BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut."

Transkripsi

1 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut Keadaan Geografis Desa Tunas Jaya yang secara struktural merupakan desa yang awalnya sangat luas bersamaan desa induknya yakni Desa Dudewulo, yang sekarang menjadi Ibu Kota Kecamatan Popayato Barat. Dan secara geografis Desa Tunas Jaya adalah Desa perbukitan dengan tinggi 5 meter dpl dengan curah 0,5 mm. Dan memiliki potensi strategis baik dari hasil pertanian maupun perkebunan dan peternakan dengan luas wilayah 256 km 2 yang terbagi menjadi 2 dusun yakni: 1. Dusun Tunas Karya 2. Dusun Bina Karya Dengan perbatasan wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Butungale 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dudewulo 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Padengo Keadaan Demografis Desa Tunas Jaya mempunyai jumlah penduduk 428 jiwa dengan jumlah penduduk laki laki 198 jiwa dan perempuan sebanyak 230 jiwa. Jumlah Kepala keluarga sebanyak 97. 1

2 4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil kuesioner penelitian yang diberikan kepada beberapa responden di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat sebanyak 97 sampel, yakni dusun I sebanyak 52 responden, dusun II sebanyak 45 responden. berikut: Adapun hasil penelitian yang dilakukan di Desa Tunas Jaya adalah sebagai Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didasarkan atas karakteristik reponden, diperoleh data sebagai berikut: a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin dan Umur Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik Jenis Kelamin dan Umur di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 No Umur Jenis kelamin TOTAL Laki-laki Perempuan tahun tahun > 60 tahun JUMLAH Sumber : Data primer 2012 Berdasarkan Tabel 4.1 tentang distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan umur responden pada penelitian ini terlihat bahwa jenis kelamin laki- 2

3 laki lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin kelamin perempuan. Golongan umur antara tahun sebanyak 58 responden (59.8 %), paling sedikit ada pada golongan umur 60 tahun keatas sebanyak 4 responden ( 4.1 % ). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendidikan terakhir Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dan pendidikan terakhir di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan dan Pendidikan Terakhir di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Pekerjaan/Pendidikan SD SMP SMA SARJANA TS TOTAL PNS HONORER KADER KES PEDAGANG IRT PETANI JUMLAH Sumber : Data primer 2012 PNS= Pegawai Negeri Sipil; IRT= Ibu Rumah Tangga; SD= Sekolah Dasar; SMP= Sekolah Menengah Pertama; SMA= Sekolah Menengah Pertama; TS= Tidak Sekolah. Berdasarkan Tabel 4.2 tentang distribusi pekerjaan dan pendidikan terakhir responden pada penelitian ini terlihat bahwa paling banyak adalah sebagai petani sebanyak 55 responden (56.7%), dan pekerjaan paling sedikit adalah sebagai Pedagang sebanyak 3 responden (3.1%). Pendidikan terakhir paling banyak adalah SD sebanyak 50 responden (51%), dan pendidikan terakhir paling sedikit adalah Sarjana sebanyak 4 responden (4.1%). 3

4 1.2.2 Distribusi Responden Distribusi responden berdasarkan 5 indikator PHBS tentang persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, member Asi Ekslusif, menimbang bayi/balita, menggunakan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah yang ada di Desa Tunas Jaya adalah sebaga berikut : a. Distribusi Responden Berdasarkan Persalinan di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan Distribusi Responden Berdasarkan Persalinan di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan dapat dilihat pada tabek di bawah ini. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Tentang Persalinan Di Tolong Oleh Tenaga Kesehatan di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupetan Pohuwato Tahun 2012 Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan N (%) N (%) N (%) Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data primer 2012 Keterangan n = jumlah sampel; %= Persentase Berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan pertolongan persalinan responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan kurang sebanyak 1 responden (1%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik 43 responden (44.3%)serta kurang 23 responden (23.7%). 4

