BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Dewasa ini, industri perbankan mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga persaingan di industri tersebut semakin tajam. Hal ini terbukti dengan banyak didirikan bank baru, baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ). Bank umum didefinisikan oleh UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR didefinisikan sebagai bank yang melasanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR merupakan sebuah lembaga keuangan yang dibentuk dan diawasi oleh pemerintah serta bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito, tabungan ataupun bentuk lain yang sejenis serta menyalurkannya kepada masyarakat kembali, khususnya bagi pengusaha kecil dan ekonomi lemah dalam bentuk kredit. Namun dalam penyaluran banyaknya kredit, haruslah juga memperhatikan besarnya dana simpanan masyarakat yang terdapat pada bank tersebut.

2 2 2. Pendirian BPR a. BPR hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan izin Dewan Gubernur Bank Indonesia. b. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh : 1) warga Negara Indonesia, 2) badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga Negara Indonesia, 3) Pemerintah Daerah, atau 4) dua pihak atau lebih. 3. Kepemilikan dan Perubahan Modal BPR a. Kepemilikan BPR oleh badan hukum paling tinggi adalah sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan dan tidak melebihi jumlah yang diperkenankan bagi badan hukum tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. b. Modal sendiri bersih merupakan : 1) penjumlahan dari modal disetor, cadangan dan laba dikurangi penyertaan dan kerugian, bagi badan hukum Perseroan Terbatas atau Perusahaan Daerah, 2) penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, modal penyertaan, dana cadangan dan sisa hasil usaha dikurangi peyertaan dan kerugian, bagi badan hukum Koperasi,

3 3 3) penjumlahan sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, wakaf, dan hibah yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundangan yang berlaku, bagi badan hukum yayasan. c. Sumber dana yang digunakan untuk kepemilikan BPR dilarang : 1) berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak lain, kecuali berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan 2) berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang. d. Yang dapat menjadi pemilik BPR adalah pihak pihak yang : 1) tidak termasuk dalam daftar orang orang yang dilarang menjadi pemegang saham dan/atau pengurus Bank Umum, BPR dan/atau BPRS sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2) menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas, antara lain : (a) memiliki akhlak dan moral yang baik, (b) bersedia mematuhi peraturan perundang undangan yang berlaku, dan (c) bersedia mengembangkan operasional BPR yang sehat.

4 4 B. Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang mengalami kelebihan dana dengan pihak pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Secara umum tugas dari perbankan adalah membantu pemerintah dalam mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah, mendorong kelancaran pembangunan bangsa serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup. Salah satu kendala bagi setiap perusahaan dalam melakukan kegiatannya adalah masalah kebutuhan dana. Hampir seratus persen perusahaan memerlukan dana untuk membiayai kegiatan usahanya, baik untuk biaya rutin maupun untuk keperluan perluasan usaha. Pentingnya dana membuat setiap perusahaan berusaha keras untuk mencari sumber sumber dana yang tersedia, termasuk perusahaan lembaga keuangan semacam bank. Sumber sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai kegiatan operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan, maka sumber sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang ( memberikan pinjaman ), bank harus lebih dulu membeli uang ( menghimpun dana ) sehingga dari selisih tersebutlah bank memperoleh keuntungan. Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank. Bank sebagai lembaga keuangan

5 5 yang bekerja atas dasar kepercayaan masyarakat dan merupakan bagian dari sistem moneter yang mempunyai kedudukan strategis dalam menunjang kegiatan ekonomi dan stabilitas moneter, sehingga penilaian bank perlu dilakukan. Tingkat kesehatan bank umum bisa dilihat dari dua sisi yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dari sisi kualitatif dilihat dari pengelolaannya, sejarahnya, dan dari pemiliknya. Sedang dari sisi kuantitatif dapat diukur dengan menggunakan berbagai analisa, yaitu : rasio likuiditas, rasio solvabilitas,dan rasio rentabilitas. Dengan melihat dan menyadari arti pentingnya kesehatan bank untuk pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan, maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut tentang kondisi keuangan BPR di wilayah kotamadya Surakarta, sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Tingkat Kesehatan Bank Terhadap BPR Kotamadya Surakarta Periode C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang duraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah, yaitu Bagaimanakah tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta selama periode ? D. Tujuan Penelitian Tujuan penulis menyusun tugas akhir berdasarkan penelitian pada 30 BPR di wilayah kotamadya Surakarta adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta selama periode

6 6 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Dapat menambah wawasan penulis di bidang analisis perbankan. b. Dapat menambah wawasan penulis tentang penilaian kesehatan bank. 2. Bagi Perusahaan a. Sebagai tolak ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Sebagai tolak ukur untuk mengetahui posisi kesehatan bank. 3. Bagi Pihak Lain Penulis berharap karya ini bisa digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. F. Metode Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan pada 30 BPR di wilayah kotamadya Surakarta. Rasio tingkat kesehatan hanya dibatasi oleh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Komponen penghitungan semua rasio didasarkan pada laporan keuangan publikasi. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan penulis adalah data berupa laporan keuangan publikasi yang diperoleh dari 30 BPR di wilayah kotamadya Surakarta.

