STRATEGI PELIBATAN DALAM KONSER TARLING CERBONAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PELIBATAN DALAM KONSER TARLING CERBONAN"

Transkripsi

1 STRATEGI PELIBATAN DALAM KONSER TARLING CERBONAN Muhammad Kamaluddin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Cirebon Abstrak Konser musik di berbagai daerah Indonesia kerap diberitakan oleh beberapa media massa cetak dan elektronik berujung pada kericuhan massa. Menjadi menarik bahwa sebagian besar diantaranya terjadi dalam konser musik bergenre dangdut yang mendatangkan banyak penonton. Makalah ini menyajikan studi tentang konser musik bergenre dangdut bernama Tarling di daerah Cirebon. Jenis alunan musik dan lagu ini merupakan ciri khas bagi masyarakat Cirebon yang bermukim di wilayah Pantai Utara bagian Timur Provinsi Jawa Barat. Melalui pendekatan penelitian berparadigma kualitatif deskriptif, data diperoleh dari sumber berupa tayangan video di media sosial youtube. Dari sanalah kemudian peneliti mengulas strategi pelibatan antara penyanyi dan penonton dari perspektif komunikasi interpersonal. Sedemikian sehingga diketahui bahwa para penyanyi Tarling melibatkan penonton dengan berbagai sebutan dalam lirik-lirik lagu yang mereka nyanyikan. Penyebutan nama penonton oleh penyanyi tersebut misalkan saja dengan nama panggilan seperti Mamae Fatir, nama alias seperti Bos Handoko ataupun sebutan lainnya seperti Wong Jatireja. Hal tersebut ternyata mereka lakukan untuk menarik minat para penonton agar turut memberi saweran sekaligus dalam rangka meredam emosi para penonton agar tidak menimbulkan kericuhan selama berlangsungnya acara konser. Kata-kata kunci: pelibatan, komunikasi, Tarling, Cirebon, saweran. PENDAHULUAN Tarling merupakan satu genre musik sekaligus lagu berbahasa daerah. Dalam hal ini, Tarling adalah khasanah budaya pertunjukkan seni musik yang eksis di tengah-tengah masyarakat sepanjang wilayah Pantai Utara Provinsi Jawa Barat bagian timur atau yang menjadi daerah administratif Kabupaten Indramayu serta Kota dan Kabupaten Cirebon. Di ketiga area inilah musik sekaligus lagu Tarling memperoleh pangsa pasar pendengarnya. Pangsa pasar yang dikenal luas sebagai panggung hiburan rakyat dalam berbagai agenda seperti perhelatan pernikahan, khitanan, peresmian, maupun acara lainnya yang menjadikan musik ini sebagai satu menu dalam pergelarannya yang menghibur. Seiring jalannya waktu dan berubahnya jaman, Tarling hingga kini tumbuh dan eksis menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Cirebon. Animo masyarakat untuk mendengarkan lagu tersebut pun dapat dibilang cukup menggembirakan. Dari berbagai kalangan usia dan pekerjaan, jenis musik ini hampir mendapatkan penggemar dari tiap golongan usia dan pekerjaan. Sifat kedaerahannya yang melokal bisa jadi sebagai sebab bersatunya beraneka ragam kepentingan menjadi sebuah wadah penikmat musik dan lagu Tarling. Penelitian yang mengangkat tema Tarling sebagai objek kajiannya pun sudah pernah ada beberapa yang dilakukan orang. Dalam hal ini, penulis menemukan tiga judul artikel berikut dengan penulisnya yang telah mengangkat Tarling sebagai bahan tinjauannya. Adapun mereka yakni Supriatin (2012), Maryani, dkk. (2015) dan Salim (2015). Ketiganya bersama yang lain menjadikan Tarling sebagai bahan kajian menurut latar belakang studinya masingmasing. Yang pertama yaitu Supriatin (2012) dengan kajian Tarling melalui pendekatan sastra liminalitas. Dalam penelitiannya ini dia menguraikan teks Tarling kaitannya dengan representasi masyarakat penghasil/penggunanya. Tarling menurutnya adalah hasil dari THE 5 TH URECOL PROCEEDING 551 ISBN

