BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Siska Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ANAK Berdasarkan United Nations Convention on the Rights of the Child yang ditandatangani pada tahun 1989 oleh 192 negara, anak didefinisikan sebagai manusia yang berusia di bawah 18 tahun. Secara biologis nya, anak adalah individu yang berada dalam kelompok pertumbuhan dan perkembangan, di antara fase infan dan dewasa. Infan dan anak-anak tidak mampu membuat keputusan secara sendiri dan memerlukan bantuan dari orang tua. Individu yang berusia 18 tahun dan ke atas dikenal sebagai remaja dan sudah mampu mengambil sebarang keputusan mengikut undang-undang. Anak-anak dengan usia di antara 8 sampai 9 tahun sudah mampu untuk memahami cara kerja tubuhnya dan prosedur yang mudah. Pada usia menjelang 14 sampai 15 tahun, anak-anak atau remaja muda sudah mampu memahami dan mengerti kondisi tubuhnya, matang secara emosi dan sudah mampu mengambil keputusan sendiri (Alpert, 2006). 2.2 TOKSIKOLOGI Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan kimia terhadap organisme hidup. Toksikologi klinis adalah bidang ilmu kedokteran yang memberikan perhatian terhadap penyakit yang disebabkan oleh bahan toksik atau hubungan yang unik dan spesifik dari bahan toksik tersebut. Efek merugikan/toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta suasananya cocok untuk menimbulkan keadaan toksik (Mukono, 2002). Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik dan kimia, situasi paparan, kerentanan sistem biologis. Faktor utama yang berkaitan
2 dengan toksisitas dan situasi paparan adalah cara atau jalan masuknya serta durasi dan frekuensi paparan. Jalan masuk ke dalam tubuh suatu bahan polutan yang toksik, umunya melalui saluran pencernaan makanan, saluran pernafasan, kulit dan jalur lainnya. Durasi dan frekuensi paparan bahan polutan juga dapat diterangkan dengan percobaan binatang (Mukono, 2002). Efek toksik yang timbul tidak hanya tergantung pada frekuensi pemberian dengan dosis berbeda saja tetapi mungkin juga tergantung kepada durasi paparannya. Efek kronis dapat terjadi apabila bahan kimi terakumulasi dalam sistem biologi. Efek toksik pada kondisi kronis bersifat irreversibel. Hal tersebut terjadi kerana sistem biologi tidak mempunyai cukup waktu untuk mencapai kondisi menjadi pulih akibat paparan terus menerus dari bahan toksik (Mukono, 2002). Toksisitas cepat merupakan manifestasi yang segera timbul setelah pemberian bahan kimia/polutan. Sedangkan toksisitas lambat merupakan manifestasi yang timbul akibat bahan kimia selang beberapa waktu dari waktu pemberian. Efek setempat atau lokal didasarkan pada tempat terjadinya yaitu pada lokasi kontak yang pertama kali antara sistem biologi dan bahan toksikan (Mukono, 2002). Tempat penyerapan utama bagi toksikan adalah saluran pencernaan, paru dan kulit. Toksikan yang diabsorbsi oleh paru biasanya berupa gas seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida serta partikel berupa aerosol. Partikel dengan ukuran 5 mikrometer atau lebih besar biasanya ditimbun pada daerah nasofaringeal. Partikel di daerah ini dapat dihilangkan saat pembersihan hidung atau saat bersin. Partikel yang larut akan dilarutkan dalam mukus dan dibawa ke faring atau diserap epitel masuk ke darah. Partikel dengan ukuran 2 hingga 5 mikrometer ditimbun pada daerah trakeobronkeolus paru, tempat ia akan dibersihkan oleh pergerakan silia saluran pernafasan (Mukono, 2002).