5 b. Distribusi Responden Berdasarkan Memberi Asi Ekslusif Distribusi responden berdasarkan indikator PHBS tentang memberi Asi Ekslusif di Desa Tunas Jaya dapat di lihat pada table 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Memberi Asi Ekslusif di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupetan Pohuwato Tahun 2012 Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku N (%) n (%) N (%) Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data primer 2012 Ketetangan n= jumlah sampel; %= Persentase Berdasarkan tabel 4.4 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan memberiasi Ekslusif responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 65 responden (67%) dan cukup sebanyak 32 responden (33%), Sikap baik 58 responden (59.8%) dan kurang sebanyak 1 responden (1%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 16 responden (16.5%) cukup 56 responden (57.7%) a. Distribusi Responden Berdasarkan Menimbang Bayi/Balita Setiap Bulan Distribusi responden berdasarkan indikator PHBS tentang menimbang bayi/balita setiap bulan di Desa Tunas Jaya dapat di lihat pada table 4.5. Berdasarkan tabel 4.5 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan menimbang bayi/balita setiap bulan responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan cukup sebanyak 25 responden 5

6 (25.8%), Sikap baik 30 responden (30.9%) cukup 52 responden (53.6%) kurang sebanyak 15 responden (15.5%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 33responden (34%) cukup 32 responden (33%) serta kurang sebanyak 32 responden (33%). Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetauan, Sikap dan Tindakan Tentang Menimbang Bayi/balita Setiap Bulan di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan N (%) n (%) N (%) Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data primer 2012 Ketetangan n= jumlah sampel; %= Persentase b. Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban Sehat Distribusi responden berdasarkan penggunaan jamban di desa tunas jaya dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan tabel 4.6 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan menggunakan jamban sehat responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 52 responden (53%) dan cukup sebanyak 44 responden (45.5%) kurang 1 responden (1%), Sikap baik 88 responden (90.7%) cukup 9 responden (9.3%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 25 responden (25.8%) cukup 27 responden (27.8%) serta kurang sebanyak 45 responden (45.4%). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4.6 tentang Distribusi Responden Berdasarkan 6

7 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Penggunaan Jamban Sehat di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Tahun 2012 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Penggunaan Jamban Sehat di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Tahun 2012 Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan N (%) n (%) N (%) Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data primer 2012 Ketetangan n = jumlah sampel; %= Persentase c. Distribusi Responden Berdasarkan Larangan Merokok Dalam Rumah Distribusi responden berdasarkan larangan merokok didalam rumah dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap Dan Tidakan Responden Tentang Larangan Merokok di Dalam Rumah di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan N (%) n (%) N (%) Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data primer 2012 Ketetangan n = jumlah sampel; %= Persentase 7

8 Berdasarkan tabel 4.7 tentang distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan tidak merokok di dalam rumah setiap bulan responden. Pengetahuan yang memperoleh nilai baik sebanyak 48 responden (49.5%) dan kurang 3 responden (3.1%), Sikap baik 45 responden (46.4%) kurang sebanyak 22 responden (22.7%) dan tindakan yang memperoleh nilai baik sebanyak 39 responden (40.2%) cukup 46 responden (47.4%) serta kurang sebanyak 12 responden (12.4%) Gambaran perilaku Responden Hasill capaian kriteria terbanyak berdasarkan indikator PHBS untuk pengetahuan sudah tergolong baik, untuk sikap masih ada dua indikator yang memperoleh nilai cukup dan untuk tindakan masih ada satu indikator yang memperoleh nilai kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil Capaian Responden Dengan Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS Indikator PHBS Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan Baik Baik Baik Member Asi Ekslusif Baik Cukup Cukup Menimbang bayi/balita setiap bulan Baik Cukup Baik Menggunakan jamban sehat Baik Baik Kurang Larangan merokok di dalam rumah Baik Baik Cukup Sumber :Data primer Berdasarkan tabel 4.8 Tentang Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil Capaian Responden Dengan Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS dapat di jelaskan pada grafik 1. Pada grafik tersebut akan terlihat jelas faktor mana 8

9 yang paling mempengaruhi PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga di DesaTunas Jaya Kecamatan Popayato Barat. Kriteria Baik Cukup Kurang Ket : perilaku Tindakan perilaku Sikap perilaku pengetahuan Indikator PHBS Grafik 1. Gambaran Perilaku Berdasarkan Hasil Capaian Responden Dengan Kriteria Terbanyak Sesuai Dengan Indikator PHBS Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan tidak ada pengaruh dengan PHBS berbeda dengan tindakan dan sikap yang mepunyai pengaruh dengan PHBS. 4.3 Pembahasan a. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Berdasarkan penelitian yang dilakukan di DesaTunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kaupaten Pohuwato bahwa karakteristik Jenis Kelamin dari hasil tersebut untuk karakteristik jenis kelamin responden tidak ada klasifikasi tertentu 9

10 yang berada pada terapan PHBS, hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak dapat dijadikan sebagai batasan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai klasifikasi yang berbeda terhadap terapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Begitu pula pada golongan umur responden tidak ada klasifikasi tertentu yang berada pada terapan PHBS. Menurut Fikri Ahzul (2008) golongan umur dibedakan menjadi 3 golongan antara lain: tahun yaitu golongan dewasa awal tahun yaitu golongan dewasa madya dan umur 60 tahun ke atas adalah golongan dewasa akhir. Hal ini menunjukkan bahwa umur tidak dapat dijadikan sebagai batasan bahwa semakin tua atau semakin muda umur seseorang maka semakin baik terapan PHBS yang dilaksanakan. b. Tingkat Pekerjaan dan Pedidikan terakhir Terhadap Terapan PHBS Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa pada umumnya pekerjaan masyarakat Desa Tunas Jaya adalah petani, dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pekerjaan yang rendah mempunyai pengaruh terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pengaruh minimnya tingkat pekerjaan masyarakat Tunas Jaya tersebut yakni karena dapat dilihat dari tingkat pendidikan terakhir masyarakat adalah SD. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat pekerjaan masyarakat Desa Tunas Jaya dan semakin tinggi pula tingkat pemahamannya terhadap PHBS. 10

11 Pada umumnya pendidikan terakhir responden adalah Sekolah Dasar, berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin rendah pula perilaku masyarakat yang melakukan terapan hidup bersih dan sehat. Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang bahwa pendidikan untuk hidup bersih dan sehat tidak hanya diajarkan di sekolah, tetapi juga suda diajarkan sejak kecil di rumah. Sehingga akan tebentuk perilaku atau kebiasaan untuk peilaku hidup bersih dan sehat.(yuwono, 2008). Tingkat pendidikan yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap terapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan untuk mengubah suatu perilaku tersebut maka perlu dilakukannya proses pendidikan atau penyuluhan yang berujuan untuk mengubah kesadaran dan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik untuk tercapainya masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh kurangnya pendidikan di Desa Tunas Jaya diakibatkan karena masih kurangnya pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan demi tercapainya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Distribusi Responden Berdasarkan 5 Indikator PHBS Rumah Tangga a. Distribusi responden berdasarkan persalinan oleh tenaga kesehatan Perilaku tentang persalinan di tolongoleh tenaga kesehatan terbagimenadi 3 poin antara lain: 11

12 1. Pengetahuan responden Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan telinga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur ain (2012) tentang gambaran perilaku kepala keluarga di Desa Tunggulo selatan memperoleh hasil paling banyak responden yang memperoleh klasifikasi kurang yakni sebanyak 92 responden (88%) dari 104 sampel yang ada. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Tunas Jaya dari indikator PHBS bahwa untuk pengetahuan responden tentang persalinan oleh tenaga kesehatan menunjukkan dari 97 responden bahwa, responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan yang memperileh nilai cukup seanyak 25 responden (25.8%). Dari hasil pengetahuan tersebut tentang distribusi pertolongan persalinan bahwa meskipun pendidikan masih sangat di bawah namun lebih dari 50% masyarakat yang sudah mengetahui pentingnya persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, hal ini dikarenakan lebih banyak responden yang mengetahui bahwa persalinan itu ditolong oleh tenaga kesehatan itu lebih menjamin keselamatan ibu dan anak. 12

13 Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya sudah mengetahui pentingnya persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan di bandingkan masyarakat Desa Tunggulo selatan. 1. Sikap Responden Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap juga merupakan hasil belajar manusia sehingga sikap dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui proses belajar. Sesuai dengan hasil penelitian antara sikap dengan persalinan oleh tenaga kesehatan bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebayak 58 responden (59.9%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 38 responden (39,2%) serta yang memperoleh nilai kurang adalah 1 responden (1%). Berdasarkan hasil tersebut untuk sikap didapatkan bahwa jawaban responden tidak sesuai dengan pengetahuan mereka, kondisi dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan. 2. Tindakan responden Tindakan suatu praktik seseorang dalam melaksanakan sesuatu. Sesuai dengan hasil penelitian antara tindakan responden tentang persalinan bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 43 responden (44.3%) cukup sebanyak 31 responden (32%) dan kurang sebanyak 23 responden (23.7%). 13

14 Berdasarkan hasil dari tindakan responden tersebut dapat dilihat bahwa untuk jawaban responden tidak sesuai dengan sikap responden tentang persalinan oleh tenaga kesehatan. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa masyarakat masih banyak memilih dukun pada saat melahirkan, karena selain dengan biaya yang murah juga untuk pembayarannya boleh juga tidak harus dengan uang. b. Indikator memberi Asi Ekslusif di bagi menjadi 3 poin antara lain: 1. Pengetahuan Responden Bayi umur 0-6 bulan harus diberikan ASI Eksklusif tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. Hal ini dikarenakan ASI sangat penting dimana ASI Eksklusif memiliki kandungan yang sangat berguna bagi pertumbuhan bayi. Selain itu ASI yang pertama kali keluar berupa cairan berwarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang memperoleh nilai baik 65 responden (67%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 32 responden (33%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keluarga responden sudah mengetahui akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dan pentingnya pemberian kolostrum terhadap bayi/balita yang berumur 0-6 bulan. 14

15 2. Sikap Responden Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutupdari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum meruakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap responden bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 15 responden (15.5%) cukup sebanyak 67 responden (69.1%) dan terdapat 1 responden yang memperoleh nilai kurang. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk keluarga responden mempunyai sikap negatif terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini tidak sebanding dengan pengetahuan responden tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi/balita. 3. Tindakan responden Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa untuk praktik responden tentang pemberian ASI Eksklusif pada kriteria penilaian yang memperoleh nilai baik sebanyak 16 responden (16.5%), cukup sebanyak 56 responden (57.7%), dan kurang sebanyak 25 responden (25.8%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya ratarata tidak memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi/balita mereka, meskipunsebagian masyarakat sudah memilki pengatahuan tentang pentingnya memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi namun tindakan yang mereka lakukan tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat. Hal ini disebabkan minimnya sikap dan tindakan masyarakat tentang pemberian Asi 15

16 Ekslusif, disisi lain juga dikarenakan oleh faktor ibu yang belum mengetahui bagaimana cara merawat payudara sebelum melahirkan agar Asi bisa keluar dengan lancar. Sampai setelah melahirkan Asipun tidak keluar sehingga ada sebagian ibu yang mengambil jalan pintas untuk tidak menyusui anaknya dengan alasan Asi tidak lancar. c. Indikator Menimbang bayi/balita setiap bulan terbagi menjadi 3 poin antara lain: 1. Pengatahuan Responden Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang diadakan di tiap desa dan kelurahan untuk memudahkan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak. Dapat diketahui bersama bahwa posyandu itu sendiri berguna untuk menimbang balita setiap bulan guna memantau pertumbuhan dan perkembangan anak setiap bulan dan dari kegiatan tersebut akan diketahui bagaimana peran serta dari masyarakat dalam mendukung pembangunan di bidang kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 72 responden (74.2%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 25 responden (25.8%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk menimbang bayi/balita sudah mencapai target atau sudah tergolong baik di tingkat pengetahuan.meskipun pendidikan masyarakat masih tergolong sangat rendah tetapi pengetahuan untuk menimbang bayi/balita sudah baik. 16

17 2. Sikap Responden Penimbangan bayi/balita dimaksud untuk memantau pertumbuhan setiap bulan. Setelah balita ditimabng di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik Hasil penelitian tentang menimbang bayi/balita setiap bulan menunjukkan bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 30 responden (30.%), cukup sebanyak 52 responden (%53,6%) dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 15 responden(15.5%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk sikap responden tentang keaktifan di posyandu tergolong kurang baik, hal ini berarti bahwa responden belum menyikapi dengan positif dalam hal menimbang bayi dan balita setiap bulan. 3. Tindakan Responden Penimbangan balita setiap bulan di posyandu sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita dan untuk mengetahui balita yang sakit. Bayi yang dengan berat badan selama dua bulan berturut-turut tidak naik. Balita yang berta badannya BGM (bawah garis merah) dan dicurigai Gizi buruk dapat segera dirujuk ke puskesmas untuk mendapat kelengkapan imunisasi dan untuk mendapat penyuluhan gizi. Hasil penelitian tentang menimbang bayi/balita setiap bulan menunjukkan bahwa responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 33 responden (34.%), 17

18 cukup sebanyak 32 responden (%33,6%) dan yang mendapat nilai kurang sebanyak 32 responden(33%). Dari hasil penelitian tersebut tentang keaktifan menimbang bayi/balita setiap bulan menunjukkan bahwa masyarakat Desa Tunas Jaya belum banyak yang aktif di posyandu, hal tersebut disebabkan karena faktor kesibukan sang ibu yang tidak punya kesempatan membawa anaknya ke posyandu. Faktor lain juga dikarenakan setiap anak yang baru mendapat imunisasi pasti suhu badan akan naik, faktor itu juga yang disebabkan oleh sang ibu tidak mau membawa bayi/balita ke posyandu. d. Indikator Penggunaan Jamban Sehat dibedakan atas 3 bagian yaitu sebagai berikut: 1. Pengatahuan Responden Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap keluarga. Jamban sangat berguna bagi kesehatan masyarakat karena dapat menjaga lingkungan yang bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya, tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, typhus, cacaingan dan penyakit kulit. Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan jamban sehat, responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 52 responden (53.6%) dan yang memperoleh 18

19 nilai cukup sebanyak 44 responden (45.4%) serta yang memperoleh nilai kurang adalah 1 responden (1%). Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan untuk penggunaan jamban sehat hanya sediki, namun sudah lebih dari 50% responden yang sudah mengetahui pentingnya menggunakan jamban sehat. Masyarakat sadar memiliki pemahaman betapa pentingnya memiliki jamban sendiri dirumah, akan tetapi masih minimnya tempat buang air besar tersebut disebabkan karena masih kurangnya jamban di Desa Tunas Jaya. 2. Sikap Responden Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar dan kecil.penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbaujamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare, kolera, disentri, typus, kecacingan, penykait sauran pencernaan dan karecunan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sikap responden tentang kebiasaan menggumakan jamban sehat untuk kriteria penilaian yang memperoleh nilai baik sebanyak 88 responden (90.7%) dan nilai cukup sebanyak 9 responden (9.3%) Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa untuk sikap responden tentang kebiasaan menggunakan jamban sehat tidak terdapat masalah. Hal tersebut berarti untuk Desa Tunas Jaya sudah mengerti akan pentingnya buang air besar di 19

20 jamban, akan tetapi kebiasaan buruk masyarakat masih susah dihilangkan, dan juga karena faktor lain sehingga masyarakat lebih banyak yang tidak memiliki jamban. 3. Tindakan Responden Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tindakan responden tentang kebiasaan menggunakan jamban sehat untuk kriteria penilaian yang memperoleh nilai baik sebanyak 25 responden (25.8%) dan nilai cukup sebanyak 27 responden (27.8%) dan kurang sebanyak 45 responden (46.4%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk praktik responden tentang kebiasaan buang air besar responden masih sangat minim, hal tersebut berbanding terbalik/tidak sesuai dengan hasil sikap dari responden. Dan dapat dijelaskan bahwa responden masih banyak yang buang air besar di sungai dan semak belukar, disebabkan karena tidak adanya sarana buang air besar di tiap rumah responden. Ada juga yang disebabkan karena tidak biasa membuang air besar di jamban sehingga seseorang tidak meranya nyaman ketika buang air bersar di jamba. Jadi mereka lebih memilih buang air basar di sungai atau di semak-semak. Ketidak nyamanan mereka itu disebabkan karena faktor perilaku yang tidak biasa menggunakan jamban sehat, mereka mengatakan lebih enak buang air besar di sungai dibandingkan buang air besar di jamban. Buang air besar di sungai akan lebih praktis dan nyaman karena tidak akan menimbulkan bau dan tidak lagi susah untuk menyiram setelah buang air besar. 20

21 e. Indikator larangan merokok di dalam rumah di bagi menjadi 3 poin antara lain: 1. Pengetahuan responden Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok akan tetapi menghirup asap rokok orang lain yang berada dalam satu ruangan. Bahaya perokok adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, menyebabkan penyakit paru-paru dan lain-lain. Berdasarkan penelitian yang didapatkan bahwa untuk larangan merokok di dalam rumah yang memperoleh nilai baik sebanyak 48 responden (49.5%) dan yang memperoleh nilai cukup sebanyak 46 responden (47.4%) serta yang meperoleh nilai kurang adalah 3 responden (3.1%). Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa responden di Desa Tunas Jaya pengetahuan tentang tidak merokok di dalam rumah masih sangat minim. Mereka belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang dampak untuk seorang perokok aktif dan perokok pasif pasif. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. 2. Sikap responden Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan 21

22 Carbon monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. Gas CO menyeabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga selsel tubuh akan mati. Berdasarkan sikap responden terhadap kebiasaan merokok sesuai dengan hasil penelitian bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 45 responden (46.4%), cukup sebanyak 30 responden (30.9%) dan kurang sebanyak 22 responden (22.7%). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa untuk pertanyaan merokok tidak boleh dilakukan di dalam rumah untuk jawaban responden banyak yang menjawab tidak setuju karena dari 97 responden terdapat 58 responden dengan jenis kelamin laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang larangan merokok di dalam rumah. Masyarakat belum mengetahui dampak yang akan diperoleh ketika merokok, rendahnya pendidikan adalah penyebab dari masalah tersebut. 3. Tindakan Responden Menurut Chandrarandi, 2012 Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti Seketika, Menunda, dan Mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut: 22

23 Seketika: Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif. Menunda : Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut, Sebagai contoh : Seorang Perokok biasanya merokok setiap hari pada pukul pagi, maka pada: Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan Jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan. Misalkan dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28 batang rokok maka si perokok dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari. Berdasarkan sikap responden terhadap kebiasaan merokok sesuai dengan hasil penelitian bahwa dari 97 responden yang memperoleh nilai baik sebanyak 39 responden (40.2%), cukup sebanyak 46 responden (47.4%) dan kurang sebanyak 12 responden (12.4%). Dari hasil tersebut dapat dilihat dan dijelaskan bahwa untuk jawaban tindakan responden masih tergolong minim karena keluarga masih belum sadar tentang bahaya rokok terhadap diri sendiri dan orang lain. Ada yang berpendapat lebih baik tidak makan dari pada tidak merokok. Jadi, mereka menganggap bahwa rokok menjadi kebutuhan sehari-hari bagi mereka. 23

24 4.3.2 Pengetahuan, Sikap dan Praktik Responden tentang Indikator PHBS a. Pengetahuan responden tentang Indikator PHBS Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Tunas Jaya Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato bahwa untuk tingkat pengetahuan responden tentang 5 indikator PHBS responden sudah memiliki tingkat pengetahuan baik tentang indika tor PHBS rumah tangga meskipun masih terdapat 1 indikator yang masih di bawah 50 % yaitu pengetahuan tentang larangan merokok di dalam rumah. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat jarang mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, sesuai dengan keterangan dari responden yang didapatkan bahwa mereka sering sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga tidak sering menghadiri kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan. b. Sikap Responden tentang Indikator PHBS Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk sikap responden terhadap perilaku PHBS tergolong kurang baik. Berdasarkan 5 indikator terdapat 2 indikator yang sudah tergolong baik. Masih ada 3 indikator yang masih di bawah 50%. Masyarakat masih belum pentinnya berphbs itu pada sikap maupun tindakan. Namun untuk pengetahuan sudah tergolong baik. c. Praktik/Tindakan Responden tentang Indikator PHBS Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk praktik PHBS masih tergolong minim diakibatkan karena masyarakat yang belum melaksanakan terapan PHBS. Hal tersebut diakibatkan karena masih rendahnya tingkat kesadaran sehingga masyarakat belum menyadari pentingnya berperilaku 24

25 hidup bersih dan sehat dan juga diakibatkan kurangnya perhatian dari dinas kesehatan terkait terhadap terapan PHBS. 25

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Tunas Jaya Kec Popayato

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. Panti Asuhan Harapan Kita bertempat di Desa Huntu Utara, Kabupaten Bone Bolango, yang didirikan pada tanggal 2 Agustus 2003. Panti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut : 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Kondisi Demografi Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap orangtua terhadap Perilaku

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap orangtua terhadap Perilaku Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama saya adalah Elly Tetty Purba / 111121115, mahasisiwi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2.1.1 Pengertian Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah 1) Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Padengo tempat penelitian ini dilakukan merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Popayato Barat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini di wilayah Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi

Lebih terperinci

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga Surabaya, ehealth. Apakah anda merasa bahwa diri anda dan keluarga anda merupakan keluarga sehat? Mungkin mayoritas langsung menganggukkan kepala jika

Lebih terperinci

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN. SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DESA SAMIR DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : Dra. NUNUN NURHAJATI, M.Si.

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN. SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DESA SAMIR DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh : Dra. NUNUN NURHAJATI, M.Si. Nunun Nurhajati, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat Desa Samir Dalam Meningkatkan 1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DESA SAMIR DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Oleh

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon responden penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Desa Bukit Tingki merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Popayato dengan luas wilayah 5.250 Ha,

Lebih terperinci

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SABOKINGKING KOTA PALEMBANG (RESPONDEN ADALAH IBU) Tanggal pengumpulan data : / / Enumerator

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode:... PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI Nama responden :... Nomor contoh :... Nama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.

Lebih terperinci

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat Disiapkan oleh: Dievaluasi oleh: Mengetahui: Disetujui oleh: Disahkan oleh: Tanggal Terbit: GM Rumah Sehat Indonesia Dr. Yudi Feriandi PENGERTIAN Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita merupakan kartu yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kedua adalah pelayanan kesehatan diantaranya adalah sumber daya manusia yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut Hendrik L. Blum, derajat kesehatan dipengaruhi 4 faktor yaitu faktor lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan, dan keturunan.

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK KADER

KUESIONER UNTUK KADER KUESIONER UNTUK KADER Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan dengan sejujurnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut pendapat anda benar.

Lebih terperinci

4. Dampaknya dan cara penanggulangan

4. Dampaknya dan cara penanggulangan SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Sasaran : Keluarga Tn.I Pokok Bahasan : Rumah Sehat Rumah : Rumah Waktu : 1 x 30 menit Penyuluh : Sri Wahyuni Siregar A. Latar Belakang Keluarga Tn.I memiliki rumah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi (pekerjaan, pendidikan,

Lebih terperinci

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA DATA PRIBADI Nama : Jenis Kelamian : L / P Umur : tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan 112 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Posyandu

Lebih terperinci

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT DESA CIGELAM GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT 6 5 4 3 2 1 59,77 4,22 Puskesmas TenKes dan RS Tradisional Berobat sendiri Dari grafik diatas terlihat sebagian besar masyarakat memilih

Lebih terperinci

MATERI PENYEGARAN KADER

MATERI PENYEGARAN KADER MATERI PENYEGARAN KADER 1. Topik : KMS a. Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya( BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk organ di sekitarnya seperti sinus, rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden :

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden : LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden : PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT, POLA ASUH, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN ANAK BALITA DI WILAYAH PROGRAM WARUNG ANAK SEHAT (WAS) KABUPATEN SUKABUMI

Lebih terperinci

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sendangmulyo merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Tembalang, Semarang. Secara Geografis,, wilayah kelurahan Sendangmulyo sangat luas yaitu mencapai 4.61

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG I. Karakteristik Kader : 1. Umur : 2. Pendidikan : 3. Pekerjaan ; 4. Lama tugas Menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Vina Wiliana Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 19-11-1988 Agama : Buddha Alamat : Jl. Sibayak no.32 Medan Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1992-1995 : TK Methodist-3 Medan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi buang air besar. Diare dapat juga didefinisikan bila buang air besar tiga kali atau lebih dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 ) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU DALAM MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU PADA POSYANDU BANDARAN DI DESA KENDAWANGAN KIRI KECAMATAN KENDAWANGAN KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I. 5 Lampiran 1 KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 21 I. IDENTITAS LOKASI 1. Propinsi 2. Kabupaten 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO setiap tahunnya sekitar 2,2 juta jiwa di Negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan

Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan 68 Lampiran Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas 2007 No Kode Quesioner Pertanyaan Karakteristik Keluarga. RKD07.RT Blok I No.5 Klasifikasi desa/ kelurahan. Perkotaan 2. Pedesaan 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Kepada Yth. Ibu Balita Di Tempat Kabanjahe, Juli 2015 Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tikupon. b) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tomini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tikupon. b) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tomini 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Pagimana Merupakan pusat pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Kecamatan Pagimana

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) 2.1.1. Pengertian PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok

Lebih terperinci

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan LEMBAR PERTANYAAN PENGARUH TERPAAN INFORMASI TERHADAP HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIFDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA TAHUN 2009 I. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia hingga saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan makin meningkatnya angka kesakitan diare

Lebih terperinci

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS BAMBANG PRIHUTOMO, SKM., MPH. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Bidang Kemitraan dan Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan untuk mencapai Indonesia

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2009 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU ORANGTUA TERHADAP ANAK BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TAHUN 2009 I. KARAKTERISTIK 1 Nama : 2 Umur : 3 Alamat : 4. Pekerjaan : 1. PNS 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan rokok di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan permukiman yang dikelola dengan baik merupakan sebuah indikator kesejahteraan dan target intervensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat (Thomson, 2001).

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian PERILAKU MASYARAKAT TENTANG BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN PADA DESA YANG DIBERI INTERVENSI DAN TIDAK DIBERI INTERVENSI GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN GUMAI TALANG

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Hasil analisa univariat menggambarkan karakteristik responden yang terdiri dari jenis pekerjaan orang tua, jenis kelamin serta usia balita. Hal

Lebih terperinci

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS STIKES HANG TUAH SURABAYA A. DATA DASAR KELUARGA 1. Nama Kepala Keluarga :... 2. Umur :... 3. Agama :... 4. Pendidikan :... 5. Pekerjaaan :... 6. Suku :...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur Dewi Susanti 1,2, Deni K Sunjaya 1,3, Insi Farisa Desy Arya 1,3 1 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

Oleh: Aulia Ihsani

Oleh: Aulia Ihsani Makalah Pribadi Oleh: Aulia Ihsani 07120133 Pembimbing: dr. Yuniar Lestari, M.Kes dr. Rima Semiarty, MARS Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis Desa Butu adalah merupakan desa pemekaran desa Moutong yang pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita PERAN KELUARGA PRASEJAHTERA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA DEPOK KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG 7 Cipto Roso ABSTRAK Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan

Lebih terperinci

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran:

KUESIONER PERAN IBU. Lampiran: Lampiran: KUESIONER PERAN IBU Petunjuk Pengisian 1. Untuk pertanyaan A, B, C, D diharapkan mengisi jawaban sesuai kolom yang tersedia dan memilih satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah suatu pemahaman yang penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok adalah salah satu perilaku hidup yang tidak sehat yang dapat merugikan dan sangat mengganggu bagi diri sendiri maupun orang lain disekelilingnya khususnya bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan ini, pemerintah turut dalam Deklarasi

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN LAMPIRAN 60 Lampiran 1 Kuisioner penelitian Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Kode : 1. Nama Ibu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang umum di masyarakat Indonesia. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan pola perilaku yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebiasaan merokok sudah meluas di semua kelompok masyarakat di Indonesia. Jumlah perokok cenderung meningkat terutama di kalangan anak dan remaja, yang mungkin

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN 65 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1 Provinsi :. 1 2 Kabupaten/Kota :. 2 3 Kecamatan: :. 3 4 Desa/Kelurahan :. 4 5 Tipe Desa/Kelurahan : 1 = Perkotaan 2 = Perdesaan 5 6 mor Klaster :.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan di Indonesia (Hidayat, 2008). Masalah kesehatan anak ditandai dengan tingginya angka kematian

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa merokok adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Asap rokok mempunyai pengaruh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995). 39 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mempersiapkan generasi yang tangguh dan cerdas di masa depan adalah tanggung jawab bersama semua pihak. Selain sebagai pewaris keluarga, nilai khusus anak bagi

Lebih terperinci