7 7 3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan penulis adalah data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka angka. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah pengumpulan dokumen. 4. Analisis Data Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas menggunakan kriteria seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini : TABEL I.1 PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BPR ( dalam persentase) PREDIKAT TINGKAT KESEHATAN BPR Cash Ratio LIKUIDITAS SOLVABILITAS RENTABILITAS Loan To Deposit Ratio Total Hutang Terhadap Total Aset ROA BOPO Sehat >4,05 <94,75 < 1,00 >1,215 <93,52 Cukup Sehat 3,33-4,05 94,75-98,50-0,999-1,215 93,5-94,72 Kurang Sehat 2,55-3,30 98,50-102,25-0,765-0,999 94,72-95,92 Tidak Sehat <2,55 >102,25 >1,00 <0,765 >95,92 Sumber : Buku Petunjuk Cara Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank

8 8 Keterangan : Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total aset. G. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat 2. Pendirian BPR 3. Kepemilikan dan Perubahan Modal BPR B. Latar Belakang Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Penulisan BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori B. Analisis dan Pembahasan

9 9 BAB III TEMUAN A. Kelebihan B. Kelemahan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 10 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Landasan Teori Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran, serta dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijaksanaannya, terutama kebijakan moneter. Pengertian di atas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan bank untuk melakukan semua aktivitas perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi : 1. kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lainnya, dan dari modal sendiri, 2. kemampuan mengelola dana, 3. kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat, 4. kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain, dan 5. pemenuhan kegiatan perbankan yang berlaku.

11 11 Aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam perhitungan tingkat kesehatan bank adalah sebagai berikut ini. 1. Likuiditas Likuiditas (liquidity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas. Jangka pendek secara konvensional dianggap periode hingga satu tahun, meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal suatu perusahaan ( periode waktu yang mencakup siklus pembelian-produksipenjualan-penagihan ). Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada dua rasio, yaitu : a. Cash Ratio ( rasio alat likuid terhadap hutang lancar ), dengan rumus : Cash Ratio = Alat Likuid Hutang Lancar X 100% Alat likuid sebagaimana dimaksud dalam ketentuan meliputi kas dan penanaman pada bank lain dalam bentuk giro dan tabungan (antar bank aktiva) dikurangi dengan tabungan bank lain pada BPR (antar bank pasiva), sedangkan hutang lancar yang dimaksud dalam ketentuan meliputi kewajiban segera, tabungan dan deposito. ( Bank Indonesia,1997)

12 12 b. Loan to Deposit Ratio atau LDR ( rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank ), dengan rumus : LDR = Total Kredit yang Diberikan Dana yang Diterima X 100% Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Oleh karena itu, Bank Indonesia memberikan pembatasan jumlah kredit yang disalurkan secara keseluruhan melalui penetapan rasio / perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima( dana yang diterima bukan hanya dari masyarakat,tetapi juga dari modal inti ). (Bank Indonesia, 1997) 2. Solvabilitas Solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah : Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Rasio ini sering disebut juga dengan leverage ratio. Rasio ini menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan mengunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan Rentabilitas

13 13 Modal Saham (Return on Equity/ROE) dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila penjualan menurun, rentabilitas modal saham akan menurun cepat pula. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut ini : Rasio Total Hutang terhadap Total Aset = Total Hutang Total Aset 3. Rentabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Ada dua cara yang dapat digunakan, yaitu : a. Return on Asset ( ROA ) ROA mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membagi laba sebelum pajak dengan aktiva. ROA = Laba Sebelum Pajak Total Aktiva X 100% Return on Total Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Rasio ini dapat diperbandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku. ( Drs.Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2005 )

14 14 b. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Biaya Operasional 12 Bulan BOPO = Pendapatan Operasional 12 Bulan X 100% B. Analisis dan Pembahasan Analisis penilaian tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta ini menggunakan laporan bulanan BPR selama tiga tahun yaitu tahun 2006, 2007, dan Tabel berikut ini merupakan perhitungan analisis rasio sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank.

15 15 TABEL II.1 RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TAHUN 2006 (dalam presentase) No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 22,72 101,23* 0,80 5,44 73,28 2 PD. BPR Giri Suka Dana 45,87 82,05 0,63 5,01 74,77 3 PT. BPR Gajah Mungkur 37,17 64,52 0,73 1,13* 91,82 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah (34,42)* 126,11* 0,79 4,06 78,28 5 PD.BPR BKD Karanganyar (33,96)* 187,13* 0,74 3,88 77,90 6 PT.BPR Bina Sejahtera 43,38 76,65 0,90 1,54 92,50 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 20,61 109,64* 0,83 3,17 87,43 8 PT.BPR Gemolong Artha 44,60 140,07* 0,32 (6,09)* 120,59*

16 16 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 9 PT.BPR Ghadira Danamulia (7,57)* 74,21 0,84 2,05 92,71 Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 16,32 132,45* 0,66 10,99 67,32 11 PD.BPR BKK Tulung 13,95 122,58* 0,88 3,90 83,08 12 PT.BPR Delanggu Raya (3,88)* 121,00* 0,93 3,48 83,35 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II (13,63)* 147,93* 0,82 3,48 83,55 14 PT.BPR Bank Desa 24,18 87,65 0,87 4,34 80,93 15 PT.BPR Nusamba Ampel 4,12 86,96 0,82 4,62 80,58 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 13,69 117,54* 0,84 2,62 91,07 17 PT.BPR Tawangsari 23,59 193,12* 0,90 (9,68)* 157,06* 18 PT.BPR Sinarguna (14,32)* 83,25 0,87 (8,94)* 154,39* 19 PT.BPR Kleco Joyo 11,87 53,44 0,88 1,18* 95,40* 20 PT.BPR Grogol Joyo 17,57 83,52 0,89 0,0034* 100,03*

