BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA BANTU -TAI DAN -TAGARU. Dalam tata bahasa Jepang, kata diklasifikasikan menjadi 10 jenis.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA BANTU -TAI DAN -TAGARU. Dalam tata bahasa Jepang, kata diklasifikasikan menjadi 10 jenis."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA BANTU -TAI DAN -TAGARU 2.1 Pengertian Jodoushi Dalam tata bahasa Jepang, kata diklasifikasikan menjadi 10 jenis. Satu dari sepuluh kelas kata yang perlu dipelajari para pembelajar bahasa Jepang adalah jodoushi. Jodoushi diterjemahkan menjada verba bantu atau kata kerja bantu. Pemakaian istilah verba bantu ini tidak terlepas dari huruf Kanji yang dipakai untuk menulis kata jodoushi, yakni : 助 動 : tasukeru, jo = membantu, menolong : ugoku, dou = gerak 詞 : shi = kata 助動詞 : jodoushi = verba bantu atau kata kerja bantu Sudjianto menerangkan pendapat dari Yasuo yang tertuang dalam Nihon Bunpou Jiten, bahwa jodoushi adalah salah satu kata yang tidak digolongkan ke dalam jiritsugo ( 自立語 ) atau kata yang dapat berdiri sendiri, melainkan sebaliknya digolongkan ke dalam fuzokugo ( 付属語 ) atau kata kata yang tidak dapat berdiri sendiri. (Yasuo dalam Sudjianto, 1999 : 199) Contohnya : [masu], [desu], [tai], [nai], [souda], [youda] dan lain lain. Tidak dapat dimengerti artinya bila kita mengucapkannya begitu saja. Kata kata seperti ini harus digunakan dengan melekatkannya pada jiritsugo. Yasuo menambahkan lagi bahwa verba bantu dapat mengalami perubahan dan dipakai setelah verba, nomina, adjektiva -i, adjektiva na, dan sebagainya. Kata kata yang termasuk jodoushi dapat menyatakan maksud atau kehendak pembicara,

2 keputusan pembicaradan dapat menambah arti kata yang ada sebelumnya. (Yasuo dalam Sudjianto, 1999 : 199) Contoh : 1. 私はジュースを ( が ) のみたい Watashi wa juusu o (ga) nomitai. Saya ingin minum jus. 2. あのひとはせんせいです Ano hito wa sensei desu. Orang itu adalah pengajar. 3. アミルさんはきのうあさごはんをたべないでがっこうへいった Amir san wa kinou asagohan o tabenai de gakkou e itta. Si Amir kemarin tidak sarapan karena sudah pergi sekolah. 4. タバコはすわないほうがいいですよ Tabako wa suwanai houga ii desu yo. Ayo sebaiknya tidak merokok. 5. タナカさんはサッカがじょうずです Tanaka san wa sakka ga jouzu desu. Tuan Tanaka pandai main bola. 6. はなしてみただけだ Hanashite mita dakeda. Hanya sudah mencoba bicara. 7. いしゃにおさけをやめさせられました Isha ni osake o yamesaseraremashita. Disuruh berhenti minum minuman keras oleh dokter.

3 Contoh kalimat di atas dari (Sudjianto, 1996 : 119). Verba bantu -tai pada kalimat 1 memberikan arti suatu keinginan atau harapan sehubungan dengan verba nomu yang ada sebelumnya. Demikian juga verba bantu desu dan da pada kalimat 2, 4, 5, 6 memberikan arti suatu keputusan atau ketetapan sehubungan dengan kata-kata sensei, ii, jouzu. (mita) dake yang ada pada bagian sebelumnya. Verba bantu nai pada kalimat no. 3 menyatakan bentuk negatif sehubungan dengan verba taberu dan verba bantu ta pada kalimat 3 meyatakan bentuk lampau sehubungan dengan verba iku. Sedangkan verba bantu saserareru pada kalimat 7 dipakai untuk menyatakan bentuk kausatif-pasif bagi verba yameru. 2.2 Jenis jenis Jodoushi 1. Dantei 断定 Verba bantu ini biasanya dipakai pada nomina dan partikel. Selain itu, dapat dipakai juga setelah adjektiva i, adjektiva na, dan verba bantu lainnya. Verba bantu ini menyatakan keputusan atau ketetapan. Yang termasuk dantei adalah : です だ Contoh kalimat : a. 私はイラです Watashi wa ira desu. ( Saya adalah Ira ) b. これはわたしのじしょだ Kore wa watashi no jisho da. ( Ini adalah kamus saya ) 2. Denbun 伝聞 Verba bantu ini dipakai setelah verba bentuk kamus atau bentuk lampau, adjektiva i bentuk kamus atau bentuk lampau, adjektiva na dan nomina ( ditambah da atau

4 datta ), dan dipakai juga setelah verba bantu lain seperti : tai, nai, seru, saseru, reru, rareru, ta, dan da. Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan kembali hal hal yang telah diucapkan, diberitahukan oleh orang lain. Yang termasuk denbun adalah : そうだ Contoh : a. このケーキはおいしいそうだ Kono keeki wa oishii souda. ( Kue itu katanya enak ) b. あしたは雨が降るそうだ Ashita wa ame ga furusouda. ( Katanya besok akan turun hujan ) 3. Ishi 意思 Ada dua macam verba bantu yang termasuk jenis ini. a. Verba bantu う ( u ) biasanya dipakai setelah verba golongan 1 atau setelah verba bantu masu. Contoh : - 飲む nomu 飲もう nomou ( minum ) ( mari kita minum ) b. Verba bantu よう ( you ) biasanya dipakai setelah verba golongan II, verba golongan III, atau setelah verba bantu reru, rareru, seru, sareru. Verba bantu う ( u ) dan よう ( you ) dipakai untuk menyatakan kemauan, kehendak, hasrat hati pembicara. Contoh : あたまがいたいから うちへ帰ろう Atama ga itai kara, uchi e kaerou ( Karena sakit kepala, saya bermaksud pulang ke rumah )

5 4. Jihatsu 自発 Verba bantu jenis ini adalah reru dan rareru. Selain termasuk jenis jihatsu, termasuk juga pada jenis ukemi, kanou, dan sonkei. Verba bantu reru dipakai setelah verba golongan I atau setelah verba suru, sedangkan verba bantu rareru biasanya dipakai setelah verba golongan II. Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan keadaan atau aktivitas yang terjadi atau dilakukan secara tiba tiba ( tidak direncanakan ) contoh : ちちのことが思われる Chichi no koto ga omowareru ( Saya teringat akan ayah ) 5. Kako / kanryou 過去 Verba bantu ini biasa dipakai setelah verba, adjektiva i, adjektiva na, atau setelah verba bantu lain seperti seru, saseru, reru, rareru, nai, masu, tai, souda, youda, rashii, da dan desu. Pemakain kako / kanryou ada dua yaitu : a. Dipakai untuk menyatakan hal hal yang sudah lampau atau sudah terjadi / dikerjakan. Contoh : 彼はしんだ Kare wa shinda ( Dia telah meninggal ) b. Dipakai untuk menyatakan kebiasaan atau sesuatu yang sedang terjadi / dilakukan. Contoh : めがねをかけた 人はヤマダさんです Megane o kaketa hito wa Yamada san desu ( Orang yang memakai kaca mata adalah Yamada ) 6. Kanou 可能 Verba bantu jenis ini adalah reru dan rareru. Selain termasuk jenis kanou, juga termasuk jenis jihatsu, ukemi, dan sonkei. Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan bentuk dapat melakukan sesuatu sehubungan dengan verba sebelumnya. Verba

6 bantu reru dipakai setelah verba golongan I, sedangkan verba bantu rareru biasanya dipakai setelah verba golongan II, verba kuru, dan setelah verba bantu lain ( seru dan saseru ). Dan verba bantu suru akan berubah menjadi dekiru. Contoh : 私はさけが飲まれます Watashi wa sake ga nomaremasu ( Saya bisa minum sake ) 7. Kanyuu 加入 Verba bantu jenis ini adalah u dan you. Selain termasuk jenis kanyuu, u dan you, termasuk juga pada jenis ishi dan suiryou. Pemakaian verba bantu ini sama dengan pemakaian verba bantu jenis ishi, dipakai untuk menyatakan atau bujukan terhadap lawan bicara agar melakukan aktivitas bersama sama dengan pembicara. Contoh : いっしょにとしょかんへ行こう Isshoni toshokan e ikou ( Mari kita pergi ke perpustakaan bersama sama ) 8. Kibou 希望 Verba bantu ini dipakai setelah verba dan setelah verba ( kata kerja ). Dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara, lawan bicara, dan orang orang yang dibicarakan. Verba bantu yang digunakan adalah : たい / たがる Contoh : 私は日本語の先生になりたい Watashi wa nihon go no sensei ni naritai ( Saya ingin menjadi guru bahasa Jepang ) ねこはさかなを ( が ) たべたがる Neko wa sakana o (ga) tabetagaru.

7 ( Kucing ingin makan ikan ) 9. Shieki 使役 Verba bantu jenis ini adalah seru dan saseru. Verba bantu seru dipakai setelah verba golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu saseru dipakai setelah verba golongan II dan verba kuru. Verba bantu ini sering disebut verba bantu kausatf, yaitu verba bantu yang dipakai untuk menyatakan bahwa bagian kalimat yang menjadi subjek memperlakukan seseorang atau sesuatu sebagai objeknya agar melakukan suatu aktivitas. Contoh : ヤマダさんはタナカさんにくすりを飲ませました Yamada san wa Tanaka san ni kusuri o nomasemashita ( Tn Yamada menyuruh Tn Tanaka minum obat ) 10. Sonkei 尊敬 Verba bantu jenis sonkei adalah reru dan rareru. Selain termasuk jenis sonkei, reru dan rareru juga termasuk jenis jihatsu, kanou, dan ukemi. Verba bantu reru ini melekat pada verba golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu rareru melekat pada verba golongan II, verba kuru, atau verba bantu lain (seru dan saseru ). Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan rasa hormat pembicara dengan menaikkan derajat orang yang menjadi pokok pembicaraan. Contoh : 社長はもう帰られました Shachou wa mou kaeraremashita ( Kepala direktur sudah pulang ) 11. Suiryou 推量 Verba bantu jenis ini adalah u dan you. Selain termasuk jenis suiryou, keduanya juga termasuk jenis ishi dan kanyuu. Verba bantu u menempel pada verba golongan I, adjektiva i, adjektiva na dan verba bantu lain seperti masu, desu, nai, tai, ta, da,

8 youda dan souda. Sedangkan verba bantu you dipakai setelah verba golongan III dan verba bantu seru, saseru, reru, rareru. Verba bantu ini dipakai untuk menyatakan dugaan, perkiraan, atau sangkaan pembicara. Verba bantu ini sering juga diganti menjadi darou dan deshou. Contoh : あしたは雨が降ろう あしたは雨が降るだろう Ashita wa ame ga furou. Ashita wa ame ga furu darou ( Besok mungkin turun hujan ) 12. Suitei 推定 Verba bantu ini dipakai setelah verba bentuk kamus, adjektiva i bentuk kamus, adjektiva na, verba bantu (seru, saseru, reru, rareru, nai, dan ta ), nomina, partikel (no, dake dan lain-lain). Dipakai untuk menyatakan suatu perkiraan, dugaan atau anggapan berdasarkan pada hal-hal yang telah dilihat atau didengarnya. Yang termasuk suitei adalah : らしい ( rashi ). Contoh : あめが降るらしい Ame ga furu rashii ( Sepertinya hujan akan turun ) 13. Tatoe/ Futashikana dantei/reiji 例え Verba bantu ini dipakai setelah verba/ adjektiva-i, adjektiva-na, verba bantu lain ( seru, saseru, reru, rareru, tai, ta, nai), partikel ( no ) dan dapat juga dipakai setelah prenomina ( kono, sono, ano dan dono ). Yang termasuk tatoe/ futashikana dantei/ reiji adalah : ようだ ( youda ) a) Untuk menyatakan suatu perumpamaan. たとえ ( tatoe )

