BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang
|
|
- Sonny Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritis Makna Kematangan Karir Kematangan karir merupakan bagian terpenting yang harus dimiliki oleh siswa guna menunjang keberhasilan perencanaan karir ke depan. Menurut Super (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vocational yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Mamat Supriatna (2009: 45-46) ada dua dimensi yang perlu dikembangkan untuk membangun kematangan karir siswa, yakni dimensi kematangan karir yang bersifat kognitif dan non-kognitif. Dimensi kognitif kematangan karir siswa terdiri atas aspek (1) pengetahuan tentang informasi dunia kerja (world-of-work information), (2) pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group), dan (3) pengetahuan tentang membuat keputusan (decission making). Dimensi nonkognitif kematangan karir siswa terdiri atas (1) perencanaan karir (career planning), (2) eksplorasi karir (career exploration), dan (3) realisme keputusan karir (realism). Sementara B. Hasan (2006: 127) menyatakan bahwa kematangan karir adalah sikap dan kompetensi yang berperan untuk pengambilan keputusan karir. Sikap dan kompetensi tersebut mendukung penentuan keputusan karir yang tepat. Criter (Uman, 2009: 52) berpendapat bahwa... the maturity of an individual s vocational behavior as indicated by the similary between his 6
2 behavior and that of the oldest indidual s in his vocational stages. Defenisi ini lebih menekankan pada kematangan karir sebagai tahapan hidup (life-stages). Sementara itu, Super (Uman, 2009: 52) menyatakan bahwa kematangan karir didefenisikan sebagai... the readiness to make appropriate career decisions...rediness to make (a) good choice (s) atau kesiapan individu untuk membuat pilihan karir yang tepat. Defenisi kedua ini lebih menekankan pada kesiapan untuk membuat pilihan dan keputusan karir secara tepat. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan karir merupakan tahapan hidup yang dimiliki oleh individu yang sudah mampu memahami dirinya, lingkungannya, dan hubungan keduanya sehingga mampu mengambil keputusan karir yang tepat Aspek-aspek Kematangan Karir Menurut Super (Uman Suherman, 2009: 52-54) kematangan karir remaja dapat diukur dengan indikator-indikator kematangan karir sebagai berikut: Pertama, aspek perencanaan karir (career planning). Aspek ini meliputi indikator-indikator berikut: 1) mempelajari informasi karir; 2) membicarakan karir dengan orang dewasa; 3) mengikuti pendidikan tambahan (kursus) untuk menambah pengetahuan tentang keputusan karir; 4) berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler; 5) mengikuti pelatihan-pelatihan berkaitan dengan pekerjaan yang diinginkan; 6) mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan; 7) mengetahui persyaratan pendidikan untuk pekerjaan yang diinginkan; 8) dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat sekolah; 9) mengetahui cara dan 7
3 kesempatan memasuki dunia kerja yang diinginkan; dan 10) mampu mengatur waktu luang secara efektif. Kedua, aspek eksplorasi karir (career exploration). Eksplorasi karir didefinisikan sebagai keinginan individu untuk mengeksplorasi atau melakukan pencarian informasi terhadap sumber-sumber informasi karir, Eksplorasi karir (Sharf, 1992: 52-53) merupakan waktu ketika individu mengupayakan agar dirinya memiliki pemahaman yang lebih terutama tentang informasi pekerjaan, alternatif-alternatif karir, pilihan karir dan mulai bekerja. Aspek ini mencakup indikator-indikator sebagai berikut: 1) berusaha menggali dan mencari informasi karir dari berbagai sumber (guru BK, orangtua, orang yang sukses, dan sebagainya; 2) memiliki pengetahuan tentang potensi diri, diantaranya bakat, minat, inteligensi, kepribadian, nilai-nilai, dan prestasi; 3) memiliki cukup banyak informasi karir. Ketiga, pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making), aspek ini terdiri dari indikator-indikator berikut: 1) mengetahui cara-cara membuat keputusan karir; 2) mengetahui langkah-langkah dalam membuat keputusan karir, terutama penyusunan rencana karir; 3) mempelajari cara orang lain membuat keputusan karir; 4) menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir. Keempat, pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja (world of work information). Menurut Super (Sharf, 1993: 158) konsep ini memiliki dua komponen dasar, yaitu: Pertama, berhubungan dengan tugas perkembangan ketika individu harus mengetahui minat dan kemampuan dirinya, mengetahui cara 8