2 budaya hibrid berupa sastra lisan yang mengandung sifat-sifat dan karakter masyarakat Cirebon semisal sikap toleran, menghargai perbedaan, serta merasa memiliki seni tradisi tanpa memperhitungkan asal-usulnya. Selanjutnya yaitu apa yang dilakukan oleh Maryani, dkk. (2015) kaitannya dengan studi kesehatan yang menjadikan Tarling sebagai bahasannya. Dikatakan oleh mereka bahwa Tarling bermanfaat sebagai media pembelajaran berbasis budaya lokal. Dalam hal ini, ibuibu yang sedang dalam kondisi hamil diberikan beberapa penyuluhan terkait dengan kehamilan yang sedang dialaminya. Dari tiga instrumen pelatihan berupa lembar balik, kuisioner dan lirik lagu Tarling Cerbonan. Berdasarkan hasil penelitian yang mereka lakukan, media berupa lirik lagu Tarling lebih efektif digunakan sebagai instrumen dalam menyampaikan materi-materi pelatihan dibandingkan dengan kedua instrumen lainnya. Terakhir yakni penelitian yang telah dilakukan oleh Salim (201 5) kaitannya dengan Tarling berdasarkan eksistensi kesejarahannya. Menurutnya, Tarling mengalami perubahan bentuk dari masa ke masa. Bentuk seni musik dan pertunjukkan khas daerah Cirebon ini mengalami beberapa perubahan dalam hitungan periodisasi. Disebutkannya bahwa genre musik ini melalui periode musik, periode lagu dan lawak, serta periode teater. Meskipun demikian, harus diakui memang eksistensi musik ini mengalami kematangan dari masa ke masa hingga bentuknya saat ini melalui proses akulturasi. Adapun penelitian ini merupakan kajian mengenai Tarling kaitannya dengan interaksi penyanyi kepada penontonnya saat berlangsungnya konser. Kajian ini mencari jawaban atas pertanyaan penelitian mengapa biduan Tarling kerap melibatkan audiensnya dalam bentuk penyebutan/sapaan di sela-sela/bersamaan lirik-lirik lagu yang mereka nyanyikan saat tampil di atas panggung konser. Sedemikian sehingga kelak akhirnya ditemukan jawaban dari pertanyaan tersebut sebagai tujuan dari dilakukannya penelitian mengenai Tarling ini. KAJIAN LITERATUR Menurut Brunvand (dalam Danandjaja, 2002:141), nyanyian rakyat adalah salah satu genre atau bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian. Senada dengan pernyataan tersebut bahwa dapat diyakini jika Tarling dilihat dari bentuknya masuk ke dalam kategori nyanyian rakyat sebagaimana yang diungkapkan tadi. Tarling merupakan satu genre musik berirama dangdut dengan lirik lagu berbahasa daerah Cirebon. Sekaitan dengan itu, yang menjadi perhatian dalam kajian ini adalah apa yang disebut dengan saweran. Dikatakan oleh Wallach (2008:197), the most common interaction between performers and audience was known as saweran, the public offering of monetary gifts. To nyawer meant to hand one or more rupiah bills to the singer while he or she was singing onstage. Dengan kata lain, kaitannya dengan komunikasi interpersonal, konser Tarling akan sangat gamblang menunjukkan bahwa antara penyanyi dan penonton tidaklah berjarak. Mereka saling berinteraksi datu dengan lainnya. Tidak ada aturan ala protokoler saat penyanyi membawakan lagunya di panggung dan penonton ikut serta berjoget dambil memberikan saweran. Kaitannya dengan folklor, sebagaimana diungkapkan oleh Halliday (dalam Sobur, 2009: ) bahwa satu dari tujuh fungsi bahasa yakni fungsi interaksi. Dijelaskannya bahwa fungsi ini bertugas untuk menjamin serta memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi/interaksi sosial. Keberhasilan komunikasi interaksional ini menuntut pengetahuan secukupnya mengenai logat ( slang), logat khusus (jargon), lelucon, cerita rakyat ( folklore), adat istiadat dan budaya setempat, tata krama pergaulan dan sebagainya. THE 5 TH URECOL PROCEEDING 552 ISBN

3 Di samping itu Kasim (2012:41) menyatakan bahwa, suku bangsa sanese teng Indonesia kadose ngenal basa Cerbon saking tembang-tembang. Utamine saking tembang Tarling. Teng zaman seniki, muncule teknologi organ tunggal utawi trio organ taun 1990-an, nambih katah wontene tembang-tembang basa Cerbon. Kaset utawi CD ingkang gampil didamel dados alat sumebare tembang basa Cerbon sampe pelosok Nusantara. Setali dengan yang disebutkan di atas tadi, bahasa dalam konteks komunikasi juga termasuk di dalamnya dikenal dengan apa yang selama ini disebut sebagai retorika. Liliweri ( ) menyebutkan bahwa retorika merupakan kajian tentang teknik yang mempelajari bagaimana bahasa dapat mempengaruhi tingkah laku. Dari yang disebutkan tadi dapat diyakinkan kiranya ada kalanya komunikator dalam berkomunikasi menggunakan strategi berbahasa untuk mempengaruhi komunikannya. Adapun komunikasi sendiri dikatakan efektif apabila - seperti yang disebutkan oleh Syam (2011:41) - dapat menimbulkan lima hal yakni: a. Pengertian b. Kesenangan c. Mempengaruhi sikap d. Hubungan sosial yang baik e. Tindakan Dengan kata lain, jika komunikasi interpersonal dengan menggunakan bahasa verbal satu dari kelima hal di atas tidak tercapai, maka dapat dikatakan komunikasi yang dilakukan belum/tidaklah efektif. Padahal pihak-pihak yang terlibat dalam suatu komunikasi tentu saja satu sama lain menghendaki apa yang dibahasnya - mengenai sesuatu hal misalkan saja - berjalan secara efektif. Dalam hal ini, Sibarani (2004:210) menegaskan bahwa interaksi manusia hanya akan dapat terwujud apabila terjadi komunikasi. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lirik-lirik lagu Tarling yang bersumber dari rekaman video konser Tarling yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat Cirebon. Video rekaman tersebut diakses dari laman media sosial daring youtube.com di internet. Adapun video yang digunakan adalah beberapa rekaman dari konser seorang biduanita terkenal Tarling Cerbonan bernama Diana Sastra. Video yang diambil sebagai sampel kemudian diteliti dan ditranskripkan seluruh lirik-liriknya. Data yang diperoleh kemudian dipajankan dengan teori yang digunakan. Adapun teori yang dimaksud yakni komunikasi interpersonal yang dibangun berkaitan antara komunikasi dan bahasa. Utamanya dari sisi konseptual berkomunikasi dan berbahasa dilihat dari penggunaan praktisnya di masyarakat. Sehingga diharapkan antara metode, data dan teori yang digunakan dapat menghadirkan jawaban atas pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan berikut diterangkan mengenai video rekaman konser Tarling dengan biduanita terkenal Diana Sastra yang kemudian ditranskripkan lirik-lirik lagunya. Adapun dari sekian video rekaman yang dapat diunduh dari laman media sosisal daring youtube.com, peneliti hanya mengunduh tiga buah video sebagai sampel data penelitian kali ini. Adapun video rekaman yang diunduh yaitu yang menampilkan biduanita Diana Sastra menyanyikan lagu berjudul Juragan Empang, Tetep Demen dan Lanang Sejati. Ketiga lagu tersebut dibawakan dalam konser yang berbedabeda. Berikut adalah transkrip lirik-lirik lagu yang dinyanyikan saat konser tersebut. Berikut adalah lirik lagu dari video #1, Transkrip lagu video #1: Juragan Empang Urip sun lagi ketiban wulan THE 5 TH URECOL PROCEEDING 553 ISBN

4 Gemerlap cahya sinare terang Dasar nasib sun ora kaberan Didemeni ning juragan empang Rasa seneng sun ora kejagan Duwe Kang Kuwu Wong Jatireja Uwonge boral bli perhitungan Ngupai sewa Kang bandeng seempang Duh kakang kula demen sampeyan Demene kula sampe bleg-blegan Yen ora ketemu najan sedina Bayangan Bos Agus kaya ning mata Lamun Kang Kuwu sayang ning kula Lamar kula nggo pendamping sampeyan Ngomonga bae Wong Jatireja Lamaran sampeyan pasti diterima Urip sun lagi ketiban lintang Gemerlap cahaya sinare terang Dasar nasib sun ora kaberan Didemeni Kuwu Jatireja Duh kakang kula demen sampeyan Demene kula sampe bleg-blegan Yen ora ketemu najan sedina Bayangan Pak Mantri katon ning mata Lamun Bos Agus sayang ning kula Lamar kula nggo pendamping sampeyan Ngomonga bae mama lan mimi Lamaran Kang Kuwu pasti diterima Rasa seneng sun ora kejagan Duwe emane Kang Otoy sayang Uwonge boral Kang Otoy bli perhitungan Ngupai sewa Kang bandeng seempang Rasa seneng sun ora kejagan Duwe emane Kang Kuwu Jatireja eman lan sayang Uwonge boral bli perhitungan Ngupai sewa Kang bandeng seempang Dari transkrip lagu video #1 di atas dapat diketahui bahwa lirik lagu Juragan Empang ini sudah bukan seperti lirik asli sebagaimana di kaset. Di sini dapat dilihat bahwa penyanyi Tarling yang beraksi di atas panggung konser melibatkan penonton yang turut berjoget dengan menyebutkan baik nama terang maupun panggilan lainnya. Dalam lirik-lirik lagu sebagaimana yang ada di video terdapat kata semisal Bos Handoko, Papae Apid, Bapae Agus, Bos Agus, Wong Jatireja, Kang Kuwu Jatireja, Kang Otoy, dan Pak Mantri. Mereka yang disebutkan tadi tentunya sebagai komunikan berjoget di atas panggung sambil memberikan saweran kepada penyanyi Tarling sebagai komunikator yang melantunkan lagu tersebut. Selanjutnya yakni lirik lagu dari video #2 sebagaimana di bawah ini, Transkrip lagu video #2: Tetep Demen Bli bisa diilangaken Tetep bae demen Perasan sun keganggu Yen sedina bli ketemu Kelingan Bos Cikarang Kebayang ning Bang Rai sayang Mengkenen temen rasane Kelingan Bapae Yanti bae Kang kula ngarti Bang Rai wis duwe rabi Tapi kepriwen Kula ora bisa klalen Wong Cikarang sing percaya Kula ning Wong Cikarang cinta Sewulan sepisan Tulung kula tilikana Najan ora dikawin Wong Cikarang jangjine dingin Kula ngrasa prihatin Bapane Adam jangjine maning Kelingan ning Wong Cikarang dewek Kebayang ning gantenge Mengkenen temen rasane Kelingan kenang Bapae Adam Kebayang ning Mimi Rumini dewek Mengkenen rasane Kelingan Mimi Rumini bae Bapae Adam kula ngarti Bapae Adam wis duwe rabi Tapi kepriwen Kula ora bisa klalen Wong Cikarang sing percaya Kula ning sampeyan cinta Sewulan sepisan Tulung kula tilikana Najan ora dikawin Wong Cikarang jangjine dingin Kula ngrasa prihatin Wong Cikarang jangjine dingin Bli bisa diilangaken Tetep bae demen Prasaan sun keganggu Yen sedina bli ketemu Kelingan Pak Wandi dewek THE 5 TH URECOL PROCEEDING 554 ISBN

5 Kelingan Wong Cikarang dewek Mengkenen temen rasane Kelingan Bapak Adam bae Di atas adalah transkrip lirik lagu dari video #2. Dapat diperhatikan bahwa transkrip tersebut sudah bukan lirik lagu Tetep Demen sebagaimana asalnya. Dapat dilihat bahwa penyanyi Tarling sebagai komunikator kembali melibatkan penonton yang turut berjoget dalam penyebutan baik nama maupun panggilannya saja. Beragam sebutan semisal Bang Rai, Bapae Yanti, Mimi Rumini, Pak Wandi, Wong Cikarang dan Bapak Adam disisipkan dalam liriklirik lagu yang dinyanyikan. Mereka yang disebutkan tadi sebagai komunikan turut berjoget di atas panggung dengan memberikan saweran kepada biduan yang bergoyang sembari mendendangkan lagu. Adapun yang terakhir adalah transkrip dari video #3 sebagaimana berikut, Transkrip lagu video #3: Lanang Sejati Kebayang dudu kenang gantenge Kelingan Bos Handoko dudu kenang kasepe Nanging kasih sayang Papae Hafid Sing gawe sun mabok kepayang Kaya ora gampang nemoni Jaman kiyen lanang sejati Bapae Agus Saling percaya karo janji Jujur setia welas asih Ibarat dewa Bos Handoko dewa asmara Bagus ning rupa ora sok gawe lelara Ibarat dewa Bapa Nasir Mamae Yopi dewa asmara Bagus ning rupa Bapae Fitri ora sok gawe lelara Kabeh wong muji Mamae Fatir kabeh ngagumi Pantes sampeyan jadi rebutan Jaman kiyen ora gampang nemoni Mamae Palko sing bisa nyayangi Saling percaya karo jangji Bapae Revan Bapae Revan sing paling eman Ibarat dewa Bos Handoko dewa asmara Bagus ning rupa ora sok gawe lelara Bos Dori Ibarat dewa Pak Nasir dewa asmara Bagus ning rupa ora sok gawe lelara Kabeh wong muji Dede Hafid kabeh ngagumi Pates sampeyan yen kanggo rebutan Kebayang dudu kenang gantenge Bos Handoko Kelingan Bapae Fitri dudu kenang sayange Nanging sayang Bos Handoko dewek Eman lan sayang karo Bapa Nasire dewek Pada transkrip video #3 di atas, dapat dilihat bahwa penyanyi Tarling sebagai komunikator kembali melibatkan penonton sebagai komunikan dengan penyebutan baik nama maupun panggilannya dalam sisipan lirik-lirik lagunya. Dalam lirik lagu Lanange Jagat di atas terdapat kata panggilan semisal Dede Hafid, Pak Nasir, Bapae Revan, Mamae Palko, Mamae Fatir, Bos Handoko, Bapae Fitri, Mamae Yopi dan Bapa Nasire. Mereka yang disebutkan tadi tentunya asyik berjoget di atas panggung hiburan sambil nyawer biduan yang menyanyikan lagu Tarling. Maka demikianlah dapat diketahui bagaimana dalam konser Tarling di Cirebon penonton yang berjoget sambil memberi saweran kepada biduan dilibatkan melalui sebutan nama dan atau panggilan dalam sisipan lirik lagu yang sedang dilantunkan. Pelibatan penonton sebagai komunikan oleh penyanyi sebagai komunikator ini dilakukan atas dasar interaksi di antara keduanya di panggung. Demikian pula bagi penonton yang meminta sebuah lagu untuk dinyanyikan, meskipun tidak berjoget langsung di atas panggung, namanya akan turut disebut dalam lirik lagu yang dinyanyikan. Bahkan bagi penonton yang hanya berjoget di depan panggung tanpa nyawer pun terkadang dilibatkan dengan berbagai sebutan demi terciptanya suasana konser yang kondusif tanpa ada gesekan yang dapat memicu kericuhan. SIMPULAN Demikianlah kajian mengenai pelibatan dalam konser Tarling Cerbonan ini diuraikan secara keseluruhan. Kiranya dari sana dapat diketahui bahwa pelibatan audiens sebagai komunikan dalam suatu THE 5 TH URECOL PROCEEDING 555 ISBN

6 konser Tarling melalui lirik lagu yang dibawakan oleh penyanyi sebagai komunikator merupakan semacam retorika dalam pola komunikasi interpersonal. Dengan kata lain, saat biduan Tarling melibatkan nama, sapaan dan atau sebutan pendengarnya di panggung konser, saat itu pula dirinya berupaya memperoleh tambahan penghasilan melalui saweran uang. Khususnya saweran yang diperoleh biduan dari penikmat Tarling yang ikut berjoget di panggung serta pendengar yang meminta suatu lagu untuk dinyanyikan. Di samping itu, pelibatan penonton dengan sebutan Pak Kuwu, Bos Handoko, Mamae Fitri dan sebagainya juga merupakan cara untuk mengkondisikan penonton saat berjoget dalam jumlah banyak di sekitaran panggung konser agar tetap terkendali. Syam, N. W. (2011). Psikologi sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Wallach, J. (2008). Modern Noise, Fluid Genres: Popular Music in Indonesia, Winconsin: The University of Winconsin Press. REFERENSI Danandjaja, J. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lainlain. Jakarta: Grafiti. Kasim, Supali. (2012). Sumebare Basa saking Tembang. Dalam Kaweruh Basa (Penyunting Nurdin M. Noer). Cirebon: Lembaga Basa lan Sastra Cirebon. Liliweri, A. (2011). Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maryani, dkk. (2015). Efektivitas Seni Budaya Tarling Cirebonan sebagai Media Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil di Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 18 (4): Salim. (2015). Perkembangan dan Eksistensi Musik Tarling Cirebon. Catharsis. 4 (1): Sibarani, R. (2004). Antropolinguistik: Antropologi Linguistik, Linguistik Antropologi. Medan: Poda. Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda. Supriatin, Y. M. (2012). Teks Tarling: Representasi Sastra Liminalitas (Analisis Fungsi dan Nilai-Nilai). Metasastra. 5 (1): THE 5 TH URECOL PROCEEDING 556 ISBN

REPRESENTASI KUASA LAKI-LAKI DALAM LIRIK LAGU TARLING CIREBONAN

REPRESENTASI KUASA LAKI-LAKI DALAM LIRIK LAGU TARLING CIREBONAN REPRESENTASI KUASA LAKI-LAKI DALAM LIRIK LAGU TARLING CIREBONAN Muhammad Kamaluddin Universitas Muhammadiyah Cirebon enceque_kedawung@yahoo.com Abstract Men asked to become a superior creature of God's

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negeri yang memiliki aneka ragam budaya yang khas pada setiap suku bangsanya. Tidak hanya bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup terkenal dengan lirik-lirik lagunya yang kritis atas fenomena sosial yang terjadi di Indonesia.

Lebih terperinci

MUSIK POPULER. Untuk Kelas VIII. Kesenian Nusantara. Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu

MUSIK POPULER. Untuk Kelas VIII. Kesenian Nusantara. Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu Buku Pelajaran Kesenian Nusantara MUSIK POPULER Untuk Kelas VIII Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu Kontributor: Philip Yampolsky Esther L. Siagian Jabatin Bangun ii MUSIK POPULER MUSIK POPULER Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. Musik dangdut banyak dipengaruhi oleh musik melayu. Namun biasanya penikmat musik dangdut diidentikkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negeri yang kaya dengan budayanya. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain bahasa daerah,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN A. PENGANTAR Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu unsur dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Secara umum, PkM tidak hanya untuk

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seni kebudayaan yang berbeda. Tiap daerah memiliki banyak sekali budaya yang berbeda-beda dan merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, tetapi merupakan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai musik, disadari atau tidak, siapapun dan dimanapun setiap orang selalu menikmati sebuah musik. Musik dapat didefinisikan secara luas oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat, atau dalam arti sempitnya disebut sebagai kesenian rakyat. Coseteng dan Nemenzo (Jahi 2003: 29) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta Pulau kecil lainnya, di mana setiap Pulau terdiri dari