17 17 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 21 PD.BPR BKK Baki (25,21)* 64,30 0,82 4,51 80,96 22 PT.BPR Solobaru Permai (521,61)* 73,00 0,75 5,53 66,85 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 31,83 154,81* 0,70 0,35* 95,54* 24 PT.BPR Suryamas (16,13)* 180,41* 0,90 (1,40)* 105,40* 25 PT.BPR Sami Makmur (23,52)* 42,20 0,87 2,75 89,14 26 PT.BPR Nguter 23,06 90,56 0,85 2,16 91,22 27 PT.BPR Dana Utama 18,02 31,05 0,92 (0,42)* 102,93* 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 18,54 69,70 0, ,86 29 PT.BPR Inuthan Ganda 17,18 100,47* 0,77 4,59 87,33 30 PT.BPR Rejeki Insani 17,76 97,88* 0,89 1,53 93,05 Keterangan: 1. Tanda ( ) menunjukkan bahwa hasil rasio negatif. 2. Tanda * menunjukkan bahwa BPR dalam keadaan cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 3. Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total asset.

18 18 TABEL II.2 RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TAHUN 2007 (dalam presentase) No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 19,44 90,85 0,82 4,55 75,10 2 PD. BPR Giri Suka Dana 38,38 88,02 0,77 4,74 74,87 3 PT. BPR Gajah Mungkur 35,79 71,91 0,68 2,43 88,30 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah (27,21)* 122,75* 0,85 2,52 84,14 5 PD.BPR BKD Karanganyar (46,98)* 143,60* 1,27* 2,99 77,17 6 PT.BPR Bina Sejahtera 21,32 82,88 0,89 2,18 90,66 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 11,90 91,49 0,82 4,51 83,74 8 PT.BPR Gemolong Artha 44,47 128,45* 0,29 2,00 92,80 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 23,46 87,59 0,81 (4,28)* 115,33*

19 19 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 12,41 101,50* 0,69 5,75 81,15 11 PD.BPR BKK Tulung 1,57 99,35* 0,86 3,91 81,85 12 PT.BPR Delanggu Raya (1,46)* 107,77* 0,83 3,40 84,59 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II 7,27 135,25* 0,85 2,20 88,43 14 PT.BPR Bank Desa 14,02 90,65 0,87 0,79* 96,62* 15 PT.BPR Nusamba Ampel 33,01 98,10* 0,86 1,31 94,16* Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 22,90 105,08* 0,82 2,88 89,55 17 PT.BPR Tawangsari 15,83 192,14* 1,54* 74,7 294,47* 18 PT.BPR Sinarguna 14,84 93,83 0,82 (7,47)* 145,40* 19 PT.BPR Kleco Joyo 152,37 133,08* 0,99 (76,45)* 523,12* 20 PT.BPR Grogol Joyo 9,45 87,10 0,90 0,96* 91,67 21 PD.BPR BKK Baki (12,33)* 56,44 0,77 3,96 81,76 22 PT.BPR Solobaru Permai 1,96* 7,05 0,67 11,54 120,66*

20 20 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 23 PD.BPR Kabupaten Dati II (13,36)* 129,22* 0,65 1,53 87,55 24 PT.BPR Suryamas 39,02 259,67* 1,43* (89,45)* 192,04* 25 PT.BPR Sami Makmur 1,21 71,36 0,75 1,93 94,01* 26 PT.BPR Nguter (4,03)* 85,62 0,73 3,76 84,63 27 PT.BPR Dana Utama 20,02 54,23 0,90 (4,76)* 121,32* 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 16,74 98,60* 0,72 3,52 88,00 29 PT.BPR Inuthan Ganda 17,48 88,94 0,71 4,72 86,45 30 PT.BPR Rejeki Insani 29,43 76,88 0,90 1,80 90,89 Keterangan: 1. Tanda ( ) menunjukkan bahwa hasil rasio negatif. 2. Tanda * menunjukkan bahwa BPR dalam keadaan cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 3. Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total asset.

21 21 TABEL II.3 RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TAHUN 2008 (dalam presentase) No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 11,45 94,26 0,82 3,66 76,00 2 PD. BPR Giri Suka Dana 21,82 55,13 0,65 5,33 64,64 3 PT. BPR Gajah Mungkur 23,22 83,98 0,66 4,33 75,71 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah (56,84)* 153,87* 0,85 2,40 84,12 5 PD.BPR BKD Karanganyar (46,18)* 137,80* 0,81 2,16 81,26 6 PT.BPR Bina Sejahtera 24,59 80,24 0,90 1,80 87,02 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 2,46 100,27* 0,77 5,88 77,32 8 PT.BPR Gemolong Artha 78,77 110,17* 0,28 4,36 76,02 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 27,51 87,18 0,77 0,73* 96,47

22 22 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 16,37 102,60* 0,76 2,12 85,02 11 PD.BPR BKK Tulung (19,03)* 120,33* 0,85 4,09 73,96 12 PT.BPR Delanggu Raya (7,56)* 118,16* 0,84 3,55 77,80 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II (16,99)* 122,96* 0,85 1,68 86,96 14 PT.BPR Bank Desa 22,18 97,69* 0,86 1,16* 95,01* 15 PT.BPR Nusamba Ampel (11,04)* 109,51* 0,86 0,31* 98,03* Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 21,30 99,08* 0,81 1,71 90,93 17 PT.BPR Tawangsari 63,44 111,06* 0,97 (8,29)* 201,82* 18 PT.BPR Sinarguna 15,23 108,51* 0,83 0,90* 93,85* 19 PT.BPR Kleco Joyo 58,92 25,73 0,73 (69,18)* 13852,43* 20 PT.BPR Grogol Joyo 10,37 79,23 0,89 1,36 90,18 21 PD.BPR BKK Baki (25,52)* 63,15 0,77 2,60 76,18

