BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Persebaran Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kabupaten atau kota sejumlah 35 kabupaten dan kota (BPS, 2013). Besarnya wilayah ini mempengaruh persebaran penduduk miskin yang ada di Jawa Tengah dari sudut pandang kewilayahan. Gambar 5. Peta Persebaran Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Berdasarkan data kemiskinan tahun 2013 tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota dapat dikategorisasikan menjadi 3 kategori (BPS:2013) : 1. Kategori pertama adalah Kabupaten/kota yang tingkat kemiskinannya di bawah angka Nasional (11,47 %) dan Provinsi Jawa Tengah (14,44%) yang ditandai dengan warna hijau pada peta (gambar 5) yaitu Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Semarang, Kabupaten Tegal, Kota Magelang, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal. 46

2 47 2. Kategori kedua adalah Kabupaten/kota yang tingkat kemiskinannya di bawah angka Nasional (11,47 %) dan di atas Provinsi Jawa Tengah (14,44%) yang ditandai dengan warna kuning pada peta (gambar 5) yaitu Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Magelang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Pati, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Batang, Kota Surakarta. 3. Kategori kedua adalah Kabupaten/kota yang tingkat kemiskinannya di atas angka Nasional (11,47 %) dan Provinsi Jawa Tengah (14,44%) yang ditandai dengan warna kuning pada peta (gambar 5) yaitu Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Rembang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Sragen, Kabupaten Demak, Kabupaten Klaten, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora. Gambar 6. Grafik Batang Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

3 48 Penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah tersebar di 29 Kabupaten dan 6 kota. Penyebaran itu tidak merata dalam arti ada kabupaten yang persentase penduduk miskinnya tinggi dan ada yang persentase penduduknya rendah. Untuk tahun 2013, wilayah dengan persentase penduduk miskin paling tinggi adalah Kabupaten Wonosobo sebesar 22,08 persen, Sedangkan wilayah yang paling rendah persentase penduduk miskinnya adalah Kota Semarang yaitu sebesar 5,25 persen. Selengkapnya, persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah, berbasis Kabupaten dan Kota, dapat dilihat pada gambar grafik batang di atas Analisis Regresi Berganda Uji Multikolinearitas Ada beberapa cara untuk mendeteksi multikolinieritas dalam model regresi linier salah satunya melalui nilai VIF (Variance Inflation Factor). VIF adalah elemen-elemen diagonal utama dari invers matriks korelasi. VIF digunakan sebagai kriteria untuk mendeteksi multikolinieritas pada regresi linier berganda yang melibatkan lebih dari dua variabel bebas. Nilai VIF lebih besar dari 10 mengindikasikan adanya masalah multikolinieritas yang serius. Nilai VIF ditampilkan pada tabel 1. Tabel 5. Nilai VIF Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 sektor_pertanian jumlah_penduduk TPT a. Dependent Variable: persentase_miskin Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel 1, dihasilkan nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam model regresi

4 Pengujian Serentak Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).Selain itu uji ini juga dilakukan untuk mengetahui model yang digunakan sesuai atau tidak sesuai.nilai statistik yang digunakan yakni nilai statistic Fhitung. Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau nilai p-value < α, maka hipotesis awal akan ditolak sehingga model dikatakan sesuai atau secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Tabel 6. Uji Serentak ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), TPT, jumlah_penduduk, sektor_pertanian b. Dependent Variable: persentase_miskin Uji Hipotesis i. Hipotesis yang digunakan yakni : H0 : β1 = β2 = β3 = 0 H1 : Minimal terdapat satu βi 0 ;i = 1,2,3. ii. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α = 0.1 iii. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak H0 iv. Statistika Uji Statistik uji simultan yang telah dianalisis terdapat pada tabel 6 dilihat pada kolom sig sebesar 0,016. v. Keputusan Nilai p-value < α, yaitu 0,016 < 0,1 maka Tolak H0.

