SIMULASI KONVERTER A/D DELTA-SIGMA TINGKAT-1 DENGAN MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI KONVERTER A/D DELTA-SIGMA TINGKAT-1 DENGAN MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB"

Transkripsi

1 Buletin Ilmiah STTH (ISSN : ) Edisi : 2 Oktober 2, hal Abstrak SIMULASI KONVERTER A/D DELTA-SIGMA TINGKAT- DENGAN MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB Ali Hanafiah Rambe ) ) Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Sebuah konverter A/D delta-sigma ( -Σ) terdiri atas sebuah sample and hold (S/H), modulator -Σ dan filter decimation digital. Istilah -Σ berasal dari modulatornya yang memiliki differentiator ( ) dan integrator (Σ). Dengan teknik oversampling dan rangkaian umpan baliknya, konverter ini mampu menekan noise ke frekuensi yang lebih tinggi yang kemudian dapat dihilangkan dengan menggunakan sebuah LPF. Pada tulisan ini akan disimulasikan sebuah konverter A/D -Σ tingkat- dengan menggunakan simulink Matlab. Dari hasil simulasi diperoleh pada OSR = 64 dihasilkan frekuensi sampling sebesar 64 Hz, frekuensi cut-off LPF sebesar 4 Hz, time delay sebesar,29 detik dan sinyal error kuantisasi lebih kecil dari,2 Volt. Kata-kata kunci : konverter A/D delta-sigma, sample and hold, modulator Δ-Σ, filter decimation, oversampling ratio, noise shaping. Abstract A delta-sigma (Δ-Σ) converter A/D consists of a sample and hold (S / H), Δ-Σ modulator and digital decimation filter. The term of Δ-Σ comes from the modulator that has a differentiator (Δ) and integrator (Σ). With oversampling techniques and the feedback circuit, this converter can push the noise to higher frequencies which can then be removed by using an LPF. In this paper simulated a first order Δ-Σ converter A/D using Simulink Matlab. From the simulation results obtained at OSR = 64 the resulting sampling frequency is 64 Hz, the cut-off frequency of LPF is 4 Hz, delay time is.29 second and the quantization error signal is smaller than.2 Volt. Keywords :. konverter A/D delta-sigma, sample and hold, modulator Δ-Σ, filter decimation, oversampling ratio, noise shaping. Pendahuluan Teknik konversi -Σ (delta-sigma) atau Σ- (sigma-delta) telah ada sejak pertengahan abad XX []. Teknik ini merupakan pengembangan dari sistem modulator-delta sehingga konverter A/D -Σ disebut juga dengan Modulator Delta- Sigma. Istilah -Σ berasal dari modulatornya yang memiliki differentiator ( ) dan integrator (Σ). Kemampuan modulator -Σ yang dapat mengurangi noise kuantisasi dengan teknik oversampling dan rangkaian umpan-baliknya (feedback) menjadikan modulator ini dikenal juga sebagai konverter A/D noise shaping (pembentuk noise) [-5]. Konverter -Σ banyak diaplikasikan untuk pengolahan sinyal pada sistem komunikasi dan audio digital [],[2]. Hal yang menarik dari konverter -Σ ini adalah dengan hanya metode atau teknik konversi yang sederhana dan murah 5

2 Buletin Ilmiah STTH (ISSN : ) Edisi : 2 Oktober 2, hal dapat dicapai resolusi bit yang cukup tinggi (diatas 2 bit) [][3]. 2. Konverter A/D -Σ Sebuah konverter A/D -Σ terdiri atas sebuah sample and hold (S/H), modulator -Σ dan filter decimation digital seperti ditunjukkan pada Gambar [3]. Input Signal S/H Gambar Arsitektur Konverter A/D -Σ Sinyal masukan (input signal) yang berupa sinyal analog kontinu dicuplik oleh sebuah S/H (sample and hold) yang bekerja secara oversampling sehingga diperoleh sinyal waktu diskrit. Pada modulator -Σ, sinyal waktu diskrit tersebut akan dikonversi menjadi aliran sinyal digital -bit dengan laju bit yang sangat tinggi. Filter decimation digital berfungsi untuk mengurangi laju aliran sinyal digital -bit (keluaran modulator) serta mengaprosimasikannya menjadi keluaran digital dengan N-bit. 3. Sample and Hold (S/H) Sample and hold (S/H) atau disebut juga dengan track and hold (T/H) berfungsi sebagai pencuplik sinyal masukan (Gambar 2), yaitu mengubah suatu sinyal analog waktu-kontinu menjadi sinyal waktu-diskrit bernilai kontinu, yang diperoleh dengan mengambil cuplikan sinyal waktu kontinu pada saat waktu diskrit. Secara matematis dapat ditulis [][6] : Xa( t) Xa( t) Xa( nt ) Xa( n / f ) x( n) () t nt Modulator -bit Digital Decimation Filter Dimana Xa(t) adalah sinyal analog waktukontinu, T adalah interval pencuplikan (detik), f s = laju pencuplikan (Hz) = /T, n = bilangan s Digital Output bulat, - < n <, dan x(n) = sinyal waktu-diskrit bernilai kontinu. Clock Gambar 2 Sample and Hold (S/H) 4. Oversampling Ratio (OSR) Konverter A/D -Σ bekerja pada laju oversampling, yaitu laju pencuplikannya lebih besar dari laju Nyquist (f N ). Laju oversampling tersebut umumnya dituliskan sebagai perbandingan antara laju pencuplikan (f s ) dan laju Nyquist, yaitu [][6][7]: dimana : OSR f f s s (2) 2 fm fn OSR = oversampling ratio f s = laju pencuplikan f m = frekuensi maksimum sinyal masukan analog f N = laju Nyquist 5. Modulator -Σ Tingkat- (First Order) Modulator -Σ tingkat-satu memiliki sebuah differentiator ( ) dan sebuah integrator (Σ) seperti ditunjukkan pada Gambar 3 [3]. x(n) Differentiator - d(n) y a (n) Integrator T 2T 3T 4T 5T 6T 7T 8T s(n) V ref -V ref DAC -bit Komparator y(n) Sinyal Digital (aliran bit serial) Gambar 3 Arsitektur Modulator -Σ Tingkat- Pada differentiator, sinyal x(n) dikurangkan dengan sinyal y a (n). Keluaran dari differentiator, d(n), dijumlahkan oleh integrator menghasilkan sinyal s(n). Kemudian sinyal s(n) dikuantisasi oleh pengkuantisasi -bit yang merupakan 5

3 Buletin Ilmiah STTH (ISSN : ) Edisi : 2 Oktober 2, hal sebuah komparator (pembanding). Jika s(n) >, maka dihasilkan sinyal keluaran y(n) sebagai bit, dan untuk selainnya sebagai bit. Sinyal y(n) dikirimkan kembali ke differentiator melalui sebuah DAC -bit. Pada DAC -bit, sinyal y(n) diubah menjadi sinyal y a (n) yang bernilai ± v ref (tegangan referensi). Bit dan bit dari sinyal keluaran y(n) direpresentasikan masing-masing dengan tegangan v ref () dan v ref (-). 6. Model Linier Modulator -Σ Tingkat- Modulator -Σ tingkat-satu dapat digambarkan pada daerah Transformasi-Z (waktu diskrit), seperti ditunjukkan pada Gambar 4 [3],[4]. X(z) I(z) = z - _ - z - Gambar 4 Model Linier Modulator -Σ Tingkat- Sinyal masukan modulator -Σ dilambangkan dengan X(z) dan sinyal keluarannya sebagai Y(z). Differentiator dilukiskan sebagai node pengurangan. Integrator dinyatakan sebagai I(z). Serta pengkuantisasi -bit dimodelkan dengan penambahan sumber noise kuantisasi E(z). Jika konverter D/A (DAC) -bit dianggap sebagai DAC ideal, maka sesuai dengan analisis sinyal waktu diskrit yang standar, fungsi transfer sinyal (STF) dan noise (NTF) dapat diberikan masingmasing dengan persamaan berikut [4] : Y(z) I(z) STF = = z X(z) I(z) - E(z) NTF = = z - X(z) I(z) E(z) (3) (4) Dari Persamaan (3) dan (4) di atas dilihat bahwa STF (signal transfer function) = z - Y(z) dan NTF (noise transfer function) = (-z - ). Hal ini menunjukkan bahwa sinyal masukan X(z) mengalami penundaan (delay) dan sinyal noise E(z) akan mengalami pengalihan ke frekuensi yang lebih tinggi seperti ditunjukkan pada Gambar 5 [-5][8]. Karakteristik sinyal noise tersebut identik dengan sebuah filter high-pass (lolos atas). Hal inilah yang dikenal sebagai teknik pembentukan noise (noise shaping) pada Konverter A/D -Σ. N(f) High Pass Filter fm fs 2 f Gambar 5 Fungsi Alih Noise Modulator -Σ Tingkat- Dengan menggunakan LPF digital, maka sinyal noise kuantisasi E(z) tersebut dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi karakteristik sinyal X(z). LPF digital tersebut merupakan bagian dari proses decimation (pengurangan) oleh filter digital FIR (finited impulse response). 7. Filter Decimation Digital Filter decimation digital terdiri atas filter antialiasing, H(k), dan sebuah sample rate compressor (pengurang laju cuplikan), seperti ditunjukkan pada Gambar 6 berikut [][8][9]. Gambar 6 Filter Cecimation Digital Keluaran dari filter decimation digital tersebut dapat dinyatakan sebagai [8][9]: k=- y(m) = w(mm) = h(k).x(mm- k) k=- dimana : w(n) = h(k).x(n - k) (5) 52

4 Buletin Ilmiah STTH (ISSN : ) Edisi : 2 Oktober 2, hal Model Konverter A/D -Σ Tingkat- Untuk memodelkan sebuah konverter A/D -Σ tingkat-, maka sistem harus terdiri atas sebuah pembangkit sinyal analog, sebuah pencuplik, sebuah modulator -Σ dengan penambahan kanal AWGN sebagai fungsi ketidaksempurnaan rangkaian modulator, sebuah decimation dan sebuah filter analog. Model dari konverter A/D -Σ ini ditunjukkan pada Gambar 7. d. Vref (tegangan referensi) pada komparator (yang juga berfungsi sebagai kuantisasi - bit), berupa V r ef dan V r ef. e. Decimation (downsampling) dengan 2 tingkat yaitu terdiri atas M dan M 2. f. Time delay: merupakan pengesetan delay dari sinyal masukan untuk membandingkannya dengan sinyal aproksimasi analog. Input Signal Integrator Output Bit Streams Digital Noise Vref Approximation -Vref Sampling Stage- Stage-2 (OSR) Integrator AWGN - M M2 Comparator LPF Analog Decimation Analog Approximation 9. Simulasi Konverter A/D -Σ pada Simulink Matlab Delta-Sigma Modulator Time Delay Gambar 7 Model Konverter A/D -Σ Tingkat- Adapun parameter-parameter dari model konverter A/D -Σ tingkat- yang akan disimulasikan adalah sebagai berikut : a. Sinyal masukan merupakan pembangkitan sinyal dengan persamaan : (7) x(t) = A sin( 2πf t) A cos( 2πf t) A sin( 2πf t) dimana A, A 2, dan A 3 merupakan nilai amplitudo sinyal (volt), f, f 2, dan f 3 merupakan nilai frekuensi sinyal (Hz) dan t adalah waktu (detik). b. OSR (oversampling ratio) : merupakan pencuplikan sinyal masukan dengan laju pencuplikan yang dinyatakan dengan Persamaan (2). Jika f m = 5 Hz and OSR = 64, berarti : f s = (2 x 5 x 64) = 64 Hz. c. AWGN (additive white Gaussian noise). Penambahan noise pada keluaran integrator. Dinyatakan dalam db (decibel), dengan range. (jika dapat dianggap noise sangat besar, dan jika dapat dianggap noise sangat kecil). - Error Untuk pemodelan dan simulasi konverter A/D - Σ tingkat- pada Simulink Matlab [] ditunjukkan pada Gambar 8. Out Input Signal Xt Sample & Hold 2 XnT z - -z - Integrator AWGN AWGN Channel Input Signal 3 Sn Quantizer -bit ( Comparator ) x[4n] Decimation 4 Yn x[4n] Decimation2 Transport Delay Digitized Aproximation butter Analog Filter Design 6 Xtd 5 Yn2 Input Signal (Delayed) Analog Approximation Gambar 8 Model Simulasi Konverter A/D -Σ pada Simulink Matlab Pada sinyal masukan, dimodelkan sebuah pembangkitan sinyal yang terdiri atas penjumlahan 3 buah sinyal dengan amplitude dan frekuensi yang berbeda. Bentuk model pembangkitan sinyal masukan ini diperlihatkan pada Gambar 9. A*Sin(2*pi*f*t) A2*Cos(2*pi*f2*t) A3*sin(2*pi*f3*t) Input Signal Gambar 9 Model Pembangkitan Sinyal Masukan pada Simulink Matlab Dimana Xt merupakan sinyal masukan yang dinyatakan seperti pada Persamaan (7). XnT merupakan sinyal tercuplik, Sn = keluaran Out Error 8 Xta 7 Err 53

5 Buletin Ilmiah STTH (ISSN : ) Edisi : 2 Oktober 2, hal integrator ditambah noise, Yn sebagai keluaran modulator berupa aliran bit (bit streams), Yn2 merupakan aproksimasi digital dan Xta sebagai aproksimasi analog.. Analisis Simulasi Konverter A/D -Σ pada Simulink Matlab Dari model yang telah dirancang, selanjutnya diberikan nilai-nilai masukan parameter sebagai berikut : A =.2 [Volt] A 2 =.5 [Volt] A 3 =.3 [Volt] f = 2 [Hz] f 2 = 3 [Hz] f 3 = 5 [Hz] t = 2 [second] OSR = 64 [dimensionless] AWGN = [db] Vref = [Volt] M = 4 [dimensionless] M2 = 4 [dimensionless] INPUT SIGNAL (a) INTEGRATOR OUTPUT NOISE (b). BIT STREAMS -.4 Dari data masukan tersebut diperoleh : Frekuensi masukan maksimum (Fm) = 5 Hz. Frekuensi sampling (Fs) = 5 x 2 x 64 = 64 Hz. Frekuensi cut-off pada filter low-pass (Fc) = Fs / (M x M2) = 64 / 6 = 4 Hz. Time delay =.29 detik. (time delay ini adalah hasil pengesetan berdasarkan pengamatan, yang bertujuan untuk mendapatkan error yang lebih minimal/kecil). Adapun sinyal yang dihasilkan dari masukan tersebut diperlihatkan pada Gambar (c). DIGITAL APPROXIMATION (d). 54

6 Buletin Ilmiah STTH (ISSN : ) Edisi : 2 Oktober 2, hal ANALOG APPROXIMATION Amplitude Amplitude INTEGRATOR OUTPUT NOISE INTEGRATOR OUTPUT NOISE Input Signal Delayed Analog Approximation (e). ERROR SIGNAL (f). Gambar Sinyal Hasil Simulasi : (a). Sinyal masukan, (b). Sinyal keluaran integrator noise, (c). Sinyal aliran -bit (bit stream), (d). Sinyal aproksimasi digital, (e). Sinyal aproksimasi analog, (f). Sinyal error Sinyal aproksimasi analog diperoleh dari keluaran filter low-pass dengan frekuensi cut-off adalah 4 Hz. Dan sinyal error adalah selisih antara sinyal masukan yang ditunda (delayed) dan sinyal aproksimasi analog. Jika data masukan untuk AWGN diubah menjadi bernilai dan, maka sinyal keluaran integrator dan error yang dihasilkan masingmasing ditunjukkan pada Gambar dan 2. Time (a) (b) Gambar Sinyal Keluaran integrator Noise (a). pada AWGN =, (b). pada AWGN = Pada saat AWGN =, terlihat noise sangat mempengaruhi keluaran integrator, sedangkan pada saat AWGN =, keluaran integrator menjadi lebih baik ERROR SIGNAL (Second) Time ERROR SIGNAL (a) (b) Gambar 2 Sinyal Error (a). pada AWGN = (b). pada AWGN = Akan tetapi perbedaan sinyal error yang dihasilkan dari kedua kondisi tersebut tidak terlalu signifikan, hal ini dikarenakan, keluaran integrator tersebut akan dikuantisasi oleh pengkuantisasi -bit berupa komparator. Jika keluaran integrator tersebut > maka akan direpresentasikan dengan tegangan referensi positif (Vref = ) dan jika maka akan direpresentasikan dengan tegangan referensi negatif (-Vref = -). Jadi penambahan noise menjadi sangat besar atau kecil, tetap saja akan direpresentasikan sebagai Vref atau Vref. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari konverter A/D -Σ, yaitu lebih handal terhadap noise atau yang dikenal sebagai konverter noise shaping Time 55

7 Buletin Ilmiah STTH (ISSN : ) Edisi : 2 Oktober 2, hal Dari sinyal yang dihasilkan terlihat bahwa tegangan (amplitudo) sinyal masukan berkisar diantara -,8 dan (Gambar a), yang mana range tersebut masih dalam range tegangan referensi yaitu - dan. Jika range tegangan referensi (Vref) lebih kecil dari range tegangan sinyal masukan, misalkan Vref adalah /-,2 volt, maka akan dihasilkan sinyal aproksimasi analog seperti ditunjukkan pada Gambar 3. ANALOG APPROXIMATION Input Signal Delayed Analog Approximation Gambar 3 Aprosimasi sinyal keluaran analog yang dihasilkan jika Vref lebih kecil dari tegangan sinyal masukan. Dari Gambar 2 di atas terlihat bahwa, sinyal aproksimasi analog sangat jauh berbeda dari sinyal masukan, hal ini menunjukkan bahwa, pengesetan tegangan referensi harus berada di atas range tegangan sinyal masukan. Jika nilai OSR rendah maka perlu pengaturan / pengesetan faktor decimation (M dan M2). Untuk nilai OSR = 8, maka sebaiknya faktor decimation diset menjadi M = 2 dan M2 =. Hal ini dikarenakan pada nilai OSR = 8 tersebut laju aliran bit (bit stream) menjadi lebih kecil, sehingga decimation harus dikurangi juga agar sinyal aproksimasi dapat diperoleh dengan baik. Nilai M2 =, berarti bahwa sinyal yang melalui decimator stage-2 tidak mengalami pengurangan laju bit, akan tetapi hanya mengalami penambahan delay, pada implementasinya stage- 2 tersebut tidak diperlukan. Jadi cukup hanya satu () stage saja.. Kesimpulan Pada tulisan ini telah disimulasikan konverter A/D -Σ tingkat- yang terdiri atas sebuah S/H yang bekerja dengan teknik oversampling, sebuah modulator -Σ tingkat- (yang tersusun dari sebuah differentiator dan sebuah integrator) dan sebuah filter decimation. Dari hasil simulasi dapat dilihat bagaimana pengaruh nilai OSR yang semakin tinggi akan menghasilkan nilai error kuantisasi yang semakin kecil. Pada OSR = 64 dihasilkan frekuensi sampling sebesar 64 Hz, frekuensi cut-off LPF sebesar 4 Hz, time delay sebesar,29 detik dan sinyal error kuantisasi lebih kecil dari,2 Volt. Adanya penambahan noise AWGN tidak mempengaruhi sinyal keluarannya. Hal ini menunjukkan kehandalan konverter A/D -Σ terhadap noise. Referensi [] Pervez M. Aziz, Henrik V.S, Jan Van Spiegel, An Overview of Sigma-Delta Converters, IEEE Signal Processing Magazine, Januari 996. [2] Ali Hanafiah R, Aplikas Konverter A/D Delta Sigma pada Software Defined Radio, Jurnal Ensikom Departemen Teknik Elektro FT USU, 25. [3] Sangil Park, Ph. D., Principles of Sigma Delta Modulation for ADC, Motorola Digital Signal Processing (DSP), 999. [4] Mansour Keramat, Design and Test Challenges of High Performances Data 56

8 Buletin Ilmiah STTH (ISSN : ) Edisi : 2 Oktober 2, hal Converter, P2: Design of Track and Hold, P4 : Oversampling A/D Conversion. (download : Oktober 2). [5] B. Boser, EECS 247 Lecture 9 : Oversampling, EECS-BERKELEY, 22. [6] Scenix, Sigma Delta ADC Virtual Peripheral, Scenix, Inc., September 23. [7] Andrea Baschirotto, P. Malcovati, dan F. Maloberti, A/D and D/A Converters hagen.pdf (download : Oktober 2). [8] Walt Kester, ADC Architectures III: Sigma- Delta ADC Basics, Analog Device, Oktober 28. [9] David Jarman, A Brief Introduction to Sigma-Delta Conversion, Intersil Corporation, May 995. [] Matlab, 57

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT Sinyal Sinusoidal Waktu Kontinyu T=/F A A cos X Acos Ft a 0 t t Sinyal dasar Eksponensial dng α imajiner X Ae a j t Ω = πf adalah frekuensi dalam

Lebih terperinci

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI Sebagian besar sinyal-sinyal di alam adalah sinyal analog. Untuk memproses sinyal analog dengan sistem digital, perlu dilakukan proses pengubahan sinyal analog menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

KONVERTER ANALOG TO DIGITAL DELTA SIGMA RAHMAD FAUZI, ST, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

KONVERTER ANALOG TO DIGITAL DELTA SIGMA RAHMAD FAUZI, ST, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN KONVERTER ANALOG TO DIGITAL DELTA SIGMA RAHMAD FAUZI, ST, MT Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1980, pemakaian sistem komunikasi

Lebih terperinci

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014 SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog

Lebih terperinci

Analog to Digital Converter (ADC)

Analog to Digital Converter (ADC) Analog to Digital Converter (ADC) Analog to Digital Converter by AGL ADC merupakan proses untuk mengubah sinyal analog menjadi digital. Tahap-tahap nya adalah sebagai berikut: Gambar: Proses ADC Analog

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran. BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. - KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel

Lebih terperinci

RANGKAIAN DIGITAL TO ANALOG CONVERTER (DAC) DAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

RANGKAIAN DIGITAL TO ANALOG CONVERTER (DAC) DAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER RANGKAIAN DIGITAL TO ANALOG CONVERTER (DAC) DAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER Pertemuan 10, Elektronika Dasar POKOK BAHASAN 1. Digital to analog converter 2. Istilah dalam DAC 3. Analog to Digital Converter

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem Klasifikasi Sinyal Konsep rekuensi Analog to Digital Conversion Sampling SINYAL, SISTEM DAN KOMPUTASI SINYAL Sinyal Besaran-besaran

Lebih terperinci

Sistem Kontrol Digital

Sistem Kontrol Digital Proses Sampling (Diskritisasi) Sistem Kontrol Digital Eka Maulana, ST, MT, MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Selasa, 19 Februari 2013 Kerangka Materi [Proses Sampling] Tujuan: Memberikan pemahaman

Lebih terperinci

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter Missa Lamsani Hal 1 Konverter Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi

Lebih terperinci

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1 Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1 Tujuan Belajar Peserta mengerti proses interpolasi yang terjadi dalam DAC Digital to Analog Converter Digital to Analog Converter digunakan

Lebih terperinci

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

MATERI PENGOLAHAN SINYAL : MATERI PENGOLAHAN SINYAL : 1. Defenisi sinyal 2. Klasifikasi Sinyal 3. Konsep Frekuensi Sinyal Analog dan Sinyal Diskrit 4. ADC - Sampling - Aliasing - Quantiasasi 5. Sistem Diskrit - Sinyal dasar system

Lebih terperinci

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam: 1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG Sinyal-sinyal analog di alam: 1. Suara 2. Sinyal biologis 3. Sinyal seismik 4. Sinyal radar 5. Sinyal sonar 6. Sinyal audio dan video Tiga langkah proses

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. - KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel

Lebih terperinci

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014 SINYAL DISKRIT DUM 1 September 2014 ADC ADC 3-Step Process: Sampling (pencuplikan) Quantization (kuantisasi) Coding (pengkodean) Digital signal X a (t) Sampler X(n) Quantizer X q (n) Coder 01011 Analog

Lebih terperinci

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital

Gambar 3. 1 Diagram blok system digital 3.1 Introduction Kebanyakan informasi yang ada di dunia nyata adalah besaran analog. Contohnya tegangan, arus listrik, massa, tekanan, suhu, intensitas cahaya dan lain sebagainya. Namun pada era masa kini

Lebih terperinci

Materi-3 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-3 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-3 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 ADC dan DAC (Sistem Akuisisi Data) SENSOR TRANSDUSER DAC - ADC Digital to Analog Converter Analog to Digital Converter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL DIBUAT OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI AKATEL SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2006 1 MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL SIFAT-SIFAT

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari

Lebih terperinci

MODULASI DELTA ADAPTIF

MODULASI DELTA ADAPTIF MODULASI DELTA ADAPTIF SIGIT KUSMARYANTO http://sigitkus@ub.ac.id I. PENDAHULUAN Kecenderungan dalam perancangan sistem komunikasi baru untuk masa mendatang telah meningkatkan penggunaan teknik-teknik

Lebih terperinci

Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC

Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 2(B) 12205 Investigasi Terhadap Kemampuan 2 Tipe ADC Assa idah dan Yulinar Adnan Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia Intisari:

Lebih terperinci

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam: 1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG Sinyal-sinyal analog di alam: 1. Suara 2. Sinyal biologis 3. Sinyal seismik 4. Sinyal radar 5. Sinyal sonar 6. Sinyal audio dan video Tiga langkah proses

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011 LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER IV TH 2010/2011 JUDUL DELTA MODULATOR GRUP 01 4A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Judul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC)

ADC ( Analog To Digital Converter Converter konversi analog ke digital ADC (Analog To Digital Convertion) Analog To Digital Converter (ADC) ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog (sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital. Perangkat ADC (Analog To Digital Convertion) dapat berbentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Amplifier Suatu rangkaian elektronik yang menggunakan komponen aktif, dimana suatu input mengendalikan suatu sumber daya untuk menghasilkan output yang dapat digunakan disebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan beberapa pengukuran pada beberapa test point yang dianggap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) FILTER IMPLEMENTATION WITH BUTTERWORTH AND CHEBYSHEV

Lebih terperinci

Elektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Sensor Digital. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1 Sensor Digital Missa Lamsani Hal 1 Pengertian Sensor Sensor adalah suatu alat yang merubah dari besaran fisika menjadi besaran listrik. Suhu merupakan suatu besaran, karena dapat diukur, dipantau dan dapat

Lebih terperinci

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal Tujuan: Siswa mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan konsep sinyal, menggambarkan perbedaan sinyal waktu kontinyu dengan sinyal waktu diskrit. Siswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

Hasil Oversampling 13 Bit Hasil Oversampling 14 Bit Hasil Oversampling 15 Bit Hasil Oversampling 16

Hasil Oversampling 13 Bit Hasil Oversampling 14 Bit Hasil Oversampling 15 Bit Hasil Oversampling 16 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xiv INTISARI... xv ABSRACT...

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO Direstika Yolanda, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter) BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulator 8-QAM Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM Dari blok diagram diatas dapat diuraikan bahwa pada modulator 8-QAM sinyal data yang dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit

Lebih terperinci

CONVERSION. 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic

CONVERSION. 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic CONVERSION 1. Analog To Digital Converter 2. Digital To Analog Converter 3. Voltage to Frequency 4. Current To Pneumatic Analog To Digital Converter Spesifikasi umum ADC : ADC tersedia dalam kemasan IC

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Konversi Data Analog ke Sinyal Digital Proses transformasi data analog ke digital dikenal sebagai digitalisasi. Tiga hal yang paling umum terjadi setelah proses digitalisasi adalah: 1. Data digital dapat

Lebih terperinci

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT Modulasi Digital Levy Olivia Nur, MT Model Komunikasi Digital Sumber informasi Analog atau digital Format Simbol digital Modulator Channel Baseband atau bandpass Noise Tujuan Informasi Unformat Demodulat

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN) ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN) JOSUA RINGIGAS BARAT HUTABARAT Program Studi Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan

Lebih terperinci

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA 2.1 Umum Telinga manusia memiliki kemampuan menerima frekwensi dalam kisaran 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan frekwensi yang sempit

Lebih terperinci

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T 2210106006 ANGGA YUDA PRASETYA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, MT : Ir. Titik Suryani, MT Latar Belakang 1 2 Perkembangan

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi Rijal Fadilah Transmisi & Modulasi Pendahuluan Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya tempat A yang terletak ditempat yang

Lebih terperinci

PENGKONDISI SINYAL OLEH : AHMAD AMINUDIN

PENGKONDISI SINYAL OLEH : AHMAD AMINUDIN PENGKONDISI SINYAL OLEH : AHMAD AMINUDIN Pengkondisi Sinyal Ada 6 pengkondisi sinyal Penguat Filter Konverter Kompensator Diferensiator dan Integrator Elemen transmisi data Penguat Sinyal Macam-macam Penguat

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 Oleh: SHALLY

Lebih terperinci

TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S ADC ADC = Analog to Digital Converter adalah suatu perangkat yang mengubah suatu data kontinu terhadap waktu (analog) menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN FOURTH BASED POWER OF TWO QUANTIZER (LMF-PTQ)

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN FOURTH BASED POWER OF TWO QUANTIZER (LMF-PTQ) ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN FOURTH BASED POWER OF TWO QUANTIZER (LMF-PTQ) Ginda Utama Putri, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK

REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 ABSTRAK REALISASI ACTIVE NOISE REDUCTION MENGGUNAKAN ADAPTIVE FILTER DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN SQUARE (LMS) BERBASIS MIKROKONTROLER LM3S6965 Nama : Wito Chandra NRP : 0822081 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 13 (ADC 2 Bit) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 2 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC 2 Bit dengan

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Rijal Fadilah. Transmisi Data Rijal Fadilah Transmisi Data Review Sistem Komunikasi Data Entitas yg melambangkan suatu pengertian Jenis : data analog & data digital Signal / Sinyal Suatu bentuk/cara utk menyalurkan data Jenis : signal

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO Indra Fauziah, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC PADA BAGIAN KELUARAN DENGAN MODULASI TIGA ARAS Pada bab III penulis akan menjelaskan perancangan dari penguat kelas D tanpa tapis LC dengan menerapkan

Lebih terperinci

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING. By : Dwi Andi Nurmantris

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING. By : Dwi Andi Nurmantris DTG2F3 Sistem Komunikasi Siskom Digital ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING By : Dwi Andi Nurmantris Where We Are? OUTLINE SISKOM DIGITAL ADC, SOURCE CODING, MULTIPLEXING 1. Analog to Digital Convertion (ADC

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTATION OF INFINTE IMPULSE RESPONSE (IIR) FILTER WITH BESSEL AND ELLIPTIC RESPONSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal frekuensi yang diinginkan dan menahan sinyal frekuensi yang tidak dikehendaki serta untuk memperkecil

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD Butet Nata M Simamora, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Tujuan Belajar 1. Peserta mengetahui definisi, representasi matematis, dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem, dan pemrosesan sinyal

Tujuan Belajar 1. Peserta mengetahui definisi, representasi matematis, dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem, dan pemrosesan sinyal Bab : PENDAHULUAN Sinyal, Sistem, dan Pemrosesan Sinyal Tujuan Belajar Peserta mengetahui definisi, representasi matematis, dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem, dan pemrosesan sinyal Sinyal adalah

Lebih terperinci

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim BAB II NOISE.1 Umum Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim (transmitter) kepada penerima (receiver) tergantung pada seberapa akurat penerima dapat menerima sinyal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filter merupakan suatu perangkat yang menghilangkan bagian dari sinyal yang tidak di inginkan. Filter digunakan untuk menglewatkan atau meredam sinyal yang di inginkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) FILTER IMPLEMENTATION WITH BUTTERWORTH AND CHEBYSHEV

Lebih terperinci

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa TKE 2102 TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR Kuliah 5 Modulasi Pulsa Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 B A B

Lebih terperinci

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital 2.1. Filter Filter adalah suatu alat untuk memisahkan sinyal sinyal yang diinginkan dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. [1]. Filter berkembang dalam pemakaiannya di bidang Elektroteknik menjadi sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODULATOR QPSK DENGAN METODA DDS (DIRECT DIGITAL SYNTHESIS) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 ABSTRAK

PERANCANGAN MODULATOR QPSK DENGAN METODA DDS (DIRECT DIGITAL SYNTHESIS) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 ABSTRAK PERANCANGAN MODULATOR QPSK DENGAN METODA DDS (DIRECT DIGITAL SYNTHESIS) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 Disusun Oleh: Jhon Presley 0322094 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universita Kristen

Lebih terperinci

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER PERCOBAAN 10 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER 10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital Membuat rangkaian ADC dari

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN Disusun oleh : Golfrid Gultom, ST Untuk kalangan sendiri 1 DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Deskripsi Singkat

Lebih terperinci

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan karakteristik rangkaian ADC 8 Bit. 2. Mahasiswa dapat merancang rangkaian ADC

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal yang mempunyai kaitan dengan penyajian,perubahan bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. Pengolahan

Lebih terperinci

KONVERTER PERTEMUAN 13. Sasaran Pertemuan 13

KONVERTER PERTEMUAN 13. Sasaran Pertemuan 13 PERTEMUAN 13 KONVERTER Sasaran Pertemuan 13 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Converter yang terdiri dari : - Rangkaian ADC - Rangkaian DAC - Rangkaian Pembanding 1 Data di dalam mikroprosesor selalu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T 22 11 106 032 ADITYA SUKMANA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, M.T : Ir. Titiek Suryani, M.T Latar Belakang 1 2 1 1 Mempelajari

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pemakaian tiiter sebagai pembatas atau penyaring frekuensi sinyal

BABI PENDAHULUAN. Pemakaian tiiter sebagai pembatas atau penyaring frekuensi sinyal BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LA TAR BELAKANG Pemakaian tiiter sebagai pembatas atau penyaring frekuensi sinyal sudah menjadi suatu kebutuhan pokok. Berbagai macam metode, sistem dan jenis filter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN Oleh: Moh. Imam Afandi * Abstrak Telah dilakukan analisis penguatan biopotensial dengan reduksi interferensi gangguan sinyal pada sistem

Lebih terperinci

$'&$QDORJWR'LJLWDO&RQYHUWLRQ

$'&$QDORJWR'LJLWDO&RQYHUWLRQ $'&$QDORJWR'LJLWDO&RQYHUWLRQ KONVERTER Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar

Lebih terperinci

MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED

MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED ISSUED - 4/17/2004 1 MULTIPLEX PDH ( PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY) ISSUED - 4/17/2004 2 Mux Dig Order- 1 (PCM) 1 Mux Dig Order-3 Mux Dig Order- 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Mux Dig Order- 4 BR = 139.264

Lebih terperinci

SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH

SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH Simulasi Hasil Perancangan LPF (Low Pass Filter) Digital....Hanafi SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH Hanafi Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR HELMI SALIM

TUGAS AKHIR HELMI SALIM TUGAS AKHIR PEMBUATAN MODUL PENGUBAH SINYAL ANALOG MENJADI SINYAL DIGITAL (Analog to Digital Converter) UNTUK PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TELEKOMUNIKASI. Oleh : HELMI SALIM 060402043 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

TUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip

TUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip 8 DAC - ADC TUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip Menjelaskan rangkaian dasar DAC dengan menggunakan Op-Amp. Menjelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV 1

ANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV 1 Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) ANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV Raisah Hayati Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR)

DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTATION OF INFINTE IMPULSE RESPONSE (IIR) FILTER WITH BESSEL AND ELLIPTIC RESPONSEE

Lebih terperinci

Kinerja Butterworth Low-Pass Filter pada Teknik Modulasi Digital ASK Terhadap Paket Data yang dipengaruhi oleh Derau

Kinerja Butterworth Low-Pass Filter pada Teknik Modulasi Digital ASK Terhadap Paket Data yang dipengaruhi oleh Derau Kinerja Butterworth Low-Pass Filter pada Teknik Modulasi Digital ASK Terhadap Paket Data yang dipengaruhi oleh Derau Wisnoe Saputro Hidayat Magister Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana teguh_arfian@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX

BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX Sebelum pembuatan perangkat lunak simulator, maka terlebih dahulu dilakukan pemodelan terhadap sistem yang akan disimulasikan. Pemodelan ini dilakukan agar

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan pengujian tersebut adalah untuk mengetahui apakah alat yang telah dirancang berfungsi dan mengahasilkan keluaran

Lebih terperinci

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara Sistem Multimedia Materi : Audio/Suara Definisi i i Suara Suara (Sound) fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah b secara

Lebih terperinci

BAB. Kinerja Pengujian

BAB. Kinerja Pengujian BAB IV PENGUJIAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC Bab ini akan menjelaskan pengujian dari penguat kelas D tanpa tapis LC yang dibuat.pengujian ini terdiri dari dua utama yaitupengujian untuk mengetahui kinerja

Lebih terperinci

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl PERANCANGAN ANTI-ALIASING FILTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN BUTTERWORTH 1 Muhammad Aditya Sajwa 2 Dr. Hamzah Afandi 3 M. Karyadi, ST., MT 1 Email : muhammadaditya8776@yahoo.co.id 2 Email : hamzah@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) Sigit Kusmaryanto http://sigitkus@ub.ac.id I Pendahuluan Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa sehingga menghasilkan sinyal termodulasi.

Lebih terperinci

Spread Spectrum (FHSS) pada

Spread Spectrum (FHSS) pada Implementasi Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) pada DSK TMS30C646T O C K I A D I T YA M 060 - T E L E KO M U N I K A S I M U LT I M E D I A - Pembimbing Dr. Ir. Suwadi, MT Ir. Titik Suryani, MT

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3)

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3) KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT DEFINISI TELEKOMUNIKASI Telekomunikasi adalah pertukaran informasi (dimana terjadi

Lebih terperinci

Adaptive IIR Filter Untuk Active Noise Controller Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Adaptive IIR Filter Untuk Active Noise Controller Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Adaptive IIR Filter Untuk Active Noise Controller Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Endra Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jl K.H. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 KONVERTER

PERTEMUAN 13 KONVERTER PERTEMUAN 13 KONVERTER Sasaran Pertemuan 13 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Converter yang terdiri dari : - Rangkaian ADC - Rangkaian DAC - Rangkaian Pembanding Data di dalam mikroprosesor selalu

Lebih terperinci