9 b) Untuk menyatakan suatu keputusan yang tidak pasti. ふたしかなだんてい ( futashikana dantei ) c) Untuk menyatakan bahwa hal-hal yang ditujukannya adalah sebagai contoh. れいじ ( reiji ) Contoh : コンサートがはじまるようだ Konsaato ga hajimaru youda ( Sepertinya konsernya akan dimulai ) Adapun pemakaian istilah-istilah diatas, sesuai dengan fungsi verba Bantu tersebut. 14. Teinei 丁寧 Verba bantu ini melekat pada verba atau verba bantu lain seperti : reru, rareru, seru dan saseru. Verba bantu ini adalah : ます ( masu ). Contoh : 日本語で電話がかけられますか Nihon ga de denwa ga kakeraremasuka ( Apakah anda bisa menelepon dalam bahasa Jepang? ) 15. Uchikeshi 打ち消し Verba bantu ini dipakai setelah verba dan verba bantu lain seperti : seru, saseru, reru dan rareru. Dipakai untuk menyatakan bentuk negatif atau bentuk menyangkal bagi kata sebelumnya. Yang termasuk verba bantu jenis uchikeshi adalah : ない め ( nai, me ). Contoh : 私はけさ何も食べないで 大学へ行きました Watashi wa kesa nanimo tabenaide, daigaku e ikimashita ( Saya tadi pagi pergi ke kampus tanpa makan apapun ) 16. Ukemi 受身 Verba bantu yang termasuk jenis ukemi adalah れる られる ( reru dan rareru ).

10 Verba bantu reru melekat pada verba bantu golongan I dan verba suru, sedangkan verba bantu rareru melekat pada verba golongan II, verba kuru dan verba bantu lain ( seru dan saseru ). Dipakai untuk menyatakan bntuk pasif dari verba dan ( verba bantu ) sebelumnya. Contoh : このビルは四年まえに立てられた Kono biru wa yonnen maeni taterareta ( Gedung ini dibangun 4 tahun yang lalu ) 17. Youtai 様態 Verba bantu jenis ini dipakai setelah verba bantu masu ( yang telah dihilangkan masunya ), verba bentuk tai dan nai ( yang telah dihilangkan suku kata akhir i-nya ), adjektiva-na ( suku kata akhir na- nya dihilangkan ) atau setelah adjektiva-i ( yang telah dihilangkan suku kata akhir i- nya ). Dipakai untuk menyatakan atau mengungkapkan kembali tentang suatu hal sesuai dengan keadaan yang telah dilihatnya. Yang termasuk verba jenis youtai adalah : そうだ ( souda ). Contoh : そらがくらくなって来ました 雨が降りそうだ Sora ga kurakunatte kimashita. Ame ga furisouda. ( Langit telah menjadi gelap. Tampaknya akan turun hujan ) 2.3 Verba Bantu -Tai dan -Tagaru Pada sub bagian ini akan dikemukakan pendapat dari beberapa ahli linguistik, seperti Hamzon Situmorang dalam buku Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Sudjianto dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern, dan Minna No Nihon Go sebagai landasan teoritis dalam mengerjakan skripsi ini Verba Bantu -Tai

11 Menurut Sudjianto ( 1999 : ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern, mengatakan kiboo adalah jenis verba bantu yang dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara, lawan bicara, dan orang yang dibicarakan. Verba bantu yang termasuk kiboo adalah verba bantu -tai dan -tagaru. Verba bantu -tai/- tagaru biasa dipakai setelah verba ( kata kerja ) dan dapat berkonjugasi Contoh : 1. 私はバリへいきたい です Watashi wa Bari e ikitai desu. ( Saya ingin pergi ke Bali ) 2. 私は日本語の先生になりたい Watashi wa nihon go no sensei ni naritai. ( Saya ingin menjadi guru bahasa Jepang ) 3. いしゃになりたい とおもっています Isha ni naritai to omotte imasu. ( berpikir ingin menjadi dokter ) 4. たべたければたべなさい tabetakereba tabenasai. ( kalau ingin makan silahkan makan ) 5. じゅうすがのみたい juusu ga nomitai. ( ingin minum jus ) Seperti dapat kita lihat pada contoh kalimat-kalimat di atas, verba bantu -tai dipakai untuk menyatakan keinginan atau harapan pembicara dan lawan bicara. Dalam buku Minna No Nihongo Shokyu I Indonesian Version (1998 : 88 ), kata kerja ( bentuk ます ) -たいです. Pernyataan ini menunjukkan keinginan dari si pembicara,

