BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pada setiap penelitian, diperlukan teori teori untuk mendukung dan mempermudah proses pengerjaan penelitian tersebut. Berikut adalah teori teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini Leadership Leadership atau kepemimpinan, menurut soekarso (2010), merupakan suatu proses pengaruh sosial, yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan lain, kekuatan yang mampu memengaruhi perilaku orang lain, di mana hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang ada. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang individu yang memiliki kekuatan dan pengaruh yang kuat untuk memengaruhi individu individu lain untuk mendengarkan, memahami, mengikuti dan setuju untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan tujuan kelompok yang telah ditetapkan. Di dalam leadership, seperti yang dikatakan sebelumnya, memiliki beberapa tipe. Berikut adalah teori mengenai Transformational Leadership,yang merupakan salah satu variable yang digunakan penulis dalam penelitian ini Transformational Leadership Burns (1978) dan Bass (1985) dalam Yukl (2013) menyatakan bahwa transformational leadership adalah sebuah paradigma di mana seorang pemimpin (Leader) memengaruhi pengikut pengikutnya untuk berperilaku dan bekerja dan memiliki kinerja diatas atau melebihi dari apa yang diharapkan dengan cara membuat mereka lebih menyadari akan pentingnya nilai dari tujuan tujuan yang ada, memengaruhi mereka untuk mendahulukan kepentingan kelompok atau organisasi ketimbang kepentingan sendiri, dan dengan menunjukkan kebutuhan yang lebih tinggi Lalu Bass dalam Yukl (2013) menyatakan bahwa transformational leadership adalah suatu keadaan di mana para pengikut dari pemimpin transformational memiliki rasa kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap pemompin tersebut dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari apa yang diharapkan. Seorang pemimpin dengan gaya transformational mentransformasi dan memotivasi para pengikut dengan cara membuat

2 mereka lebih sadar akan pentingnya hasil hasil dari suatu pekerjaan, sehingga perlu untuk melakukan pekerjaan mereka lebih dari apa yang diharapkan. Bass&Rigio (2006) menyatakan bahwa Transformational Leadership adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan rasa percaya diri pada seorang karyawan dan atau seluruh karyawan pada group atau organisasinya, membangkitkan rasa kesadaran dan ketertarikan didalam group, dan berusaha untuk menggerakan perhatian karyawan kepada pencapaian dan pengembangan yang baik. Selain itu, Transformational Leadership juga bertujuan untuk membawa perubahan yang lebih baik kedalam perusahaan, baik bagi pemimpin itu sendiri, maupun karyawannya. Perubahan yang dibawa oleh Transformational Leadership diasumsikan sebagai perubahan yang positif. Keberhasilan Transformational Leadership bergantung kepada kemampuan sang pemimpin dalam menyalurkan kemampuannya kepada pengikutnya, dan kemampuannya untuk memengaruhi pengikutnya. Hal ini membuat pemimpin dengan gaya transformational harus memiliki kemampuan yang melebihi pengikut atau karyawannya. Menurut Bass, pengikut atau karyawan yang memiliki gaya kepemimpinan Transformational Leadership, harus merasakan kepercayaan diri dan kepercayaan pada pemimpinnya, kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat kepada pemimpin mereka, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka lebih baik dari apa yang diharapkan kepada mereka. Transformational Leadership itupun sendiri memiliki dimensi-dimensi yang mencirikan bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah kepemimpinan yang bergaya transformational. Berikut adalah dimensi dimensi dari transformational Leadership Dimensi Dimensi Transformational Leadership Bass dalam Robins dan Judge (2007.p.387) serta Bass dalam Rigio (2006) menyatakan bahwa terdapat 4 Karakter atau dimensi didalam transformational leadership. Kempat karakteristik ini nantinya akan menjadi dimensi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Ke empat karakteristik ini adalah: (a) Idealized influence (Charisma) atau pengaruh idealisasi (Karisma): Pengaruh yang ideal berkaitan dengan reaksi bawahan terhadap pemimpin, di mana bawahan terpengaruh oleh pemimpin karena pemimpin memiliki sebuah karisma. Pemimpin diidentifikasi dengan dijadikan sebagai panutan, dipercaya, dihormati dan mempunyai visi dan misi yang jelas menurut persepsi bawahan dapat diwujudkan.

3 (b) Inspiration Motivation atau motivasi inspirasi: Pemimpin yang inspirational adalah seorang pemimpin yang bertindak dan menggerakan bawahan dengan cara memotivasi dan memberikan inspirasi kepada bawahan, di mana hal ini menunjukkan bahwa pemimpin harus mampu mengkomunikasikan ekspetasi yang tinggi kepada bawahannya, menggunakan simbol simbol untuk berfokus pada upaya bawahannya dan menyatakan tujuan tujuan penting secara sederhana (c) Intellectual Stimulation: pemimpin mendorong bawahan untuk lebih kreatif, serta mendorong bawahannya untuk menggunakan pendekatan-pendekatan baru yang lebih rasional dalam pengambilan keputusan dan mampu untuk lebih cermat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada (d) Individualized Consideration: pemimpin memberikan perhatian pribadi pada bawahannya, seperti memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh, mempertimbangkan kebutuhan dari bawahannya, serta melatih dan memberikan saran kepada bawahannya. Tipe pemimpin ini merupakan tipe pemimpin yang memperhatikan akan pengembangan dan kebutuhan karyawan yang memiliki prestasi baik Di dalam gaya kepemimpinan transformational, terdapat sebuah metode yang sering digunakan untuk mendorong karyawannya untuk mau berkerja lebih dari apa yang diharapkan, yaitu Employee Empowerment atau pemberdayaan karyawan Employee Empowerment Employee empowerment menurut Thomas dan Velthouse (2008) adalah pemberian keleluasan kepada individu untuk bertindak dan sekaligus bertanggung jawab atas tindakannya sesuai dengan tugas yang dimilikinya. Menurut Kriemadis & Papaioannou (2006) dalam Nida (2010) menyatakan bahwa Employee Empowerment bukan lah suatu proses simple yang bertujuan untuk membuat karyawan merasa baik dan nyaman, tapi merupakan kebutuhan organisasi yang membutuhkan perencanaan lebih, membutuhkan waktu serta membutuhkan manager yang telah terlatih untuk memperbedayakan sumber daya manusia, sehingga nantinya perusahaan akan memiliki keuntungan kompetisi dalam persaingan. Oleh karena itu, Employee Empowerment dapat diasimpulkan sebagai sebuah proses pemberian kekuasaan dan tanggung jawab lebih dari perusahaan kepada karyawan yang telah direncanakan terlebih dahulu.

4 Didalam Empowerment, terdapat beberapa perspektif akan employee empowerment yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena perspektif perspektif ini akan memengaruhi employee empowerment yang digunakan oleh perusahaan Aspek-aspek Employee Empowerment Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa aspek-aspek employee empowerment adalah sebagai berikut: a. Kemampuan yang dimiliki oleh karyawan, termasuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap b. Penempatan karyawan yang disesuaikan antara kebutuhan dari tuntutan kerja dan posisi terhadap kemampuan yang dimiliki c. Pemberian kewenangan yang jelas dari atasan ke karyawan d. Pemberian tanggung jawab kepada karyawan e. Terdapat kepercayaan kepada karyawan f. Pemberian dukungan kepada karyawan g. Kepemimpinan yang baik h. Motivasi Selain perspektif-perspektif akan employee empowerment, terdapat model model employee empowerment yang harus diperhatikan oleh perusahaan ketika perusahaan memutuskan memberlakukan sistem employee empowerment Model Employee Empowerment Khan dan Chasanah (2008) memberikan model employee empowrment yang dapat dikembangkan lebih terperinci dalam sebuah organisasi. Model pemberdayaan tersebut yaitu: a. Desire atau keinginan, yaitu tahap di mana ada keinginan dari pihak manajemen untuk memberikan dan melibatkan pekerja dalam suatu pekerjaan. Contoh: memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memimpin dan mengambil keputusan dalam suatu pekerjaan. b. Trust atau kepercayaan adalah suatu tahap pembangunan kepercayaan antara pihak manajemen dengan karyawan, dengan cara memberikan kesempatan kepada karyawan, dan karyawan memenuhi kepercayaan dan harapan yang diberikan oleh management

5 c. Confident atau rasa percaya diri adalah tahap pembangunan rasa percaya diri pada karyawan, dengan cara memberikan reward kepada karyawan berprestasi atau dengan menghargai kemampuan yang dimiliki oleh karyawan d. Credibility adalah tahap pemberian penghargaan dan pengembangan lingkungan kerja yang sehat, sehingga terdapat peningkatan kinerja secara keseluruhan dalam suatu organisasi. Contoh: perusahaan memberikan rasa partneship bisnis yang strategis pada karyawan e. Accountibility adalah tahap penetapan konsistensi dan keterjelasan mengenai peran, standard, dan tahapan penilaian kinerja. Contoh: perusahaan memperjelas apa yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, apabila karyawan tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. f. Communication skills atau kemampuan berkomunikasi adalah ketersediaan komunikasi yang terbuka untuk menciptakan pemahaman antara karyawan dengan pihak manajemen. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya keterbukaan saran dan kritik akan kinerja Jika perusahaan telah memahami model-model empowerment, hal selanjutnya yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah karakteristik atau dimensi dalam empowerment Dimensi-dimensi Empowerment Thomas dan Velthouse (1990) dalam jurnal oleh Guangping Wang dan Peggy D.lee (2009) menyatakan bahwa terdapat 4 karakteristik atau dimensi yang mencirikan atau mengkarakteristikan employee empowerment, yaitu: a. Sense of meaning Karakteristik ini mengacu kepada seberapa besar kepekaan karyawan terhadap tujuan akan pekerjaan yang merupakan tanggung jawab mereka, serta seberapa besar mereka mampu memengaruhi hasil pekerjaan. Kemampuan karyawan untuk memengaruhi hasil pekerjaan merupakan suatu hal yang diberikan oleh manajer. b. Sense of competence Karakteristik ini mengacu kepada perasaan yang dimiliki oleh karyawan akan kemampuan diri dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam pekerjaan atau tugas apapun yang diberikan oleh atasan, karyawan merasa yakin akan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya.

6 c. Sense of determination Karakteristik ini menyatakan karyawan memiliki perasaan bahwa mereka memiliki pilihan dalam mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka d. Sense of impact Karakteristik ini menyatakan bahwa seberapa jauh karyawan percaya bahwa mereka dapat memengaruhi sistem organisasi yang diberlakukan dalam organisasi tersebut Empowerment yang baik akan menciptakan rasa tanggung jawab kepada karyawan untuk dapat melakukan pekerjaan mereka, di mana hal ini juga dapat menyebabkan tumbuhnya rasa tanggung jawab untuk melakukan hal-hal lebih yang diluar tanggung jawab mereka, seperti membantu rekan kerja mereka yang belum menyelesaikan tugas mereka. Hal ini disebut juga Extra-role atau Organizational citizenship behaviour Organizational Citizenship Behaviour (OCB) Organizational Citizenship Behaviour atau disingkat menjadi OCB, menurut Nielsen (2012), adalah perilaku dari seorang individu melebihi ekspetasi yang ada, yang secara tidak langsung atau eksplisit dapat dikenali dalam suatu sistem kerja yang formal, dan secara agregrat mampu meningkatkan efektivitas fungsi organisasi. Sedangkan menurut Jerald Greenberg&Robert A. Baron, Organizational Citizenship Behaviour adalah sebuah perilaku tidak formal yang dilakukan oleh seseorang, di mana perilaku mereka melebihi harapan formal akan pengaruh mereka kepada kesejahteraan organisasi dan anggota organisasi tersebut. OCB secara umum adalah perilaku extrarole dari karyawan, di mana hal ini dimaksudkan untuk karyawan yang melakukan hal hal yang melebihi atau diluar tanggung jawabnya. OCB juga merupakan istilah yang digunakan yang merajuk pada perilaku yang dilakukan oleh karyawan, di mana karyawan tersebut mendahulukan kepentingan organisasi dan rekan kerjanya ketimbang kepentingan dirinya. Pada dasarnya, seorang karyawan memiliki extrarole karena mereka melihat terdapat kepuasan akan melakukan hal-hal tersebut, dan hal ini hanya mungkin terjadi apabila karyawan tersebut memiliki persepsi positif akan organisasi. Walaupun tidak ada imbalan baik yang diberikan secara langsung apabila karyawan melakukannya, akan tetapi, dengan melakukan extra-role, hal ini dapat memberikan tambahan nilai positif pada penilaian kinerja mereka

7 Didalam organizational citizenship behaviour, terdapat motif motif yang memacu karyawan untuk melakukan extra-role. Motif motif ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkat organizational citizenship behaviour di antara karyawannya Motif yang mendasari Organizational citizenship behaviour Menurut McClelland (Hardaningtyas, 2005), seorang manusia memiliki 3 tingkatan motif dalam melakukan OCB, yaitu: a. Motif berprestasi, di mana seseorang akan melakukan suatu hal dengan tujuan menunjukkan keistemewaan, pencari prestasi dalam tugas, kesempatan atau kompetisi b. Motif afilisasi, di mana seseorang akan berusaha untuk mewujudkan, memelihara, dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. c. Motif kekuasaan, di mana motif ini mendorong seorang untuk mencari status dan situasa di mana mereka dapat mengontrol pekerjaan dan tindakan orang lain. Apabila perusahaan telah memiliki Organizational citizenship behaviour, terdapat manfaat-manfaat yang dapat dimiliki oleh perusahaan, di mana manfaat manfaat ini akan menguntungkan perusahaan Manfaat Organizational citizenship behaviour Menurut Hardaningtyas (2005), organizational citizenship behaviour memiliki manfaat bagi perusahaan, di mana manfaat tersebut dapat terdiri dari: a. Peningkatan produktivitas rekan kerja, b. Peningkatan produktivitas pada manajer c. Penghematan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi d. Membantu penghematan energi sumber daya untuk memelihara fungsi kelompok e. Merupakan sarana efektif untuk mengordinasi kegiatan kelompok kerja f. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan dengan kinerja terbaik g. Meningkatkan kestabilan kinerja organisasi h. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan Setelah mengetahui manfaat yang dapat dimiliki oleh perusahaan dari organizational citizehnship behaviour, terdapat dimensi dimensi didalamnya yang harus diperhatikan oleh perusahaan Dimensi Organizational citizenship behaviour

8 Menurut dalam Obamiro (2014), serta Jerald Greenberg&Robert A. Baron (2007), dan organ (1998) dalam vivin (2013), terdapat 5 kategori yang menjadi dimensi didalam Organizational Citizenship Behaviour, di mana 5 katagori tersebut adalah: a. Altruism, Di mana dalam dimensi ini percaya bahwa seorang karyawan akan dengan sukarela memberikan pertolongan pada rekan kerja mereka yang sedang mengalami kesulitan baik dalam pekerjaan atau diluar pekerjaan walaupun itu bukanlah tanggung jawabnya untuk melakukan pertolongan tersebu. Contoh: menolong rekan kerja yang mengalami kesulitan menyelesaikan pekerjaannya. b. Conscintiousness, di mana dimensi ini bermaksud kepada perilaku yang dilakukan oleh seorang karyawan, di mana karyawan tersebut berusaha menyelesaikan pekerjaannya melebihi dari apa yang diharapkan oleh perusahaan. Contoh: karyawan dengan sukarela datang lebih cepat jika diperlukan c. Sportmanship, di mana dalam dimensi ini menyatakan bahwa karyawan memiliki perilaku yang memberikan toleransi dalam keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan keberatan, keluhan, dan tidak membesar besarkan masalah.. Apabila terdapat seorang karyawan yang memiliki sikap sportmanship yang tinggi, maka hal ini dapat memberikan iklim atau suasana yang positif diantara karyawan, dan hal ini akan menyebabkan peningkatan sikap kerja dan peningkatan kerja sama tim diantara karyawan, sehingga tercipta lingkungan kerja yang nyaman. d. Courtessy, di mana dimensi menjelaskan seorang karyawan yang memiliki dimensi ini dipercaya bahwa karyawan tersebut merupakan orang yang menghargai orang lain dan memperhatikan orang lain, seperti membantu teman kerja, mencegah timbulnya masalah sehubung pekerjaanya dengan cara memberi konsultasi dan informasi serta menghargai kebutuhan mereka. Contoh: Tidak terpengaruh ketika di provokasi. e. Civic virtue, merupakan perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi (mengikuti perubahan dalam organisasi, mengambil inisiatif untuk merekomendasikan bagaimana operasi atau prosedur-prosedur organisasi dapat diperbaiki, dan melindungi sumber sumber yang dimiliki oleh organisasi). Dimensi ini mengarah pada tanggung jawab yang diberikan organisasi kepada karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas bidang pekerjaan yang ditekuni. Contoh: berusaha untuk selalu memiliki informasi terbaru Luthans (2011) dalam Vivin (2013) menyatakan bahwa Organizational Citizenship Behaviour memiliki pengaruh kepada kinerja, baik pada kinerja karyawan, kinerja group maupun kinerja perusahaan.

9 2.1.4 Employee Perfomance Kinerja adalah suatu hasil pencapaian karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Kinerjaa karyawan mengacu pada prestasi seorang karyawan yang diukur berdasarkan standar dan kriteria penilaian yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Pabundu Tika (2008), kinerja adalah hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan sesorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.menurut Panggabean (2004), kinerja adalah kondisi dari sebuah kelompok di mana ada tujuan yang jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan individu. Kinerja karyawan dapat meningkatkan perilaku organisasi yang positif. Karyawan akan merasa puas dan berkomitmen untuk bekerja jika perilaku organisasi positif dipraktekkan, tidak hanya karyawan yang puas tetapi juga dapat membimbing lingkungan yang positif yang dapat menciptakan organisasi yang lebih baik (Ramlall, 2008). Kinerja karyawan juga terkait dengan komitmen karyawan tanpa kinerja komitmen tidak berarti, tidak cukup hanya fokus pada titik mengembangkan kepuasan kerja karyawan karena jjika komitmen karyawan rendah maka kepuasan tidak menafsirkan menjadi kinerja (Zhang & Zheng, 2009). Dari beberapa pandangan ahli diatas, dapat disimpulkan kinerja karyawan adalah hasil atau prestasi yang dicapai oleh seorang karyawan dalam periode waktu tertentu sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dalam memahami kinerja karyawan, penting untuk mengetahui dan memahami faktor faktor yang dapat memengaruhi Kinerja karyawan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Karyawan Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja menurut Amstrong dan Baron (1998) dalam Wibowo (2007), yaitu: 1. Personal factors atau faktor pribadi, ditentukan oleh tingkat tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen seseorang. 2. Leadership factors atau faktor kepemimpinan, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan oleh manajer dan team leader. 3. Team factors atau faktor tim, ditentukan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja.

10 4. System factors atau faktor sistem, ditentukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan oleh organisasi. 5. Situational factors atau sistem faktor, ditentukan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal. Menurut Robert L. Mathis & Jhon H. Jackson et al.(2006), ada 3 faktor utama yang memengaruhi kinerja karyawan yaitu: 1. Kemampuan individual, mencakup bakat, minat, dan faktor kepribadian. Jika seorang karyawan mempunyai kinerja dan keterampilan yang baik maka karyawan tersebut akan menghasilkan hasil (output) yangt baik pula. 2. Usaha yang dicurahkan, meliputi etika kerja, kehadiran dan motivasinya. Tingkat usaha merupakan gambaran motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan hal ini berkaitan dengan perbedaan antar tingkat keterampilan dan tingkat upaya. Tingkat keterampilan adalah cermin dari apa yang dilakukan sedangkan tingkat upaya adalah cermin apa yang dilakukan. 3. Dukungan organisasional, perusahaan menyediakan fasilitas untuk karyawan berupa pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, manajemen dan rekan kerja. Setelah mengetahui faktor faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan, perusahaan harus mengetahui proses dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, karena tanpa mengetahui penilaian kinerja karyawan, perusahaan tidak dapat mengetahui apakah karyawan yang dimiliki sudah berkualitas atau belum Penilaian Kinerja Karyawan Menurut Hani Handoko (2003) penilaian kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja merupakan proses pengevaluasian kinerja karyawan diwaktu yang lalu untuk memprediksi kinerja karyawan di masa yang akan datang. Ada beberapa kriteria penilaian kinerja, yaitu: 1. Penilaian berdasarkan hasil (result), penilaian yang didasarkan pada target dan ukuran spesifik yang dapat diukur. 2. Penilaian berdasarkan tingkah laku (behaviour), penilaian perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan.

11 3. Penilaian berdasaran pertimbangan (judgement), penilaian yang berdasarkan pada kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan keterampilan, kreativitas, semangat kerja, kepribadian, keramahan, integritas pribadi serta kesadaran dalam menyelesaikan tugas Dimensi dimensi kinerja karyawan Menurut Robert L. Mathis & Jhon H. Jackson (2006) terdapat 3 faktor utama yang memengaruhi kinerja karyawan, yaitu: a. Kemampuan individual Kemampuan individu dari seorang karyawan akan menentukan output yang dihasilkan dari pekerjaan mereka. Apabila seseorang memiliki kemampuan yang baik, maka kinerja kerja mereka pun akan baik. Bakat, minat, dan faktor kepribadian termasuk dalam faktor ini b. Usaha yang dicurahkan Seberapa jauh seorang karyawan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya akan menunjukkan tingkat motivasi karyawan tersebut, juga akan memengaruhi tingkat kualitas pekerjaan mereka. Faktor ini meliputi etika kerja, kehadiran, dan motivasi karyawan. c. Dukungan organisasional Fasilitas yang diberikan oleh perusahaan, seperti pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, manajemen dan rekan kerja juga dapat menentukan apakah seorang karyawan dapat menunjukkan kinerja karyawan yang baik atau tidak. Berdasarkan teori teori yang telah ditulis oleh penulis, penulis telah membuat kerangka pemikiran yang menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini.

12 2.2 Kerangka Teori Berdasarkan pembahasan diatas, maka kerangka teori penelitian ditunjukan oleh model gambar sebagai berikut: Transformational Leadership (X1): 1. idealized influences 2. inspiration motivation 3. Intellectual stimulation 4. Individualized consideration Employee Empowerment (X2): 1. Sense of meaning 2. Sense of competence 3. Sense of determination Organizational Citizenship Behaviour (Y): 1. Altruism 2. Conscintiousn ess 3. Sportmanship 4. Courtessy 5. Civic Virtue Kinerja Karyawan (Z): 1. Kemampuan Individu 2. Usaha yang dicurahkan 3. Dukungan organisational Sumber: Penulis (2014) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat, penulis menformulasikan hipotesis yang menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini. Berikut adalah hipotesis yang menjadi dasar pemikiran penulis. 2.3 Hipotesis Berikut adalah Hipotesis yang telah diformulasikan oleh peneliti. Hipotesis untuk T1: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Transformational leadership terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Dalle Energy Construction Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Transformational Leadership terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Dalle Energy Construction

13 Hipotesis untuk T2: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Employee Empowerment terhadap Organizational citizenship behaviour pada PT. Dalle Energy Construction Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Employee Empowerment terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Dalle Energy Construction T3: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Transformational Leadership terhadap kinerja karyawan pada PT. Dalle Energy Construction Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Transformational Leadership terhadap kinerja karyawan pada PT Dalle Energy Construction T4: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Employee Empowement terhadap Organizational Citizenship Behaviour terhadap kinerja karyawan pada PT. Dalle Energy Construction Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Employee Empowerment terhadap kinerja karyawan pada PT. Dalle Energy Construction T5: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Organizational Citizenship Behaviour terhadap kinerja karyawan pada PT. Dalle Energy Construction Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Organizational Citizenship Behaviour terhadapa kinerja karyawan pada PT.Dalle Energy Construction T6: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Transformational leadership terhadap Organizational Citizenship Behaviour yang berdampak kepada kinerja karyawan PT. Dalle Energy Construction Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Transformational leadership dan Employee Empowerment terhadap Organizational Citizenship Behaviour yang berdampak kepada kinerja karyawan PT. Dalle Energy Construction T7: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Employee Empowerment terhadap Organizational Citizenship Behaviour yang berdampak kepada kinerja karyawan PT Dalle Energy Construction

14 Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Employee Empowerment terhadap Organizational Citizenship Behaviour yang berdampak kepada kinerja karyawan PT Dalle Energy Construction

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) pernah dilakukan Marfirani (2008) dengan judul penelitian Hubungan Kepuasan Kerja dengan Organizational

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan persaingan bisnis menjadi semakin kompetitif sehingga mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis dan organisasi berjalan sangat cepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Kepemimpinan Gary Yukl (2009;3) mengatakan istilah kepemimpinan adalah mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia handal yang menguasai lingkup kompetensi kerja secara profesional. Hal tersebut diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik organisasi nirlaba atau yang berorientasi laba, berkepentingan untuk memajukan organisasi terutama dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan

Lebih terperinci

Indah Dwi Purnama. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Indah Dwi Purnama. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN DI BANK MEGA SYARIAH KCP MODEREN BSD Indah Dwi Purnama

Lebih terperinci

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transformasional,..

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategi dari organisasi. Manajemen sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, karyawan merupakan aset yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena untuk kelangsungan kemajuan perusahaan, oleh karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Definisi Perilaku Organisasi. meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Definisi Perilaku Organisasi. meningkatkan keefektifan suatu organisasi. BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Perilaku Organisasi 2.1.1.1 Definisi Perilaku Organisasi Menurut Robbins (2009: 11) Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Teori Pada setiap penelitian, diperlukan teori teori untuk mendukung dan mempermudah proses pengerjaan penelitian tersebut. Berikut adalah teori teori yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Extra Role Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku organisasi, OCB merupakan bentuk perilaku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi Dukungan Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi Persepsi dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja didefinisikan sebagai tindakan yang hasilnya dapat dihitung, selain itu juga dapat didefinisikan sebagai hasil kontribusi karyawan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja Guru Kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Untuk lebih memahami arti Kepemimpinan, maka berikut ini dikutip pendapat dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Inovatif Kerja 1. Definisi Perilaku Inovatif Kerja West dan Farr (dalam West, 2006) mengatakan inovasi bisa diartikan sebagai pengenalan dan pengaplikasian ide, proses,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi atau perusahaan, karena segala kebijakan dan keputusan yang dibuatnya akan sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi organisasi dalam usaha organisasi untuk bertahan dan dalam persaingan yang semakin kompetitif. Salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Organizational Citizenship Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Organizational Citizenship Behavior 2.1.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior Organizational Citizenship

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi Ulas Balik (Review) 1 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi (Leadership in Organization: Theory and Methodology Perspectives) Oleh/By Suci Wulandari Peneliti pada Puslitbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan suatu kebutuhan setiap perusahaan atau organisasi. Dalam pencapaian tujuan perusahaan, sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia terdiri dari orang-orang yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan pada dasarnya sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan bahwa dalam hubungan pertukaran sosial, sifat mendasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa

BAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa PT. Bravo Satria Perkasa adalah perusahaan jasa penyedia tenaga kerja di bidang pengamanan yang bertugas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku keanggotaan organisasi (Organizational Citizenship Behavior-OCB) telah menjadi topik yang mendapat banyak perhatian dari para akademisi maupun para

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior Kinerja karyawan biasanya dinilai berdasarkan pada job description yang telah dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Meningkatkan efektivitas dalam suatu organisasi memang diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan yang ditentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB Organizational Citizenship Behavior merupakan kontribusi individu yang dalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan di-reward oleh perolehan kinerja tugas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Komitmen organisasional Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah semacam ikatan antara karyawan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan sebagai sebuah konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yanga selalu diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah organisasi, karena SDM yang akan menggerakan organisasi serta mengembangkan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behaviour. Huang (2012) mengemukakan tiga kategori perilaku pekerja, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behaviour. Huang (2012) mengemukakan tiga kategori perilaku pekerja, yaitu: 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behaviour Huang (2012) mengemukakan tiga kategori perilaku pekerja, yaitu: (1) berpartisipasi,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Pada Bab 2 ini peneliti akan membahas tentang teori-teori & studi pustaka yang dipakai dalam penelitian ini seperti manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah khalifah yang menjadi penguasa dan pengelola di muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, namun sebagai seorang manusia tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pencapaian tujuan organisasi, (SDM) sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki organisasi. Studi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik suatu simpulan mengenai OCB perawat pelaksana ruang rawat inap Rumah Sakit X di Lampung

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Work-Family Conflict 2.1.1 Definisi Triaryati (2003) yang mengutip dari Frone, Rusell & Cooper (2000), mendefinisikan work-family conflict sebagai bentuk konflik peran dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan BAB II LANDASAN TEORI A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan karyawan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah pemeran utama dalam setiap perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada aspek manusia. Aspek manusia menjadi pokok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan usaha ekstra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja bukanlah berarti seberapa keras atau seberapa baik seseorang bekerja, melainkan seberapa jauh seseorang menyukai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa meningkatkan produktivitasnya. Sejarah ikut membuktikan bahwa bangsa yang hanya mengandalkan kekayaan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup di era globalisasi, suatu era yang membuat persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing secara terbuka

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel (eceran) merupakan bagian yang penting dalam kehidupan perokonomian suatu negara, terutama dalam proses distribusi barang dan jasa dari produsen ke

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan kerangka acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari penelitian ini. Kajian pustaka memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organizational citizenship behavior (OCB) saat ini menjadi subjek yang sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas dan kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk melakukan segala cara agar dapat tetap menjalankan perusahaan dengan sebagaimana semestinya. Banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepemimpinan Transformasional 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Transformasional Menurut Bass (1985) dalam buku Yukl (2013, p.313) menjelaskan bahwa kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational citizenship behavior (OCB) merupakan perilaku yang ada didalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan peninjauan kembali teori-teori yang berkaitan dengan variabel sehingga dapat membuktikan bahwa teori dan masalah yang terjadi saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana pengaruh OCB terhadap kinerja dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana pengaruh OCB terhadap kinerja dan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana pengaruh OCB terhadap kinerja dan bagaimana pengaruh itu kemudian dipengaruhi oleh faktor moderator, yaitu task interdependence.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja sekolah merupakan representasi dari kinerja semua sumber daya yang ada di sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai upaya mewujudkan tujuan sekolah. Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan oleh Organ

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada buku dan jurnal yang didalamnya terdapat tinjauan literatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Kesehatan mulai melaksanakan reformasi birokrasi pada tahun 2011. Tujuan dari reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Belakangan ini, lingkunagn bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, libealisasi perdagangan, dan kemajuan teknologi informasi menciptakan realitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori OCB (Organizational Citizenship Behavior) OCB adalah sebuah konsep yang relatif baru dianalisis kinerja, tetapi itu merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. persatu periode waktu dalam melaksanakan tugas-tugas karyawan sesuai tanggung jawab yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. persatu periode waktu dalam melaksanakan tugas-tugas karyawan sesuai tanggung jawab yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatu periode waktu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada berbagai aspek dalam organisasi, manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

Instrumen Kepemimpinan Transformasional. (Multifactor Leadership Questionnaire-MLQ)

Instrumen Kepemimpinan Transformasional. (Multifactor Leadership Questionnaire-MLQ) Lampiran 1 Instrumen Kepemimpinan Transformasional (Multifactor Leadership Questionnaire-MLQ) Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner merupaan pernyataan deskriptif yang memberikan gamabaran seorang pemimpin.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior Definisi OCB telah banyak diungkapkan oleh beberapa ahli, Menurut Organ (1988) OCB didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai pendidikan di negeri ini memang tidak akan pernah ada habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pertama, akan terdapat pemaparan mengenai latar belakang permasalahan dan fenomena yang terkait. Berikutnya, rumusan masalah dalam bentuk petanyaan dan tujuan dilakukannya penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja pegawai banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa dilepaskan dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Gary Dessler (2011), manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Responden adalah karyawan tetap di PT. Bahtera Wiraniaga Internusa yang berpusat di Jakarta TImur yang berjumlah 55 orang. Terdiri dari 44 karyawan lakilaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katakana organisasi adalah (wahana) kegiatan dari pada orang-orang yang bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. katakana organisasi adalah (wahana) kegiatan dari pada orang-orang yang bekerja sama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu di katakana organisasi adalah (wahana) kegiatan dari pada orang-orang yang bekerja sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu mengoptimalkan laba.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan organisasi saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai tantangan dan peluang yang hadir setiap saat, yang mendorong setiap organisasi untuk berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pola pikir masyarakat akan pentingnya kesehatan pada era moderenisasi merupakan landasan terpenting dalam perumusan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Kajian Pustaka Yang menjadi acuan untuk melandasi penelitian ini adalah teori manajemen sebagai grand theory, teori manajemen sumber daya manusia dijadikan sebagai middle theory,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu

BAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial 2.1.1 Pengertian Modal Sosial Modal sosial adalah suatu keadaan yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci