Sistem Pengereman Elektris Brushless DC Motor Menggunakan Bidirectional Inverter untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Pengereman Elektris Brushless DC Motor Menggunakan Bidirectional Inverter untuk Aplikasi Kendaraan Listrik"

Transkripsi

1 Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni Sistem Pengereman Elektris Brushless DC Motor Menggunakan Bidirectional Inverter untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Ahmad Afif Fahmi, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya ashari@ee.its.ac.id; suryomgt@ee.its.ac.id Abstrak Kendaraan elektris yang banyak dikembangkan saat ini digerakkan oleh listrik yang tersimpan dalam baterai. Kendala utama yang muncul akibat penggunaan baterai ini adalah terbatasnya jarak tempuh dari kendaraan. Metode yang dikembangkan saat ini menyiasati kendala tersebut dengan memanfaatkan regenerasi energi saat dilakukan pengereman elektris. Tugas akhir ini mengusulkan suatu metode pengereman elektris dengan regenerasi energi untuk motor brushless DC (BLDC) yang lebih sederhana namun efektif. Hanya dengan mengganti urutan switching dari voltage source inverter maka torsi balik dari motor pun dapat dikontrol sehingga energi kinetik pengereman dapat diubah menjadi listrik dan dikembalikan lagi ke dalam baterai. Arus regeneratif akan mengalir dari motor ke baterai melalui dioda freewheeling. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem ini mampu memberikan variasi torsi pengereman elektris yang mumpuni sekaligus menambah state of charge (SOC) baterai. Nilai penambahan SOC terbesar mencapai 0,00304 Ah dalam sekali pengereman dengan sinyal referensi pengereman 0,3 volt. Penambahan SOC semakin besar saat sistem pengereman elektris ini juga digunakan sebagai pembatas kecepatan pada simulasi kondisi jalan menurun. Kata Kunci Motor Brushless DC, Switching, Voltage Source Inverter. State of Charge, I. PENDAHULUAN AMPIR semua kendaraan listrik yang dikembangkan saat Hini sepenuhnya menggunakan energi listrik yang tersimpan dalam baterai atau lebih populer disebut Plug in Electric Vehicle (PEV). Namun baterai juga menjadi sisi terlemah dari PEV yang mengakibatkan terbatasnya jarak tempuh PEV akibat efisiensi baterai yang masih rendah. Perkembangan teknologi sistem transportasi listrik saat ini terkonsentrasi pada upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan baterai. Pada teknologi konvensional, PEV masih menggunakan pengereman mekanik untuk menurunkan kecepatan. Namun dari sisi efisiensi energi, pengereman mekanik banyak membuang enegi kinetik PEV menjadi panas. Alangkah baiknya bila energi kinetik tersebut dapat dikembalikan lagi ke baterai sehingga meminimalkan jumlah energi yang terbuang dan dapat meningkatkan jarak tempuh dari PEV. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan regenerasi energi saat dilakukan pengereman elektris pada motor yang digunakan PEV. Sejauh ini, telah muncul beberapa macam metode-metode yang menerapkan regenerasi energi ini pada driving system EVs seperti penambahan konverter DC/DC [1], penggunaan Ultracapacitor sebagai media penyimpan sementara braking energy [2] ataupun penerapan teknik winding-changeover [3]. Metode-metode tersebut membuat biaya produksi meningkat akibat penambahan komponen, mempengaruhi efisiensi akibat disipasi daya yang besar, dan juga membutuhkan design motor khusus dan kontrol motor yang rumit. Pada penelitian ini dilakukan perancangan bidirectional voltage source inverter (VSI) yang terhubung dengan motor DC brushless sebagai penggerak mobil listrik dengan baterai lithium sebagai sumber utama. Sebagai acuan dari penelitian ini adalah mobil dengan konsep city car yakni Honda CR-Z. Dengan cukup mengganti urutan switching VSI pada driving system EVs berdasarkan sinyal yang diberikan sensor Hall dari motor DC brushless (BLDC) maka permasalahanpermasalahan yang muncul dari metode-metode sebelumnya dapat terselesaikan. Urutan switching saat kondisi akselerasi dan saat kondisi regenerasi energi dibedakan sehingga akan membentuk aliran daya keluar dan masuk ke baterai [4]. Discharge baterai saat kondisi akselerasi dan charge baterai saat kondisi pengereman. Hal ini akan membuat daya tahan baterai meningkat sehingga jarak tempuh PEV pun juga dapat bertambah tanpa mengabaikan kenyamanan dan keselamatan pengendara. II. SISTEM BIDIRECTIONAL INVERTER A. Prinsip Pengoperasian Bidirectional Inverter Inverter dirancang untuk dapat bekerja secara dua arah atau bidirectional seperti diilustrasikan pada Gambar 1. Inverter akan memberikan daya dari baterai ke motor saat mode Gambar. 1. Ilustrasi pengoperasian sistem untuk pengereman kendaraan elektris

