BAB II DATA DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DATA DAN ANALISA"

Transkripsi

1 4 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Sumatif : Berasal dari survey dan beberapa artikel Internet. 2. Data Formulatif : Berasal dari literatur literatur seperti buku, internet dan wawancara langsung dengan narasumber. Seperti dari Hasyim Asyari selaku manager serta teman dekat dari Dwiki Darmawan. Juga melalui MUSIKITA selaku pernaungan Dwiki Darmawan Management sebagai tempat yang mensupport dalam mengkomposisikan lagu dan FARABI Music Education Center sebagai sekolah musik yang didirikan oleh beliau. 3. Warta Jazz sebagai wadah media online yang memberitakan seluruh informasi mengenai seluruh musisi Jazz Indonesia yang berkembang dan kreatif di dunia Permusikan Jazz Indonesia serta event-event yang diada di Indonesia baik dalam negeri maupun mancanegara Kuesioner Berikut ini adalah data dari hasil survei yang telah diisi oleh 100 responden dari berbagai kalangan dan sesuai dari target tujuan melalui media online yaitu dan berikut ini adalah hasil simpulan dari data survei yang telah diperoleh : - Dari 100 orang responden : 68% berumur tahun, 15% berumur tahun, 13% berumur tahun, dan 4% berumur >30 tahun. - Dari 100 orang responden : Seimbang, 50% bergender Pria dan juga 50% bergender Wanita. - Dari 100 orang responden : 79% berprofesi sebagai mahasiswa, 18% berprofesi sebagai pekerja, 2% lain-lain dan 1% sebagai pelajar. - Dari 100 orang responden : 25% menyukai musik Jazz, 24% menyukai musik Pop, 17% menyukai musik Etnik / Jazz-Pop, 12% menyukai Rock / Alternatif, 11% menyukai musik Indie dan 11% lain-lain. - Dari 100 orang responden : 54% responden masih menyukai musik / lagu Indonesia saat ini dan 46% lainnya tidak menyukainya.

2 - Dari 100 orang responden : 32% beranggapan bahwa kondisi industri musik Indonesia buruk, 27% beranggapan biasa saja, 25% beranggapan cukup dan 16% beranggapan baik. - Dari 100 orang responden : 55% beranggapan hanya pernah dengar saja akan Musik Etnik Indonesia, 24% beranggapan biasa saja, 11% beranggapan sangat kenal dan tahu, dan 10% responden beranggapan tidak tahu sama sekali akan Musik Etnik Indonesia. - Dari 100 orang responden : 37% beranggapan bahwa popularitas musik Etnik rendah, 31% beranggapan biasa saja, 27% beranggapan sedang dan 5% beranggapan popularitas musik Etnik tinggi. - Dari 100 orang responden : 49% beranggapan hanya tahu saja mengenai musisi Musik Etnik Jazz Dwiki Darmawan, 32% beranggapan tidak pernah mendengar dan 19% lainnya sangat mengetahui musik Etnik Jazz Dwiki Darmawan. - Dari 100 orang responden : 31% mengetahui Musik Etnik Jazz Dwiki Darmawan melalui Konser / Festival Musik yang diadakan beliau, 22% mengetahui memalui Media Massa, 9% melalui Internet dan 6% sisanya melalui teman. - Dari 100 orang responden : 98% memiliki keinginan untuk melestarikan musik etnik sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia, 2% lainnya memilih tidak. - Dari 100 orang responden : 87% beranggapan sangat disayangkan karya Dwiki Darmawan kurang dihargai dan dipublikasikan dengan baik, 7% beranggapan biasa saja dan 6% sisanya beranggapan tidak peduli terhadap karya-karyanya. - Dari 100 orang responden : 76% beranggapan tertarik untuk mendengarkan musik etnik jazz orkestra, 19% beranggapan biasa saja dan 5% beranggapan tidak tertarik. - Dari 100 orang responden : 80% responden beranggapan tidak tahu mengenai buku biografi musisi Etnik Jazz yang terpublikasikan dengan baik dan 20% sisanya beranggapan tidak ada mengenai buku tersebut. - Dari 100 orang responden : 65% beranggapan sangat perlu untuk mempublikasikan karya-karya Dwiki Darmawan sehingga sekaligus mendukung karyanya dibelantika musik Etnik Indonesia di manca negara, 34% beranggapan boleh saja dan 1% sisanya tidak perlu. - Dari 100 orang responden : 63% beranggapan tertarik untuk membaca buku publikasi karya-karya Musik Etnik Jazz dari Dwiki Darmawan, 30% beranggapan biasa saja dan 7% beranggapan tidak tertarik. - Dari 100 orang responden : 87% beranggapan mempertahankan desain dan konten dalam buku publikasi ini dengan perpaduan unsur etnik dan modern, 9% beranggapan lebih kuat pada unsur etnik, 2% lebih kuat unsur modern dan 2% lainnya. 5

3 Diagram Kuesioner Gambar 2.1a Diagram Survei Kuisioner

4 Gambar 2.1b Diagram Survei Kuisioner 7

5 8 Gambar 2.1c Diagram Survei Kuisioner Kompetitor - Simfoni Untuk Negeri, Twilight Orchestra Magenta Orchestra Gambar 2.2 Buku Simfoni Untuk Negeri Dibuka dengan penampilan dari Andi Rianto dan kolaborasi antara Addie MS dan Oddie Agam yang membawakan ulang lagu The Long and Winding Road milik The Beatles, konferensi pers guna menandakan peluncuran resmi buku Simfoni untuk Negeri pun diadakan pada Kamis (24/11) siang di Otel Lobby, The Annex Building of Bakrie Tower, Jakarta. Simfoni untuk Negeri ini terdiri dari sepuluh bab yang membicarakan soal musik orkestra dengan Twilite Orchestra dan Magenta Orchestra sebagai dua tokoh utamanya, baik dari segi sejarah, ragam jenis, maupun koneksi antara musik dengan perkembangan karakter suatu bangsa. Selain itu, buku ini juga dimeriahkan dengan kumpulan foto dari setiap penampilan Twilite Orchestra, yang tahun ini menginjak usia 20 tahun, dan Magenta Orchestra, mulai dari suasana latihan, performance, hingga saat mendapatkan sebuah

6 9 penghargaan serta pose dengan pejabat-pejabat penting negeri ini. Menurut rilis pers yang diterima Rolling Stone, terbitnya Simfoni untuk Negeri didasari rasa cinta yang begitu dalam terhadap musik dan Indonesia, yang sekaligus merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap kemajuan dan keunggulan karya seni anak bangsa di dunia musik. Tujuan dari buku ini adalah untuk menghayati, menggali, dan mendokumentasikan nilai-nilai yang terkandung dalam musik orkestra, kemudian mencoba mewariskannya kepada generasi penerus agar musik orkestra meluas hingga seluruh lapisan masyarakat pencinta seni, khususnya seni musik. Hal senada diucapkan salah satu pendiri Twilite Orchestra, Indra Bakrie, saat konferensi pers: Musik orkestra seringkali dianggap sebagai sebuah musik yang eksklusif, sehingga memiliki keterbatasan untuk disukai masyarakat yang lebih luas. Hari ini kita menjadi saksi sejarah kolaborasi Twilite Orchestra dan Magenta Orchestra dalam membuat mahakarya berupa buku Simfoni untuk Negeri yang bisa dirasakan bersama. Buku ini pertama kali diprakarsai oleh istri Indra Bakrie sendiri, Gabby Bakrie, dan ditulis oleh wartawan dan sastrawan, Akmal Nasery Basral, yang sebelumnya dikenal atas buku Imperia, Sang Pencerah, dan Presiden Prawiranegara. Buku yang memiliki 186 halaman ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampul tipis dengan harga Rp ,00 dan sampul tebal dengan harga Rp , Data Proyek Pada saat ini musik memang tidak mungkin lepas dari kehidupan kita seharihari, setiap saat kita selalu bersinggungan dengan musik, entah dimulai dari rumah, di jalan, di toko, bahkan hingga kembali ke rumah pun kita selalu ditemani dengan musik. Kenyataan di atas, menunjukkan bahwa musik semakin diterima bahkan dibutuhkan masyarakat sebagai hiburan agar pikiran yang terbebani oleh pekerjaan rutin sehari-hari dapat menjadi segar kembali. Perkembangan musik yang pesat di Indonesia menumbuhkan berbagai jenis musik seperti musik keroncong, pop, dangdut, bahkan musik klasik yang dianggap serius oleh sebagian orang. Bentuk penyajian musik terus mengalami perluasan, apabila dahulu musik keroncong hanya dimainkan cukup dengan tujuh alat musik saja yaitu biola, seruling, cuk, cak, gitar, cello, dan bass, maka sekarang telah berkembang menjadi sebuah orkestra keroncong, yaitu dengan memasukkan alatalat musik orkestra standar seperti oboe, fagot, klarinet, penambahan jumlah biola dan sebagainya. Nampaknya grup-grup band di Indonesia saat ini yang secara umum hanya terdiri dari gitar, bass, keyboard, dan drum ikut terpengaruh untuk memasukkan alat-alat musik orkestra seperti penambahan instrumen strings (biola, cello, contra bass), woodwind (flute, oboe, clarinet), brass (terompet, trombone) bahkan percussion (timpani, bell tree, dan lain-lain). Sebagai contoh bisa didengar dalam album Badai Pasti Berlalu (Chrisye) yang diaransir oleh Erwin Gutawa dengan melibatkan orkestra dari Australia.

7 10 Trend memasukkan unsur-unsur orkestra ke dalam berbagai jenis musik yang lain menjadi hal yang biasa kita temui sekarang ini. Namun hal yang cukup penting dalam perjalanan orkestra itu sendiri, adalah terjadinya masa pasang-surut sejak keberadaannya di Indonesia sebagai pengaruh difusi kebudayaan. Graebner menyatakan dalam buku Sejarah Teori Antropologi I oleh Koentjaraningrat (1980: ) bahwa unsur-unsur kebudayaan masa lampau adalah dengan membuat klasifikasi benda-benda menurut tempat asalnya, dan menyusunnya berdasarkan persamaan unsur-unsur tersebut. Sekumpulan lokasi tempat ditemukan benda-benda yang sama sifatnya disebut sebgai kulturkreis. Alat-alat musik yang dipergunakan orkestra di Indonesia mempunyai kesamaan unsur dengan alat-alat musik orkestra yang ada di budaya barat Mengenal Musik Orkestra Istilah orkestra menurut John Spitzer (Stanley Sadie. ed. 2001: 530) pada masa Yunani dan Romawi kuno menunjuk tentang tingkatan dasar dari sebuah panggung terbuka, yang digunakan kembali pada jaman Renaissance untuk menunjukan tempat di depan panggung. Pada awal abad XVII tempat ini digunakan untuk menempatkan para pemain musik yang mengiringi nyanyian dan tarian. Pada abad XVIII arti dari istilah orkestra diperluas untuk para pemain musik sendiri dan sebagai identitas mereka sebagai sebuah ansambel. Sebelum istilah orkestra menjadi mapan di dalam bahasa Eropa yang beragam, muncul berbagai ungkapan yang digunakan untuk mengindikasikan kelompok pemain musik yang besar. Di Italia kelompok pemain musik yang serupa disebut dengan capella, coro, concerto groso, simfonia atau gli stromenti. Hal serupa juga dapat ditemukan di Roma pada awal sampai akhir tahun Demikian pula di Perancis, juga terdapat istilah les violons, dan les concertantes. Analisis tentang orkestra sejak abad XVIII sampai sekarang mengungkapkan sebuah rangkaian ciri-ciri yang saling berhubungan, yang antara lain; a) orkestra didasarkan atas alat musik gesek yang terdiri dari keluarga biola dan double bass, b) kelompok alat musik gesek ini disusun ke dalam bagian-bagian di mana para pemusik selalu memainkan not yang sama dalam satu suara, c) alat musik tiup kayu, tiup logam, dan perkusi tampil dalam jumlah yang berbeda sesuai dengan periode dan lagu-lagu yang ditampilkan, d) orkestra sesuai dengan waktu, tempat, dan daftar lagu yang dimainkan selalu memperlihatkan standar instrumentasi yang luas, e) biasanya orkestra yang telah berdiri terorganisasi dengan anggota-anggota yang mapan, mengadakan latihan dan pentas yang rutin, mempunyai struktur organisasi dan dana, f) karena orkestra membutuhkan banyak pemain musik, untuk memainkan hal yang sama dalam waktu yang bersamaan, orkestra menuntut tingkat kecakapan musikal yang tinggi untuk memainkan dengan tepat pada

