PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN TUTOR TEMAN SEBAYA UNTUK MEMBANTU KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MATAKULIAH DASAR-DASAR PEMROGRAMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN TUTOR TEMAN SEBAYA UNTUK MEMBANTU KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MATAKULIAH DASAR-DASAR PEMROGRAMAN"

Transkripsi

1 PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN TUTOR TEMAN SEBAYA UNTUK MEMBANTU KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MATAKULIAH DASAR-DASAR PEMROGRAMAN Adriyanto Juliastomo Gundo Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Abstrak Programming basics are the subjects that form the basis on Education courses Informatics and Computer Engineering ( PTIK ) Opera- Technology Faculty Christian University Satya Discourse. But this course dainggap difficult for students generally. The problem is because the faculty member teaching assistants could not take advantage of methods and media with well in communicating to students. This study aims to determine how the form of communication in the course of learning programming. The method used is a qualitative research method. Results from this study that the approach used to help students communicate problems related to lack of comprehension on the material. The conclusion is the approach taken to help students succeed. Keywords : konstrutivisme, peer tutoring, communication Pendahuluan Mata kuliah pemrograman menjadi matakuliah yang ditakuti mahasiswa karena sulit. Salah satu matakuliah pemrograman yang dirasa sulit oleh mahasiswa adalah dasar-dasar pemrograman. Dasar-dasar pemrograman diberikan pada awal semeter dan menjadi dasar untuk matakuliah pemrograman yang lain. Dasar-dasar pemrograman merupakan matakuliah yang menjadi dasar di Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana. Mata kuliah ini terbagi dalam dua kelas.

2 Kelas tersebut adalah kelas dosen dan kelas asisten. Kelas dosen adalah kelas yang berisi penyampain materi teori pemrograman. Adapun kelas asisten sendiri adalah kelas praktikum yang dikorrdinasikan oleh dosen dalam menerapkan teori pemrograman yang diperoleh di kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa, diperoleh informasi mengenai kesulitan mahasiswa dalam memahami dan mempraktekkan teori pemrograman yang diperoleh di kelas. Masalah terbesar adalah pada kelas asisten dosen. Masalah tersebut dikarenakan asisten dosen yang mengajar tidak bisa memanfaatkan metode dan media pembelajaran dengan baik dalam mengkomunikasikannya kepada mahasiswa. Hasil wawancara lebih jauh dengan mahasiswa menunjukkan beberapa mahasiswa belum dapat memahami atau mengerti tentang materi bahasa pemrograman yang disampaikan namun tidak berani menanyakan. Beberapa mahasiswa masih merasa kesulitan dalam memahami mata kuliah pemrograman itu sendiri. Ada beberapa yang memang benar-benar belum mengetahui bahasa pemrograman yang mengakibatkan beberapa mahasiswa mendapatkan nilai jelek untuk mata kuliah pemrograman ini. Dalam pembelajaran dikelas, mahasiswa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan dikelas, itu disebabkan karena pembelajaran berpusat pada asisten dosen. Berpusat pada asisten disini adalah asisten pada saat menjelaskan tidak memperhatikan kemampuan mahasiswa dan dalam menyampaikan materi terlalu cepat. Penyampaian materi memang menggunakan media, namun media yang digunakan hanya memanfaatkan LCD Proyektor untuk menampilkan slide-slide materi yang sudah dibuat didepan kelas saja. Hal ini membuat materi yang disampaikan menjadi tidak dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka akan dilakukan penelitian mengenai bagaimana bentuk-bentuk komunikasi yang ada dan kendala-kendala apa saja yang dimiliki oleh mahasiswa kelas dasar-dasar pemrograman agar mahasiwa dapat memahami materi yang disampaikan.

3 Rumusan Masalah Rumusan masalah artikel ini adalah bagaimana bentuk-bentuk komunikasi dalam mengatasi masalah belajar dalam matakuliah dasar-dasar pemrograman yang dialami mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga? Tinjauan Pustaka a. Komunkasi Carl I. Hovland (dalam Mulyana, 2007) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) untuk menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) yang bertujuan untuk mengubah prilaku orang lain (komunikate). Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam Rakhmat (2007) terdapat beberapa hal, yaitu: 1. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator. 2. Kesenangan, yang dimaksudkan adalah komunikasi untuk menjadikan hubungan hangat, akrab dan menyenangkan. 3. Pengaruh pada sikap, komunikasi dilakukan agar komunikan bertindak sesuai harapan komunikator berdasarkan atas kehendaknya sendiri 4. Hubungan yang semakin baik, dengan berkomunikasi maka akan tercipta hubungan yang positif dan mempertahankan hubungan yang saling memuaskan. 5. Tindakan, menimbulkan tindakan adalah indikator efektivitas dari komunikasi. Tindakan adalah hasil akumilasi dari seluruh proses komunikasi. (Rahkmat, 2007: 13-16). Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterpestasikan pesan yang diterimanya sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim. Sumber utama kesalahfahaman dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu

4 pesan berbeda yang dimaksud oleh pengirim, karena pengirim gagal mengkomunikasikan maksudnya dengan tepat (Supratiknya, 2009: 34). Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu : 1. Kejelasan, Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan. 2. Ketepatan. Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan. 3. Konteks. Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. 4. Alur. Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap 5. Budaya. Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi (Endang, 2003). b. Pendekatan Konstruktivisme Kontruktivisme menurut Bruning seperti yang dikutip oleh Sigit (2013) merupakan perspektif psikologi dan filosofis yang memandang bahwa masingmasing individu membentuk atau membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan pahami. Pandangan kontruktivisme didasarkan pada filsafat tertentu terkait dengan manusia dan pengetahuan.

5 Bagaimana manusia menjadi tahu dan memiliki pengetahuan menjadi kajian penting dalam konstruktivisme. Pengetahuan dalam pandangan konstruktivisme dibentuk dari pemahaman organism melalui proses interaksi dengan lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Metode tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi temantemannya, dimana siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya yang belum faham terhadap materi/ latihan yang diberikan guru dengan dilandasi aturan yang telah disepakati bersama dalam kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Bogdam dan Taylor (dalam Moleong, 2010) mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara pihak-pihak terkait dan yang terlibat dalam proses penelitian. Mahasiswa yang diwawancara berjumlah 10 orang dengan rincian 3 orang mahasiswa yang memahami dan memberikan tanggapan dan respon di kelas, 3 orang yang memahami namun diam dan tidak memberikan respon di kelas, dan 4 orang mahasiswa yang diam dan tidak memahami materi yang disampaikan di kelas.

6 Sajian dan Analisis Data Berdasarkan temuan dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan diperoleh beberapa masalah. Masalah tersebut terkait dengan metode mengajar, penggunaan media, masalah komunikasi dan masalah kepercayaan diri, serta masalah memahami materi yang diberikan. a. Metode mengajar Permasalahan metode mengajar yang ditemukan kemudian dikomunikasikan dengan asisten dosen untuk merubah dengan metode lain. Metode yang dipilih adalah pendekatan konstruktivisme. Langkah pertama adalah dilakukan pengenalan terhadap pendekatan kontruktivisme dan memberikan pemahaman mengenai pembelajaran dengan tutor teman sebaya yang didesain untuk menyelesaikan tugas rancang. Pengenalan ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan memahami metode pembelajaran yang lebih variatif, dan diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. b. Penggunaan media Penggunaan media ini bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami materi dari berbeagai sumber. Media yang digunakan adalah Edmodo. Media ini merupakan media online berbahasa Indonesia. Edmodo ini memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan terkait dengan komunikasi. Edmodo sendiri dapat diakses di 1. Komunikasi dan percaya diri Permasalahan kamunikasi dan percaya diri ini ternyata disebabkan beberapa hal yaitu malu untuk bertanya walau tidak tahu, tidak percaya diri dengan suara yang cenderung pelan dan takut jika pertanyaannya ternyata jawabannya mudah untuk mahasiswa yang lain. 2. Pemahaman materi Permasalahan utama dalam pemahaman materi adalah kemampuan mahasiswa dalam mencerna atau memahami apa yang disampaikan karena latar belakang sekolah yang tidak sesuai dengan jurusan.

7 3. Penerapan Pendekatan Konstrutivisme dan Edmodo Berdasarkan temuan permasalahan yang ada maka dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan berbantuan edmodo. Pertama-tama melaksanakan pendekatan konstruktivisme dengan menggali pemahaman awal mahasiswa mengenai pemrograman, kemudian menganalisis kemampuan awal mahasiswa dengan memberikan soal sederhana. Hasil dari pengukuran kemampuan awal ini digunakan untuk membuat perencanaan proses pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme sendiri adalah pendekatan yang dapat digunakan agar siswa dalam hal ini mahasiswa memahami sesuatu dengan caranya sendiri yaitu dengan cara belajar berpengalaman dan belajar dari pengalaman. Gambar 1. Proses Penerapan di Kelas Asisten Pelaksanaan pendekatan dilakukan seperti pada gambar 1. Pada tahap ini asisten dosen menyampaikan materi seperti biasa dan menggunakan edmodo untuk mengunggah materi, diskusi dan tanya jawab serta berbagi link terkait dengan materi pemrograman. Apabila mahasiswa tidak paham maka dapat dikomunikasikan atau didiskusikan dengan asisten secara langsung di kelas atau melalui media edmodo. Media edmodo pada pelaksanaannya lebih banyak digunakan mahasiswa sebagai respon dan feedback pada proses pembelajaran di kelas. Maksudnya adalah, mahasiswa menggunakan edmodo untuk menanyakan secara pribadi atau

8 kemlompok mengenai segala sesuatu yang tidak atau kurang jelas terkait dengan materi. Namun pada kenyataannya dalam proses ini terdapat beberapa kendala, antara lain adalah apa yang dijelaskan oleh asisten ternyata tidak dipahami dengan benar oleh sebagian besar mahasiswa. Pada sisi lain ada beberapa mahasiswa yang dapat memahami dengan baik. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penerapan tutor teman sebaya dalam membantu asisten agar mahasiswa dapat memahami materi yang diberikan. Pendekatan ini dengan pendampingan dari asisten dosen yang memberikan waktu lebih selain di kelas dengan waktu tambahan diluar kelas dengan kesepakatan bersama. Penggunaan waktu diluar jam kuliah atau kelas adalah dengan berbantuan media yaitu edmodo. Media ini digunakan untuk mengunggah materi, diskusi dan komunikasi antara asisten dosen dan mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa yang ditunjuk untuk menjadi tutor teman sebaya ditemukan bahwa cara penyampaian materi oleh asisten dosen terlalu cepat dan urutannya tidak pertahap. Hal ini dibenarkan oleh asisten tersebut bahwa dia memang melakukan hal tersebut karena dia sudah paham semua tahapan jadi menurut dia tidak perlu tahap per tahap. Pada sisi lain mahasiswa yang tidak cepat memahami akan kesulitan, karena adanya beberapa tahapan yang tidak ada. Oleh karena itu tutor teman sebaya diperlukan selain untuk mendampingi, juga mengulang tahapan demi tahapan serta diharapkan cara penyampaian yang diberikan oleh tutor lebih mudah dipahami mahasiwa. Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa, diketahui bahwa bahasa dan penjelasan yang dilakukan oleh tutor lebih mudah dipahami dan jelas. Pendekatan konstruktivisme ini selain menggunakan edmodo juga didasarkan pada bagaimana komunikasi yang efektif dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa pendekatan dan media yang digunakan membantu mahasiswa dalam memahami materi yang ada. Penggunaan edmodo memungkinkan pengajar dalam hal ini asisten dosen juga dapat memberikan link

9 atau video mengenai materi tambahan yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi yang diberikan. Selain itu edmodo memfasilitasi untuk melakukan diskusi dan tanya jawab dengan fitur yang bersifat pribadi atau kelompok. Fitur yang bersifat pribadi ini digunakan untuk membantu mahasiswa yang tidak berani bertanya secara langsung di kelas. Dengan diskusi secara langsung melalui media membuat mahasiwa menjadi tidak malu karena yang mengetahui adalah mahasiswa yang bersangkutan dengan asisten dosen. Dalam menggunakan media diskusi dan kamunikasi yang disediakan dan dimanfaat dalam pembelajaran ini ternyata berpengaruh terhadap pemahaman materi yang diberikan. Selain media komunikasi langsung atara asisten dosen dengan mahasiswa secara pribadi, media edmodo ini juga memfasislitasi untuk melakukan diskusi kelompok. Diskusi kelompok ini digunakan untuk membantu mahasiswa yang tidak berani atau malu bertanya kepada asisten. Selain itu ternyata fitur untuk diskusi kelompok ini dapat digunakan untuk melakukan penerapan tutor teman sebaya. Tutor teman sebaya ini digunakan agar materi yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh mahasiswa. Materi yang disampaikan oleh asisten dosen seperti pada permaasalahan sebelumnya seringkali sulit dipahami mahasiswa. Kesulitan mahasiswa memahami adalah selain cara penyampaian juga bahasa yang digunakan sulit dipahami. Adanya tutor teman sebaya adalam forum diskusi ini diharapkan dapat membantu dalam menyampaikan materi denga gaya kamunikasi dan bahasa sesama mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara metode ini berhasil dalam membantu mahasiswa memahami materi. Apabila mahasiswa yang bersangkutan sudah paham, maka dia diminta untuk membantu menjelaskan kepada mahasiswa lain yang masih belum paham. Hal ini dimaksudkan adalah supaya mahasiswa yang sudah paham dapat memahami lebih dalam dan dapat mengingat lebih lama dengan kembali menjelaskan kepada teman yang lain. Disinilah konstruktivisme dilakukan, yaitu bahwa apa yang dipahami adalah didasarkan pada proses pribadi dari individu

10 untuk memahami sesuatu dan kemudian dapat menerapkan dan membagikan kepada orang lain (belajar dari pengalaman dan belajar berpengalaman). Tahap-tahap yang dilakukan mahasiwa agar dapat memahami dengan cara dan pemahamannya sendiri adalah dasar dari konstrutivisme itu sendiri. Pada saat sudah paham maka mahasiswa akan lebih mudah untuk menyelesaikan tugas rancang yang biasanya menjadi tugas akhir dalam kelas pemrograman yaitu menghasilkan software. Adapun software itu sendiri dibuat dengan bahasa pemrograman yang memerlukan logika dan matematika. Alur logika inilah yang sebenarnya menjadi masalah utama dalam pemrograman, karena alur logika masing-masing individu dapat berbeda dalam memahami atau membuat suatu program. Komunikasi dan diskusi yang dibangun baik di kelas dan diluar kelas oleh asisten, mahasiswa dan tutor dengan bantuan edmodo adalah untuk membantu mahasiswa dalam menterjemahkan dan mengkomunikasikan apa yang harus dilakukan terkait dengan pemrograman. Penerapan pendekatan konstruktivisme dan tutor teman sebaya adalah mengedepankan komunikasi dalam belajar. Pembelajaran yang di desain mampu merangsang mahasiswa dalam mengutarakan pendapat dan bertanya serta dberdiskusi di kelas dan luar kelas. Penerapan konstruktivisme dengan bantuan edmodo ini juga membantu dalam mahasiswa memahami materi dengan cara mencari materi lain dan mencoba memahami dengan caranya sendiri. Apabila mahasiswa tersebut tidak dapat memahami maka dapat menanyakannya menggunakan edmodo baik secara pribadi maupun kelompok. Penerapan pendekatan ini juga memungkinkan mahasiswa untuk belajar dari Pengalaman yang diperoleh dan berusaha untuk memecahkan permasalahan terkait pemahaman materi pemrograman. Pendekatan tutor teman sebaya juga menjembatani komunikasi mahasiswa dalam upaya memahami materi yang sulit. Bentuk menjembataninya adalah, mahasiswa yang tidak paham dapat dan berani untuk bertanya yang selama ini tidak berani atau tidak dilakukan di kelas karena alasan pribadi. Tutor teman sebaya juga membantu mahasiswa dalam membangun pemahaman sendiri setelah

11 memahami materi yang dipahami memalui tutor yaitu temannya sendiri dan bukan asisten dosen. Tahap selanjutnya adalah memberikan tes untuk mengetahui pemahaman terhadap materi yang diberikan. Pemberian tes dilakukan pada dua kelas yang sudah melaksanakan pendekatan dan pembelajaran yang dilakukan seperti pada penjelasan pembahasan sebelumnya. Dua kelas ini diberikan dua kali tes dengan tipe soal yang sama namun berbeda konten. Pemberian soal dengan tipe yang sama ini diharapakan dapat mengetahui pemahaman mahasiswa mengenai materi yang diberikan. Hasil dari pemberian soal tes tersebut adalah seperti pada tabel 1 di bawah ini. Nilai Rata-rata nilai Kelas 1 Rata-rata nilai Kelas 2 Sebelum 37,1 39,5 Sesudah 69,5 70,5 Tabel 1. Perubahan Nilai Sebelum dan Sesudah Tes. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai setelah memperoleh pendekatan dan perubahan dalam proses belajar yang lebih mengedepankan komunikasi dan diskusi dalam prosesnya. Hasil ini didukung oleh hasil wawancara dari salah seorang mahasiswa yang merasakan perubahan dengan pendekatan yang dilakukan. Mahasiswa tersebut mengatakan Selama ini saya malu untuk bertanya di kelas dikarenakan saya memang lambat dalam memahami materi, namun saya berusaha menyembunyikannya di depan teman-teman dengan diam saja. Tapi ternyata itu membuat saya lebih sulit memahami materi yang diberikan. Adanya metode dan pendekatan yang dilakukan menurut saya membantu saya dalam mengatasi masalah malu saya dan gengsi saya. Adanya diskusi secara kelompok dan individu yang dilakukan membantu saya dalam memahami materi dan melatih saya untuk berbagi informasi serta berkomunikasi dengan teman yang lain. Hal ini juga didukung oleh asisten dosen yang mengatakan dalam wawancara, bahwa mahasiswa yang ada di kelasnya sekarang lebih aktif dan

12 banyak yang bertanya baik di kelas maupun di media online yang digunakan (edmodo). Awalnya asisten ini juga ragu apakah dapat berhasil atau tidak namun setelah melihat proses dan hasilnya jadi yakin bahwa ternyata ada kekurangan dalam proses pembelajaran di kelasnya. Komunikasi yang dibangun melalui media diskusi baik secara kelompok maupun secara indvidu ternyata dapat memabantu permasalahan yang ada. Diharapkan komunikasi yang sudah dibangun ini dapat juga digunakan untuk matakuliah lain terutama pemrograman yang menjadi ketakutan untuk sebagian besar mahasiswa program studi pendidikan teknik informatika dan komputer. Komunikasi yang dibangun tidak hanya satu arah namun dua arah. Walaupun di dalam kelas berdasarkan hasil observasi akhir menunjukkan bahwa asisten dosen terkadang masih sering melakukan komunikasi satu arah, namun berbeda ketika di luar kelas. Selain pendampingan secara kontinyu dengan tatap muka di luar jam kelas juga melalui diskusi dengan media online dapat membantu mahasiswa dan asisten dosen dalam membangun komunikasi dua arah dalam pembelajaran. Penutup Berdasarkan hasil dan pembahasan di ataas maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bentuk komunikasi dalam pembelajaran masih satu arah 2. Pendekatan yang diberikan dapat membantu proses pembelajaran dalam komunikasi dua arah 3. Pendekatan yang dilakukan dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi yang diberikan 4. Bentuk komunikasi yang efektif dalam pembelajaran pemrograman dapat dibantu dengan tutor teman sebaya dan penggunaan media untuk memperjelas hal yang dikomunikasikan.

13 Daftar Pustaka Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Rakhmat, Djalaluddin. (2007). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Kanisius. Yogyakarta. Lestari G, Endang dan Maliki. (2003). Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta. Sigit Mangun Wardoyo. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Penerbit Alfabeta. Bandung. Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Yuanda, H. (2014). Pola Komunikasi Efektif dalam Mengatasi Masalah Belajar. repository.usu.ac.id/bitstream/ /40411/6/cover.pdf (diakses tanggal 2 maret 2016)

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI JETIS 1 YOGYAKARTA MELALUI PROBLEM SOLVING SYSTEMATIC Sukemi Guru Kelas V SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

ILMU KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si

ILMU KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si Pertemuan ke-4 PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si Komunikasi Intrapibadi Menurut Blake dan Harodlsen (2005:28) komunikasi intrapribadi adalah peristiwa komunikasi yang terjadi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR Rakimahwati & Sri Hartati Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Hamka Airtawar Padang e-mail: rakimahwati10@yahoo.com Abstract: Peer

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, sehingga membutuhkan interaksi dengan orang lain, yang mengakibatkan adanya hubungan timbal balik. Dalam interaksi dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman, pengamatan, rangsangan, dan penginderaan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, yaitu manusia Indonesia yang beriman, mandiri, maju, cerdas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE- EXPLAIN) BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE PADA MATA PELAJARAN TIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE- EXPLAIN) BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE PADA MATA PELAJARAN TIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE- EXPLAIN) BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE PADA MATA PELAJARAN TIK (STUDI KASUS SMP NEGERI 9 SALATIGA) Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi Modul ke: Psikologi Komunikasi Antar Pribadi Fakultas 04FIKOM Komunikasi Antarpribadi Sebagai Proses Komponen-Komponen dalam Komunikasi Antarpribadi Saling Tergantung Para Pelaku dalam komunikasi Antarpribadi

Lebih terperinci

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa Retno Ambarini (09220200) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang; masih adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsurnya terdiri dari logika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi membuat persaingan antar Negara semakin ketat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi membuat persaingan antar Negara semakin ketat. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang sangat pesat dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi membuat persaingan antar Negara semakin ketat. Oleh karena itu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai sosial, manusia senantiasa berinteraksi dan melakukan kontak sosial dengan manusia

Lebih terperinci

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01 Rahmawati Z, M.I.Kom kontrak perkuliahan TUGAS : 40 % MID : 30 % UAS : 30 % KEAKTIFAN : BONUS NILAI TAMBAHAN TUGAS DIKUMPULKAN ON TIME darumzulfie@gmail.com

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BBKF82102 KECAKAPAN ANTAR PERSONAL PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Keywords: Peer Lesson, Activity, Concept Understanding

Keywords: Peer Lesson, Activity, Concept Understanding PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PEER LESSON TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 30 PADANG Oleh: Elsa Sri Elka Fitri *), Delsi K **), Rahima **) *

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia

Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6510 Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia 1 Gya Adinda Sonia, 2 Riza Hernawati 1,2 Bidang Kajian Public Relations, Fakultas

Lebih terperinci

APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA

APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 A12 APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA Iwan Rijayana Program Studi Sistem Informasi, Universitas Widyatama

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberanian dalam belajar matematika itu penting. Melalui keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru, mau mengemukakan pendapat,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi AntarPribadi Komunikasi Antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantab dan jelas. Jadi komunikasi antarpribadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Silya Maryanti 1 Zikra 2 Nurfarhanah 3 Abstract, Problems that occur in the field is that there are some students who do not communicate

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Online Berbantuan Edmodo

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Online Berbantuan Edmodo PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL BERBANTUAN EDMODO KELAS X TEI DI SMK NEGERI 3 JOMBANG Lila Listiyani Oktafulana Program Studi S1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN DIADIK (RELATIONAL DYADIC) TUTOR DENGAN PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. Asep Dion Nugraha. STKIP Siliwangi Bandung

HUBUNGAN DIADIK (RELATIONAL DYADIC) TUTOR DENGAN PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. Asep Dion Nugraha. STKIP Siliwangi Bandung HUBUNGAN DIADIK (RELATIONAL DYADIC) TUTOR DENGAN PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN Asep Dion Nugraha STKIP Siliwangi Bandung Abstrak Sistem pembelajaran modern saat ini, perserta didik tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia, dimana dalam kehidupan sehari-hari individu melakukan interaksi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA. ( PTK di MTs N KARANGMOJO ) Rizki Adeyanto, Ariyanto

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA. ( PTK di MTs N KARANGMOJO ) Rizki Adeyanto, Ariyanto PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA ( PTK di MTs N KARANGMOJO ) Rizki Adeyanto, Ariyanto Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas 1 MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING Dyah Tri Wahyuningtyas Universitas Kanjuruhan Malang dyahtriwahyu@unikama.ac.id ABSTRAK: Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar aspek motivasi sangat penting, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan mahasiswa. Motivasi dapat mendorong

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Total Quality Teaching dan Gaya Kepemimpinan Orang Tua memiliki pengaruh yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pelajaran matematika menurut peneliti merupakan suatu pelajaran pokok dari kehidupan ini. Dan pelajaran matematika dapat mendapatkan respon positif dari

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dan Anak Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1

Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1 Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berkomunikasi Dalam Berdiskusi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo MARSIANA DINA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Metode Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Metode Peer Tutoring ( Tutor Sebaya ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Peer Tutoring ( Tutor Sebaya ) Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH

KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR. RIYAN HIDAYATULLAH KOMUNIKASI DAN KETERAMPILAN MENGAJAR RIYAN HIDAYATULLAH riyanhidayat28@gmail.com Dasar Hukum (Pembelajaran) UU No. 20/2003 Sisdiknas, Pasal 1 (20): Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta dengan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN

Lebih terperinci

SAP (1) PROGRAM STUDI : S-1 PGSD Bobot : 2 sks, T/P/L : 2/0/0

SAP (1) PROGRAM STUDI : S-1 PGSD Bobot : 2 sks, T/P/L : 2/0/0 [ FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jl. Diponegoro 56 60 SALATIGA SAP (1) Semester : 2 Form : Kode: : JG 234 Matakuliah : Konsep Dasar Matematika I PROGRAM STUDI :

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER MENGGUNAKAN TEKNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 KERINCI Wahyu Laila Rezki 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG A. Analisis Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan hubungan dan kerja sama dengan manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan perasaan, menyampaikan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret

Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol.1 No.1 Maret ANALISIS KESULITAN PEMBELAJARAN MAEMATIKA DENGAN PENGANTAR BAHASA INGGRIS PADA MATERI POKOK BENTUK LOGARITMA KELAS X IMERSI SMA NEGERI KARANGPANDAN KARANGANYAR 2012/2013 Ungky Pawestri 1,*, Soeyono 2,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: dyahtriwahyu@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH DICKY FERNANDA J NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MARET, 2018

ARTIKEL ILMIAH OLEH DICKY FERNANDA J NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MARET, 2018 ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN APLIKASI PRESENTASI ONLINE POWTOON OLEH GURU MATEMATIKA NON DIGITAL NATIVE UNTUK MEMBUAT MEDIA DAN DITERAPKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN OLEH DICKY FERNANDA J NIM RSA1C211002 FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN POLA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MEWUJUDKAN KONSEP MALANG SMART CITY

STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN POLA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MEWUJUDKAN KONSEP MALANG SMART CITY STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN POLA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MEWUJUDKAN KONSEP MALANG SMART CITY Endra Yuafanedi Arifianto Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Email:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO DENGAN VIDEO TUTORIAL PADA INSTALASI JARINGAN LAN PEER TO PEER JURUSAN TKJ DI SMKN I BUNUT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO DENGAN VIDEO TUTORIAL PADA INSTALASI JARINGAN LAN PEER TO PEER JURUSAN TKJ DI SMKN I BUNUT PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO DENGAN VIDEO TUTORIAL PADA INSTALASI JARINGAN LAN PEER TO PEER JURUSAN TKJ DI SMKN I BUNUT Solihin Riyandi Putra¹, Niniwati², Hendra Hidayat 3 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sebagai mahluk sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara

Lebih terperinci

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BANGUN RUANG SISI DATAR (Penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Wenny Hulukati, Murhima A. Kau, Ramlah ABSTRAK Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjelasan Konsep Teoritis 1. Kompetensi Belajar Berdasarkan pendapat Yamin (2010) kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang banyak di hadapi oleh remaja adalah interaksi sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja melakukan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam kurun waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. 82 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Peneliti Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Komarudin Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Al Islam Tunas Bangsa Email: qhomar8@gmail.com

Lebih terperinci

Aplikasi Pembelajaran Rangka Manusia Berbasis Multimedia Interaktif (Studi Kasus: SDN 2 Pucang)

Aplikasi Pembelajaran Rangka Manusia Berbasis Multimedia Interaktif (Studi Kasus: SDN 2 Pucang) Aplikasi Pembelajaran Rangka Manusia Berbasis Multimedia Interaktif (Studi Kasus: SDN 2 Pucang) LAPORAN PENELITIAN Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama adalah agar peserta didik memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam pembahasan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR Pendahuluan Perkembangan manusia adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatankegiatan sosial dan budaya, yang merupakan suatu proses-proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sine Ngawi Semester Ganjil

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN Evalina Siahaan, Suryani, Zainuddin Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

PERANAN GURU SEBAGAI FASILITATOR DAN MOTIVATOR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS XI SMK

PERANAN GURU SEBAGAI FASILITATOR DAN MOTIVATOR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS XI SMK P PERANAN GURU SEBAGAI FASILITATOR DAN MOTIVATOR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI KELAS XI SMK Esi, Endang Purwaningsih, Okianna Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Email : esi_akuntansi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Pada SMK Telekomunikasi Tunas Harapan terdapat tiga orang pengajar yang mengajar pada kosentrasi TKJ (Teknik Koputer

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Bantu Ajar Pengenalan Lingkungan Bagi Siswa TK Berbasis Multimedia Interaktif ( Studi Kasus: TK Kristen Kalam Kudus Surakarta)

Rancang Bangun Alat Bantu Ajar Pengenalan Lingkungan Bagi Siswa TK Berbasis Multimedia Interaktif ( Studi Kasus: TK Kristen Kalam Kudus Surakarta) Rancang Bangun Alat Bantu Ajar Pengenalan Lingkungan Bagi Siswa TK Berbasis Multimedia Interaktif ( Studi Kasus: TK Kristen Kalam Kudus Surakarta) Laporan Penelitian Diajukan kepada Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. a. Pengertian Komunikasi Interpersonal

BAB II KAJIAN TEORITIS. a. Pengertian Komunikasi Interpersonal BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Interpersonal Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia dimuka bumi termasuk bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori

BAB II. Kajian Teori BAB II Kajian Teori 2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kongkret

BAB I PENDAHULUAN. Kongkret 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan tidak terlepas dari proses keefektifan suatu pembelajaran dikelas. Pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN A. ANALISIS DATA PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: Komunikasi dan Etika Profesi Pengertian dan Perspektif Komunikasi Fakultas FASILKOM Ariyani Wardhana., S.Kom., S.T., MM Program Studi Sistem Informasi Kontrak Perkuliahan E-learning Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

48 Media Bina Ilmiah ISSN No 48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV DI SDN 1 GONTORAN OLEH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Umpan Balik dan Membujuk Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penampilan atau biasa disebut dengan istilah appearance merupakan hal yang perlu di perhatikan ketika seseorang memutuskan untuk bertemu dengan orang lain

Lebih terperinci