BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berinteraksi di dalam lingkungan kehidupan manusia tentunya membutuhkan komunikasi yang baik, dan bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesama. Tanpa bahasa manusia tidak akan bisa berinteraksi dengan baik, dan melalui bahasa, seseorang juga dapat mengekspresikan perasaannya. Menurut Resmini (2006: 29) Ada 2 (dua) cara komunikasi yang dapat dipilih, yakni: lisan dan tulis. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diartikan bahwa bahasa pun dapat disampaikan secara lisan dan tulisan. Bahasa lisan adalah bahasa yang yang disampaikan secara langsung sedangkan bahasa tulis disampaikan dalam bentuk tulisan. Alangkah baiknya jika manusia dibekali pembelajaran bahasa sejak dini. Agar kelak nanti dapat berkomunikasi dengan baik dalam berinteraksi dengan sesama. Mengingat bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan bangsa, maka bahasa Indonesia sangatlah penting untuk dipelajari. Melihat pentingnya pembelajaran bahasa maka perlu adanya pembinaan dalam satuan pendidikan, pembinaan tersebut dapat dilakukan di sekolah tingkat dasar maupun sampai tingkat atas. Dengan adanya pengajaran Bahasa Indonesia di satuan pendidikan maka dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sehingga dapat membina kesatuan dan persatuan bangsa, melestarikan budaya Indonesia, dan juga mengindonesiakan anak-anak Indonesia. Pendapat ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Depdiknas (Resmini, 2006:29) Sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi pengajaran bahasa Indonesia antara lain (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteks untuk berbagai keperluan dan berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan kemampuan intelektual (penalaran). Pendekatan mata 1

2 2 pelajaran bahasa Indonesia adalah suatu program untuk mengindonesiakan anak-anak Indonesia melalui berbahasa Indonesia. Dalam kurikulum KTSP Bahasa Indonesia sekolah dasar terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Menurut Djuanda (2008:180), pengertian menulis adalah Suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan, kepada orang lain atau dirinya melalui media bahasa berupa tulisan. Berdasarkan pengertian di atas bahwa menulis merupakan menuangkan gagasan dan pikiran seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Melalui menulis seseorang mampu mengekspresikan perasaannya dalam bentuk tulisan serta akan lebih terlatih dalam berpikir. Salah satu aspek menulis di sekolah dasar kelas IV adalah melengkapi percakapan yang belum selesai. Percakapan merupakan kegiatan bahasa lisan antara dua orang atau lebih dimana percakapan juga dapat ditulis bukan hanya dilisankan. Percakapan dapat dikatakan juga sebagai dialog. Percakapan atau dialog menurut Tarigan dan Tarigan (1986:224) adalah pertukaran pendapat antara beberapa orang mengenai suatu hal. Percakapan biasanya terjadi di kehidupan sehari-hari sehingga percakapan sudah dikenal baik oleh siswa. Siswa dapat membayangkan suasana dalam percakapan dan menuangkan karangan tersebut dalam bentuk percakapan dengan memperhatikan isi percakapan, penggunaan tanda baca yang benar, penggunaan tanda titik dua dengan benar, dan penggunaan tanda petik dengan benar. Namun setelah dilakukan pengamatan di SD Negeri Pakuwon II, dalam pembelajaran melengkapi percakapan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi prcakapan serta ejaan yang benar. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 1 Desember 2012 di SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang,

3 3 siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran melengkapi percakapan. Kesulitan yang dialami siswa adalah dalam membuat kalimat percakapan dengan menggunakan tanda baca. Pembelajaran menulis percakapan diawali dengan guru menerangkan cara menulis percakapan dengan menggunakan tanda titik dua, tanda petik, tanda baca dengan benar dan kalimat yang runtut. Selanjutnya siswa membaca teks cerita yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru mencontohkan cara menulis teks percakapan rumpang yang sesuai dengan teks yang dibaca siswa. Saat awal pembelajaran siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran dan selama proses pembelajaran pun siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Ada yang melamun, ada yang mengobrol saja, dan ada juga yang mondar-mandir ke kamar mandi. Guru berulang kali menegur siswa agar memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru. Setelah guru selesai menjelaskan materi, tanpa diberi kesempatan berdiskusi dan latihan terlebih dahulu siswa diberikan tugas untuk menulis percakapan rumpang oleh guru. Siswa pun mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru meskipun harus ditegur berulang kali terlebih dahulu karena banyak siswa yang tidak menghiraukan tugas dari guru. Setelah selesai tugas dikumpulkan. Berikut adalah data awal hasil tes akhir siswa dalam melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

4 4 Tabel 1.1 Hasil Tes Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Pakuwon II Dalam Pembelajaran Melengkapi Percakapan No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Tanda Tanda Isi Percakapan Titik Dua Petik Tanda Baca Skor Nilai Ketuntasan 1 Ahmad Aisari Aldiansyah Azizi Azri Dina Gilang Hero Intan Isman Iqbal M.Jimmi M.Asparina Maghfira Nurliana Oki Putri Ridwan Ray Fajar Riesa Ripan Rizky Salsa Siti Aisyah Tanto Tedi Zahra Jumlah Rata-rata 5 45 Persentasi % % Ket: KKM = 70,33 Aspek yang dinilai dan deskriptor yang digunakan dalam penilaian melengkapi percakapan adalah sebagai berikut. 1. Isi Percakapan a = sesuai dengan judul percakapan b = kreatif dalam mengembangkan gagasan/ide percakapan c = kalimatnya runtut dari awal sampai akhir T BT

5 5 Skor 3 jika tiga aspek yang muncul. Skor 2 jika hanya dua aspek yang muncul Skor 1 jika hanya satu aspek yang muncul. Skor 0 jika tidak ada satu aspek yang muncul. 2. Tanda Petik Skor 3 jika siswa menggunakan 12 tanda petik dengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 6-11 tanda petik dengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-5 tanda petik dengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan benar. 3. Tanda Titik Dua Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda titik dua dengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda titik dua dengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda titik dua dengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda titik dua dengan benar. 4. Tanda Baca Skor 3 jika siswa menggunakan 6 tanda bacadengan benar. Skor 2 jika siswa menggunakan 3-5 tanda bacadengan benar. Skor 1 jika siswa menggunakan 1-2 tanda bacadengan benar. Skor 0 jika seluruh teks percakapan tidak menggunakan tanda baca dengan benar. Konversi skor ideal ke dalam nilai adalah= Skor ideal = 12 T = Tuntas BT = Belum Tuntas Rumus Persentase skor yang didapat skor ideal x 100 % = X N % = Persentase

6 6 X = Jumlah perolehan skor N = Jumlah siswa keseluruhan Keterangan : Jika siswa mendapat nilai 70,33 dinyatakan tuntas Jika siswa mendapatkan nilai <70,33dinyatakan belum tuntas Dari data tabel 1.1, diketahuihasil belajar siswa masih kurang. Hasil tes siswa dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan diketahui bahwa ada 4 siswa atau 15%mendapatkan skor 3 yang melengkapi percakapan dengan tiga aspek yang muncul, 19 siswa atau 70% mendapatkan skor 2 yang melengkapi percakapan dengan dua aspek yang muncul dan hanya 4 siswa atau 15%memperoleh skor 1 yang melengkapi percakapan dengan satu aspek yang muncul. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan adalah sebanyak 67%. Dari aspek penggunaan tanda titik dua diketahui 15 siswa atau 56% memperoleh skor 0 yang melengkapi percakapan tidak menggunakan tanda titik dua dengan benar, 11 siswa atau 41% dengan skor 3 yang melengkapi percakapan yang menggunakan tanda titik dua dengan benar, dan 1 siswa atau 3% memperoleh skor 1 yaitu menulis percakapan namun hanya sebagian menggunakan tanda petik dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan memperhatikan titik dua adalah sebanyak 30%. Dari aspek penggunaan tanda petik diketahui 5siswa atau 19%memperoleh skor 1 yaitu melengkapi percakapan namun sedikit menggunakan tanda petik dengan benar, 13 siswa atau 48% memperoleh skor 0 yaitu melengkapi percakapan tidak menggunakan tanda petik dengan benar, 1 siswa atau 3% memperoleh skor 2yaitu melengkapi percakapan yang hanya sebagian menggunakan tanda petik dengan benar, dan 8 siswa atau 30% memperoleh skor 3 yaitu menulis percakapan menggunakan tanda petik dengan benar. Dari

7 7 penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda petik dengan benar adalah sebanyak 38% Dari aspek penggunaan tanda baca diketahui ada 2 siswa atau 7% memperoleh skor 3 yaitu melengkapai percakapan dengan menggunakan tanda baca dengan benar, 1 siswa atau 3% memperoleh skor 2 yaitu melengkapai percakapan dengan menggunakan tanda baca tetapi hanya sebagian, 18 siswa atau 67% memperoleh skor 1 melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca tetapi hanya sedikit dan 6 siswa atau 22% memperoleh skor 0 yaitu tidak menggunakan tanda baca dengan benar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan tingkat ketercapaian melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca yang benar adalah sebanyak 33% Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang hanya 8 siswa atau 30% yang tuntas dan 19 siswa atau 70% yang belum tuntas. Hal ini menunjukan bahwa materi melengkapi percakapan pada siswa kelas IV SD Negeri Pakuwon II mengalami permasalahan yang harus diperbaiki, hal ini dibuktikan dengan persentase ketidaktuntasan yang melebihi 50 %. Melihat hal itu, perlu adanya perubahan yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai, baik itu dengan menerapkan model pembelajaran maupun media pembelajaran. Setelah peneliti mengobservasi aktivitas siswa diketahui beberapa penyebab timbulnya permasalahan dalam pembelajaran melengkapi percakapan sebagai berikut. 1. Siswa kurang termotivasi dan juga kurang antusias untuk belajar, ini terlihat saat awal pembelajaran siswa terlihat biasa-biasa saja dan saat mengerjakan tugas dari guru tidak diselesaikan dengan baik. 2. Sebagian siswa tidak menjelaskan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang hanya mengobrol atau bergurau dengan temannya. 3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, hal ini terlihat karena guru tidak menciptakan model pembelajaran yang bisa memungkinkan siswa untuk aktif

8 8 dalam pembelajaran serta tidak adanya media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa. 4. Siswa kurang teliti saat membubuhkan tanda baca dalam melengkapi percakapan. 5. Siswa kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan. Adapun hasil observasi kinerja guru adalah sebagai berikut. 1. Guru kurang memotivasi dan merangsang antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran. 2. Guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan model lain yang lebih kreatif agar siswa tidak merasa jenuh. 3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran agar siswa terlibat dalam pembelajaran. 4. Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan temannya. 5. Guru langsung memberikan evalusi kepada siswa tanpa adanya pemberian lembar kerja siswa terlebih dahulu. Berdasarkan hasil observasi di atas maka perlu adanya inovasi dalam pembelajaran melengkapi percakapan guna meningkatkan kemampuan siswa dalam melengkapi percakapan. Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang inovatif yang mampu membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahannya. Salah satunya adalah dengan menerapkan model Kekola dan mediakakataca. Model kekola adalah singkatan dari model pembelajaran keliling kelompok dan kolaborasi. Kekola merupakan gabungan model pembelajaran kooperatif learning teknik keliling kelompok dengan metode kolaborasi agar pembelajaran lebih menarik, sedangkan media kakataca adalah singkatan dari kartu kalimat dan tanda baca. Media pembelajaran kakatacaini akan membantu siswa dalam melengkapai percakapan dengan menemukan kalimat yang sesuai untuk melengkapai percakapan dan membubuhkan tanda baca seperti tanda titik

9 9 dua, tanda petik, tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya dengan berdiskusi dengan temannya. Melalui model pembelajaran Kekola ini, siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan temannya dan saling mengoreksi kesalahan menulis dalam melengkapi percakapan. Dengan berdiskusi, siswa berbagi ide dengan teman kelompoknya yang akan membuat siswa lebih mudah untuk mengerjakan tugas dalam melengkapi percakapan. Hal ini sejalan dengan pengertian pembelajaran kooperatif yang diutarakan oleh Davidson dan Kroll (Asma, 2006:11), Belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja sama secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka. Selain dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif, penggunaan media pun menjadi hal yang penting dalam pembelajaran. Penggunaan media ini akan memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Selain itu, penggunaan media juga guna menjadikan pembelajaran yang menarik sehingga anak akan lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran. Maka dari itu, dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Kekola Dengan Menggunakan Media KakatacaUntuk MeningkatkanKeterampilan Melengkapi Percakapan.(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang). B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Masalah yang ditemukan di lapangan pada siswa kelas IV SDNegeriPakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang adalah siswa tidak dapat melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan dan tanda baca. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

10 10 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimanapelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 1) Bagaimana kinerja gurupada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 2) Bagaimana aktivitas siswapada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 3. Bagaimana peningkatan hasil kemampuan siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan, titik dua, tanda petik dan tanda baca yang mengakhiri kalimat di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang? 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas, diketahui bahwa siswa kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan dalam melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan dan penggunaan tanda baca. Tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Kekola(Keliling Kelompok dan Kolaborasi) dengan menggunakan media Kakataca (Kartu Kalimat dan Tanda Baca) untuk meningkatkan keterampilan melengkapi percakapan dengan

11 11 memperhatikan isi percakapan dan tanda baca di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Dengan diterapkan teknik berkeliling kelompok siswa akan diberikan kesempatan untuk berdiskusi sekaligus menuangkan gagasan mereka secara berkililing, tentunya ini akan membuat siswa ikut terlibat dalam pembelajaran dan melatih siswa untuk berdiskusi dengan temannya. Sedangkan metode kolaborasi akan melatih anak untuk saling mengoreksi antar teman sebaya. Melalui model pembelajaran Koopertif Tipe Keliling Kelompok siswa dapat berdiskusi secara berkelompok dengan teknik berkeliling.dengan model ini setiap siswa diberikan kesempatan untuk melengkapi percakapan tentunya dengan dibantu oleh media kartu kalimat dan tanda baca.kartu kalimat dan tanda baca ini dapat membantu siswa dalam menemukan kalimat yang sesuai dengan percakapan.sedangkan model pembelajaran Kolaborasi diterapkan untuk berlatih siswa dalam mengoreksi tanda baca dalam percakapan. Selain menerapkan model pembelajaran kekola, penggunaan media kakataca juga diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran melengkapi percakapan.media kakataca adalah singkatan dari kartu kata dan tanda baca.media ini berupa kotak persegi panjang yang berisi kartu kata dan tanda baca.media ini digunakan untuk membantu siswa dalam mencari kalimat untuk melengkapi percakapan dan menentukan tanda baca pada kalimat percakapan. Adapun langkah-langkah pembelajaran model Kekola dengan menggunakan media Kakatacadalam melengkapi percakapan adalah sebagai berikut. a. Guru menjelaskan materi percakapan serta penggunaan tanda baca. b. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. c. Setiap kelompok diberi LKS berupa percakapan yang belum selesai oleh guru untuk dikerjakan bersama-sama. d. Setiap kelompok diberi media Kakatacaoleh guru. e. Setiap siswa dalam kelompok mengamati percakapan yang ada pada LKS yang sudah dibagikan oleh guru.

12 12 f. Kemudian, setiap anggota kelompok secara berkeliling harus menemukankalimat yang sesuai untuk melengkapi percakapan tersebut. Setiap anggota kelompok menggunakan kartu kalimat yang ada pada kotak kakataca untuk membantu siswa dalam menemukankan kalimat yang sesuai. g. Setelah setiap kelompok menemukan 2 kalimat hasil temuan mereka, mereka mendiskusikan dari kedua kalimat tersebut kalimat mana yang paling sesuai untuk melengkapi percakapan yang ada pada LKS. h. Selanjutnya, siswa beserta kelompok mengamati kalimat yang telah ditentukan oleh masing-masing kelompok. Secara berkeliling, masing-masing siswa dalam kelompok kembali menuangkan gagasannya. i. Setelah itu, setiap kelompok berdiskusi untuk menentukan tanda baca yang sesuai untuk kalimat tersebut dengan menggunakan kakataca. j. Langkah e-i dilakukan berulang sampai percakapan selesai dilengkapi dengan benar. k. Setelah selesai, LKS berupa percakapan yang belum selesai ditukar dengan kelompok yang lain. l. Guru mencontohkan bagaimana mengoreksi percakapan dengan menggaris bawahi kesalahan tanda baca dalam percakapan. m. Setiap kelompok membaca percakapan hasil kelompok lain, kemudian menggaris bawahi kesalahan penulisan tanda baca seperti tanda petik dua,tanda titik dua, tanda titik, dan tanda tanya. n. Setelah selesai dikoreksi percakapan dikembalikan lagi kepada kelompok pembuat untuk diperbaiki. o. Siswa mengumpulkan percakapan yang sudah diperbaiki. p. Setiap siswa diberikan tugas oleh guru dan dikerjakan secara individu. q. Setelah selesai tugas dikumpulkan kepada guru. Pada penelitian ini,target keberhasilan penelitian sebesar 85%. Target keberhasilan penelitian penerapan model kekola dengan menggunakan media kakataca pada materi melengkapi percakapan ini meliputi target proses yang

13 13 terdiri dariaktivitas siswa dan kinerja guru, dan hasil kemampuan siswa.adapun penjelasan target tersebut adalah sebagai berikut. a. Target Proses 1) Aktivitas Siswa Target aktivitassiswa pada penelitian ini adalah 85% (23 siswa) memperoleh kriteria B dengan indikator sebagai berikut. a) Siswa aktif selama proses pembelajaran. b) Siswa dapat bekerjasama dengan teman kelompok selama proses pembelajaran. c) Siswa termotivasi selama poses pembelajaran. 2) Kinerja Guru Target kinerja gurupada penelitian ini adalah guru memperoleh 85% indikator penilaian dengan kriteria sebagai berikut. a) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menyiapkan perencanaan yang baik. b) Guru melaksanakan pelaksanaan dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat memicu keterlibatan siswa. c) Guru dapat memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. d) Guru memfasilitasi siswa dengan media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan siswa. e) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdisksi saat proses pembelajaran. b. Target Hasil Target hasil kemampuan siswapada penelitian ini adalah 85% (23 siswa) tuntas dengan indikator sebagai berikut. 1) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan memperhatkan isi percakapan. 2) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda titik dua dengan benar. 3) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda petik dengan benar.

14 14 4) Siswa dapat melengkapi percakapan dengan menggunakan tanda baca yang mengakhiri kalimat dengan benar. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. 2. Untuk mengetahui pelaksanaanpembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. a. Untuk mengetahui aktivitassiswa perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. b. Untuk mengetahui kinerja guru perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasilpembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kekola dan media kakataca pada materi melengkapi percakapan dengan memperhatikan isi percakapan, tanda titik dua, tanda petik dan tanda baca yang mengakhiri kalimat di kelas IV SD Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penerapan model pembejaran Kekola melalui media Kakataca adalah sebagai berikut.

15 15 1. Bagi Siswa a. Meningkatkanmotivasidan antusias siswa. b. Belajar bekerja sama dengan temannya dan mengoreksi kesalahan temannya. c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melengkapi percakapan. 2. Bagi Guru a. Dapat memperluas pengetahuan guru mengenai model pembelajaran Kekola dan Media Kakataca. b. Dapat membantu memecahkan masalah pembelajaran kamampuan melengkapai percakapan. c. Meningkatkan kreativitas guru dalam menerapkan model pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Penerapan model Kekola melaui media Kakataca dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik dan hasil belajar di Sekolah Dasar. 4. Bagi Peneliti Dapat dijadikan sebagai pengalaman baik pengalaman mengajar di sekolah dasar maupun pengalaman melakukan penelitian serta sebagai bentuk nyata dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. E. Batasan Istilah 1. Percakapan sama juga dengan dialog yang artinya pertukaran pendapat antara beberapa orang mengenai suatu hal. (Tarigan dan Tarigan,1986) 2. Model pembelajaran Kekola adalah model pembelajaran yang berasal dari gabungan dua model yakni model Keliling Kelompok dan Kolaborasi. Nama model kekola ini sengaja dirancang agar lebih menarik. Adapun pengertian kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi(alwasilah dan Senny, 2005:21). 3. Media adalah peralatan fisik untuk membawakan atau penyempurnaan isi pengajaran. (Briggs, dalam Hastuti, 1996: 171)

16 16 4. Media Kakataca adalah singkatan dari kartu kalimat dan tanda baca, media kakataca ini merupakan alat yang digunakan guru sebagai penyampai pembelajaran berupa kartu yang berisi kalimat dan tanda baca. Nama media kakataca ini sengaja dirancang agar lebih menarik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran berbahasa di Sekolah Dasar tidak dapat terlepas dari pengembangan aspek kemampuan berbahasa. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memperlancar dan mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional sangat strategis dalam kehidupan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia harus dapat dikuasai oleh seluruh lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa dibagi menjadi dua bagian yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. Keterampilan berbahasa mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di samping sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan. Dengan adanya faktor saling membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya adalah menyunting teks laporan hasil observasi. Dalam menyunting teks laporan hasil observasi,

Lebih terperinci

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF

PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PERMAINAN MENGARANG GOTONGROYONG BERBANTUAN KARTU GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF Dhamaranthy Herdiani Marethania 1, Dede

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi antarsesamanya, yaitu dengan berkomunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ENTENG KARYANA, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ENTENG KARYANA, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dasar sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah antara lain difokuskan pada pengembangan potensi dan keterampilan dasar sebagai bekal untuk kehidupan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG Widia Nurul Hulpa 1,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 170 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab terakhir ini peneliti kemukakan beberapa kesimpulan yang telah didapat selama melaksanakan penelitian. Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah khususnya di daerah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia maka setiap orang dituntut untuk terampil dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan ilmu pengetahuan sosial atau sering disebut IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan secara formal mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan suatu pengantar berkomunikasi dalam sebuah kebudayaan. Dengan berbahasa manusia dapat saling mengerti satu sama lain. Menurut Jacques Barzun (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 17 BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana Dalam KTSP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan Kurikulum 2013. Penerapan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG Ana Septianah 1, Dede Tatang Sunarya 2,Ani Nur Aeni

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU Resnani Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016. Hal.248-254 PGSD FKIP Universitas Bengkulu PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi atau tempat pelaksanaan penelitian adalah SDN Sukamaju Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Ditemukan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib dan utama diajarkan di Sekolah Dasar. Dengan belajar Bahasa Indonesia, maka siswa diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Tarigan (2005:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah,

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal Data awal penelitian diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara, angket, serta data hasil belajar siswa kelas V SDN Margajaya, Kecamatan Tanjungsari,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Mengingat peranan matematika yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya bahasa, tujuan komunikasi akan tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian , 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian , 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Globalisasi menuntut segala aspek kehidupan untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia agar dapat bersaing baik nasional maupun internasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ragam formal, pemakaian bahasa tulis lebih sering ditampilkan dalam bentuk wacana tulis misalnya karangan (ilmiah atau fiksi), surat, pengumuman, dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. Maka melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi setiap bangsa demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara yang sedang

Lebih terperinci

Kata kunci : penggunaan media, gambar seri, peningkatan kemampuan, karangan sederhana.

Kata kunci : penggunaan media, gambar seri, peningkatan kemampuan, karangan sederhana. PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SDK RANGGA KECAMATAN LEMBOR KABUPATEN MANGGARAI BARAT Herman Yoseph Tagur SDK Rangga Lembor Manggarai

Lebih terperinci

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN Rismauli Syarifah Saragih Guru TK ABA 30 Medan Surel : rismaulisyarifah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan dan juga idenya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk menyatakan pikiran yang menggunakan bahasa sebagai alat atau medianya adalah bentuk komunikasi lisan yang lebih dikenal dengan istilah berbicara, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki anak untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Untuk itu, kemampuan berbicara harus dipupuk sejak dini.

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah Sinapati, Syamsuddin, dan Sahrudin Barasandji Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Sementara itu, pembelajaran adalah penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN Nur Fitriana Rahmawati 1, Julia 2, Prana Dwija Iswara

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang bertujuan untuk memperbaiki yang dilakukan melalui beberapa tahapan siklus. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 adalah siswa yang kurang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. memiliki kemampuan berbahasa secara optimal akan sangat mudah untuk. mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai.

1. PENDAHULUAN. memiliki kemampuan berbahasa secara optimal akan sangat mudah untuk. mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa diperlukan dalam berkomunikasi. Seseorang yang memiliki kemampuan berbahasa secara optimal akan sangat mudah untuk mencapai tujuan komunikasinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan upaya penyempurnaan dari kurikulum terdahulu yang dianggap banyak kekurangan. Dalam kurikulum ini mata pelajaran bahasa Indonesia banyak mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN Berbicara adalah salah satu dari keterampilan bahasa yang ditekankan pencapaiannya melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa dan mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Keterampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7 Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Kenyataannya di SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar beberapa siswa diantaranya kurang mampu menggunakan imajinasi atau

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal Data awal merupakan data yang diperoleh dari hasil kegiatan observasi dan wawancara kepada guru dan siswa pada hari Sabtu, tanggal 13 Desember 2014,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM), sehingga sangat bertolak belakang bila seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dimiliki setiap individu dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pokok pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bagi siswa pada dasarnya adalah peningkatan kemampuan empat aspek keterampilan bahasa. Pada umumnya

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA Penerapan Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Era Destiyandani, dkk) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI IKA SUSILA RINI A310090125 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya siswa dituntut untuk terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat. Menulis merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini semua kelas VIII C SMP Negeri 7 Purwokerto yang berjumlah 35. Terdiri dari 17 putra dan 18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses interaksi yang intensif antar berbagai komponen sistem pembelajaran yaitu guru, siswa, materi belajar, dan lingkungan. Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dinamik yang harus selalu diserasikan dengan proses kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah kehidupan internasional. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, komponen yang selama ini dianggap sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sesuai rancangan penelitian, hasil penelitian dipaparkan dalam dua paparan, yaitu peningkatan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran dalam

Lebih terperinci