12 juga dipakai untuk menanyakan keinginan lawan bicara. Pada ungkapan ini setelah kata benda dapat dipakai partikel が pengganti partikel を seperti contoh pada kalimat no 2 dibawah. Tetapi kalau bukan untuk partikel を yang menunjukkan objek dari kata kerja transitif, maka partikelnya tidak dapat diganti dengan が. Kata kerja ( bentuk masu ) -たい perubahannya sama dengan kata sifat い. Contoh : 1. 私は沖縄へいきたいです Watashi wa Okinawa e ikitai desu. Saya ingin pergi ke Okinawa. 2. 私はてんぷらを ( が ) たべたいです Watashi wa tempura o (ga) tabetai desu. Saya ingin makan tempura. 3. 神戸で何を ( が ) 買いたいですか Koube de nani o kaitai desuka. Anda ingin membeli apa di Koube? 靴を ( が ) 買いたいです. Kutsu o (ga) kaitai desu.. Saya ingin membeli sepatu. 4. おなかが痛いですから 何もたべたくないです Onaka ga itai desu kara, nanimo tabetakunaidesu. Karena saya sakit perut, tidak ingin makan apapun. Catatan : a. たいです tidak bisa dipakai untuk mengungkapkan keinginan orang lain ( orang ketiga ).

13 b. Kita tidak dapat menggunakan kata kerja ( bentuk ます ) -たいですか untuk menawarkan sesuatu atau mengajak melakukan sesuatu kepada lawan bicara. Misalnya, waktu kita menawarkan kopi, kita tidak boleh mengatakan コーヒーをのみたいですか. Dalam hal ini dipakai ungkapan コーヒーをのみませんか Verba Bantu -Tagaru Untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan dipakai verba bantu -tagaru ( -tagatte iru ). Digunakan setelah verba (kata kerja). Tagaru adalah keinginan yang masih akan, sedangkan tagatte iru adalah keinginan yang sudah terjadi. Sudjianto ( 1999 : 133 ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern. Contoh : 1. アリさんはバリへいきたがっています Ali san wa Bari e ikitagatte imasu. ( Si Ali ingin pergi ke Bali ) 2. おとうとも日本語の先生になりたがっています Otouto mo nihongo no sensei ni naritagatte imasu. ( Adik laki-laki juga ingin menjadi guru bahasa Jepang ) 3. 父は新しい製品が出ると すぐに買いたがります Chichi wa atarashi seihin ga deruto, suguni kaitagarimasu. ( Ayah ingin segera membeli, kalau barang yang baru keluar ) Dalam buku Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Hamzon Situmorang ( 2007 : ) mengemukakan : morfem yang bermakna keinginan atau harapan adalah sebuah morfem yang terikat, maksudnya tidak dapat berdiri sendiri tanpa morfem lain. Morfem ini mempunyai perubahan atau konjugasi dalam pemakaian

14 untuk harapan atau keinginan yang lampau atau keinginan sedang. Morfem ini ada dua buah, satu berbentuk kata sifat ( tai ), dan satu lagi berbentuk kata kerja ( tagaru ). Contoh : a) Kata kerja golongan pertama yo-mu yomi = yo-mi + tai, yo-mi + tagaru = morfem dasar yang berubah dari yomu. -tai, -tagaru = morfem terikat yang dapat berkonjugasi b) Kata kerja golongan kedua dalam perubahan waktu. tabe-ru tabe = tabe + tai, tabe + tagaru = adalah morfem dasar yang tidak mengalami perubahan bentuk. -tai, -tagaru = adalah morfem terikat yang dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu, atau dapat berkonjugasi. c) Kata kerja golongan ketiga ku-ru ki = ki + tai, ki + tagaru = adalah morfem dasar yang mengalami perubahan daru -ku. -tai, -tagaru = adalah morfem terikat yang dapat mengalami perubahan bentuk menurut pemakaian waktu, atau dapat berkonjugasi. 2.4 Perbedaan Pemakaian Verba Bantu -Tai dan -Tagaru Dari Segi Si Pelaku Pemakainya Verba bantu -tai dan -tagaru memiliki perbedaan dari segi si pelaku pemakainya, yaitu : Verba bantu -tai adalah untuk menyatakan keinginan atau harapan

15 si pembicara dan lawan bicara. Sudjianto ( 1999 : 132 ) dalam buku Gramatika Bahasa Jepang Modern. Contoh : 1. いしゃになりたい とおもっています Isha ni naritai to omotte imasu. ( berpikir ingin menjadi dokter ) Kalimat diatas yang ingin menjadi dokter adalah si pembaca, dia lah sebagai pelaku atau pemakainya. 2. たべたければたべなさい tabetakereba tabenasai. ( kalau ingin makan silahkan makan ) Kalimat diatas yang ingin makan adalah si lawan bicara, sebagai pelaku atau pemakainya. 3. 私は学校へいきたい watashi wa gakkou e ikitai. ( Saya ingin pergi ke sekolah ) Kalimat diatas yang ingin pergi ke sekolah adalah si pembicara, sebagai pelaku atau pemakainya. Sedangkan verba bantu -tagaru adalah untuk menyatakan keinginan atau harapan orang ketiga dan kata benda ketiga yang dibicarakan, dipakai verba bantu - tagaru ( tagatte iru ). Sudjianto ( 1999 : 133 ) Gramatika Bahasa Jepang Modern. Contoh : 1. アリさんはバリへいきたがっています Ali san wa Bari e ikitagatte imasu. ( Si Ali ingin pergi ke Bali )

16 Kalimat diatas yang ingin pergi ke Bali adalah si Ali ( orang ketiga ), sebagai pelaku atau pemakainya. 2. おとうとも日本語の先生になりたがっています Otouto mo nihongo no sensei ni naritagatte imasu. ( Adik laki-laki juga ingin menjadi guru bahasa Jepang ) Kalimat diatas yang ingin menjadi guru bahasa Jepang adalah adik laki-laki (orang ketiga ), sebagai pelaku atau pemakainya 3. いぬはほねをたべたがる Inu wa hone o tabetagaru. ( Anjing ingin makan tulang ) Kalimat diatas yang ingin makan tulang adalah anjing ( kata benda ketiga ), sebagai pelaku atau pemakainya. Ada bentuk lain dari verba bantu ini, yaitu bentuk -garu. Verba bantu -garu hanya dapat diikuti oleh kata sifat saja. Verba bantu -garu ini artinya adalah merasa atau lebih dekat ke perasaan. Contoh : 1. 子供は友達が持っているのと同じ物を欲しがります Kodomo wa tomodachi ga motte iru no to onaji mono o hoshigarimasu. ( Anak-anak merasa ingin barang yang sama dengan yang dibawa temannya ) 2. 母は地震のニュースを聞くと とても不安がります Haha wa jisin no nyuusu o kiku to, totemo fuangarimasu. ( Ibu sangat merasa gelisah, kalau mendengar berita gempa ) 3. 妹はちいさいけがでも痛がります Imouto wa chiisai kega demo itagarimasu. ( Adik perempuan merasa sakit walau lukanya kecil )

17 Pada kalimat no 1 diatas pelaku atau si pemakainya adalah anak-anak dan sebelum kata -garu dapat diikuti oleh kata sifat -i, kalimat no 2 pelakunya adalah ibu dan sebelum kata -garu dapat juga diikuti oleh kata sifat -na, dan kalimat no 3 si pemakainya adalah adik dan sebelum kata -garu diikuti oleh kata sifat -i. Dari kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaku atau si pemakai verba bantu -garu yaitu sangat jelas perasaan dari orang ketiga yang dibicarakan, bukan perasaan dari si pembicara atau lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat sebagai alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Bahasa pun bersifat unik, dalam arti setiap bahasa mempunyai

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG. pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat hoshii adalah:

BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG. pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat hoshii adalah: BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG 3.1. Penggunaan Hoshii Hoshii adalah verba bantu yang menyatakan pengharapan/keinginan orang pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman pesan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari budaya. Salah satu unsur penting dalam budaya adalah bahasa. Manusia tidak mungkin hidup tanpa bahasa karena manusia dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modalitas merupakan salah satu fenomena kesemestaan bahasa (Alwi: 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai modalitas, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto (2007:118), menyatakan bahwa jodoushi apabila dipadankan ke dalam bahasa Indonesia memiliki

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur kalimatnya. Makna kalimat tersebut ditandai dengan hadirnya tanda baca, atau kata-kata

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat dipakai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) 2.1 Pengertian Partikel (Joshi) Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa yang banyak dipelajari di Indonesia. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama seperti bahasa lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk berinteraksi satu dengan lainnya. Untuk dapat berkomunikasi, manusia memerlukan alat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah Sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat yang tidak sesuai dengan maksud si pembicara, sehingga maksud dan keinginan yang dikehendaki

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah satu dari 10 jenis kelas kata tersebut. Partikel dalam bahasa Jepang disebut juga joshi. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo. BAB II JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui berarti penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. kalimat sangat bervariasi dan tidak ada aturan-aturan khusus. Predikat dalam

BAB II GAMBARAN UMUM. kalimat sangat bervariasi dan tidak ada aturan-aturan khusus. Predikat dalam BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Kata Kerja Bahasa yang kita gunakan diungkapkan dalam bentuk kalimat. Bentuk kalimat sangat bervariasi dan tidak ada aturan-aturan khusus. Predikat dalam sebuah kalimat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. Begitu pula dalam bahasa Jepang yang memiliki ciri khusus. Salah satu ciri khusus tersebut

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Sebelum memahami arti dari jyodoushi yang sangat rumit, maka kita harus

Bab 2. Landasan Teori. Sebelum memahami arti dari jyodoushi yang sangat rumit, maka kita harus Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Keitairon (Morfologi) Sebelum memahami arti dari jyodoushi yang sangat rumit, maka kita harus mengetahui teori dasar yang membahas tentang pembentukan kata yaitu teori morfologi.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1993:4) memaparkan yang dimaksud dengan Hinshi adalah sebagai berikut :

Bab 2 Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1993:4) memaparkan yang dimaksud dengan Hinshi adalah sebagai berikut : Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1993:4) memaparkan yang dimaksud dengan Hinshi adalah sebagai berikut : 語は文の材料であり 文を組み立てる上で一定働きをする この働きの違いによって語を類分けしたものが 品詞 である Terjemahan: Bahasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. tteyuuka~, yabai~, mecha~, sugoi~, maji~, dan zenzen~ semuanya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. tteyuuka~, yabai~, mecha~, sugoi~, maji~, dan zenzen~ semuanya BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Dari 9 wakamono kotoba yang diteliti yaitu ~teki, ~mitaina, choo~, tteyuuka~, yabai~, mecha~, sugoi~, maji~, dan zenzen~ semuanya memiliki bentuk asal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa. Menurut Sutedi, bahasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1Definisi Keigo Ragam bahasa halus atau sopan bahasa Jepang disebut keigo. Definisi keigo menurut Terada dalam Dahidi (1984: 238) adalah Bahasa yang mengungkapkan rasa hormat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif,

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa bersifat universal dan unik, bahasa mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif,

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) mengungkapkan bahwa hinshi ( 品詞 ) atau kelas kata terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya : a) Doushi ( 動詞 ) atau verba Merupakan salah satu

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Sebelum membahas mengenai fungsi ~youda dan ~souda terlebih dahulu penulis

Bab 2. Landasan Teori. Sebelum membahas mengenai fungsi ~youda dan ~souda terlebih dahulu penulis Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pengertian Jyodoushi Sebelum membahas mengenai fungsi ~youda dan ~souda terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai definisi atau pengertian jyodoushi menurut beberapa sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang secara umum memiliki sembilan kelas kata diantaranya verba (doushi), ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi),

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi yang baik perlu mempertimbangkan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi di dunia ini sangat beragam, dan keberagaman tersebut dilatarbelakangi oleh keberagaman budaya penuturnya. Dewasa ini, seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hidup dan hubungan antarmanusia. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci