Nurhidayati dan Sunawan **) Ringkasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nurhidayati dan Sunawan **) Ringkasan"

Transkripsi

1 Pelatihan Pembuatan Bangunan Vertikultur Organik Pada Budidaya Tanaman Sayur-Sayuran Untuk Memanfaatkan Lahan Sempit dan Menghasilkan Produk Pangan Sehat di Wilayah Perkotaan*) Nurhidayati dan Sunawan **) Ringkasan Dalam rangka mengoptimalisasikan lahan pekarangan yang terbatas di wilayah perkotaan diperlukan suatu sistem budidaya tanaman bertingkat yang dikenal dengan vertikultur. Sistem budidaya tanaman secara vertikultur memberikan beberapa nilai tambah antara lain : (1) peningkatan jumlah tanaman per satuan luas lahan, (2) produksi meningkat, dan (3) menciptakan suasana indah dan lingkungan yang sehat. Budidaya tanaman secara vertikultur dapat diterapkan pada berbagai jenis tanaman terutama tanaman hias dan hortikultura serta dapat juga menggunakan sistem pertanian organik dalam penggunaan media tanamnya sehingga dikenal dengan vertikultur organik. Pelatihan ini dilaksanakan mulai bulan April sampai September 2009 melalui beberapa tahapan kegiatan yaitu : penyuluhan, praktek pembuatan bangunan vertikultur organik, pemeliharaan tanaman, dan pengamatan pertumbuhan tanaman serta penyebaran kuisioner untuk evaluasi keberhasilan program. Kalayak sasaran Ibu-ibu PKK sekelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota malang. Hasil kegiatan ini dievaluasi dengan indikator: jumlah bangunan vertikultur yang dibuat oleh khalayak sasaran, persentase tanaman yang tumbuh dalam bangunan vertikultur, persentase pemenuhan kebutuhan sayuran organik keluarga, dan persentase minat untuk mengembangkannya secara komersial. Hasil pelaksanaan program penerapan ipteks ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase tanaman yang tumbuh dalam bangunan vertikultur mulai pengamatan I sampai VII sebesar 96,42 %. Hasil jajak pendapat tentang persentase pemenuhan kebutuhan sayuran organik keluarga menunjukkan bahwa dengan adanya bangunan vertikultur di lahan pekarangannya dapat memenuhi kebutuhan sayuran keluarga %. Sebanyak 91,67 % ibu-ibu yang ikut pelatihan ini berminat mengembangkannya di lahan pekarangannya masing-masing baik untuk pemenuhan kebutuhan sendiri maupun secara komersial bila tersedia lahan pekarangan dan modal yang cukup. Dengan demikian program penerapan Ipteks pembuatan bangunan vertikultur organik sangat bermanfaat bagi ibu-ibu anggota PKK kelurahan Dinoyo dalam upaya pemberian keterampilan tambahan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga serta menambah penghasilan keluarga. Kata Kunci : Bangunan Vertikultur Organik *) Kegitan Pengabdian didanai oleh DP2M Dikti tahun anggaran2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Unisma, Malang Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 19

2 Pendahuluan Kelurahan Dinoyo merupakan wilayah perkotaan yang sangat strategis karena termasuk daerah sentra kampus di kota Malang, dimana terdapat kampus Universitas Islam Malang dan berdekatan dengan kampus Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Gajayana, Universitas Tribuwana Tunggadewi dan Institut Teknologi Nasional. Jumlah penduduk yang terdaftar sebanyak jiwa dan penduduk pendatang yang berstatus sebagai mahasiswa berjumlah kurang lebih jiwa dengan lingkungan fisik keluruhan Dinoyo didominasi oleh pemukiman, ruko dan kampus, sehingga praktis setiap rumah memiliki lahan pekarangan yang sangat sempit. Berdasarkan data kependudukan yang ada, dapat diketahui bahwa para ibu yang tergabung dalam kelompok PKK yang ada di wilayah kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang sebanyak 68 persen adalah berstatus sebagai ibu rumah tangga, sedangkan sisanya berprofesi sebagai guru, pegawai negeri, karyawan swasta dan wiraswasta dengan bidang usaha sebagai besar sebagai penjual makanan untuk memenuhi kebutuhan warga pendatang yang berstatus sebagai mahasiswa. Tingkat pendidikan kelompok ibu-ibu PKK terbanyak (kurang lebih 60 persen) lulus SMA, 25 persen Sarjana, dan sisanya Diploma, S2 dan lulus SMP. Warga masyarakat kelurahan Dinoyo memiliki tingkat kesadaran, pendidikan dan ekonomi yang cukup beragam. Organisasi sosial PKK kelurahan Dinoyo, kecamatan Lowokwaru. Kota Malang sebagai khalayak sasaran pelatihan dan penerapan vertikultur organik ini dibawah pelindung Kepala Kelurahan Dinoyo, beranggotakan 50 orang yang aktif sebagai pengurus terdiri dari ibu-ibu perwakilan dari masingmasing kelompok PKK RW di lingkungan kelurahan Dinoyo. Dalam pelaksanaan program PKK kelurahan Dinoyo dibagi dalam beberapa kelompok kerja (Pokja), dimana salah satu kelompok kerja membidangi masalah pemanfaatan pekarangan untuk berbagai jenis tanaman dan kegiatan kewanitaan, yang sejalan dengan apa yang diharapkan dalam kegiatan pelatihan ini. Beberapa warga Dinoyo khususnya para ibu yang tergabung dalam organisasi sosial PKK kelurahan Dinoyo memiliki tingkat kesadaran, pendidikan dan ekonomi yang cukup mantap sangat mendambakan produk pertanian yang sehat yang dapat diproduksi sendiri di pekarangan rumahnya (Monografi Kelurahan, 2008) Dengan dilakukannya pelatihan pembuatan bangunan vertikultur dalam rangka mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan pekarangan sempit di wilayah perkotaan melalui vertikultur organik terhadap ibu-ibu PKK kelurahan Dinoyo akan tercipta kondisi lingkungan yang indah dan sehat serta tersedia sayuran organik yang dapat dikonsumsi setiap saat oleh warga masyarakat kelurahan Dinoyo. Dalam rangka mengoptimalisasikan lahan pekarangan yang terbatas di wilayah perkotaan diperlukan suatu sistem budidaya tanaman bertingkat yang dikenal dengan vertikultur. Sistem budidaya tanaman secara vertikultur memberikan beberapa nilai tambah antara lain : (1) peningkatan jumlah tanaman per satuan luas lahan, (2) produksi meningkat, dan (3) menciptakan suasana indah dan lingkungan yang sehat. Budidaya tanaman secara vertikultur dapat diterapkan pada berbagai jenis tanaman terutama tanaman hias dan hortikultura serta dapat juga menggunakan sistem pertanian organik dalam penggunaan media tanamnya. Dalam pengembangan sistem pertanian organik (organik farming) diperlukan suatu tindakan nyata dalam memperbaiki lingkungan yang terlanjur rusak dan ketidakseimbangan tatanan ekosistem, meningkatkan produktivitas tanaman, menghasilkan pangan sehat dan Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 20

3 berkualitas, seiring dengan semakin menguatnya kesadaran lingkungan dan gaya hidup alami dari sebagian masyarakat Indonesia. Penggunaan kompos dalam budidaya tanaman dan mengurangi sedikit demi sedikit pemakaian pupuk kimia sintetis merupakan contoh tindakan nyata dalam menyebarluaskan sistem pertanian organik baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Dengan sistem vertikultur organik ini produksi pertanian khususnya hortikultura dapat meningkat, sehingga kebutuhan sayuran organik di daerah perkotaan dapat terpenuhi. Mengingat di daerah perkotaan dengan tingkat kesadaran masyarakat, pendidikan dan ekonomi sudah mantap sangat mendambakan sayuran organik bebas pestisida. Selain itu pengembangan sistem pertanian di perkotaan diharapkan dapat mengurangi polutan yang berupa gas karbon dioksida (CO 2 ) yang dikeluarkan oleh aktifitas kendaraan bermotor dan industri. Dengan demikian udara menjadi bersih dan lingkungan menjadi sehat. Tujuan Dan Manfaat Kegiatan Pelatihan pembuatan bangunan vertikultur organik dalam rangka penyediaan kebutuhan sayuran organik sebagai produk pangan sehat bertujuan : 1. Memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan teknik pembuatan bangunan vertikultur organik dalam budidaya sayuran organik non komersial kepada ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi PKK Kelurahan Dinoyo, untuk memanfaatkan lahan pekarangan sempit di wilayah perkotaan. 2. Mengoptimalisasikan lahan pekarangan sempit di wilayah perkotaan, sehingga tercipta kondisi lingkungan sehat dan indah 3. Mengetahui pengaruh pembuatan bangunan vertikultur organik tanaman sayuran terhadap tingkat pemenuhan kebutuhan sayuran organik tiap kepala keluarga yang dijadikan sampel dalam praktek pembuatan bangunan vertikultur organik budidaya tanaman sayuran. 4. Mengetahui minat khalayak sasaran dalam mengembangkan system budidaya vertikultur organik tanaman sayuran secara komersial. Manfaat kegiatan ini bagi khalayak sasaran antara lain : 1. Dapat memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran organik keluarga 2. Mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan sehari-hari. 3. Memberikan lingkungan sehat dan indah di wilayah perkotaan dengan tingkat kepadatan pemukiman yang tinggi. 4. Bagi khalayak sasaran yang memiliki lahan pekarangan cukup luas, dapat dikembangkan untuk produksi sayuran organik secara komersial, sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. 5. Bagi pemerintah kota, kegiatan pembuatan bangunan vertikultur organik ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan sistem pertanian organik dalam menghasilkan produk pangan sehat di wilayah perkotaan Metode Penerapan Ipteks Kegiatan ini dilaksanakan mengikuti hasil penelitian Nurhidayati dan Sunawan (2006) dalam membuat bangunan vertikultur organik untuk tanaman hortikultura. Tahapan kegiatan penerapan IPTEKS pelatihan pembuatan bangunan vertikultur organik adalah sebagai berikut : Tahap awal kegiatan ini adalah sosialisasi tentang adanya pelatihan kepada ibu-ibu pengurus PKK kelurahan Dinoyo pada saat pertemuan rutin PKK disertai dengan penyebaran undangan kepada ibu-ibu pengurus PKK kelurahan Dinoyo untuk kegiatan penyuluhan pembuatan bangunan vertikultur organik. Tahap berikutnya dilakukan penyuluhan tentang teknik pembuatan bangunan vertikultur organik pada budidaya tanaman sayuran dan pentingnya mengkonsumsi produk pangan sehat bebas Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 21