4 orang lain mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya, dan mengetahui alasan orang lain berganti pekerjaan. Kedua, konsep yang berkaitan dengan pengetahuan tentang tugas-tugas pekerjaan dalam satu vokasional dan perilaku-perilaku dalam bekerja. Kelima, aspek pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group). Aspek ini terdiri dari indikator-indikator berikut: 1) memahami tugas dari pekerjaan yang diinginkan; 2) mengetahui sarana yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan; 3) mengetahui persyaratan fisik dan psikologis dari pekerjaan yang diinginkan; 4) mengetahui minat-minat dan alasan-alasan yang tepat dalam memilih pekerjaan. Keenam, aspek realisme keputusan karir (realism). Realisme keputusan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu dengan pilihan pekerjaan secara realistis (Super dalam Sharf, 1992:159). Aspek ini terdiri dari indikatorindikator berikut: 1) memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan pilihan karir yang diinginkan; 2) mampu melihat faktor-faktor yang akan mendukung atau menghambat karir yang diinginkan; 3) mampu melihat kesempatan yang ada berkaitan dengan pilihan karir yang diinginkan; 4) mampu memilih salah satu alternatif pekerjaan dari berbagai pekerjaan yang beragam; dan 5) dapat mengembangkan kebiasaan belajar dan bekerja secara efektif. Ketujuh, orientasi karir (career orientation). Orientasi karir didefinisikan sebagai skor total dari: 1) sikap terhadap karir; 2) keterampilan membuat keputusan karir; dan 3) informasi dunia kerja (Super dalam Sharf, 1992: 159). 9
5 Sikap terhadap karir terdiri dari perencanaan dan eksplorasi karir. Keterampilan membuat keputusan karir terdiri dari kemampuan menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir. Informasi dunia kerja terdiri atas memiliki informasi tentang pekerjaan tertentu dan memiliki informasi tentang orang lain dalam dunia kerjanya Tahapan Perkembangan Karir Super (Uman, 2009: 47-48) meringkas konsep life-stages kedalam 12 proposisi perkembangan karir berikut. 1) Individu berbeda dalam kemampuan-kemampuan, minat-minat, dan kepribadian-kepribadiannya. 2) Dengan sifat-sifat yang berbeda, individu mempunyai kewenangan untuk melakukan sejumlah pekerjaan. 3) Masing-masing pekerjaan menuntut pola khas kemampuan, minat, dan sifatsifat kepribadian. 4) Preferensi dan kompetensi vokasional dapat berubah sesuai dengan situasi kehidupan. 5) Proses perubahan dapat dirangkum dalam suatu rangkaian tahap kehidupan. 6) Sifat dan pola karir ditentukan oleh taraf sosioekonomik, kemampuan mental, dan kesempatan yang terbuka dan karakteristik kepribadian individu. 7) Perkembangan karir adalah fungsi dari kematangan biologi dan realitas dalam perkembangan konsep diri. 8) Faktor yang menentukan dalam perkembangan karir adalah perkembangan dan implementasi konsep diri. 10
6 9) Proses pemulihan karir merupakan hasil perpaduan antara faktor individual dan faktor sosial, serta antara konsep diri dan kenyataan. 10) Keputusan karir tergantung pada dimana individu menemukan jalan keluar yang memadai bagi kemampuan, minat, sifat dan kepribadian dan nilai. 11) Taraf kepuasan yang individu diperoleh dari pekerjaan sebanding dengan tingkat di mana mereka telah sanggup mengimplementasikan konsep dirinya. 12) Pekerjaan dan okupasi menyediakan suatu fokus untuk organisasi kepribadian baik pria maupun wanita. Berdasarkan 12 proposisi tersebut, Super (Uman, 2009: 48-51) membagi tahap perkembangan karir menjadi 5 tahapan berikut. 1) Tahap perkembangan (growth) dari lahir sampai usia 15 tahun, yakni anak yang mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat dan kebutuhan-kebutuhannya yang dipadukan dalam struktur konsep diri (self concept structure). Konsep diri tersebut perkembangan melalui proses identifikasi terhadap sosok kunci (key figures) di lingkungan keluarga dan sekolah. Tahap pertumbuhan terdiri dari tiga subtahap,yaitu: a) Fantasi(4-10 tahun) yang ditandai dengan dominannya aspek kebutuhan akan rasa keingintahuan (curiousity). b) Minat (11-12 tahun) yang ditandai dengan tumbuhnya rasa senang sebagai determinan utama dari inspirasi dan aktivitas. c) Kapasitas (13-14 tahun) yang ditandai dengan pertimbangan bertambahnya bobot kemampuan, persyaratan dan latihan karir. 11
7 2) Tahap eksplorasi (eksploration) dari usia tahun, yakni ketika individu memikirkan berbagai alternatif karir, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. Pada tahap ini individu mulai melakukan penelaan diri (self examiantion), mencoba berbagai peranan, serta melakukan penjelajahan pekerjaan atau jabatan baik di sekolah, pada waktu senggang, ataupun melalui sistem magang. Tahap ini meliputi tiga subtahap berikut. a) Tentatif (15-17 tahun) yang ditandai dengan mulai dipertimbangkannya aspek-aspek kebutuhan,minat, kapasitas, nilai-nilai dan kesempatan secara menyeluruh. Pilihan pada masa tentatif ini mulai diusahakan untuk keluar dari fantasi, baik melalui diskusi, bekerja maupun aktivitas lainnya. b) Transisi (18-21 tahun) yang ditandai menonjolnya pertimbangan yang lebih realistis untuk memasuki dunia kerja atau latihan profesional sedrta berusaha mengimplementasikan konsep diri. c) Mencoba (trial) dengan sedikit komitmen (22-24 tahun) ditandai dengan ditemukannya lahan atau lapangan pekerjaan yang sangat potensial. 