ANALISIS PROSES PEMILIHAN BERITA DI PROGRAM METRO SIANG, METRO TV JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PROSES PEMILIHAN BERITA DI PROGRAM METRO SIANG, METRO TV JAKARTA"

Transkripsi

1 ANALISIS PROSES PEMILIHAN BERITA DI PROGRAM METRO SIANG, METRO TV JAKARTA Simon Nataneal / Rahmat Edi Irawan Jl. Haji Muala No. 39 Jakarta Barat, / , simon_nataneal@yahoo.co.id ABSTRAK (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) Purpose of research, is to know factors that influence the selection of process news "Metro Siang" and what is the basis for the selection of news material aired on the Program "Metro Siang" on Metro TV Jakarta. Methods of research, observation with a qualitative approach, while the source of the data obtained is looking for an internal company, went into the field and conduct in-depth interview with informants who perform duties as team work and outlines the core personal experiences during the observation. The results obtained, from the results of research entitled "Analysis Process Of Selection News at " Metro Siang " on Metro TV Jakarta,, stage production of" Metro Siang "includes preproduction, production, post-production and some activities. While the selection of news items based on several factors, such as individual (reporter, editor, and contributor), media routines (audiense, resources and news editor), organizational structure (media owners and internal organization), extra media (news sources, advertisers, audiense, and technology), and ideology (audiense). The concept of dimension in the selection of news "Metro Siang" based visualization, good audio, proximity, duration of news material in order to maintain the quality of the news items that will be aired for audiense throughout Indonesia. Conclusion, the hierarchy of factors influenced the selection of news influence (except the role of government in the extra media) and news selection strategy based on the visualization, as well as the duration of an audio news(sn) Keywords : Analysis, Selection, Strategy, Program, Metro Siang, Metro TV Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi proses pemilihan berita Metro Siang dan apa dasar pemilihan materi berita untuk ditayangkan pada Program Metro Siang di Metro TV Jakarta. Metode penelitian, melakukan observasi dengan pendekatan kualitatif, adapun sumber yang diperoleh adalah mencari data internal perusahaan, terjun ke lapangan dan melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan narasumber yang menjalankan tugas sebagai tim kerja inti serta menjabarkan pengalaman pribadi selama melakukan observasi. Hasil yang dicapai dari hasil penelitian yang berjudul Analisis Proses Pemilihan Berita Di Program Metro Siang, Metro TV Jakarta, tahapan produksi Metro Siang meliputi pra produksi, produksi, pasca produksi serta beberapa aktivitasnya. Sementara pemilihan materi berita didasarkan beberapa faktor - faktor, seperti; individu (reporter, redaksi, dan kontributor), rutinitas media (audiense, sumber berita dan pemimpin redaksi), struktur organisasi (pemilik media dan internal organisasi), ekstra media (sumber berita, pengiklan, audiense, dan teknologi), serta ideologi (audiense).

2 Konsep dimensi dalam pemilihan berita Metro Siang berdasarkan visualisasi, audio yang baik, proximitas, durasi materi berita guna menjaga kualitas materi berita yang akan ditayangkan bagi audiense di seluruh Indonesia. Simpulan, yaitu pemilihan berita dipengaruhi faktor hirarki pengaruh (kecuali peran pemerintah dalam ekstra media) dan strategi pemilihan berita yang didasarkan kepada visualisasi, audio serta durasi suatu berita. (SN) Kata Kunci : Analisis, Strategi, Pemilihan, Berita, Program, Metro Siang, Metro TV PENDAHULUAN Perkembangan zaman dari masa ke masa semakin pesat, dari hal teknologi dan media pun ikut berkembang. Zaman dahulu teknologi masih menggunakan teknologi yang terbatas, dan beberapa hal yang menunjang pun terbatas, namun karena pesatnya laju pemikiran manusia, maka hal yang dirasakan tidak mungkin menjadi mungkin, seperti adanya kontak komunikasi yang dapat memunculkan gambar dan suara pada saat bersamaan, kemudian kemunculan alat komunikasi yang dapat memunculkan gambar bergerak serta suara yang memiliki grafis yang baik, memampukan adanya perpindahan data informasi dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat, memudahkan dalam pembacaan berita berita atau informasi dari media cetak dalam bentuk grafis ( e book ), dan sebagainya. Dalam kajiannya berbagai media yang berkembang tersebut memiliki kemajuan di bidang sendiri sendiri. Keberadaan media yang berkembang menghasilkan penetapan standarisasi penampilan informasi untuk disajikan kepada audiense atau masyarakat. Penetapan standarisasi yang baik lebih sering ditetapkan kepada salah satu media yang berkembang, yaitu televisi. Televisi sebagai media komunikasi massa mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya pada saat yang bersamaan dan ditunjukan kepada sejumlah orang atau masyarakat dengan tujuan agar pesan tersebut dapat diterima dan diadopsi oleh masyarakat selaku komunikan. Jadi televisi sebagai media komunikasi massa merupakan salah satu sumber informasi dari komunikan apabila komunikan tersebut menginginkan untuk memperoleh pesan atau informasi. (mc-1, 2011). Di Indonesia memiliki banyak contoh pertelevisian, salah satunya Metro TV Metro TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai mengudara pada tanggal 25 November Metro TV merupakan salah satu anak perusahaan dari Media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar Prioritas. Pada tahun 1989, Surya Paloh mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media elektronik. Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita (news), yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu indonesia, inggris, dan mandarin, ditambah dengan 30% program non berita (non-news) yang edukatif. Di dalam televisi terdapat berbagai program program yang melingkupi berbagai jenis acara, mulai dari acara yang memberikan informasi, menghibur, persuasi, dan sebagainya. Program televisi memerlukan konsep yang baik dan berkualitas, tidak hanya sebatas tayangan, namun memerlukan bagian yang dapat membatasi hal yang tidak berkualitas tayang di televisi. Pembatas dalam pembuatan tayangan ini lebih sering digunakan untuk tayangan berita. Dalam tayangan berita memuat berbagai bagian dari komponen sosial, budaya, ekonomi, politik, olah raga, megapolitan, materi dari sisi internasional. Oleh karena itu pembuatan materi berita tidak sembarangan, disesuaikan dengan adanya materi berita. Program program berita di Metro TV salah satunya yaitu Metro Siang. Metro Siang adalah program berita utama siang hari yang disiarkan oleh Metro TV. Metro Siang merupakan program berita di Metro TV yang mengudara pertama kali, pada tanggal 26 November Metro Siang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pemirsa sebagai pengantar makan siang dan istirahat pemirsa. Materi

3 materi yang ada dalam Metro Siang ditampilkan sesuai topik yang sedang naik ke permukaan (menjadi topik banyak pembicaraan di masyarakat luas) dan isu isu yang sedang berkembang di sekitar masyarakat dan membutuhkan pembenarannya Metro Siang selalu menjanjikan materi berita yang beragam, mulai dari politik, megapolitan, sosial, budaya, ekonomi, internasional, olah raga, hukum. Acara di Metro Siang sering melibatkan laporan langsung yang terjadi di lapangan, seperti kejadian banjir di Ibu Kota Jakarta, Pemilu Kepala Daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, dan berbagai hal yang menjadi perbincangan masyarakat. Melalui sajian dari program Metro Siang yang beragam, maka memerlukan pemilihan berita yang cukup ketat, karena sumber materi yang didapatkan sangat banyak dan beragam. Dalam program Metro Siang terdapat bagian yang menyeleksi dan memilih materi berita yang akan ditayangkan, bagian tersebut dinamakan gatekeeping, atau dalam istilahnya secara luas telah digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan di mana seleksi dibuat dalam kerja media, terutama keputusan mengenai apakah diboleh atau tidak sebuah laporan berita tertentu melewati pintu media berita ke dalam saluran berita (McQuail D, 2011). Sedangkan untuk yang melakukan tindakkan gatekeeping dinamakan gatekeeper, istilah gatekeeper menurut John R. Bittner (1996) yaitu individu individu atau sekelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Jika diperluas maknanya, yang disebut gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, dan buku. (Nurudin, 2007:118) Gatekeeper ini berkaitan dengan spesialisasi yang terjadi dari pengaruh pemilik media yang bersangkutan, kebijakkan dari editorial, perlakuan pemasaran stasiun televisi dalam hal mendapatkan rating, dan dukungan penonton. Berkaitan mengenai hal tersebut maka akan merubah peranan televisi pada umumnya, seperti program Metro Siang yang lebih dititikberatkan kepada penyampaian informasi yang berkaitan mengenai berita berita yang hardnews, pada dewasa ini sudah mulai bergeser menjadi penyampaian materi berita yang beragam, tidak hanya hard news, tetapi soft news pun ditanyangkan. Jadi, seorang gatekeeper dalam media massa akan menyesuaikan diri dengan kebijakkan medianya. Menurut Hiebert, Ungurait, dan Bohn tahun (1985) terkait pemaparan, aktivitas, dan pengaruh dari gatekeeper dapat dicatat pula ada tiga hal yang menjadi perhatian. Pertama, penapisan informasi bersifat subjektif dan personal. Kedua, penapisan informasi membatasi apa yang ingin diketahui pembaca. Ketiga, penapisan informasi menjadi suatu aktivitas yang tidak bisa dihindari oleh media. (Nurudin, 2007:119) Program Metro Siang berorientasi kepada materi berita yang tetap aktual, fakta, dan tidak bermuatan kepada pihak tertentu. Itulah salah satu yang pengaruh dari proses gatekeeper yang dinamakan gatekeeping. Dalam gatekeeping memiliki beberapa pengaruh yang masuk kepada media tersebut. Isi pesan media sangat dipengaruhi oleh berbagai pengaruh internal dan eksternal yang dialami media massa sebagai organisasi. Pengaruh yang diberikan media kepada masyarakat atau sebaliknya sangat bergantung pada bagaimana media bekerja. Dan pengaruh isi media dipengaruhi oleh suatu faktor yang dinamakan hirarki pengaruh. adapun ketujuh pihak tersebut yaitu; 1) Penguasa/ pemerintah, 2) Masyarakat umum, 3) Kelompok penekan, 4) Pemilik, 5) Pemasang iklan, 6) Audien, 7) Internal Organisasi. (Morissan, 2008:250) Program Metro Siang yang akan terus berubah mengikuti perubahan zaman yang ada, serta mengikuti arah pemikiran maupun kebijakkan kebijakkan yang diberikan oleh editorial, bahkan pemilik media sekalipun, dan perubahan perubahan yang lainnya dapat membuat agar sajian materi informasi (berita) di dalam program Metro Siang dapat menghasilkan sajian yang informatif serta tak khayal dapat berguna bagi perkembangan pemikiran masyarakat yang menontonnya. Dalam menilik kedalam isi pemberitaan program Metro Siang tidak semua berita atau sumber informasi dapat dengan mudah disampaikan atau ditayangankan oleh Metro Siang, dan hanya ada beberapa berita atau informasi yang dapat ditayangkan. Seperti apakah yang mempengaruhi proses pemilihan berita di program ini serta cara pemilihan berita yang ada dalam Metro Siang. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan selama melakukan penelitian yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif biasanya digunakan meneliti peristiwa sosial, gejalan ruhani, dan proses tanda berdasarkan pendekatan nonpositivis. Misalnya, kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, keagamaan, atau hubungan kekerabatan. (Almanshur, 2012:13)

4 Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari hari. (Almanshur, 2012:13) Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, dan pemikiran manusia secara individu maupun kelompok. Penelitian kualitatif bersifat induktif. Artinya peneliti membiarkan permasalahan permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Dalam penelitian ini, peneliti melihat dari proses pengumpulan materi materi berita program, Metro Siang yang berasal dari berbagai sumber data (website reuters, website forum afp untuk big screen, kantor berita antara, reporter Metro TV, kontributor daerah Metro TV, NTMC POLRI). Kemudian didistribusikan kepada masing - masing desk (politik, ekonomi, sosial, internasional, budaya, keamanan nasional, megapolitan, teknologi, hukum, kriminal, nusantara). Pada saat materi berita sudah berada di desk, maka proses gatekeeping mulai berjalan; seperti mengedit gambar, mengedit naskah berita, dan lain sebagainya. Setelah itu akan didistribusikan kepada produser Metro Siang. Namun semua berita yang sudah dimasukkan kepada dalam rundown Metro Siang akan berubah. Kondisi ini disebabkan oleh durasi yang melebihi waktu tayang Metro Siang. Penulisan karya tulis ini selanjutnya akan membahas apa yang menjadi patokan dalam pemilihan berita program Metro Siang di Metro TV Jakarta. Strategi pemilihan berita dijelaskan dengan menggunakan teori gatekeeper dan teori hirarki pengaruh. Peneliti tidak luput dalam penjabaran penyusunan pertanyaan yang berdasarkan pada hirarki pengaruh yang dilontarkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese (Kriyantono, 2010:253). Data dalam penelitian kualitatif dihimpun dengan cara pengamatan yang saksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen lain. Penelitian kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang bertujuan mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif. (Almanshur, 2012:14) Jenis deskriptif dalam penelitian kualitatif ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta fakta dan sifat sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel. Dalam mengumpulkan data selama penelitian, peneliti mencari data berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono, 2009:225). Data primer penelitian ini diperoleh dari pemahaman yang lebih mengenai permasalahan bagaimana analisis strategi pemilihan berita di program Metro Siang, Metro TV Jakarta. Peneliti menggunakan observasi, wawancara serta jawaban terbuka sesuai dengan argumentasi dari informan, seperti ; Eksekutif Produser Metro Siang, Produser Metro Siang dan Kepala Produksi Berita Metro TV. Sebagai tambahan dalam penjelasan mengenai data primer karya ilmiah ini, berikut penjabaran beberapa teknik yang akan dipakai peneliti melakukan dalam melakukan penelitian : 1) Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus dia bertindak sebagai pemimpin dalam proses wawancara tersebut. Dia pula berhak menentukan materi yang akan diwawancarai serta kapan dimulai dan diakhiri. Namun kadang kala informan pun dapat menentukan perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara mulai dilaksanakan dan diakhiri. Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara informan adalah orng yang diperkirakan menguasai dan memahami data informasi atau pun fakta dari suatu objek penelitian. Materi wawancara adalah tema yang ditanyakan kepada informan, berkisar antara masalah atau tujuan penelitian. Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara. Tujuan wawancara, peran informasi, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan

5 membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya. (Kriyantono, 2006: ) 2) Observasi menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utama. Observasi partisipasi yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. (Kriyantono, 2006: ) Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono, 2009:225). Dalam mencatat percakapan wawancara, peneliti menggunakan alat rekaman suara (tape recorder). Selain wawancara, peneliti menggunakan data sekunder seperti; data tertulis di tempat penelitian atau data yang diperoleh dari Metro TV, serta melakukan observasi untuk membuat tambahan data dan menyempurnakan hasil karya ilmiah ini. Dalam membuat pelaksanaan penelitian memerlukan pengukuran validitasnya, peneliti menggunakan uji keabsahan berupa: A) Kredibilitas (Credibility), yaitu apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non - kualitatif. Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik observasi secara terus - menerus dan sungguh-sungguh, sehingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti seperti apa adanya. Peneliti juga melakukan transkrip dari wawancara, kemudian dari wawancara ke dalam tahapan coding, mulai dari open coding, axial coding dan selective coding, sehingga bisa dianalisis dengan akurat. B)Transferabilitas (Transferabilty), yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sample yang secara representatif mewakili yang populasi itu. Dalam penelitian ini kualitas transferability menyajikan data deskriptif lebih lengkap, misalnya melalui latar belakang informan, jawaban dari pertanyaan wawancara, peran informan dalam perusahaan dan lain - lain. C) Ketergantungan (Dependability), yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep - konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini dapat dikatakan dependability atau ketergantungan pada penelitian in dilakukan secara cermat dan berhati - hati menggunakan data yang dapat dipercaya. Serta secara konsisten mendapatkan data dari wawancara langsung ataupun observasi langsung dari lapangan. Kemudian penelitian ini ditarik kesimpulannya dengan menggunakan metode penelitian yang tepat. D) Konfirmabilitas (Confirmability), yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya di mana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan memperlihatkan hasil penelitian pada informan yang kemudian dikonfirmasikan oleh informan agar hasil dapat lebih objektif. (Bryman, 2008: hal 376) HASIL DAN BAHASAN 1. Analisis proses pemilihan berita di Metro Siang : a. Analisis Individu : Reporter, Redaksi, Kontributor 1. Reporter memberikan pandangan yang fakta dan berkesinambungan dengan kejadian lapangan (peristiwa). 2. Redaksi memilih berita yang ada pada saat hasil liputan reporter 3. Kontributor mengirimkan berita yang diliput dengan kemampuan pandangan mereka (objektif, faktual).

6 b. Analisis Rutinitas Media : Audiense, Sumber Berita 1. Audiense mampu memberikan pengaruh supaya tayangan Metro Siang tetap berada di jalur penggemarnya. 2. Sumber berita sebagai sumber referensi pada Metro Siang seperti berita reuters, forum afp, dan kantor berita antara. c. Analisis Struktur Organisasi : Pemimpin Redaksi, Pemilik Media 1. Pemimpin redaksi sebagai seorang pemimpin yang mengatur jalannya kebijakan keputusan dalam penayangan berita, mengontrol hasil tayangan Metro Siang, dan aktif berdiskusi dalam melihat rundown Metro Siang. 2. Pemilik media membuat suatu pemahaman mengenai materi berita Metro Siang yang disukainya, lalu para redaksi berpikiran untuk tetap memberikan tayangan tersebut untuk kesenangan pemiliknya. d. Analisis Ekstra Media : Teknologi, Pengiklan/ Sponsor 1. Tanpa teknologi Metro Siang tidak dapat bergerak dengan cepat, dan maksimal, seperti : pengetikan naskah, pengaturan tampilan tayangan berita memerlukan komputer. 2. Pengiklan/ Sponsor mengambil bagian dari pengaruh sebagian kecil tayangan Metro Siang: karena pesanan dari bagian penjualan. e. Analisis Ideologi : Audiense Metro Siang Dalam menampilkan tayangan Metro Siang membuat materi yang sama dengan pemikiran para audiense (Ibu Rumah Tangga, orang orang umum yang meluangkan waktu di siang hari). Namun tetap memberikan dengan nilai objektif dan sesuai fakta. 2. Analisis Cara memilih berita yang baik ditentukan dengan : 1. Materi gambar yang jelas (dapat dilihat dengan detail gambarnya), suaranya yang jernih. 2. Berita yang diangkat berdasarkan kepada kedekatan berita dengan wilayah siaran (Indonesia atau Jakarta), tingkat dampaknya bagi masyarakat. 3. Berita dipilih berdasarkan durasi karena masing masing berita memerlukan waktu yang cukup sesuai dengan pembagian jumlah durasi setiap segmen Metro Siang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang diambil oleh peneliti berdasarkan penelitian yang berjudul Analisis Proses Pemilihan Berita di Program Metro Siang, Metro TV Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh dalam isi berita Metro Siang nyata dijelaskan dalam teori Hirarki Pengaruh (Pamela J. Shoemaker dan Stephen D Reese, 1996). Namun unsur yang sudah tidak mempengaruhi isi berita; seperti Pemerintah (Pengaruh Ekstra Media) karena dalam perkembangan kebijakan pemerintah di atas 1998 sudah tidak memberikan suatu rintangan yang berat kepada media massa (seluruhnya) dan setiap media mampu mengembangkan informasi yang diolah oleh para media massa sendiri, kebijakan pemerintah sudah cenderung kepada kebebasan pers yang mampu membuka secara lebar keterbukaan akan informasi. 2. Pemilihan Berita dalam Metro Siang didasarkan kepada durasi, visualisasi dan proximitas (kedekatan audiense dengan berita tersebut). Saran penelitian yakni: 1. Sumber daya manusia di redaksi ditambah dalam kuantitas maupun kualitas, guna dapat memasok untuk materi berita Metro Siang lebih maksimal. 2. Kemasan Metro Siang dalam tayangan paket diperbanyak dan disistematiskan, supaya audiense dapat memahami dan mengikuti perkembangan berita secara berkelanjutan.

7 3. Kemasan paket materi berita Metro Siang dibuat pembatasan penjelasan pengisi suaranya supaya situasi dan keadaan liputan mampu dirasakan oleh masyarakat. 4. Reporter pada saat live perlu membatasi penjelasannya supaya audio dari visual yang diputar dapat terdengar dan suasananya dapat dirasakan oleh masyarakat yang menontonnya. REFERENSI Almanshur, M. D. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Bryan, A. (2008). Social Research Methods. New York: Oxford University Press. Herawati, A. (2010). Jurnal Ilmu Komunikasi. Ilmu Komunikasi. Kriyanto, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Prenada Media Group. Martin, T. D. (2008). Jurnal Ilmiah. Scriptura, 29. McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa Mcquail Edisi 6 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. McQuail, D. (2011). Teori Kom Moleong, L. J. (2005). Metode Teknik Penelitian Kebudayaan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Muda, D. I. (2008). Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2009). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurudin, M. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Mertova, L. W. (2007). Using Narrative Inquiry as a Research Method: An Introduction To Using Critical Event Narrative Analysis In Research On Learning And Teaching. Oxon: Routledge. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dam R&D. Bandung: Alfabeta, cv. Suwandi, B. &. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Vera, N. (2008). Pengantar Komunikas Massa. Jakarta: Renata Pratama Media. Yosef, J. (2009). To Be A Journalist, Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat Kabar yang Profesional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

8 RIWAYAT PENULIS Simon Nataneal lahir di Bogor tanggal 20 Desember Berpendidikan terakhir dalam strata-1 di Universitas Bina Nusantara Jakarta jurusan Komunikasi Pemasaran dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan peminatan Broadcasting dan mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi. Penulis pernah menjadi Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa bidang Tenis Meja , paruh waktu di Kantor Corporate Marketing Communication Bina Nusantara dari tahun 2011 sampai tahun 2013 (Juni), Ketua Umum Acara Lomba Presenter dan News Anchor untuk kalangan Mahasiswa se-indonesia bulan Oktober 2012, dan penulis sering mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif; seperti olah raga futsal dan tenis meja. Saat ini penulis sedang mencari pekerjaan setelah lulus dari masa kuliahnya. RIWAYAT PEMBIMBING PENELITIAN Rahmat Edi Irawan Dosen bidang penyiaran pada Peminatan Broadcast Jurusan Maketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Binus University. Menyelesaikan S1 Jurusan Pendidikan Sejarah di IKIP Jakarta (1994), S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Mercu Buana Jakarta (2012), dan saat ini sedang menyelesaikan S3 Ilmu Komunikasi di Universitas Padjajaran. Saat ini juga menjadi praktisi penyiaran sejak tahun 1996

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti secara statistik atau cara kuantifikasi (Suwandi, 2008:1). Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualiatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnmya melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia pertelevisian sudah mulai mendominasi dunia informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memberikan banyak sekali kemudahan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era seperti saat ini, masyarakat di Indonesia dituntut untuk semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Salah satu perkembangan yang terjadi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan visual memiliki berbagai macam program yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan kita sehari hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality Show Bagi-Bagi Berkah di Trans TV dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian ini, meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang belum diketahui dengan cara metode sistematis dan terarah.

Lebih terperinci

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19

STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 STRATEGI BINUS TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN JURNAL 19 Guntamas Halim Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui bagaimana strategi produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih modern ditandai dengan adanya perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal jarak dan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan kebutuhannya pada informasi membuat media massa saat ini dapat dikatakan sebagai Primadona pencarian informasi. Media massa adalah alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Deddy Mulyana (2001), komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komunikasi massa yaitu komunikasi yang penyebarannya menggunakan media massa, dengan khalayak yang bersifat heterogen (meluas dan menyeluruh) dan isi pesan bersifat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini. Metode analisi data kualitatif didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting. 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen). Obyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah memberikan dampak besar bagi masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah mudahnya mengakses informasi dan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa. Dalam komunikasi massainformasi disampaikan melalui media massa.

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa. Dalam komunikasi massainformasi disampaikan melalui media massa. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Saat ini tidak diragukan lagi bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya sangat mendasar karena itu perannya sangat luar biasa.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang dikelola secara komersial, dengan menyediakan layanan makanan, minuman, dan fasilitas lainnya.

Lebih terperinci

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA INDONESIA TERKINI DI LPP TVRI TEGUH HERI SANDI Universitas Bina Nusantara Jl Rawa Papan Rt04/003 no 17 A (081219701890) Dosen Pembimbing : Drs. Raden Damianus Cosmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Seperti kita ketahui, media adalah suatu alat yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di sekeliling

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial berinteraksi langsung

BAB 3 METODOLOGI. Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial berinteraksi langsung BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial berinteraksi langsung dengan manusia, subjektif, memiliki jiwa, tanggapan, keinginan dan kemauan yang bebas. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

Bab III. Metode Penelitian

Bab III. Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian pada produk kertas fotokopi yang dilakukan di PT Cakrawala Mega Indah yang melakukan perluasan merek atau brand extension menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah hal yang mendasar yang tidak dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan medium manusia untuk mencapai sesuatu. Kita juga tidak dapat menghindari komunikasi. Dengan komunikasi kita dapat mempengaruhi seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap harinya, masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai macam program acara yang ditawarkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta. Programprogram acara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PARADIGMA PENELITIAN Fokus utama dari penelitian ini adalah membahas strategi proses produksi suatu program dalam membidik target penonton remaja. Untuk mendapatkan data dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada BAB IV PEMBAHASAN A. HASIL UJI RELIABILITAS Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada penafsiran antara satu coder dengan coder yang lain. Reliabilitas ini melihat apakah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media elektronik, merupakan sebuah media komunikasi yang dinilai paling berhasil dibandingkan dengan media massa lainnya dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV. 138 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini merupakan bab penting bagi skripsi penulis, Setelah melakukan wawancara dan observasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat persaingan antara media massa televisi tidak terelakkan lagi. Sebagai media audio visual, televisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudahkan setiap orang untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar Masalah yang ingin dijelaskan peneliti seperti yang tertulis di judul yaitu Peran Public Relations PT Suria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di daerah-daerah dapat dengan mudah dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjdi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan dalam program ini (Planet Remaja) adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206). tanggungjawab sosial perusahaan dalam bentuk tulisan. Untuk penulisan ini juga dilakukan strategi by supplying good copy agar hasil penulisan layak untuk dimuat di dalam media cetak. BAB III METODE PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah 35 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu yang diolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyampaian informasi melalui media massa sangat beragam, salah satunya adalah Berita Televisi. Berita Televisi tidak hanya dikemas dengan format Hardnews melainkan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 72 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Willingness to change is a strength, even if it means plunging part of the company into total confusion for a while. - Jack Welch - 4.1 Jenis Penelitian Pendekatan dalam

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya dapat dilihat sepintas, juga sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya dapat dilihat sepintas, juga sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi tumbuh dan berkembang menjadi salah satu bentuk media massa audio visual dengan ciri dan sifatnya yang berbeda dengan media yang telah ada sebelumnya, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 49 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian mengenai kajian metodologi pada Strategi Media Relations PT. Televisi Transformasi Indonesia dalam Brand Positioning

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi (TV) merupakan salah satu media massa yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia. Ketika TV diciptakan, media massa seperti radio dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian berdasarkan uraian-uraian dan penjelasan pada bab sebelumnya, khususnya pada bab IV tentang pembahasan dan hasil analisis penelitian data. Ditemukan

Lebih terperinci

Studi Kasus di TV Megaswara Bogor

Studi Kasus di TV Megaswara Bogor INFORMASI DAN PENGOLAHAN BERITA TELEVISI Studi Kasus di TV Megaswara Bogor ABSTRAK Isi media rtiassa merupakanproduk organisasiyang kcirakteristiknya dipengaruhi Budi Santoso oleh perilaku organisasi itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan definisinta penelitian dengan metode kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan definisinta penelitian dengan metode kualitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Metedelogi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Berdasarkan definisinta penelitian dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci