BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini
|
|
- Siska Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Desa Kaaruyan Penelitian ini di laksanakan di desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini masih tergabung dengan desa Tabulo induk, dengan adanya pemekaran akhirnya desa Tabulo dimekarkan menjadi desa Kaaruyan dan desa Tabulo Selatan. Kaaruyan terbentuk pada tahun 1950 dengan mayoritas suku Minahasa yang bermukim didalamnya, pada saat itu masyarakat suku Minahasa belum terlalu banyak. Akan tetapi pada tahun 1990 sampai dengan saat ini masyarakat suku Minahasa semakin bertambah. Masyarakat suku Minahasa memiliki kebudayaan yang sama dengan suku Gorontalo pada umumnya baik dari segi ekonomi, religi, maupun kesenian. Seperti yang telah dipaparkan oleh Koentjaraningrat bahwa unsur-unsur kebudayaan terbagi atas 7 unsur kebudayaan yakni : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, bahasa, sistem pengetahuan, kesenian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi dan peralatan. (Koentjaraningrat :2004 :4) dan uraiannya sebagai berikut : a. Upacara religi atau keagamaan Agama yang di anut oleh masyarakat Minahasa mayoritas Agama Kristen protestan dan ada juga kristen katolik. Biasanya mereka beribada atau untuk melaksanakan upacara keagamaan dalam hal ini hari-hari besar Agama Kristen
2 17 diklaksanakan disebuah gereja. Upacara yang dilaksanakan biasanya dalam bentuk upacara syukuran pada saat musim panen. b. Organisasi Kemasyarakatan Letak wilayah Desa Kaaruyan adalah Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo. Wilayahnya dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain: desa Bendungan, desa Kaaruyan terbagi atas 3 dusun yaitu, dusun Esamokan, Pinaesaan, dan Maesa. Selain itu masyarakat Minahasa memiliki beberapa organisasi, yang berkembang dilingkungan Suku Minahasa itu sendiri. Organisasi kemasyarakatan desa Kaaruyan ini tidak membedakan suku dan ras, mereka saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain. Organisasi kemasyarakatannya antara lain : karang taruna, kelompok arisan serta komunitas penari tari Maengket. c. Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap daerah, karena seluruh aspek mencakup kehidupan yang tertuang dalam komunikasi sehari-hari. Suku minahasa mempunyai 4 bahasa yakni, Toengtemboan, Tondano, Tombulu, dan Tongsea. akan tetapi masyarakat yang ada di Desa Kaaruyan menggunakan bahasa Toeng temboan dalam syair tari Maengket: maowey kamberu.
3 18 d. Pengetahuan Dalam kehidupan sehari-hari pengetahuan sangat diutamakan, dalam hal ini masyarakat desa Kaaruyan memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami alam sekitar, sifat-sifat dan tingkah laku manusia dalam berinteraksi sesama manusia dan anggota masyarakat. Namun semua itu tidak lepas dari pendidikan yang ada dilingkungan desa Kaaruyan. Sekolah yang terletak di desa Kaaruyan hanya sekolah SD, pendidikan sangat diutamakan di desa Kaaruyan, sebagian besar para remaja melanjutkan pendidikannya di Universitas, ada yang bekerja kantoran dan ada juga yang bekerja sebagai petani. Sehingga pada pagi hari desa tersebut kelihatan agak sunyi karena masing-masing dari masyarakatnya melakukan aktifitas. e. Kesenian Suku Minahasa memiliki jenis kesenian yang beragam khusunya dalam seni tari, adapun jenis-jenis tari yang ada di Suku Minahasa antara lain: tari Cakalele merupakan tari perang, tari Masamper, tari Lenso, dan tari Maengket. f. Mata Pencaharian Berbicara mengenai sistem mata pencaharian berarti berbicara mengenai masalah ekonomi, masyarakat desa Kaaruyan sebagian besar hidup dengan, dengan bercocok tanam, masyarakatnya sebagian besar berkebun dan bersawah sehingga penghasilan yang di peroleh cukup banyak.
4 19 g. Teknologi dan Peralatan Sistem teknologi yang ada di desa Kaaruyan cukup berkembang mengikuti zaman, dalam bidang elektronik masyarakat yang ada di desa Kaaruyan sudah menggunakan handphone, laptop dan masih banyak lagi alat-alat elektronik yang mereka gunakan, selain itu masyarakat yang bersawah telah banyak menggunakan alat-alat persawahan yang dapat memudahkan petani dalam bekerja Pembahasan Tari Maengket: maowey kamberu Tari Maengket: maowey kamberu dapat diartikan sebagai tarian yang dilaksanakan pada saat musim panen, sebagai wujud rasa syukur masyarakat Minahasa yang disimbolkan dengan cara mereka mengangkat tangan. Tari Maengket: maowey kamberu merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat Minahasa yang masih berkembang sampai saat ini. Maengket: maowey kamberu berupa cerita sekelompok orang yang sedang melaksanakan panen hasil. Proses pertunjukan pertama para pelaku berbaris menjadi satu barisan, kemudian pemusik membunyikan alat musik tambor sebagai tanda akan dimulainya pertunjukan Tari Maengket: maowey kamberu dan juga sebagai daya tarik masyarakat agar segera masuk dilapangan. Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu diawali dengan nyanyian yang merupakan awal masuk para penari. Tarian ini tergolong salah satu tarian yang memiliki banyak penari di mana penarinya terdiri dari pasangan laki laki dan perempuan, tetapi di desa Kaaruyan penarinya paling banyak terdiri dari perempuan karena kurangnya penari laki- laki. Selain itu para penarinya dari kalangan orang tua.
5 20 Sejauh ini masyarakat Minahasa yang ada di desa Kaaruyan mempertunjukkan tarian ini hanya pada saat musim panen dan naik rumah baru, selain itu tarian yang bertemakan percintaan di tarikan apabila ada permintaan undangan untuk acara pembukaan festival seni di Kabupaten Boalemo. Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu, tidak ditentukan tempat yang khusus untuk dapat mempertunjukan tarian ini. Karena tarian ini merupakan tarian kelompok yang sering dipertunjukan pada area yang terbuka biasanya mereka menggunakan lapangan, halam rumah, dan panggung yang cukup besar, mengingat penari yang menarikan tarian ini lebih dari 20 orang. Tari Maengket: maowey kamberu di iringi dengan satu alat musik dengan dibantu dengan syairsyair yang mereka nyanyikan. Sebelum masuk pada pertunjukan tarian ini terlebih dahulu semuanya dipersiapkan dengan baik. 4.3 Elemen-elemen dalam tari Maengket:maowey kamberu yakni: Gerak Tari Maengket: maowey kamberu, dan Pola Motif Menurut pangeran Soerjodiningrat tari adalah Gerak seluruh tubuh disertai bunyi-bunyian (gamelan) diatas menurut irama lagunya, penyesuaian ekspresi muka (dan geraknya dengan isi serta maksud tariannya). ( Sukidjo 1986:197 ). Gerak tari pada umumnya dipahami sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang di ekspresikan lewat medium gerak. gerak tari Maengket biasanya hanya berupa simbol yang yang langsung dipahami oleh penonton.
6 21 Preston Dunlop ( 1963 ) dalam Jacquelin Smith terjemahan Ben Suharto menyatakan Motif gerak adalah pola gerak sederhana, tetapi didalamnya terdapat sesuatu yang memiliki kapabilitas untuk dikembangkan. Gerak tari Maengket: maowey kamberu terdiri dari beberapa motif: a. Motif pertama disebut dengan gerak berdoa. Penari melakukan gerakan kedua tangan diatas bersudut 90 o layaknya orang yang sedang berdoa, dengan posisi kaki kanan berjalan kedepan yang diikuti oleh kaki kiri. b. Motif kedua disebut dengan gerak bergandengan tangan. Motif ini penari melingkar sambil bergandengan tangan dengan posisi menutup dan membuka lingkaran. c. Motif ketiga disebut dengan gerak membersihkan lahan. Gerak membersihkan lahan dengan posisi tangan kanan diayunkan kedalam, jari-jari menggenggam layaknya orang mencabut dan diikuti oleh tangan kiri. d. Motif ke empat disebut dengan gerak menanam padi. Gerak menanam padi, dengan posisi tangan mengayun kebawah ibarat orang yang menanam padi yang dimulai dengan tangan kanan dan diikuti oleh tangan kiri. e. Motif ke lima disebut dengan menyiang padi. Penari dalam posisi melingkar sambil jari tangan di kepal, ibarat orang yang sedang menyiang padi. f. Motif ke enam disebut dengan memanen padi.