2 Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni Gambar. 3. Aliran arus saat mode akselerasi (kondisi I), Aliran arus saat mode regeneratif (kondisi I) Gambar. 2. Rangkaian ekivalen inverter 3 fasa motor BLDC, Ilustrasi gelombang back EMF motor BLDC pada kondisi akselerasi, keluaran sinyal sensor hall dan urutan sinyal switching saat akselerasi maupun regeneratif. akselerasi namun ketika mode regeneratif maka inverter harus dapat menyalurkan daya regeneratif dari motor kembali ke baterai. Gambar 2 menunjukkan rangkaian ekivalen dasar motor BLDC dengan sistem penggerak berupa inverter yang sumbernya disuplai dari baterai. Pada gambar tersebut, R dan L merepresentasikan resistansi dan reaktansi armature motor BLDC. Selanjutnya e a, e b dan e c merepresentasikan back EMF armatur pada fase a, b dan c sedangkan i a, i b dan i c adalah arus armatur motor BLDC untuk fase a, b dan c. S1-S6 adalah komponen penyalaan inverter dan D1-D6 adalah dioda freewheeling. Dalam satu kaki inverter tidak diperbolehkan kedua switch menyala bersamaan. Untuk membedakan agar memudahkan analisis maka S1, S3 dan S5 dinamakan sisi atas sedangkan S2, S4 dan S6 disebut sisi bawah. Komponen C merupakan dc-link capacitor yang digunakan sebagai media penyimpanan sementara. Gambar 2 menunjukkan ilustrasi gelombang back EMF motor BLDC, keluaran sinyal sensor hall dan urutan sinyal switching saat akselerasi maupun regeneratif. Selama mode akselerasi switch sisi atas dioperasikan dalam bentuk PWM sedangkan sisi bawah dioperasikan normal 1 dan 0 [5]. Namun saat mode regeneratif semua switch dioperasikan dalam bentuk PWM. Siklus komutasi secara lengkap (360 elektris) terdiri dari 6 interval (kondisi I-VI). Karena semua kondisi komutasi mempunyai prinsip pengoperasian yang sama maka hanya kondisi I saja yang dibahas untuk mewakili kelima kondisi komutasi lainnya [6]. Berikut ini adalah prinsip aliran pengoperasian inverter saat kondisi I. Saat motor dalam mode akselerasi seperti Gambar 3 selama mode konduksi, S1 dan S4 konduksi secara bersamaan sehingga arus induktor I ab akan naik karena aliran arus I on yang terus mengisi belitan motor. Dengan semakin bertambahnya arus I ab maka medan magnet yang timbul akan semakin bertambah kuat. Tegangan induksi balik e ab kemudian muncul akibat induksi dari rotor. Tegangan induksi balik inilah yang disebut sebagai back EMF motor. Ketika memasuki mode freewheeling, S1 padam namun S4 tetap konduksi sehingga arus discharge belitan motor akan mengalir melalui S4 dan D2 membentuk rangkaian tertutup (I off ). Saat motor dalam mode regeneratif, maka back EMF (e ab ) akan menjadi sumber tegangan. Dengan segera maka S2 dan S3 akan konduksi. S2 dan S3 dioperasikan dalam mode PWM. Selama S2 dan S3 dalam periode konduksi, arus I on dari baterai akan diberikan ke fase a dan b motor dalam arah yang berlawanan dari arah arus saat motor dalam mode akselerasi (-I ab ) sehingga menciptakan torsi balik pengereman yang dapat diatur besarnya. Pada saat S2 dan S3 padam, tegangan terminal a dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut. V a = e a + v n (1)

3 Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni Bila semua switch padam, tegangan netral dapat dinyatakan sebagai berikut v n = V dc + ir + L di dt e a (2) v n = e b ir L di dt Berdasarkan persamaan 2 dan 3, tegangan netral dapat ditulis sebagai berikut. (3) v n = 1 2 [V dc (e a + e b )] (4) Seperti digambarkan pada Gambar 2, amplitudo back EMF selama fase konduksi saat fase I dan II adalah sama namun dengan polaritas yang saling berlawanan, yaitu e a + e b = 0. Dengan demikian, tegangan netral dapat ditulis dengan persamaan di bawah ini. Sehingga, v n = 1 2 V dc (5) V a = 1 2 V dc + e a, θ e = 30 ~ 150 (6) Mengingat pada kondisi I back EMF e a bernilai maksimum maka nilai V a menjadi sedikit lebih besar dari V dc sehingga memungkinkan arus I off mengalir ke baterai melalui dioda freewheeling D1 dan D4 dengan arah aliran seperti diperlihatkan pada Gambar 3. B. Konfigurasi Sistem Bidirectional Inverter Konfigurasi sistem yang ditunjukkan pada Gambar 4 merupakan gambaran sederhana sistem penggerak motor pada penelitian ini. Sistem ini terdiri dari baterai lithium-ion, inverter 3 fasa, decoder sebagai penyalaan inverter, pengatur kecepatan motor dan motor BLDC 12 kw. Baterai lithium-ion (LiFePO 4 ) 144 V 150 Ah merupakan sumber kelistrikan utama yang terdapat pada sistem. Baterai akan langsung Gambar. 4. Konfigurasi sistem bidirectional inverter Gambar. 5. Sistem controlled PWM Tabel 1 Kombinasi Timing Komutasi Mode Akselerasi Step Kombinasi H(a,b,c) S1 & S2 S3 & S4 S5 & S6 I 101 S1 S4 - II 100 S1 - S6 III S3 S6 IV 010 S2 S3 - V 011 S2 - S5 VI S4 S5 Tabel 2 Kombinasi Timing Komutasi Mode Regeneratif Step Kombinasi H(a,b,c) S1 & S2 S3 & S4 S5 & S6 I 101 S2 S3 - II 100 S2 - S5 III S4 S5 IV 010 S1 S4 - V 011 S1 - S6 VI S3 S6 terhubung dengan bidirectional inverter. Fungsi dua arah inverter tersebut diatur oleh sinyal penyalaan yang diberikan decoder kepada keenam power switch (IGBT) inverter. Decoder akan mendapatkan masukan dari sensor hall motor, brake command (SB) dan sinyal controlled PWM. Saat SB bernilai 0 maka decoder bekerja dalam mode akselerasi sehingga motor akan berputar. Namun ketika SB bernilai 1 atau saat pengereman elektris terjadi maka decoder secara otomatis mengganti modenya menjadi mode regeneratif sehingga pengereman plugging dan regeneratif pun terjadi secara periodik. Sub sistem controlled PWM termasuk dalam pengaturan kecepatan motor. Pengaturan kecepatan motor menggunakan kontroler PI dengan menggunakan referensi kecepatan dan arus output baterai aktual. Terdapat dua kali upaya penghilangan error dengan contoller PI. Pertama terjadi dalam blok driver controller dimana error yang diperoleh berasal pembandingan antara kecepatan aktual dan kecepatan referensi. Selanjutnya upaya kedua terjadi dalam blok current controller dengan pembanding arus input DC yang merupakan arus aktual keluaran baterai. Keluaran dari current controller lantas masuk ke mode selection (Mux) yang dikontrol oleh sinyal SB. Saat akselerasi (SB = 0), sinyal keluaran current controller lebih diutamakan untuk menjadi sinyal referensi PWM. Sinyal SB otomatis akan bernilai 1 saat sinyal brake reference ( sinyal referensi pengeraman) bernilai lebih besar dari nol. Brake reference ini akan menentukan besar torsi pengereman yang diinginkan. Begitu diberikan referensi pengereman maka SB akan bernilai 1. Dengan begitu sinyal ini akan lebih diutamakan oleh mux untuk mengatur besar torsi pengereman dan membatasi arus regenerasi. Gambaran mengenai sistem controlled PWM yang digunakan pada tugas akhir ini lebih jelas terdapat pada Gambar 5. C. Perancangan Decoder Keluaran decoder akan dipengaruhi oleh sinyal Hall dari motor dan sinyal perintah pengereman yang diterimanya. Dan untuk memberikan akses pengaturan kecepatan motor dan torsi pengereman maka dalam decoder juga diinjeksikan sinyal PWM dengan frekuensi 15 KHz. Decoder berupa rangkaian logika yang disusun berdasarkan kombinasikombinasi pada Tabel 1 dan 2.

4 Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni Gambar. 6. Diagram sistem pengatur kecepatan motor BLDC III. SIMULASI SISTEM DAN ANALISIS DATA Untuk memastikan apakah sistem ini dapat diimplementasikan sesuai karakteristik yang diinginkan maka sistem penggerak motor BLDC ini akan disimulasikan dengan komputer untuk mengetahui karakteristik sistem dalam berbagai kondisi. Sistematika simulasi untuk mengetahui karakteristik inverter pada saat dioperasikan dalam mode akselerasi adalah sebagai berikut: 1) Simulasi untuk mengetahui respon motor brushless DC (BLDC) dengan referensi kecepatan yang diubah-ubah. 2) Simulasi untuk melihat kemampuan sistem pengaturan kecepatan motor brushless DC dalam mengatasi perubahan torsi beban. Sedangkan sistematika simulasi sistem penggerak motor BLDC saat beroperasi dalam mode regeneratif meliputi sebagai berikut: 1) Simulasi untuk mengetahui respon motor BLDC dengan referensi torsi pengereman elektris yang diubah-ubah. 2) Simulasi untuk melihat kemampuan regeneratif sistem untuk mengembalikan daya ke baterai saat dilakukan pengereman elektris maupun saat dalam kondisi jalan menurun. Gambar 7 menunjukkan hasil simulasi sinyal sensor hall (Ha, Hb, dan Hc) dan arus fasa a dalam mode akselerasi. Gambar 7 menunjukkan hasil simulasi saat dalam mode regeneratif. Dengan membandingkan kedua gambar tersebut nampak bahwa arah arus fasa dari kedua mode saling berlawanan sehingga telah sesuai dengan analisis secara teoritis. Gambar. 7. Hasil simulasi sinyal sensor hall dan arus fasa a mode akselerasi, mode regeneratif. D. Pengaturan Kecepatan Gambar 6 menunjukkan sistem pengatur kecepatan motor BLDC pada sistem ini. Sistem ini menggunakan dua macam referensi sebagai umpan balik yaitu kecepatan aktual motor dan arus output baterai. Dengan adanya dua macam umpan balik tersebut maka akan juga ada dua kali upaya pengoreksian error dengan PI. pengoreksian error pertama terjadi dalam blok driver controller dimana error yang diperoleh berasal penjumlahan kecepatan aktual dengan kecepatan referensi. Hasil error akan dilewatkan melalui PI kemudian dikalikan dengan gain. Pemberian gain (diperkecil) ini bertujuan untuk memproporsionalkan keluaran driver controller dengan besar arus input DC. Arus input DC yang merupakan arus aktual keluaran baterai dijumlahkan dengan keluaran driver controller sehingga diperoleh error kedua. Upaya pengoreksian kedua ini terjadi dalam current controller dengan menggunakan PI kemudian hasil koreksi dibatasi dengan limiter dengan tujuan untuk mempercepat sistem mencapai steady state. Kecepatan (rpm) Gambar. 8. Respon motor BLDC dalam berbagai referensi kecepatan Kecepatan (rpm) Torsi (Nm) Gambar. 9. Respon kecepatan motor akibat perubahan torsi secara dinamis

5 Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni Gambar. 11. Arus baterai saat mode regeneratif. Ampere Kecepatan (rpm) Kecepatan (rpm) Gambar. 10. Respon kecepatan motor dalam berbagai variasi torsi pengereman, Efek torsi pengereman yang terlalu besar. A. Simulasi Sistem dengan Kecepatan Bervariasi Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sistem bidirectional inverter dalam menyalurkan daya ke motor sehingga motor BLDC dapat memberikan respon kecepatan yang sesuai dengan kecepatan referensi yang diinginkan. Pada simulasi ini motor BLDC diberikan kecepatan referensi yang bervariasi yaitu 1200 rpm, 1000 rpm, 800 rpm, 400 rpm dan 200 rpm. Beban motor yang diberikan sebesar 55 Nm dan inverter dalam mode akselerasi (sinyal SB=0). Gambar 8 memperlihatkan respon kecepatan motor BLDC dengan berbagai macam kecepatan referensi. Kecepatan yang dicapai motor ketika telah mencapai steady state hampir mendekati kecepatan referensi yang diberikan ke motor dengan kesalahan di bawah 1 %. Namun semakin rendah kecepatan maka semakin lama pula waktu steady state kecepatan. B. Karakteristik Kecepatan Motor BLDC terhadap Perubahan Torsi Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sistem penggerak motor BLDC dalam mempertahankan kecepatan yang diinginkan referensi meskipun beban yang ditanggung motor semakin besar. Gambar 9 menunjukkan respon kecepatan motor pada perubahan torsi secara dinamis. Pada awalnya, motor dipacu pada kecepatan 1200 rpm dengan beban 55 Nm. Kecepatan motor mencapai steady state dalam waktu 2,8 detik. Saat detik ke-4, torsi beban ditambah menjadi 75 Nm. Akibat penambahan ini, kecepatan sempat turun pada nilai 1154 rpm. Namun sistem segera memperbaiki respon kecepatan tersebut dan mengembalikan kecepatan motor ke 1200 rpm pada detik ke-7,6. C. Simulasi Sistem dengan Torsi Pengereman Elektris Bervariasi Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui respon motor BLDC saat dilakukan pengereman elektris dengan variasi torsi pengereman. Besarnya torsi pengeraman ditentukan berdasarkan sinyal referensi pengereman (brake reference) yang diberikan ke PWM. Simulasi ini dilakukan dengan menjalankan motor selama lima detik menggunakan referensi kecepatan 1200 rpm. Kemudian dilakukan pengereman elektris pada detik ke-5. Untuk melakukan pengereman maka referensi kecepatan langsung dibuat nol tapi referensi pengereman (brake reference) diberikan nilai sesuai dengan torsi pengereman yang diinginkan. Semakin besar nilai sinyal referensi pengereman maka semakin besar torsi pengereman yang dihasilkan seperti ditunjukkan pada Gambar 10. Hal ini berkaitan dengan besar arus yang dialirkan ke motor untuk menciptakan torsi balik. Naiknya sinyal referensi pengereman berpengaruh pada lebar sinyal PWM. Semakin besar duty cycle PWM maka arus yang dikonduksikan ke stator motor juga semakin besar sehingga tercipta medan putar lawan yang semakin kuat. Namun jika referensi pengereman terlalu besar dapat menyebabkan torsi balik yang terbentuk terlalu besar sehingga motor akan berputar balik seperti diperlihatkan pada Gambar 10. Hal inilah yang dihindari dengan membatasi besar referensi pengereman. D. Simulasi Kemampuan Regeneratif Sistem Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sistem dalam memanfaatkan daya regeneratif saat terjadi pengereman elektris. Pengereman plugging dan regeneratif sama-sama terjadi saat sistem dalam mode regeneratif. Untuk membedakan keduanya dapat diamati dari sinyal PWM. Ketika sinyal PWM bernilai 1 ( t on ) maka switch tertentu akan mengalirkan arus pengereman ke motor (pengereman plugging). Sedangkan saat sinyal PWM bernilai 0 ( t off ) maka semua switch mati dan arus regeneratif pun akan mengalir ke baterai dan memberikan torsi pengereman pada motor namun tidak sebesar torsi yang dihasilkan saat sinyal PWM bernilai 1. Arus baterai pada saat sistem dioperasikan dalam mode regeneratif berbentuk pulsa berfrekuensi tinggi sesuai dengan frekuensi dari penyalaan switch. Gambar 11 menunjukkan bentuk pulsa arus baterai saat mode regeneratif. Pulsa bernilai positif itu adalah saat dimana pengereman secara plugging

6 Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni Gambar. 12. Torsi pengereman, Kecepatan motor, (c) Daya input baterai, (d) SOC saat sinyal referensi pengereman 0,3 volt Minus 0,087 Ah Penambahan Ah Plus 0,00304 Ah Gambar. 13. Kenaikkan SOC pada sinyal referensi pengereman 0,3 volt terjadi. Sedangkan ketika pulsa bernilai negatif adalah saat pengereman secara regeneratif terjadi. Porsi arus dari baterai untuk pengereman plugging dan arus menuju baterai saat pengereman regeneratif menentukan daya regeneratif yang diperoleh. Bila porsi pulsa negatif lebih besar dari pulsa positif berarti daya regeneratif lebih besar dari daya yang dikeluarkan baterai untuk pengereman plugging sehingga sistem mampu memberikan daya surplus untuk disimpan lagi dalam baterai seperti terlihat pada Gambar 12. Porsi arus ini tergantung dari duty cycle sinyal PWM yang diinjeksikan pada sistem penyalaan switch inverter. Duty cycle PWM diatur dengan mengubah sinyal referensi. Karena itulah sinyal ini selain berpengaruh terhadap torsi pengeraman elektris juga berpengaruh dalam mengatur kemampuan regeneratif sistem. Dari simulasi dengan rentang sinyal referensi 0,1 0,5 volt dapat diketahui bahwa kenaikkan SOC tidak linier terhadap sinyal referensi. Penambahan Ah baterai tertinggi terjadi saat sinyal referensi bernilai 0,3 yakni sebesar 0,00304 Ah atau sama saja baterai diisi (charge) dengan arus 10,9 A dalam satu detik (Gambar 13). Setelah itu akan turun lagi hingga saat (c) (d) sinyal referensi 0,5 penambahan hanya sebesar 0,00106 Ah saja. Besar surplus daya tergantung pada kecepatan putar motor, besar pulsa arus regeneratif dan juga periode switch mati ( t off ). Semakin tinggi arus regeneratif dan semakin lama t off maka surplus daya yang masuk ke baterai semakin besar. Saat sinyal referensi semakin besar maka pulsa arus regeneratif juga akan semakin tinggi namun hal sebaliknya terjadi untuk t off. Periode t off akan semakin pendek sebagai dampak akibat semakin besarnya duty cycle sehingga porsi pulsa negatif terus berkurang. Hal inilah yang menyebabkan kenaikkan SOC justru menjadi semakin turun ketika sinyal referensi pengereman dibuat lebih besar dari 0,3 volt meskipun pulsa arus regeneratif semakin tinggi nilainya. IV. KESIMPULAN 1) Dengan mengacu pada kemampuan regeneratif dan torsi pengereman yang lebih tinggi dibandingkan pengereman mekanik maka metode regenerasi berbasis back EMF motor BLDC ini memberikan peningkatan performa pengereman motor yang jauh lebih baik dibandingkan penggunaan pengereman mekanik. 2) Pengaturan arus regeneratif dan torsi pengereman sistem dilakukan dengan mengubah nilai sinyal referensi pengereman namun harus dibatasi kurang dari sama dengan 0,3 volt agar sistem aman digunakan. 3) Kenaikkan SOC baterai tidak linier terhadap kenaikkan nilai referensi pengereman dimana nilai penambahan Ah baterai terbesar mencapai 0,00304 Ah saat sinyal referensi 0,3 volt. DAFTAR PUSTAKA [1] M. Marchesoni and C. Vacca, New DC DC Converter for Energy Storage System Interfacing in Fuel Cell Hybrid Electric Vehicles, IEEE Trans. Power Electron., vol. 22, no. 1, pp , Jan [2] S. Lu, K. A. Corzine, and M. Ferdowsi, A New Battery/Ultracapacitor Energy Storage System Design and I ts Motor Drive Integration for Hybrid Electric Vehicles, IEEE Trans. Veh. Technol., vol. 56, no. 4, pp , Jul [3] Y. P. Yang and T. H. Hu, A New Energy Management System of Directly-Driven Electric Vehicle With Electronic Gearshift and Regenerative Braking, in Proc. Amer. Control Conf., Jul. 2007, pp [4] Yang Ming-Ji, Jhou Hong-Lin, Ma Bin-Yen, Shyu Kuo-Kai A Cost- Effective Method of Electric Brake With Energy Regeneration for Electric Vehicles, IEEE Trans. Ind. Electron., vol. 56, no. 6, pp , June [5] C.H. Chen and M. Y. Cheng, A New Cost Effective Sensorless Commutation Method for Brushless DC Motors Without Phase Circuit and Nautral Voltage, IEEE Trans. Power Electron., vol. 22, no. 2, pp , Mar [6] P. Babu, K. R. Rajagopal, Compact Regenerative Braking Scheme for a PM BLDC Motor Driven Electric Two-Wheeler Proceedings of the IEEE Int. Conf

SISTEM PENGEREMAN ELEKTRIS BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL INVERTER UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK

SISTEM PENGEREMAN ELEKTRIS BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL INVERTER UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK SISTEM PENGEREMAN ELEKTRIS BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL INVERTER UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK AHMAD AFIF FAHMI 2209100130 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D Heri

Lebih terperinci

Konverter DC-DC Input Ganda Rasio Tinggi Sebagai Pencatu Motor DC Brushless Permanen Magnet Untuk Mobil Listrik

Konverter DC-DC Input Ganda Rasio Tinggi Sebagai Pencatu Motor DC Brushless Permanen Magnet Untuk Mobil Listrik a Jurnal Teknik POMITS Vol., No., () -7 Konverter DC-DC Input Ganda Rasio Tinggi Sebagai Pencatu Motor DC Brushless Permanen Magnet Untuk Mobil Listrik Pelix V. Bosco Purba, Heri Suryoatmojo, Mochamad

Lebih terperinci

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik JURNA TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil istrik A. M. Husni, M. Ashari Prof,

Lebih terperinci

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control Denny Prisandi, Heri Suryoatmojo, Mochamad Ashari Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, kebutuhan akan motor yang memiliki efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan rendah semakin meningkat.

Lebih terperinci

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik Agus Miftahul Husni 2209100132 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Dimas Bagus Saputra, Heri Suryoatmojo, dan Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik Ahsin Hariri, Mochamad Ashari, Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

KONVERTER KY INVERSE BIDIRECTIONAL SEBAGAI PENCATU DAYA KENDARAAN LISTRIK

KONVERTER KY INVERSE BIDIRECTIONAL SEBAGAI PENCATU DAYA KENDARAAN LISTRIK JURNA TEKNIK EEKTRO FTI-ITS VO.1, No.1, (2013) 1-6 1 KONVERTER KY INVERSE BIDIRECTIONA SEBAGAI PENCATU DAYA KENDARAAN ISTRIK Maya Saphira Citraningrum, Dedet C.Riawan dan Mochamad Ashari Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya 1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR Sugma Wily Supala, Dedet Candra Riawan,

Lebih terperinci

Desain Kontrol Kecepatan Motor Brushless DC Berbasis Power Factor Correction (PFC) Menggunakan Single Ended Primary Inductance Converter (SEPIC)

Desain Kontrol Kecepatan Motor Brushless DC Berbasis Power Factor Correction (PFC) Menggunakan Single Ended Primary Inductance Converter (SEPIC) Desain Kontrol Motor Brushless DC Berbasis Power Factor Correction (PFC) Menggunakan Single Ended Primary Inductance Converter (SEPIC) Nanda Redha Arsya (1), Heri Suryoatmojo (2), dan Sjamsjul Anam (3)

Lebih terperinci

KONVERTER DC-DC MULTI-INPUT BI- DIRECTIONAL UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK

KONVERTER DC-DC MULTI-INPUT BI- DIRECTIONAL UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 2014 1 KONVERTER DC-DC MULTI-INPUT BI- DIRECTIONAL UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK Denny Novian Mustoko, Dedet Candra Riawan, dan Arif Musthofa.

Lebih terperinci

B142. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

B142. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) RANCANG BANGUN EQUALIZER TEGANGAN SEL MENGGUNAKAN FLYBACK KONVERTER UNTUK BATERAI LI-ION TERHUBUNG SERI Tegar Subekti, Heri Suryoatmojo, dan Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri,

Lebih terperinci

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik BAGUS PRAHORO TRISTANTIO, MOCHAMAD ASHARI, SOEDIBJO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS

Lebih terperinci

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK PENDAHULUAN Dalam banyak aplikasi, maka perlu untuk memberikan torsi pengereman bagi peralatan yang digerakkan oleh motor listrik. Dalam beberapa

Lebih terperinci

Disain Konverter Charge Pump Rasio Tinggi Untuk Aplikasi Mobil Listrik

Disain Konverter Charge Pump Rasio Tinggi Untuk Aplikasi Mobil Listrik Disain Konverter Charge Pump Rasio Tinggi Untuk Aplikasi Mobil Listrik Heri Suryoatmojo E-mail: suryomgt@gmail.com Priyo Edy Wibowo E-mail: priyo10@mhs.ee.its.ac.id Mochamad Ashari E-mail: ashari@ee.its.ac.id

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : HAri Arbiantara 1, Andi Setiawan 2, Widjonarko 2 Teknisi Terlibat : Sugianto 2 Mahasiswa Terlibat : Bayu Sumber

Lebih terperinci

KONTROLLER MOTOR BLDC MENGGUNAKAN MICROCHIP Yohan Averian Bethaputra Loe 1

KONTROLLER MOTOR BLDC MENGGUNAKAN MICROCHIP Yohan Averian Bethaputra Loe 1 KONTROLLER MOTOR BLDC MENGGUNAKAN MICROCHIP Yohan Averian Bethaputra Loe 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar

Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar Mochammad Reza Zakaria, Dedet Candra Riawan, dan

Lebih terperinci

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan konverter daya yang efisien dan berukuran kecil terus berkembang di berbagai bidang. Mulai dari charger baterai, catu daya komputer, hingga

Lebih terperinci

SISTEM PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PENYEARAH DIODE TIGA PHASA MENGGUNAKAN HYSTERESIS CURRENT CONTROL

SISTEM PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PENYEARAH DIODE TIGA PHASA MENGGUNAKAN HYSTERESIS CURRENT CONTROL SISTEM PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PENYEARAH DIODE TIGA PHASA MENGGUNAKAN HYSTERESIS CURRENT CONTROL Denny Prisandi NRP 2210105075 Dosen Pembimbing Prof.Dr.Ir.Mochamad Ashari,M.Eng Heri Suryoatmojo, ST.,

Lebih terperinci

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri 1 Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri Rizki Aulia Ratnani, Mochamad Ashari, Heri Suryoatmojo. Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Oleh Hari Arbiantara Basuki, ST., MT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN SRM (switched reluctance motor) atau sering disebut variable reluctance motor adalah mesin listrik sinkron yang mengubah torsi reluktansi menjadi daya mekanik. SRM

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Konverter Boost Multilevel sebagai Catu Daya Kendaraan Listrik

Desain dan Simulasi Konverter Boost Multilevel sebagai Catu Daya Kendaraan Listrik 1 Desain dan Simulasi Konverter Boost Multilevel sebagai Catu Daya Kendaraan Listrik Akhmad Zaky Fanani, Mochamad Ashari 1),Teguh Yuwono 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System.

Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System. Proceeding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI ITS, 1-6 1 Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi apasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System. Nita Indriani Pertiwi,Mochamad Ashari, Teguh Yuwono.

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware) Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware) Mokhamad asrul afrizal 1, Ainur Rofiq 2, Gigih Prabowo

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik

Lebih terperinci

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT 1 PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT Adisolech Noor Akbar, Mochamad Ashari, dan Dedet Candra Riawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

RANCANGAN Gambar Rancangan Prototype Design Body Team CIMAHI

RANCANGAN Gambar Rancangan Prototype Design Body Team CIMAHI RANCANGAN Gambar Rancangan Prototype Design Body Team CIMAHI Gambar 2.1 Front Gambar 2.2 Isometric Gambar 2.3 Side Gambar 2.4 back Gambar 2.5 TOP Design dan System Kerja Mobil Mobil Cimahi 2 (Bahan Bakar

Lebih terperinci

MOTOR DC BRUSHLESS TIGA FASA-SATU KUTUB

MOTOR DC BRUSHLESS TIGA FASA-SATU KUTUB ORBITH Vol. 8 No. 1 Maret 2012: 32-37 MOTOR DC BRUSHLESS TIGA FASA-SATU KUTUB Oleh : Djodi Antono Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang 50275

Lebih terperinci

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rifdian I.S Program Studi Diploma III Teknik Listrik Bandar Udara Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan

Lebih terperinci

KONTROL MOTOR INDUKSI BERBASIS INDIRECT FIELD- ORIENTED CONTROL DAN OPTIMASI FAKTOR DAYA UNTUK SISTEM POMPA TENAGA SURYA

KONTROL MOTOR INDUKSI BERBASIS INDIRECT FIELD- ORIENTED CONTROL DAN OPTIMASI FAKTOR DAYA UNTUK SISTEM POMPA TENAGA SURYA Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 2012 1 KONTROL MOTOR INDUKSI BERBASIS INDIRECT FIELD- ORIENTED CONTROL DAN OPTIMASI FAKTOR DAYA UNTUK SISTEM POMPA TENAGA SURYA W. A. Pradana,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BIDIRECTIONAL CONVERTER MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL UNTUK SISTEM PENGEREMAN REGENERATIF

RANCANG BANGUN BIDIRECTIONAL CONVERTER MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL UNTUK SISTEM PENGEREMAN REGENERATIF ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 2016 Page 84 RANCANG BANGUN BIDIRECTIONAL CONVERTER MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL UNTUK SISTEM PENGEREMAN REGENERATIF Yuni Rizki

Lebih terperinci

Desain Dan Implementasi Penyeimbang Baterai Lithium Polymer Berbasis Dual Inductor

Desain Dan Implementasi Penyeimbang Baterai Lithium Polymer Berbasis Dual Inductor B272 Desain Dan Implementasi Penyeimbang Baterai Lithium Polymer Berbasis Dual Inductor Darus Setyo Widiyanto, Heri Suryoatmojo, dan Soedibyo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER Ainur Rofiq N 1, Irianto 2, Setyo Suka Wahyu 3 1 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System

Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System Perbaikan Performa Tegangan Motor Induksi Kapasitas Besar Berbasis Hybrid Converter System Nita Indriani Pertiwi 2209100078 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Ir. Teguh Yuwono 1 Latar

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 2014 1 Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Edi Wibowo, Heri Suryoatmojo

Lebih terperinci

SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK MOTOR INDUKSI TIGA FASA

SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK MOTOR INDUKSI TIGA FASA SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK MOTOR INDUKSI TIGA FASA Arman Jaya 1, Endro Wahjono 2, dan Ainii Siti Khodijah 3 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGGERAK GOKART MENGGUNAKAN BLDC MOTOR

RANCANG BANGUN PENGGERAK GOKART MENGGUNAKAN BLDC MOTOR RANCANG BANGUN PENGGERAK GOKART MENGGUNAKAN BLDC MOTOR LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program

Lebih terperinci

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM :2201141004 TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER Rangkaian ini merupakan salah satu konverter DC-DC pada Elektronika Daya (ELDA). Dengan rangkaian Buck-Converter ini, kita

Lebih terperinci

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter Ainur Rofiq N 1, Irianto 2, Setyo Suka Wahyu 3 1 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

Bab VI. Motor Stepper

Bab VI. Motor Stepper Bab VI Motor Stepper 64 6.1. Pendahuluan Motor stepper adalah motor DC yang khusus berputar dalam suatu derajat yang tetap yang disebut step (langkah). Satu step antara 0,9 sampai 90. Motor stepper terdiri

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper Wijaya Kusuma, Pengaturan Motor Induksi, Halaman 33-40 Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper Wijaya Kusuma 1 pengendalian slip digunakan pada motor induksi rotor belitan

Lebih terperinci

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP) PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha B P a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id,

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Konverter Boost Multilevel sebagai Catu Daya Kendaraan Listrik

Desain dan Simulasi Konverter Boost Multilevel sebagai Catu Daya Kendaraan Listrik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-1 Desain dan Simulasi Konverter Boost Multilevel sebagai Catu Daya Kendaraan Listrik Akhmad Zaky Fanani, Mochamad Ashari 1),Teguh

Lebih terperinci

ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK

ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK TUGAS AKHIR RE1599 ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK IRMA PRIMASARI NRP 2202 100 057 Dosen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan tentang simulasi dan hasil penelitian serta analisa Motor Switched Reluctance. Pengujian alat ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3ø dengan Kontrol PID melalui Metode Field Oriented Control (FOC) ( Rectifier, Inverter, Sensor arus dan Sensor tegangan) Denny Septa Ferdiansyah 1, Gigih Prabowo 2,

Lebih terperinci

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1 Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1 PERANCANGAN SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN SUMBER SATU FASE MENGGUNAKAN BOOST BUCK CONERTER REGULATOR

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER OPTIMAL BERBASIS NEURO FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SIMULATOR HYBRID ELECTRIC VEHICLE

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER OPTIMAL BERBASIS NEURO FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SIMULATOR HYBRID ELECTRIC VEHICLE DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER OPTIMAL BERBASIS NEURO FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SIMULATOR HYBRID ELECTRIC VEHICLE Galih Satrio Aji Wibowo Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari 1 Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari M. Wildan Hilmi, Soeprapto, dan Hery Purnomo Abstrak Pengendalian kecepatan motor dengan cara motor dikondisikan

Lebih terperinci

Pradesa, et al., Pengendalian Motor Induksi Tiga Fasa dengan Sumber Inverter menggunakan JST

Pradesa, et al., Pengendalian Motor Induksi Tiga Fasa dengan Sumber Inverter menggunakan JST 1 PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN SUMBER INVERTER MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (CONTROL OF THREE-PHASE INDUCTION MOTOR FED BY INVERTER USING NEURAL NETWORK) Andes Pradesa, Dedy Kurnia

Lebih terperinci

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Muhammad Qahhar 2209 100 104 Dosen Pembimbing: Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan.

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan. DASAR MOTOR STEPPER I. Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND Yahya Dzulqarnain, Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D. Jurusan

Lebih terperinci

H. Suryoatmojo. Kata-kata kunci : Lithium Polymer, Dual Induktor, Penyeimbang SOC Baterai.

H. Suryoatmojo. Kata-kata kunci : Lithium Polymer, Dual Induktor, Penyeimbang SOC Baterai. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 H. Suryoatmojo ), D. S. Widiyanto, Soedibyo, R. Mardiyanto, E. Setijadi Abstrak: Saat ini baterai lithium polymer

Lebih terperinci

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya! TUGAS DAN EVALUASI 1. Apa yang dimaksud dengan elektronika daya? Elektronika daya dapat didefinisikan sebagai penerapan elektronika solid-state untuk pengendalian dan konversi tenaga listrik. Elektronika

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Andri Wicaksono 1, Ainur Rofiq Nansur, ST, MT. 2,Endro Wahjono, S.ST, MT. 3 Mahasiswa Elektro Industri,

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada

Lebih terperinci

Draft MOTOR BLDC (BRUSHLESS DC MOTOR)

Draft MOTOR BLDC (BRUSHLESS DC MOTOR) BAB 1 MOTOR BLDC (BRUSHLESS DC MOTOR) Motor DC Brushless atau dikenal juga dengan nama electronically commutated motor (motor komutasi elektrik) adalah jenis motor sinkron yang disuplai oleh sumber listrik

Lebih terperinci

PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PENGATURAN KECEPATAN MOTOR BRUSHLESS DC MENGGUNAKAN BRIDGELESS ISOLATED-CUK CONVERTER

PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PENGATURAN KECEPATAN MOTOR BRUSHLESS DC MENGGUNAKAN BRIDGELESS ISOLATED-CUK CONVERTER TUGAS AKHIR TE 141599 PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PENGATURAN KECEPATAN MOTOR BRUSHLESS DC MENGGUNAKAN BRIDGELESS ISOLATED-CUK CONVERTER Friskarine Gity Cladella NRP 2213100065 Dosen Pembimbing Heri Suryoatmojo,

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS Samson M. Tambunsaribu, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pada umumnya industri memerlukan motor sebagai penggerak, adapun motor yang sering digunakan adalah motor induksi,karena konstruksinya yang sederhana, kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC atau motor arus searah yaitu motor yang sering digunakan di dunia industri, biasanya motor DC ini digunakan sebagai penggerak seperti untuk menggerakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii DAFTAR ISTILAH USART : Jenis komunikasi antar mikrokontroler tipe serial yang menggunakan pin transmitter dan receiver. Membership function : Nilai keanggotaan masukan dan keluaran dari logika fuzzy. Noise

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM

Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM 1 Kendali Pensaklaran Freewheel untuk Pensaklaran Konverter PCCM Maickel Tuegeh,ST,. MT. * *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia,

Lebih terperinci

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM 79 Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM Lalu Riza Aliyan, Rini Nur Hasanah, M. Aziz Muslim Abstrak- Salah satu elemen penting dalam proses konversi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter 1 Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter M. Zaenal Effendi ¹, Suryono ², Syaiful Arifianto 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Pada bab IV ini akan diuraikan hasil simulasi dan implementasi dari tugas akhir ini tentang pompa air BLDC tenaga surya dengan satu kendali antara driver

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic UJIAN TUGAS AKHIR JUNI 2014 Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Oleh: Edi Wibowo 2210 100 168 Dosen Pembimbing Heri Suryoatmojo,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM 1.1. Latar Belakang Mahasiswa perlu mengetahui aspek pengereman pada motor arus searah (Direct Current

Lebih terperinci

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino Melzi Ambar Mazta 1, Ahmad Saudi Samosir 2, Abdul Haris 3 Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Jurnal ELTEK, Vol 12 No 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 78 DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Achmad Komarudin 1 Abstrak Krisis energi memicu manusia

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Skema Pengendali Motor BLDC Tanpa Sensor Posisi Rotor dengan Metode Deteksi Back EMF Berbasis Mikrokontroler Arduino

Skema Pengendali Motor BLDC Tanpa Sensor Posisi Rotor dengan Metode Deteksi Back EMF Berbasis Mikrokontroler Arduino Vol. 2, No. 2, Desember 2016 22 Skema Pengendali Motor BLDC Tanpa Sensor Posisi Rotor dengan Metode Deteksi Back EMF Berbasis Mikrokontroler Arduino Tri Wahono, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTOR LISTRIK BLDC 10 KW UNTUK SEPEDA MOTOR LISTRIK

PERANCANGAN MOTOR LISTRIK BLDC 10 KW UNTUK SEPEDA MOTOR LISTRIK PERANCANGAN MOTOR LISTRIK BLDC 10 KW UNTUK SEPEDA MOTOR LISTRIK Wahyudi Budi Pramono 1*, Habib Putra Pratama 1, Warindi 2 1 Program Studi Teknik Elektro, FTI, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM HYBRID FUEL CELL-BATERAI KEJARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

INTEGRASI SISTEM HYBRID FUEL CELL-BATERAI KEJARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 INTEGRASI SISTEM HYBRID FUEL CELL-BATERAI KEJARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Anas Ma muri, Heri Suryoatmojo, Mochamad Ashari Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020 3.1. Pendahuluan Pada bab III ini akan dijelaskan mengenai perancangan Pompa Air Brushless DC yang dikendalikan oleh Inverter

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol., No., Oktober ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO cc Sachrul Ramdani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Andriani Parastiwi a), Ayu Maulidiyah a), Denda Dewatama a) Abstrak:-Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah

Lebih terperinci

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy Ainur Rofiq N ¹, Irianto ², Cahyo Fahma S 3 1 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA INVERTER

BAB III CARA KERJA INVERTER BAB III CARA KERJA INVERTER 4.1. Umum Inverter adalah sebuah peralatan pengubah frekuensi yang digunakan untuk merubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC) dengan teknik switching

Lebih terperinci

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH Zya Jamaluddin Al-Rasyid Arief Rahman *), Jaka Windarta, dan Hermawan Departemen

Lebih terperinci

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,

Lebih terperinci

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat Y. Munandar K 1), Eka Firmansyah 2), Suharyanto 3) 1),2),3 ) Departemen Teknik Elektro dan Teknologi

Lebih terperinci