(kontak person: 2 World Wildlife Fund for Nature-Indonesia Programme. Diterima 28 Februari 2013/Disetujui 13 Oktober 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(kontak person: 2 World Wildlife Fund for Nature-Indonesia Programme. Diterima 28 Februari 2013/Disetujui 13 Oktober 2013"

Transkripsi

1 Meda Konservas Vol. 18, No. 3 Desember 2013 : KARAKTERISTIK HABITAT, POLA SEBARAN DAN PERILAKU MUSANG MENTAWAI (Paradourus lgncolor Mller 1903) DI AREA SIBERUT CONSERVATION PROGRAM, PULAU SIBERUT, KEPULAUAN MENTAWAI, SUMATERA BARAT (Habtat Characterstcs, Dstrbuton Pattern and Feedng Behavour of Mentawa Palm Cvet, Paradourus lgncolor, n Sberut Conservaton Programme Area, Sberut, Mentawa Islands, West Sumatra) ABDUL HARIS MUSTARI 1, DEDE HENDRA SETIAWAN 2 1 Departemen Konservas Sumberdaya Hutan dan Ekowsata, Fakultas Kehutanan IPB (kontak person: hars.anoa@yahoo.com) 2 World Wldlfe Fund for Nature-Indonesa Programme Dterma 28 Februar 2013/Dsetuju 13 Oktober 2013 Dterma 07 Desember 2011/Dsetuju 23 Agustus 2013 ABSTRACT Mentawa palm cvet (Paradourus lgncolor) s endemc to Mentawa Islands and one of ts stronghold populaton s Sberut Island. Ths study was conducted n Sberut Conservaton Programme Forest Area from May to August The objectves of ths study were to reveal habtat characterstcs, populaton sze, dstrbuton pattern, and feedng behavour of Mentawa palm cvet. A total of 125 plant speces recorded n the study area, 21 speces of whch were dentfed as food plants for the Mentawa palm cvet. The domnant plant speces n the Mentawa palm cvet habtat were gutgut (Coccoseras borneenss), alost (Baccaurea parvflora), and sbeumunte (Syzygum cf. palembancum). The cvet was manly observed at 4-20 m above of the forest floor, whch was the C stratum of the forest canopy. S ndvduals of Mentawa palm cvet were drectly encountered durng the study and the estmated populaton densty was 6.5 ndvduals/km 2. The dstrbuton pattern of the cvet was clumped, yet the anmals were soltary when foragng and other of ther daly actvtes. The cvets were frequently observed eatng fruts of bu bu lonjong (Palaquum sp.), bu bu bulat (Baccaurea sp.), tumu (Buchanana arborescens), angglu (Rhapdopora sylvestrs), langkap (Arenga obtusfola), lambo (Fcus sp.), papaya (Carca papaya), and banana (Musa sp.). Mentawa palm cvets were observed foragng and feedng durng day and nght tmes, suggestng that the cvet were both durnal and nocturnal anmal. Keywords: Mentawa palm cvet, habtat characterstcs, dstrbuton pattern, feedng behavour ABSTRAK Musang Mentawa (Paradourus lgncolor) merupakan salah satu satwa endemk Kepulauan Mentawa dmana salah satu habtat utamanya adalah Pulau Sberut. Peneltan n dlaksanakan d areal hutan Sberut Conservaton Programme pada bulan Me sampa Agustus Peneltan n bertujuan untuk mengetahu karakterstk habtat, populas, pola penyebaran dan perlaku makan Musang Mentawa. Sebanyak 125 jens tumbuhan tercatat d habtat Musang Mentawa d Sberut Conservaton Programme, dan dar jumlah tersebut sebanyak 21 jens tumbuhan terdentfkas sebaga makanan Musang Mentawa. Jens tumbuhan yang domnan d habtat Musang Mentawa adalah gutgut (Coccoseras borneenss), alost (Baccaurea parvflora), dan sbeumunte (Syzygum cf. palembancum). Musang Mentawa lebh serng dtemukan pada ketnggan 4-20 m d atas lanta hutan d pohon dan tajuk-tajuk pohon, yang merupakan stratum C dar kanop hutan. Selama peneltan dtemukan sebanyak enam ndvdu Musang Mentawa, dengan perkraan kepadatan populas adalah 6,5 ndvdu/km 2. Pola penyebaran Musang Mentawa adalah mengelompok, namun satwa tersebut solter ketka sedang mencar makan. Musang Mentawa serng dtemukan makan buah bu bu lonjong (Palaquum sp.), bu bu bulat (Baccaurea sp.), tumu (Buchanana arborescens), angglu (Rhapdopora sylvestrs), langkap (Arenga obtusfola), lambo (Fcus sp.), pepaya (Carca papaya) dan psang hutan (Musa sp.). Musang Mentawa dtemukan mencar makan bak sang maupun malam har yang mengndkaskan bahwa satwa tersebut aktf pada sang dan malam har. Kata kunc: musang Mentawa, karakterstk habtat, pola sebaran, perlaku makan PENDAHULUAN Pulau Sberut yang memlk luas total 4030 km 2 merupakan pulau terbesar dalam gugusan Kepulauan Mentawa. Pulau Sberut dtetapkan sebaga Cagar Bosfr pada tahun 1981 oleh UNESCO yang bekerjasama dengan pemerntah Indonesa melalu Program Man and Bosphere (MAB). Penetapan Pulau Sberut sebaga cagar bosfr karena adanya keselarasan hdup penduduk dengan hutan d sektarnya. Pulau Sberut memlk tngkat endemstas satwalar yang tngg khususnya mamala. Salah satu jens mamala endemk d pulau n adalah musang Mentawa (Paradourus lgncolor) yang merupakan salah satu jens dar empat jens musang yang ada d Indonesa. Musang Mentawa tergolong speses tersendr, bukan merupakan anak jens dar musang luwak (Schreber et al. 1989; Payne et al. 2000; Corbet&Hll dalam Abegg 2003). Musang Mentawa tergolong endangered speces berdasarkan katagor 107

2 Karakterstk Habtat, Pola Sebaran dan Perlaku Musang Mentawa IUCN Red Lst of Threatened Speces yang berart dengan status n, musang Mentawa berada dalam ancaman kepunahan apabla tdak segera dambl tndakan konservas terhadap habtat dan populasnya. Kajan mengena populas, habtat dan perlaku musang Mentawa d habtat aslnya mash sangat sedkt, sehngga nformas lmah mengena keberadaan satwa n sangat terbatas. Peneltan n betujuan untuk mengetahu karakterstk habtat, populas dan pola sebaran serta jens pakan dan perlaku makan musang Mentawa. Hasl peneltan n sangat pentng karena akan menjad data dasar dalam melakukan pengelolaan satwa langka tersebut d habtat aslnya. METODE PENELITIAN Konds Umum Lokas Peneltan Peneltan dlakukan pada bulan Me-Agustus 2007 d kawasan hutan Sberut Conservaton Programme (SCP), Pulau Sberut, Kepulauan Mentawa. Kawasan hutan SCP yang dkhususkan untuk peneltan bolog, ekolog dan keanekaragaman hayat Pulau Sberut merupakan hutan hujan dataran rendah mencakup areal seluas 4000 ha. Ketnggan kawasan berksar mdpl, kemrngan lereng antara 40 75%. Rata-rata curah hujan sektar 3320 mm per tahun, kelembaban relatf berksar antara 81 85%, dan suhu rata-rata haran antara o C. Metode Pengumpulan Data Bahan dan alat yang dgunakan yatu sunto, kamera dgtal, ph-band dan pta ukur, tal rafa, bnokuler, GPS, dan range fnder. Data yang dkumpulkan mencakup karakterstk habtat (komposs dan struktur vegetas, ketersedaan pakan, tempat berlndung atau cover), kepadatan populas, pola sebaran dan jens pakan serta perlaku makan musang Mentawa. Analss vegetas dlakukan menggunakan metode jalur dengan panjang setap jalur 100 m. Seluruhnya terdapat 21 jalur pengamatan yang dber notas T1 sampa T21. Dar 21 jalur pengamatan tersebut, 16 jalur (T1,T2,T3,T6 T16,T19 dan T21) dmana ttk nol bermula dar base camp. Penempatan jalur berbentuk radal menjauh dar base camp. Sedangkan 5 jalur lan (T4,T5, T17,T19,T20) ttk nolnya tdak bermula dar base camp. Data yang dcatat yatu jens tumbuhan, kerapatan, domnans setap jens, dagram profl vegetas, dan tngg tajuk. Strata tajuk pohon yang ada d habtat musang Mentawa dbedakan atas strata A (tngg tajuk 30 m), strata B (tngg tajuk m), dan strata C (tngg tajuk 4 20 m), strata D (semak dan perdu tngg 1 4 m), dan strata E yang merupakan lapsan tumbuhan penutup tanah atau ground cover. Kepadatan populas dan penyebaran musang Mentawa dketahu menggunakan metode jalur gars (lne transect). Penempatan jalur tersebut bertepatan dengan jalur yang dgunakan untuk analss vegetas yatu 16 jalur yang ttk nolnya bermula dar base camp karena pertmbangan tekns aksesbltas yang lebh memungknkan terutama pada waktu melakukan pengamatan pada malam har. Pengamatan dlakukan pada pag har (pukul am), sang har (pukul pm) dan sore menjelang malam har (pukul ). Data perlaku musang Mentawa dcatat menggunakan metode ad-lbtum Samplng, yatu mencatat semua perlaku yang terlhat pada saat perjumpaan dengan satwa tersebut. Metode Analss Data Berdasarkan data kerapatan relatf, frekuens relatf dan domnans relatf, Indeks Nla Pentng (INP) setap jens tumbuhan yang terdapat pada habtat musang Mentawa dapat dketahu dengan menggunakan rumus INP = KR %+ FR% + DR%. Kepadatan populas danalss sesua dengan total ndvdu yang dtemukan pada pengamatan. Kepadatan populas musang Mentawa dlakukan dengan menggunakan persamaan Kng (Kng Methods). Dalam persamaan n, ukuran populas dduga melalu kepadatan populas pada setap jalur pengamatan, yang dhtung dengan menggunakan persamaan sebaga berkut: D j = 2. l. d d Keterangan: l D d j =. r. sn = kepadatan populas musang Mentawa pada jalur ke-j = jumlah ndvdu teramat pada kontak ke- = panjang jalur (m) = rata-rata jarak tegak lurus antar poss satwa dengan gars jalur Untuk mengetahu pola penyebaran spasal musang Mentawa dlakukan analss menggunakan metode sebaran frekuens. Hpotess pertama yang dtentukan adalah : H0 = P ~ musang Mentawa menyebar secara posson H1 = P ~ musang Mentawa tdak menyebar secara posson Persamaan yang dgunakan yatu : q 0 F E 2 / E ² = keterangan : 2 = ch-square tes statstk F = frekuens jumlah ndvdu E = frekuens harapan Jka, ² tabel < ² htung maka terma H1 108

3 Meda Konservas Vol. 18, No. 3 Desember 2013 : Apabla hasl perhtungan hpotess pertama memberkan kesmpulan terma H1, maka dlakukan analss lanjutan dengan hpotess: H0 = P ~ menyebar bnomal negatf H1 = P ~ tdak menyebar bnomal negatf Ketentuan yang dgunakan yatu: Penyebaran posson menunjukkan pola penyebaran acak Penyebaran bnomal negatf menunjukkan pola penyebaran mengelompok Penyebaran bnomal postf menunjukkan pola penyebaran seragam Karakterstk Habtat HASIL DAN PEMBAHASAN Hutan d kawasan Sberut Conservaton Programme termasuk hutan prmer dataran rendah. Suhu terendah selama pengamatan adalah 23 C dan tertngg 29 C, kelembaban udara relatf rata-rata 81-85%. Musang Mentawa palng serng terlhat pada kawasan hutan yang memlk topograf relatf datar (15 perjumpaan dar 17 total perjumpaan). Namun, beberapa kal musang Mentawa juga djumpa pada lokas yang memlk topograf berbukt dengan kelerengan mencapa 30 (2 perjumpaan dar 17 total perjumpaan). Dar pengamatan yang telah dlakukan tersebut, kelerengan dduga tdak memberkan pengaruh terhadap keberadaan musang Mentawa d lokas tersebut. Kelerengan memberkan pengaruh yang lebh besar terhadap komposs dan struktur vegetas yang ada. Pada topograf yang relatf datar sepert daerah sektar sunga, potens jens tumbuhan pakan musang Mentawa lebh tngg sehngga peluang perjumpaannya lebh besar. Tercatat 125 jens tumbuhan pada habtat musang Mentawa, dan dar jumlah tersebut, 21 jens merupakan tumbuhan pakan bag musang tersebut. Indeks Nla Pentng jens tumbuhan yang domnan pada masng-masng jalur dapat dlhat pada Tabel 1 berkut. Tabel 1. Indeks Nla Pentng tumbuhan pada masng-masng jalur Jalur Tngkat Pertumb uhan Nama lokal Nama lmah Sema Gutgut Coccoseras borneenss 39,22 9,09-48,31 Pancang Gutgut Coccoseras borneenss 13,64 9,09-22,73 Tang Langkap Arenga obtusfola Pohon Gutgut Coccoseras borneenss 26,09 21,05 18,94 66,08 Sema Uluba Lepsanthes tetraphylla 22,73 15,38-38,11 Pancang Sumbel Actephla javanca 9,09 7,69-16,78 Tang Alost Baccaurea parvflora 40,00 25,00 39,05 104,05 Pohon Syzygum cf. Sbeumunte palembancum 17,24 14,81 8,58 40,63 Sema Puceguat Shorea sp. 31,08 7,41-38,49 Pancang Posa sbulau Baccaurea bracteata 23,08 18,18-41,26 Tang Motek Nauclea sp. 14,29 14,29 21,57 50,15 Pohon Spululutuet Chsosheton dvergens 7,41 10,00 16,96 34,37 Sema Sngenge Dospyros bufola 18,18 8,33-26,52 Pancang Smabakbak Santra laevgata 10,53 11,76-22,29 Tang Kalumante Clerodendrum sp. 10,00 10,00 15,79 35,79 Pohon Kapene Palaquum obovatum 0,12 9,09 14,09 23,30 Sema Sasaongbuk Vllebrunea rubescens 25,00 12,5-37,5 Pancang Boko - 9,43 8,11-17,54 Tang Posa sbulau Baccaurea bracteata 23,08 9,09 39,94 72,11 Pohon Posa - 17,86 11,54 9,03 38,43 Sema Alost Baccaurea parvflora 9,52 9,52-19,05 Pepetnut Artocarpus nteger 9,52 9,52-19,05 Pancang Patakup Lasanthus sp. 17,65 18,75-36,40 Tang Spuleset Drypetes macrophylla 37,50 37,50 31,93 106,93 Pohon Pak Artocarpus dadah 6,25 6,67 11,26 24,18 KR FR DR INP 109

4 Karakterstk Habtat, Pola Sebaran dan Perlaku Musang Mentawa Tempat Berlndung Keberadaan musang Mentawa terkat erat dengan tempat berlndung (cover). Musang Mentawa menggunakan pohon sebaga tempat berstrahat dan tdur, tempat berlndung dar keadaan cuaca sepert terpaan snar matahar langsung dan hujan, tempat bersembuny, dan cabang atau rantng sebaga meda melakukan perpndahan atau lokomos. Ketersedaan Pakan Bag satwalar pemakan tumbuhan khususnya berbaga jens buah, keberadaan hutan prmer dataran sangat pentng karena merupakan sumber pakan utama. Musang Mentawa memanfaatkan buah dar tumbuhan yang ada d kawasan hutan SCP sebaga sumber utama makanannya. Beberapa jens buah dar tumbuhan berhabtus pohon, tumbuhan bawah, dan lana merupakan sumber pakan dar musang Mentawa. Berdasarkan pengamatan langsung dketahu bahwa musang Mentawa memakan sedktnya tga jens buah dar pohon bu bu bulat (Baccaurea sp.), buah bu bu lonjong (Palaquum sp.), dan buah tumu (Buchanana arborescens). Selan tumbuhan yang berhabtus pohon, musang Mentawa juga tercatat makan buah dar jens lana yatu angglu (Rhaphdophora sylvestrs) dan lambo (Fcus sp.). Untuk tumbuhan bawah, musang Mentawa memanfaatkan buah psang hutan (Musa sp.), pepaya (Carca papaya), peula (Arenga obtusfola), sauk-sauk, dan andururu. Kepadatan Populas Berdasarkan data yang ddapat dar lapangan dengan menggunakan metode jalur dengan total panjang jalur 53,4 km, tercatat sebanyak 6 ekor ndvdu musang Mentawa. Dar 16 jalur pengamatan hanya terdapat 3 jalur dmana satwa tersebut dapat dtemukan secara langsung (Tabel 2). Tanda-tanda kehadran musang Mentawa pada jalur yang lan juga dapat damat, namun secara tdak langsung yatu berupa ssa-ssa makanan dan feses yang dtnggalkan. Tabel 2. Kepadatan populas musang Mentawa No Nama jalur Panjang Jalur Total Jarak tegak lurus Kepadatan populas (km) rata-rata (km) Indvdu (nd/ha) 1 Jalur 2 4,8 0, ,34 2 Jalur 7 6,0 0, ,09 3 Jalur 21 3,6 0, ,14 Musang Mentawa palng banyak djumpa pada jalur 7 yatu berjumlah 4 ekor dengan persentase perjumpaan sebesar 66,66%. Frekuens perjumpaan yang tngg pada jalur n dduga karena ketersedaan pakan yang tngg. Pada jalur 7 terdapat banyak tumbuhan langkap (Arenga obtusfola) yang berbuah sepanjang tahun, menyedakan makan bag musang Mentawa. Berdasarkan angka perjumpaan langsung tersebut, dketahu bahwa kepadatan populas musang Mentawa d lokas peneltan sebesar 6,5 ndvdu/km 2, dmana kepadatan tertngg terdapat pada jalur 2 yatu sebesar 34 ndvdu/km 2. Pola Penyebaran Spasal Schreber et al., (1989) menyatakan bahwa musang hdup solter d alam. Hasl peneltan n mendukung pernyataan tersebut, yatu musang Mentawa hdup solter. Berdasarkan perhtungan metode sebaran frekuens, dketahu bahwa pola penyebaran musang Mentawa adalah mengelompok. Hal n berdasarkan hasl pengujan penyebaran Posson (² tabel > ² htung) untuk pola penyebaran acak. Berdasarkan perhtungan dengan tngkat kemungknan (α) sebesar 0,05 ddapatkan hasl bahwa ² htung sebesar 100,23 dan ² tabel sebesar 5,991 yang berart tdak sesua dengan ketentuan Posson sehngga satwa tersebut tdak menyebar Posson (tdak menyebar acak). Maka perhtungan dlanjutkan dengan pengujan Bnomal Negatf (² htung < ² tabel) untuk pola penyebaran mengelompok. Berdasarkan hasl perhtungan ddapatkan nla ² htung sebesar 5,664 dan ² tabel sebesar 11,070 sesua dengan Bnomal Negatf, sehngga dsmpulkan bahwa musang Mentawa menyebar secara mengelompok. Pola penyebaran musang Mentawa yang mengelompok d wlayah SCP dduga dpengaruh oleh ketersedaan pakan d habtatnya. Sehngga secara keseluruhan, musang Mentawa cenderung memanfaatkan lokas yang sama dmana terseda tumbuhan pakan. Akan tetap, ketka musang Mentawa bergerak untuk memperoleh makanan (foragng), satwa n bergerak solter. Sehngga meskpun tergolong sebaga satwa solter, pola penyebaran populas musang Mentawa yang damat adalah mengelompok, karena terkat dengan ketersedaan dan kelmpahan tumbuhan pakan pada suatu habtat. Pada masng-masng jalur, jens tumbuhan yang menyusun habtat memlk komposs yang berbeda-beda. Musm berbuah yang berbeda-beda juga dapat meyebabkan perbedaan ketersedaan sumber pakan bag musang Mentawa. Pada jalur 7, tumbuhan pakan musang Mentawa memlk nla INP dan kerapatan tertngg, dmana pergerakan musang Mentawa dalam memperoleh makan cenderung menuju pada jalur n. 110

5 Meda Konservas Vol. 18, No. 3 Desember 2013 : Perlaku Dar 17 perjumpaan dengan musang Mentawa, sebanyak 10 perjumpaan terjad pada sore har, 5 perjumpaan sang har, dan 2 perjumpaan pada pag har. Indvdu musang Mentawa serng djumpa ketka sedang makan (7 perjumpaan). Berdasarkan pengamatan dduga bahwa musang Mentawa memlk kecenderungan untuk memula mencar makan pada waktu sore har. Pada malam har, musang Mentawa sult djumpa, karena perlakunya yang cenderung dam dan bersembuny apabla mendeteks kehadran pengamat. Buah yang dmakan merupakan buah setengah masak hngga masak yang berwarna oranye atau kunng kemerahan. Perlaku musang Mentawa ketka makan makan buah langkap yatu pertama mengambl buah pada tandan satu persatu menggunakan gg, kemudan pangkal buah dggt dengan poss leher menenggak keatas sehngga bj dan ar buah keluar dan masuk kedalam mulut, kult buah djatuhkan ke lanta hutan. Adanya ssa-ssa makanan berupa kult dan bj buah d lanta hutan dapat dgunakan untuk mengetahu keberadaan musang Mentawa. Pada buah bu bu dan buah pepaya, seluruh bagan buah dmakan oleh musang Mentawa. Buah yang dmakan merupakan buah yang telah masak. Musang Mentawa djumpa beberapa kal memakan buah langkap dan buah bu bu pada waktu yang sama yatu antara pukul WIB. Selan musang Mentawa, beberapa jens prmata endemk Mentawa sepert bokko (Macaca pagenss), dan blou (Hylobates kloss) juga djumpa memakan kedua jens buah n namun waktunya berlanan, sehngga meskpun sumber pakannya sama yang tampat terjad persangan, namun sesungguhnya terjad pemsahan relung ekolog (ecologcal nche separaton), karena waktu pemanfaatan buah yang berbeda. Analss feses musang Mentawa dlakukan secara makroskops. Dar 15 feses yang dtemukan tdak terlhat adanya bulu atau rambut dan juga cr-cr lan yang menunjukkan makanan musang Mentawa selan buah berbaga jens tumbuhan. Bagan buah yang terlhat dalam feses musang Mentaw yatu kult, dagng dan bj buah. Karakterstk buah dan bagan yang dmakan juga berpengaruh terhadap feses musang Mentawa. Ketka musang Mentawa banyak mengkonsums buah yang banyak mengandung bj msalnya buah langkap (Arenga obtusfola) dan psang hutan (Musa sp.) maka feses yang dkeluarkan ddomnas bj buah dan apabla buah yang dmakan mengandung getah msalnya buah bu bu (Baccaurea sp. dan Palaquum sp.) maka fesesnya cenderung padat dan lengket. Pada satu feses, umumnya hanya terdr dar satu atau dua jens tumbuhan pakan. Perlaku lan yang damat yatu memanjat dan turun pada batang pohon. Musang Mentawa memlk kemampuan memanjat pohon yang tdak bercabang, bak pada pohon dmana terdapat tumbuhan lana maupun yang tdak ada lana. Pada saat turun, musang Mentawa meloncat ke tanah dan lar secepatnya ketka mendeteks pengamat atau merasa ada ancaman. Musang n juga dapat melompat antar cabang pada pohon yang sama maupun antar cabang pada pohon yang berbeda. KESIMPULAN Tercatat sebanyak 125 jens tumbuhan pada habtat musang Mentawa, dmana 21 jens dantaranya merupakan sumber pakan musang Mentawa. Jens tumbuhan yang domnan yatu gutgut (Coccoseras borneenss), alost (Baccaurea parvflora) dan sbeumunte (Syzygum cf. palembancum). Selama pengamatan dtemukan 6 ndvdu musang Mentawa dengan kepadatan populas sebesar 6,5 ndvdu/km 2. Musang Mentawa menyebar secara mengelompok pada habtat atau bagan habtat dmana terdapat tumbuhan pakan melmpah, namun dalam menjalankan aktvtas harannya, musang Mentawa melakukannya secara sendr-sendr atau hdup solter. Perlaku musang Mentawa yang palng serng djumpa adalah makan, dmana makanan utamanya adalah berbaga jens buah dantaranya buah bu bu bulat (Baccaurea sp.), buah bu bu lonjong (Palaquum sp.), dan buah tumu (Buchanana arborescens). Selan tu, musang Mentawa makan buah dar jens lana sepert buah angglu (Rhaphdophora sylvestrs) dan lambo (Fcus sp.), dan jens palem yatu buah langkap (Arenga obtusfola), pepaya (Carca papaya ), psang hutan (Musa sp.), sauksauk, dan andururu. Adanya perjumpaan pada pag, sang, sore dan malam har menunjukkan bahwa musang Mentawa aktf pada sang dan malam har. DAFTAR PUSTAKA Abegg C Encounter wth a Palm Cvet, Mentawa Islands, West Sumatra, Indonesa. Small Carnvore Conservaton 29:20-21 Payne J, Francs CM, Phllpps K, Kartkasar SN Panduan Lapangan: Mamala d Kalmantan, Sabah, Serawak, dan Brune Darussalam.WCS-IP. Jakarta. Schreber A, Wrt R, Rffel M, van Rompaey H Weasel, Cvets, Mangoes and Ther Relatves. An Acton Plan for the Conservaton of Mustelds and Vverds. Gland. IUCN. 111

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d kawasan TNTN yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Kecamatan Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d kawasan PT. Kencana Sawt Indonesa (KSI), Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat sebaga lokas pengamatan dan pengamblan data. Pengolahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat

IV. METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat IV. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Peneltan n dlaksanakan dar bulan Agustus 2008 sampa Agustus 2009, dawal dengan observas lapangan pada bulan Agustus 2008. Penyusunan rencana peneltan dlakukan dar bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi 15 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlaksanakan d hutan rakyat kayu bawang yang terdapat d tga Desa, yatu Desa Pasar Pedat d Kabupaten Bengkulu Tengah, Desa Sawang Lebar dan Desa Dusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopss emn, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E34120028 Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA SEKOLAH

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci