BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
|
|
- Yanti Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sub sektor peternakan memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk, peningkatan pendapatan per kapita serta taraf hidup masyarakat. Revolusi hijau di bidang pertanian, dengan mesin penggerak utamanya adalah inovasi teknologi pada sisi produksi, seperti penemuan varietas unggul berumur pendek, maka penggerak utama revolusi peternakan adalah peningkatan pada sisi permintaan. Semakin tinggi permintaaan produk ternak didorong oleh pertumbuhan populasi penduduk, peningkatan pendapatan dan urbanisasi. Usaha peternakan sapi di Indonesia umumnya berskala kecil sebagai usaha sampingan dan masih bersifat tradisional. Usaha penggemukan sapi memberikan keuntungan ganda seperti pertambahan berat badan serta hasil limbah berupa kotoran ternak atau lebih dikenal dengan pupuk kandang, selain itu ternak diusahakan sebagai tabungan dan memberikan kesempatan kerja (Sugeng,1992). Usaha peternakan di Desa Gunungleutik sesungguhnya telah lama berlangsung, meski bersifat individual dan beraneka ragam jenis ternak yang dikelolanya mulai dari sapi, kerbau dan juga kambing. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Gunungleutik adalah petani dan buruh. Hal pendukung lain adalah areal sawah, ladang dan bendungan yang menjadi sumber tanaman pangan bagi ternak juga sangat potensial. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, usaha pertanian dan peternakan yang dahulu mampu menjadi penopang makmurnya kehidupan masyarakat justru semakin berkurang, padahal animo untuk beternak masih hidup dikalangan masyarakat Desa Gunungleutik. 1
2 Pada saat ini, dikala pemerintah sedang menggalakan peternakan (khususnya untuk memenuhi kebutuhan daging secara nasional) animo masyarakat untuk menekuni peternakan makin tumbuh kembali. Disebabkan oleh faktor makin sulitnya lapangan pekerjaan saat ini dan sadar betul apabila ada kebutuhan hidup memerlukan biaya yang cukup besar seperti pendidikan anak-anaknya dan biaya kesehatan keluarganya tidak usah menjual sawah ladangnya tetapi cukup menjual hasil usaha ternaknya, kebutuhan tersebut akan terpenuhi. Semangat masyarakat Desa Gunungleutik tersebut harus kita respon secara positif dengan wirausaha peternakan, maka di satu sisi akan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan. Disisi lain masyarakat juga bisa memanfaatkan lahan yang dimiliki secara optimal, tidak sebatas untuk mengembangkan tanaman pangan tetapi juga dimanfaatkan untuk makanan ternak. oleh karena itu kelompok peternak tani yang bertempat tinggal di desa gunung leutik berencana mengembangkan kapasitas produksi penggemukan sapi potong. Permintaan pasokan daging di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bandung melebihi pasokan daging yang tersedia dari peternak yang ada di kabupaten bandung. Permintaan 4110 ekor/bulan belum dapat dipenuhi oleh peternak dan masih mengandalkan supply daging dari daerah lain dan daging impor. Hal tersebut mendorong Kelompok Usaha Ternak Mari Bersatu melakukan pengembangan kapasitas produksi penggemukan sapi potong. Dikarenakan dana yang besar dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka penulis mencoba melakukan penelitian tentang tentang kelayakan investasi pada usaha penggemukan sapi potong kelompok usaha Mari Bersatu Desa Gunungleutik Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. Selain itu studi kelayakan berguna untuk menghindari resiko kerugian, memudahkan pengawasan, memudahkan pelaksanaan pekerjaaan dan memudahkan dalam pengendalian. Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha itu dijalankan. Selain itu studi kelayakan bisnis dapat dijadikan suatu alat pengambil keputusan dalam menerima atau 2
3 menolak gagasan usaha yang akan dijalankan (Kasmir, 2012). Aspek yang dipertimbangkan dalam studi kelayakan bisnis diantaranya aspek hukum, aspek pasar, aspek keuangan, aspek taknis, aspek manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup. Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pengembangan volume ternak : 40 Ekor 2. Lama penggemukan : 4 Bulan 3. Sumber modal : - Biaya Investasi, 100 % milik pribadi dan tidak memerlukan perhitungan dalam studi kelayakan - Biaya Operasional diperoleh dari kredit dari PT.Askrindo ( Asuransi Kredit Indonesia ) dan perum sarana pembangunan usaha (70%) dan Bank( 30%). Dengan tingkat suku bunga 16 % 4. Kondisi ternak diperkirakan baik dan penjualan 100% disetiap periode. 5. Jangka waktu kredit sebesar tiga tahun. 6. Harga ternak, biaya variabel dan biaya tetap diasumsikan sama. 1.2 Rumusan Penelitian Berdasarkan rumusan latar belakang diatas, permasalahan yang dirumuskan adalah bagaimana kelayakan Investasi pengembangan produksi/ volume usaha Penggemukan sapi potong pada Kelompok peternak sapi Mari Bersatu Desa Gununglutik Kecamatan Ciparay Kab.bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka Tugas Akhir ini disusun dengan tujuan untuk menganalisa kelayakan Investasi pengembangan produksi/ volume usaha Penggemukan sapi potong pada Kelompok peternak sapi Mari Bersatu Desa Gununglutik Kecamatan Ciparay Kab.bandung. 3
4 1.4 Batasan Masalah Untuk menghindari munculnya penyimpangan bahasan dalam Tugas Akhir ini, maka perlu dibuat pembatasan masalah diantaranya adalah: 1. Objek yang ditinjau adalah rencana pengembangan investasi Penggembangan Produk atau usaha penggemukan sapi potong pada kelompok peternak sapi Mari Bersatu. 2. Metode yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi dengan menggunakan Metode Net Present Value, dan Metode Net Benefit cost Ratio. 1.5 Kontribusi Penelitian Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bidang Akademis Menjadi sarana meningkatkan pemahaman penulis tendang studi kelayakan investasi khususnya bagian penggemukan sapi potong. 2. Manfaat bagi badan usaha Untuk mengetahui bagaimana hasil analisa secara menyeluruh dengan metode analisis kelayakan investasi. 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar, tugas akhir ini akan disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan mengenai latar belakang mengenai status proyek dan metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir, permasalahan yang akan dijawab dalam tugas akhir, tujuan yang merupakan pemecahan dari permasalahan, batasan masalah yang berisikan batasan analisa yang dilakukan serta sistematika penulisan yang merupakan urutan dalam pengerjaan tugas akhir. 4
5 BAB II LANDASAN TEORI Membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisa dan perhitungan dalam tugas akhir yang khususnya berkaitan dengan studi kelayakan investasi. BAB III - METODOLOGI PENELITIAN Berisikan tentang penjelasan mengenai langkah-langkah penelitian secara detail dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu konsep penelitian, metode pengumpulan data, langkah penelitian yang dilengkapi dengan diagram alir penelitian. Bab IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi tentang hasil pengumpulan dan pengolahan data studi kelayakan pengembangan investasi pengembangan usaha penggemukan sapi potong berdasarkan aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek ekonomi sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup. Bab V ANALISIS Berisi tentang analisis kelayakan investasi pengembangan usaha penggemukan sapi potong yang ditinjau dari aspek keuangan, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek ekonomi sosial, dan aspek dampak lingkungan hidup Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari tugas akhir ini dimana dapat diketahuinya hasil studi kelayakan insvestasi pengembangan usaha penggemukan sapi potong yang ditinjau dari aspek kelayakan bisnis, juga saran-saran untuk penelitian selanjutnya. 5
BAB V ANALISIS. 5.1 Analisis Aspek Hukum
BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Aspek Hukum Dalam Penelitian aspek hukum hal yang perlu diteliti adalah keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dokumen dokumen yang dimiliki. Banyaknya dokumen yang diteliti tergantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, harus diimbangi dengan peningkatan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan pokok makanan. Kebutuhan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produksi menuju swasembada, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan taraf hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan bagian yang sangat penting untuk membangun, mempertahankan, dan mengembangkan sebuah bisnis. Lingkungan eksternal juga dapat didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein
Lebih terperinci1.2 Latar Belakang Kondisi Peternakan Di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengertian judul: PUSAT PELATIHAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KARANGANYAR Pusat : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpuan (berbagai urusan, hal, dan sebagaimya)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketetapan MPR Nomor: XV/MPR/1999 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah telah ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciII. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara
6 II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori dan Tujuan Koperasi di Indonesia Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar Bergerak disektor Pertanian dan Peternakan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai, batasan masalah dalam melaksanakan penelitian dan sistematika penulisan
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dalam bidang pertanian, termasuk peternakan. Lebih dari 90% usaha peternakan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Iklim persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini,
Bab 1. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Iklim persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dewasa ini, menuntut setiap bidang usaha untuk lebih produktif. Krisis ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Saat ini pelaksanaan pembangunan pertanian di tingkat petani umumnya masih bersifat parsial (per sub sektor). Sebagai contoh, lahan sawah masih dipandang sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga
Lebih terperinciBab XIII STUDI KELAYAKAN
Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Populasi Kambing Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak
Lebih terperinciDAFTAR ISI... SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP.
DAFTAR ISI ISI SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... ABSTRAK RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani. Peternakan merupakan salah satu sub sektor terpenting berdasarkan pertimbangan potensi sumber
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tantangan utama pembangunan peternakan sapi potong dewasa ini adalah permintaan kebutuhan daging terus meningkat sebagai akibat dari tuntutan masyarakat terhadap pemenuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu kewaktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk baik pada tingkat nasional maupun wilayah provinsi. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sub sektor peternakan merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang menjadi skala prioritas karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, jumlah penduduk Indonesia berkembang pesat. Kondisi perkembangan ini akan memberikan dampak pada berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah dampak
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan suatu negara tidak terlepas dari sektor pertanian dan subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem pembangunannya berjalan baik ketika pembangunan sektor-sektor
Lebih terperinciKELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK
Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya dengan mata pencarian dibidang pertanian, maka pembangunan lebih ditekankan kepada sektor pertanian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu ternak yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Kerbau sangat bermanfaat bagi petani di Indonesia yaitu sebagai tenaga kerja untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan lain yang bersifat komplementer. Salah satu kegiatan itu adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris dimana mata pencarian penduduknya sebahagian besar adalah disektor pertanian. Sektor ini menyediakan pangan bagi sebahagian besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi
I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Sektor pertanian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya
TINJAUAN PUSTAKA Gaduhan Sapi Potong Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya dilakukan pada peternakan rakyat. Hal ini terjadi berkaitan dengan keinginan rakyat untuk memelihara
Lebih terperincipengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur
pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur Latar Belakang 1. Kebutuhan konsumsi daging cenderung mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. kapita tersebut haruslah terus berlangsung dalam jangka panjang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dalam hal ini pembangunan ekonomi mempunyai
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi Pada tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa dan diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BBKBN)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena mayoritas penduduk Indonesia memperoleh pendapatan utamanya dari sektor ini. Sektor pertanian
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan yang penting dalam pembangunan Negara Indonesia dari dulu dan pada masa yang akan datang. Arti penting pertanian dapat dilihat secara
Lebih terperinci2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Peternak. Pemberdayaan. Hewan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 6) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut juga pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu usaha. pengusaha golongan ekonomi lemah. Setiap usaha atau kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan di negara kita pada saat ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat atau disebut juga pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berinvestasi dengan cara beternak sapi merupakan salah satu cara usaha yang relatif aman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berinvestasi dengan cara beternak sapi merupakan salah satu cara usaha yang relatif aman, karena sapi merupakan hewan yang tangguh tak mudah terkena penyakit, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan susu sebagai bahan pangan. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu seperti sapi, kuda dan domba. Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan bentuk negara yang berpulau-pulau menjadikan negeri ini memiliki sumber daya alam yang melimpah baik
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani, tetapi sekaligus dapat
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini
Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan persentase kenaikan jumlah penduduk yang tinggi setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-4 dalam
Lebih terperinciV HASIL DAN PEMBAHASAN
V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Responden Tingkat pendidikan di Desa Babakanreuma masih tergolong rendah karena dari 36 responden sebagian besar hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SD,
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA
RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU MARZUKI HUSEIN Dinas Peternakan Provinsi RIAU Jl. Pattimura No 2 Pekanbaru ABSTRAK Sebagai usaha sampingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian, hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Indonesia sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang sangat mendukung untuk sektor usaha pertanian. Iklim tropis yang ada di Indonesia mendukung berkembangnya sektor pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman sumber daya alam. Salah satu keragaman sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal adalah komoditas peternakan.
Lebih terperinciKELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING POTONG DI KOTA SANGATTA. (Financial Feasibility of Fattening Goat In The City of Sangatta)
200 KELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING POTONG DI KOTA SANGATTA (Financial Feasibility of Fattening Goat In The City of Sangatta) Nursida dan Hadi Susanto Program Studi Agroteknologi STIPER Kutai Timur
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. satu ternak penghasil daging yang sifatnya jinak dan kuat tetapi produktivitasnya
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang beberapa puluh tahun terakhir populasinya menurun dan tergantikan oleh sapi. Kerbau merupakan salah satu ternak penghasil
Lebih terperinciOPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI
OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan merupakan bagian dari hak asasi
Lebih terperinci9 Universitas Indonesia
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
Lebih terperinci1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan
BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Untuk dapat mulai menjalankan bisnis penggemukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, disusun rencana aksi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Usaha 4.1.1 Sejarah Perusahaan UKM Flamboyan adalah salah satu usaha kecil menengah yang mengolah bahan pertanian menjadi berbagai macam produk makanan olahan.
Lebih terperinciBAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau sumber energi, serta pengelolaan lingkungan hidupnya. Kegiatan pengolahan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri atau sumber energi, serta
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciImpor sapi (daging dan sapi hidup) maupun bakalan dari luar negeri terns. meningkat, karena kebutuhan daging sapi dalam negeri belum dapat dipenuhi
A. Latar Belakang Impor sapi (daging dan sapi hidup) maupun bakalan dari luar negeri terns meningkat, karena kebutuhan daging sapi dalam negeri belum dapat dipenuhi dengan pasokan sapi lokal. Menurut data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan berusaha keras untuk
Lebih terperinciIntisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita
Intisari Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo Zulfanita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut,
Lebih terperinciII. KERANGKA PEMIKIRAN
II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. bagi masyarakat peternak di Kabupaten Pandeglang. Usaha peternakan kerbau di
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Pandeglang merupakan sentra populasi kerbau di Provinsi Banten dengan jumlah populasi kerbau sebesar 29.106 ekor pada tahun 2012 (Arfiani, 2016). Beternak
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan adalah bagian dari sektor pertanian yang merupakan sub sektor yang penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Komoditas peternakan mempunyai prospek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,
1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemasaran lebih efektif dan efisien bagi seorang peternak serta untuk. menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak, meningkatkan produksi dan mutu hasil ternak agar dapat memenuhi permintaan pasar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Tugas utamanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk mencukupi kebutuhan
Lebih terperinciMakalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengandangkan secara terus-menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor industri, juga merupakan lapangan kerja bagi sebagian besar. sumber daya alam yang tersedia dan tenaga kerja yang melimpah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor peternakan, kedudukannya sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Disamping sebagai sumber bahan makanan, bahan mentah bagi sektor industri, juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan
Lebih terperinciDUKUNGAN PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT
DUKUNGAN PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT ALEXANDER F.H. ROEMOKOY Group Head Credit Recovery Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PENDAHULUAN Sektor usaha pertanian nasional
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik dalam ketersediaan, distribusi dan konsumsi daging sapi dan kerbau belum memenuhi tujuan
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF
PERBANDINGAN ALTERNATIF Macam-macam analisa Present Worth Capitalized Cost Annual Worth PERBANDINGAN ALTERNATIF Ekonomi Teknik bertujuan : membandingkan alternatif-alternatif dan memilih yang paling ekonomis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada tanggal 16 Desember 2015 sampai 29 Januari 2016. B. Desain Penelitian Metode dasar
Lebih terperinci