4 pestisida dan bahan kimia sintetis untuk kesehatan manusia. Selanjutnya dilakukan praktek pembuatan bangunan vertikultur organik di tiap-tiap RW mengikuti tahapan prosedur sebagai berikut : Pemberian sekam padi harus diatur sehingga letaknya seperti sumbu di tengah-tengah media tanam. Cara memasukkan sekam padi dengan bantuan pipa paralon (Gambar1) a. Persiapan media tanam vertikultur Komposisi media tanam yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kotoran sapi dengan komposisi (50 % : 30 % : 20 %). Bahanbahan penyusun media tanam tersebut selanjutnya dicampur dan diaduk, hingga rata b. Pengayakan Bahan-bahan untuk media tanam biasanya masih bercampur dengan pecahan batu, kerikil, potongan kayu, plastik dan lainlain, sehingga perlu dilakukan pengayakan agar bebas dari benda-benda yang mengganggu. Ayakan yang digunakan berukuran 2 mm. c. Pencampuran media tanam dengan pupuk kompos Setelah dilakukan pengayakan, media tanam dicampur dengan kompos dengan dosis setiap 10 kg media tanam pemberian pupuk kompos sebesar 100 g g pupuk kompos. e. Sterilisasi media Sterilisasi dilakukan dengan cara dikeringkan dibawah terik matahari, untuk mematikan mikroorganisme yang merugikan, seperti bibit hama dan penyakit tanaman f. Memasukkan media tanam ke dalam bangunan Vertikultur Bahan yang digunakan untuk bangunan vertikultur adalah karung plastik bekas wadah beras/ pupuk. Media tanam yang telah disterilisasi dimasukkan ke dalam karung plastik (karpet) yang telah dilubangi bagian bawahnya dan tepinya. Untuk mempertahankan kelembaban dan mencegah pemadatan media tanam di dalam bangunan vertikultur maka tepat ditengah-tengah bangunan vertikultur diberi sekam padi. Gambar 1. Teknik memasukkan media kedalam bangunan vertikultur g. Persiapan Bibit g.1. Penyemaian benih Benih tanaman lombok merah, tomat, terong, kangkung, selada daun, dan sawi disemaikan pada media semai yang telah disiapkan pada kantong plastik kecil. Media semai yang dipakai adalah pupuk kandang, pasir dan tanah dengan komposisi yang sama. Media semai juga dilakukan sterilisasi dengan disiram air panas mendidih kemudian ditutup lembaran plastik sehari semalam. Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 22

5 Selanjutnya benih ditaburkan di atas media semai. g.2. Pemeliharaan Persemaian Benih yang telah disemai, disiram setiap hari agar cepat berkecambah dan tumbuh dengan cepat. g.3. Penanaman Bibit Bila bibit di persemaian sudah memiliki minimal empat lembar daun dan bangunan vertikultur telah diisi media tanam maka dilakukan penanaman bibit. Agar akar tidak putus, pengambilan bibit harus beserta tanah. Penanaman dilakukan antara pukul atau pukul Penanaman pada bangunan vertikultur dilakukan dengan cara membuat lubang tanam pada diding bangunan secara melingkar. Arah penggalian agak ke bawah menggunakan sebilah bambu atau sendok tanah. Setelah itu, bibit secepatnya ditanam dengan cara seluruh daerah perakaran dimasukkan ke dalam media tersebut. Bibit ditanam dengan posisi sudut 45 o sehingga terlihat serong keluar (Gambar 2). Gambar 2. Tahapan Pembuatan Bangunan Vertikultur Mulai dari Persiapan Media Sampai Penanaman Bibit dan Pertumbuhan Awal h. Pemeliharaan a. Penyulaman Tidak semua bibit tanaman yang dipindahtanamkan ke dalam bangunan vertikultur akan tumbuh, sehingga perlu penyulaman pada bibit yang mati dengan bibit baru yang sehat. Waktu penyulaman dilakukan pada sore hari. b. Penyiraman Penyiraman dilakukan dengan air bersih dengan jumlah air yang sesuai dengan perkembangan umur dan ukuran tanaman. Semakin besar tanaman, semakin banyak jumlah air yang dibutuhkan. Penyiraman dilakukan setiap hari pada awal pertumbuhan. Pada pertumbuhan selanjutnya dilakukan 2 hari sekali. i. Pengamatan Tahap berikutnya adalah pengamatan tingkat keberhasilan pembuatan bangunan vertikultur organik melalui pengamatan pertumbuhan tanaman hingga panen. Dari data yang dikumpulkan dapat diketahui tingkat keberhasilan khalayak sasaran dalam mempraktekkan pembuatan bangunan vertikultur organik pada budidaya tanaman sayuran. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh kegiatan ini terhadap optimalisasi lahan pekarangan dan pemenuhan kebutuhan sayuran organik keluarga serta kemungkinannya untuk dikembangkan secara komersial dilakukan Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 23

6 dengan penyebaran kuisioner terhadap khalayak sasaran yang menjadi target kegiatan ini. Hasil Dan Pembahasan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan penyuluhan tentang pembuatan bangunan vertikultur organik untuk budidaya tanaman sayuran dan pentingnya mengkonsumsi sayuran organik bagi kesehatan, dilaksanakan di panti PKK Kelurahan Dinoyo. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari/tanggal: Sabtu / 18 April Jumlah peserta yang hadir sebanyak 50 orang yang mewakili anggota PKK tiap-tiap RW di lingkungan kelurahan Dinoyo dan pengurus PKK Kelurahan Dinoyo. Kegiatan ini berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Antusiasme ibu-ibu PKK RW dan kelurahan terlihat sekali ketika sesi tanya jawab. Mereka menanyakan berbagai hal yang berhubungan dengan pengembangan pertanian organik di lingkungan perkotaan, khususnya budidaya sayuran organik agar dapat menyediakan kebutuhan sayuran organik keluarga. Pertanyaan lain berkaitan dengan peranan sayuran organik bagi kesehatan, serta cara bercocok tanam sayuran organik yang benar agar dapat dihasilkan produk pangan yang sehat bebas pestisida dengan tingkat produksi yang optimal. Kegiatan Praktek Pembuatan Bangunan Vertikultur Organik Kegiatan ini dilakukan di tiap-tiap RW. Ibu-ibu pengurus PKK RW yang hadir pada saat kegiatan penyuluhan di tingkat kelurahan mensosialisasikan kegiatan ini kepada ibu-ibu anggota PKK RW yang lain. Saat praktek pembuatan bangunan vertikultur organik, ibu-ibu pengurus PKK RW menghadirkan ibu-ibu anggota PKK RW yang berminat mengikuti kegiatan ini. Praktek pembuatan bangunan vertikultur dilakukan di tiap-tiap RW. Masing-masing RW ada 2 lokasi praktek. Sehingga total seluruh bangunan vertikultur yang telah dibuat sebanyak 14 bangunan. Permbuatan bangunan vertikultur mengikuti prosedur yang telah dijelaskan dalam metode penerapan IPTEKS. Kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap sebagai karyawan atau pegawai. Karena mereka dapat mengembangkannya di lahan pekarangannya masing-masing baik untuk memenuhi kebutuhan sayuran keluarga maupun untuk menciptakan lingkungan sehat dan indah. Dengan adanya hijauan tanaman di pekarangan, dapat mengurangi pencemaran udara di wilayah perkotaan. Indikator Persentase Tanaman yang tumbuh dalam Bangunan Vertikultur Salah satu keberhasilan kegiatan ini diamati dengan indikator persentase Tanaman yang tumbuh dalam Bangunan Vertikultur. Hasil Pengamaan indikator persentase tanaman yang tumbuh dalam bangungan vertikultur pada tiap-tiap RW disajikan pada Tabel 1.. Pada pengamatan I (1 minggu setelah tanam), rata-rata persentase pertumbuhan tanaman dalam bangunan vertikutur mencapai 89,25 %. Pada pengamatan I ini ada tanaman yang tidak tumbuh atau ada bibit tanaman yang patah seperti lombok dan tomat. Tanaman yang ditanam dari biji seperti kangkung, sawi, dan slada daun semuanya tumbuh. Bibit tanaman yang mati disulam dengan bibit tanaman yang baru. Pada pengamatan II (2 MST ) persentase pertumbuhan tanaman mencapai 100 %. Pada pengamatan III (3 MST), rata-rata persentase pertumbuhan tanaman mencapai 94,64 %. Hal ini kemungkinan oleh faktor bibit atau pemeliharaan seperti penyiraman yang kurang dapat menyebabkan tanaman mati. Tanaman yang mati diganti dengan tanaman baru. Pada pengamatan IV (4 MST), persentase pertumbuhan tanaman mencapai 100 %. dan pada pengamatan ini tanaman sayuran berumur pendek seperti kangkung, Sawi, dan Slada daun mulai dipanen. Untuk menggantikan tanaman yang telah dipanen Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 24

7 ditanami lagi benih baru lagi. Sehingga tidak ada lubang tanam pada bangunan vertikultur yang kosong. Semua berisi tanaman. Untuk bangunan vertikultur yang menggunakan 1 karung terdapat 6 lubang tanam. Sedangkan untuk bangunan vertikultur yang menggunakan 2 karung terdapat 10 tanaman. Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Persentase Tanaman yang Tumbuh dalam Bangunan Vertikultur pada Tiaptiap RW Pengamatan ke RW 1 RW 2 RW 3 RW , , ,5 87, ,5 87, , Pengamatan ke % Tanaman yang tumbuh dalam Bangunan Vertikultur di Wilayah % Tanaman yang tumbuh dalam Bangunan Vertikultur di Wilayah RW 5 RW 6 RW 7 Rata-rata 1 87,5 87, , ,5 94, ,5 87,5 91, Pada pengamatan V, rata-rata persentase pertumbuhan tanaman mencapai 91,07%. Ini menunjukkan ada tanaman yang belum tumbuh, yaitu tanaman yang baru ditanam menggantikan tanaman yang dipanen. Pada pengamatan VI dan VII, ratarata persentase pertumbuhan tanaman mencapai 100 %. Pengamatan pertumbuhan dilakukan sampai minggu ke 7. Pada minggu ke 8 tanaman sayuran berumur pendek dipanen lagi untuk yang kedua kalinya. Keragaan pertumbuhan tanaman ada tiaptiap RW tidak sama. Hal ini bergantung ada factor lingkungan dan pemeliharaan yang dilakukan. Bangunan vertikultur yang berada ada lokasi yang mendapat sinar matahari penuh dan dipelihara dengan baik menunjukkan pertumbuhan yang baik. Sedangkan yang mendapat naungan, pertumbuhannya kurang baik.. Indikator Persentase Pemenuhan Kebutuhan Sayuran Organik Keluarga Keberhasilan kegiatan ini juga diukur dengan indicator persentase pemenuhan kebutuhan sayuran dengan bangunan vertikultur. Indikator ini diamati melalui penyebaran kuisioner yang diberikan kepada ibu-ibu yang memiliki bangunan vertikultur. Terdapat 14 orang yang memiliki bangunan vertikultur. Hasil pengumpulan data disajikan ada tabel 2 di bawah ini.: Tabel 2. Data Hasil Penyebaran kuisioner untuk Indikator % Pemenuhan Kebutuhan Sayuran Keluarga dengan Bangunan Vertikultur Indikator Jumlah responden yang memilih Persentase % terpenuhi 5 35, % terpenuhi 5 35, % terpenuhi 4 28, % terpenuhi 0 0 Hasil jajak pendapat melalui penyebaran kuisioner, secara umum menunjukkan bahwa dengan bangunan vertikultur kebutuhan sayuran organik yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Rata-rata % pemenuhan kebutuhan sayuran keluarga dengan bangunan vertikultur mencapai %. Berdasarkan data yang diperoleh 35,7 % ibu-ibu responden menyatakan bahwa dengan bangunan vertikutur organik dapat memenuhi kebutuhan sayuran keluarga sebesar % dan 28,6 % ibu-ibu responden menyatakan bahwa kebutuhan sayuran keluarga dapat terpenuhi sebesar 50 %. Ibu-ibu responden yang menjawab 100 % terpenuhi memberikan catatan bila mereka memiliki 3 bangunan vertikultur dengan waktu tanam yang berbeda, sehingga bisa dipanen setiap saat. Demikian juga responden yang lain juga menyarankan agar waktu tanam berbagai jenis sayuran yang akan ditanam harus berbeda. Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 25

8 Indikator Minat untuk Mengembang-kan Secara Komersial Indikator ini juga diukur dengan cara penyebaran kuisioner kepada 50 orang anggota PKK di wilayah kelurahan Dinoyo yang mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Hasil pengumpulan data disajikan pada tabel 3 di bawah ini Tabel 3. Data Hasil Penyebaran Kuisioner untuk Indikator Minat untuk Mengembangkan Secara Komersial Hasil penyebaran kuisioner kepada ibu-ibu responden tentang kemungkinan pengembangan vertikultur organik pada lahan pekarangan di perkotaan secara komersial, 50 % ibu-ibu responden menyatakan sangat berminat untuk mengembangkannya secara komersial bila memiliki lahan pekarangan yang cukup luas dan modal yang cukup, 41,67 % menyatakan cukup berminat untuk mengembangkannya secara komersial bila memiliki lahan pekarangan yang cukup luas dan modal yang cukup, 8,3 % tidak berminat untuk mengembangkan secara komersial karena alasan mereka bekerja dan tidak mempunyai lahan pekarangan yang cukup luas. Berdasarkan jajak pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa vertikultur organik di wilayah perkotaan dapat dikembangkan baik untuk pemenuhan kebutuhan sayuran organik keluarga maupun untuk pengembangan secara komersial mengingat di wilayah perkotaan dengan tingkat kesadaran kesehatan yang cukup tinggi sangat mendambakan produk pangan sehat khususya sayuran organik yang dapat mencegah berbagai macam penyakit modern yang banyak diderita oleh sebagian masyarakat Indonesia seperti Hipertensi, Stroke, Jantung, Diabetes Melitus, Kanker/Tumor dll. Pengaruh Kegiatan terhadap Institusi Terkait Dalam kegiatan ini ada beberapa institusi yang terkait yaitu : 1. Perguruan Tinggi Universitas Islam Malang terletak di wilayah kelurahan Dinoyo. Dengan adanya kegiatan ini akan diperoleh beberapa manfaat antara lain : a. Lebih mempererat hubungan antara Fakultas Pertanian Unisma dengan warga di sekitar kampus. b. Memperkenalkan produk unggulan Fakultas Pertanian Unisma dalam bentuk sayuran organik melalui program pengabdian masyarakat Fakultas Pertanian Unisma, sehingga akan meningkatkan peranannya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 2. Kelurahan Kelurahan Dinoyo sebagai tempat kegiatan ini juga mempunyai peranan penting untuk turut menyebarluaskan hasil pelatihan, sehingga akan memberikan beberapa manfaat bagi kelurahan Dinoyo antara lain : a. Terciptanya lingkungan sehat, indah dan hijau di sekitar wilayah kelurahan Dinoyo b. Sebagian warga kelurahan Dinoyo khususnya ibu-ibu anggota PKK memiliki keterampilan tambahan yang dapat dikembangkan secara mandiri dan komersial sehingga dapat membantu menanggulangi kemiskinan di wiayah kelurahan Dinoyo 3. Pemerintah Kegiatan ini juga sejalan dengan program Pemerintah Kota Malang melalui selogan Malang Ijo Royo-Royo, sehingga akan memberikan manfaat dalam menyukseskan program tersebut melalui penghijauan lingkungan dengan menanam sayuran organik yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat kota Malang. Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 26

9 Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan penerapan IPTEKS tentang Pelatihan Pembuatan Bangunan Vertikultur Organik untuk budidaya tanaman sayuran di wilayah kelurahan Dinoyo dapat disimpulkan bahwa : 1. Pelatihan ini dapat memberikan keterampilan tambahan bagi khalayak sasaran dalam hal ini ibu-ibu anggota PKK di tingkat RT, RW dan. 2. Tingkat keberhasilan pembuatan bangunan vertikultur rata-rata mencapai 96,42 % yang diukur dari persentase jumlah tanaman yang tumbuh dalam bangunan vertikutur organik. 3. Minat ibu-ibu PKK kelurahan Dinoyo cukup besar untuk mengembangkan sistem budidaya vertikultur organik untuk tanaman sayuran baik untuk memenuhi kebutuhan sayuran rumah tangga maupun untuk dikembangkan secara komersial. 4. Sistem budidaya vertikultur organik untuk tanaman sayuran dapat menciptakan lingkungan bersih, sehat dan indah di lahan pekaarangan. 5. Kegiatan ini dapat membantu program kelurahan Dinoyo khususnya terkait dengan penanggulangan kemiskinan melalui terpenuhinya asupan gizi masyarakat dengan mengkonsumsi sayuran organik dan mencegah berbagai penyakit yang berbahaya. 6. Kegiatan ini selaras dengan program penghijauan kota Malang melalui selogan Malang Ijo Royo-royo Saran Dalam upaya pengembangan pertanian organik di wilayah perkotaan melalui system budidaya vertikutur organik sangat dibutuhkan bantuan pemerintah setempat baik melalui organisasi di tingkat kelurahan seperti LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan) maupun BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) dengan memberikan bantuan modal untuk pembuatan bangunan vertikutur organik dan penyediaan benih bagi ibu-ibu yang berminat mengembangkannya secara komersial di lahan pekarangannya. Pada beberapa tempat yang memiliki tingkat pertumbuhan tanaman yang belum mencapai 100 % disarankan perlu upaya pembersihan lahan pekarangan dari berbagai naungan yang menghalangi sinar matahari ke bangunan vertikultur dan perlu penyiraman yang cukup. Daftar Pustaka Andoko, A Budidaya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Anonymous, Bertanam Sayuran di Lahan Sempit. Penebar Swadaya. Jakarta. 40 Hal. Anonymous, Menanam Sayuran di Pekarangan Rumah. Agromedia Pustaka. Jakarta. 45 Hal. Anonymous, Sayur Organik Sehatkan Jantung. diakses tanggal 31 Maret 2008 Havlin, J.L, J.D. Beaton, S.L. Tisdale and W.L. Nelson Soil Fertility and Fertilizer. Seventh Edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey. USA. Kartini Pertanian Organik sebagai Pertanian Masa Depan. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Dalam Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Puslit Sosial Ekonomi Tertanian Universitas Udayana Denpasar. Hal Machfud, M.C, D. Rachmawati, A. Suryadi, Sarwono, W. Istuti, Jumadi, Sariati dan Siswanto Pengkajian Teknik Budidaya Beberapa Tanaman Sayuran Secara Organik di wilayah sekitar perkotaan. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Dalam Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Puslit Sosial Ekonomi Tertanian Universitas Udayana Denpasar. Hal Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 27

10 Maryanto (2007). Sayuran Organik. Dalam Black Rose Home s. http//www. maryanto77.multiply.com/journal/ite/ 20. diakses tanggal 31 Maret 2008 Nurhidayati dan Sunawan Biokonversi Sampah Organik Pasar Menjadi Kompos yang Kaya Nutrisi dan Aplikasinya pada Tanaman Hortikultura dengan Sistem Vertikultur Organik. Laporan Penelitian PHK A-2 tahun Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Malang. Pinamonti, F. and L.Sicher Compost Utilization in Fruit Production Systems. In Horticultural Cropping Systems. Edited by Stoffella, P.J. Kahn, B.A. Lewis. Publishers. London. Pracaya, Bertanam Sayuran Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. 112 Hal. Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang 28

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto,

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto, AKUAPONIK Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto, 1 PENDAHULUAN Budidaya perikanan umumnya memerlukan lahan yang luas dan sumber air yang melimpah Keterbatasan lahan dan air merupakan kendala, terutama

Lebih terperinci

RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA 65 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 1: 65 72, 2016 RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA Amir Hamzah dan Sri Umi Lestari Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi   Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 BUDIDAYA SAYURAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 Budidaya Tanaman Sayuran Langkah-langkah yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO Ahmad Agus.W, Nurkayati, Ico Silvia.S, Ardiansyah dan

Lebih terperinci

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN: PEMANFAATAN LIMBAH DRUM CAT MENJADI DEKOMPOSTER SISTEM KIPAS SEBAGAI TEKNOLOGI UNTUK MENGOLAH LIMBAH PERTANIAN 1 Elis Kartika, Made Deviani Duaja, Lizawati, Gusniwati and Arzita 2 ABSTRAK Tujuan dari penyuluhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG Mariati, Rosita Sipayung, Riswanti, dan Era Yusraini Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah

Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah Penerapan Teknologi Berkebun Sayur secara Vertikultur pada Siswa Sekolah Dasar di Purwokerto, Jawa Tengah 1 Sapto Nugroho Hadi, 1 Ahadiyat Yugi Rahayu, 1 Ida Widiyawati 1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RUMAH PANGAN LESTARI SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LAHAN DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS RUMAH TANGGA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RUMAH PANGAN LESTARI SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LAHAN DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS RUMAH TANGGA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RUMAH PANGAN LESTARI SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LAHAN DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS RUMAH TANGGA BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-PENGABDIAN

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai bulan Mei 2016 di lahan penelitian Fakultas Pertanian, dan Laboratorim Fakultas

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 11 Nomor 2 September 2014 Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah, serta meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran terutama sawi. Hal

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

PENGESAHAN PROPOSAL PKM PENGESAHAN PROPOSAL PKM iv iii DAFTAR ISI Lembar Pengesahan... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... iii Ringkasan... iv BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI Media Pengabdian kepada Masyarakat Qardhul Hasan ISSN 2442 3726 Volume 1 Nomor 1, April 2015 31 OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI OPTIMALISATION

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR AgroinovasI SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR Sayuran dan buah merupakan satu dari empat pilar pangan berimbang selain biji-bijian, protein dan sedikit susu yang dianjurkan dalam pemenuhan gizi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGIAN DIDANAI OLEH UNIVERSITAS NASIONAL PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT Oleh Ir.Yenisbar,

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 2, Mei 2013 Halaman 82-87 PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi

Lebih terperinci

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi BAB V DINAMIKA PROSES AKSI A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi Kompos Dalam proses aksi yang akan pendamping lakukan bersama masyarakat. Pendamping berkonsultasi terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan suatu sistem produksi pertanaman yang dilakukan berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah tanaman

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang merupakan himpunan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK) IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK) Uswatun Chasanah 1), Dian Ermawati 2), Andri Tilaqsa 3) 1,2,3) Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa @ 2012 Penyusun: 1. Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR

RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR Yati Suryati Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK Anggrek

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014

PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014 1 PANDUAN PRAKTIKUM TANAMAN HORTI 2014 Oleh Tim Dosen Produksi Tanaman Hortikultura Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2014 2 A. PEMUPUKAN DAN KOMPOS PADA SAYURAN DAUN Pendahuluan.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

: Cicilia Epriliana W. : H Kelompok. : Titis Wulandari V. PERSEMAIAN

: Cicilia Epriliana W. : H Kelompok. : Titis Wulandari V. PERSEMAIAN Nama NIM Kelompok Coass : Cicilia Epriliana W. : H0712050 :4 : Titis Wulandari V. PERSEMAIAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Penanaman benih ke lapang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung,

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan memiliki iklim tropis yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata pencaharian utama

Lebih terperinci

Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran

Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Jika bangunan tersebut rumah maka disebut pekarangan rumah. Pekarangan dapat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PERBANDINGAN HASIL BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG SECARA HIDROPONIK DAN KONVENSIONAL (Kevin Marta Wijaya 10712020) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK Farida Aryani dan Sri Rustianti Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM

IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM Lizawati, Elis Kartika dan Buhaira Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Berdasarkan asal pembuatannya pupuk dibedakan

Lebih terperinci

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA Amirudin Pohan dan Yohanes Leki Seran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor I: Dosis

Lebih terperinci

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR Selly Oktarina, Yulian Junaidi, Idham Alamsyah, Thirtawati, Desi Aryani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2013) metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HIDROPONIK SEBAGAI PENGHASIL SAYUR-SAYURAN ORGANIK DENGAN MEDIA LIMBAH RUMAH TANGGA DI DESA BABAKAN, KECAMATAN DARMAGA Bidang Kegiatan : PKM Pengabdian Masyarakat

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDAHULUAN Petani pakai pupuk kimia Tekstur & struktur tanah ( sulit diolah & asam) Mobilisasi unsur hara Suplai

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) 1 BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur LAMPIRAN 89 90 Lampiran. Pengukuran Variabel Tabel. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur Indikator Kriteria. Umur 5-40 tahun 4-55 tahun >55. Pendidikan formal > 8 tahun -7 tahun

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

PENYULUHAN PENANAMAN SAYURAN DENGAN MEDIA POLYBAG

PENYULUHAN PENANAMAN SAYURAN DENGAN MEDIA POLYBAG Seri Pengabdian Masyarakat ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 3, September Halaman 159-163 PENYULUHAN PENANAMAN SAYURAN DENGAN MEDIA POLYBAG Suprianto Pasir 1 ; Muh.Supwatul

Lebih terperinci

TEKNOLOGI HEMAT LAHAN SISTIM VERTIKULTUR

TEKNOLOGI HEMAT LAHAN SISTIM VERTIKULTUR TEKNOLOGI HEMAT LAHAN SISTIM VERTIKULTUR OLEH : wiendarti indri werdhany BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA 2012 windiedhany@yahoo.com 1 KATA PENGANTAR Pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan

Lebih terperinci