3) Tahap pemantapan /pendirian (establishment) dari usia 25 sampai 44 tahun, yang berincikan usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalamanpengalaman selama menjalani karir tertentu. Pada tahap ini individu sudah memiliki bidang yang cocok, serta berusaha memantapkan kedudukannya secara permanen dalam suatu bidang. Pada awalnya sedikit mencoba-coba (trial) dengan konsekuensi adanya pergantian bidang garapan, namun tahap ini (estalishment) biasanya dimulai tanpa adanya istilah coba-coba terutama pada suatu profesi. Tahap pementapan terdiri atas subtahap berikut ini. 12
8 a) Mencoba dengan komitmen yang bersifat stabil (25-30 tahun) yang ditandai dengan berbagai dengan dugaan tentang kurang memuaskannya lapangan kerja tertentu. Pada tahap ini kemungkinan perubahan terjadi satu atau dua bidang pekerjaan dan biasanya diakhiri dengan ditemukannya satu bidang pekerjaan yang mantap. b) Lanjutan (advancement) (31-44 tahun) yang ditandai dengan semakin jelasnya pola karir serta usaha-usaha yang mengarah pada pemantapan dan pengamanan posisi dalam bidang tersebut. Bagi kebanyakan orang, tahap ini merupakan tahap-tahap kreatif. 4) Tahun, yakni orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri, menikmati dan memaknai karir yang sedang dijalaninya. 5) Tahap kemunduran (decline) dari usia 65 tahun ke atas yakni ketika individu memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya. Peraanan baru segera dikembangkan terutama memilih penerus. Tahap kemunduran terdiri atas dua subtahap berikut. a) Perlambatan (65-70 tahun) yang ditandai dengan kelelahan sebagai pekerja, langkah kerja yang berkurang, pelaksanaan tugas kerja yang tidak penuh, serta mulai berkurangnya kapasitas kerja. Hampir kebanyakan individu menemukan pekerjaan paruh waktu untuk menggantikan pekerjaan utamanya. b) Pengunduran diri (retirement) (71 tahun ke atas) yang ditandai dengan menyerahkan atau mewariskan kekuasaan kepada generasi penerus. Secara umum yang terjadi pada masa ini berakhir dengan beberapa kemungkinan yaitu beberapa orang mampu menerimanya dengan hidup menyenangkan; 13
9 beberapa yang lainnya berakhir dengan kekecewaan dan kesulitan, kemudian sisanya berakhir dengan kematian. Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karir Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karir Shertzer dan Stone (Winkel dan Sri Hastuti, 2006: 647), membagi faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan karir sebagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimiliki seseorang yang akan mempengaruhi perkembangan karirnya adalah nilai-nilai kehidupan yang ia ikuti, taraf intelegensi, bakat khusus yang dimiliki, minat, sifat, informasi tentang bidangbidang pekerjaan, serta keadaan fisik seseorang. Sedangkan faktor eksternal yang akan mempengaruhi perkembangan karir seseorang adalah masyarakat (lingkungan sosial budaya), keadaan sosial ekonomi suatu negara atau daerah, status sosial-ekonomi keluarga, pengaruh dan ekspektasi dari keluarga besar dan inti, pendidikan, pertemanan, serta tuntutan yang melekat pada masing-masing pekerjaan. Super (Osipow, 1983: ) mengklasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir ke dalam lima kelompok. Berikut ringkasan kelima faktor yang dimaksud tersebut. a. Faktor bio-sosial, yaitu informasi yang lebih spesifik, perencanaan, penerimaan, tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi pilihan karir berhubungan dengan faktor bio-sosial seperti umur dan kecerdasan. 14
10 b. Faktor lingkungan, yaitu indeks kematangan karir individu berkorelasi dengan tingkat pekerjaan orang tua, kurikulum sekolah, stimulus budaya dan kohesivitas keluarga. c. Kepribadian, meliputi konsep diri, fokus kendali, bakat khusus, nilai/norma dan tujuan hidup. d. Faktor vokasional, kematangan karir individu berkorelasi positif dengan aspirasi vokasional, tingkat kesesuaian aspirasi dan ekspektasi karir. e. Prestasi individu, meliputi prestasi akademik, kebebasan, partisipasi di sekolah dan luar sekolah Pengertian Layanan Informasi Menurut Prayitno (2004: 259) layanan informasi adalah layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Layanan informasi (Nursalim, 2002: 22) adalah kegiatan bimbingan yang bermaksud membantu siswa untuk mengenal lingkungannya, yang sekiranya dapat dimanfaatkan untuk masa kini maupun masa yang akan datang. SedangkanWinkel & Sri Hastuti (2006: ) menjelaskan bahwa layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. 15
11 Menurut Juntika (2007: 19) layanan informasi merupakan layanan yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu. Tujuan layanan ini adalah agar individu memiliki pengetahuan (informasi) yang memadai, baik tentang dirinya maupun tentang lingkungannya, lingkungan perguruan tinggi, masyarakat, serta sumber-sumber belajar termasuk internet. Informasi yang diperoleh individu sangat diperlukan agar individu mudah dalam membuat perencanaan dan mengambil keputusan. Menurut rumusan kurikulum SMU 1994 (dalam Sofian, 2011: 33-34) yang dimaksud dengan layanan informasi adalah: Layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain yang dapat memberi pengaruh besar kepada siswa (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan informasi adalah pemberian bantuan informasi kepada peserta didik mengenai diri dan lingkungannya dalam pengambilan keputusan yang tepat Metode Layanan Informasi dalam Bimbingan Karir Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 269) pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode ceramah, diskusi, karya wisata, buku panduan, konfrensi karir. a. Ceramah, merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan oleh hampir setiap petugas bimbingan di sekolah. Disamping itu, teknis ini juga tidak memerlukan prosedur dan biaya yang banyak. Penyajian informasi dapat 16
12 dilakukan oleh kepala sekolah, konselor, guru-guru, dan staf sekolah lainnya. Atau dapat juga mendatangkan narasumber, misalnya dari lembaga-lembaga pendidikan, Departemen Tenaga Kerja, badan-badan usaha, dan lain-lain. b. Diskusi, suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan ketertarikan pada suatu pokok masalah atau pertanyaan. Dalam hal ini perencanaan karir atau pekerjaan, dimana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur. c. Karyawisata. Penggunaan karyawisata berfungsi membantu siswa mengumpulkan informasi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif, menghendaki siswa berpartisipasi secara penuh baik dalam persiapan maupun pelaksanaan berbagai kegiatan terhadap objek yang dikunjungi. d. Buku panduan. Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapat banyak informasi yang berguna. Selain itu siswa juga dapat diajak membuat buku karir yang merupakan kumpulan berbagai artikel dan keterangan tentang pekerjaan atau pendidikan dari koran-koran dan media cetak lainnya. Pembuatan buku-buku dibawah bimbingan langsung konselor. Versi lainnya adalah menempelkan potongan atau guntingan rubrik yang mendukung nilai informasi pendidikan dari koran atau majalah pada papan bimbingan. e. Konfrensi karir. Dalam konfrensi karir, para narasumber dari kelompokkelompok usaha, jabatan atau dinas lembaga pendidikan, mengadakan 17
13 penyajian tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan atau pekerjaan yang diikuti oleh para siswa. Penyajian itu dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi yang secara langsung melibatkan siswa Materi Layanan dalam Bimbingan Karir Menurut Mamat Supriatna (2009: 25-27) materi-materi layanan bimbingan karir yang dapat dikembangkan dan sejalan dengan tugas perkembangan siswa sekolah menengah, antara lain sebagai berikut. a. Pengembangan karir yang sesuai dengan ajaran agama; praktek kegiatan bekerja yang mengarah pengembangan karir menurut ajaran agama. b. Pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir; cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir; praktik cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir. c. Kemanfaatan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir; praktik memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir; konsep persamaan gender dalam pilihan dan pengembangan karir. d. Keterkaitan antara nilai dan cara-cara bertingkah laku dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kondisi bekerja dan pengembangan karir; praktik mewujudkan hubungan yang baik antara lain dan cara bertingkah laku pribadi dan sosial terhadap pengembangan karir. e. Pengaruh kemampuan, bakat, dan minat terhadap karir; identifikasi pengaruh kemampuan, bakat, dan minat sendiri terhadap pilihan karir; identifikasi arah 18
14 kecenderungan karir sendiri sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat; identifikasi apresiasi berbagai jenis karir termasuk karir dalam bidang seni tanpa terlalu terikat pada kemampuan, bakat, dan minat sendiri. f. Keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SMK dengan karir-karir tertentu; praktik peningkatan keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SMK dengan arah pengembangan karir yang diinginkan; identifikasi pilihan pengembangan persiapan karir yang diinginkan; identifikasi peranan kehidupan masyarakat untuk pengembangan persiapan karir yang diinginkan; praktik peranan kehidupan masyarakat untuk pengembangan persiapan karir yang diinginkan. g. Kehidupan karir sesuai dengan gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; cara-cara mewujudkan sikap dasar dalam pengembangan karir untuk kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi, serta penerapannya. h. Penerapan sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir. 19
15 1.2 Kerangka Berpikir Alur kerangka berpikir secara praktis mengenai pengaruh layanan informasi terhadap kematangan karir siswa SMA Negeri 1 Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada gambar sebagai berikut. Rendahnya kematangan karir siswa PROCESS Topik layanan informasi: OUT COME INPUT Permasalahan: 1. Kurang mengetahui cara memilih program studi 2. Kurang memiliki informasi dunia kerja 3. Siswa belum memiliki rencana karir yang pasti 4. Malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang bisa menunjang pilihan karirnya 1. Pengenalan diri sendiri 2. Mengidentifikasi motivasi diri 3. Mempertimbangkan kemampuan akademis 4. Jenis keterampilan yang sesuai dengan diri sendiri 5. Kondisi kerja yang disuka 6. Dukungan keluarga 7. Menyadari adanya bias gender di masyarakat terkait dengan hukum alam dan peran 8. Pekerjaan laki-laki atau perempuan? OUTPUT Tingkat kematangan karir siswa meningkat Siswa lebih memahami dirinya sendiri sehingga sudah mampu merencana an karir ke depan dengan tepat Penyebab 1. Tidak mengetahui langkah-langkah dalam membuat keputusan karir 2. Kurang memahami minat dan bakat 3. Rendahnya pendidikan 4. Kurang memiliki motivasi untuk mencari informasi karir 20
16 1.3 Hipotesis Berdasarkan kajian teori maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh layanan informasi terhadap kematangan karir siswa SMA Negeri 1 Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. 21
BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tolbert (dalam Suherman, 2000) mengatakan bahwa perkembangan karir merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari banyak pilihan, yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Vokasional 1. Definisi Kematangan Vokasional Dali Gulo (1982) mengemukakan bahwa kematangan adalah proses atau pertumbuhan dan perkembangan fisik yang disertai dengan
Lebih terperinciDonald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai
Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kematangan Karir Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, pilihan yang realistik dan konsisten disebut kematangan karir
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan beberapa teori terkait dengan judul yang peneliti sampaikan diatas. Di dalam bab ini akan menguraikan teori mengenai kematangan karir, motivasi berprestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang memasuki masa remaja madya yang berusia 15-18 tahun. Masa remaja merupakan suatu periode
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kesiapan Kerja 2.1.1 Pengertian kesiapan kerja Menurut Anoraga (2009) kerja merupakan bagian yang paling mendasar atau esensial dari kehidupan manusia. Sebagai bagian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kualitas tenaga kerja merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya bahwa kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. harus dimulai dari pengertian karir itu sendiri. Karir adalah sebagai suatu
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Orientasi Karir 1. Definisi Orientasi Karir Menurut Super (dalam Sukardi, 1989) memahami orientasi karir harus dimulai dari pengertian karir itu sendiri. Karir adalah sebagai suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Peningkatan Kemampuan Perencanaan Karier 2.1.1. Definisi Perencanaan Karier Perencanaan Karier (career planning) menurut Super (dalam Sukardi, 1997) adalah sebagai suatu rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini peran, tugas, dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya sekedar untuk mencapai keberhasilan dalam bidang akademik saja, namun juga mahasiswa mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta di dalamnya;
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Rencana Karier 1. Pengertian Karier Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta di dalamnya; beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang sama sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, dimana proses kehidupan manusia terus berjalan dimulai sejak lahir (bayi),
Lebih terperinciGAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI
Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 137 GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Vika Rusmania 1 Dra. Indira Chanum Chalik, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa SMA secara psikologis sedang memasuki perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut Hurlock (2009: 207)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu. Pada fase ini terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dilalui, untuk menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi sebagian orang dianggap sebagai status yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang. Karir
Lebih terperinciKEMATANGAN KARIR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CIKARANG
Kematangan Karir Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cikarang 103 KEMATANGAN KARIR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CIKARANG Sri Mulyani 1 Th. I. Setiawan 2 Dede Rahmat Hidayat 3 Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. dengan kematangan karir (career maturity) yang merupakan tema sentral dalam teori
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Konsep Kematangan Karir 2.1.1 Pengertian Kematangan Karir Dalam teori rentang hidup (life span) dari Super terdapat suatu konsep yang disebut dengan kematangan karir (career
Lebih terperinciBAB II ORIENTASI KARIR DAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. istilah yang diberi nama Orientasi Karir (Carer Orientation).
14 BAB II ORIENTASI KARIR DAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK A. Orientasi Karir 1. Pengertian Orientasi Karir Karir dapat dipilih dengan mengetahui berbagai pilihan karir yang ada. Untuk memilih karir tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Bab pendahuluan dari pembahasan penelitian ini akan dimulai
1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab pendahuluan dari pembahasan penelitian ini akan dimulai dengan pembahasan mengenai latar belakang masalah, dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Peneliti menjelaskan mengenai simpulan, implikasi dan rekomendasi. Simpulan merupakan kombinasi dari temuan empiris dan kajian pustaka. Implikasi penelitian merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMK Negeri 1 Gorontalo, khususnya kelas X1 jurusan Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012/2013 dan waktu
Lebih terperinciPELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2
PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2 Abstrak: Bimbingan karir merupakan salah satu bentuk bimbingan yang terpadu pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsep Diri Istilah konsep diri biasanya mengarah kepada sebuah pembentukan konsep pribadi dari diri seseorang. Secara umum konsep diri adalah pandangan dan sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai harapan, merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurlela, 2015
BAB I PENDAHULUAN Bab satu membahas hal-hal yang berkenaan dengan inti dan keseluruhan arah penelitian. Pada bab ini dipaparkan empat hal yaitu pertama latar belakang penelitian, kedua rumusan masalah
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI METODE CAREER PORTFOLIO PADA SISWA KELAS X MIA 1 DI SMA N 1 BOYOLALI SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI METODE CAREER PORTFOLIO PADA SISWA KELAS X MIA 1 DI SMA N 1 BOYOLALI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karir adalah keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kematangan Karir 1. Definisi Kematangan Karir Super (dalam Winkel dan Hastuti, 2006) menyatakan bahwa kematangan karir adalah keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 WATES TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 WATES TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
62 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada Bab. III tentang Metode Penelitian ini akan diawali dengan pembahasan tentang metode penelitian, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai lokasi dan subjek penelitian,
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR
Faktor faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir Siswa... FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR Ahmad Mubarik 1 Dra. Endang Setiyowati
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan Kelompok Bimbingan dan Konseling memiliki layanan untuk
Lebih terperinciPemetaan Materi Bimbingan Konseling
MATA PELAJARAN : Konseling KELAS : 7/ 8/ 9 Pemetaan Materi Konseling No 1 Meningkatkan kesadaran pemahaman diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan, melalui pengenalan konsep kecerdasan Spiritual 8 jam pelajaran
Lebih terperinciPenelitian 1 BK Model-model Metroplex Model: Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd
Penelitian 1 BK Model-model Metroplex Model: Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd Metroplex Model: Konseling Karir di Universitas Besar Sebuah universitas besar yang berlokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rentang kehidupan manusia, terdapat tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal. Masa remaja merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga komputer yang kini sudah mencapai generasi ke-lima (Ivan, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menunjukkan banyak teknologi yang mempermudah aktivitas manusia. Sebagai contoh, telepon, mesin fax, internet, juga komputer yang kini
Lebih terperinciBAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun
BAB I PENDUHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :
POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi
Lebih terperinci2016 PROFIL ASPIRASI KARIR PESERTA DIDIK BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN GENDER:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karir merupakan salah satu aspek perkembangan individu yang bersifat sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor dan bercirikan
Lebih terperinciBAB II KEMATANGAN KARIR DAN BIMBINGAN KARIR. Menurut teori perkembangan karir Super (Sharf, 1992 : 155), masa remaja
12 BAB II KEMATANGAN KARIR DAN BIMBINGAN KARIR A. Kematangan Karir Menurut teori perkembangan karir Super (Sharf, 1992 : 155), masa remaja memiliki kesiapan dalam menentukan pilihan-pilihan karir yang
Lebih terperinciSTRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KARIER DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KARIER DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Kesiapan Kerja Siswa. 1) Pengertian Kesiapan Kerja
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kesiapan Kerja Siswa 1) Pengertian Kesiapan Kerja Pengertian kesiapan kerja menurut Robert Brady (2009), berfokus pada sifatsifat pribadi, seperti sifat pekerja dan mekanisme pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dan mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki serangkaian kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian
Lebih terperinciPenelitian 5 BK Model. Paraprofessional Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd
Penelitian 5 BK Model. Paraprofessional Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd Paraprofessional Model Pada tahun 1976, Career Development Resource Center (CDRC) didirikan di Southwest
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian 4.1.1 Lokasi Sekolah SMP N 9 Salatiga Jawa Tengah merupakan tempat yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini disajikan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, sedangkan rekomendasi berkenaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Karir 1. Pengertian Kematangan Karir Menurut (Hurlock, 1980) Pemilihan dan persiapan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan atau karir merupakan tugas perkembangan
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk SURVEI FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERENCANAAN KARIR SISWA Ardiatna Wahyu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY KARIR DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KAB.DEMAK
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY KARIR DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KARANGANYAR KAB.DEMAK Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR
95 BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR A. Analisis tentang Pola Bimbingan Karir bagi Santriwati Pondok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
Lebih terperinciPenelitian 6 BK Model-model Effective problem-solving model Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd
Penelitian 6 BK Model-model Effective problem-solving model Dalam Bimbingan Karir Mahasiswa PLB Oleh Drs. Dudi Gunawan, M.Pd Dalam bab ini dikaji beberapa program konseling karir dan komponenkomponen program
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Berbicara tentang pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hakekatnya merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan pada hakekatnya merupakan
Lebih terperinciGAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN
Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 13 GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Arina Khoirun Nisa 1 Dra.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Karir 1. Pengertian kematangan karir Crites (dalam Brown, 2002) mendefinisikan kematangan karir sebagai tingkat di mana individu telah menguasai tugas perkembangan karirnya,
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING
BIMBINGAN DAN KONSELING Apa yang dimaksud bimbingan & konseling? Mengapa ada BK di sekolah? Bagaimana pelaksanaan BK? PENGERTIAN BIMBINGAN Jones (1963) membantu seseorang agar yang dibimbing mampu membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana manusia menghadapi tantangan dalam berkembang pesatnya globalisasi. Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dari, untuk, dan oleh manusia, berisi hal-hal yang menyangkut perkembangan dan kehidupan manusia serta diselenggarakan dalam hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keterampilan unggul, sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada masa ini sangatl dibutuhkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa wajib dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan dan. atas (SMA) dan menengah kejuruan (SMK), dalam upaya mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat keberhasilan pembangunan nasional Indonesia tergantung dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia sebagai aset bangsa wajib dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah, misalnya tentang hal hal yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti punya masalah. Masalah merupakan satu hal yang selalu mengiringi kehidupan setiap manusia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Kehidupan
Lebih terperinciANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Lia Novika ABSTRAK
ANALISIS KEMATANGAN KARIR PADA KELAS X1 JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SISWA SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO Lia Novika Pembimbing I Pembimbing II : Dr. Wenny Hulukati, M.Pd : Irpan
Lebih terperinciPublished by TEORI ANNE ROE TENTANG KEPRIBADIAN DAN PERILAKU OKUPASIONAL
TEORI ANNE ROE TENTANG KEPRIBADIAN DAN PERILAKU OKUPASIONAL A. Sekilas tentang Bimbingan karir 1. Definisi Definisi dari The National Guidance Association, diadopsi dari Super (1951), adalah proses membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulyasa (2011) mengemukakan bahwa pendidikan dapat mengembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kemauan, serta membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk menggali berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan seseorang. Kualitas kehidupan seseorang dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Demikian pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (2005) menyatakan bahwa perencanaan karir adalah proses yang harus dilewati
BAB II LANDASAN TEORI A. Perencanaan Karir 1. Definisi Perencanaan Karir Menurut Corey & Corey (2006), perencanaan karir adalah suatu proses yang mencakup penjelajahan pilihan dan persiapan diri untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Definisi Kemampuan Perencanaan Karier
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2.1.1. Definisi Kemampuan Perencanaan Karier Menurut Badudu & Sutan kemampuan memiliki arti kesanggupan, kekuatan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan
Lebih terperinciANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA NAMA :... KELAS :... PETUNJUK : Bacalah setiap pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan cermat. Bubuhkan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Konsep diri yang dimiliki remaja akan mengalami perkembangan secara terus menerus. Semakin luas pergaulan remaja dalam mengenal lingkunganya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu isue dalam rangka menghadapi era globalisasi, baik persiapan jangka pendek sesuai AFTA 2003 maupun persiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa adalah manusia berpotensi yang layak dikembangkan untuk mencapai kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai saat
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA
14 Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Memilih Jurusan IPA Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 72 Jakarta FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA Yuriani Rinni
Lebih terperinciUSAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)
Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi12/01/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 310-316 USAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang semakin kompetitif seperti saat ini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara sangat bergantung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kematangan karir jauh lebih luas dari pada sekedar pemilihan pekerjaan,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kematangan Karir 2.1.1. Pengertian Kematangan Karir Menurut Crites (dalam Levinson, 1998) kematangan karir individu adalah kemampuan individu untuk membuat pilihan karir, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan olahraga tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat secara fisik dan psikis.
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: WAHYU SURYO WIDIYANTORO NPM. 12500034 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dan modernisasi, banyak terjadi perubahanperubahan dalam berbagai sisi kehidupan yang mengharuskan setiap manusia tanpa terkecuali
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Karir 2.1.1. Pengertian Karir Bekerja merupakan konsep dasar yang menunjuk pada sesuatu yang kita lakukan karena kita menginginkannya dengan harapan dapat kita nikmati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pihak sekarang ini yang mengritik tajam sistem pendidikan di Indonesia. Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya menghasilkan manusia-manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dengan banyak hal, dari yang sepele sampai yang kompleks. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam
Lebih terperinci