PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL MENUJU PROVINSI HIJAU KABUPATEN/KOTA
|
|
- Liani Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Program Menuju Provinsi Hijau PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL MENUJU PROVINSI HIJAU KABUPATEN/KOTA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR i
2 Kata Pengantar Profil Menuju Provinsi Hijau merupakan dokumen informasi yang memberikan gambaran tentang kebijakan, program dan kegiatan pemerintah daerah serta partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam konservasi kawasan berfungsi lindung, pengendalian kerusakan lahan dan mitigasi perubahan iklim. Profil Menuju Provinsi Hijau disusun oleh pemerintah kabupaten dan kota untuk keperluan pelaksanaan penilaian kinerja pemerintah daerah melalui Program Menuju Provinsi Hijau. Penyusunan Profil Menuju Provinsi Hijau bagi Kabupaten dan Kota didasarkan pada PerGub. No. 69 Tahun 2011 tentang Program Jawa Timur Menuj Provinsi Hijau (Go Green Province) dan PerGub. No. 25 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PerGub Jawa Timur No. 69 Tahun 2011 tentang Program Jawa Timur Menuju Provinsi Hijau (Go Green Province). Untuk memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam penyusunan Profil Menuju Provinsi Hijau, maka Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur menyampaikan Pedoman Penyusunan Profil Menuju Provinsi Hijau Kabupaten dan Kota Tahun Apabila dalam penyusunan pedoman ini, masih terdapat kelemahan, kekurangan atau kesalahan baik dalam penyusunan konsep maupun penulisannya, maka kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan pada tahun berikutnya. Semoga melalui Profil Menuju Provinsi Hijau, Jawa Timur Hijau secara nyata dapat kita wujudkan bersama. Surabaya, Agustus 2015 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur ii
3 Daftar Isi Kata Pengantar. i Daftar Isi ii BAB I. PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tujuan dan Sasaran... 1 C. Ruang Lingkup. 2 BAB II. TATA CARA PENYUSUNAN 3 A. Pendistribusian Pedoman... 3 B. Penetapan Tim Penyusun Profil 3 C. Pengumpulan Data dan Informasi 3 D. Penyusunan Profil 4 E. Finalisasi Profil 4 BAB III. TATA CARA PELAPORAN 5 A. Penyampaian Profil 5 B. Batas Waktu Penyampaian 5 LAMPIRAN I. DAFTAR ISIAN PROFIL MENUJU PROVINSI HIJAU KABUPATEN/KOTA 6... iii
4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Menuju Provinsi Hijau (Go Green Province) merupakan Program Provinsi Jawa Timur dalam mendukung Program Nasional MIH (Menuju Indonesia Hijau) yang telah detapkan dengan PerGub Jatim No. 69 Tahun 2011 yang merupakan upaya pemerintah provinsi Jawa Timur dalam pemulihan kualitas lingkungan dan membuka peluang bagi masyarakat berperan aktif dalam pelestarian sumber daya alam dan pengendalian kerusakan lingkungan. Sebagaimana ditetapkam dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 69 Tahun 2011 tentang Program Jawa Timur Menuju Provinsi Hijau (Go Green Province), pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui penilaian kinerja pemerintah daerah dengan tahapan: 1. Penyusunan Profil Menuju Provinsi Hijau Kabupaten dan Kota. 2. Pemantauan perubahan tutupan vegetasi. 3. Penilaian kinerja pemerintah daerah. 4. Penetapan hasil penilaian kinerja pemerintah daerah. 5. Pemberian penghargaan. Tujuan dari Program MPH adalah : 1. Menggalang dan memperkuat potensi masyarakat dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 2. Mempercepat upaya peningkatan penutupan vegetasi dan rehabilitasi lahan berbasis masyarakat; 3. Perbaikan tata air dan kualitas air pada sumber air; 4. Menurunkan beban pencemaran dan perusakan lingkungan; 5. Meningkatkan konservasi energy, penggunaan energi alternative dan teknologi ramah lingkungan; 6. Meningkatkan upaya perlindungan terhadap lapisan atmosfer; 7. Meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Sebagaimana uraian di atas, Profil Menuju Provinsi Hijau merupakan dokumen utama dalam pelaksanaan penilaian kinerja pemerintah daerah. Oleh karena itu, diperlukan Pedoman Penyusunan Profil Pengelolaan Tutupan vegetasi provinsi dan kabupaten. 1
