BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan suatu perusahaan yang dianalisis menggunakan alat-alat analisis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan suatu perusahaan yang dianalisis menggunakan alat-alat analisis"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan gambaran yang mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis menggunakan alat-alat analisis keuangan. Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan profitabilitas dan likuditas Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dari penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Mas ud (dalam Kusuma et al., 2013:3) menyebutkan bahwa profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Profitabilitas digunakan oleh investor terutama pemegang saham untuk melihat keuntungan yang benar-benar akan diperoleh dalam bentuk deviden. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi perusahaan, untuk itu diperlukan alat analisis untuk bisa menilainya. Alat yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan.

2 Pengukuran profitabilitas yang lazim digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas adalah sebagai berikut: 1. Net profit margin yang membandingkan antara laba bersih dengan penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan. 2. Return on assets (ROA) yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. 3. Return on equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi, cenderung untuk menggunakan modal sendiri dibanding menggunakan modal yang berasal dari luar perusahaan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Brigham dan Houston (2006) bahwa tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan sebagian besar pendanaannya melalui dana yang dihasilkan secara internal. Asumsi lain juga menyebutkan dengan return on assets yang tinggi, maka laba bersih yang dimiliki perusahaan juga tinggi. Oleh karena itu, apabila perusahaan menggunakan hutang yang besar, tidak akan berpengaruh terhadap struktur modal, karena kemampuan perusahaan dalam membayar bunga akan tetap tinggi Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek dan mengubah aset lancar menjadi kas. Menurut Riyanto (dalam Septiono et al., 2013:140) suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar

3 sedemikian besarnya, sehingga mampu memenuhi segala kewajiban yang harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebur adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kekuatan membayar adalah ilikuid. Likuiditas suatu perusahaan dapat diketahui dari neraca dengan membandingkan jumlah aset lancar (current assets) dan hutang lancar (current liabilities), hasil perbandingan tersebut disebut current ratio atau working capital ratio (Riyanto, 2010:28). Setiap transaksi yang mengakibatkan perubahan jumlah aset lancar atau hutang lancar, akan mengakibatkan perubahan tingkat likuiditas perusahaan. Munawir (dalam Rompas, 2013:253) menyatakan tinggi rendahnya likuiditas akan mempengaruhi minat investor untuk menginvestasikan dananya. Makin besar likuiditas maka makin efisien perusahaan dalam mendayagunakan aset lancar perusahaan. Likuiditas berhubungan erat dengan struktur modal dan nilai perusahaan. Perusahaan yang likuid akan dipercaya oleh investor dan kreditor karena mereka yakin perusahaan dapat melunasi seluruh kewajibannya, namun perusahaan yang likuid, umumnya memiliki kecenderungan menggunakan dana internal dibanding menggunakan dana eksternal berupa hutang Keputusan Investasi Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu aset dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang (Harjito dan Martono, 2013:144). Setiap penggunaan dana (investasi) dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran pemodal. Apabila investasi

4 dilakukan untuk jangka panjang, maka konsep nilai waktu uang menjadi penting untuk diperhatikan (Husnan, 2012:194). Menurut Sutrisno (2003:5) keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi, dan risiko yang akan timbul. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaaan menentukan apakah suatu investasi layak dilaksanakan oleh perusahaaan atau tidak. Keputusan investasi dimulai dengan mengidentifikasi peluang investasi, yang sering disebut dengan proyek investasi modal. Manajer keuangan harus membantu perusahaan mengidentifikasi proyek-proyek yang menjanjikan dan memutuskan berapa banyak akan diinvestasikan dalan tiap proyek. Jika nilai suatu proyek lebih besar daripada investasi yang diperlukan, maka proyek ini menarik secara finansial. Para manajer keuangan membantu perusahaan untuk berinvestasi dalam proyek yang bernilai lebih besar daripada biayanya (Brealey et al., 2008:6) Struktur Modal Menurut Riyanto (dalam Rofiqoh, 2014:8) struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal berkaitan dengan keputusan pendanaan yang berasal dari sumber internal maupun sumber eksternal perusahaan. Dana yang

5 berasal dari sumber internal perusahaan berupa laba ditahan, sedangkan yang berasal dari sumber eksternal perusahaan berupa modal pinjaman atau hutang. Struktur modal yang efisien dapat mengurangi biaya modal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006:6) kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Penggunaan hutang yang lebih banyak akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham, sebaliknya penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi. Risiko yang lebih tinggi cendrung akan menurunkan harga saham, tetapi akspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan menaikan harga saham, sehingga perusahaan memerlukan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya dan menyeimbangkan risiko dengan tingkat pengembalian, dan mampu memaksimalkan harga saham perusahaan. Hal ini didukung oleh pendapat Husnan (dalam Septiono et al., 2013) yang menyatakan bahwa struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham adalah struktur modal terbaik. Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber-sumber dana permanen yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasionalnya yang akan memaksimumkan nilai perusahaan itu sendiri. Penentuan struktur modal merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber dana sehingga dapat digunakan untuk aktivitas operasional

6 perusahaan. Keputusan yang diambil oleh manajemen dalam pencarian sumber dana tersebut sangat dipengaruhi oleh para pemegang saham (Nugroho, 2006:21). Teori struktur modal bertujuan memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Kaitan antara struktur modal dan nilai perusahaan diukur dengan harga saham atau biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh sumber dana yang bersangkutan. Berikut ini merupakan beberapa teori struktur modal yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya: 1. Pendekatan Tradisional Dikemukakan oleh David Duran pada tahun Pendekatan tradisional mengansumsikan setiap perusahaan memiliki struktur modal yang optimal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal terbentuk apabila nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang menyebabkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. 2. Pendekatan Modiglaini-Miller (MM) Pendekatan ini menentang pendekatan tradisonal. MM berpendapat risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan, karena pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi. Dalam pendekatan ini, MM membagi teorinya menjadi dua bagian, pertama tanpa pajak dan kedua dengan pajak. Pada teori tanpa pajak, MM menyatakan struktur modal tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. MM mengasumsikan

7 kenaikan penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan karena keuntungan dari biaya hutang lebih kecil ditutup dengan naiknya biaya modal sendiri. Hal ini berbeda dengan teorinya yang menggunakan pajak. MM berpendapat bahwa struktur modal memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan karena penggunaan hutang akan mengurangi pajak. 3. Balancing Theory Disebut sebagai teori keseimbangan yaitu menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri. Teori ini pada intinya, menyeimbangkan antara manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih besar, hutang akan ditambah. Tetapi bila pengorbanan karena menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang tidak lagi ditambah (Nugroho, 2006:25). Pengorbanan karena menggunakan hutang tersebut bisa dalam bentuk biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Penggunaan hutang yang semakin besar akan meningkatkan keuntungan dari penggunaan hutang, namun semakin besar pula biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Pertimbangan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan dimasukkan ke dalam model MM dengan pajak, dan disimpulkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan karean kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Titik balik tersebut disebut sebagai struktur modal yang optimal. 4. Trade-off Theory Pada trade-off theory menjelaskan penggunaan hutang secara tidak langsung memberikan manfaat perlindungan pajak bagi perusahaan. Hutang

8 menguntungkan perusahaan karena pembayaran bunga relatif lebih rendah dibandingkan biaya penerbitan saham. Pembayaran bunga diperhitungkan sebagai biaya dan mengurangi penghasilan kena pajak sehingga jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan berkurang. Menurut Brigham dan Houston (dalam Restiyowati, 2014:32) menyatakan bahwa dalam dunia nyata perusahaan jarang menggunakan hutang 100% dalam sumber pendanaannya. Perusahaan membatasi penggunaan hutang untuk menjaga biaya yang berhubungan dengan biaya kebangkrutan (financial distress). Pada dasarnya trade-off theory menggunakan informasi asimetris yang menjelaskan keputusan struktur modal yang diambil perusahaan, yaitu adanya informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen suatu perusahaan untuk menyampaikan informsai pada masyarkat. Perusahaan dapat melakukan perhitungan mangenai struktur modal yang optimal dengan mempertimbangkan peningkatan nilai perusahan dan biaya yang akan muncul. 5. Pecking Order Theory Pecking order theory dikemukakan oleh Stewart C. Mayers dan Nicolas Majlus pada tahun Teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan berbeda dengan pemikiran struktur modal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana. Pecking order theory secara singkat menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai penggunaan sumber dana internal yang diperoleh dari laba kegiatan perusahaan. Jika sumber dana eksternal diperlukan, perusahaan akan memulai dengan utang, kemudian dengan surat-surat berharga campuran dan saham sebagai pilihan terakhir. Teori ini menjelaskan mengenai pemilihan sumber