23 23 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 22 PT.BPR Solobaru Permai 7,83 72,47 0,65 6,46 60,28 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 0,46* 105,08* 0,57 0,98* 89,86 24 PT.BPR Suryamas 34,20 114,85* 0,95 (9,33)* 234,06* 25 PT.BPR Sami Makmur 25,65 76,25 0,73 3,00 84,27 26 PT.BPR Nguter 9,22 71,96 0,68 5,87 75,71 27 PT.BPR Dana Utama 38,35 48,07 0,09 1,22 95,04* 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 35,89 83,84 0,68 2,79 84,67 29 PT.BPR Inuthan Ganda 5,97 95,11* 0,73 6,90 77,32 30 PT.BPR Rejeki Insani 25,47 78,19 0,92 1,21* 90,45 Keterangan: 1. Tanda ( ) menunjukkan bahwa hasil rasio negatif. 2. Tanda * menunjukkan bahwa BPR dalam keadaan cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 3. Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total asset.

24 24 TABEL II.4 RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK RATA-RATA TAHUN 2006 s/d TAHUN 2008 (dalam presentase) No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota 17,87 95,45* 0,81 4,55 74,79 2 PD. BPR Giri Suka Dana 35,36 75,07 0,68 5,03 71,43 3 PT. BPR Gajah Mungkur 32,06 73,47 0,69 2,63 85,28 Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah (39,49)* 134,24* 0,83 2,99 81,23 5 PD.BPR BKD Karanganyar (42,37)* 156,18* 0,94 3,01 78,78 6 PT.BPR Bina Sejahtera 29,76 79,92 0,90 1,84 90,06 Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta 11,66 100,47* 0,81 4,52 86,16 8 PT.BPR Gemolong Artha 55,95 126,23* 0,30 0,09* 96,47* 9 PT.BPR Ghadira Danamulia 14,47 82,99 0,81 (0,50)* 101,50*

25 25 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat 14,94 112,18* 0,70 6,29 77,83 11 PD.BPR BKK Tulung (1,17)* 114,09* 0,86 3,97 79,63 12 PT.BPR Delanggu Raya (12,90)* 115,64* 0,87 3,48 81,91 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II (7,78)* 135,38* 0,84 2,45 86,31 14 PT.BPR Bank Desa 20,13 92,00 0,87 2,10 90,85 15 PT.BPR Nusamba Ampel 8,70 98,19* 0,85 2,08 90,92 Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang 19,30 107,23* 0,82 2,40 90,52 17 PT.BPR Tawangsari 34,29 165,44* 1,14* 18,91 217,78* 18 PT.BPR Sinarguna 5,25 95,20* 0,84 (5,17)* 131,21* 19 PT.BPR Kleco Joyo 74,39 70,75 0,87 (48,15)* 4823,65* 20 PT.BPR Grogol Joyo 12,46 83,28 0,89 0,77* 93,96* 21 PD.BPR BKK Baki (21,20)* 61,30 0,79 3,69 79,63

26 26 No Nama BPR Cash Ratio Loan to Deposit Ratio Total Utang Terhadap Total Aset ROA BOPO 22 PT.BPR Solobaru Permai (170,61)* 47,73 0,69 7,84 82,60 23 PD.BPR Kabupaten Dati II 6,31 129,70* 0,64 0,95* 90,98 24 PT.BPR Suryamas 19,03 184,98* 1,09* (33,39)* 117,17* 25 PT.BPR Sami Makmur 1,11* 63,27 0,78 2,56 89,14 26 PT.BPR Nguter 9,42 82,71 0,75 3,93 83,85 27 PT.BPR Dana Utama 25,46 44,45 0,64 (1,32)* 106,43* 28 PT. BPR Sabar Arthapalur 23,72 84,05 0,74 2,99 86,84 29 PT.BPR Inuthan Ganda 13,54 94,84* 0,74 5,40 83,70 30 PT.BPR Rejeki Insani 24,22 84,32 0,90 1,51 91,46 Keterangan: 1. Tanda ( ) menunjukkan bahwa hasil rasio negatif. 2. Tanda * menunjukkan bahwa BPR dalam keadaan cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. 3. Semua rasio menggunakan satuan persentase kecuali rasio total utang terhadap total asset.