Lebih terperinci

UJARAN SYAIR TARLING DANGDUT PADA MASYARAKAT INDRAMAYU

UJARAN SYAIR TARLING DANGDUT PADA MASYARAKAT INDRAMAYU UJARAN SYAIR TARLING DANGDUT PADA MASYARAKAT INDRAMAYU Supriatnoko Politeknik Negeri Jakarta supriatnoko@gmail.com Abstrak Mata pencaharian masyarakat Indramayu pada umumnya adalah petani dan nelayan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Juita, 2014 konsep hidup rahayu dalam kidung rahayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Juita, 2014 konsep hidup rahayu dalam kidung rahayu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kidung merupakan teks lagu mantra yang dinyanyikan atau syair yang dinyanyikan yang populer di masyarakat, khususnya masyarakat Jawa. Kidung ini sangat populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat membawa seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/ kanak-kanak, Gending Rare berarti nyanyian untuk bayi/ kanak-kanak. Gending Rare diketahui sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu memperkecil jarak antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki

Lebih terperinci

MERUMUSKAN METODE PENGKAJIAN TRADISI LISAN

MERUMUSKAN METODE PENGKAJIAN TRADISI LISAN RESENSI BUKU MERUMUSKAN METODE PENGKAJIAN TRADISI LISAN Asep Rahmat Hidayat Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung 40113, Telepon: 085220508085, Posel: kang.abu2@gmail.com Naskah

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Untuk mencapai ketiga aspek tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan tradisional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keanekaragaman suku-suku di Indonesia yang merupakan bagian terpenting dari kebudayaan Indonesia

Lebih terperinci

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1.

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Telah diketahui bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa dikarenakan variasi dari budaya yang ada di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan hal yang berharga sehingga perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki berbagai kebudayaan. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri karena adanya bukti-bukti berupa tradisi dan peninggalan-peninggalan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi lokal ini sering disebut dengan kebudayaan lokal (local culture), yang

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi lokal ini sering disebut dengan kebudayaan lokal (local culture), yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap suku bangsa di Nusantara memilliki beragam bentuk tradisi yang khas. Tradisi lokal ini sering disebut dengan kebudayaan lokal (local culture), yang hidup di

Lebih terperinci

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN 1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah sebuah kota yang berada di pesisir utara pulau Jawa, berbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Karena letak geografisnya yang strategis membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Barat terletak di ujung sebelah barat pulau Jawa terdapat satu kota Kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka. Dilihat dari letak geografisnya, posisi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam penulisan sebuah karya ilmiah diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka bertujuan untuk mengetahui keauntetikan sebuah karya ilmiah. Kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendahuluan. Adapun dalam pendahuluan ini berisi tentang latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. pendahuluan. Adapun dalam pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab kesatu dari lima bab penulisan tesis ini akan dimulai dengan pendahuluan. Adapun dalam pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 80 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, ada beberapa hal penting dalam kesenian Brai ini. 1. Kesenian Brai memiliki peran serta fungsi tersendiri bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan bahasa visual dipandang kurang penting, padahal banyak kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan bahasa visual dipandang kurang penting, padahal banyak kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa verbal (lisan dan tulis) memegang peranan penting dalam interaksi dan menjadi sarana interaksi yang paling utama, sedangkan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dengan warisan kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan aset tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang setiap jamannya. Film adalah sebuah produk seni yang memiliki kebebasan dalam berekspresi, juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun artis, lagu ini mengandung makna yang sangat menarik untuk diteliti dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun artis, lagu ini mengandung makna yang sangat menarik untuk diteliti dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lagu magadir ( /مقادير maqādīr/ 'takdir') merupakan salah satu lagu favorit yang banyak dinyanyikan oleh umat islam baik dikalangan tua maupun remaja, kalangan biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan bentuk dan ragam kebudayaan. Kebudayaan yang hidup pada berbagai suku bangsa menyumbangkan kekayaan melimpah bagi kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang proses belajar mengajar vokal pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang proses belajar mengajar vokal pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang proses belajar mengajar vokal pada anak usia 6 tahun di Purwacaraka Musik Studio, maka dalam bab ini peneliti akan mengutarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian pustaka sangat diperlukan dalam penyusunan sebuah karya ilmiah. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep konsep yang mendukung pemecahan masalah dalam suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai adat dan kebiasaan masing-masing.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari 3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk mengaktualisasi diri dan idenya dengan leluasa. Penanaman

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk mengaktualisasi diri dan idenya dengan leluasa. Penanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan ruang kreativitas yang terbuka luas, tidak terbatas sebagai produk industri media dan hiburan. Film dokumenter memberikan kesempatan bagi semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dengan berbahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional menurut Sedyawati (1981:48) mempunyai predikat tradisional yang dapat diartikan segala yang sesuai dengan tradisi, sesuai dengan kerangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cerita rakyat sebagai folklor dalam tradisi lisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cerita rakyat sebagai folklor dalam tradisi lisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang tinjauan pustaka atau kajian teori yang berkaitan dengan judul penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi 1) Repustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era globalisasi pada berbagai aspek kehidupan kian merebak. Persaingan tersebut terjadi dalam aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap orang. Peristiwa komunikasi merupakan suatu peristiwa yang sangat majemuk. Untuk dapat

Lebih terperinci

PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016

PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016 PROGRAM ACARA SIARAN & DESKRIPSI PRO 1 RRI TANJUNGPINANG 2016 WAKTU WIB 05.15-06.00 PROGRAM ACARA RENUNGAN FAJAR SIFAT/ STATUS DURASI DATE FORMAT DESKRIPSI KET Live 45 menit Setiap Suatu Program siaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa

Lebih terperinci

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah lagu merupakan hasil salah satu jenis karya sastra yaitu puisi yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan manusia. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya terdapat hasrat untuk berkomunikasi, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain (Muryati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan mutlak yang dilakukan seluruh umat manusia selama mereka masih hidup di dunia, karena manusia sebagai makhluk sosial perlu saling melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan oleh generasi terdahulu secara

BAB IV PENUTUP. mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan oleh generasi terdahulu secara BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat suku Sasak di pulau Lombok pada umumnya masih mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan oleh generasi terdahulu secara turun temurun. Adat istiadat dipertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia kaya keragaman budaya. Keragaman budaya yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia kaya keragaman budaya. Keragaman budaya yang dimiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia kaya keragaman budaya. Keragaman budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia dapat dilihat dari kekayaan sastra yang dimilikinya, termasuk cerita rakyat.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung percepatan penyampaian pesan kepada khalayak. Dapat dikatakan pesan yang dikirim melalui transmisi

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. waktu). Tetapi, ternyata terdapat hal lain yang membuat gig itu menjadi sebuah

BAB V KESIMPULAN. waktu). Tetapi, ternyata terdapat hal lain yang membuat gig itu menjadi sebuah 125 BAB V KESIMPULAN Pada mulanya saya hanya memahami gig sebagai sebuah pertunjukan musik independen yang berskala kecil dan diadakan pada satu malam saja (sekali waktu). Tetapi, ternyata terdapat hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SATUAN PELAJARAN: SMP KELAS : KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Melalui bahasa pula, semua informasi yang ingin kita sampaikan akan dapat diterima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik merupakan suatu seni yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Melalui Musik bisa menjadi salah satu sarana untuk mengekspresikan perasaan yang kita rasakan,dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni musik merupakan salah satu pembentukan manusia Indoensia seutuhnya dengan cara memupuk rasa kebanggaan nasional dan ketahanan dalam menanggulangi pengaruh

Lebih terperinci

PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH

PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH Oleh: Neni Puji Nur Rahmawati Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat Karungut adalah sebuah kesenian tradisional

Lebih terperinci