9 pendanaan yang membandingkan antara sumber dana interal dan eksternal, namun tidak menjelaskan mengenai kombinasi pendanaan perusahaan melalui hutang atau modal sendiri. Pecking order theory mendasarkan diri atas informasi asimetrik, suatu istilah yang menunjukkan bahwa manejer mempunyai informasi yang banyak tentang prospek, risiko dan nilai perusahaan dari pada pemilik modal. 6. Asymmetric Information Theory Barley dan Mayers (dalam Firnanti, 2011:121) mengemukakan bahwa manajer mempunyai pengetahuan yang lebih luas dari pada investor. Hal ini dapat dibuktikan dengan berubahnya harga saham perusahaan akibat suatu keputusan yang diambil manajer. Asymmetric information theory merupakan suatu teori yang mengemukakan bahwa manajer perusahaan mempunyai lebih banyak informasi mengenai prospek dan risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Keadaan ini memungkinkan manajer menggunakan informasi yang telah diketahui olehnya untuk mengambil keputusan, khususnya keputusan pendanaan. 7. Signalling Theory Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan dengan memberikan petunjuk untuk investor berkaitan dengan bagaimana manajemen mmandang prospek perusahaan. Ross (dalam Hanafi, 2013:316) mengembangkan model struktur modal berupa signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Manajer perusahaan yang memiliki keyakinan jika prospek perusahaan menguntungkan, maka sebisa mungkin akan menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan alternatif

10 lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sebaliknya, jika manajer perusahaan meyakini perusahaan dalam prospek yang kurang menguntungkan, maka manajer akan menjual saham perusahaan yang artinya mencari investor baru untuk berbagi kerugian. Adanya pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu signal bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut kurang baik. Hal ini memberikan signal negatif apabila perusahaan lebih sering dari biasanya menawarkan penjualan saham baru, sehingga menekan harga saham perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006:42) menyatakan bahwa dengan mengunakan beberapa teori yang telah diuraikan sebelumnya, sebagai tambahan perusahaan pada umumnya mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika membuat keputusan struktur modal: 1. Stabilitas penjualan, jika penjualan suatu perusahaan relatif stabil, maka perusahaan dapat menggunakan hutang dan menanggung beban tetap lebih besar. 2. Struktur aset, aset perusahaan yang digunakan sesuai dengan aktivitas umum perusahaan cenderung akan menjamin pinjaman yang diterima, sehingga perusahaan akan menggunakan hutang lebih banyak. 3. Leverage operasi, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan leverage keuangan karena perusahaan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil.

11 4. Tingkat pertumbuhan diunjukkan dengan peningkatan penjualan dari periode ke periode, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi harus lebih banyak menggunakan modal eksternal. 5. Profitabiltas, perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi memungkikan perusahaan melakukan sebagian besar pendanaan secara internal sehingga penggunaan hutang relatif sedikit. 6. Pajak, tarif pajak sebuah perusahaan yang semakin tinggi, maka semakin besar manfaat yang diperoleh dari hutang, karena bunga dari hutang akan mengurangi pajak perusahaan. 7. Pengendalian, pengaruh hutang versus saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Akan tetapi pertimbangan pengendalian tidak selalu menghendaki pengunaan hutang atau ekuitas karena jenis modal yang memberikan perlindungan terbaik bagi manajemen bervariasi dari situasi ke situasi yang lain. 8. Sikap manajemen, karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi dari pada struktur modal lainnya, maka manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tepat. 9. Sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat mempengaruhi keputusan struktur keuangan perusahaan, sehingga perusahaan perusahaan akan mendiskusikn struktur modalnya dengan mereka.

12 10. Kondisi pasar yang mengalami perubahan memberikan arti penting pada struktur modal perusahaan yang optimal, jika kondisi kredit memburuk perusahaan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham, dan jika kondisi kredit membaik perusahaan akan menggunakan hutang. 11. Kondisi internal perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan, perusahaan akan memilih kondisi yang tepat untuk pembiayaan perusahaan apakah melakukan pendanaan dari dalam atau luar perusahaan. 12. Fleksibilitas keuangan, tujuan menjaga fleksibiltas keuangan dilihat dari sudut pandang opersional adalah menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang memadai dan hal ini bersifat pertimbangan, tetapi tergantung pada faktorfaktor yang telah diuraikan sebelumnya. Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal ini dikarenakan salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah persepsi investor atas kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah satu unsur yang menentukan baik buruknya perusahaan, karena struktur modal akan menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan Nilai Perusahaan Dalam mengambil keputusan keuangan, manajer perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan keuangan yang tepat dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan sendiri merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Dewi dan Wirajaya, 2013:361).

13 Menurut Weston dan Copeland (dalam Naiborhu, 2014:34) nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap perusahaan yang bersangkutan. Nilai perusahaan merupakan penjumlahan dari hutang dan ekuitas berdasarkan nilai pasar. Jika manajemen bertujuan memaksimumkan nilai perusahaan maka perusahaan harus memiliki rasio hutang terhadap ekuitas yang menghasilkan nilai perusahaan sebesar mungkin. Soliha dan Taswan (dalam Hemastuti, 2014:11) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham terbentuk atas permintaan dan penawaran para investor, yang mengakibatkan harga saham perusahaan dapat naik atau turun. Harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan teori struktur modal yang menyatakan nilai suatu perusahaan tidak terlepas dari kebijakan hutang, yang diketahui bahwa kebijakan hutang berkaitan erat dengan struktur modal. Perusahaan akan berusaha mencapai tingkat struktur modal yang optimal dengan risiko yang paling kecil untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam operasi masa lalu dan prospek di masa

14 yang akan datang untuk meyakinkan pemegang saham (Mas ud, 2008 dan Kusuma et al., 2013). 2.2 Rerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disusun rerangka pemikiran yang digambarkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Perusahaan Harjito dan Agus, Tujuan Perusahaan: - Mencapai laba maksimal - Menjaga kelangsungan hidup perusahaan - Mencapai kesejahteraan masyarakat Kinerja Keuangan Keputusan Investasi Profitabilitas Likuiditas Pecking Order Theory Signalling Theory Struktur Modal Nilai Perusahaan Gambar 1 Rerangka Pemikiran

15 2.3 Perumusan Hipotesis Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang berkaitan yang berkaitan dengan penjualan, aktiva, dan modal perusahaan. Profitabilitas digunakan oleh investor terutama pemegang saham untuk melihat keuntungan yang benar-benar akan diperoleh dalam bentuk deviden. Penelitian yang dilakukan oleh Savitri et al. (2012) menyatakan bahwa meningkatnya profitabilitas akan meningkatkan saldo laba, tersedianya dana intern yang semakin meningkat akan menurunkan minat perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui hutang, sehingga hutang menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Liwang (2011) dan Septiono et al. (2013) menyatakan bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Berbeda halnya dengan hasil pengujian Kusuma et al. (2013) menyatakan bahwa profitabiltas berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah: H 1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutang, yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil. Meskipun secara

16 teoritis sumber modal biayanya paling murah adalah hutang. Semakin besar kemampuan likuiditas perusahaan, maka perusahaan tersebut semakin mampu untuk membayar hutang. Menurut pecking order theory, perusahaan cenderung lebih menyukai pendanaan internal karena kecilnya risiko yang ditanggung oleh perusahaan apabila menggunakan pendanaan internal. Pada hasil penelitian Aditya (2006) menyatakan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Secara teoritis, semakin besar likuiditas perusahaan, maka semakin berkurang struktur modal perusahaan, karena perusahaan mempunyai total aset yang besar sehingga kemampuan untuk membayar hutangpun lebih besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2013) dan Septiono et al. (2013). Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah: H 2 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Struktur Modal Pengambilan keputusan mengenai investasi biasanya sulit, karena memerlukan penilaian atas situasi di masa yang akan datang yang tidak mudah diramal karena adanya faktor ketidakpastian masa depan. Dalam mengambil keputusan yang dibutuhkan, perusahaan perlu penentuan komposisi struktur modal yang ideal, karena setiap penggunaan investasi dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran pemodal (Husnan, 2010:153). Hasil penelitian Nugroho (2006) menyatakan bahwa secara parsial keputusan investasi berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Peningkatan

17 investasi yang diproksikan dengan price earning ratio (PER) merupakan apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan yang semakin baik, sehingga akan menarik perhatian investor untuk menanamkan modal dan menarik perhatian kreditor untuk meminjamkan dananya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi dan Artini (2014) yang menyatakan bahwa dari hasil uji t, keputusan investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sebayang dan Putra (2013) yang menunjukkan keputusan investasi berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah: H 3 : Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap struktur modal Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dikaitkan dengan mampunya perusahaan tersebut dalam mendayagunakan sumber daya atau aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba, yang nantinya mampu menciptakan nilai perusahaan yang tinggi dan memaksimumkan kekayaan pemegang sahamnya dan akan mendapatkan respon positif dari pihak luar. Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin besar (Pangulu, 2014).

18 Hasil penelitian Dj et al. (2012) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, sehingga dengan profitabilitas yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang tercermin pada harga saham perusahaan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurhayati (2012) dan Kusuma et al. (2013) yang menyatakan profitabilitas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah: H 4 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan Menurut Munawir (dalam Rompas, 2013) tingkat likuiditas yang tinggi memperkecil kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek kepada kreditur dan berlaku pula sebaliknya. Tinggi rendahnya rasio ini akan mempengaruhi minat investor untuk menginvestasikan dananya. Makin besar rasio ini maka makin efisien perusahaan dalam mendayagunakan aset lancar perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2012) menunjukkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa jika kemampuan perusahaan memenuhi

19 kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi mestinya nilai perusahaan akan meningkat, namun kenyataannya peningkatan kemampuan perusahaan tersebut tidak cukup meningkatkan nilai perusahaan secara signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septiono et al. (2013) menyatakan likuiditas tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan semakin tinggi likuiditas akan semakin menurunkan nilai perusahaan tetapi dengan tingkat pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak terlihat signifikan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah: H 5 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil perolehan dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya. Prospek perusahaan yang tumbuh mempunyai nilai pasar relatif tinggi dan investor melihatnya sebagai sinyal untuk penanaman modal di perusahaan. Hasil penelitian Wahyuni et al. (2013) menyatakan variabel keputusan investasi (PER) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa jika investasi perusahaan bagus maka akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan akan direspon positif oleh investor dengan membeli saham perusahaan, sehingga harga saham perusahaan tersebut naik dan sebaliknya. Semakin positif PER menandakan semakin bagus investasi yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki PER positif

20 akan direspon positif oleh investor dengan membeli saham sehingga menaikkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wijaya et al. (2010), Efni (2011), dan Naiborhu (2014) menyatakan bahwa keputusan investasi mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah: H 6 : Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Menurut Riyanto (2010) dengan mendasarkan pada konsep cost of capital maka struktur modal yang optimum adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (average cost of capital). Menurut Awat dan Muljadi (dalam Kusnaeni, 2012) menyatakan struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai suatu struktur modal yang memaksimumkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham atau memaksimumkan nilai perusahaan. Moddigliani Miller mengemukakan bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Jika pendekatan Moddigliani Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Ini mengindikasikan bahwa struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar.

21 Dalam hal ini terdapat trade off antara biaya dan manfaat atas penggunaan hutang. Semakin besar proporsi hutang maka semakin besar perlindungan pajak yang diperoleh, tetapi biaya kebangkrutan yang mungkin timbul juga semakin besar. Hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan arus kas bebas secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia (Hermuningsih, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Uniariny (2012) dan Hermuningsih (2013). Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah: H 7 : Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 21 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Husnan (2000:275) mendefinisikan struktur modal sebagai perbandingan antara sumber jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis a. Struktur Modal Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi menurut Brighman dan Houston (1999:35) adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modalnya kepada perusahaan tersebut. Nilai perusahaan memberikan gambaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modalnya kepada perusahaan tersebut. Nilai perusahaan memberikan gambaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Meningkatkan nilai perusahaan merupakan tujuan dari setiap perusahaan karena semakin tinggi nilai perusahaan maka akan diikuti dengan tingginya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal menurut Riyanto (2011:22) merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Harjito dan Martono (2013:256) struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia perekonomian semakin maju. Hal itu berdampak pada semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Riyanto (2008:22) struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 10 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan aktivitasnya. Modal merupakan faktor yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Guna memudahkan pemahaman atas bahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan tinjauan teoretis. Hal tersebut perlu untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak Penghasilan (PPh) mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Variabel Fundamental Menurut Jogiyanto (2009), analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang terus berkembang pesat dan memasuki era globalisasi mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 1.1 Landasan Teori Penelitian pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen terhadap membutuhkan kajian teori sebagai berikut: 2.1.1 Signalling Theory Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, semakin baik investor menilai sebuah perusahaan maka investor tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory) Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Hutang Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif pendanaan yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tinggi maka kemungkinan nilai perusahaannya baik.

BAB II LANDASAN TEORI. tinggi maka kemungkinan nilai perusahaannya baik. BAB II LANDASAN TEORI A. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi para investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui harga sahamnya, jika harga sahamnya tinggi maka kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antar hutang dan ekuitas (Theresia,2007).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal Salah satu isu penting yang di hadapi oleh manajer keuangan adalah Riyanto (2001) mengemukakan modal adalah perimbangan atau perbandingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya persaingan dunia bisnis. Dampaknya, suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya persaingan dunia bisnis. Dampaknya, suatu perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang semakin meningkat pesat di Indonesia saat ini menyebabkan timbulnya persaingan dunia bisnis. Dampaknya, suatu perusahaan harus bersaing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil dari kegiatan operasional suatu perusahaan yang menjadi indikator penting untuk menilai bagaimana kinerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 23 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin berkembang, menyebabkan perusahaan mulai berlomba-lomba untuk memperluas dan bersaing dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Wachowicz dan Van Horne (2013:176) struktur modal merupakan suatu bauran (proporsi) pembiayaan jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang secara global. Berkembangnya suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Rasio

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Rasio BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kinerja keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan menggunakan modal sendiri untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. Banyak tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA merupakan kerja sama antara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009) BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Signal Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Modal Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari itemitem yang ada disisi kanan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan sumber modalnya untuk eksistensi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan semakin meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak menentu dikarenakan kondisi ekonomi global cenderung tidak stabil. Apalagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. informasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. informasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Signaling Theory (Teori Sinyal) Yasa (2010) menyatakan bahwa teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai adalah suatu organisasi yang mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan menurut Martono (2007:4) yaitu : Manajemen Keuangan(Financial Management), atau dalam literatur lain disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan

Lebih terperinci

proporsi hutang menjadi penting karena berkaitan dengan kepentingan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (Gitman, 2003).

proporsi hutang menjadi penting karena berkaitan dengan kepentingan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (Gitman, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah pendanaan merupakan bagian yang sangat penting bagi dunia usaha, karena berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, seperti kreditur, pemegang saham, serta pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan telah dilakakukan oleh: 1. T Mallikarjunappa dan Carmelita Goveas (2007) telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur modal Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persaingan yang dihadapi. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persaingan yang dihadapi. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Ketika sebuah perusahaan berkembang, perusahaan tentunya akan membutuhkan modal dan modal tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Return Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Signalling Theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Spense di dalam artikelnya tahun 1973. Teori tersebut menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumber-sumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bekerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bekerja secara efisien dan mampu mengelola perusahaan dengan baik serta mencapai laba maksimum untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Signal ( Signalling Theory ) Menurut Bringham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa profitabilitas adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa profitabilitas adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Sartono (2010:122) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan utama perusahaan yang harus dapat dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan utama perusahaan yang harus dapat dicapai melalui 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan utama perusahaan yang harus dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dengan hati-hati dan tepat mengingat setiap keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.4 Landasan Teori 2.4.1 Teori Signalling Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikaitkan dengan harga saham perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958 dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikaitkan dengan harga saham perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958 dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham perusahaan (Modigliani dan Miller,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini banyak perusahaan yang telah berdiri baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor manufaktur. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Solvabilitas 1. Pengertian Solvabilitas Solvabilitas merupakan perbandingan antara kewajiban terhadap akun lain yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Sebuah perusahaan yang didirikan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau laba yang sebesar-besarnya yang mengandung konsep bahwa perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. atau laba yang sebesar-besarnya yang mengandung konsep bahwa perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada pendapat yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja perusahaan masing-masing. Tujuan utama

Lebih terperinci