PERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR
|
|
- Hadian Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN TANAMAN PAKAN RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN SERTA PENGAWETAN TANAH DAN AIR Muchtar Effendi Siregar Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Peranan ternak dalam kehidupan petani sudah dikenal sejak dulu, tetapi ternak ruminansia kecuali pada beberapa perusahaan sapi perah dan ranch tidak mendapat jatah sebagai tempat bertanam rumput dan leguminosa yang merupakan pakan utamanya. Ternak ruminansia termasuk "rajakaya", yaitu salah satu kekayaan yang bermakna dalam kehidupan penduduk di pedesaan, karena itu mempunyai hubungan positif dengan kepadatan penduduk, yang pada gilirannya membuat skala usahatani semakin kecil, bahkan sebagian penduduk tidak mempunyai lahan sama sekali. Di beberapa daerah terdapat tanah kritis yang setiap tahun diperkirakan meningkat luasnya, umumnya terdiri atas lahan kering yang terlantar dengan produktivitas yang marginal, kalaupun digunakan praktis hanya satu tahun sekali di musim hujan dan dalam keadaan kering di musim kemarau. Lahan kering demikian umumnya terdapat di daerah berlereng sampai dengan kelandaian 50%, lahan kritis ini ditumbuhi alangalang dan pertanian monokultur. Padang alangalang di Indonesia sangat luas. Beberapa peneliti menaksir terdapat 1 6 juta ha padang alangalang, dan peneliti lain menaksir lebih luas dari itu. Padang alangalang terutama terdapat di luar Jawa. Dalam hal memelihara tataguna tanah dan tata air melalui pola tanam yang aneka ragam (pola tanam ganda) sepanjang tahun dan untuk meme nuhi hijauan pakan, usahatani ini dimulai di Panawangan (Daerah Aliran Sungai I Citanduy) yang dilakukan oleh Pemerintah dengan bantuan USAID. Pada pilot proyek pengawetan tanah dan air ini telah diterapkan model teras bangku untuk mendapatkan tanah datar tempat bertanam ta naman pangan dari tanah semula dengan kemiringan di bawah 50%. Dan pada bibir teras telah pula ditanam rumput, antara lain Brachiaria brizantha dan Setaria anceps. Penelitian pendahuluan penanaman rumput dan leguminosa unggul pada tampingan teras bangku, belum memperoleh hasil. Was permukaan teras bangku per hektar dengan derajat kemiringan 25 30% adalah m2, jadi mempunyai potensi cukup besar untuk ditanami jenis tanaman pakan (4). MATERI DAN PEMBAHASAN Di daerah yang padat penduduknya peternak mencari hijauan dengan memanfaatkan kesempatan yang sempit dalam menempatkan tanaman pangan sebagai prioritas utama. Jenisjenis hijauan pakan yang digunakan terutama rumputrumputan, daundaunan dan pohonpohonan yang disabit di pinggir jalan, tanah tegalan, galengan, tanah perkebunan dan hutan, yang kualitas maupun kuantitasnya sangat bervariasi (2). Untuk menanggulangi hal tersebut Atmadilaga (1) menganjurkan menanami setiap jengkal tanah yang masih terluang seperti galengan dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan hijauan pakan dan sekaligus untuk pengawetan tanah dan air. Balai Penelitian Ternak telah melakukan beberapa penelitian, sebagai berikut : 1. Penelitian Penanaman Jenisjenis rumput dan leguminosa pada tampingan teras bangku., Pada akhir tahun 1982, telah dimulai penelitian daya hidup dan produksi berbagai spesies tanaman pakan pada tampingan teras bangku di Panawangan oleh Balai Penelitian Ternak Bogor 55
2 M.E. SIREGAR : Peran tanaman pakan rumput bekerja sama dengan Proyek Penelitian Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air, Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor. Tujuan Penelitian adalah : pertama terhadap daya hidup sejumlah spesies hijauan pakan, dan kedua terhadap produktivitasnya. Namun tak kalah pentingnya memelihara keutuhan fungsi pengawetan tataguna tanah dan tata air. Percobaan pertama menggunakan 2 jenis rumput BB (Brachiaria brizantha) dan Setaria (Setaria splendida) dan 3 jenis leguminosa Trifolium (Tri folium semipilosum), Vigna (Vigna luteola cv Danrimple) dan Centrosema (Centrosema pubescens) Tabel 1. Tabel 1. total hijauan bahan kering 4 kali pemotongan (kg/ha) pada percobaan I. Perlskuan R L G memperlihatkan hasil tinggi, tetapi pada pemotongan ke empat hampir semua mati, juga Trifolium dan Centrosema masih tumbuh tetapi produksi hijauan rendah. Pada penelitian ini belum didapatkan jenis leguminosa yang dapat tumbuh baik pada tampingan teras bangku dan pada permulaan musim hujan tahun 1983/1984 ini diganti dengan jenis yang mempunyai harapan baik dari hasil percobaan adaptasi pada daerah tersebut. Fungsinya 2. Penggunaan Rumput Brachiaria brizantha dalam usaha transformasi padang alangalang menjadi pastura. Untuk menentukan kemampuan Brachiaria brizantha bersaing dengan alangalang, telah dilakukan penelitian pada tahun 1971, hasilnya (Grafik 1) dan dapat disimpulkan sebagai berikut : Kontrol 1515,3 Trifolium ,5 Vigna 1865,2 804,2 Centrosema 1165,2 2162,2 Brachiaria brizantha (BB) 9957,5 271,2 BB + Trifolium 10404,8 7,5 288 BB + Vigna 11164, ,9 BB + Centrosema 11075,1 220,8 447,3 Setaria splendida ISS) 7368,8 225,6 SS + Trifolium 5828, ,8 SS + Vigna 4845, ,0 SS + Centrosema 6700,6 379,6 271,0 Percobaan kedua menggunakan 2 jenis rumput Pangola (Digitaria decumbens) dan Green panic (Panicum maximum var Trichoglume) dan 2 jenis leguminosa (Centrosema pubescens dan Trifolium semipilosum) Tabel 2. Tabel 2. total hijauan bahan kering 4 kali pemotongan (kg/ha) pada percobaan II. Perlakuan R L G T A = pembabadan tanpa pemupukan B = pembabadan dan pemupukan Kontrol 1950,8 50 Centrosema Trifolium Pangola (P) 4657,9 1788, ,5 2764,3 2779,5 25 P + Centrosema P + Trifolium 2887,3 4361,2 1127, ,1 3340,7 Green Panic (GP) GP + Centrosema GP + Trifolium 8723,3 6730,5 7064,7 811,5 71,8 1340,4 1868,9 1496, ulangan pemotongan ulangan pemotongan. Keterangan : R = Rumput. Keterangan : L = Leguminosa. C = penanaman Brachiaria D = penanaman Brachiaria G = Gulma. brizantha setelah brizantha setelah alangalang dibabad tanah dicangkul $rachiaria = alangalang..... = brizantha = rumput liar 1 8 = ulangan pemotongan. Sumber : Siregardan Djajanegara (5). total hijauan bahan kering 4 kali pemotongan memperlihatkan hasil tertinggi pada tanaman Brachiaria brizantha, dan Pangola se dangkan leguminosa pada pemotongan pertama Grafik 1. Susunan botanis hijauan selama percobaan. 56
3 WARTAZOA Vo% 1 No. 3, Januari 1984 a. Brachiaria brizantha yang ditanam setelah pemangkasan alangalang dan diikuti pemotongan serta pemupukan teratur (tiap 40 hari) dapat menekan pertumbuhan alangalang. b. Brachiaria brizantha dapat digunakan dalam usaha mengganti atau mengubah padang alangalang menjadi " Pastura unggul", kemu dian dimanfaatkan oleh ternak dan dapat berfungsi 3. Pengadaan tempat bertanam dengan metode Mulching dalam rangka renovasi padang rumput. Dalam rangka renovasi padang rumput yang diinvasi alangalang dan Brachiaria brizantha telah dilakukan penelitian di Bogor dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1981, untuk pengadaan tempat bertanam tanaman pakan unggul. Sistem yang dicoba adalah penutupan padang rumput Tabel 3. Pengaruh periode (waktu) penutupan terhadap akar yang masih hidup. Per Iakuan Sumber : Siregar dan Yuhaeni (8). Berat I. cylindrica gram/2 akar B. brizantha m2. A Tanpa penutupan 1900,0 677,5 B Penutupan 1 bulan 730,0 675,0 C Penutupan 2 bulan 7,5 0,0 D Penutupan 3 bulan 0,0 0,0 E Penutupan 4 bulan 0,0 0,0 oleh potongan alangalang dan Brachiaria brizantha selama 1, 2, 3 dan 4 bulan (Tabel 3). Hasil percobaan mengungkapkan : a. Dengan adanya penutupan setelah pemangkasan, maka pertumbuhan alangalang dan Brachiaria brizantha menjadi tertekan. b. Semakin lama periode penutupan maka pertumbuhan semakin tertekan, alangalang mati pada penutupan 3 bulan, sedangkan rumput Brachiaria brizantha pada penutupan 2 bulan. 4. Pengaruh leguminosa tanaman pakan ditumpangsarikan dengan jagung terhadap produksi. Untuk mengetahui pengaruh leguminosa tanaman pakan yang ditumpangsarikan dengan jagung terhadap produksi tanaman pangan telah dilakukan penelitian di Balai Penelitian Ternak, Bogor tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang tunggak dan kacang serelium ditumpangsarikan dengan jagung memperoleh produksi biji jagung lebih tinggi, sedangkan kembang telang dan kacang phasey yang ditumpangsarikan dengan jagung memperoleh hasil lebih rendah, tetapi tidak berbeda nyata dibandingkan dengan bertanam jagung tunggak (Tabel 4). produksi jerami jagung tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan. segar leguminosa menunjukkan angka tertinggi pada tanaman kacang tunggak. Tumpangsari yang terbaik adalah dengan kacang tunggak dan tidak menunjukkan pengaruh negatif terhadap produksi jagung. Tabel 4. produksi jerami jagung,leguminosa tanaman pakan ternak, gulma basah dan kering biji jagung. Perlakuan jerami jagung produksi leguminosa kelobot basah bijii (g/plot) kering biji (g/plot) gulma A 20,00 4,67 174,17 94,64 10,15 B 23,67 4,33 4,83 144,83 83,36 6,76 C 21,33 1,83 5,00 198,75 101,83 4,08 D 23,33 21,67 4,83 175,21 108,10 3,72 E 22,00 3,67 5,50 156,87 82,51 4,77 F 5,60 5,55 G 20,17 4,42 H 3,33 7,75 I 6,00 4,37 Sumber : Siregar dan Semali (6). Keterangan : A = Jagung B = Jagung + Kembang telang C = Jagung + Kacang serelium D = Jagung + Kacang Tunggak E = Jagung + Kacang phasey F = Kembang telang G = Kacang tunggak H = Kacang serelium I = Kacang phasey. 57
4 M. E. SIREGAR : Peran tanaman pakan rumput 5. Pengeruh penjarangan tanaman jagung terhadap hijauannya sebagai pakan. Dalam usaha peningkatan produksi hijauan pakan bagi ternak ruminansia, di Bogor telah dilakukan penelitian untuk mempelajari pengaruh penjarangan tanaman jagung yang ditanam 6 biji tiap lobang (2 x dosis biasa). hijauan hasil penjarangan (Tabel 5) tertinggi terdapat pada perlakuan penjarangan hari setelah tanam dibandingkan de ngan perlakuan lainnya. biji jagung tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, dan dapat disimpulkan bahwa penanaman 6 biji jagung per lubang dapat meningkatkan produksi hijauan pakan dengan waktu penjarangan hari setelah tanam, tanpa mempengaruhi produksi akhir tanaman pokok. Tabel 5. produksi gulma, hijauan dan jerami jagung dengan waktu penjarangan yang berbeda. Waktu Kontrol gulms Sumber : Semali den Siregar 141. hijauan jagung jerami jagung 6. Pengeruh tatalaksana duksi hijauan lamtoro. Produksl klobot Beret kering biji jagung 3,9 22 1,0 1,9 20 hari 4,1 7,0 20,125 0,71 1,5 30 hari 3,1 12,3 21 0,85 1,7 40 hari 3,6 41,2 21,625 0,53 1,5 50 hari 3,2 51,2 19,50 0,59 1,6 Terbagi 2,4 26,9 18,25 0,59 1,4 terhadap pro Balai Penelitian Ternak telah melakukan penelitian penanaman lamtoro untuk menghasilkan produksi hijauan. hijauan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tinggi potong, interval potong, pemupukan, dan iklim. Pada tulisan ini akan dilaporkan penelitian pengaruh empat tingkat tinggi pemotongan terhadap produksi hijauan lamtoro cv. Peru, yang dilakukan pada tahun 1979/1980 di Bogor. Perlakuan yang digunakan adalah tinggi pemotongan masingmasing 5 cm, 50 cm, 100 cm, dan 150 cm dari permukaan tanah. Hasil produksi segar (Tabel 6). Hesil penelitian menunjukkan bahwa pemotongan pada ketinggian 100 cm menghasilkan hijauan dua kali lebih banyak daripada pemotongan setinggi 50 cm dan sedikit lebih rendah daripada pemotongan setinggi 150 cm, sedengkan pemotongan pada ketinggian 5 cm menghasilkan hijauan yang sangat rendah. Tabel 6. segar lamtoro setiap pemotongan (ton/ha). Pemotongan ke 5 cm Sumber : Siregar den Prawiradiputra (7). Tinggi pemotongan KESIMPULAN UMUM Sebagai penutup dari makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Penenaman tampingan teras bangku dengan jenisjenis rumput dan leguminosa dapat meningkatkan produksi hijauan pakan, sekaligus b. Delam usaha mendapatkan hijauan berkualitas maupun kuantitas yang baik dapat dilakukan dengan penanaman jenis rumput Brachiaria brizantha pada areal padang alangalang. c. Dengen metode Mulching untuk memberantas alangalang telah berhasil baik dan areal tersebut dapat ditanami dengan rumput unggul un tuk sumber hijauan pakan serta pengawetan tanah dan air. d. Tenaman pakan telah berhasil ditumpangsarikan dengan tanaman pangan jagung dan tidak mengganggu tanaman pokok. e. Untuk mendapatkan hijauan yang diperlukan bagi petani peternak di pedesaan dapat dijalankan dengan penanaman biji jagung 2 x dari dosis biasa. f. Tinggi pemotongan pada lamtoro yang terbaik untuk mendapatkan hijauan pakan tertinggi adalah 100 cm dari permukaan tanah. DAFTAR PUSTAKA 50 cm 100 cm 150 cm 1 3,9 6,7 9,9 14,0 2 1,0 5,8 18,2 24,3 3 1,2 1,9 6,1 10,3 4 0,5 3,6 10,5 7,9 5 0,5 3,3 10,6 7,1 6 0,4 9,7 21,4 13,4 7 0,9 7,1 11,7 6,3 8 1,2 5,2 12,3 11,4 9 1,1 5,9 13,0 12,2 Total per tahun 10,7 49,2 113,7 106,9 1. Atmadilaga, D Peranan hijauan makanan ternak dalam kritis protein. Workshop on Forage and Fodder Crop, LPP, Bogor. p
5 WARTAZOA Vol. 1 No. 3, Januari Nitis, I.M Tanaman makanan ternak, potensi, pemanfaatan, dan pengelolaannya. Proc. Seminar Penelitian dan Penunjang Pembangunan Peternakan, Bogor, LPP, Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. p Saefuddin, Asep Tehnologi pola tanam Daerah Aliran Sungai. Lokakarya Tehnologi dan Dampak Penelitian Polatanam, Litbang Pertanian, Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor. p Semali, Armiadi dan M.E. Siregar Pengaruh penjarangan tanaman jagung terhadap produksi hijauannya sebagai makanan ternak. Ilmu dan Peternakan, 1. (3) p Siregar, M.E. dan A. Djajanegara Penggunaan rumput Brachiaria brizantha dalam usaha Transformasi padang alangalang menjadi Pastura. Bulletin LPP, 3 : p Siregar, M.E. dan Armiadi Semali Pengaruh leguminosa tanaman makanan ternak ditumpangsarikan dengan jagung terha dap produksi. Ilmu dan Peternakan, 1. (1) p Siregar, M.E. dan Bambang R. Prawiradiputra Pengaruh tinggi pemotongan terhadap produksi hijauan lamtoro (Leucaena leucocephala) cv. Peru. Proc. Seminar Penelitian Peternakan, Bogor. p Siregar, M.E. dan Siti Yuhaeni Pengadaan tempat bertanam dengan metode mulching dalam rangka renovasi padang rumput. Ilmu dan Peternakan, 1. (1) p. 1 3.
PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan
Lokakarya Fungsional Non Peneliri 1997 PENGEMBANGAN TANAMAN ARACHIS SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Hadi Budiman', Syamsimar D. 1, dan Suryana 2 ' Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan pakan dalam usaha bidang peternakan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan kunci keberhasilan produksi ternak. Jenis pakan
Lebih terperinciV. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang
V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang diperlukan. Oleh karena itu, untuk keberhasilan dalam
Lebih terperinciSiti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)
Siti Nurul Kamaliyah SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System) DEFINISI Suatu cara penanaman & pemotongan rumput, leguminosa, semak & pohon shg HMT tersedia sepanjang rahun : m. hujan : rumput &
Lebih terperinciPrestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng
KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng Abstrak Sektor pertanian di Indonesia masih mempunyai peran yang penting, khususnya untuk mendukung program ketahanan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2007 PEMBUATAN GARIS KONTUR (SABUK GUNUNG)
Lebih terperinciLaboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Inilah Gambaran Peternak Dalam Mencari Hijauan Bagaimna Penanaman Rumput Pada Peternak Ruminansia Bagaimna Penanaman Rumput
Lebih terperinciHIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA
HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA I Wayan Mathius Balai Penelitian Ternak, Bogor PENDAHULUAN Penyediaan pakan yang berkesinambungan dalam artian jumlah yang cukup clan kualitas yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan pakannya berupa hijauan. Pakan hijauan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup
Lebih terperinciKonservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan
Data tahun 1992 menunjukkan bahwa luas lahan usahatani kritis di luar kawasan hutan telah mencapai ±18 juta hektar. Setelah hampir 13 tahun, lahan kritis diluar kawasan hutan pada tahun 2005 sekarang ini
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK
TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK Pengembangan pertanaman jagung akan lebih produktif dan berorientasi pendapatan/agribisnis, selain
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.
PENGANTAR Latar Belakang Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia. Produktivitas ternak ruminansia sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan yang berkualitas secara cukup dan berkesinambungan.
Lebih terperinciTUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB
TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (IPPTP)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk akan terus menuntut pemenuhan kebutuhan dasar terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada krisis
Lebih terperinciKetersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau. Pemanfaatan lahan-lahan yang kurang
Lebih terperinciHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar) Produksi hijauan segar merupakan banyaknya hasil hijauan yang diperoleh setelah pemanenan terdiri dari rumput
Lebih terperinciA. Pengolahan tanah METODE PENANAMAN RUMPUT BEDE Pada prinsipnya pengolahan tanah sama seperti persiapan untuk penanaman rumput unggul lainnya. Tanah
Lokakarya Fungsiona/ Non Peneiti 1997 TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT BRACHIARIA DECUMBENS (RUMPUT BEDE) Oyo, T. Hidayat, Ida Heliati dan Mat Solihat Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN
Lebih terperinciPENGATURAN POPULASI TANAMAN
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGATURAN POPULASI TANAMAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PENGATURAN POPULASI
Lebih terperinciTabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman
IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan
TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang
Lebih terperinciSecara umum, kerusakan tanah atau perubahan sifat fisik dan kimia tanah dapat disajikan dalam hubungan deskriptif berbagai faktor, yaitu: iklim,
AMDAL (AGR77) Secara umum, kerusakan tanah atau perubahan sifat fisik dan kimia tanah dapat disajikan dalam hubungan deskriptif berbagai faktor, yaitu: iklim, vegetasi, topografi, sifat tanah, dan manusia
Lebih terperinciProduktivitas hijauan pakan untuk produksi sapi potong di Sulawesi Selatan
Produktivitas hijauan pakan untuk produksi sapi potong di Sulawesi Selatan Syamsu Bahar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Abstract An assessment on productivity of some forage species
Lebih terperinciIII. Sumber dan Potensi HPT Pada dasarnya budidaya hijauan pakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu budidaya untuk dipotong (cut and carry dan
III. Sumber dan Potensi HPT Pada dasarnya budidaya hijauan pakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu budidaya untuk dipotong (cut and carry dan budidaya untuk penggembalaan (grazing). Penyediaan hijauan
Lebih terperinciSILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA
AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi
Lebih terperinciMEMBUAT SILASE PENDAHULUAN
MEMBUAT SILASE Oleh : Drh. Linda Hadju BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2014 PENDAHULUAN Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba). Untuk meningkatkan
Lebih terperinciPELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN
PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hijauan merupakan bahan pakan sumber serat yang sangat diperlukan bagi kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al. (2005) porsi hijauan
Lebih terperinciPOTENSI DAN PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PAKAN SAPI DI LAHAN KERING KAWASAN BLITAR SELATAN JAWA TIMUR
POTENSI DAN PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PAKAN SAPI DI LAHAN KERING KAWASAN BLITAR SELATAN JAWA TIMUR RULY HARDIANTO 1) dan BAMBANG R. PRAWIRADIPUTRA 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK
PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK Bambang Kushartono dan Nani Iriani Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Tanamanjagung (ZeamisL) mempunyai nilai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia, dikarenakan kebutuhan akan susu domestik dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian
Lebih terperinciPENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA
PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA Bambang Kushartono, Nani Iriani clan Gunawan Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Keterbatasan
Lebih terperinciBerdasarkan masalah tersebut maka dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pemotongan terhadap produksi berat segar dan kuali
PENGARUH UMUR PEMOTONGAN TERHADAP PRODUKSI HIJAUAN RUMPUT SORGHUM SP SEBAGAI TANAMAN PAKAN TERNAK LUCtto Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002 RINCKASAN Tanaman hijauan pakan ternak berupa Sorghum
Lebih terperinciBudi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut
Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika
Lebih terperinciPELUANG PEMANFAATAN PASCAPANEN HIJAUAN LIMAJENIS SORGHUM SEBAGAIALTERNATIF PAKANTERNAK
PELUANG PEMANFAATAN PASCAPANEN HIJAUAN LIMAJENIS SORGHUM SEBAGAIALTERNATIF PAKANTERNAK Lugiyo Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Pada musim hujan tanaman pakan ternak dapat tumbuh
Lebih terperinciUJI COBA PEMBERIAN DUA JENIS LEGUMINOSA HERBA TERHADAP PERFORMANS SAPI BALI DI DESA TOBU, NUSA TENGGARA TIMUR
UJI COBA PEMBERIAN DUA JENIS LEGUMINOSA HERBA TERHADAP PERFORMANS SAPI BALI DI DESA TOBU, NUSA TENGGARA TIMUR Sophia Ratnawaty dan Didiek A. Budianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara
Lebih terperinciManusia: Faktor manusia akhirnya menjadi penentu apakah tanah atau lahan akan menjadi rusak atau lebih baik dan produktif. Tergantung pada : tingkat
AMDAL (AGR77) Manusia: Faktor manusia akhirnya menjadi penentu apakah tanah atau lahan akan menjadi rusak atau lebih baik dan produktif. Tergantung pada : tingkat pendapatan, penguasaan teknologi, dan
Lebih terperinciPOTENSI KING GRASS SEBAGAI PAKAN TERNAK DAN TANAMAN PENGUAT TERAS DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
POTENSI KING GRASS SEBAGAI PAKAN TERNAK DAN TANAMAN PENGUAT TERAS DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Sophia Ratnawaty, Didiek A. Budianto, dan Jacob Nulik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat diminati oleh masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42% diantaranya merupakan
Lebih terperinciTINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN
TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitan Kambing Potong, P.O. Box 1 Galang, Medan RINGKASAN Untuk pengujian terhadap tingkat adopsi
Lebih terperincigeografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)
KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sifat kimia tanah. 2. Memahami vegetasi tanah. 3. Memahami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga
Lebih terperinciDINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1
DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1 Balai Penelitian Tanaman Serealia 2 Balai Pengkajian teknologi Pertanian
Lebih terperinciEkologi Padang Alang-alang
Ekologi Padang Alang-alang Bab 2 Ekologi Padang Alang-alang Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari, dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome)
Lebih terperinciBAB IV TEKNOLOGI BUDIDAYA PADA SISTEM USAHATANI KONSERVASI
BAB IV TEKNOLOGI BUDIDAYA PADA SISTEM USAHATANI KONSERVASI Budidaya pertanian pada lahan pegunungan yang sesuai dengan kondisi alam seyogyanya menerapkan sistem usahatani (SUT) konservasi yang tepat. Pengertian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua
Lebih terperinciTEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI TERPADU KONSEP PEMBANGUNAN BERBASIS KESERASIAN LINGKUNGAN
TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI TERPADU KONSEP PEMBANGUNAN BERBASIS KESERASIAN LINGKUNGAN Sudaryono *) Abstrak Sebagian besar sumber daya lahan di Indonesia merupakan lahan kering yang memiliki potensi
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di desa Singasari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga diperlukan untuk mencukupi kebutuhan setiap penduduk. Di Indonesia, masalah ketahanan pangan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI
BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gambaran Umum Lahan Kering Tantangan penyediaan pangan semakin hari semakin berat. Degradasi lahan dan lingkungan, baik oleh gangguan manusia maupun
Lebih terperinciINTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
INTRODUKSI PAKAN TERNAK DI LOKASI PRIMATANI, DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Paskalis Th. Fernandez dan Sophia Ratnawaty Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT
Lebih terperinciTennu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Tujuan pengamatan adalah untuk mengetahui produktivitas cultivar varietas leueaena yang memilik
Tenru Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 PRODUKTIVITAS BEBERAPA CULTIVAR VARIETAS LEUCAENA DILAPANGAN PERCOBAAN BALAI PENELITIAN TERNAK SUMARTA, AGUS MULYANA, OYO DAN KARMA Balai Penelitian
Lebih terperinciTinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik
42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni
Lebih terperinciBanyak petani yang ingin menanam dan mengembangkannya namun ketersediaannya sangat terbatas, sehingga untuk memperoleh rumput dalam memenuhi kebutuhan
PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH HIJAUAN PAKAN TERNAK SEBAGAI SUMBER BIBIT DAN VISITOR PLOT RIJANTO HUTASOIT Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, PO. Box.]. K. Pos 20585 Sumatera Utara RINGKASAN Dalam kegiatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. memenuhi kebutuhan pokok ternak, pertumbuhan dan perkembangan,
PENDAHULUAN Latar Belakang Pakan merupakan kebutuhan penting ternak yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok ternak, pertumbuhan dan perkembangan, serta produksi dan reproduksi. Usaha peternakan sangat
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinci3. PENANAMAN TANAMAN JAGUNG
3. PENANAMAN TANAMAN JAGUNG 1. DEFINISI Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh pertanaman yang baik sebelumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai
Lebih terperinciPASANG SURUT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HIJAUAN PAKAN TERNAK DI INDONESIA
PASANG SURUT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HIJAUAN PAKAN TERNAK DI INDONESIA BAMBANG R. PRAWIRADIPUTRA Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 ABSTRAK Penelitian dan pengembangan hijauan pakan
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciII. Beberapa Istilah di dalam Hijauan Pakan Ternak Di dalam buku ini yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak (HPT) adalah semua pakan sumber serat
II. Beberapa Istilah di dalam Hijauan Pakan Ternak Di dalam buku ini yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak (HPT) adalah semua pakan sumber serat kasar yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, khususnya bagian
Lebih terperinciPENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP
PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengembangan usahatani jagung yang lebih
Lebih terperinciPetunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi
Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi i PETUNJUK PRAKTIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK SAPI Penyusun: Nurul Agustini Penyunting: Tanda Sahat Panjaitan
Lebih terperinciI. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha
I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ke tahun mengalami perubahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Rakyat 1. Pengertian Hutan Rakyat Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
Lebih terperinciPENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO
PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO Oleh : Sugeng Prayogo BP3K Srengat Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor
REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA
Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, jalan Binawidya km 12,5 Simpang Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI
PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciStudi kasus (lanjutan)
Studi kasus (lanjutan) 25 A. Air drainasi keluar dari kedalaman tanah.8 m Air drainasi (mm) 2 15 1 5 pemupukan urea-n 6 kg ha -1 dan pemangkasan gliricidia tanam kacang tanah dan pemangkasan peltophorum
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah, terletak diantara 110 50` - 111 15` Bujur Timur dan 6 25` - 7 00` Lintang
Lebih terperinciKeragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau
Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Yunizar dan Jakoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Fax. (0761) 674206; E-mail bptpriau@yahoo.com Abstrak Peningkatan produksi jagung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Rakyat dan Pengelolaannya Hutan rakyat adalah suatu lapangan yang berada di luar kawasan hutan negara yang bertumbuhan pohon-pohonan sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan
Lebih terperinciINTRODUKSI BEBERAPA JENIS RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNGGUL SEBAGAI PENYEDIA HIJAUAN PAKAN PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KABUPATEN PINRANG
INTRODUKSI BEBERAPA JENIS RUMPUT DAN LEGUMINOSA UNGGUL SEBAGAI PENYEDIA HIJAUAN PAKAN PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI KABUPATEN PINRANG (Introduction of Superior Grass and Legumes for Forages in Low-dry
Lebih terperinciPENDAHULUAN. untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya hijauan pakan menjadi salah satu faktor untuk menentukan suatu keberhasilan dari sebuah peternakan ruminansia, baik secara kuantitas maupun
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA
PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA Ni Nyoman Candraasih Kusumawati 1), Ni Made Witariadi 2), I Ketut Mangku Budiasa 3),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun Namun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun 1521-1529. Namun ada pendapat yang mengatakan bahwa tanaman ini masuk ke Indonesia setelah tahun 1557. Tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor produksi utama dalam produksi pertanian adalah lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya. Tanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring. berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan
PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan tanah-tanah miring berlereng adalah erosi. Untuk itu dalam usaha pemanfaatan lahan-lahan bertopografi miring diperlukan kajian yang
Lebih terperinciTri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Fitriani et al.: Evaluasi Kuanlitatif dan Kuantitatif Pertanaman Jagung Vol. 4, No. 1: 93 98, Januari 2016 93 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Pertanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan
TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Padang Penggembalaan Dalam bahasa inggris, hal-hal yang berkaitan dengan penggembalaan disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan ternak.
Lebih terperinciPengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama
Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Ternak Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria humidicola pada Pemotongan Pertama The Effect of Dosage Chicken Manure to The Growth and Production Brachiaria
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP
TINGKAT ADOPSI INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO DALAM PAKAN TERNAK SAPI POTONG ( Studi Kasus Pada Kelompok Tani Karya Abadi Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman ) SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Salah satu tantangan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia adalah ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan nasional adalah masalah sensitif yang selalu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Percobaan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Pola Faktorial 3 x 2 dimana 3 perlakuan jenis tanaman (Faktor A) dan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN Pengendali Ekosistem Hutan PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PRODUKTIFITAS SAVANA BEKOL PADA MUSIM PENGHUJAN
LAPORAN KEGIATAN Pengendali Ekosistem Hutan PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PRODUKTIFITAS SAVANA BEKOL PADA MUSIM PENGHUJAN TAMAN NASIONAL BALURAN 2006 I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Savana merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi andalan bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah dilengkapi dengan iklim tropis
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HIJAUAN PAKAN
ADAPTASI TANAMAN DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HIJAUAN PAKAN Oleh: ENY PUSPANI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 iv KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang
Lebih terperinciPertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK
Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan yang Berbeda Wanra Abdul Gafur D 1, Wawan Pembengo 2, Fauzan Zakaria 2 1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASOKAN HIJAUAN PAKAN YANG BERKELANJUTAN MENDUKUNG PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH DI INDONESIA
TEKNOLOGI PASOKAN HIJAUAN PAKAN YANG BERKELANJUTAN MENDUKUNG PENGEMBANGAN USAHA SAPI PERAH DI INDONESIA (Technology of Forage Feed Supply Sustainability to Support Dairy Farms in Indonesia) BAMBANG R.
Lebih terperinciGambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Rumput Jumlah Daun Hasil penghitungan jumlah daun menunjukan terjadinya penurunan rataan jumlah daun pada 9 MST dan 10 MST untuk rumput raja perlakuan D0, sedangkan untuk
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAPI Hasil sampingan pemeliharaan ternak sapi atau sering juga disebut sebagai kotoran sapi tersusun dari feses,
POTENSI DAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAM Entang Suganda Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor, 16002 PENDAHULUAN Ketersediaan unsur hara dalam tanah sangat penting artinya bagi usaha
Lebih terperinci