UJI KEMAMPUAN PIPA ALUMUNIUM DAN TEMBAGA PADA REAKTOR DESALINASI ELEKTROGRAVITASI UNTUK MENURUNKAN KLORIDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI KEMAMPUAN PIPA ALUMUNIUM DAN TEMBAGA PADA REAKTOR DESALINASI ELEKTROGRAVITASI UNTUK MENURUNKAN KLORIDA"

Transkripsi

1 UJI KEMAMPUAN PIPA ALUMUNIUM DAN TEMBAGA PADA REAKTOR DESALINASI ELEKTROGRAVITASI UNTUK MENURUNKAN KLORIDA CAPABILITY OF ALUMINUM PIPE AND COPPER PIPE ON THE REACTOR DESALINATION ELECTROGRAVITATION TO REDUCE CHLORIDE Abstrak Nadia Rindayani Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Nad_ya07@yahoo.com Air payau tidak dapat dimanfaatkan secara langsung karena memiliki rasa yang asin dan lengket pada permukaan kulit. Hal ini disebabkan karena kandungan klorida pada air payau bisa mencapai 10 g/l. Salah satu alternatif pengolahan air payau untuk menurunkan kandungan klorida yang perlu dikembangkan saat ini adalah dengan menggunakan metode desalinasi elektrogravitasi. Pada metode ini menggunakan pasangan pipa aluminium dan pipa tembaga untuk menurunkan kadar klorida. Dilakukan variasi konsentrasi klorida dari larutan artificial dengan kadar ppm, ppm dan ppm. Variasi waktu kontak 6 jam, 12 jam dan 24 jam. Parameter yang diuji antara lain konsentrasi klorida, kekeruhan, dan ph. Penurunan klorida optimum terjadi pada konsentrasi klorida 1000 ppm dengan waktu kontak 24 jam pada waktu operasi reaktor 36 jam dengan efisiensi penyisihan klorida sebesar 26,2 %. Pada kapasitas optimum tersebut, terjadi peningkatan parameter ph dan kekeruhan. Hasil penurunan klorida terbaik tersebut akan digunakan dalam perlakuan dengan menggunakan sampel air payau. Air payau berasal dari sumur penduduk pada wilayah kali tanah kedinding kenjeran. Penurunan klorida yang terjadi sebesar 28,62 %. Kata Kunci : Desalinasi elektrogravitasi, air payau, klorida Abstract Brackish water can not be used directly because it has a salty taste and stickiness on the skin surface. This is because the content of chloride in brackish water could reach 10 g / l. One alternative must be developed at this time for brackish water treatment to reduce chloride content using desalination electrogravitational method. This method is using a pair of aluminum and copper pipes to reduce chloride levels. In this experiment, variations chloride concentration were maid artificial from ppm, ppm to ppm. Variation of contact times was 6 hours, 12 hours and 24 hours. Sampling was performed every 6 hours after the time of contact. The parameters tested include the concentration of chloride, turbidity, and ph. The optimum decrease of chloride occurs at ppm chloride concentration with contact time of 24 hours at 36 hours of reactor operation with chloride removal efficiency of 26.2%. ph and turbidity parameters increase at optimum capacity. The highest eficiency removal of chloride in the treatment was using brackish water samples. Brackish water was taken from wells at kedinding Kenjeran. Chloride removal efficiency occurred at 28.62%. Keyword : electrograitational desalination, brackish water, chloride

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil ditengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang miskin sumber air tawar sehingga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air minum. Sumber air yang terdapat di daerah tersebut umumnya berkualitas buruk, salah satunya adalah air tanahnya yang payau atau asin. Hal ini disebabkan karena kandungan kadar garam yang tinggi. Fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam - garam organik yang berwujud ion-ion. Ion terbanyak pada air payau adalah klorida (Cl - ) yang mencapai mg/l (Stuyzand, 2005). Salah satu alternatif yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah dengan metode desalinasi elektrogravitasi. Prinsip utama metode desalinasi elektrogravitasi dalam menyisihkan kandungan garam adalah terbentuknya suatu medan elektrostatis yang terbentuk pada saat air payau/asin (bertindak sebagai elektrolit, mengandung ion-ion garam terlarut) berkontak dengan dua elektroda logam yang memiliki beda potensial listrik (Aul, 1969). Keuntungan utama dari penggunaan metode ini adalah kebutuhan energi yang relatif sedikit. Selain itu, metode ini juga dapat menghasilkan energi listrik. Produksi listrik dihasilkan dari proses kimia yang terjadi antar elektroda (Putra, 2010). Pada Tugas Akhir ini akan digunakan pasangan pipa aluminium dan pipa tembaga untuk menurunkan kadar klorida pada air garam artifisial dan air payau 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh antara konsentrasi klorida dan waktu kontak terhadap efisiensi penurunan klorida dengan menggunakan elektroda pipa aluminium dan tembaga?. 2. Bagaimana pengaruh antara konsentrasi klorida dan waktu kontak terhadap kualitas akhir air sampel ditinjau dari parameter ph dan kekeruhan?. 3. Berapa efisiensi removal klorida paling optimum dari setiap perlakuan? 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh antara konsentrasi klorida dan waktu kontak terhadap efisiensi penurunan klorida dengan menggunakan elektroda aluminium dan tembaga. 2. Menganalisis pengaruh antara konsentrasi klorida dan waktu kontak terhadap kualitas akhir air sampel ditinjau dari parameter ph dan kekeruhan. 3. Menentukan efisiensi removal klorida optimum pada setiap perlakuan

3 1.4 Teori Sel Volta atau Sel Galvanis Sel galvanis menghasilkan energi yang disebabkan oleh hasil reaksi kimia. Pada sel galvanis katoda berfungsi sebagai penghantar listrik sehingga berkutub positip. Proses aliran elektron terjadi dari elektroda negatif ke elektroda positif dengan melewati media elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik sehingga reaksi yang terjadi adalah spontan. Reaksi pada kedua elektroda akan menjadi diskontinyu tanpa kehadiran elektrolit pada sel galvani sehingga tidak terdapat penghasilan energi listrik. Listrik yang dihasilkan oleh sebuah sel galvani muncul akibat adanya perbedaan potensial energi listrik pada kedua elektroda. Perbedaan potensial ini dikenal dengan potensial sel atau Gaya Gerak Listrik (GGL). Untuk melengkapi reaksi dalam sebuah sel galvani, dibutuhkan media transfer yaitu sebuah sirkuit luar sebagai jalur alir listrik. Prinsip reaksi ini adalah logam dengan potensial reaksi lebih negatif akan teroksidasi, menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan potensial reaksi lebih positif melalui kawat. Dalam sel galvani, sistem elektroda dalam elektrolitnya merupakan sistem setengah sel sehingga bila dua jenis elektroda dihubungkan merupakan dua sistem setengah sel dengan reaksi berlangsung secara reduksi-oksidasi. Keduanya akan membentuk suatu sistem elektroda yang terdiri dari katoda dan anoda. Transfer elektron akan terjadi dari anoda menuju katoda berdasarkan potensial reduksinya (Achmad, 2001). Pada mekanisme sel galvanis ini dimungkinkan ada beberapa reaksi yang terjadi salah satu diantaranya adalah korosi.kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan logam atau berkaratada empat komponen utama yang menjadi syarat korosi pada suatu logam dapat berlangsung. Keempat komponen tersebut adalah anoda, katoda, elektrolit dan hubungan listrik. a. Anoda Anoda biasanya terkorosi dengan melepaskan elektron-elektron dari atom logam netral untuk membentuk ion-ion yang bersangkutan. Ion-ion ini mungkin tetap tinggal dalam larutan atau bereaksi membentuk hasil korosi yang tidak larut atau biasa disebut dengan reaksi anoda. Dapat dinyatakan dengan persamaan : M M z+ + z e- Aluminium dan paduannya mempunyai lapisan oksida yang melekat pada permukaan aluminium. Selaput oksida biasanya terbentuk pada permukaan logam yang kontak

4 dengan udara pada suhu kamar. Bila aluminium dimasukkan dalam larutan NaCl maka anion-anion Cl - akan cenderung menyerang selaput oksida pada permukaan logam, karena ion klorida merupakan ion yang termasuk dalam golongan asam kuat yang berkemampuan merusak lapisan oksida tersebut. Semakin besar kadar natrium klorida dalam larutan maka semakin besar pula kandungan ion klorida sehingga korosi akan semakin meningkat. b. Katoda Pada katoda biasanya tidak mengalami korosi. Terjadi dua reaksi penting dan umum yang mungkin terjadi pada katoda yang tergantung pada ph larutan. c. Elektrolit Elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan listrik yang berupa larutan asam, larutan basa atau garam. Larutan elektrolit empunyai peranan penting dalam korosi logam karena larutan ini menjadi perantara kontak listrik dengan anoda dan katoda. d. Hubungan listrik Anoda dan katoda harus ada hubungan kontak lisrik agar arus dalam sel korosi dapat mengalir. Selisih energi bebas dapat terjadi pada rangkaian sel galvanik ini. Selisih energi bebas merupakan perwujudan dari potensial listrik. Potensial listrik menggerakkan arus listrik yang berupa elektron-elektron yang dihasilkan dari oksidasi logam anoda. Semakin besar arus listrik yang mengalir semakin banyak logam anoda yang menjadi ion maka korosi yang terjadi juga semakin besar. 2. METODOLOGI Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap kemampuan penyisihan kadar klorida dengan menggunakan elektroda pipa aluminium dan pipa tembaga. Penelitian dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variasi konsentrasi klorida dan waktu kontak terhadap penurunan konsentrasi klorida pada larutan. Sampel yang digunakan adalah sampel air garam artifisial dengan variasi konsentrasi klorida pada larutan yaitu ppm, ppm dan ppm dan dengan variasi waktu kontak 6 jam, 12 jam, dan 24 jam. Selanjutnya waktu kontak dari penurunan klorida yang optimum akan digunakan pada percobaan dengan menggunakan sampel air payau. Parameter yang diukur pada air hasil olahan meliputi konsentrasi klorida, kekeruhan dan ph.

5 Gambar 1 Rangkaian Sistem Desalinasi Elektrogravitasi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Percobaan Sistem Kontinyu Prinsip utama metode desalinasi elektrogravitasi ini adalah menyisihkan kandungan garam dalam air melalui suatu medan elektrostatis yang terbentuk pada saat air asin (bertindak sebagai elektrolit yang mengandung ion-ion garam terlarut) berkontak dengan dua elektroda logam yang memiliki beda potensial listrik serta dihubungkan oleh sebuah sirkuit luar. Pipa tembaga dan pipa aluminium pada reaktor ini difungsikan sebagai pasangan elektroda-elektroda logam yang dapat menimbulkan arus listrik. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas optimum dari penyisihan klorida yang dapat diolah oleh kedua elektroda..

6 Ion-ion bermuatan yang berikatan dengan molekul-molekul air bila dilakukan pelarutan garam ke dalam air aquadest akan terdisosiasi menjadi Na + dan Cl - dan akan menyebar secara acak diantara molekul-molekul air. Berapapun banyaknya garam yang digunakan untuk membuat larutan, banyak ion natrium akan selalu sama dengan dengan banyak ion klorida. Sesuai dengan persamaan 2NaCl (aq) 2Na + (aq) + 2Cl- (aq) Saat ion-ion bermuatan tersebut berkontak dengan elektroda maka akan timbul serangkaian reaksi reduksi-oksidasi yang menghasilkan pergerakan elektron dari elektroda negatif (anoda) menuju elektroda positif (katoda) melalui sirkuit luar, sebagaimana yang terjadi pada mekanisme kerja suatu sel Galvani. Ion-ion bermuatan tersebut akan bereaksi dengan kedua elektroda yang terdapat pada ruang proses reaktor desalinasi elektrogravitasi yang menghasilkan tegangan dan arus listrik. Beda potensial yang akan dihasilkan dari selisih energi bebas antara logam aluminium dan tembaga melalui reaksi redoks adalah sebagai berikut : Katoda 2H 2 O + 2e - H 2(g) + 2OH - E O = - 0,83 Anoda Al (s) Al 3+ + (aq) 3e- E O = + 1,66-2Al (s) + 6H 2 O (l) 2Al H (aq) 2(g) + 6OH - Esel = + 0,83 Berdasarkan reaksi diatas dapat diketahui bahwa reaksi berlangsung secara spontan karena memiliki nilai potensial positif sebesar 0,83 volt. Namun, pada percobaan hanya dihasilkan voltase sebesar + 0,7 volt sesuai pada lampiran B-2 dengan kuat arus 0,04 ma. Hal ini disebabkan oleh pengaruh tahanan dan pengaruh polarisasi. 3.2 Analisis Terhadap Perubahan Klorida Klorida merupakan unsur dengan kandungan yang cukup tinggi di dalam air payau. Unsur ini lazim digunakan sebagai acuan dalam proses penyisihan garam. Dalam proses desalinasi dengan metode desalinasi elektrogravitasi ini, konsentrasi klorida yang terlarut di dalam sampel dapat berkurang setelah melewati ruang proses karena ion Cl - yang berada pada larutan akan mengalami serangkaian reaksi ion kompleks.

7 Klorida ada yang menempel pada pipa aluminium dan ada yang terendapkan. Dalam kondisi netral, akan terbentuk beberapa layer pada permukaan aluminium. Diantaranya adalah lapisan garam ataupun dalam bentuk kristal CuCl, AlCl dan AgCl. Selanjutnya pipa aluminium akan digantikan oleh lapisan aluminium oksida di seluruh permukaan pipanya (Benedetti et all., 1995). Berdasarkan hasil analisa XRF, telah terbukti klorida akan berikatan dengan ion-ion yang teroksidasi dari alloy pada pipa alumunium. Kandungan-kandungan yang terdapat dalam flokflok yang terbentuk dapat diperoleh melalui uji XRF. Pengujian XRF ini dilakukan pada sampel dengan tingkat penurunan klorida tertinggi dengan konsentrasi klorida tertinggi yaitu pada sampel ppm dengan waktu kontak 24 jam. Hasil Analisa terhadap efisiensi penurunan klorida dapat dilihat pada gambar 2 gambar 4. Efisiensi Penurunan Klorida (%) Td 6 jam Td 12 jam Td 24 jam Gambar 2 Grafik Efisiensi Penurunan Klorida Pada Variasi Konsentrasi Klorida ppm 30 Efisiensi Penurunan Klorida (%) Td 6 jam 12 jam Td 24 jam Gambar 3 Grafik Efisiensi Penurunan Klorida Pada Variasi Konsentrasi Klorida ppm