5 50 vi. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan tolak H0 maka diambil keputusan bahwa nilai prediksi atau model menggambarkan kondisi kemiskinan sesungguhnya Pengujian Parsial Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Nilai statistik yang digunakan yakni nilai statistik thitung. Jika nilai mutlak thitung lebih besar dari nilai ttabel atau nilai p-value < α, maka hipotesis awal akan ditolak sehingga variabel bebas ke-i signifikan berpengaruh terhadap varaiabel terikat. Hipotesis yang digunakan yakni : Uji Hipotesis i. Hipotesis yang digunakan : H0 : βi = 0 i = 1,2,3 artinya secara individual variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. H: βi 0; = 1,2,3 artinya secara individual variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. ii. Tingkat Signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α = 0.1 iii. Daerah Kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak H0 iv. Statistik Uji Statistik uji parsial yang telah dianalisis terdapat pada tabel 7. Tabel 7. Uji Parsial Variabel Koefisien P-value Keputusan Intersep Signifikan Tingkat Pengangguran Terbuka Tidak Signifikan Penduduk bekerja disektor pertanian Signifikan Jumlah Penduduk Tidak Signifikan R

6 51 v. Kesimpulan Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa variabel yang signifikan berpengaruh terhadap kemiskinan yaitu variabel penduduk bekerja disektor pertanian. Nilai R 2 sebesar 0,28 pada tabel 7, menunjukan bahwa variabel penduduk bekerja di sektor pertanian hanya mampu menjelaskan kasus kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah sebesar 28%, dan 72% sisanya dijelaskan oleh variabel lain Uji Asumsi Residual Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat sebaran atau variansi titik-titik dari nilai residual. Model regresi yang baik juga salah satunya ialah nilai residual yang muncul dalam fungsi regresi populasi mempunyai varians yang sama atau homoskedastik. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan pengujian Glejser, hipotesis adalah sebagai berikut: Uji Hipotesis i. Hipotesis yang digunakan yakni : H0 : Tidak terjadi masalah heteroskedastisitas H1 : Terjadi masalah heteoskedastisitas ii. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α = 0.1 iii. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak H0 iv. Statistika Uji Statistik uji Glejser yang telah dianalisis terdapat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji Glejser Variabel P-value α Keputusan Tingkat Pengangguran Terbuka 1, Gagal Tolak Penduduk bekerja disektor 0.1 1,000 Gagal Tolak pertanian Jumlah Penduduk 1, Gagal Tolak

7 52 v. Keputusan Pada tabel 8 menunjukan bahwa nilai p-value dari ke dua variabel bebas menunjukan Gagal Tolak H0. vi. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan semua variabel gagal menolak H0. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada penelitian ini tidak adanya sifat heteroskedastisitas Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Model dikatakan baik jika tidak terdapat masalah autokorelasi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Hipotesis yang digunakan yakni : H0: tidak ada korelasi positif atau negatif H1: ada korelasi positif atau negatif Pengambilan keputusan: d < dl : tolak H0 ; d > 4-dL : tolak H0 dan du < d < 4-du : terima H0 dl d du atau 4-du d 4-dL : tidak dapat disimpulkan. dengan : d = nilai Durbin Watson ; dl = batas bawah ; du = batas atas. Hasil pengujian ditampilkan pada tabel 5 berikut : Tabel 9. Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), TPT, jumlah_penduduk, sektor_pertanian b. Dependent Variable: persentase_miskin

8 53 Berdasarkan Tabel 9 pada output durbin watson dapat diketahui bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif antara residual satu dengan lainnya. Hal tersebut diketahui melalui nilai =1,719 yang bernilai lebih besar dari du=1,726 dan lebih kecil dari 4- du=2,274. Keputusan yang dihasilkan adalah gagal tolak H0. Artinya asumsi residual independen terpenuhi Uji Normalitas Uji normalitas ini berguna untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Suatu model regresi yang baik ialah ketika data berdistribusi normal. Pengujian normalitas kali ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Hipotesis untuk pengujian ini yaitu : H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal. Keputusan untuk menolak hipotesis awal jika nilai p-value lebih besar daripada alpha 10%. Hasil pengujian ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 10. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Unstandardized Residual a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa residual telah memenuhi asumsi kenormalan hal ini ditunjukkan melalui nilai p-value yang bernilai lebih besar dari alpha 10% Model Regresi Linier Berganda Model sementara yang terbentuk dari regresi berganda untuk kasus kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah yakni :

9 54 Dari model yang telah terbentuk, dapat diketahui bahwa: - Saat penduduk bekerja di sektor pertanian naik sebesar satu persen maka persentase penduduk miskin akan naik sebesar 0,113, saat variabel yang lain dianggap konstan. Pada persamaan regresi linier ini hanya variabel penduduk bekerja disektor pertanian yang signifikan mempengaruhi kasus kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. Tahapan selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menentukan hubungan ketetanggaan antar kabupaten di Provinsi Jawa Tengah menggunakan metode Queen Contiguity (persinggungan sisi sudut). 5.3 Kriteria Ketetanggaan Salah satu komponen yang harus diperhitungkan dalam melakukan analisis spasial adalah melihat keterkaitan antar kabupaten/kota. Hal tersebut dilihat melalui matriks pembobot spasial. Perhitungan tersebut dilakukan menggunakan bantuan peta lokasi yaitu untuk menentukan hubungan ketetanggaan antara kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kriteria ketetanggaan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan persinggungan berbatasan dengan kriteria yang digunakan yaitu queen continguity dengan matriks pembobot spasial yang telah distandarisasi. Matriks penimbang spasial juga disusun berdasarkan hubungan ketetanggaan yang telah dirinci dalam tabel 11 berikut : Tabel 11. Hubungan Ketetanggaan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Kabupaten/Kota Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kebumen, Banyumas, Brebes Tetangga Tegal, Cilacap, Brebes, Kebumen, Purbalingga, Pemalang Banjarnegara, Pekalongan, Pemalang, Banyumas Wonosobo, Purbalingga, Kebumen, Batang, Banyumas Purworejo, Wonosobo, Banjarnegara, Cilacap, Banyumas Wonosobo, Magelang, Kebumen Magelang, Purworejo, Temanggung, Banjarnegara, Kendal, Batang, Kebumen

10 55 Tabel 12. Lanjutan Hubungan Ketetanggaan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Kabupaten/Kota Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tetangga Wonosobo, Temanggung, Semarang, Boyolali, Klaten, Kota Magelang Sukoharjo, Sragen, Semarang, Magelang, Kota Surakarta, Klaten, Karanganyar, Grobogan Sukoharjo, Magelang, Boyolali Karanganyar, Boyolali, Klaten, Kota Surakarta, Wonogiri Sukoharjo, Karanganyar Sukoharjo, Sragen, Kota Surakarta,Boyolali, Magelang Karanganyar,Boyolali,Grobogan Sragen, Semarang, Pati, Kudus, Blora, Demak, Boyolali Rembang, Pati, Grobogan Blora, Pati Rembang, Blora, Grobogan, Kudus, Jepara Pati, Demak, Grobogan, Jepara Kudus, Pati,Demak Semarang, Kudus, Kota Semarang, Jepara, Grobogan Temanggung, Boyolali, Grobogan, Kota Salatiga, Magelang, Demak, Kendal, Kota Semarang Wonosobo, Magelang, Semarang, Kendal Wonosobo, Temaggung, Semarang, Kota Semarang, Batang Wonosobo, Pekalongan, Kota Pekalongan, Kendal, Cilacap Purbalingga, Pemalang, Batang, Banjarnegara, Kota_Pekalongan Tegal, Purbalingga, Pekalongan, Banyumas Pemalang, Banyumas, Brebes, Kota_Tegal Tegal, Kota_Tegal, Cilacap, Banyumas Magelang Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali Semarang Semarang, Demak, Kendal Pekalongan, Batang Tegal, Brebes

11 56 Hubungan kriteria ketetanggan ini didapat matriks kriteria ketetanggan dengan metode Queen Contiguity (persinggungan sisi sudut) yang dapat dilihat pada pada gambar Matriks Pembobot Spasial Langkah selanjutnya adalah membuat matriks pembobot spasial dan matriks standarisasi pembobot spasial, namun sebelumnya terlebih dahulu melakukan inisialisasi untuk setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 13. Inisialisasi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Inisialisasi Kabupaten Inisialisasi Kab. Cilacap 1 Kab. Kudus 19 Kab. Banyumas 2 Kab. Jepara 20 Kab. Purbalingga 3 Kab. Demak 21 Kab. Banjarnegara 4 Kab. Semarang 22 Kab. Kebumen 5 Kab. Temanggung 23 Kab. Purworejo 6 Kab. Kendal 24 Kab. Wonosobo 7 Kab. Batang 25 Kab. Magelang 8 Kab. Pekalongan 26 Kab. Boyolali 9 Kab. Pemalang 27 Kab. Klaten 10 Kab. Tegal 28 Kab. Sukoharjo 11 Kab. Brebes 29 Kab. Wonogiri 12 Kota Magelang 30 Kab. Karanganyar 13 Kota Surakarta 31 Kab. Sragen 14 Kota Salatiga 32 Kab. Grobogan 15 Kota Semarang 33 Kab. Blora 16 Kota Pekalongan 34 Kab. Rembang 17 Kota Tegal 35 Kab. Pati 18

12 57 Gambar 7. Matriks Pembobot Spasial Gambar 3 merupakan matriks pembobot spasial penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah, matriks ini bertujuan untuk memberikan nilai untuk kabupaten/kota yang bertetangga di Provinsi Jawa Tengah. Nilai 1 diberikan untuk daerah bersinggungan (bertetangga) dengan daerah lain, sedangkan untuk nilai 0 diberikan untuk daerah yang tidak bersinggungan (bertetangga). Pembobot keterkaitan antar wilayah merupakan besaran yang menunjukkan persentase tingkat keterkaitan. Asumsi yang digunakan adalah bahwa setiap wilayah tetangga memberikan kontribusi keterkaitan yang sama bagi satu wilayah. Jika total tingkat keterkaitan dengan wilayah tetangga adalah 100 persen maka pembobot keterkaitan dengan satu wilayah tetangga merupakan rata-ratanya. Matriks pembobot spasial merupakan matriks simetris dan diagonal utama selalu bernilai nol. Susunan matriks yang distandardisasi yaitu jumlah baris sama dengan satu. Pada gambar 4 merupakan matriks yang telah mengalami standarisasi.

13 58 Gambar 8. Matrik Pembobot Terstandarisasi 5.5 Indeks Moran s Moran s I merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menghitung depedensi spasial yaitu untuk menentukan autokorelasi spasial antar lokasi pengamatan. Nilai Indeks Moran s I berkisar antara -1 < I < 1, apabila nilai indeks moran s maka terjadi autokorelasi spasial positif, maka terjadi autokorelasi negatif. Berikut hasil perhitungan nilai Moran s I variabel persentase penduduk miskin dengan bantuan Software Microsoft Excel.

14 59 Tabel 14. Perhitungan Nilai Moran s I Variabel Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Y (Yi- 2 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta

15 60 Tabel 15. Lanjutan Perhitungan Nilai Moran s I Variabel Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Y (Yi- 2 Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Dengan : N = 35 X = 13,858 Contoh perhitungan untuk kabupaten Cilacap =( )+( )+ ( )= = 347,46 = 826 = Nilai Moran s I Variabel Persentase Penduduk Miskin : Secara lengkap hasil Moran s I dikerjakan dengan menggunakan software Geoda dengan hasil sebagai berikut : 1. Nilai Moran s I Variabel Persentase Penduduk Miskin : 0,420903

16 61 2. Nilai Moran s I Variabel Tingkat Pengangguran Terbuka : 0, Nilai Moran s I Variabel Peduduk Bekerja di sektor pertanian : 0, Nilai Moran s I Variabel Jumlah Penduduk : 0, Berdasarkan nilai Moran s I dan pada masing-masing variabel terlihat bahwa semua nilai Moran s I bernilai lebih besar dari yang artinya semua variabel dependen maupun independen memiliki autokorelasi positif. 5.6 Uji Lagrange Multiplier (LM) Menentukan model spasial dilakukan dengan uji LM (Lagrange Multiplier). Lagrange Multiplier digunakan untuk mendeteksi depedensi spasial lag, atau dependensi error atau keduanya lag dan error. Nilai LM dapat diperoleh menggunakan persamaan 3.19 dan Berikut ini hasil pengujian LM menggunakan software Geoda. Gambar 9. Analisis Dependensi Spasial Uji Moran s I Dari gambar 5 akan dilakukan uji Moran s I bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada dependen spasial atau tidak. Untuk Uji hipotesisnya: i. Uji Hipotesis H0 : H1 : (Tidak ada dependensi spasial) (Ada dependensi spasial) ii. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α= 0.1 iii. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak H0

17 62 iv. Statistika Uji Nilai probabilitas Moran s I untuk kemiskinan sebesar 0, v. Keputusan Pada gambar 9 menunjukan bahwa nilai p-value menunjukan Tolak H0 vi. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan bahwa ada dependensi spasial dalam error suatu model regresi Uji Lagrange Multiplier-Lag Uji Lagrange Multiplier Lag bertujuan untuk identifikasi adanya keterkaitan antar wilayah dengan menggunakan metode Spasial Autoregressive. Uji hipotesisnya seperti berikut: i. Uji Hipotesis H0 : Tidak ada dependensi spasial-lag H1 : Ada dependensi spasial-lag ii. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α= 0.1 iii. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak H0 iv. Statistika Uji Nilai LM-lag untuk kemiskinan sebesar 0,02249 v. Keputusan Pada gambar 9 menunjukan bahwa nilai p-value menunjukan Tolak H0 vi. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan bahwa ada dependensi spasial-lag dalam model regresi Uji Lagrange Multiplier-Lag error Uji Lagrange Multiplier error bertujuan untuk identifikasi adanya keterkaitan antar wilayah berdasarkan errornya, dari uji LM-error berkelanjutan metode untuk

18 63 analisis spasial menggunakan Spasial Error Model (Spasial EM). Uji hipotesisnya seperti berikut: i. Uji Hipotesis H0 : Tidak ada dependensi spasial error H1 : Ada dependensi spasial error ii. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α= 0.1 iii. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak H0 iv. Statistika Uji Nilai LM-lag error untuk kemiskinan sebesar 0,01379 v. Keputusan Pada gambar 9 menunjukan bahwa nilai p-value menunjukan Tolak H0. vi. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan bahwa ada dependensi spasial-lag error dalam model regresi. Pengujian Lagrange Multiplier menunjukan bahwa adanya dependensi spasiallag pada persentase penduduk miskin sehingga perlu dilanjutkan ke pembuatan model Spatial Autoreggressive Model (SAR), dan pada uji Lagrange Multiple error menghasilkan keputusan adanya spasial error, sehingga analisis selanjutnya menggunakan analisis Spatial Error Model (Spasial EM). Pada penelitian ini menunjukan kedua dependensi spasial-lag dan spasial-error signifikan, sehingga metode yang digunakan analisis Spasial Autoregressive (SAR) dan Spasial Error Model (Spasial EM). 5.7 Spasial Autoregressive Model (SAR) Spatial Autoregressive Model atau Spasial Lag Model adalah model spasial pendekatan area dengan memperhitungkan pengaruh spasial lag pada variabel dependen saja.

19 64 Gambar 10. Output Spasial Lag Pada gambar 10 menunjukan bahwa TPT (X1), penduduk bekerja disektor pertanian (X2), berpengaruh nyata terhadap persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas variabel X1 dan X2 yang kurang dari 0, Uji Efek Spasial a. Dependensi Spasial Pada diagnostik cek ini untuk pengujian dependensi spasial dengan menggunakan Likelihood Rastio Test, berikut ini uji hipotesisnya: i. Uji Hipotesis H0 : Tidak ada korelasi spasial H1 : Ada korelasi spasial ii. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α= 0.1. iii. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak iv. Statistika Uji Nilai p-value menunjukan 0,02264

20 65 v. Keputusan Pada gambar 10 menunjukan bahwa nilai p-value menunjukan Tolak. vi. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan bahwa ada korelasi spasial antar wilayah. b. Heterogenitas Spasial Uji heterogenitas ini menggunakan uji Breusch-Pagan untuk melihat keragam sisaan. Berikut ini uji hipotesisnya: i. Uji Hipotesis H0 : Homogenitas spasial H1 : Heterogenitas spasial ii. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α= 0.05 iii. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak iv. Statistika Uji Nilai p-value menunjukan 0,61475 v. Keputusan Pada gambar 10 menunjukan bahwa nilai p-value menunjukan gagal tolak vi. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan bahwa terdapat homogenitas spasial pada model spasial error Persamaan Spatial Autoregressive Model Pada persamaan Spasial Autoregressive perbedaan dengan OLS terletak pada estimasi yang merupakan estimasi berdasarkan spasial variabel dependen dengan.

21 66 Model atau persamaan SAR diatas dapat diinterpretasikan, ketika TPT meningkat sebesar 1 satuan maka dapat menambah persentase penduduk miskin sebesar 0, Pada penduduk yang bekerja disektor pertanian meningkat sebesat 1 satuan makan menambah persentase penduduk miskin sebesar 0, sedangkan pada nilai koefisien pembobot wilayah berdasarkan nilai variabel dependen sebesar 0, yang berarti bahwa semikin banyak pembobot wilayah pada satu unit pengamatan nilai semakin besar. 5.8 Spatial Error Model Spatial Error Model adalah model spasial pendekatan wilayah dengan memperhitungkan pengaruh spasial error dengan menggunakan nilai residual tiap wilayah Gambar 11. Output Spasial Error Model Pada gambar 11 menunjukan bahwa tingkat pengangguran terbuka (X1), penduduk bekerja disektor pertanian (X2) dan spasial error ( berpengaruh nyata

22 67 terhadap persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yang kurang dari 0, Uji Efek Spasial a. Dependensi Spasial Pada diagnostik cek ini untuk pengujian dependensi spasial dengan menggunakan Likelihood Rastio Test, berikut ini uji hipotesisnya: i. Uji Hipotesis H0 : Tidak ada korelasi spasial H1 : Ada korelasi spasial ii. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α= 0.1 iii. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak iv. Statistika Uji Nilai p-value menunjukan 0,01026 v. Keputusan Pada gambar 11 menunjukan bahwa nilai p-value menunjukan tolak vi. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan bahwa ada korelasi spasial antar wilayah. b. Heterogenitas Spasial Uji heterogenitas ini menggunakan uji Breusch-Pagan untuk melihat keragam sisaan. Berikut ini uji hipotesisnya: c. Uji Hipotesis H0 : Homogenitas spasial H1 : Heterogenitas spasial d. Tingkat signifikansi Peneliti menggunakan tingkat signifikan sebesar α= 0.1

23 68 e. Daerah kritis Nilai p-value < α maka keputusannya tolak f. Statistika Uji Nilai p-value menunjukan 0,69262 g. Keputusan Pada gambar 11 menunjukan bahwa nilai p-value menunjukan gagal tolak. h. Kesimpulan Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90%, menunjukan bahwa terdapat homogenitas spasial pada model spasial error Persamaan Spatial Error Model Pada persamaan Spasial EM terdapat nilai parameter lamda yang menunjukan adanya dependensi nilai error tiap wilayah, sehingga dalam persamaan dimasukan unsur error tiap wilayah sebagai pembobot nilai estimasi DBD pada wilayah tertentu. Model atau persamaan SEM diatas dapat diinterpretasikan, TPT meningkat sebesar 1 satuan maka dapat menambah persentase penduduk miskin sebesar 1,050733, dan penduduk yang bekerja disektor pertanian meningkat sebesat 1 satuan makan menambah persentase penduduk miskin sebesar 0, sedangkan pada nilai koefisien pembobot wilayah berdasarkan nilai variabel dependen sebesar 0, yang berarti bahwa semikin banyak pembobot wilayah pada satu unit pengamatan nilai semakin besar. 5.9 Model Terbaik Sebelumnya peneliti telah menggunakan dua model untuk membentuk persamaan dalam mengestimasi persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah

24 69 pada tiap wilayah. Pada kedua model tersebut peneliti menggunakan model terbaik untuk mengestimasi persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah dengan melihat nilai sum square error terkecil. Pada tabel 19 adalah hasil perhitungan estimasi dari metode regresi spasial tersebut, Spatial Autoregressive Model (SAR) dan Spatial Error Model (SEM). Tabel 19 menunjukan bahwa nilai sum squre error terkecil pada model spasial EM, sehingga peneliti menggunakan persamaan pada Spatial Error Model untuk persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah. Tabel 16. Ukuran Kebaikan SAR dan SEM Model SAR 70,90% 228,555 SEM 73,01% 225,179 Nilai koefisein determinasi (R 2 ), model yang baik adalah model yang memilik nilai koefisen determinasi lebih besar, yang mana nilai tersebut menunjukan besar kekuatan variabel Y dijelaskan oleh variabel-variabel X. Nilai AIC (Akaike Information Criteria) menujukan ukuran kebaikan fit dari model tersebut, semakin kecil nilai AIC semakin baik model tersebut untuk mengestimasi. Berdasarkan tabel diatas koefisein determinasi (R 2 ) dari model SEM lebih besar daripada model SAR, dan untuk nilai AIC dari model SEM lebih kecil daripada model SAR.

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap 15.24 6.68 22.78 1676090 2 Kab. Banyumas 18.44 5.45 21.18 1605580 3 Kab. Purbalingga 20.53 5.63 21.56 879880 4 Kab. Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran persebaran IPM dan komponen-komponen penyususn IPM di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan menggunakan

Lebih terperinci

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah) LAMPIRAN LAMPIRAN A 1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah) NO. KOTA/KABUPATEN PAD DAU DAK BELANJA MODAL PDRB 1 Kab. Banjarnegara 71.107 562.288 65.367

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2015 1 Kab. Banjarnegara 10,56 13,03 10,99 2 Kab. Batang 10,26 12,26

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S -- BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Letak dan Luas Wilayah Jawa Tengah terletak di antara 108 30 B.T -- 111 30 B.T dan 6 30 L.S -- 8 30 L.S. Propinsi ini terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Subyek penelitian Penelitian ini tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang termasuk ke dalam Provinsi yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian Hasil analisa Deskripsi Obyek Penelitian dapat dilihat pada deskriptif statistik dibawah ini yang menjadi sampel penelitian adalah

Lebih terperinci

2.11. Penduduk Yang Bekerja di Sektor Pertanian Pengangguran... 40

2.11. Penduduk Yang Bekerja di Sektor Pertanian Pengangguran... 40 2.11. Penduduk Yang Bekerja di Sektor Pertanian... 38 2.12. Pengangguran... 40 BAB III DASAR TEORI... 42 3.1. Analisis Regresi Linier Berganda... 42 3.2. Penaksiran Koefisien Regresi Menggunakan Matriks...

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. UJI Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi imi terjadi heterokedastisitas atau tidak, untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepada pemerintah pusat. Penulis melakukan pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. kepada pemerintah pusat. Penulis melakukan pengambilan data BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada kabupaten/kota provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013 yang seluruh data keuangannya telah di terbitkan dan dilaporkan kepada

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti di bagian awal, penelitian ini menghasilkan berbagai hal yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab analisis dan pembahasan ini akan jelaskan tentang pola persebaran jumlah penderita kusta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hal yang berhubungan dengan analisis data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier adalah suatu metode yang digunakan untuk menyatakan pola hubungan antara variabel respo dengan variabel prediktor. Bila variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN Nama : Dian Ayu Lestari NPM : 12212022 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Neltje F.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan uji Park, nilai probabilitas dari semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 5%. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan keputusan yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan, BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisa Deskriptif 1. Deskriptif Statistik Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan, penjualan serta perputaran aktiva tetap pada suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan analisa regresi yang tujuannya adalah untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Statistik Tabel di bawah ini memperlihatkan deskripsi statistik (jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi) dari sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai dari masingmasing variabel yang akan diuji pada penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

Daftar Sampel BPR Milik Pemerintah Kabupaten

Daftar Sampel BPR Milik Pemerintah Kabupaten Lampiran 1 Daftar Sampel BPR Milik Pemerintah Kabupaten No Nama BPR pemerintah daerah Lokasi 1 PD BPR Kendali Artha Kab Kendal 2 PD BPR Bank Daerah Pati Kab Pati 3 PD BPR BP Kab Kudus Kab Kudus 4 PD BPR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Data a. Profil Lembaga Keuangan Syariah ASRI Tulungagung Lembaga Keuangan Syariah Amanah Syariah Islam merupakan lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan

BAB IV HASIL PENGUJIAN. dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan BAB IV HASIL PENGUJIAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data yang berhasil dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan dibicarakan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Bank Terhadap Harga Obligasi PT. Adhikarya Tbk.

Analisis Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Bank Terhadap Harga Obligasi PT. Adhikarya Tbk. Analisis Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Bank Terhadap Harga Obligasi PT. Adhikarya Tbk. Nama : Tutis Pebriyani Npm : 17211202 Dosen Pembimbing : Sulastri, SE., MM Pasar Modal 1.Pengertian Pasar

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang digunakan untuk mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, penyajian data, dan penarikan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Syarat Syarat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Annual Report (2008-2012) maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif pada penelitian ini. Dari data awal berjumlah 1436 observasi. Sebanyak 505 observasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1 Prosedur penarikan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1 Prosedur penarikan sampel BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Penelitian No. Pada bab ini akan dibahas tahap-tahap dan pengolahan data yang kemudian akan dianalisis tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPATIAL ECONOMETRICS

PEMODELAN PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPATIAL ECONOMETRICS PEMODELAN PRODUKSI PADI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPATIAL ECONOMETRICS 1 Fathikatul Arnanda, 2 Abdul Karim 1,2 Program Studi Statistik Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuaan Alam,Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif pada penelitian ini. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif N Minimum Maksimum Rata-rata

Lebih terperinci

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan 47 mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan mendekati normal. Tabel 4.2 Deskripsi Statistik PT. Indofood Sukses Makmur Periode Pengamatan 2003-2008 Mean Std. Deviation N RETURN.007258.1045229

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai populasi dan proses pengumpulan data untuk kepentingan analisis data penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran nilai variabel - variabel yang menjadi sampel. Adapun hasil perhitungan statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan premi, klaim, hasil investasi, dan laba. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah 35 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Sampel dalam penelitian adalah industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2013 yang sudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Provinsi di Indonesia dan periode pengamatan untuk sampel yang di ambil adalah tahun 2011-2014.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Kualitas a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows release 16.0. hasil uji validitas di jabarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham 4.1.1 Analisa kelayakan data ROI, EPS dan DPS terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan data penelitian tentang FDR, ROE,dan NOM. Sampel penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean), BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel dependen maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Hasil Regresi Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaruh PAD dan DAU terhadap pertumbuhan ekonomi dan bagaimana perbandingan pengaruh kedua variabel tersebut

Lebih terperinci

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dengan statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik sampel yang digunakan secara lebih rinci. Informasi yang dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Unit Analisis Data 1. Data Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai hasil dan pembahasan dari analisis yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji validitas dan reliabilitas,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Pada penelitian ini, penulis melakukan survei di KPP Pratama Cempaka Putih, dan penulis memperoleh data pertumbuhan jumlah Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data yang dapat digambarkan atau disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat bagaimana karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian, baik variabel dependen maupun

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan ialah metode penelitian eksplanatoris. Penelitian eksplanatoris merupakan penelitian yang bersifat noneksploratif,

Lebih terperinci