5 B. Tujuan dan Sasaran Pedoman ini mempunyai tujuan untuk memberikan acuan bagi pemerintah kabupaten dan pemerintah kota di Jawa Timur dalam menyusun Profil Menuju Provinsi Hijau. Dengan adanya acuan ini, sasaran yang diharapkan: 1. Mempermudah pelaksanaan penyusunan profil MPH 2. Keseragaman data dan informasi yang mengacu terhadap format yang ditentukan. 3. Mewujudkan penilaian kinerja pemerintah daerah yang transparan dan akuntabel. C. Ruang Lingkup Profil Menuju Provinsi Hijau Kabupaten dan Kota, paling sedikit memuat data dan informasi mengenai kebijakan, program dan kegiatan terkait dengan pengendalian kerusakan lingkungan meliputi: 1. Konservasi kawasan berfungsi lindung 2. Rehabilitasi lahan kritis 3. Mitigasi perubahan iklim Penilaian kinerja pemerintah daerah dilakukan terhadap pemerintah kabupaten dan kota dengan aspek penilaian kinerja meliputi: a. Fisik. b. Manajemen. c. Peranserta masyarakat. d. Kegiatan plus. Dari uraian di atas, ruang lingkup pedoman ini meliputi: 1. Tata cara penyusunan Profil Menuju Provinsi Hijau. 2. Tata cara pelaporan Profil Menuju Provinsi Hijau. 3. Daftar isian Profil Menuju Provinsi Hijau kabupaten dan kota. 2
6 BAB II TATA CARA PENYUSUNAN A. Pendistribusian Pedoman 1. Pedoman penyusunan Profil Menuju Provinsi Hijau disampaikan kepada seluruh kabupaten dan kota. 2. Badan Lingkungan Hidup Prov. Jatim mendistribusikan pedoman penyusunan Profil Menuju Provinsi Hijau kepada Bupati dan Walikota cq. Kepala BLH Kabupaten dan Kota. 3. Pedoman penyusunan profil pengelolaan tutupan vegetasi juga dapat diakses melalui B. Penetapan Tim Penyusun Profil 1. Sumber data yang dibutuhkan untuk penyusunan profil bersumber dari berbagai SKPD. Disamping itu, parameter yang dinilai juga merupakan kegiatan dari berbagai SKPD. Oleh karena itu, dalam penyusunan profil diperlukan koordinasi antar SKPD. Untuk pelaksanaan tersebut, pemerintah daerah dapat membentuk Tim Penyusun Profil Menuju Provinsi Hijau melalui SK Bupati (tim kabupaten) dan SK Walikota (tim kota) atau dapat memanfaatkan wadah koordinasi antar SKPD yang telah terbentuk. 2. Tim penyusun profil diketuai oleh pejabat di BLH, dengan anggota dari wakil SKPD terkait. Bagi institusi lingkungan hidup yang berupa kantor (KLH), maka dapat dibentuk tim yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah. C. Pengumpulan Data dan Informasi 1. Sebelum pengumpulan data dan informasi, BLH/KLH memilah datadata yang dibutuhkan dari masing-masing SKPD. Untuk efektifitas pelaksanaan pengumpulan data dan informasi, kebutuhan data dari masing-masing SKPD dapat dikomunikasikan terlebih dahulu sebelum dilakukan pertemuan koordinasi. 2. Pertemuan koordinasi dilakukan untuk keperluan pengumpulan data dan informasi sesuai dengan daftar isian yang ditentukan oleh Badan Lingkungan Hidup (Lampiran I). Dalam pelaksanaan koordinasi ini, diharapkan juga dijelaskan mengenai aspek, parameter dan kriteria penilaian sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 69 Tahun 2011, sehingga ada pemahaman yang sama mengenai kebutuhan data dan kegiatan yang akan dinilai. 3. Dalam pelaksanaan koordinasi tersebut, juga dapat dilakukan untuk upaya peningkatan dan mensinergikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing SKPD. 3
7 D. Penyusunan Profil 1. Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, BLH/KLH melakukan penyusunan Profil Menuju Provinsi Hijau kabupaten dan kota. 2. Sistematika profil Profil Menuju Provinsi Hijau kabupaten dan kota Sampul (Cover) Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bab I. VISI, MISI DAN KOMITMEN KEPALA DAERAH Bab II. GAMBARAN UMUM Bab III. KELEMBAGAAN DAN PENDANAAN Bab IV. PERENCANAAN PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Bab V. PELAKSANAAN PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Bab VII. KEGIATAN PLUS 3. Setelah profil tersusun, apabila diperlukan diadakan pertemuan koordinasi dengan SKPD terkait untuk mendapatkan masukan guna finalisasi profil dimaksud. E. Finalisasi Profil 1. Setelah profil lengkap, selanjutnya disimpan dalam bentuk file elektornik (CD) atau dibendel/jilid (untuk menghindari adanya berkas yang tercecer/hilang). 2. Profil yang telah lengkap tersebut, disertai Kata Pengantar dan ditanda-tangani oleh Bupati/ Walikota sesuai dengan tingkatan daerah untuk keperluan pelaksanaan penilaian kinerja pemerintah daerah. 3. Pertimbangan penanda-tangan oleh Bupati/Walikota tersebut, dengan tujuan: a. Yang dinilai adalah kinerja pemerintah daerah, bukan lembaga BLH/KLH. b. Diharapkan dapat memperkuat, fungsi koordinasi dari BLH/ KLH. 4. Untuk pelaksanaan hal ini, diperlukan penjelasan mengenai Program Menuju Provinsi Hijau kepada Bupati/ Walikota. 4
8 BAB III TATA CARA PELAPORAN A. Penyampaian Profil 1. Bupati menyampaikan profil pengelolaan tutupan vegetasi kabupaten kepada gubernur cq. Kepala BPLHD/BLH Provinsi. Kepada Yth. Gubernur Jawa Timur Cq. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Jl. Wisata Menanggal No. 38 Surabaya 2. Penyampaian Profil Menuju Provinsi Hijau kabupaten/kota dalam bentuk: Softcopy (CD atau ke Data dalam bentuk softcopy ini akan digunakan sebagai data base dan dikompilasi; atau Printout/hardcopy B. Batas Waktu Penyampaian Profil Menuju Provinsi Hijau kabupaten/kota disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur cq Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur paling lambat bulan September
9 LAMPIRAN I DAFTAR ISIAN PROFIL MENUJU PROVINSI HIJAU KABUPATEN & KOTA Sampul (Cover) Profil Pengelolaan Tutupan Vegetasi Kabupaten/Kota. Logo Provinsi Program Menuju Indonesia Hijau Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten/Kota. Kantor Bupati/Walikota Telp : Faksimili : Kantor BLH/KLH Telp: Faksimili: Kata Pengantar Kata pengantar dari dan ditanda-tangani oleh Bupati/Walikota. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar I. VISI, MISI DAN KOMITMEN KEPALA DAERAH Menjelaskan tentang Visi, Misi dan Program yang diarahkan pada pengendalian kerusakan lingkungan II. DAFTAR ISIAN DAN PERTANYAAN A. DATA UMUM KABUPATEN/KOTA 1. Nama Kabupaten/Kota : 2. Nama Ibukota : 3. Provinsi : 4. Luas wilayah administrasi : 5. Pendapatan /kapita : 6. Jumlah penduduk : 7. Angka pertumbuhan penduduk: 8. Kepadatan penduduk : 9. Sektor unggulan : 6
10 10. Topografi di wilayah kabupaten/kota: Topografi Ketinggian Luas (ha) % Dataran mdpl Perbukitan mdpl Pegunungan Lebih dari 1500 mdpl Total 11. Kelerengan lahan di wilayah kabupaten : Kelas Lereng Luas (ha) % 0-8% 8-15% 15-25% 25-40% Lebih dari 40% 12. Rata-rata curah hujan bulanan (mm) tahun 2013 dan 2014 Tahun Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des Rerata Jumlah sungai berada di wilayah kabupaten/kota : No. Nama Sungai Panjang (m) dst 14. Jumlah mata air/danau/waduk/situ/embung/resapan air/biopori yang berada di wilayah kabupaten/kota: No. Nama danau/waduk/situ/embung/resapan air Luas (Ha) dst Total 15. Bagi kabupaten/kota yang memiliki wilayah pesisir dan laut, sebutkan : a. Panjang garis pantai... km b. Luas hutan mangrove... ha 7
11 16. Penghargaan tingkat Nasional untuk Pemerintah Daerah dalam bidang penghijauan yang pernah diperoleh: No dst Jenis Penghargaan Lembaga yang memberikan Tahun 17. Keberadaan ekosistem karst: Apabila di wilayah kabupaten Saudara terdapat ekosistem karst, sebutkan! 18. a) Untuk Kabupaten: Data Luas Tutupan Lahan Hutan (diluar kawasan) dan Kawasan berfungsi lindung di Kabupaten 3 tahun terakhir. Lampirkan Peta Tutupan Lahan! No. Kawasan berfungsi Luas (Ha) lindung Sempadan pantai 2. Sempadan sungai 3. Kelerengan >40% 4 Lahan kritis 5. Hutan diluar kawasan Dst Total b) Untuk Kota: Data Luas Tutupan Lahan RTH di Kota 3 tahun terakhir. Lampirkan Peta Tutupan Lahan! No Lokasi Luas RTH (Ha) sesuai RTRW dst Total Luas RTH (Ha) sesuai realitis Prosentase RTH realitis thd RTH RTRW (berkurang/bertambah)
12 19. a) Untuk Kabupaten: - Data Total Lahan Kritis di Kabupaten 3 tahun terakhir No. Lokasi Luas (Ha) dst Total - Data penambahan tutupan vegetasi/ penanaman di Kabupaten 3 tahun terakhir. No. Lokasi Penanaman 2013 Penanaman 2014 Penanaman 2015 Asal Bibit 1. jumlah luas (Ha) jenis jumlah luas (Ha) jenis jumlah Dst Total Total Total luas (Ha) jenis No. b) Untuk Kota: Data penambahan tutupan vegetasi/ penanaman di Kota 3 tahun terakhir Lokasi RTH 1. Sempadan Sungai Luas RTH (Ha) Penanaman 2013 Penanaman 2014 Penanaman 2015 Luas Jenis Jum Luas Jenis Jum Luas (Ha) pohon lah (Ha) poho lah (Ha) Jum lah Jenis pohon Asal Bibit 2. Tepi Jalan.. 3. Sempadan Pantai. 4. Sekolah.. 5. Kantor 6. Industri.. 7. Perumahan 8. Fasilitas umum. dst 9
13 B. KELEMBAGAAN DAN PENDANAAN 1. Kelembagaan a. Pengelolaan lingkungan Hidup Sebutkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten/Kota Saudara! b. Rehabilitasi lahan kritis dan kawasan berfungsi lindung (kelerengan >40%, sempadan pantai, sempadan sungai, danau, waduk, tepi jalan) 1) Sebutkan SKPD yang melaksanakan rehabilitasi lahan kritis dan kawasan berfungsi lindung di kabupaten/kota Saudara! 2. Pendanaan Menguraikan dana yang telah dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu belanja langsung menurut program dan kegiatan satuan kerja perangkat daerah yang terkait dengan pengendalian kerusakan lingkungan dan rehabilitasi lahan kritis dan kawasan berfungsi lindung. No. Jumlah anggaran Jumlah anggaran Prosentase (tahun Tahun Tahun terakhir terhadap APBD total) 1. APBD Total 2. APBD SKPD terkait a. Badan/Kantor Lingkungan Hidup 1). Program/kegiatan... 2). Program/kegiatan... b. Dinas Kehutanan 3). Program/kegiatan... 4). Program/kegiatan... c. Dinas Kelautan dan Perikanan 1). Program/kegiatan... 2). Program/kegiatan... d. SKPD terkait lainnya Total APBD SKPD terkait 10
14 C. PERENCANAAN 1. Perencanaan pengendalian kerusakan lingkungan a. Apakah dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) terdapat komitmen pemerintah Kabupaten/Kota dalam menangani lingkungan hidup, khususnya pengendalian kerusakan lingkungan? a) Ya, sebutkan b. Apakah dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) terdapat rencana kerja yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup khususnya pengendalian kerusakan lingkungan? a) Ya, sebutkan c. Apakah pemerintah Kabupaten/Kota memiliki rencana strategis (RENSTRA) khususnya dengan pengendalian kerusakan lingkungan? a) Ya, sebutkan d. Apakah pemerintah Kabupaten/Kota memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)? a) Ya, sebutkan peraturan daerah yang mengatur tentang RTRW dan lampirkan data shp b) Ya, telah mendapat persetujuan substansi oleh Menteri PU 11
15 c) Ya, memiliki Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) dan lampirkan data shp d) Tidak 2. Perencanaan rehabilitasi lahan kritis dan kawasan berfungsi lindung a. Apakah ada penetapan target luasan penanaman di lahan kritis dan kawasan berfungsi lindung? a) Ya, sebutkan No. Lokasi Nama Kecamatan Target luasan (ha) Lahan Kritis* 2 Kelerengan > 40% 3 Sempadan sungai 4 Sekitar danau,waduk 5 Sempadan pantai D. PELAKSANAAN 1. Realisasi penanaman Berapa prosentase (%) realisasi penanaman di lahan kritis dan kawasan berfungsi lindung tahun 2014 terhadap output/hasil? No. Lokasi Nama Kecamatan Target luasan (ha) 1 Lahan Kritis 2 Kelerengan > 40% 3 Sempadan sungai 4 Sekitar danau/waduk 5 Sempadan pantai Realisasi (%) 12
16 2. Pembinaan SKPD, masyarakat dan dunia usaha a. Apakah ada koordinasi dengan SKPD lainnya dalam pelaksanaan pengendalian kerusakan lingkungan? 1) Ya, jelaskan mekanisme koordinasinya 2) Tidak b. Apakah pemerintah kabupaten/kota melakukan inventarisasi kearifan lokal yang diterapkan masyarakat? Kearifan lokal yang dimaksud dalam profil ini adalah pengetahuan, nilai-nilai agama, adat istiadat, tradisi atau budaya setempat yang berupa anjuran, larangan dan sanksi serta ungkapanungkapan yang dipakai sebagai pedoman sikap dan perilaku masyarakat dalam memelihara, menjaga dan melestarikan hutan, mata air, sungai, danau, waduk, pesisir dan laut. 1) Ya, sebutkan (lampirkan cerita singkat tentang kearifan lokal) No. Bidang kearifan lokal Nama kearifan lokal (apabila ada) 1 Pelestarian hutan dst 2 Pelestarian mata air dst 3 Perlindungan 1. sungai/danau/waduk/situ 4 Perlindungan pesisir dan laut 2) Tidak 2. dst dst Kampung/Desa Status (diterapkan atau tidak) c. Apakah pemerintah kabupaten/kota mengintegrasikan penerapan kearifan lokal kedalam kebijakan pelestarian kawasan berfungsi lindung, pengendalian kerusakan lingkungan dan penanganan perubahan iklim? Bentuk kebijakan yang dimaksud dalam profil ini dapat berupa peraturan desa/lurah atau peraturan Bupati/Walikota atau program/kegiatan pemerintah Kabupaten/Kota yang mendorong penerapan kearifan lokal. 1) Ya, sebutkan 2) Tidak 13
17 d. Apakah pemerintah Kabupaten/Kota melibatkan masyarakat dalam rehabilitasi lahan kritis dan kawasan berfungsi lindung? 1) Ya, sebutkan jumlah kelompok masyarakat binaan No. Nama kelompok Jumlah anggota Desa/ Luasan (Ha) dst 2) Tidak Kecamatan e. Apakah pemerintah Kabupaten/Kota memberikan bantuan bibit, biaya penanaman dan pemeliharaan? 1) Ya, sebutkan 2) Tidak f. Apakah ada produk-produk hasil hutan bukan kayu yang dikembangkan oleh kelompok masyarakat sebagai bentuk alternatif pendapatan atas upaya pelestarian kawasan berfungsi lindung? Hasil hutan bukan kayu yang dimaksud dalam profil ini antara lain adalah rotan, bambu, gaharu, madu, getah (misalnya getah pinus, getah jelutung, getah karet), minyak atsiri (kayu putih, eukaliptus, nilam), buah, empon-empon (kencur, kunyit, jahe, temulawak, dll), umbi-umbian, jamur atau sarang burung walet. 1) Ya, sebutkan No. Nama kelompok Produk yang dikembangkan dst Pendapatan dari hasil penjualan 2) Tidak 14
18 g. Apakah pemerintah kabupaten/kota melibatkan dunia usaha dalam rehabilitasi lahan kritis dan kawasan berfungsi lindung? 1) Ya, sebutkan jumlah kegiatan usaha, lokasi dan luasan No. Nama dunia usaha Lokasi penanaman dst Luasan (ha) 2) Tidak h. Apakah ada pemanfaatan jasa lingkungan yang dikembangkan oleh pemerintah kabupaten/kota? Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya. Bentuk kegiatannya antara lain: pemanfaatan aliran air untuk pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) dan ekowisata (ekowisata adalah model pengembangan wisata alam yang bertujuan selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan unsur pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi serta peningkatan pendapatan masyarakat setempat ( Edaran Mendagri No /836/V/Bangda,2001)) 1) Ya, uraikan! 2) Tidak 3. Pengawasan 1) Sebutkan produk hukum yang dimiliki kabupaten/kota Saudara: No. Komponen Bentuk Peraturan dan atau pedoman teknis Nomor dan tanggal pengesahan 1. Pengelolaan lingkungan hidup 2. Pengendalian kerusakan hutan dan lahan 3. Pengendalian kerusakan perairan darat (sungai, danau,waduk, rawa, gambut) Tentang 15
19 4. Pengendalian kerusakan pesisir dan laut 5. Perlindungan tumbuhan dan satwa dilindungi dan endemik 2) Apakah ada pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian kerusakan lingkungan, khususnya yang terkait dengan kerusakan lahan? a) Ya, lampirkan bukti-bukti hasil pengawasan/laporan pelaksanaan (pulbaket) 3) Apakah hasil-hasil pengawasan tersebut ditindaklanjuti? a) Ya, sebutkan 4. Pencegahan dan penanggulangan bencana 1) Jumlah kejadian bencana 3 tahun terakhir: No. Kejadian Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 bencana lokasi Jumlah kejadian lokasi Jumlah kejadian lokasi 1 Banjir 2 Longsor 3 Kebakaran hutan dan lahan Jumlah kejadian 2) Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki peta rawan bencana banjir, longsor dan kebakaran hutan dan lahan? a) Ya, lampirkan 16
20 3) Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana pencegahan dan penanggulangan bencana banjir, longsor dan kebakaran hutan dan lahan? a) Ya, uraikan E. KEGIATAN PLUS Apakah pemerintah kabupaten/kota telah menerapkan program-program prioritas Kementerian Lingkungan Hidup, sebagai berikut: 1. Taman Kehati a) Ya, sebutkan lokasi dan lampirkan SK penetapan, SK pengelola 2. Perlindungan mata air a) Ya, sebutkan lokasi 3. Inventarisasi Gas Rumah Kaca a) Ya, lampirkan laporan 4. Kajian Resiko Adaptasi Perubahan Iklim (KRAPI) a) Ya, lampirkan laporan 5. Rantai Emas a) Ya, sebutkan lokasi 17
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinci2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.797, 2015 KEMEN PU-PR. Rawa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciTUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN III.1. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD BLH Provinsi Tahun 2015 Permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalahan yang dampaknya berkesinambungan dan berkelanjutan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU
2012, No.32 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU PEDOMAN UMUM PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU I. Pendahuluan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1358, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis. TA 2013. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undangundang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang perlu
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 48 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA UNTUK KEGIATAN PENANAMAN MASSAL DALAM RANGKA PROGRAM GREEN SCHOOL
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM JAWA TIMUR MENUJU PROVINSI HIJAU ( GO GREEN PROVINCE)
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM JAWA TIMUR MENUJU PROVINSI HIJAU ( GO GREEN PROVINCE) GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA Pada Tahun 2015 sesuai RENSTRA Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah bermaksud memfokuskan pencapaian sasaran utama yaitu : 1. Meningkatnya kinerja pengelolaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2032 DISEBARLUASKAN OLEH : SEKRETARIAT DEWAN SUMBER
Lebih terperinciPENYUSUNAN RENCANA PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2018 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM & KEGIATAN TAHUN 2018 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA oleh: Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY Pada Acara Forum Perangkat Daerah Sarana Prasarana Yogyakarta,
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA ACARA KNOWLEDGE MANAGEMEN FORUM 2015 (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA)
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II
Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Pendahuluan
Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ekosistem
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71
Lebih terperinciKEPUTUSAN NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-BogorKM. 46. Cibinong 69 Telepon. (0) 875 06-06. Faksimile. (0) 875 064 PO. Box. 46 CBI Website: http://www.big.go.id BADAN INFORMASI GEOSPASIAL KEPUTUSAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa kualitas lingkungan
Lebih terperinciPP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)
Copyright (C) 2000 BPHN PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 62 TAHUN 1998 (62/1998) TENTANG PENYERAHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa ekowisata merupakan potensi
Lebih terperinciTENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 49/Menhut-II/2008 TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ekosistem
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR PENGUKURAN KINERJA ESELON 3 - TAHUN 2017
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR PENGUKURAN KINERJA ESELON 3 - TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BAB I PENDAHULUAN Pertanggungjawaban kinerja suatu unit instansi
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Rencana Program dan Kegiatan. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 lampiran A.VII,
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka
Lebih terperinciRENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN (BAPEDAL ) Nomor : / /2014 Banda Aceh, Maret 2014 M Lampiran : 1 (satu) eks Jumadil Awal
Lebih terperinciBAB 2 Perencanaan Kinerja
BAB 2 Perencanaan Kinerja 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kean Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA TIMUR DAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2013 NOMOR TENTANG
PERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA TIMUR DAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2013 NOMOR TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI SOLO GUBERNUR JAWA TIMUR DAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN 2017 PEMANTAUAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN A. Dasar
Lebih terperinciBAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI DAERAH Visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Visi : MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA TIM NASIONAL REHABILITASI DAN REVITALISASI KAWASAN PLG DI KALIMANTAN TENGAH NOMOR : KEP-42/M.EKON/08/2007 TENTANG TIM PENDUKUNG DAN
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1938, 2017 KEMEN-LHK. Penugasan bidang LHK kepada 33 Gubernur. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.66/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017
Lebih terperinciDinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur 1. Visi dan Misi Provinsi Jawa Timur Visi Provinsi Jawa Timur : Terwujudnya Jawa Timur Makmur dan Berakhlak dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Misi Provinsi
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA)
RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 KOTAWARINGIN BARAT DINAS KEHUTANAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kehutanan Kabupaten
Lebih terperinciMPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang
MPS Kabupaten Bantaeng 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ekosistem
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/333/KPTS/013/2012 TENTANG TIM PELAKSANA PROGRAM MENUJU PROVINSI HIJAU TAHUN 2012
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/333/KPTS/013/2012 TENTANG TIM PELAKSANA PROGRAM MENUJU PROVINSI HIJAU TAHUN 2012 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor
Lebih terperinciPROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)
PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) STRUKTUR ORGANISASI Unsur organisasi Ba terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu unsur Pimpinan (Kepala Ba), Pembantu Pimpinan (Sekretaris Sub Bagian)
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT
1 GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 4 1.4. Sistematika Penulisan... 4 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN KINERJA RENJA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.168, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pemanfaatan. Dana Alokasi Khusus. TA 2013. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN
Lebih terperinci`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH
`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan
Lebih terperinciKeputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung
Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undang-undang Nomor
Lebih terperinci2016, No Kepada 34 Gubernur Pemerintah Provinsi Selaku Wakil Pemerintah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Su
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 134, 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Dekonsentrasi. 34 Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/MenLHK-Setjen/20152015
Lebih terperinciBAB II. PERENCANAAN KINERJA
BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN, KRITERIA DAN STANDAR PEMANFAATAN HUTAN DI WILAYAH TERTENTU PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DAN KESATUAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa air tanah mempunyai
Lebih terperinciOLEH: LALU ISKANDAR,SP DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH
MANAJEMEN PENGELOLAAN HUTAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH OLEH: LALU ISKANDAR,SP KEPALA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH DISAMPAIKAN PADA LOKAKARYA REDD+ KOICA-FORDA-CIFOR SENGGIGI,
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD BLHD a. Visi Dalam rangka mewujudkan perlindungan di Sulawesi Selatan sebagaimana amanah Pasal 3 Ung-Ung RI Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN DAN REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN DAN REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Jayapura Tahun 2013-2017 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus ada dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 33 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENERTIBAN DAN PENGENDALIAN HUTAN PRODUKSI
Lebih terperinciPROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI
PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup
Lebih terperinciPERUBAHAN RENCANA KERJA
PERUBAHAN RENCANA KERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH NOMOR: 188.4/3235/SET/BLHD TENTANG PENETAPAN PERUBAHAN RENCANA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang mampu
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.90, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pemanfaatan. DAK. Tahun Anggaran. 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS
KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 106 Tahun 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS UNTUK GERAKAN REHABILITASI LAHAN KRITIS TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinci-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI
-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN BANYUWANGI \ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global
PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM (RAD Penurunan Emisi GRK) Oleh : Ir. H. Hadenli Ugihan, M.Si Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumsel Pemanasan Global Pengaturan Perubahan Iklim COP 13 (2007) Bali menghasilkan
Lebih terperinciPROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2013
PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2013 1. PROFIL KABUPATEN BANTUL 1.1. Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2007 TENTANG GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2007 TENTANG GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kerusakan
Lebih terperinci2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG GERAKAN MENANAM DAN MEMELIHARA POHON DI JAWA TIMUR UNTUK PENYELAMATAN BUMI GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciDraft 18/02/2014 GUBERNUR JAWA BARAT,
Draft 18/02/2014 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN UNTUK KEGIATAN FASILITASI DAN IMPLEMENTASI GREEN PROVINCE
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN
Lebih terperinciRANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH
RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO
PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jl. Raya Dringu No. 81 Telp/Fax (0335) 433860 website: www.blh.probolinggokab.go.id - email:
Lebih terperinciTATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.60/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciDATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
Lampiran II. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : Tanggal : DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Tabel-1. Lindung Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Lebih terperinciTATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 10/PRT/M/2015 TANGGAL : 6 APRIL 2015 TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BAB I TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN
Lebih terperinciKnowledge Management Forum April
DASAR HUKUM DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN PEMDA UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN IKLIM INDONESIA UU 23 tahun 2014 tentang
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan
Lebih terperinciBUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 0 BUPATI SIGI PROVINSI
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,
PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa hutan dan lahan merupakan sumberdaya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.
Lebih terperinciKementerian Kelautan dan Perikanan
Jakarta, 6 November 2012 Wilayah Pesisir Provinsi Wilayah Pesisir Kab/Kota Memiliki 17,480 pulau dan 95.181 km panjang garis pantai Produktivitas hayati tinggi dengan keanekaragaman hayati laut tropis
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH RENCANA KERJA
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH RENCANA KERJA PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN Renja SKPD atau Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan satu dokumen
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1488, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekosentrasi. Lingkungan Hidup. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum
BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat menyebabkan telah terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan
Lebih terperinci