8 Efisiensi Penurunan Klorida (%) Td 6 jam Td 12 jam Td 24 jam Gambar 4 Grafik Efisiensi Penurunan Klorida Pada Variasi Konsentrasi Klorida ppm Dari ketiga variasi tersebut, efisiensi penurunan paling besar terjadi pada waktu kontak selama 12 jam pada waktu operasi 30 jam. Hal ini menyimpulkan bahwa semakin lama waktu kontak air terhadap elektroda tidak selalu menghasilkan penurunan klorida yang optimum. Penurunan klorida ini sangat dipengaruhi besarnya konsentrasi NaCl didalamnya. Dari ketiga veriasi konsentrasi klorida dapat dilihat bahwa grafik cenderung akan mengalami kenaikan efisiensi removal kloridanya hingga waktu operasi berakhir. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya ion klorida yang teradsorpsi pada logam aluminium dan semakin banyak pula logam aluminium yang meluruh seiring dengan bertambahnya waktu operasi. Secara keseluruhan, peningkatan variasi konsentrasi NaCl dan waktu kontak akan mempengaruhi tingkat efisiensi penurunan klorida, dimana semakin tinggi konsentrasi NaCl akan menurunkan tingkat penurunan kloridanya. Efisiensi penurunan paling besar terjadi pada konsentrasi 1000 ppm dengan waktu kontak selama 24 jam pada waktu pengambilan sampel 36 jam yaitu sebesar 26,2 %. Hal ini terjadi karena waktu kontak ini memiliki kecepatan aliran paling kecil di antara waktu kontak lainnya, sehingga proses desalinasi dapat berlangsung lebih intensif (Putra, 2010). 3.3 Analisa ph ph yang digunakan pada sampel artificial berkisar antara 6,5 hingga 7. ph ini sudah disesuaikan dengan ph air payau yang berkisar antara 6,5 hingga 8. Nilai ph dari air sampel yang diolah melalui proses desalinasi elektrogravitasi sangat menentukan dalam prosese pengolahannya. Hal ini dikarenakan pembentukan gas H 2 yang terjadi pada katoda selama proses diiringi dengan lepasnya OH - ke dalam larutan, sesuai dengan persamaan berikut: 2H 2 O + 2e - H 2 + 2OH - (aq)

9 Oleh karena itu dilakukan analisa terhadap nilai ph sebelum proses berlangsung hingga waktu operasi reaktor desalinasi ini berakhir. 8,5 8 ph 7,5 7 6,5 td 6 jam td 12 jam td 24 jam 6 Gambar 5 Grafik Perubahan ph Pada Variasi Konsentrasi Klorida ppm 8 7,5 ph 7 6,5 Td 6 jam Td 12 jam Td 24 jam 6 Waktu Pengambilan Sampel (jam) Gambar 6 Grafik Perubahan ph Pada Variasi Konsentrasi Klorida ppm 8,5 8 ph 7,5 7 6,5 Td 6 jam Td 12 jam Td 24 jam 6 Gambar 7 Grafik Perubahan ph Pada Variasi Konsentrasi Klorida ppm

10 Peningkatan ph tidak terjadi secara konstan melainkan terjadi penurunan ph kembali setiap pertengahan waktu operasi. Secara teoritis, pada umumnya nilai ph yang dihasilkan setelah proses cenderung meningkat pada awal proses. Hal ini dikarenakan pada proses ini terbentuk ion ion OH - yang berasal dari reduksi air dari senyawa H 2 O. Penurunan ph ini disebabkan karena aluminium merupakan logam yang bersifat amfoter, dimana dapat menyebabkan larutan bersifat asam maupun basa. Selain itu penurunan ph ini disebabkan karena adanya proses pembentukan Al(OH) 3 yang akan melepaskan H + sehingga mempengaruhi perubahan ph pada larutan Peningkatan variasi konsentrasi NaCl memiliki pengaruh pada peningkatan karakteristik ph pada air hasil olahan. Semakin tinggi konsentrasi NaCl pada air baku, semakin tinggi perubahan nilai ph yang terjadi karena konsentrasi Na (Sodium) ikut meningkat dan menghasilkan senyawa NaOH dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan konsentrasi klorida ppm dan ppm. 3.4 Analisa Kekeruhan Kekeruhan pada metode desalinasi elektrogravitasi ini menunjukkan kandungan partikel yang tersuspensi di dalam sampel air. Peningkatan kandungan partikel tersuspensi yang terjadi akibat reaksi kimia, akan memberikan pengaruh pada peningkatan tingkat kekeruhan air tersebut. Pada reaksi ini akan menghasilkan ion Al 3+. Ion tersebut akan berikatan dengan ion OH - yang menyebabkan terbentuknya senyawa Al(OH) 3. Al(OH) 3 merupakan koagulan yang biasanya digunakan untuk menurunkan kekeruhan air yang mengandung koloid (sumber). Kekeruhan berasal dari Al(OH) 3 yang merupakan produk hasil reaksi antara elektroda aluminium dan tembaga pada reaktor desalinasi elektrogravitasi yang tidak terendap dengan sempurna sehingga akan ikut terbawa menuju outlet. Pembentukan Al(OH) 3 secara kimia dituliskan sebagai berikut : Al Al e - Al 3+ + H 2 O AlOH +2 + H + AlOH +2 + H 2 O Al(OH) +2 + H + Al(OH) +2 + H 2 O Al(OH) 3 + H + Senyawa Al(OH) 3 ini merupakan presipitat berwarna putih bila tidak terflokulasi dengan senyawa Al(OH) 3 lainnya. Berdasarkan grafik kelarutan dapat dilihat bahwa Al(OH) 3 baru dapat diendapkan dengan sempurna pada ph diatas 7 hingga ph lebih kecil dari 13.

11 Senyawa Al(OH)3 yang dihasilkan oleh reaksi oleh Al 3+ akan saling bergabung satu sama lain dan secara perlahan akan mengalami pengendapan setelah didiamkan selama 15 menit. Analogi ini sesuai jika diterapkan pada reaktor desalinasi elektrogravitasi karena pengamatan secara langsung pada reaktor tidak bisa dilakukan. Senyawa Al(OH) 3 yang dihasilkan oleh reaksi tersebut akan terakumulasi di dalam ruang proses reaktor, kemudian akan saling bergabung dan terflokulasi sehingga densitas dan berat jenisnya membesar dan secara perlahan mengalami pengendapan akibat adanya gaya gravitasi hingga mencapai ruang di bawah elektroda dimana tidak ada lagi medan elektrostatis dan akan tertampung pada ruang lumpur. Namun karena adanya aliran yang melewati reaktor akan dimungkinkan Al(OH) 3 tidak mengendap sempurna dan akan ikut terbawa menuju outlet. 5 Kekeruhan (NTU) td 6 jam td 12 jam td 24 jam 0 Gambar 8 Grafik Perubahan Kekeruhan Pada Variasi Konsentrasi Klorida ppm 5 Kekeruhan (NTU) Td 6 jam Td 12 jam Td 24 jam 0 Gambar 9 Grafik Perubahan Kekeruhan Pada Variasi Konsentrasi ppm

12 Kekeruhan (NTU) Waktu Pengambilan Sampel (jam) Td 6 jam Td 12 jam Td 24 jam Gambar 10 Grafik Perubahan Kekeruhan Pada Konsentrasi ppm Dari ketiga variasi konsentrasi dapat dilihat bahwa diantara ketiga variasi tersebut konsentrasi klorida ppm yang menghasilkan kekeruhan yang paling tinggi. Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi klorida maka proses oksidasi Al menjadi Al 3+ semakin meningkat sehingga Al(OH) 3 menjadi lebih banyak pada larutan. Peningkatan kekeruhan tertinggi umumnya terjadi pada waktu kontak 6 jam. Hal ini dikarenakan debit pengaliran yang lebih cepat dibandingkan waktu kontak 12 jam dan 24 jam. Sehingga proses pengendapan flok belum berjalan sempurna dan suspensi Al(OH) 3 terbawa menuju saluran outlet. Peningkatan kekeruhan juga terjadi seiring dengan bertambahnya waktu pengambilan sampel. Hal ini dikarenakan oksidasi Al menjadi Al 3+ terus terjadi hingga waktu operasi berakhir. 3.5 Analisa Terhadap Alumunium yang terlarut Dalam prosesnya, percobaan ini akan menghasilkan produk aluminium yang akan ikut terlarut di dalam larutan garam. Analisa aluminium yang terbawa pada saluran outlet pada pembahasan kali ini hanya dikhususkan untuk konsentrasi yang menghasilkan penurunan klorida tertinggi. Hasil outlet yang akan diperiksa pada percobaan ini dilakukan pada konsentrasi ppm waktu kontak 24 jam dengan waktu operasi 36 jam. Dari data yang diperoleh dari hasil analisis ICP menunjukkan bahwa alumunium terlarut yang berada pada air hasil proses sebesar 0,1525 mg/l. Masih adanya sisa alum yang terlarut ini terjadi karena adanya flok Al(OH) 3 yang ikut terbawa menuju outlet. Ditinjau dari persyaratan PERMENKES No 492 tahun 2010 tentang syarat air minum. Kadar ini masih diijjinkan untuk dikonsumsi karena masih berada di bawah rentang batas minimal yang diperbolehkan yaitu 0,2 mg/l.

13 3.6 Percobaan Sistem Kontinyu dengan Air Payau Telah diperoleh hasil kapasitas penurunan klorida yang paling optimum pada percobaan dengan menggunakan larutan artificial dari garam. Persentase penurunan klorida yang tertinggi terjadi pada waktu kontak 24 jam pada konsentrasi klorida ppm. Persentase penurunan klorida optimum ini akan digunakan untuk diuji cobakan kembali pada air payau. Grafik hubungan efisiensi penurunan klorida dengan waktu pengambilan sampel pada air payau akan ditampilkan pada Gambar 11. Efisiensi Penurunan Klorida (%) Air Payau Gambar 11 Grafik Efisiensi Penurunan Klorida Pada Air Payau Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa penurunan klorida terjadi konstan terjadi hingga akhir operasi. Efisiensi penurunan klorida tertinggi terjadi pada waktu pengambilan sampel 36 jam dengan efisiensi removal klorida sebesar 28,26 %. Penurunan tertinggi mencapai hasil akhir sebesar 825 mg/l. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil yang terjadi pada percobaan dengan menggunakan sistem air payau. Sehingga hal ini cukup membuktikan metode ini dapat digunakan untuk menurunkan klorida pada air payau walaupun removal yang dihasilkan belum optimal. Penurunan pada sampel air payau ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Klorida akan mengalami perubahan fase menjadi gas Cl 2. Kemungkinan yang lain adalah klorida juga dapat mengendap karena akan berikatan dengan ion positif yang berada pada air payau dan membentuk senyawa yang akan terendapkan pada dasar reaktor. Mengenai perubahan pada ph yang terjadi pada air payau dapat dilihat pada Gambar 12.

14 ph 9 8,5 8 7,5 7 Air Payau Gambar 12Grafik Perubahan ph Pada Air Payau Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu operasi maka ph yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan adanya persamaan yang akan menghasilkan senyawa OH - yang menyebabkan larutan menjadi basa. Mengenai perubahan kekeruhan dapat dilihat pada gambar Kekeruhan (NTU) Waktu Operasi (Jam) Air Payau Gambar 13 Grafik Perubahan Kekeruhan Pada Air Payau Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa penurunan yang signifikan terjadi pada perubahan kekeruhan yang terjadi pada operasi 24 jam. Penurunan kekeruhan yang terjadi mencapai 58,67%. Kejadian ini berbeda dengan kejadian yang terjadi pada air garam. Kekeruhan pada air payau dapat diturunkan dengan menggunakan metode desalinasi elektrogravitasi. Penurunan kekeruhan disebabkan oleh pembentukan endapan Al(OH) 3 bermuatan positif yang bereaksi dengan koloid bermuatan negatif yang ada didalam suspensi. Dalam rentang 7,0 < ph < 8,0, endapan Al(OH) 3 bermuatan positif akan cenderung bereaksi dengan koloid bermuatan negatif di dalam larutan yang akan mengendap di dasar reaktor((alaerts, 1984). Berbeda halnya dengan air garam yang tidak memiliki partikel koloid. Sehingga fenomena yang terjadi bukan penurunan kekeruhan melainkan perubahan kekeruhan yang semakin tinggi karena terbentuknya suspensi Al(OH) 3.

15 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan dari penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin rendah konsentrasi klorida dan semakin lama waktu kontak serta waktu operasi, maka efisiensi removal yang didapatkan juga semakin besar. 2. Semakin besar konsentrasi klorida maka ph dan kekeruhan yang terjadi juga semakin besar. 3. Nilai efisiensi penurunan klorida terbesar pada masing-masing konsentrasi klorida sebagai berikut: Pada konsentrasi klorida ppm kapasitas efisiensi removal klorida terbesar adalah waktu kontak 24 jam pada waktu operasi 30 jam sebesar 26,2 %. Pada konsentrasi klorida ppm kapasitas efisiensi removal klorida terbesar adalah waktu kontak 24 jam pada waktu operasi 36 jam sebesar 15,7 %. Pada konsentrasi klorida ppm kapasitas efisiensi removal klorida terbesar adalah waktu kontak 12 jam pada waktu operasi 30 jam sebesar 11,4 %. 4. Penurunan konsentrasi klorida optimum dengan air payau pada metode desalinasi elektrogravitasi ini hanya mencapai 28,26 % dengan hasil akhir berkisar 825 ppm. Hasil ini belum layak digunakan sebagai sumber air minum sesuai dengan persyaratan PERMENKES No 492 tahun 2010 yang mensyaratkan klorida minimal untuk air minum sebesar 250 mg/l. 4.2 Saran 1. Perlu dilakukan analisa terhadap penangkapan gas yang dimungkinkan terjadi di anoda dan di katoda. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap perubahan yang terjadi pada alumunium dan pada endapan yang dihasilkan. 3. Perlu dilakukan pembuntuan pada pipa almuminium agar air tidak dapat melewati lubang tengah pipa sehingga reaksi yang terjadi pada larutan garam menjadi lebih efisien. 4. Dilakukan rangkaian secara seri pada pipa tembaga dan pipa aluminium untuk memperbesar kuat arus, sehingga penurunan klorida yang terjadi lebih tinggi.

16 DAFTAR KEPUSTAKAAN Achmad, H Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Alaerts, G., dan Sumestri, S Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional. Aul, A.H Electrogravitational Desalination of Saline Water. U.S. Patent #3,474,014 (Cl ). Benedetty, A.V., Sumodjo, P.T.A., Nobe, K.,Cabot, P.L., dan Prouds, W Electrochemical Studies Of Cooper, Copper-Aluminium and Copper-Aluminium-Silver Alloys : Impedance Result in 0,5 M NaCl. Electrochimica Acts. Hal Putra, D.G.B.P Penentuan Waktu Detensi Optimum Dalam Proses Penyisihan Klorida Pada Reaktor Kontinyu Electro Gravitational Desalination. Bandung : Institut Teknologi Bandung. Takeuchi, Y Sel Volta <URL : try.org/materi_kimia/kimia_dasar/oksidasi_dan_reduksi1/sel-galvani-elektrik/.htm>. Diakses tanggal 19 feb

PENENTUAN WAKTU DETENSI OPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION

PENENTUAN WAKTU DETENSI OPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION Jurnal Teknik Lingkungan Volume 16 Nomor 1, April 2010 (hal. 62-71) JURNAL TEKNIK LINGKUNGAN PENENTUAN WAKTU DETENSI OPTIMUM DALAM PROSES PENYISIHAN KLORIDA PADA REAKTOR KONTINU ELECTRO GRAVITATIONAL DESALINATION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

UJI KEMAMPUAN PIPA PERFORATED ALUMINIUM DAN PIPA TEMBAGA PADA REAKTOR DESALINASI ELEKTROGRAVITASI UNTUK MENURUNKAN KLORIDA

UJI KEMAMPUAN PIPA PERFORATED ALUMINIUM DAN PIPA TEMBAGA PADA REAKTOR DESALINASI ELEKTROGRAVITASI UNTUK MENURUNKAN KLORIDA UJI KEMAMPUAN PIPA PERFORATED ALUMINIUM DAN PIPA TEMBAGA PADA REAKTOR DESALINASI ELEKTROGRAVITASI UNTUK MENURUNKAN KLORIDA THE ABILITY OF PERFORATED ALUMINUM PIPE AND COPPER PIPE ON THE ELECTROGRAVITATIONAL

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1 Juni 10 ISSN : 1979-5858 EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Hery Setyobudiarso (Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010 SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU Oleh : Andri Lukismanto (3306 100 063) Dosen Pembimbing : Abdu Fadli Assomadi S.Si MT Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan energi yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang cukup penting di setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini tidak tidak terlepas

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT Ratni Dewi *) ABSTRAK Limbah perkebunan khususnya limbah cair PKS umumnya mengandung dengan

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU

APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU APLIKASI ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN PASANGAN ELEKTRODA ALUMINIUM UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU APLICATION OF ELECTROCOAGULATION USING ALUMINIUM ELECTRODE PAIRS FOR WATER TREATMENT WITH

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI KHROMIUM DAN TEMBAGA DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING ARTIFICIAL DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Dewi Masita, Ganjar Samudro dan Dwi Siwi Handayani Program Studi Teknik

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI Andik Yulianto, Luqman Hakim, Indah Purwaningsih, Vidya Ayu Pravitasari

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI 85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI ABSTRAK Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No. 02, Juli Tahun 2016 Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Aulia Nur Veiny 3308 100 047 Dosen pembimbing: A l i a D a m a y a n t i, S T., M T, P h D POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH LAUNDRY RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GAS HIDROGEN HIDROGEN OKSIDA (HHO) SEBAGAI BAHAN

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap

Lebih terperinci

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi Dosen pengampu: Drs. Drs. Ranto.H.S., MT. Disusun oleh : Deny Prabowo K2513016 PROGRAM

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 SIDANG HASIL TUGAS AKHIR AplikasiPasangan PasanganElektrodaAl Al untukpengolahan PengolahanAir Bersihdengan SistemKontinyu Oleh: Karina Rindang Trapsilasiwi 3306.100.030 Dosen Pembimbing : Abdu Fadli Assomadi,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT

PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT PENGOLAHAN AIR KOLAM RENANG MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI DENGAN ELEKTRODA ALUMUNIUM GRAFIT SWIMMING POOL WATER TREATMENT USING ELECTROCOAGULATION METHOD WITH ALUMINIUM GRAPHITE ELECTRODE Risanto

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI Tanggal : 06 April 2014 Oleh : Kelompok 3 Kloter 1 1. Mirrah Aghnia N. (1113016200055) 2. Fitria Kusuma Wardani (1113016200060) 3. Intan Muthiah Afifah (1113016200061)

Lebih terperinci

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA ALUMINIUM Studi Kasus: Limbah Cair Gedung Syarif Thajeb (M), Universitas Trisakti Bambang Iswanto,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT STANDAR KOMPETENSI 3 : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. KOMPETENSI DASAR 3.1 : Menyelidiki daya hantar listrik berbagai

Lebih terperinci

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 39-46 PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl A DECREASE IN THE INTENSITY OF DYE RED REMAZOL RB 133 IN

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN AIR GARAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Muh. Ali Usman 1, Muhammad Hasbi 2, Budiman Sudia 3

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN AIR GARAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Muh. Ali Usman 1, Muhammad Hasbi 2, Budiman Sudia 3 STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN AIR GARAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Muh. Ali Usman 1, Muhammad Hasbi 2, Budiman Sudia 3 ¹Mahasiwa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo ³Dosen

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

MODEL PENGARUH INHIBITOR TERHADAP LAJU KOROSI

MODEL PENGARUH INHIBITOR TERHADAP LAJU KOROSI MODEL PENGARUH INHIBITOR TERHADAP LAJU KOROSI Tugas Akhir Diajukan sebagai syarat mengikuti sidang Sarjana Matematika Program Studi Matematika Institut Teknologi Bandung disusun oleh: Adwitha Yusuf 10103020

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Dan Pembahasan Bab IV Hasil Dan Pembahasan IV.1 Analisa Kualitas Air Gambut Hasil analisa kualitas air gambut yang berasal dari Riau dapat dilihat pada Tabel IV.1. Hasil ini lalu dibandingkan dengan hasil analisa air

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH *, ENDRO KISMOLO **, PRAYITNO ** *Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta ** Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001):

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001): Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Elektrokimia Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi listrik dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang mengubah reaksi

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN Dari Asam Buah Menjadi Listrik Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kajian mengenai korosi dan inhibisi korosi pada logam Cu-37Zn dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 dan NaCl (komposisi larutan uji, tiruan larutan uji di lapangan) melalui penentuan laju

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Korosi Korosi berasal dari bahasa Latin corrous yang berarti menggerogoti. Korosi didefinisikan sebagai berkurangnya kualitas suatu material (biasanya berupa logam

Lebih terperinci

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2 Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Pengukuran laju korosi logam tembaga dilakukan dengan menggunakan tiga metode pengukuran dalam larutan aqua regia pada ph yaitu 1,79; 2,89; 4,72 dan 6,80. Pengukuran pada berbagai

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto Program Studi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Jalan Pakuan PO BOX 452,

Lebih terperinci

TITRASI POTENSIOMETRI

TITRASI POTENSIOMETRI TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) Budi Utomo 1, Musyawaroh 2, Hunik Sri Runing Sawitri 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan (swelling) tanah lempung tanpa elektrokinetik Hasil pengujian pengembangan tanah lempung tanpa elektrokinetik dapat dilihat pada Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Ratni Dewi *, Syafruddin, M. Yunus dan Suryani Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe, PO Box 90 Lhokseumawe * Email : raihan_annisa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Umum Pada bab ini akan dijabarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hasil penelitian yang akan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : a. Karakteristik air limbah

Lebih terperinci

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3].

laut tersebut dan dapat di gunakan sebagai energi alternatif [3]. STUDI PERFORMANCE BATERE AIR LAUT YANG MENGGUNAKAN ELEKTRODA KARBON AKTIF UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK Warih Budisantoso Program Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : wareh_pl@yahoo.com

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH RENNY AIDATUL AZFAH Dosen Pembimbing: Ir. EDDY S. SOEDJONO, Dipl.SE, M,Sc, Ph.D 1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter. ph I. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah mengetahui tingkat keasaman (nilai ph) suatu sampel air,konsetrasi H + yang terkandung dalam sampel air dengan menggunakan elektroda gelas yang melakukan pengukuran

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL RACE-Vol.4, No.1, Maret 21 ISSN 1978-1979 PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL Oleh Agustinus Ngatin Yunus Tonapa Sarungu Mukhtar Gozali

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit 8 s n i1 n 1 x x i 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit s RSD (%) 100% x Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit Pengujian Alkaloid Satu gram contoh dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI

PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI PENURUNAN MINYAK DAN TSS PADA AIR LIMBAH BALAI YASA DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROKOAGULASI Hanandar Salam, Yuli Pratiwi, Sri Sunarsih Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Sains Terapan Institut Sains & Teknologi

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KOPI DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI SECARA BATCH Sariadi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh - Medan Km. 28, P.O. Box 9 Buketrata Lhokseumawe 2431 E-mail:

Lebih terperinci