7 22 Tangan dikepal, posisi penari masih dalam lingkaran dengan mngerakkan tanga, ibarat orang yang sedang memanen Penari/pelaku Tarian ini tergolong salah satu tarian yang memiliki banyak penari pada umumnya tarian ini terdiri kurang lebih dari 20 orang penari, yang berpasangpasangan di mana penarinya terdiri dari pasangan laki laki dan perempuan. Adapun nama-nama penari dan pemusik dalam pertunjukan ini antara lain: Pemusik Bapak Yan luwuk umur 56 tahun, juga berperan sebagai pelatih tari Maengket. 1. Kapel/pemimpin Ibu Corie umur 54 tahun berada pada barisan paling depan. 2. Penari terdiri dari 10 orang penari antara lain: a. Ibu Dece Singal, umur 54 Tahun, posisi urutan kedua dari barisan paling depan. b. Ibu Sulce Maloko, umur 50 Tahun, posisis urutan ketiga dari barisan paling depan. c. Ibu Norce Luwuk, umur 56 Tahun, urutan ke empat dari barisan paling depan. d. Ibu Elsie Ponto, umur 49 Tahun, urutan ke lima dari barisan paling depan. e. Ibu Santi montolalo, umur 32 Tahun urutan ke enam dari barisan paling depan. f. Ibu Serly Singal, umur 50 Tahun urutan ke tujuh dari barisan paling depan.
8 23 g. Ibu Elti Luwuk, unur 49 Tahun urutan ke delapan dari barisan paling depan. h. Ibu Efi Singal, umur 60 Tahun urutan ke sembilan dari barisan paling depan. i. Ibu Serly Sambung, umur 52 Tahun urutan paling terakhir, urutan yang ke sepuluh Tempat Pertunjukan Tari Maengket: maowey kamberu Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu menggunakan ruang / arena yang terbuka yakni lapangan, halaman rumah warga, panggung yang besar serta biasa juga dilaksanakan dihalaman sekolah. Karena tarian ini memiliki jumlah penari yang cukup banyak. Tari Maengket: maowey kamberu dilaksanakan pada saat musim panen, naik rumah baru, dan pergaulan muda-mudi suku Minahasa. Sehinggannya penari memerlukan ruangan/area yang cukup besar. Dalam setiap pementasan pertunjukan tarian ini. Seperti yang telah dipahami bahwa dalam sebuah pertunjukan harus Mempertimbangkan ruang / tempat pementasan karena aspek ruang untuk mencapai keterkaitan dalam kelompok dari awal sampai akhir tari ( Jacqueline Smith 1985 :55 ), di sisi lain Sumandiyo Hadi menjelaskan bahwa Ruang tari harus dapat menjelaskan alasan ruang tari yang dipakai, misalnya stage proscenium, ruang bentuk pendhapa, bentuk arena, dan lain sebagainya
9 Iringan tari Maengket:maowey kamberu Alat musik atau iringan yang digunakan yakni alat musik tambor yang dipukul dengan menggunakan tangkai kayu yang sudah dihaluskan. Seperti gambar dibawah ini: Gambar I Gambar II Rias dan kostum tari Maengket: maowey kamberu Rias dan kostum dalam pementasan tari Maengket: maowey kamberu menggunakan rias natural yang di sesuaikan dengan kostum yang di gunakan. Pakaian / kostum dalam tarian ini bagi perempuan menggunakan pakaian kebaya, bawahannya menggunakan sarung batik yang dijadikan sebagai rok. Tarian ini menggunakan pakaian ini menggambarkan seorang petani Tema tarian Dapat di pahami sebagai pokok permasalahan yang mengandung makna atau isi tertentu dari sebuah pertunjukan tari. misalnya tema musim panen yang menceritakan tentang keadaan masyarakat suku Minahasa dengan bercocok tanam, tema pergaulan muda-mudi yang menceritakan tentang bagaimana seorang pria merayu seorang perempuan.
10 Tata Lampu Pementasan tari Maengket: maowey kamberu dilaksanakan pada malam hari, dirumah salah seorang warga. Tata cahaya atau lighting yang mereka gunakan hanya berupa sinar cahaya lampu dari pemilik rumah tersebut. Pementasan tarian yang dilaksanakan pada malam hari merupakan acara pengucapan dan juga sebagai wujud dari rasa syukur mereka pada saat musim panen Pola Lantai I Berbaris Ket: = Kapel = Penari = Pemusik
11 26 II Melingkar Ket : = Kapel = Penari = Pemusik III Berkeliling
12 TABLE DESKRIPSI STRUKTUR PERTUNJUKAN TARI MAENGKET:maowey kamberu Sekuen Tari Nama Motif Gerak Uraian Gerak Iringan Musik Pola Lantai Awal Berbaris - Penari berada dalam posisi berbaris menjadi satu barisan, Kapel/pemimpin mulai mengangkat tangan sambil jari-jari dikepal, sebagai isyarat memulai pertunjukan. Musik di pukul sebanyak tiga kali Ket : = Penari = Kapel Tengah Melingkar - Penari dalam posisi melingkar, kapel berada dalam lingkaran. Penari melakukan gerakan kedua. Yakni penari berjalan sambil mengangkat kedua tangan, seperti orang yang sedang berdoa. - Penari masih dalam posisi melingkar, sambil bergandengan tangan. - Penari bergandengan tangan, dengan posisi Alat music tambor dipukul dengan tempo yang sedikit lambat. Alat music tambor dipukul dengan tempo agak cepat
13 28 tangan diayunkan kedalam dan keluar lingkaran. Akhir Pada akhir pertunjukan ini, penari masih dalam posisi melingkar, sambil tangan dilambaikan pertanda pertunjukan telah selesai. Pukulan alat music tambor, sama halnya dengan tempo pada awal masuk. 4.4 Bentuk Pertunjukan Persiapan awal Sebelum memulai pertunjukan seluruh penari berkumpul dirumah seorang pelatih, pertunjukan akan dilaksanakan pada malam hari tepat pukul Sebelum pukul semuannya mempersiapkan alat yang akan digunakan pada saat pertunjukan nanti, berupa alat musik, kostum dan perlengkapan lainnya. Penari mulai mengganti kostum mereka dengan kostum tari Maengket: maowey kamberu, yang berupa kebaya dan bawahannya menggunakan sarung batik yang dijadikan rok. Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu ini dilakukan dihalaman rumah salah seorang warga, yang pada saat itu mereka sedang melakukan ibadah. Penari mulai berjalan menuju rumah tersebut, mereka menempuh perjalanan itu dengan berjalan kaki, karena jarak antara rumah pelatih dan rumah warga untuk melaksanakan pertunjukan tersebut tidak begitu jauh. Setelah sampai mereka
14 29 mulai bersiap dengan membentuk satu barisan. Kemudian pemusik mengambil posisi disamping baris penari Penyajian Tari Maengket: maowey kamberu Penari bersiap dengan posisi berbaris menjadi satu barisan, barisan ini dipimpin oleh seorang Kapel. Kapel merupakan ketua atau pemimpin dalam kelompok tarian ini yang memberikan isyarat pada setiap perpindahan gerak. Gerak tari Maengket memiliki beberapa motif yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah persiapan penari mulai berjalan dengan posisi tangan di angkat dan di lekukan, sementara kepala digerakan mengikuti posisi tangan. Pada saat berjalan kapel mulai mengambil posisi masuk ke dalam lingkaran tersebut dengan diiringi oleh syair dan pukulan alat musik tambor, syair yang dinyanyikan pada saat masuk berupa syair dengan bahasa toengtemboan. Bato Maengket pasekaruwalinga kami maypapalinga pinaesaan Kaaruyan. Syair ini diulang sebanyak tiga kali sampai seluruh penari membentuk satu lingkaran, setelah seluruh penari bersiap dalam lingkaran penari mulai melakukan pengambilan suara satu dua dan tiga. kemudian dilanjutkan dengan motif pertama. Kapel / pemimpin memberikan isyarat kepada pemusik dengan cara tangan diangkat keatas sambil jari-jari tangan dikepal dan isyarat pun dimulai dengan 4 kali pukulan musik tambor, setelah musik tambor dipukul sebanyak 4 kali Kapel menurunkan tangannya dan di ulurkan kepada anggota penari sebagai tanda memulai gerakan pertama / motif pertama. sebagai berikut :
15 30 a. Motif pertama, penari berjalan sambil tangan diangkat ke atas ibarat orang yang sedang berdoa. Kemudian kaki digerakkan sambil di injit antara kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian. Gerakan ini dilakukan sebanyak 7 kali putaran, sekali putaran pemusik memberikan kode / tanda penari harus berhenti. Ketika penari berhenti tangan dihadapkan kearah depan kapel. Untuk berpindah ke motif selanjutnya pemusik memberikan tanda dengan 2 kali pukulan alat musik tambor sebagai tanda penari berpindah motif gerak selanjutnya. Sepertin gambar dibawah ini: Gambar I :berdoa ( juli 2012)
16 31 b. Motif kedua, penari bergandengan tangan antara penari satu dengan penari lainnya, bergandengan tangan dengan cara jari kelingking yang digandengkan, seperti gambar dibawah ini. Gambar II :bergandengan tangan ( juli 2012 ) Posisi ini tanda berhenti ditandai dengan 2 kali pukulan alat musik tambor, setiap kali berhenti penari mengulurkan tangannya didepan kapel, begitu seterusnya hingga 3 kali putaran. Hitungan yang ketiga gerakan ini dilakukan kembali tetapi dengan cara menutup dan membuka lingkaran gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang. Gerakan ini terdiri dari beberapa pengembangan gerakan, posisi penari tetap melingkar dan bergandengan tangan, tetapi tangan diayunkan kedalam dan keluar,
17 32 Gambar III : menutup dan membuka lingkaran ( juli 2012 ) gerakan kaki mengikuti gerakan tangan. Gerakan kaki penari pada saat bergandengan tangan digerakan ke kiri dan kekanan. selain itu syair yang digunakan agak sedikit berbeda dengan motif awal. c. Masih dalam posisi yang sama penari bergandengan tangan, tetapi sesekali tangan dilepas kemudian digerakan ibarat orang yang sedang membersihkan lahan. Tangan kiri dan tangan kanan diayuankan kekiri dan kekanan secara bergantian, gerakan kaki hanya mengikuti setiap gerakan tangan. Gerakan ini dilakukan hanya 2 kali putaran saja. Setelah itu kembali bergandengan tangan selama 2 kali putaran kemudian masuk pada motif selanjutnya yakni penanaman.
18 33 Gambar IV: menabur benih padi ( juli 2012 ) d. Motif selanjutnya penari masih dalam lingkaran, tetapi mereka berjalan serong sambil badan dibungkukan, sambil tangan kanan dan tangan kiri ibarat orang yang sedang menanam padi. Gerakan ini diulang sebanyak tiga kali, setiap penari selesai melakukan gerakan-gerakan tersebut mereka kembali pada posisi semula dengan bergandengan tangan. Karena dasar gerak tarian ini melingkar sambil bergandengan tangan.
19 34 Foto wiwin V ( juli 2012 ) e. Setelah penari kembali ke posisi semula gerakan dasar diulang sebanyak dua kali bahkan sampai tiga kali kemudian masuk pada motif selanjutnya, setelah menanam kemudian menyiang padi. Gerakan yang dilakukan semuanya hanya berbentuk simbol. Gerak dasar dua kali kemudian langsung masuk gerak menyiang padi sebanyak dua kali putaran. f. Selanjutnya gerakan memanen hasil, gerakan ini disimbolkan dengan gerakan penari yang memanen hasil dengan menggunakan alat tradisional. Gerakan ini dilakukan sebanyak tiga kali putaran dengan posisi penari dalam lingkaran, tetapi mereka bergerak secara berputar ditempat mereka masing-masing, sambil kedua tangan digerakan ibarat orang yang sedang memegang alat tradisional untuk memanen yakni ani-ani.
20 35 Foto wiwin VI ( juli 2012 ) g. Selanjutnya dasar gerak dua kali putaran, kemudian penari melakukan gerakan akhir selama tujuh kali putaran dengan posisi kaki ditekuk kemudian tangan diangkat keatas dengan bergandengan. Gerakan ini dilakukan dalam keadaan menutup dan membuka lingkaran.
21 36 Foto wiwin VII ( juli 2012 ) h. Motif gerak yang terakhir, sebelumnya penari malakukan gerak dasar sebanyak 4 kali, kemudian kapel/pemimpin berhenti dan memberikan isyarat kepada pemusik, dan pemusik memberikan tanda dengan pukulan alat musik tambor sebanyak dua kali. Kemudian penari mulai berjalan dengan posisi masih melingkar, syair yang dinyanyikan pula berupa syair yang diartiakan sebagai ucapan terima kasih, dan ini adalah pertunjukan tari Maengket dari Kaaruyan.
22 37 Foto wiwin VIII ( juli 2012 ) 4.5 Pasca Pertunjukan Pelaksanaan tari Maengket:maowey kamberu berakhir pada pukul Setelah selesai melaksanakan pertunjukan, penari berkumpul dan berdoa karena telah selesai melaksanakan pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu. Kemudian mereka kembali ke rumah pelatih mereka membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan pertunjukan sebelumnya. Pelatih memberikan arahan kepada seluruh penari, agar lebih giat lagi belajar tarian ini. Sehingga dalam pertunjukan selanjutnya mereka lebih baik lagi. Selesai pelatih memberikan arahan, seluruh penari kembali ke rumahnya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN. bangsa itu sendiri. Dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, tata krama, pergaulan, kesenian, bahasa, keindahan alam dan keterampilan lokal yang merupakan ciri khas dari suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan
Lebih terperinciBAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL
BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu
Lebih terperinciTari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau
Tari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau Indonesia memiliki beragam tradisi dan budaya, dimana setiap propinsi dan suku yang ada di Nusantara, memiliki tradisi dan budaya masing-masing, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat Ciamis. Ronggeng gunung sebenarnya masih dalam koridor terminologi ronggeng secara umum, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Adat Nyuguh di Kampung Adat Kuta Ciamis dapat disimpulkan sebagai
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN
28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 2 : Kegemaranku Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 SILABUS KELAS: 1 TEMA: KEGEMARANKU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?
Lampiran 1 63 Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana sejarah kesenian Jonggan! 2. Mengapa disebut dengan Jonggan? 3. Apa fungsi kesenian Jonggan? 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode merupakan cara yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. terhadap bentuk tari Famadogo Omo dalam upacara memasuki rumah baru pada
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang hingga pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan keseluruhan hasil penelitian terhadap bentuk tari Famadogo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari
BAB V KESIMPULAN Whirling dervish merupakan sebuah kesenian yang diciptakan sebagai ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari terus berputar pada satu kaki dan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.
Lebih terperinciBENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK
BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Ferdi Junanda 1*, Ahmad Syai 1, Tengku Hartati 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciBENTUK PENYAJIAN TARI SAPUTANGAN DALAM BEDINDANG PADA ACARA BIMBANG ADAT DI KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN
BENTUK PENYAJIAN TARI SAPUTANGAN DALAM BEDINDANG PADA ACARA BIMBANG ADAT DI KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Riska Fitriani 1, Darmawati 2, Herlinda Mansyur 3 Program Studi Pendidikan Sendratasik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi
Lebih terperinci2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas dan bersifat kompleks, sebuah kebudayaan yang lahir di dalam suatu lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia, yang terletak di ujung pulau Sumatera. Aceh dikenal dengan keunikan dan kekayaan yang dimilikinya, baik kekayaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan
7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang Tengge-Tengge sebagai stimulus kreativitas tari belum pernah diteliti sebelumnya. Namun peneliti menemukan beberapa kajian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan
Lebih terperinciJurnal KOBA Volume 3, No 1 April 2016
TARI TRADISI KANCIL PADA MASYARAKAT SUKU ASLI DI DESA SELAT AKAR KECAMATAN TASIK PUTRI PUYU KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU Yahyar Erawati Abu sofian Yahyarerawati24@gmail.com ABSTRAK Tari Kancil
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, kita tidak dapat lepas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, kita tidak dapat lepas dari seni. Hal ini dapat diamati dari banyaknya muncul bentuk-bentuk kesenian baru yang
Lebih terperinciGambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.
Musik Iringan dan Prosesi Penyajian Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Sebuah pertunjukan hubungan antara tari dan musik tidak dapat dipisahkan,
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk yang memiliki akal pikiran untuk melakukan inovasiinovasi dalam mencapai tujuan tertentu sesuai yang diinginkannya. Di dalam proses pencapaian
Lebih terperinciTARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI
TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI A. PENDAHULUAN Ketika jaman terus berkembang karena kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciTARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008
DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI
Lebih terperinciMenghormati Orang Lain
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Sikap Toleran Pada Buku Teks Tematik Kelas 1 SD Desain sikap toleran pada buku teks tematik kelas 1 SD meliputi: sikap menghormati orang lain, bekerjasama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan yang beraneka ragam. Kekayaan akan budaya ini tumbuh karena banyaknya suku atau etnis yang ada di bumi Nusantara.
Lebih terperinciTAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB
TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang
Lebih terperinciS I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP
Universitas Negeri Padang Silabus (Kurikulum 2013) S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP. 19710330.200604.2.001 Reviewer : Prof. Dr. NURHIZRAH GISTITUATI,
Lebih terperinciTARI SELOKA KUSUMAYUDA
1 TARI SELOKA KUSUMAYUDA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 23 FEBRUARI 2013 Disusun oleh: Herlinah JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciTARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING
TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING Oleh: Neni Puji Nur Rahmawati 1 Sebelum membahas tentang tari Giring-Giring, berikut deskrispsi dari tarian tersebut: Daerah asal : Dusun Paju Ampat, Kec. Dusun Timur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *
BENTUK PENYAJIAN TARI LINGGANG MEUGANTOE DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Janurul Aina 1*, Taat Kurnita 1, Cut Zuriana 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciTARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT
Lebih terperinciKOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari
KOMPOSISI TARI Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa komposisi identik dengan lantai atau posisi penari di atas pentas. Namun ada pula yang mengatakan bahwa komposisi tari adalah segala sesuatu yang
Lebih terperinciPENYAJIAN MUSIK IRINGAN TARI LIKOK PULO DI PULAU ACEH KABUPATEN ACEH BESAR ABSTRAK
PENYAJIAN MUSIK IRINGAN TARI LIKOK PULO DI PULAU ACEH KABUPATEN ACEH BESAR Ridha Faluthia Fahlafi 1*, Taat Kurnita 1, Aida Fitri 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciKESENIAN HADRAH DI DESA SALILAMA KECAMATAN MANANGGU KABUPATEN BOALEMO Oleh: Wilanti Puyi Mimy A. Pulukadang, S.Pd, M.Sn ABSTRAK
KESENIAN HADRAH DI DESA SALILAMA KECAMATAN MANANGGU KABUPATEN BOALEMO Oleh: Wilanti Puyi Mimy A. Pulukadang, S.Pd, M.Sn ABSTRAK Wilanti Puyi, NIM 341408001. Kesenian Hadrah di Desa Salilama Kecamatan Mananggu
Lebih terperinci3. Karakteristik tari
3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada
Lebih terperinciKeberadaan Tari Tarik Jalur di Pisang Berebus Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau
Keberadaan Tari Tarik Jalur di Pisang Berebus Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Oleh : Susfiarni Safitri Abstrak Tari Tarik Jalur merupakan salah satu kesenian tradisi yang hidup dan berkembang
Lebih terperinciBAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN
BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Gambaran Umum Desa Bajur 1. Letak Lokasi Masyarakat Bajur merupakan salah satu suku bangsa yang berada di wilayah
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciMATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI
MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI A. Pengertian Tari Batasan konsep tetang tari banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, tetapi perlu diingat bahwa batasan yang dikemukakan seseorang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai
Lebih terperinci2015 KREASI TARI RONGGENG LENCO DI DESA CURUG RENDENG KECAMATAN JALAN CAGAK KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah yang kaya akan ragam kesenian tradisional. Subang dikenal dengan kesenian Sisingaan yang menjadi ikon kota Subang. Kesenian
Lebih terperinciOLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S.
OLEH KELOMPOK XI IPA 4 ARHAM AMRI ANDI ANSYAR ANANDA ARIK YUDHI PRASETYO MUHAMMAD ARSYAD S. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena kita semua telah diberikan akal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang terletak di benua asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra, yaitu samudra
Lebih terperinciSANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA
SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR AGNES DWI ASTUTI 1501189665 SCHOOL OF DESIGN DESAIN INTEIOR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2015 SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tari Jaipong telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, terlihat dari tarian yang ditampilkan oleh penari wanita, gerak yang semula hadir dengan gerak-gerak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian pustaka sangat diperlukan dalam penyusunan sebuah karya ilmiah. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep konsep yang mendukung pemecahan masalah dalam suatu penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak
Lebih terperinci4. Simbol dan makna tari
4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi tidak ada lagi sekat yang membatasi ruang kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat dengan mudah di konsumsi dan di adaptasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pengkajian uraian dari berbagai aspek historis tentang tarian Deo Tua dalam upacara minta
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Seni tradisi merupakan warisan nenek moyang yang masih berkembang di masyarakat dan mengandung nilai-nilai budaya masyarakat sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Pengkajian
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Seni tradisi Gaok di Majalengka, khususnya di Dusun Dukuh Asem Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di wilayah tersebut. Berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi negaranya sendiri. Begitu juga dengan keanekaragaman
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pergelaran Ramayana dengan tema futuristic merupakan sebuah pertunjukan tradisional yang diubah kedalam tema yang lebih modern. Setelah menyusun Laporan Proyek
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta FUNGSI TARI MAENGKET DI KOTA TOMOHON PROVINSI SULAWESI UTARA. Oleh : Mercy Marcella Tumurang NIM :
FUNGSI TARI MAENGKET DI KOTA TOMOHON PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh : Mercy Marcella Tumurang NIM : 1210001411 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S1 SENI TARI JURUSAN TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam
Lebih terperinciBENTUK PENYAJIAN TARI PELEBAT DI SANGGAR LAC SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA ABSTRAK
BENTUK PENYAJIAN TARI PELEBAT DI SANGGAR LAC SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA Mellya Safitri 1*, Tri Supadmi 1, Aida Fitri 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH
1 MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanGunaMencapaiGelar SarjanaPendidikanBagi
Lebih terperinciPERATURAN BARIS BERBARIS
PERATURAN BARIS BERBARIS 1. Pengertian Baris Berbaris Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : SMP Negeri 4 SLEMAN : Seni Budaya (Seni Tari) : VIII/ Ganjil :
Lebih terperinciBAB 4 CINGCOWONG DI KUNINGAN ANTARA RITUAL DAN TARIAN
BAB 4 CINGCOWONG DI KUNINGAN ANTARA RITUAL DAN TARIAN Pada bab-bab terdahulu telah dijelaskan bahwa ritual cingcowong merupakan tradisi masyarakat Desa Luragung Landeuh. Cingcowong merupakan ritual masyarakat
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN
28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 8 : Peristiwa Alam Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 TEMA KELAS I Peristiwa Alam KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN
Lebih terperinciD. Dinamika Kependudukan Indonesia
D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN
37 BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN A. Gambaran Umum Desa Kombangan 1. Letak Lokasi Desa Kombangan merupakan satu desa yang berada di wilayah Kecamatan
Lebih terperinciLUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian
LONGSER KETOPRAK Longser merupakan salah satu jenis teater rakyat yang hidup dan berkembang di daerah Priangan, khususnya di daerah Bandung. Pada tahun 1915 di Bandung terdapat sebuah pertunjukan rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang mempunyai latar belakang sosio budaya yang berbeda-beda. Keragaman ini terdiri dari kebudayaan-kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok asal di daerah Aceh. Meraka biasa menyebut dirinya Ureueng Aceh.
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Nanggroe Aceh Darussalam merupakan satu provinsi yang terletak diujung Barat Pulau Sumatera. Kelompok masyarakat Aceh adalah salah satu kelompok asal di daerah
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1
PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi
Lebih terperinciPandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren
Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren Oleh : Zuliatun Ni mah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa zuliatunikmah@gmail.com
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG
BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Pengertian Panggung Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton.di
Lebih terperinciBENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN
BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Ari Rahmawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rahmawatiarie21@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.
BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit
Lebih terperinci2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat Sunda Ciamis mempunyai kesenian yang khas dalam segi tarian yaitu tarian Ronggeng Gunung. Ronggeng Gunung merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi
Lebih terperinci