27 27 Kabupaten Wonogiri 1. PD.BKK Wonogiri Kota memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali tahun 2006 yang memiliki predikat kurang sehat pada loan to deposit ratio. Begitu juga rata-rata selama 3 tahun. 2. PD.BPR Giri Suka Dana memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun Selama 3 tahun rata-rata rasio menunjukkan semua berpredikat sehat. 3. PT.BPR Gajah Mungkur memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali tahun 2006 yang memiliki predikat cukup sehat pada rasio ROA. Selama 3 tahun rata-rata rasio menunjukkan semua berpredikat sehat. Kabupaten Karanganyar 4. PD.BPR Bank Daerah memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio dan cash ratio.selama 3 tahun juga demikian. 5. PD.BPR BKD Karanganyar memiliki predikat sehat yang baik dari tahun ke tahun hanya pada penilaian ROA dan BOPO. Selama 3 tahun BPR mendapat predikat tidak sehat pada loan to deposit ratio dan cash ratio. 6. PT.BPR Bina Sejahtera memiliki predikat sehat dari seluruh penilaian rasio. Begitu juga selama 3 tahun. Kabupaten Sragen 7. PT.BPR Sumber Arta memiliki predikat sehat yang baik dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Begitu juga selama 3 tahun. 8. PT.BPR Gemolong Artha memiliki predikat sehat yang baik hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset. Begitu juga selama 3 tahun.

28 28 9. PT.BPR Ghadira Danamulia memiliki predikat tidak sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian ROA dan BOPO. Rata-rata selama 3 tahun juga demikian. Kabupaten Klaten 10. PT.BPR Bina Masyarakat memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Rata-rata selama 3 tahun BPR memiliki predikat tidak sehat pada loan to deposit ratio. 11. PD.BPR BKK Tulung memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio dan cash ratio.begitu juga dengan rata-rata selama 3 tahun. 12. PT.BPR Delanggu Raya memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio dan cash ratio.begitu juga dengan rata-rata selama 3 tahun. Kabupaten Boyolali 13. PD.BPR Kabupaten Dati II Boyolali memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio dan loan to deposit ratio.rata-rata selama 3 tahun juga demikian. 14. PT.BPR Bank Desa memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset dan cash ratio.selama 3 tahun semua rasio menujukkan bahwa BPR memilki predikat sehat. 15. PT.BPR Nusamba Ampel memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset dan cash ratio. Rata-rata selama 3

29 29 tahun menunjukkan bahwa BPR memiliki predikat tidak sehat pada loan to deposit ratio. Kabupaten Sukoharjo 16. PT.BPR Bekonang memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Begitu juga dengan rata-rata selama 3 tahun. 17. PT.BPR Tawangsari memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian cash ratio.rata-rata selama 3 tahun menunjukkan bahwa BPR memiliki predikat sehat hanya pada cash ratio dan ROA. 18. PT.BPR Sinarguna memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset. 19. PT.BPR Kleco Joyo memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset dan cash ratio.begitu juga dengan rata-rata selama 3 tahun. 20. PT.BPR Grogol Joyo memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian rasio total utang terhadap total aset dan cash ratio.rata-rata selama 3 tahun menunjukkan bahwa BPR memiliki predikat tidak sehat pada ROA dan BOPO. 21. PD.BPR BKK Baki memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio. Begitu juga rata-rata selama 3 tahun.

30 PT.BPR Solobaru Permai memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio dan BOPO. Rata-rata selama 3 tahun menunjukkan BPR memiliki predikat tidak sehat hanya pada cash ratio. 23. PD.BPR Kabupaten Dati II Sukoharjo memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun hanya pada penilaian total utang terhadap total aset.rata-rata selama 3 tahun menunjukkan bahawa BPR memiliki predikat tidak sehat pada loan to deposit ratio dan ROA. 24. PT.BPR Suryamas tidak ada yang memiliki predikat sehat yang dapat dipertahankan dari tahun ke tahun. Rasio menunjukkan penilaian yang naik turun.tetapi rata-rata 3 tahun hanya pada cash ratio yang memiliki predikat sehat. 25. PT.BPR Sami Makmur memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio dan BOPO. Rata-rata 3 tahun hanya cash ratio saja yang memiliki predikat sehat. 26. PT.BPR Nguter memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian cash ratio. Tetapi rata-rata 3 tahun menunjukkan semua rasio memiliki predikat sehat. 27. PT.BPR Dana Utama memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian ROA dan BOPO. Begitu juga rata-rata selama 3 tahun. 28. PT.BPR Sabar Arthapalur memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Tetapi rata-rata 3 tahun menunjukkan semua rasio memiliki predikat sehat.

31 PT.BPR Inuthan Ganda memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. Begitu juga rata-rata selama 3 tahun. 30. PT.BPR Rejeki Insani memiliki predikat sehat dari tahun ke tahun kecuali pada penilaian loan to deposit ratio dan ROA. Tetapi rata-rata selama 3 tahun semua rasio menunjukkan predikat sehat.

32 32 BAB III TEMUAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat memberikan penilaian mengenai tingkat kesehatan bank terhadap Bank Perkreditan Rakyat di wilayah kotamadya Surakarta dengan beberapa rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. Penilaian tersebut berupa kelebihan dan kelemahan terhadap penilaian tingkat kesehatan bank. A. Kelebihan Berdasarkan analisis dan pembahasan di depan, penulis menemukan kelebihan seperti berikut ini. 1. Cash Ratio Pada tahun 2006 bank yang mendapat predikat sehat sejumlah 20 BPR, tahun 2007 sejumlah 24 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 22 BPR. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 23 BPR. 2. Loan to Deposit Ratio Pada tahun 2006 bank yang mendapat predikat sehat sejumlah 16 BPR, tahun 2007 sejumlah 14 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 14 BPR. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 15 BPR.

33 33 3. Total Utang Terhadap Total Aset Pada tahun 2006 dan tahun 2008 semua bank berpredikat sehat, sementara tahun 2007 hanya 27 BPR yang berpredikat sehat. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 29 BPR. 4. Return on Total Asset Pada tahun 2006 bank yang mendapat predikat sehat sejumlah 21 BPR, tahun 2007 sejumlah 22 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 21 BPR. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 21 BPR. 5. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional Pada tahun 2006 bank yang mendapat predikat sehat sejumlah 22 BPR, tahun 2007 sejumlah 20 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 22 BPR. Selama 3 tahun BPR yang sehat sejumlah 21 BPR. B. Kelemahan Berdasarkan analisis dan pembahasan di depan, penulis menemukan kelemahan, yaitu pada loan to deposit ratio. Pada rasio ini, dari tahun ke tahun hanya 50% dari total BPR yang mendapat predikat sehat. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2006 BPR yang mendapat predikat tidak sehat sejumlah 14 BPR, tahun 2007 sejumlah 16 BPR, dan tahun 2008 sejumlah 16 BPR. Dari hasil analisis dan pembahasan juga ditemukan beberapa BPR yang seringkali mendapat predikat tidak sehat dari tahun ke tahun karena dari

34 34 keseluruhan rasio tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Beberapa BPR itu adalah sebagai berikut : 1. PT.BPR Tawangsari 2. PT.BPR Sinarguna 3. PT.BPR Kleco Joyo 4. PD.BPR Kabupaten Dati II Sukoharjo 5. PT.BPR Suryamas

35 35 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penilaian tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta yang telah dilakukan dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut ini. 1. Cash Ratio tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan mengalami kenaikan rasio di atas 4,05% sejumlah 77,78%. Sementara BPR yang berpredikat cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya di bawah 4,05% berjumlah 22,22%. 2. Loan to Deposit Ratio tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan rasionya di bawah 94,75% sejumlah 48,89%. Sementara BPR yang berpredikat cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya mengalami kenaikan hingga melebihi rasio dasar berjumlah 51,11%. 3. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan rasionya di bawah 1,00 sejumlah 96,67%. Sementara BPR yang berpredikat cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya mengalami kenaikan hingga melebihi rasio dasar berjumlah 3,33%. 4. Return on Total Asset tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan rasionya di atas 1,215% sejumlah 71,11%. Sementara BPR yang berpredikat

36 36 cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya mengalami penurunan di bawah rasio dasar berjumlah 28,89%. 5. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional tahun 2006, 2007, dan 2008 yang berpredikat sehat dan rasionya di bawah 93,52% sejumlah 73,33%. Sementara BPR yang berpredikat cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat karena rasionya mengalami kenaikan hingga melebihi rasio dasar berjumlah 26,67%. Secara keseluruhan penilaian tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta berpredikat sehat, kecuali pada penilaian loan to deposit ratio. B. Rekomendasi Walaupun penilaian tingkat kesehatan bank pada BPR di wilayah kotamadya Surakarta secara keseluruhan berpredikat sehat, tetapi manajemen BPR masih perlu mengadakan perbaikan terhadap pos pos dalam laporan keuangannya dan meningkatkan pengelolaan terhadap bank untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan tingkat kesehatannya tersebut. Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk perbaikan perbaikan tersebut adalah : 1. BPR sebaiknya meningkatkan jumlah alat likuidnya dengan cara meningkatkan saldo kas dan antarbank aktiva, sehingga cash ratio meningkat dari tahun ke tahun.

37 37 2. BPR sebaiknya meningkatkan dana yang diterimanya dari masyarakat maupun dari pihak pihak tertentu, yaitu dengan meningkatkan jumlah tabungan, deposito, dan modal inti. Hal ini dapat diperoleh dengan memperbanyak promosi kepada masyarakat terhadap layanan yang ada di BPR tersebut. 3. BPR hendaknya meningkatkan jumlah aset/aktivanya agar tidak berbanding terbalik dengan total hutangnya. Total aset yang melebihi total hutang, itu berarti BPR dapat melunasi hutang hutangnya. 4. BPR hendaknya meningkatkan jumlah asetnya agar dapat diperoleh laba yang tinggi sehingga kesehatan perusahaan semakin meningkat. 5. BPR hendaknya melakukan penggalian potensi terhadap asetnya untuk memperoleh pendapatan lain di luar pendapatan bunga yang berasal dari penempatan lain. Caranya dengan meningkatkan provis/komisi yang diterima dari usaha pemberian pinjaman dan meningkatkan pendapatan bunga deposito, sehingga laba operasional perusahaan meningkat.

38 38 DAFTAR PUSTAKA Anonim Buku Petunjuk Cara Penghitungan Tingkat Kesehatan Bank. Bank Indonesia Pedoman Pelaksanaan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Urusan Pengaturan dan Pengembangan Perbankan : Jakarta. Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Juliaty Analisis Laporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN : Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan, Buku Dua. Salemba Empat : Jakarta. Judisseno Rimsky.K Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Pustaka PT Gramedia Utama : Jakarta. Kasmir Dasar Dasar Perbankan. Grafindo Persada : Jakarta. Kuncoro Mudrajad dan Suhardjono Manajemen Perbankan. BPFE : Yogyakarta. Sentosa Sembiring Himpunan Lengkap Undang Undang Tentang Perbankan. Nuansa Aulia : Bandung.

39 39 Sri Susilo.Y,dkk Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat : Jakarta. Subagyo,dkk Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. STIE YKPN : Yogyakarta.

40 40

41 41

42 42

43 43 LAMPIRAN 3 KOMPONEN PERHITUNGAN CASH RATIO TAHUN 2006 (dalam ribuan rupiah) Alat Likuid Hutang Lancar No. Nama BPR Kas Antar Bank Aktiva Antar Bank Pasiva Total Kewajiban yang segera dapat dibayar Tabungan Deposito Total Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota PD. BPR Giri Suka Dana PT. BPR Gajah Mungkur Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah PD.BPR BKD Karanganyar PT.BPR Bina Sejahtera Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta PT.BPR Gemolong Artha PT.BPR Ghadira Danamulia Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat

44 44 11 PD.BPR BKK Tulung PT.BPR Delanggu Raya Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Bank Desa PT.BPR Nusamba Ampel Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang PT.BPR Tawangsari PT.BPR Sinarguna PT.BPR Kleco Joyo PT.BPR Grogol Joyo PD.BPR BKK Baki PT.BPR Solobaru Permai PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Suryamas PT.BPR Sami Makmur PT.BPR Nguter PT.BPR Dana Utama PT. BPR Sabar Arthapalur PT.BPR Inuthan Ganda PT.BPR Rejeki Insani

45 45 LAMPIRAN 4 KOMPONEN PERHITUNGAN CASH RATIO TAHUN 2007 (dalam ribuan rupiah) Alat Likuid Hutang Lancar No. Nama BPR Kas Antar Bank Aktiva Antar Bank Pasiva Total Kewajiban segera lainnya Tabungan Deposito Total Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota PD. BPR Giri Suka Dana PT. BPR Gajah Mungkur Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah PD.BPR BKD Karanganyar PT.BPR Bina Sejahtera Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta PT.BPR Gemolong Artha PT.BPR Ghadira Danamulia Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat PD.BPR BKK Tulung PT.BPR Delanggu Raya

46 46 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Bank Desa PT.BPR Nusamba Ampel Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang PT.BPR Tawangsari PT.BPR Sinarguna PT.BPR Kleco Joyo PT.BPR Grogol Joyo PD.BPR BKK Baki PT.BPR Solobaru Permai PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Suryamas PT.BPR Sami Makmur PT.BPR Nguter PT.BPR Dana Utama PT. BPR Sabar Arthapalur PT.BPR Inuthan Ganda PT.BPR Rejeki Insani

47 47 LAMPIRAN 5 KOMPONEN PERHITUNGAN CASH RATIO TAHUN 2008 (dalam ribuan rupiah) Alat Likuid Hutang Lancar Antar No. Nama BPR Kas Bank Aktiva Antar Bank Pasiva Total Kewajiban segera Tabungan Deposito Total lainnya Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota PD. BPR Giri Suka Dana PT. BPR Gajah Mungkur Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah PD.BPR BKD Karanganyar PT.BPR Bina Sejahtera Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta PT.BPR Gemolong Artha PT.BPR Ghadira Danamulia Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat PD.BPR BKK Tulung PT.BPR Delanggu Raya

48 48 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Bank Desa PT.BPR Nusamba Ampel Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang PT.BPR Tawangsari PT.BPR Sinarguna PT.BPR Kleco Joyo PT.BPR Grogol Joyo PD.BPR BKK Baki PT.BPR Solobaru Permai PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Suryamas PT.BPR Sami Makmur PT.BPR Nguter PT.BPR Dana Utama PT. BPR Sabar Arthapalur PT.BPR Inuthan Ganda PT.BPR Rejeki Insani

49 49 LAMPIRAN 6 KOMPONEN PERHITUNGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TAHUN 2006 (dalam ribuan rupiah) Dana Yang Diterima Pinjaman Yang Diberikan No. Nama BPR Tabungan Deposito Modal Inti Kepada Pihak Terkait Kepada Pihak Tidak Terkait Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota PD. BPR Giri Suka Dana PT. BPR Gajah Mungkur Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah PD.BPR BKD Karanganyar PT.BPR Bina Sejahtera Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta PT.BPR Gemolong Artha PT.BPR Ghadira Danamulia Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat PD.BPR BKK Tulung PT.BPR Delanggu Raya

50 50 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Bank Desa PT.BPR Nusamba Ampel Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang PT.BPR Tawangsari PT.BPR Sinarguna PT.BPR Kleco Joyo PT.BPR Grogol Joyo PD.BPR BKK Baki PT.BPR Solobaru Permai PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Suryamas PT.BPR Sami Makmur PT.BPR Nguter PT.BPR Dana Utama PT. BPR Sabar Arthapalur PT.BPR Inuthan Ganda PT.BPR Rejeki Insani

51 51 LAMPIRAN 7 KOMPONEN PERHITUNGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TAHUN 2007 (dalam ribuan rupiah) Dana Yang Diterima Pinjaman Yang Diberikan No. Nama BPR Tabungan Deposito Modal Inti Kepada Pihak Terkait Kepada Pihak Tidak Terkait Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota PD. BPR Giri Suka Dana PT. BPR Gajah Mungkur Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah PD.BPR BKD Karanganyar PT.BPR Bina Sejahtera Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta PT.BPR Gemolong Artha PT.BPR Ghadira Danamulia Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat PD.BPR BKK Tulung PT.BPR Delanggu Raya

52 52 Kabupaten Boyolali 13 PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Bank Desa PT.BPR Nusamba Ampel Kabupaten Sukoharjo 16 PT.BPR Bekonang PT.BPR Tawangsari PT.BPR Sinarguna PT.BPR Kleco Joyo PT.BPR Grogol Joyo PD.BPR BKK Baki PT.BPR Solobaru Permai PD.BPR Kabupaten Dati II PT.BPR Suryamas PT.BPR Sami Makmur PT.BPR Nguter PT.BPR Dana Utama PT. BPR Sabar Arthapalur PT.BPR Inuthan Ganda PT.BPR Rejeki Insani

53 53 LAMPIRAN 8 KOMPONEN PERHITUNGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TAHUN 2008 (dalam ribuan rupiah) Dana Yang Diterima Pinjaman Yang Diberikan No. Nama BPR Tabungan Deposito Modal Inti Kepada Pihak Terkait Kepada Pihak Tidak Terkait Kabupaten Wonogiri 1 PD.BKK Wonogiri Kota PD. BPR Giri Suka Dana PT. BPR Gajah Mungkur Kabupaten Karanganyar 4 PD.BPR Bank Daerah PD.BPR BKD Karanganyar PT.BPR Bina Sejahtera Kabupaten Sragen 7 PT.BPR Sumber Arta PT.BPR Gemolong Artha PT.BPR Ghadira Danamulia Kabupaten Klaten 10 PT.BPR Bina Masyarakat PD.BPR BKK Tulung PT.BPR Delanggu Raya

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan

Lebih terperinci

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BANK PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CHRISTA JAYA PERDANA DI KOTA KUPANG TAHUN 2012-2014 Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini lembaga perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia, dibuktikan dengan adanya krisis Ekonomi Global yang baru-baru ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat terhadap perbankan dan juga sebaliknya tanpa adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN LOAN TO ASSET RATIO PADA BANK UMUM DEVISA TAHUN

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN LOAN TO ASSET RATIO PADA BANK UMUM DEVISA TAHUN ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN LOAN TO ASSET RATIO PADA BANK UMUM DEVISA TAHUN 2005 2007 (Studi kasus pada PT.Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.) Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan dalam perekonomian di Indonesia adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pembangunan ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan segala rintangan dan tantangannya. Sehingga pemerintah merasa perlu untuk menyusun

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi sangat bergantung pada keberadaan sektor perbankan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ELY YULIASTUTI NIM. B 100 110 028 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan tambahan dana atau uang tidak hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan tambahan dana atau uang tidak hanya dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pelaku ekonomi dan kebutuhan penggunaan uang untuk kegiatan ekonominya, transaksi antara pihak yang mengalami surplus uang dengan pihak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba yang maksimal atau berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PD. BPR BKK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PD. BPR BKK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PD. BPR BKK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ABSTRAK I NYOMAN KARYAWAN Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram. e-mail : karyawan i nyoman@ yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi, politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula modal yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara keseluruhan bank merupakan suatu lembaga keuangan yang tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak yang memiliki

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.03/2016 TENTANG TRANSFORMASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur perbankan suatu negara dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor ekonomi dan faktor hukum dan peraturan yang berlaku dalam negara yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Nurmala (2006) yang berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan Indonesia telah memberi peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranan dalam kebijakan moneter, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dari penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2007) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit oleh Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peran yang sangat vital dalam pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan pada dasarnya adalah industri yang bergerak pada bidang penghimpunan dana yang mana bank adalah lembaga yang menjadi media perantara keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini maka semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian. Lembaga keuangan (bank) merupakan lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana ke masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara dan erat kaitanya dengan perkonomian, hampir semua kegiatan yang berkaitan dengan lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian suatu negara. Bank di dalam perekonomian sebagai lembaga perantara keuangan, yang dimana perbankan merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara atau intermediary, dimana bank berperan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perantara atau intermediary, dimana bank berperan untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara atau intermediary, dimana bank berperan untuk melakukan penghimpunan dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan lembaga perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan dana serta

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan di Indonesia telah memberikan peranan penting yang sangat berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perkembangan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan intermediasi (Maretha, 2015). Menyalurkan suatu dana

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan intermediasi (Maretha, 2015). Menyalurkan suatu dana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga intermediasi yang memiliki kegiatan inti yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan kembali kepada

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode ) ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode 2012-2016) Ruswaji Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melayani pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan

BAB 1 PENDAHULUAN. melayani pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern sekarang, sistem keuangan merupakan salah satu hal yang penting. Di dalam sistem keuangan terdapat lembaga keuangan yang melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, membawa dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang menyebabkan dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, karena perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk menbiayai, karena

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya berubahnya waktu dan situasi yang terjadi saat ini, serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis perbankan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran lembaga keuangan di era globalisasi yang serba modern ini sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar tidak menjadi bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan di Indonesia merupakan hal yang sangat penting terutama dalam meningkatkan aktivitas perekonomian negara. Lembaga keuangan khususnya perbankan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Fungsi kredit Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 11, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya bank merupakan industri yang bergerak dibidang kepercayaan. Oleh karena itu, dalam suatu negara sangat dibutuhkan bank yang benar-benar bisa menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi. Keberadaan bank sangat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut menandakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode 2006-2011 NO Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010 2011 I Komponen Modal A. Modal Inti 13,104,120 15,448,235 17,795,610 21,137,919 27,673,231 38,214,079

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional, karena sebagian besar penduduk Indonesia berada di daerah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham di pasar modal berhubungan erat dengan informasi yang berkembang disekitarnya. Seringkali sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS Dessy Ratna Sari email: DesZ_CenX93@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci