1) Adult learner akan termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan minat dimana belajar akan memberikan kepuasan;

Transkripsi

1 I. Adult Learning Teori adult learning pertama kali diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike pada tahun Dari hasil penelitian, Linderman mengidentifikasi beberapa asumsi yang dijadikan pondasi teori belajar adult learner yaitu sebagai berikut : 1) Adult learner akan termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan minat dimana belajar akan memberikan kepuasan; 2) Orientasi adult learner berpusat pada kehidupan, sehingga unit-unit pembelajar sebaiknya adalah kehidupan nyata (penerapan) bukan subject matter. 3) Pengalaman adalah sumber terkaya bagi adult learner, sehingga metode pembelajaran adalah analisa pengalaman (experiential learning). 4) Adult learner mampu mengarahkan diri sendiri (self directed learning), sehingga peran dosen hanya sebagai instruktur. 5) Perbedaan diantara adult learners semakin meningkat dengan bertambahnya usia, oleh karena itu pendidikan adult learners harus memberi pilihan dalam hal perbedaan gaya belajar, waktu, tempat dan kecepatan belajar. Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi terbagi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik:

2 Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Berikut ini merupakan beberapa fungsi motivasi: a) Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi berfungsi sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. b) Motivasi dapat menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang lurus untuk mencapai tujuan. Maka makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh. c) Motivasi menyeleksi perbuatan, Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula. Menurut Atto Wilmann di dalam uraiannya tentang pertumbuhan dan pembentukan manusia ada enam motif yang menggerakkan seseorang mau belajar antara lain: 1. Motif psikologik. Setiap makhluk hidup mempunyai dorongan untuk berkembang sesuai dengan caranya masing-masing. Menurut kodratnya manusia ingin mengetahui sesuatu, bukan hanya kesanggupan mengetahui sesuatu begitu saja, tetapi juga terdapat kecenderungan untuk bekerja dan mengenal. 2. Motif praktis. Semua pengetahuan mempunyai nilai praktis. Untuk memperoleh kedudukan dalam hidup pada hakikatnya kita berhasil memenuhi kebutuhan tertentu. Motif praktis dan minat praktis memperoleh alat yang tepat dalam pengajaran untuk hidup nanti (Jen Lighart).

3 3. Motif pembentukan kepribadian. Pengetahuan dan kesehatan tidaklah hanya menghasilkan saja, tetapi juga menaikan kepribadian dalam segi estetik dan intelektualistik. Motif kepribadian menganggap bahan pengajaran sebagai media untuk pembentukan etik. 4. Motif kesusilaan. Terbentuknya kepribadian berarti bahwa wataknya ikut terbentuk dalam kesusitaan. Belajarlah agar engkau menjadi lebih bersusila. 5. Motif sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus belajar segala sesuatu yang layak diketahui dan dikerjakan dalam hidup pergaulan. Motif sosial membantu dalam pembentukan anak sebagai makhluk sosial. 6. Motif ketuhanan. Belajarlah agar dapat mengabdi pada Tuhan. Segala pengetahuan, dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan. Motif Ketuhanan meliputi semua motif lainnya dan mempersatukannya, karena pertumbuhan dan perkembangan pada hakikatnya harus diarahkan pada pengabdian pada-nya. Untuk membangkitkan motivasi belajar pelajar, pengajar dapat melakukan berbagai cara sebagai berikut: a) Memberi angka atau penilaian. Umumnya setiap pelajar ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh pengajar. Pelajar yang mendapat angka baik, maka akan terdorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar. Sebaliknya, pelajar yang.mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik. b) Pujian. Pemberian pujian kepada pelajar atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil, besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang. c) Pemberian hadiah/beasiswa. Cara ini dapat juga dilakukan oleh pengajar dalam batasbatas tertentu, misalnya, memberikan hadiah (beasiswa) pada akhir tahun ajaran, dengan

4 menunjukkan hasil belajar yang baik, atau kegiatan-kegiatan lain yang mendorong pelajar untuk berprestasi. d) Kerja kelompok. Dalam kerja kelompok di mana para pelajar melakukan kerja sama dalam belajar. Setiap anggota memberikan motivasi belajar pada anggota lainnya. Kadangkadang rasa untuk bertukarpikiran dengan anggota kelompok lain akan menjadi pendorong dalam perbuatan belajar. e) Persaingan. Baik bekerja kelompok maupun persaingan mencari motif-motif sosial kepada pelajar. Hanya saja persaingan antara individual akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik, seperti hubungan persahabatan, perkelahian dan pertentangan persaingan yang baik ialah dalam bentuk antar kelompok belajar. Namun, hendaklah persaingan ini dilakukan dengan sehat dan wajar. Selain terkenal dengan istilah adult learning, system pembelajaran secara dewasa juga dikenal dengan istilah andragogi. Andragogi mulai digunakan di Netherlands oleh professor T.T Ten have pada tahun 1954 dan pada tahun 1959 ia menerbitkan garis-garis besar Science of Andragogy. Model andragogi mempunyai konsep bahwa: kebutuhan untuk tahu (The need to know), konsep diri pembelajar ( the learner s concept), peran pengalaman pembelajar (the role of the leaner s experience), kesiapan belajar ( readiness to learn), orientasi belajar (orientation of learning) dan motivasi lebih banyak ditentukan dari dalam diri si pembelajar itu sendiri. Dalam hal ini, Adam sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran, hendaklah memunculkan motivasi belajarnya sendiri dengan dengan membentuk kelompok belajar guna menyelesaikan tugas yang diberikan dosen kepadanya. Dengan begitu, tugas yang ia duga tidak mampu ia kerjakan dapat selasai dengan baik dan tepat waktu. Selain itu, Adam perlu menanamkan jiwa persaingan dalam dirinya, dengan begitu ia akan termotivasi untuk terus mamperbaiki diri dan berpikiran maju. Agar dapat menyelesaikan masalah ini dalam jangka pendek, Adam dapat meminta bantuan dengan orang yang sesuai, seperti Dosen pembimbing (Ketua blok), kakak tingkat,

5 dan teman satu angkatan. Selain itu, belajar bersama teman dengan membuat suatu kelompok belajar dapat membantu Adam dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan bila jangka panjang, Adam dapat terlebih dahulu mempelajari teknologi informasi dan komputer, meliputi : pencarian di web, penggunaan , dan pemanfaatan power point.