BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Leony Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Nilai Perusahaan Menurut Weston and Copeland (1999) Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Dalam hal ini ini konsep dasar nilai perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut : V= B + S dimana V adalah nilai perusahaan, B adalah nilai pasar dari liability dan S adalah nilai pasar dari equity (Weston and Copeland, 1999). Nilai perusahaan merupakan penjumlahan nilai pasar hutang dan nilai pasar ekuitas, sehingga jika tujuan manajemen ingin menaikan nilai perusahaan maka manajemen harus memilih komposisi liability terhadap equity yang menghasilkan nilai perusahaan yang maksimum. Menurut Fama (1978, dalam Samisi 2013: 454) nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga saham didasarkan penilaian eksternal terhadap asset perusahaan serta pertumbuhan pasar saham. Harga pasar saham yang terbentuk disebut nilai pasar perusahaan karena mencerminkan nilai asset perusahaan sesungguhnya. Semakin tinggi harga suatu saham maka semakin tinggi nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan tersebut dikaitkan dengan harga saham. Dilihat dari segi resiko, resiko kredit (NPL) merupakan salah satu resiko yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap nilai perusahaan. 11
2 Dendrawijaya (2009, dalam putri 2013:4) mengemukakan dampak dari keberadaaan NPL yang tidak wajar salah satunya adalah hilangnya kesempatan memperoleh income dari kredit yang diberikan sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk terhadap profitabilitas perusahaan. Nilai profitabilitas yang negatif dapat menurunkan nilai perusahaan. Karena pihak eksternal akan menilai perusahaan melalui kinerja keuangan perusahaan tersebut. Menurut Mogdiliani dan Miller (dalam Nugroho, 2013:13) Nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Earning yang positive berarti perusahaan mampu menghasilkan laba dengan menggunakan keseluruhan asset yang dimiliki. Semakin tinggi earning yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan. Menurut Harnanto (1984: 174, dalam Gunawan 2011:32) bagi pemilik perusahaan, perusahaan yang tidak/kurang likuid berarti mengurangi kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar atau kehilangan kontrol terhadap sebagian atau keseluruhan modal yang diinvestasikan. Kehilangan kesempatan memperoleh laba perusahaan berarti menurunkan persepsi investor terhadap nilai perusahaan. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan, yang paling popular di kalangan investor adalah dengan menggunakan Price to Book Value (PBV). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk memproksikan nilai perusahaan adalah Price to Book Value (PBV). 12
3 Menurut Sartono (2001:120) rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau Price to Book Value (PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Nilai Price to Book Value (PBV) menggambarkan berapa kali nilai pasar suatu saham di hargai pada nilai bukunya, atau untuk mengukur tingkat kemahalan dari suatu saham. Semakin tinggi nilai Price to Book Value (PBV) menunjukkan nilai perusahaan yang semakin meningkat. Begitu pula sebaliknya. Menurut Brigham (2010:151) Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor dijual dengan rasio nilai buku yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan pengembalian yang rendah. Keberadaan nilai Price to Book Value (PBV) sangat penting bagi investor untuk menilai saham-saham mana yang overvalued atau undervalued dalam perencanaan investasi saham perbankan. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan, begitu juga sebaliknya semakin rendah rasio ini kepercayaan publik terhadap prospek perusahaan menurun yang berakibat pada menurunnya permintaan terhadap saham perusaaan yang berimbas pada penurunan harga saham. Price to Book Value (PBV) dapat dirumuskan sebagai berikut: Harga Penutupan Per Lembar Saham PBV= Harga Ekuitas Per Lembar Saham 13
4 2.1.2 Rasio-Rasio Keuangan Yang Digunakan Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: a. Capital Adequacy Ratio (CAR) Modal bank terdiri atas dua macam, yaitu modal inti dan modal pelengkap. Modal dalam penelitian ini diproksikan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko terjadi karena bunga gagal ditagih (Kasmir, 2008:295). Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) diperoleh dengan membandingkan jumlah modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Menurut Abdullah (2005:60) melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) semakin baik suatu perusahaan karena modal yang cukup dapat digunakan perusahaan untuk penyaluran kredit yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Kecukupan modal bank terkait dengan peranan bank sebagai financial intermediary. Semakin baik kemampuan bank dalam mencapai kecukupan modal semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Sehingga bank dapat menghimpun dana untuk memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaannya. Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dirumuskan sebagai berikut: CAR = Modal ATMR X 100% 14
5 b. Non Performing Loan (NPL) Risk Profile dalam penelitian ini diproksikan oleh Non Performing Loan (NPL). Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank. Menurut Kasmir (2008:292), Credit Risk Ratio / NPL merupakan rasio untuk mengukur risiko terhadap kredit yang disalurkan dengan membandingkan kredit macet dengan kredit yang disalurkan. Menurut Riyadi (2006:161) semakin besar tingkat NPL menunjukkan bahwa bank tersebut tidak professional dalam pengelolaan kreditnya sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank. Jadi, Non Performing Loan (NPL) dapat mengindikasikan adanya masalah dalam bank. Meningkatnya Non Performing Loan (NPL) dapat berpengaruh negatif terhadap bank. Salah satu dampak tersebut adalah berkurangnya modal yang dimiliki oleh bank. Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemampuan bank mengkover resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Semakin kecil Non Performing Loan (NPL) semakin kecil pula resiko kredit macet yang ditanggung pihak bank. Pembayaran kredit oleh debitur merupakan suatu keharusan agar operasional perbankan dapat berjalan dengan baik. Jika terjadi penunggakan pembayaran kredit oleh debitur maka bank dapat mengalami masalah permodalan, yang dapat berpengaruh terhadap masalah kinerja perbankan dan dapat berdampak terhadap turunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank. 15
6 Didalam laporan keuangan bank, Non Performing Loan (NPL) ada 2 macam, yaitu Non Performing Loan (NPL) groos dan Non Performing Loan (NPL) net. Non Performing Loan (NPL) gross adalah Non Performing Loan (NPL) yang membandingkan jumlah kredit berstatus kurang lancar, diragukan, dan macet yang disatukan, dengan total kredit yang disalurkan. Sedangkan Non Performing Loan (NPL) net hanya membandingkan kredit berstatus macet dengan total kredit yang disalurkan (Hidayat, 2010). NPL yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Performing Loan (NPL) gross karena telah menghitung seluruh resiko kredit. Non Performing Loan (NPL) dirumuskan sebagai berikut: NPL = Kredit bermasalah Total Kredit 100% c. Return on Assets (ROA) Earning dalam penelitian ini diproksikan oleh Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) menurut Kasmir (2012:201) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Menurut Mogdiliani dan Miller (dalam Nugroho, 2013:13) Nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas pengembalian perusahaan dari seluruh pendanaan (aktiva) yang diberikan kepada perusahaaan. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva. Rasio yang positif menggambarkan kemampuan perusahaan 16
7 menghasilkan laba dari total aktiva perusahaan. Sebaliknya Return on Assets (ROA) yang negative menggambarkan dari keselurahan aktiva perusahaan, perusahaan mengalami kerugian. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin baik perusahaan, begitu juga sebaliknya semakin rendah nilai ini semakin menurun kinerja suatu perusahaan. Return on Assets (ROA) mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan di masa lampau untuk kemudian diproksikan di masa depan. Semakin besar Return on Assets (ROA) menunjukkan kinerja suatu perusahaan semakin baik, karena adanya tingkat pengembalian atas investasi yang semakin tinggi. Return on Assets (ROA) juga merupakan perkalian antara faktor net income margin dengan assets turnover. Net income margin menggambarkan seberapa besar laba yang dapat dihasilkan dari setiap penjualan yang di ciptakan, sedangkan assets turnover menggambarkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimiliki. Apabila salah satu dari rasio tersebut meningkat maka Return on Assets (ROA) juga akan meningkat. Return on Assets (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = Laba bersih Total Aset X 100% d. Loan to Deposit Ratio (LDR) Liquidity dalam penelitian ini di proksikan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur 17
8 komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana dari masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir 2008:290). Tujuan perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah untuk mengetahui seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Bank dikatakan likuid jika bank tersebut dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya dan dapat membayar kembali semua dana yang diterima dari pihak ketiga. Menurut Taswan (2006:114) semakin tinggi LDR mengindikasikan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, kondisi ini yang disebabkan karena jumlah yang di perlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Jadi, Loan to Deposit Ratio (LDR) yang meningkat menggambarkan besarnya kredit yang disalurkan dengan tujuan memperoleh laba. Jika bank tersebut tidak mampu menyalurkan dana yang dihimpun (idle cash) bank tersebut dapat mengalami kerugian. Loan to Deposit Ratio (LDR) juga dapat digunakan untuk menilai strategi manajemen. Manajemen yang bersifat konservatif memiliki nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang rendah, karena adanya pembatasan pemberian kredit. Begitu juga sebaliknya manajemen bank yang agresif memiliki nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang tinggi. Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dirumuskan sebagai berikut: LDR = Kredit Dana Pihak Ketiga x 100% 18
9 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian Srihayati dkk (2015) yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan perbankan terhadap nilai perusahaan dengan metode Tobin s Q. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan perbankan yang listing di kompas 100 selama periode 2009 sampai tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keuangan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan Net Interest Margin (NIM) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hidayat (2014) meneliti pengaruh rasio kesehatan perbankan terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan profil resiko, profil pendapatan dan profil permodalan sebagai variable independen dan nilai perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value (PBV) sebagai variabel dependen. Sampel yang digunakan berjumlah 40 sampel perbankan yang listing dari tahun 2008 sampai tahun Pengujian sampel menunjukkan bahwa semua variabel independen yang terdiri atas profil resiko, profil pendapatan dan profil permodalan secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil pendapatan (earning profile) mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap nilai 19
10 perusahaan. Dimana investor lebih tertarik pada laba yang dicetak oleh perusahaan. Pemilik modal dan investor juga secara keseluruhan memperhatikan peranan profil lain dalam melihat nilai perusahaan. Kusuma dan Musaroh (2014) dalam penelitiannya menguji pengaruh rasio keuangan terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, NIM, LDR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, RAR berpengaruh negatif, APB dan ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Fahrizal (2013) dalam penelitiannya menguji pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap nilai perusahaan. Sampel yang digunakan berjumlah 12 perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang listing di BEI periode 2002 sampai tahun 2011 dengan jumlah sampel 120 laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaa, ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan IOS berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Nugroho (2013) dalam penelitiannya menguji pengaruh Good Corporate Governance (GCG), Return On Assets dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 58 sampel perusahaan yang listing di BEI periode 2008 sampai tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa Good Corporate Governance (GCG) tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan tidak terdapat pengaruh 20
11 positif ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Variabel GCG, ROA dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Charningsih (2009) dalam penelitiannya menguji pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut berjumlah 23 sampel perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2007 sampai tahun 2008 dengan total 46 pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan ROA brpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan proporsi komisaris independen tidak mempunyai nilai signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa komisaris independen tidak mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya komisaris independen dalam perusahaan hanyalah bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi saja dan tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan. Sehingga keberadaan komisaris ini tidak untuk menjalankan fungsi monitoring yang baik dan tidak menggunakan independensinya untuk mengawasi kebijakan direksi. Pane (2004) dalam penelitiannya menguji pengaruh going concern terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2000 sampai tahun 2003 dengan jumlah 10 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel Quick Ratio (QR) mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel 21
12 Banking Ratio(BR) mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel ROA mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Interest Margin on Loan (IML) mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 22
13 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian No 1 Srihayati, Tandika dan Azib (2015) 2 Hidayat (2014) Bersambung ke halaman berikutnya Pengaruh Kinerja Keuangan perbankan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Metode Tobin s Q Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di Kompas 100 (Periode ) Pengaruh Rasio Kesehatan Perbankan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Independen: Kinerja Keuangan Perbankan Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Independen: Rasio Kesehatan Bank Variabel Kinerja keuangan secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, BOPO berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, LDR berpengaruh negative signifikan terhadap nilai perusahaan dan NIM berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan esemua variabel Independen secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Profil risiko berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Profil pemodalan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, dan profil pendapatan berpengaruh berpengaruh positive signifikan terhadap nilai perusahaan. 23
14 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 3 Kusuma dan Musaroh (2014) 4 Fahrizal (2013) Bersambung pada halaman berikutnya Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Independen: Rasio Keuangan Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Independen: Return on Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) ROA, NIM dan LDR berpengaruh positive terhadap nilai perusahaan, RAR berpengaruh negatif, APB dan ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan IOS berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 24
15 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 5 Nugroho Variabel Dependen: (2013) Nilai Perusahaan Pengaruh Good Corporate Governance, Return on Assets Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Variabel Independen: Good Corporate Governance, Return on Assets dan Ukuran Perusahaan Tidak terdapat pengaruh positif Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan. Terdapat pengaruh positif Return On Assets (ROA terhadap nilai perusahaan.tidak terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan (Size) terhadap nilai perusahaan. Variabel Good Corporate Governance (GCG), Return On Assets (ROA) dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 6 Carningsih (2009) Bersambung pada halaman berikutnya Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan antara Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Independen: Kinerja Keuangan Variabel Moderasi Good Corporate Governance (GCG) ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan proporsi komisaris independen tidak mempunyai nilai signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa komisaris independen tidak mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan 25
16 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 7 Pane (2004) Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Pengaruh Going Concern Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen: Going Concern Variabel Quick Ratio (QR) mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Banking Ratio(BR) mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel ROA mempunyai pengaruh negative tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Interest Margin on Loan (IML) mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan 26
17 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian Capital H2a Risk Profile H2b Nilai Perusahaan Earning H2c Liquidity H2d H1 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Penjelasan Kerangka konseptual Penelitian ini bermaksud untuk meneliti pengaruh capital, risk profile, earning dan liquidity terhadap nilai perusahaan, dengan objek penelitian bankbank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Capital dalam penelitian ini diproksikan sebagai jumlah modal yang dikelola oleh sebuah bank dalam menjalankan fungsinya. Dalam memenuhi kecukupan modal, bank mengacu pada aturan yang dibuat oleh Bank Indonesia bersama dengan OJK. Dalam hubungannya dengan rentabilitas, bank yang ingin memperoleh laba lebih tinggi harus menyediakan modal yang lebih besar. Semakin besar kredit yang disalurkan dalam rangka memperoleh laba maka 27
18 resiko yang ditanggung oleh bank semakin tinggi pula. Selain itu, Ketersediaan modal yang besar meningkatkan likuiditas bank. Bank dengan kecukupan modal yang bagus akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Kepercayaan masyarakat yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Risk profile dalam penelitian ini diproksikan sebagai risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen resiko dalam operasional perbankan. Resiko kredit macet merupakan resiko yang besar pengaruhnya dalam operasional perbankan. Resiko kredit macet adalah resiko akibat gagal bayar debitur atau pihak lain dalam memenuhi kewajibannya kepada bank. Penilaian resiko inheren merupakann resiko yang melekat dalam kegiatan operasional perbankan, yang dapat berpengaruh terhadap posisi keuangan bank. Bank dengan nilai risiko kredit yang tinggi akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Kepercayaan masyarakat yang menurun akan menurunkan nilai perusahaan. Earning dalam penelitian ini diproksikan sebagai kinerja earning, sumbersumber earning, dan sustainability earning perbankan. Dalam hubungannya dengan penyaluran kredit dalam rangka memperoleh laba, Semakin tinggi kredit yang disalurkan dalm rangka memperoleh laba semakin kecil kecukupan modal perbankan dan semakin kecil juga tingkat likuiditas bank. Besarnya kredit yang disalurkan juga meningkatkan resiko kredit macet bagi bank. Bank dengan rentabilitas yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Kepercayaan masyarakat yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. 28
19 Liquidity dalam penelitian ini diproksikan sebagai kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan alat-alat lukuid yang dimilikinya. Dalam hubungannya dengan memperoleh laba, semakin tinggi jumlah kredit yang disalurkan dalam rangka memperoleh laba, semakin kecil tingkat likuiditas bank, semakin rendah tingkat likuiditas bank semakin kecil juga tingkat kecukupan modal bank. Tingkat likuiditas yang rendah memunculkan resiko likuiditas. Bank dengan tingkat likuiditas yang bagus akan meningkatkan nilai perusahaan dari persepsi investor. Dalam penelitian ini variabel nilai perusahaan sebagai variabel dependen di proksikan oleh PBV (Price to Book Value). Sedangkan variabel independen yaitu capital, risk profile, earning dan liquidity masing-masing di proksikan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA) Dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan indikator kesehatan bank. CAR adalah ukuran kecukupan modal bank yang mencerminkan modal minimum yang harus dimiliki bank untuk menjamin kepentingan pihak ketiga. Kecukupan modal sangat penting bagi bank untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi dari aktivitas operasionalnya. Nilai CAR bank yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kepercayaan masyarakat. Non Performing Loan (NPL) merupakan indikator terjadinya masalah dalam bank. NPL memberikan dampak negatif terhadap kinerja bank. Dampak negative tersebut salah satunya mengurangi permodalan. Penurunan jumlah 29
20 modal akan menyebabkan turunnya kinerja bank dan akan berdampak terhadap penurunan nilai perusahaan. Return On Assets (ROA) merupakan raasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio likuiditas bank. Rasio LDR yang tinggi menunjukkan bank relatif tidak liquid. Bank yang tidak liquid akan berdampak terhadap penurunan nilai perusahaan. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan bank akan kepada masyarakat semakin kecil tingkat likuiditas bank, semakin rendah tingkat kecukupan modal bank dan semakin besar resiko kredit macet yang dihadapi bank akan tetapi di sisi lain semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Tingkat laba yang semakin tinggi akan meningkatkan kinerja perusahaan di mata investor. Kinerja perbankan yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian dan kerangka konseptual diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Capital, Risk Profile, Earning dan Liquidity berpengaruh secara simultan terhadap Nilai perusahaaan 2. Capital, Risk Profile, Earning dan Liquidity berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan 30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak kelebihan dana
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN & SARAN
BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini meneliti, apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) mampu mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014 membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas ekonomi suatu negara. Sebab sektor perbankan mempunyai tugas utama sebagai lembaga penghimpun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK NAMA : Alien Aprilian NPM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat
Lebih terperinciVariabel Independen NPL, GCG, NIM, CAR
Kajian Penelitian Terkait Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, oleh karena itu perlu adanya kajian mengenai penelitian terdahulu yang sejenis sehingga bisa mengetahui hasil dan kesimpulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk
18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masalah nilai dan pengukuran sudah lama menjadi isu ekonomi khususnya akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana untuk berbagai tujuan atau financial
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran penting di dalam sektor perekonomian. Di Indonesia bank merupakan sebuah lembaga
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), RORA (Return On Risked
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan cara meningkatkan pendapatan melalui kegiatan perekonomian. Peningkatan ini membutuhkan suatu sarana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan 2.1.1 Kinerja Perbankan Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank dan Perbankan Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank komersial memainkan peranan penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Kondisi keuangan bank merupakan indikator sedang berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998, bank merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Bank merupakan lembaga keuangan dengan kegiatan operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Definisi, Fungsi, dan Jenis-jenis Bank Bank merupakan lembaga keuangan dengan kegiatan operasional menghimpun dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN 2013-2015 Nama : Nur Azmi Lubis NPM : 25212450 Jurusan Pembimbing :
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis yang diajukan sebagai berikut : Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah peningkatan, menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini sudah ada 12 Bank Umum Syariah (BUS),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejauh ini krisis moneter yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1998 telah membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan bangsa Indonesia. Hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ( kredit, penyertaan, surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk menarik dana dan menghimpun dana dari masyarakat juga semakin meningkat. Dana yang
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat perusahaan membutuhkan tambahan modal yang besar untuk menunjang kinerja operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal yang menghasilkan laba tersebut. Sama seperti pernyataan Pandia. mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di babbab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana. Agar para investor mau menanamkan dananya maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya para calon investor dan perusahaan yang membutuhkan dana. Agar para investor mau menanamkan dananya maka perusahaan harus memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha bank sebagai lembaga intermediasi keuangan atau lembaga perantara keuangan dengan kegiatan utama adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan, dimana landasan kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada masih menurunnya harga komoditas internasional. Di sisi lain, pasar keuangan global masih menghadapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal sangat penting pada peranan dalam sistem keuangan. Keberadaan sistem keuangan dalam sektor perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu faktor yang seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
Lebih terperinciAGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.
ANALISIS KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL) PADA BANK BUMN PERIODE 2011-2015 AGUS KURNIAWAN(10212393) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di Indonesia. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 bank
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, perkembangan sistim perekonomian telah berkembang dengan pesatnya yang dibuktikan dengan adanya sistim perekonomian yang lebih terbuka antar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Pengertian bank dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara termasuk bagi negara Indonesia. Peran bank sangat penting karena bank ikut serta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Bank yang pada awal kemunculannya di Indonesia sejak penjajahan Belanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam memberikan penilaian terhadap kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan merupakan industri yang penuh dengan resiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga perantara (financial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi, politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula modal yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umunya perusahaan menganggap bahwa profitabilitas lebih penting daripada perolehan laba, karena laba yang besar bukan berarti bahwa perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat perkembangannya menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang ada. Dengan mengikuti
Lebih terperinci