8 11 nada-nada yang tertulis, g) orkestra dikoordinasi langsung dengan satu pusat, yang berawal pada abad XVII dan XVIII oleh pemain utama biola pertama atau oleh pemain keyboard, yang selanjutnya mulai awal abad XVIII dikoordinasi oleh seorang conductor. Kelompok pemain alat musik yang mempunyai ciri-ciri seperti di atas dapat menunjukkan dengan jelas sebagai sebuah orkestra, dimana pun mereka ditemukan dan apapun sebutan mereka. Kelompok dengan jumlah banyak namun tidak memiliki ciri-ciri ini secara keseluruhan setidak-tidaknya dapat dikatakan mempunyai kedudukan yang sama dengan orkestra. Orkestra selanjutnya dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, termasuk di dalamnya adalah orkestra teater, orkestra symphony, orkestra gesek, orkestra kamar, orkestra café dan salon, orkestra radio, orkestra studio dan sebagainya. Instrumen musik yang dimainkan para musisi dalam sebuah orkestra modern terdiri dari empat seksi atau golongan jenis instrumen, yaitu seksi gesek, seksi tiup kayu (woodwind section), seksi tiup logam (brasswind section), dan seksi perkusi (percussion section). Perkembangan awal orkestra yaitu pada jaman Barok (1720) terdapat sebuah bentuk orkestra kecil yang hanya terdiri dari instrumen gesek (6 biola, 3 viola, dan 2 cello) dan continuo (harpsichord, merupakan instrumen yang berbunyi terus menerus dalam sebuah komposisi). Pada jaman Klasik (1790) instrumen terumpet, timpani, dan horn mulai digunakan walaupun masih jarang. Ciri tertentu dari orkestra klasik adalah tanpa menggunakan continuo, tapi diganti dengan seksi gesek yang lebih besar (14 biola, 6 biola, 4 cello, dan 2 double bass) dan 2 pemain untuk setiap instrumen flute, oboe, clarinet, horn, terumpet, dan timpani. Bentuk orkestra jaman Romantik (1850) memiliki seksi gesek yang lebih besar lagi (30 biola, 12 biola, 10 cello, dan 8 double bass), woodwind dan brass. Muncul instrumen musik baru seperti tuba dan harpa. Dua orang komposer terkenal yaitu Wagner dan Berlios adalah tokoh yang banyak menulis karya-karya untuk format orkestra yang sangat besar tersebut. Orkestra mempertahankan bentuknya yang besar ini sampai awal tahun an, ketika kemudian mulai dikurangi karena alasan artistik dan ekonomi Sejarah Perkembangan Orkestra di Indonesia Hadirnya musik orkestra di Indonesia disebabkan oleh adanya kontak dengan bangsa-bangsa Barat. Pengaruh Barat dalam hal seni telah banyak terjadi seperti yang diungkapkan oleh R.M. Soedarsono berikut ini, Pengaruh Barat (Eropa) yang berawal sejak datangnya para pedagang Portugis, yang kemudian disusul oleh hadirnya orang-orang Belanda pada akhir abad XVI, sampai sekarang bisa kita saksikan dalam berbagai bentuk seni (Soedarsono, 2002: 61). Kontak awal musik Barat di pulau Jawa dapat diamati dari uraian Sumarsam yang menyebutkan adanya pelaut-pelaut Eropa yang merapat di pulau Jawa berikut ini, Pengenalan musik Eropa yang paling awal di Jawa

9 12 dapat ditelusuri akarnya dari musik yang dibawa oleh pelayar-pelayar kapal yang singgah di pulau Jawa pada abad XVI. Francis Drake adalah contohnya, mendarat di pantai selatan Jawa, ia menuliskan dalam buku perjalanannya bahwa musisi kapal memainkan musik untuk seorang raja (atau penguasa setempat), lalu seorang raja membalas dengan permainan musiknya. Tidak ada identifikasi musik lokal ini, apakah gamelan atau ansambel musik yang lain. Musisi kapal terdiri dari 1 pemain trumpet dan empat orang (kemungkinan pemain gesek). Trumpet adalah instrumen penting di kapal, untuk tanda-tanda penghormatan. Tahap kedua adalah musik yang dibawa oleh pedagang-pedagang Portugis. Musik mereka dibawa dan dimainkan oleh budak-budak mereka yang terdiri dari orang-orang India, Afrika dan Asia Tenggara (Sumarsam, 2003: 94). Musik Barat juga mengalami perkembangan di lingkungan keraton, sebagaimana dikemukakan Soedarsono dalam buku Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi di bawah ini: Pengaruh Barat terhadap musik sangat menonjol Di istana-istana Jawa Tengah (termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta), musik Barat juga menyusup ke ansambel gamelan. Dalam beberapa komposisi gending atau lagu yang mengiringi tari putri bedaya dan serimpi dari keraton Yogyakarta, menyusup beberapa instrumen musik Barat, seperti genderang, trombone, terompet, dan kadang-kadang juga klarinet (Soedarsono, 2002: 61-62). Pertunjukan musik di Keraton Yogyakarta mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan HB VIII ( ), dengan kehadiran Walter Spies pada akhir November Spies mempunyai peran yang sangat besar terhadap perkembangan kehidupan musikal di Yogyakarta. Spies mendapat pekerjaan tetap sebagai instruktur musik dan dirigen Kraton Orkest Jogja dengan gaji 100 founsterling per bulan (John Stewell 1980: 21). Selain Kraton Orkest Jogja terdapat pula Orkes Societet de Vereeniging yang didirikan oleh tahun 1822 oleh pengusaha perkebunan di Yogjakarta. Orkes ini dipimpin oleh Attilio Genocchi dari Italia dan Carl Gotsch dari Austria (Butenweg 1966: ). Perkembangan musik orkestra di Indonesia memang mengalami masa pasang-surut, pada tahun 50-an di Jakarta pernah menjadi jaman keemasan musik orkestra, namun sayang tidak ada bukti-bukti rekaman maupun catatan fisik tentang musik orkestra tersebut Apresiasi Musik Orkestra Masyarakat sebagai penikmat seni, mendapat pengalaman dengan melihat pertunjukan musik orkestra, diistilahkan dengan pengalaman seni atau respon estetik. Seperti dalam kehidupan sehari-hari, maka pengalaman seni juga merupakan sebuah pengalaman yang melibatkan perasaan, pikiran, penginderaan, dan berbagai intuisi pada manusia. Namun pengalaman seni

10 13 berlangsung dalam kualitas pengalaman tertentu yang kadang berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Jakob Sumardjo (2000:16) menjelaskan, di dalam pengalaman seni, unsur perasaan merupakan kekuatan pokok yang dapat menggerakkan serta mendasari unsur-unsur potensi manusia yang lain. Dalam pengalaman seni, seseorang yang sedang menikmati karya seni kehilangan jati dirinya karena larut dalam nilai-nilai yang ditawarkan oleh benda seni. Hal ini disebut sebagai empati, yaitu melibatkan perasaan diri ke dalam sesuatu, atau memproyeksikan perasaan ke dalam benda seni lalu timbul perasaan senang. Di dalam proses empati ini, terjadi pengalaman dalam aliran dinamika kualitas seni yang menghasilkan kualitas seni yang mendatangkan rasa kepuasan, rasa penuh, rasa utuh, dan rasa sempurna dalam keselesaian. Kemampuan penguasaan teknik dalam memainkan alat musik mutlak diperlukan dalam sebuah orkestra, karena daya tarik utama dari musik adalah bunyi sebagai sumber estetik yang terus digali. Keindahan bunyi yang mempesona hanya bisa dimunculkan dengan teknik permainan yang baik pula. Pertunjukan musik orkestra ketika menampilkan 25 pemain biola yang bermain dengan gerakan serempak memunculkan pesona audio visual tersendiri. Permainan melodi yang lincah dan cemerlang oleh flute seperti burung yang berkicau dengan riangnya. Gerakan tangan conductor untuk memberikan aba-aba merupakan bagian dari pertunjukan orkestra. Yang bertugas memberikan stimulus kepada para musisi orkestra dalam upaya mengekspresikan ide-ide musikal kepada pendengar, dan para musisi pun bertindak sesuai perintah conductor dengan memainkan alat musiknya. Hal ini selaras dengan pendapat Jakob Sumardjo (2000: 74) yang menyatakan bahwa mereka (para musisi) berjuang dengan medium (alat musik) yang dipakainya, di sini dituntut ketrampilan atau penguasan teknik atas mediumnya itu. Seniman terkadang cenderung mempergunakan teknik seni yang telah baku untuk menuangkan gagasan nilai-nilai seninya. Namun perlu diingat bahwa teknik itu mempunyai keterbatasan dalam kaitannya dengan material seninya. Maka penguasaan teknik seni yang sudah baku hanya dapat merampungkan isi gagasan seni yang dibatasi oleh tekniknya. Karena terikat oleh teknik seninya, seniman hanya dapat berkutat dengan gagasan yang terbatas pula. Inilah sebabnya lahir berbagai teknik seni yang baru akibat adanya gagasan baru yang tidak mungkin dituangkan dalam teknik yang ituitu saja. Teknik seni bukanlah hal yang statis, teknologi terus berkembang demikian juga teknik seni juga terus mengalami perkembangan. Sebagai contoh pada abad XVII di Italia teknologi pembuatan senar biola yang mulai menggunakan bahan senar dengan lilitan metal. Penggunaan lilitan metal mampu membuat senar lebih kuat dalam ketegangan yang tinggi. Hal tersebut berdampak pada munculnya teknik permainan biola yang baru, seperti teknik gesekan martelle (gesekan dengan tekanan seperti pukulan martil/ palu), teknik gesekan ponticello (gesekan di dekat kam biola untuk menghasilkan

11 14 suara yang sengau) yang sebelumnya tidak dapat dilakukan pada senar yang bahannya masih terbuat dari usus binatang Biografi Singkat Dwiki Dharmawan Gambar 2.3 Profile Dwiki Dharmawan Sejak kecil Dwiki telah akrab dengan musik. Pada usia 6 tahun, ia telah belajar piano klasik dan belajar piano jazz kepada Elfa Secioria pada usia 13 tahun. Ia adalah lulusan SMA 3 Bandung Jurusan IPS, angkatan Karier profesionalnya bermula di tahun 1985 saat bergabung dengan grup musik Krakatau bersama Pra Budi Dharma, Donny Suhendra, dan Budhy Haryono. Pada tahun yang sama, Dwiki meraih penghargaan The Best Keyboard Player pada Yamaha Light Music Contest 1985 di Tokyo, Jepang. Dwiki juga meraih Grand Prize Winner pada Asia Song Festival 2000 di Philipina. Pada tahun 1990, Dwiki memutuskan untuk menekuni berbagai musik tradisi Indonesia, dimulai dengan eksplorasinya dengan musik Sunda, tanah kelahirannya dan kemudian merilis album Mystical Mist serta Magical Match. Dwiki juga bereksplorasi dengan berbagai kekayaan tradisi mulai dari Aceh, Melayu, Jawa, Bali, dan musik-musik Indonesia Timur. Pada tahun 2005, Dwiki menjadi co-music director untuk pagelaran musik spektakular Megalithicum Quantum di Jakarta dan Bali.

12 15 Gambar 2.4 1st Album KRAKATAU Bersama Krakatau, Dwiki telah melanglang buana ke berbagai benua, di antaranya, Midem-Cannes 2000 Perancis, Sziget Festival 2003 Hongaria, Lincoln Center Out of Door Festival 2004 New York, North Sea Jazz Festival 2005 Belanda, Montreux Jazz Festival 2005 Swiss serta puluhan penampilan lainnya di Cina, Jepang, Australia, Spanyol, Bulgaria, Romania, Serbia Montenegro, Republik Ceko, Republik Slovakia, Venezuela, Malaysia, dan Singapura. Musik Krakatau telah mendapat pengakuan secara Internasional, antara lain dari Jurnal Worlds of Music yang diterbitkan di Amerika Serikat yang menyebut Krakatau sebagai bagian penting dari khazanah World Music. Hal ini karena Krakatau dianggap berhasil memadukan gamelan serta musikmusik tradisi Indonesia lainnya dengan jazz pencapaian musikal yang pas.

13 16 Gambar 2.5 Cover-cover Album Krakatau Bersama Krakatau, hingga 2006 Dwiki telah merilis 8 album, yaitu First Album (1987), Second Album (1988), Kembali Satu (1989), Let There Be Life (1992), Mystical Mist (1994), Magical Match (2000), 2 Worlds (2006), dan Rhythm of Reformation (2006). Sedangkan album solo Dwiki adalah Nuansa (2002) didukung oleh musisi kaliber dunia seperti Mike Stern, Lincoln Goiness, Richie Morales, Neil Stubenhaus, Ricky Lawson dan Mike Thompson dari Amerika Serikat serta beberapa musisi Australia seperti Steve Hunter, David Jones dan Guy Strazullo. Dwiki juga bekerja sama dengan sutradara Indonesia, Garin Nugroho unutk mengerjakan tata musik dalam film-filmnya, antara lain Cinta dalam Sepotong Roti yang meraih penghargaan sebagai Penata Musik Terbaik Festival Film Indonesia 1991 serta film Rembulan di Ujung Dahan dan Rindu Kami PadaMu. Gambar 2.6 Logo Sekolah Musik FARABI Saat ini Dwiki mengelola sekolah Musik yang bernama Lembaga Pendidikan Musik Farabi yang memberikan pelajaran musik jazz, klasik maupun tradisional. Dwiki ingin Farabi menjadi duta penyebaran cross culture. Setiap murid akan dikenalkan tentang musik etnik dan modern. Jaringan sekolah Farabi kini tak hanya di Jakarta, namun mulai merambah Medan dan Denpasar. Total sampai tahun 2007 terdapat sembilan sekolah musik, yakni tujuh di Jakarta, dan masing-masing satu di Medan dan

14 17 Denpasar. Dwiki berharap dapat memperluas cabang sekolah musiknya, Farabi, hingga 45 cabang di Indonesia pada Sebagai insan musik, Dwiki juga aktif pada organisasi seni dengan menjadi anggota komite musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) serta menjadi Ketua Bidang Luar Negeri Persatuan Artis, Penata Musik dan Pencipta Lagu Indonesia (PAPPRI). Kegiatan soosial juga dilakoninya, antara lain Dwiki menggagas konser amal 'Jazz for Aceh' yang melibatkan ratusan musisi jazz Indonesia di awal tahun 2005 dan konser 'Jazz for Jogja' ditahun 2006 bersama WartaJazz.com dan Dewan Kesenian Jakarta. Saat ini Dwiki telah bersama World Peace Orchestra dan kini 2009 ia pernah mengeluarkan album terbarunya dia launching album perdananya di GKJ (gedung kesenian jakarta) Dwiki Dharmawan World Peace Orchestra dengan peronilnya seperti Roger Burn, Walfrendo Reyes jr., Jimmy haslip (yellow jackets), Russel ferrante (yellowjackets), Indro Harjodikoro, Andy suzuki, Dewa Budjana (GIGI), Marc Antonie, Lewis Pragasam, & masih banyak lagi Keterlibatan Dwiki Dharmawan dalam Dunia Orkestra Negeri Dwiki Dharmawan sangat bangga dengan nasionalisme dan sangat percaya pada internasionalism, Dia ingin generasinya memiliki semangat untuk selalu mencari ide-ide baru dan inovasi berdasarkan kekayaan tradisi, keragaman dan pluralisme seperti yang diberikan. Karena kebesaran sebuah bangsa tercermin dalam seni dan budaya. Berbagai potongan musik Dwiki Dharmawan yang menampilkan sedikit "perubahan" saat ini sedang berlangsung dalam seni di Indonesia. Bagaimana seni tradisional mendefinisikan lingkungan budaya dapat-atau tidak mampu-untuk menghadapi tantangan membuat identitas nasional yang baru melalui kreativitas. Dwiki Dharmawan adalah salah satu musisi Indonesia yang selalu dalam pencarian kreatif gelisah, dan dia saat ini memfokuskan pada seni tradisional berbagai untuk mengembangkan ide-ide baru dan mencapai inovasi. Salah satu eksperimennya adalah sekering tari topeng (tari topeng) dengan jazz, yang dalam pikirannya merupakan perpaduan dari pengaruh nasional dan internasional. Dwiki telah menyajikan karya-karyanya di The Lincoln Center Festival Dari Pintu (New York), Chicago Cultural Center, Jazz Hot Summer, Festival Jazz Toronto, Vancouver Jazz Festival, Sziget Festival (Hungaria), Midem (Prancis), North Sea Jazz (Belanda ), Montreaux Jazz Festival (Switszerland), Temecula Jazz (AS), Java Jazz Festival serta dalam pertunjukan lain banyak di Cina, Jepang, Australia, Spanyol, Bulgaria,

