang dan SPBU serta infrastruktur yang dimiliki b.teknologi 4. Aspek sumber daya manusia, dengan melakukan analis a. Budaya b. Struktur c. Sistem dan prosedur Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Eksternal yang dibahas dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara, yaitu; 11
12 a. Analisis karakteristik industri BBM ritel Menganalisis industri BBM ritel di pasar apakah masih cukup potensial, dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang meningkat serta dengan adanya pembatasan BBM bersubsidi serta kebijakan energi lainnya yang dijalankan oleh pemerintah. b. Analisis Porter s five competitive forces Menganalisis potensi pendatang baru yang akan mempengaruhi persaingan antar perusahaan. Analisis mengapa dengan syarat mempunyai modal yang tinggi dibutuhkan untuk masuk ke dalam industri berikut, para investor tetap tertarik, serta ancaman dari pembeli terkait dengan daya beli dan harapan keinginan konsumen, adanya beragam pilihan sudah pasti membuat konsumen memegang peranan yang besar. c. Analisis Kekuatan Pendorong Menganalisa pengaruh peraturan dan perubahan kebijakan pemerintah menjadi kekuatan yang mengendalikan dalam industri ini. Perubahan kondisi sosial dan gaya hidup, perubahan terhadap siapa yang membeli produk dan bagaimana mereka menggunakannya serta faktor inovasi pemasaran menjadi faktor lainnya. d. Analisis Faktor Sukses Kunci 12
13 Menganalisa Distribusi, layanan dan pemasaran yang menjadi KSF industri ini, sebaran SPBU serta kualitas layanan dan produk masih menjadi Faktor Sukses Kunci konsumen dalam memilih SPBU Kerangka Analisis Gambar 1.2 memperlihatkan alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini. Analisis Lingk. Internal 1. Aspek Pemasaran 2. Aspek Keuangan 3. Aspek Operasional 4. Aspek SDM Analisis Lingk. Eksternal 1. Analisis Karakeristik Industri 2. Analisis Porter 5 s Forces of Competition 3. Analisis Driving Forces 4. Analisis Key Succes Factor 1.7 Sistematika Penulisan Usulan rekomendasi dan perbaikan strategi berdasarkan evaluasi kinerja, analisis lingkungan internal dan eksernal Gambar 1.2 : Kerangka Analisis Penelitian Untuk memberikan gambaran secara jelas dan menyeluruh mengenai tesis ini maka pengelompokkan tesis akan dibagi dalam lima bab. Adapun sistematika pembahasan tesis ini sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN 13
14 Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika pembahasan tesis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Membahas tentang teori-teori yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian, teori yang terdapat dalam thesis ini adalah teori yang berhubungan dengan analisis internal serta eksternal mengenai analisis strategi perusahaan yang dibahas. BAB III METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai metode penelitian dan metode analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya. Selain itu, pembahasan pada bab ini berkaitan dengan perusahaan yang akan dianalisis, riwayatnya, dan bidang usahanya. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan evaluasi strategi yang telah dijalankan perusahaan serta melakukan analisis lingkungan internal maupun eksternal. Selain itu, rekomendasi atau usulan strategi tambahan turut dipaparkan dalam bab ini untuk menjawab pertanyaan penelitian. BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Merupakan bab penutup yang memuat simpulan tentang apa yang diuraikan penulis pada pembahasan sebelumnya mengenai strategi yang dijalankan oleh perusahaan, dan memberikan implikasi serta keterbatasan dalam penelitian. 14
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & IMPLIKASI
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & IMPLIKASI 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi strategi, analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang ada dalam industri BBM Retail Indonesia, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia, sektor transportasi khususnya kendaraan bermotor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan pada industri bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dewasa ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM bersubsidi sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri harus mampu bersaing dengan perusahaan asing yang memasuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya perdagangan global dan liberal, menuntut perusahaan dalam negeri harus mampu bersaing dengan perusahaan asing yang memasuki wilayah pemasarannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi, terutama energi fosil dalam hal ini minyak bumi. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dan banyak negara di dunia masih sangat bergantung dengan kebutuhan energi, terutama energi fosil dalam hal ini minyak bumi. Kebutuhan akan minyak bumi terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri Hilir Migas merupakan penyediaan jasa/kegiatan usaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Hilir Migas merupakan penyediaan jasa/kegiatan usaha yang berintikan pada kegiatan Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan dan/atau Niaga produk minyak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan suatu jenis bahan bakar yang dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah menjadi kebutuhan pokok dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam hasil analisa perkembangan divisi BBM Industri & Marine melalui berbagai macam analisa, maka dapat disimpulkan sebagai gambaran bahwa posisi PT Elnusa
Lebih terperinciBAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak
BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V A. Sejarah PT Pertamina ( Persero ) Sejarah PT Pertamina ( Persero ) dibagi menjadi beberapa sesi sebagai berikut: 1. Tahun 1957 Masa
Lebih terperinciANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK BBM BERDASARKAN PERSEPSI PELANGGAN DI PT PERTAMINA (PERSERO) GELADIKARYA
ANALISIS EKUITAS MEREK PRODUK BBM BERDASARKAN PERSEPSI PELANGGAN DI PT PERTAMINA (PERSERO) GELADIKARYA Oleh : AZHAR KARIMULAH NIM : 047007068 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan transportasi, baik untuk perjalanan pribadi, angkutan massal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan transportasi, baik untuk perjalanan pribadi, angkutan massal maupun operasional distribusi, tidak terlepas dari penggunaan bahan bakar minyak yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Berdasarkan Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan Juli 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah
Lebih terperinciDAFTAR ISI Daftar Isi
DAFTAR ISI Daftar Isi Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan swasta lainnya. Pergantian undang-undang tersebut telah mengubah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan kebijakan pemerintah pada sektor Migas dengan mengeluarkan UU Migas No 22 tahun 2001 berdampak pada berubahnya pengelolaan migas di Indonesia. Salah satu
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015,
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2007, para pemimpin negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015, yang akan mengubah ASEAN menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan kegiatan hilir minyak dan gas di Indonesia memasuki babak baru
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kegiatan hilir minyak dan gas di Indonesia memasuki babak baru dengan diberlakukannya Undang-Undang No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin tinggi dalam bisnis trading dan logistik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin tinggi dalam bisnis trading dan logistik di bidang energi yang mampu bersaing di pasar global saat ini mendorong adanya kemampuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini kegiatan bisnis telah semakin berkembang, dimana situasi ekonomi yang semakin diwarnai dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan perusahaan, baik itu bergerak di bidang jasa ataupun barang. Produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bagian simpulan ini penulis mengambil kesimpulan yang terkait dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian pada Bab I. 1. Pertamina memiliki kekuatan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang sampai saat ini masih terus dijalankan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di segala bidang sampai saat ini masih terus dijalankan dan ditingkatkan, salah satu bidang yang berperan penting dalam pembangunan ini adalah perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan akan mengalami beberapa fase perkembangan perusahaan, yang lebih biasa disebut organizational life cycle. Organizational life cycle menggambarkan siklus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir Kota Bekasi merupakan salah satu kota satellite yang sebagian besar penduduknya bekerja dan beraktifitas di Kota Jakarta. Pertumbuhan penggunaan kendaraan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii
ABSTRAK Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu perioda tertentu. Namun hanya dengan melihat laporan keuangan, informasi lain yang lebih mendalam tentang kinerja perusahaan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan usaha pada era globalisasi sekarang ini, baik pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan ingin berkembang atau sekedar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari analisis berbagai data dan fakta yang
111 BAB V PENUTUP A.KESIMPULAN Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari analisis berbagai data dan fakta yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut yaitu: 1. Untuk mengetahui mekanisme masukknya BBM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesempatan ini untuk mengembangkan usahanya, termasuk negara Indonesia. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak beredarnya isu mengenai investasi besar besaran yang akan memasuki wilayah Asia Tenggara pada awal tahun 2015, banyak perusahaan menggunakan kesempatan ini untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah kondisi melambatnya perekonomian global, Indonesia masih mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental perekonomian yang baik dan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia, sector transportasi khususnya kendaraan bermotor adalah
Lebih terperinciBAB II EKSPLORASI ISU BIS IS
BAB II EKSPLORASI ISU BIS IS 2.1 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) SPBU merupakan outlet dimana produk BBM untuk ritel transportasi dijual kepada konsumen akhir. Pada awalnya SPBU merupakan fasilitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir berikut : Tahapan penelitian dalam penulisan GFP ini dapat dijelaskan dalam bagan Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 37 Sebagai salah satu tahap awal, kerangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas. Akan tetapi karena hal tersebut, maka mengakibatkan timbulnya persaingan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis pada intinya adalah organisasi yang berusaha untuk membuat produk atau menyediakan jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (Lawrence, Weber, dan Post,
Lebih terperinciMAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN PERUBAHAN DAN INOVASI PT. PERTAMINA (PERSERO)
MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN PERUBAHAN DAN INOVASI PT. PERTAMINA (PERSERO) Oleh : Chinthia / I34110152 Inez Kania Febriyani / I34120116 Hana Hilaly Anisa / I34120124 Riza Ryanda / I34120164 Dosen : Lindawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan hilangnya batas-batas suatu negara untuk saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menyebabkan hilangnya batas-batas suatu negara untuk saling bekerja sama dalam rangka pemenuhan kebutuhan negaranya. Kemajuan teknologi, informasi dan transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berawal sebagai sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PT Pertamina (Persero) atau yang selanjutnya disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konversi energi dari minyak tanah ke gas adalah program nasional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, berkembang pula gaya hidup konsumen saat ini yang semakin dinamis, pemenuhan akan kebutuhan masyarakat pun semakin berkembang ke arah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membaik dibandingkan tahun-tahun saat krisis ekonomi melanda bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan yang mulai membaik dibandingkan tahun-tahun saat krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia. Perkembangan itu
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10Desember 1957 dengan nama PT.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi telah berkembang pesat hingga menjadi kebutuhan utama bagi Perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS
KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi DASAR HUKUM UU No. 22/2001 PP 36 / 2004 Permen 0007/2005 PELAKSANAAN UU NO. 22 / 2001 Pemisahan yang jelas antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bemunculan perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkup yang sangat luas. Dalam konteks manajemen pun kata marketing sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Marketing is a global language. Marketing memegang peranan penting dalam lingkup yang sangat luas. Dalam konteks manajemen pun kata marketing sangat banyak kita dengar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing di pasar global. Perluasan produksi yang sangat pesat telah terjadi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan jasa, perusahaan manufaktar maupun perusahaan dagang dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas dari strategi pemasaran yang digunakan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen. Mereka membicarakan tentang pasar kebutuhan, pasar produk, pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang atau perusahaan yang melakukan bisnis sering menggunakan istilah Pasar secara informal untuk mencakup beragam pengelompokan pelanggan atau konsumen. Mereka
Lebih terperinci(www.tarif.depkeu.go.id, diakses pada tanggal 21 Desember 2015 jam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah terlibat aktif dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA) sejak tahun 1992. AFTA merupakan bentuk dari kerjasama perdagangan dan ekonomi antar negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dilihat dari pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015 terhadap triwulan-i 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia tahun 2013 mencapai lebih dari 63 juta polis. Melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pertamina (Persero) merupakan badan usaha milik negara yang bergerak dibidang energi meliputi minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan. PT. Pertamina menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama korporasi dalam setiap industri adalah mencari cara bagaimana menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana keuntungan
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan
BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan eksternal terhadap pelaksanaan kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) baik di dalam negeri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. HM. Sampoerna,Tbk. di masa yang akan datang akan tetap fokus pada bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu Dji Sam Soe dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latarbelakang Masalah Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Banyak brand mengeluarkan produk yang sama tetapi pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran modern dewasa ini tidak lagi hanya memasarkan produk yang berkualitas, menjual produk dengan harga yang murah, dan menempatkan produk yang mudah dijangkau
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan
43 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan menuju era informasi yang serba cepat sehingga tercipta kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perputaran informasi yang cepat adalah bagian utama dari komunikasi bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perputaran informasi yang cepat adalah bagian utama dari komunikasi bisnis yang telah berkembang pesat, oleh karena itu pada era globalisasi saat ini jaringan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Customer Service merupakan bagian dari divisi PT. PELINDO II yang melayani pendaftaran pemanduan kapal, melayani pelanggan yang ingin memakai jasa pemanduan kapal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya pekembangan industri ritel di Indonesia manjadi hal yang menarik untuk diteliti. Banyaknya ritel-ritel baru di Indonesia menjadikan kompetisi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini sebagai tujuan dari investasi para investor baik yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri. Hampir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan satu negara di dunia yang mempunyai jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan satu negara di dunia yang mempunyai jumlah penduduk yang besar. Dengan kata lain, negara Indonesia termasuk salah satu negara terpadat di
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15
DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentu menyebabkan banyak perusahaan tiba-tiba mengalami. ketatnya persaingan adalah PT. Pegadaian (Persero) Tbk. PT.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan berskala besar atau kecil akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua kekuatan pendorong dibalik perkiraan ekspansi industri otomotif Indonesia yang sangat cepat. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, sumber daya alam ini menjadi salah satu penunjang utama untuk menigkatkan kegiatan pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan
Lebih terperinciWawancara dengan Bapak Wally Saleh (Vice President Shell Indonesia)
Wawancara dengan Bapak Wally Saleh (Vice President Shell Indonesia) 1. Dapatkah Bapak memberikan gambaran singkat bagaimana sektor hilir di kelola masa Pertamina sebelum UU/22/2001? Pertamina mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat tajam dan kompleks, ditengah era globalisasi dan liberalisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Melalui pembahasan dari Bab I sampai dengan pembahasan Bab IV dan sejumlah 5 (lima) pertanyaan yang dilampirkan pada rumusan masalah, maka kami dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga minyak mentah dunia (crude oil) mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun 2014. Pergerakan harga minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusaha dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan (Gaspersz dalam IGP
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan global yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusaha dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan (Gaspersz dalam IGP Kawiana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi saat ini semakin banyak persaingan yang ketat khususnya antar perusahaan sejenis. Persaingan yang juga begitu ketat menuntut agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan persaingan yang semakin ketat di antara perusahaan dalam memasarkan produk ke pasar. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi. Saat ini layanan sistem pembayaran yang melibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menghasilkan inovasi-inovasi baru hampir diseluruh sektor perekonomian. Perkembangan sistem pembayaran merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penerapan Kriteria Optimalisasi Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja hanya dari perspektif keuangan saja. Hal tersebut tidak tepat diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan
BAB I PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang alasan pemilihan judul penelitian dan latar belakang objek penelitian. Kemudian dari latar belakang alasan pemilihan judul dan objek penelitian terdapat sub
Lebih terperincipelanggan, perbaikan dalam proses pengiriman produk kepada pelanggan, adalah jalan kecil yang mendasar menuju sistem CRM.
ABSTRAK PT. Indovickers Furnitama (IF) adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis furnitur dewasa ini. Perkembangan yang pesat dalam bidang furniture ini menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Baik bentuk maupun media komunikasi sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman, komunikasi mengalami perkembangan pesat. Baik bentuk maupun media komunikasi sekarang ini menjadi lebih kompleks dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih memiliki masa depan yang cerah. Pangsa pasar industri Manajemen Proses Bisnis di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero) 1.1.2 Lokasi Perusahaan Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta 10110
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang industri, penjualan maupun jasa. Maka akan terjadi suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan modern akan memberikan dampak positif berkaitan dengan bisnis bagi perusahaan yang bergerak di bidang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia perekonomian yang terus berubah seiring berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri adanya persaingan bisnis antar perusahaan untuk dapat terus bertahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini menurut buku yang berjudul Consumer 3000 karya Yuswohady,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, kondisi pasar cukup berpotensi untuk mendatangkan pendapatan bagi para pebisnis. Baik perusahaan swasta maupun BUMN juga merasakan dampak yang sama dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tumbuh pesatnya persaingan bisnis di semua bidang usaha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tumbuh pesatnya persaingan bisnis di semua bidang usaha terutama di bidang telekomunikasi, maka banyak perusahaan yang menetapkan sebuah strategi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya era globalisasi pada abad ke-21 ini menyebabkan dampak yang signifikan dalam kehidupan manusia. Terutama dalam hal perkembangan teknik komputer
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Dari hasil evaluasi strategi perusahaan, analisis lingkungan internal perusahaan dan analisis lingkungan eksternal yang ada dalam industri farmasi Indonesia, maka
Lebih terperinci