15 18 Rumania, Serbia-Montenegro, Republik Ceko, Slovakia, Venezuela, Meksiko dan banyak lagi. Tumbuh di Bandung Jawa Barat, rumah Dwiki yang terletak di belakang Conservatory of Music Bandung, di mana ia akan pergi melihat siswa menari dengan musik gamelan. Sementara itu, yang dikelola pemerintah stasiun radio di ibu kota Bandung mengunjukkan dia kepada band-band seperti The Beatles, Rolling Stones, ELP, dan Kejadian. Ibunya, seorang penyanyi mantan, akan membawa dia ke kantor di mana ia bisa mendapatkan salinan catatan mereka. Dia mencoba mengikuti pemutaran, Keith Emerson, Rick Wakeman dan Bank Tony, dan mendapatkan inspirasi untuk belajar keyboard. Dwiki belajar musik klasik selama enam tahun sebelum mulai mengejar jazz pada usia 13 tahun, transisi bahwa mengunjukkan dia kepada John Coltrane, Charlie Parker, Joe Zawinul dan Laporan Cuaca. Pada tahun 1984, Dwiki bertemu bassis Pra Budidharma, yang akan menjadi mitra musiknya di Krakatau. Ketika ia dan Pra mulai Krakatau, tidak ada seperti itu di negara mereka. Musik yang memainkan Krakatau berasal dari sistem tonalitas gamelan, yang merupakan dasar untuk musik tradisional Sunda, Bali, dan Jawa. Krakatau menyesuaikan skala slendro dengan skala diatonis Barat dengan menggabungkan irama dan melodi unik dengan jazz, rock, dan funk, membuat kombinasi yang menarik dari budaya dan pengalaman mendengar yang bersemangat. 2.3 Data Khalayak Berikut ini merupakan target sasaran penulis dalam komunikasi visual yang akan diadakan untuk memperkenalkan serta menginformasikan perjalananperjalanan musik orkestra beliau di dunia musik Indonesia dan manca negara : Target Konsumen Primer : a. Demografi - Pria dan Wanita - Usia Tahun - Pekerjaan : Pekerja, Pemusik. - Kelas Sosial : B+ sampai A b. Geografi - Daerah perkotaan dan sekitarnya

16 19 c. Psikografi Personality - Para penggemar Dwiki Darmawan orkestra - Peduli dengan musik Etnik Indonesia - Peka terhadap situasi permusikan Indonesia Behavior - Para penikmat pertunjukkan seni musik etnik - Menyukai musik Jazz dan kolektif - Peduli terhadap kebudayaan Indonesia - Memiliki waktu luang untuk berpergian untuk menikmati musik - Kritis terhadap permusikan Indonesia Lifestyle - Suka menonton festival musik dan konser musik - Selektif dalam mendengarkan musik Target Konsumen Sekunder a. Demografi - Pria dan Wanita - Usia tahun - Kelas : Golongan B sampai A b. Geografi - Daerah perkotaan dan sekitarnya c. Psikografi Personality - Mencintai musik Tradisional Etnik Indonesia - Peduli dan bangga akan musik Indonesia - Konservatif dan para pemusik Behavior - Para Penikmat Musik Jazz Etnik - Kritis dalam dunia permusikan Indonesia - Hobi dan kolektif dalam buku musik Lifestyle - Para penggemar festival musik dan konser musik - Menyukai sesuatu yang baru dalam musik dan sebagai referensi - Para penikmat musik indie

17 Kerangka Buku Halaman Judul Dalam Colofon Daftar Isi Prologue Isi Buku Chapter One Etnik Jazz Sebagai Jati Diri Chapter Two Dulu Kini dan Nanti Chapter Three The Maturity Stage 2.5 Spesifikasi Buku Ukuran buku : 22.5 x 30 CM Halaman : 98 Halaman Full Color Binding : Perfect Binding Kertas : Spendorgel 160 gr. 2.6 Data Penerbit Gambar 2.7 Logo R&W Publishing R & W Publishing didirikan di Jakarta pada tahun 2004 dan dinamai warna bendera nasional Indonesia membawa semangat untuk mempromosikan seni dan sejarah bahasa Indonesia ke khalayak internasional. Ini mencakup seni, fotografi, desain, arsitektur-infrastruktur, budaya, musik dan fashion. R & W buku diakui atas berkualitas tinggi mereka, desain isi subjek, dan produksi.

18 Analisa Kasus Faktor S.W.O.T Strength (Kekuatan) - Memiliki unsur musik Jazz Eksperimental Kontemporer Etnik yang kental sehingga memiliki Stopping Power yang kuat. - Memiliki ciri khas dalam bidang orkestra musik. - Kuat dalam fotografi sehingga mampu memberikan mood terhadap para pembaca dan para penggemar. - Banyak penghargaan yang sering ia dapatkan baik dalam negeri sendiri maupun di luar negeri sehingga dapat dilihat didalam buku ini. - Melihat penghargaan yang sering diterima oleh beliau, membuat karyanya merupakan legenda yang harus dikembangkan. Weakness (Kelemahan) - Banyak sekali karya-karyanya yang tidak terpublikasi sehingga tidak dapat masuk dalam buku karya ini. - Sosialisasi yang kurang menyebar saat promosi dan distribusi sehingga tidak menjadi bahan pembicaraan khalayak umum. - Kurang adanya minat masyarakat modern terhadap musik etnik tradisional sehingga buku ini tidak tersebar dengan baik. Opportunity (Kesempatan) - Dengan keadaan masyarakat yang jenuh dengan kondisi industri musik Indonesia saat ini, Dwiki Dharmawan dapat hadir dengan memberikan warna baru di blantika musik Indonesia. - Masyarakat sudah mulai dapat mengapresiasikan musik jazz etnik lewat banyaknya konser musik jazz setiap tahunnya. Threat (Ancaman) - Persaingan yang ketat antara sesama Orkestra yang berkembang secara modern sehingga mampu menutup berkembangnya musik tradisional di manca negara. - Tekanan dari industri musik dari musisi lain maupun dari dalam sehingga dapat menyebabkan kualitas musik etnik Dwiki menurun.

MENGENAL LEBIH DEKAT MUSIK ORKESTRA

MENGENAL LEBIH DEKAT MUSIK ORKESTRA MENGENAL LEBIH DEKAT MUSIK ORKESTRA Fu adi Jurusan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: fuadi_uny@yahoo.com Abstract Orchestra is the most popular instrumental music

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah satu sarana untuk menerjemahkan atau mengekspresikan isi dan pikiran manusia. Salah satu bentuk yang dikenal secara luas adalah musik klasik yang di dalamnya

Lebih terperinci

MUSIK ORKESTRA. Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRACT

MUSIK ORKESTRA. Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRACT MUSIK ORKESTRA Herna Hirza Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRACT Orchestra of music is a classical music, the sound which is difficult to understand. Orchestra of music is not as pupuler

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Musik adalah suatu hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai hasil karya manusia dalam bentuk bunyi memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi kepuasan batin. Ketika berbicara tentang komposisi musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang cukup pesat dan berarti, baik musik etnik maupun Barat, dengan ditunjang oleh teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik yang mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.

Lebih terperinci

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK

MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK BAB II MUSIK DAN PERTUNJUKAN MUSIK 2.1. SENI 2.1.1. PENGERTIAN SENI Seni berasal dari kata ars yang artinya keahlian, yaitu merupakan keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya SMK Negeri 11 Medan yang sebelumnya disebut Sekolah Menengah Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik tradisional Jepang sudah ada sebelum abad ke-20. Bentuk tertua dari musik tradisional Jepang adalah shomyo atau nyanyian Buddha dan gagaku atau musik orkestra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Music : Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat yang menghasilkan bunyi).(chaterina

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta BAB V KESIMPULAN Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta produk dan kreativitas dari penyelenggara produk atau produser. Kreativitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 36 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Format Teknis Buku 5.1.1 Jenis Cover Jenis Cover yang digunakan untuk buku ini adalah hardcover untuk menjaga kesan kuat dan kokoh dalam segi binding, dan juga

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK LAMPIRAN 54 LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PARA AHLI (EXPERT) TERHADAP MEDIA BUKU DIGITAL PADA PELAJARAN SENI MUSIK I. Identitas Peneliti Nama : Hector Fernandez NIM : 05208244044 II. Identitas Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1.

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Telah diketahui bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa dikarenakan variasi dari budaya yang ada di negara

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

2.1 Data Data untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain :

2.1 Data Data untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain : 3 BAB II DATA & ANALISA 2.1 Data Data untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain : a. Data literature berupa data elektronik maupun non- elektronik yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proses pengerjaan Tugas Akhir ini diperoleh dari kajian beberapa sumber, antara lain: 2.1.1 Artikel Media Elektronik http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=5&jd=the+tielman+brother

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan daerahnya yang sangat bermacam-macam. Banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Museum Musik di Medan. Arsitektur Ikonik. Universitas Sumatera Utara

Bab I PENDAHULUAN. Museum Musik di Medan. Arsitektur Ikonik. Universitas Sumatera Utara Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Untuk menyimpan data musikal sepanjang masa, sudah waktunya Indonesia memiliki museum khusus musik. Cita-cita mendirikan museum musik di Indonesia masih sebatas angan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam bentuk bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi, irama, dan tempo. Musik juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

DESKRIPSI MANAJER JENDERAL PENTAS MUSIK FBS UNY DALAM RANGKA DIES NATALIS UNY KE XXXVI

DESKRIPSI MANAJER JENDERAL PENTAS MUSIK FBS UNY DALAM RANGKA DIES NATALIS UNY KE XXXVI DESKRIPSI MANAJER JENDERAL PENTAS MUSIK FBS UNY DALAM RANGKA DIES NATALIS UNY KE XXXVI - 2000 I. Pendahuluan Selaku Ketua Program Studi Musik FBS UNY, maka penulis mengusulkan agar dalam upacara Dies diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama sebagai wujud pikiran dan perasaaannya. Musik terlahir dari daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya di Indonesia ada begitu banyak ragam dan macamnya. Kemunculan budaya ini berawal melalui kegiatan turun temurun yang pada akhirnya menjadi sebuah budaya kesenian

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Sumatif : Berasal dari beberapa artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Lebih khusus lagi, nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh kolonial Belanda sejak tahun Mereka membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keroncong adalah salah satu musik khas Indonesia yang merupakan hasil akulturasi dari Indonesia dan Portugis. Kemunculan keroncong berawal dari para keturunan portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung telah dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai kota yang memiliki apresiasi seni yang tinggi, salah satunya di bidang musik. Salah satu pemicu tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. M. Soeharto, Kamus Musik (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), 86. 2

BAB I PENDAHULUAN. M. Soeharto, Kamus Musik (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), 86. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni. Dalam penyajiannya, musik sering berpadu dengan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini musik jazz sudah cukup berkembang di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini musik jazz sudah cukup berkembang di kalangan masyarakat 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini musik jazz sudah cukup berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Beberapa fenomena musik jazz dalam skala internasional dan nasional seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nanda Ahya Halim, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nanda Ahya Halim, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pertama berisi tentang latar belakang topik yang dipilih dalam penelitian, beserta argumen subjektif peneliti mengenai urgensi dari penelitian ini. Lalu bagian berikutnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Keberadaan musik dalam kehidupan masyarakat tentunya

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Keberadaan musik dalam kehidupan masyarakat tentunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang menjadi kebutuhan hidup masyarakat. Keberadaan musik dalam kehidupan masyarakat tentunya tidak lepas dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV)

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV) PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV) DISUSUN OLEH: ANDREW ALEXIS. N TUBAGUS ADITYA NUGRAHA Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.6. 5

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.6. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik dan budaya musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika

Lebih terperinci

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh: Devara Egga Perdana NIM. 1311968013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata musik dan bassist. Pria kelahiran Jakarta, 16 Mei 1962 ini sering tampil sebagai produser

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. pemahaman secara mendalam dari fenomena yang terjadi pada gitaris rock dalam

Bab I. Pendahuluan. pemahaman secara mendalam dari fenomena yang terjadi pada gitaris rock dalam Bab I Pendahuluan 1.1. Introduksi Penelitian ini menggunakan metode kualititatif karena untuk memperoleh pemahaman secara mendalam dari fenomena yang terjadi pada gitaris rock dalam proses mengambil keputusan

Lebih terperinci

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim MODUL PRAKTIKUM Penyusun: Tim PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 BUKU PANDUAN PANDUAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN SENI MUSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara mendalam mengenai tanggapan pelanggan terhadap produk K2 Guitar/Bass

BAB I PENDAHULUAN. secara mendalam mengenai tanggapan pelanggan terhadap produk K2 Guitar/Bass BAB I PENDAHULUAN 1.1. Introduksi Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk memperoleh pemahaman secara mendalam mengenai tanggapan pelanggan terhadap produk K2 Guitar/Bass Custom di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seni kebudayaan yang berbeda. Tiap daerah memiliki banyak sekali budaya yang berbeda-beda dan merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia hingga

Lebih terperinci

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keroncong merupakan salah satu genre musik hasil daya cipta masyarakat Indonesia. Keberadaan musik keroncong di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bangsa

Lebih terperinci

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Drum adalah salah satu alat musik yang memiliki fungsi memberikan tempo dalam suatu lagu atau karya musik terutama pada musik populer. Alat ini memiliki peran yang sangat

Lebih terperinci

menyaksikan pertunjukan musik tersebut secara langsung atau live.

menyaksikan pertunjukan musik tersebut secara langsung atau live. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dunia entertainment memiliki pasar yang sangat luas dimana pasar hiburan ini memiliki daya tarik yang tidak terbatas karena memiliki sifat yang universal. Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratu Ester merupakan sebuah kisah heroik seorang wanita yang dicatat dalam alkitab. 1 Kitab Ester mencatat garis besar perjalanan seorang wanita Yahudi keturunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1. STRATEGI KREATIF Membuat publikasi musik Krontjong Toegoe dalam bentuk sampul album dan buku profil yang modern dan unik. Materi yang disampaikan informatif dan ringan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni visual, dan seni audio-visual. Seni audio adalah seni yang diserap melalui

BAB I PENDAHULUAN. seni visual, dan seni audio-visual. Seni audio adalah seni yang diserap melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan seni. Secara umum seni dibedakan menurut indra penyerapannya yaitu seni audio, seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angklung merupakan musik tradisional dari Jawa Barat yang cukup berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik tradisional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat musik piano kini mulai dikenal berbagai macam kalangan, dari

BAB I PENDAHULUAN. Alat musik piano kini mulai dikenal berbagai macam kalangan, dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat musik piano kini mulai dikenal berbagai macam kalangan, dari berbagai tingkat kesejahteraan masyarakat. Piano kini dikenal sebagai alat musik yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

1

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan komputer (Computer games), menjadi hal yang digemari oleh setiap kalangan, baik itu orang dewasa maupun anak kecil. Game memiliki banyak macam bentuk,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK Keberadaan Orkes Melayu Mawardah di Galang OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keberadaan alat musik dan lagu yang terdapat pada kelompok orkes melayu

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk membantu dan mendukung Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan beberapa sumber dari dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas/Semester : IX (sembilan) / I (satu) Mata Pelajaran : Seni Budaya SILABUS PEMBELAJARAN Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik pada dasarnya adalah bunyi yang diungkapkan melalui pola ritme yang teratur dan melodi yang indah. Musik tercipta menggunakan berbagai media seperti

Lebih terperinci

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN Oleh : Didik Santoso Dosen Pembimbing : M. Sarjoko. S.Sn, M.Pd. Abstrak Sesebulan adalah akronim bahasa jawa yang berarti nyebul. Nyebul yang berarti meniup. Meniup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Perkebunan Teh Medini

BAB II LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Perkebunan Teh Medini BAB II LANDASAN TEORI A. Medini Gambar 2.1. Perkebunan Teh Medini Medini adalah nama sebuah perkebunan teh di Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Berada di sisi utara Gunung Ungaran, pada ketinggian 2050 meter

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Semarang dan sekitarnya seiring dengan perkembangan media audio (radio dan televisi) yang dapat diterima

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai Dinamika Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi Tahun 1970-1995, maka terdapat empat hal yang ingin penulis simpulkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencipta musik tersebut. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa

BAB I PENDAHULUAN. pencipta musik tersebut. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik tidak hanya sebagai penghibur, namun kini musik juga telah dijadikan sebagai alat penyampaian pesan tertentu dari sang pemusik atau pencipta musik tersebut.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

SEMARANG MUSIC CENTER

SEMARANG MUSIC CENTER LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG MUSIC CENTER Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ARI RAHADINI L2B 096 201

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47 LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47 Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 80 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, ada beberapa hal penting dalam kesenian Brai ini. 1. Kesenian Brai memiliki peran serta fungsi tersendiri bagi

Lebih terperinci

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Oleh Fardian Mahaiswa Program Pascasarjana (S2) Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Dalam bentuk musikal seperti lagu, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semua aktifitas manusia hampir semuanya didukung dengan. musik. Musik adalah bahasa yang universal. Manusia mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semua aktifitas manusia hampir semuanya didukung dengan. musik. Musik adalah bahasa yang universal. Manusia mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik telah menjadi bagian yang penting dalam keseharian manusia. Semua aktifitas manusia hampir semuanya didukung dengan musik. Musik adalah bahasa yang universal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan, dari akar hingga daunnya sebagai keperluan hidup baik untuk bahan bangunan,

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

REMA INTAN PERMATA SUDRAJAT,

REMA INTAN PERMATA SUDRAJAT, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu arranger musik angklung paling terkenal di antara penggiat musik angklung adalah Daeng Soetigna. Beliau dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama Nyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Musik keroncong telah menjadi bagian dari budaya musik bangsa Indonesia. Di dalamnya terdapat karekteristik yang mengandung nilai nilai budaya bangsa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Batasan Pengertian 1.1.1. Pengertian Museum Gamelan Jawa a. Museum Ada beberapa pengertian museum, namun menurut esensinya secara umum museum adalah gedung

Lebih terperinci