3 2.3 ROKOK Kebiasaan merokok merupakan satu perbuatan yang buruk, bukan saja kepada diri sendiri, melainkan kepada orang di sekitarnya. Diperkirakan hampir satu pertiga penduduk laki-laki di dunia mempunyai kebiasaan merokok di dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengancam kesehatan manusia, perokok atau orang-orang di sekitarnya, asap rokok juga boleh menyebabkan masalah polusi udara (WHO 2006). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, kandungan rokok adalah sangat berbahaya kepada kesehatan manusia. Di antaranya, dapat ditemukan metanol, nitrobenzena, karbon monoksida, butana, raksa, vinil klorida, toulena, ammonia, arsenik, kadmium, stearik, sianida dan berbagai macam bahan kimia lainnya. Bahan-bahan kimia ini merupakan sumber bahan kimia dalam produkproduk berbahaya seperti racun tikus, bahan api kenderaan dan pelarut industri (Bagian Pendidikan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Malaysia 2005). Namun begitu, bahan utama dalam pembuatan rokok adalah tembakau yang merupakan faktor risiko kepada berbagai jenis kanker seperti kanker pankreas, kanker esofagus, kanker paru, kanker payudara dan kanker mulut. Selain itu, tembakau juga dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan kronik, strok, osteoporosis, penyakit jantung, kemandulan, gejala putus haid awal, keguguran dan kecacatan pada janin, bronkitis, emfisema dan batuk (National Poison Centre, 2008). Zat-zat lain yang turut berperan menyebabkan kanker pada perokok mahupun perokok pasif adalah zat karsinogenik. Di antara zat-zat karsinogenik yang dikatakan boleh menyebabkan kanker adalah vinil klorida, benzopyrene dan nikotin.
4 2.3.1 Nikotin: Nikotin merupakan satu zat kimia yang bersifat adiktif. Nikotin memasuki sirkulasi darah apabila perokok aktif menggigit ujung rokok atau menelan asap rokok. Pada perokok pasif, nikotin memasuki sistem sirkulasi darah apabila asap rokok dihirup secara tidak sengaja. Kebanyakan perokok aktif, akan menelan asap rokok kira-kira 10 kali selama 5 menit pada sebatang rokok yang dinyalakan. Maka, jika perokok aktif tersebut merokok hampir 30 batang rokok per hari, dia akan memasukkan 300 sedutan nikotin ke dalam tubuhnya (Bagian Pendidikan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Malaysia 2005). Setelah memasuki sirkulasi darah, nikotin akan menstimulasi kelenjar adrenal untuk menghasilkan hormon epinefrin. Epinefrin akan merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan tekanan darah, respirasi dan denyut jantung. Glukosa akan dikeluarkan ke sirkulasi darah ketika nikotin menekan pengeluaran insulin di pankreas. Hal ini menyebabkan perokok aktif mempunyai peningkatan kadar gula darah yang kronik (National Institute on Drug Abuse, National Institute of Health, 2009). Nikotin juga meningkatkan produksi dopamin yang memicu pada rangsangan kesenangan di otak. Pada perokok aktif yang telah lama merokok, stimulasi yang berkepanjangan di sistem saraf pusat akan menyebabkan timbulnya gejala adiktif. Walaupun nikotin bersifat adiktif dan dapat menjadi toksik jika diambil dalam kuantiti yang berlebihan, namun nikotin tidak menyebabkan kanker. (National Institute on Drug Abuse, National Institute of Health, 2009) Gas Karbonmonoksida (CO) Gas karbonmonoksida ini merupakan gas yang bersifat toksik yang bertentangan dengan gas oksigen dalam transpor hemoglobin. Terdapat 2-6% gas CO pada saat merokok. Gas CO yang dihisap oleh perokok paling rendah 400 ppm (part per milyar) yang dapat meningkatkan kadar karboksi-hemoglobin dalam darah
5 sejumlah kira-kira 2-16%. Kadar normal karboksi-hemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Apabila kebiasaan merokok ini diteruskan, maka terjadinya polisitemia yang akan mempengaruhi sistem saraf pusat (Sitepoe, 2000) Timah Hitam (Pb) Timah hitam merupakan salah satu komponen partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang dihisap diperhitungkan mengandung 0,5 mikrogram timah hitam. Apabila seseorang menghisap satu bungkus rokok per hari berarti individu terbabit menghasilkan 10 mikrogram timah hitam. Sedangkan batas bahaya kadar timah hitam dalam tubuh adalah 20 mikrogram per hari (Sitepoe, 2000) Zat-zat lain: Rokok atau pun asap rokok mempunyai campuran bahan kimia yang kompleks. Antaranya adalah karbon monoksida, tar, formaldehid, sianida dan ammonia yang bersifat karsinogenik. Karbon monoksida meningkatkan resiko berlakunya penyakit kardiovaskular. Paparan kepada tar dapat meningkatkan resiko penyakit kanker paru, emfisema dan masalah pada bronkiol (National Institute on Drug Abuse, National Institute of Health, 2009).
6 2.4 MEROKOK Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang sedang dibakar adalah 900 C untuk ujung rokok yang dibakar dan 30 C untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok. Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen; komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikulat. Dengan demikian, asap rokok yang diisap dapat berupa gas sejumlah 85% dan sisanya berupa partikel (Sitepoe, 2000). Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke atau asap sidestream mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif. Asap rokok yang dihisap mengandung kira-kira 4000 jenis bahan kimia dengan berbagai jenis daya kerja terhadap tubuh. Adapun komposisi asap rokok yang dihisap tergantung berbagai faktor yaitu jenis tembakau, pemprosesan tembakau, bahan pembalut rokok, serta ada tidaknya filter (Sitepoe, 2000). 2.5 PEROKOK PASIF Perokok pasif adalah orang yang dipaksa menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok di sekitarnya. Kepekatan bahan kimia beracun yang terkandung dalam asap rokok adalah lebih tinggi jika dibandingkan dengan kepekatan asap rokok yang disedut oleh perokok secara aktif. Dikatakan hampir 4000 bahan kimia berbahaya dikeluarkan dari asap rokok. Walaupun perokok pasif tidak merokok secara langsung, namun asap aliran sisi ataupun sidestream smoke yang keluar dari puntung rokok mengandungi dua kali lebih banyak nikotin dan lima kali lebih banyak karbon monoksida. Juga dikatakan bahawa asap aliran sisi ini mempunyai 50 kali lebih banyak bahan kimia atau zat karsinogenik yang
7 menyebabkan kanker dan mengandungi tiga kali lebih banyak tar (Bagian Pendidikan Kesehatan Malaysia, Kementerian Kesehatan Malaysia 2005). Dibandingkan dengan perokok aktif atau perokok primer, perokok pasif mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk mengidap berbagai jenis penyakit seperti penyakit jantung (30%) dan kanker (25%). Hal ini adalah karena 60-75% dari asap rokok akan dihirup oleh perokok pasif. Efek jangka panjang yang dapat dialami oleh perokok pasif ini adalah meningkatnya resiko kanker paru dan penyakit jantung serta masalah pernafasan seperti radang paru dan bronkitis. Efek jangka pendek atau efek langsung yang boleh dilihat pada perokok pasif ini adalah bersin dan batuk, sakit kerongkong dan sakit kepala (Bagian Pendidikan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Malaysia 2005). Asap rokok juga dapat memberi dampak negatif pada ibu hamil dan janin yang dikandung. Di antaranya adalah keguguran dan kematian janin di dalam kandungan, plasenta abrupsi, tumbuh kembang janin terganggu serta bayi dengan berat badan lahir rendah. Anak-anak yang terpapar pada asap rokok juga mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan. Mereka cenderung untuk mendapat masalah seperti batuk, asma, infeksi pada paru dan telinga, perkembangan otak akan terjejas, kanker otak, leukimia dan sindrom kematian mendadak pada bayi (Sitepoe, 2000).
8 2.6 MEKANISME PERTAHANAN PARU (BATUK) Saluran pernafasan merupakan penyambung utama antara paru dan udara atmosfera atau di luar tubuh, yang mana bukanlah sentiasa bersih dan steril. Hidung merupakan filter utama yang berperan dalam mencegah dari sebarang partikel besar memasuki tubuh. Sinus paranasal rongga hidung diselaputi oleh epitel bersilia yang akan membawa partikel-partikel yang besar masuk ke faring. Partikel-partikel yang lebih kecil ukurannya, yaitu kurang daripada 10 mikrometer dapat melewati trakea dan bronkus, di mana ia akan menumpuk di mukosa (Lipson & Weibenrger, 2008). Sel-sel silia yang melapisi saluran pernafasan, dari laring ke bronkiol akan bergerak tanpa henti untuk menolak keluar mukus menuju rongga mulut. Pergerakan silia pada saluran pernafasan yang lebar adalah sangat cepat dengan kadar 10mm/menit. Selain itu, makrofag yang berada di alveolus juga berperan memusnahkan partikel-partikel tersebut yang akan menghasilkan antibodi (Lipson & Weibenrger, 2008). Mekanisme refleks juga berperan dalam melindungi paru dari sebarang patogen dan mekanisme refleks yang paling penting adalah reaksi batuk. Batuk merupakan ekspirasi yang kuat dari mulut untuk mengeluarkan sebarang benda asing dari saluran pernafasan. Batuk dapat terjadi secara volunter atau dapat dipicu oleh refleks iritasi pada hidung, sinus, faring, laring, trakea, bronkus atau bronkiol (Lipson & Weibenrger, 2008). Sewaktu batuk, akan terjadi inspirasi dalam di mana udara akan memenuhi hampir 60-80% jumlah kapasitas paru. Glottis akan menutup, otot-otot pernafasan berkontraksi untuk meningkatkan tekanan intratoraks lalu menyebabkan glottis membuka secara tiba-tiba, dan mengeluarkan udara secara kuat daripada saluran pernafasan (Lipson & Weibenrger, 2008). 2.7 BATUK
9 Batuk merupakan gejala yang sering pada gangguan saluran pernafasan. Batuk dapat terjadi pada stimulasi di reseptor-reseptor iritasi pada mukosa saluran pernafasan. Batuk secara definisinya adalah ekspirasi eksplosif yang memberikan satu bentuk mekanisme perlindungan yang normal untuk membersihkan cabang trakeobronkiol dari sekresi dan benda asing. Orang awam sering datang ke dokter dengan keluhan batuk karena rasa yang tidak nyaman dan menganggu aktivitas seharian (Gwilt C., et al, 2008). Batuk melibatkan arkus refleks yang kompleks bermula dengan stimulasi pada reseptor iritan. Reseptor-reseptor ini lebih banyak berada di saluran pernafasan. Pusat batuk pula berda di bagian medula. Batuk yang efektif teragntung pasa kebolehan untuk mencapai aliran udara yang tinggi dan tekan intratoraks dalam membantu pengeluaran mukus yang menempel di dinding saluran pernafasan (Boulet L., et al, 1998) Etiologi: Batuk dapat dipicu oleh berbagai iritan dari sumber eksternal seperti asap rokok, debu dan benda asing, juga dapat disebabkan oleh sumber internal seperti sekresi dari saluran pernafasan atas dan isi dari lambung. Rangsangan-rangsangan dari sumber eksternal dan internal ini akan menstimulasi reseptor di saluran pernafasan terutamanya di faring dan laring atau di saluran pernafasan bawah (Lipson & Weibenrger, 2008). Apabila batuk yang dialami pasien dipicu oleh gangguan di saluran pernafasan atas atau isi lambung pada penderita refluks gastroesofagus, faktor penyebabnya tidak diketahui dan batuknya akan berlanjutan (Lipson& Weibenrger, 2008). Paparan yang lama dan berkepanjangan kepada sumber iritan seperti asap rokok dapat menyebabkan terjadinya proses inflamasi pada saluran pernafasan. Hal
10 ini akan menyebabkan reaksi batuk dan selanjutnya, menjadikan saluran pernafasan lebih sensitif pada sumber iritan yang lain. Kebanyakan gangguan atau masalah medis yang bersangkutan dengan inflamasi, konstriksi, infiltrasi atau kompresi saluran pernafasan akan menimbulkan gejala batuk (Lipson & Weibenrger, 2008). Inflamasi kebiasaannya terjadi disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan, seperti infeksi virus maupun bakteri. Untuk bronkitis yang disebabkan oleh virus, inflamasi pada saluran pernafasan kadang-kadang berlangsung lama dan menimbulkan gejala batuk yang berkepanjangan untuk beberapa minggu. Infeksi pertussis dan asma juga dapat menimbulkan gejala batuk pada pasien. Namun, batuk yang disertai dengan asma, seringkali ditandai dengan adanya mengi atau wheezing ( Lipson & Weibenrger, 2008). Selain daripada itu, neoplasma maupun tumor yang berada di salur pernafasan juga dapat menyebabkan timbulnya keluhan batuk. Hal ini disebabkan, massa tersebut akan menekan atau kompresi salur pernafasan dan sebagai mekanisme normal, reaksi batuk akan terjadi dalam usaha tubuh untuk mengeluarkan massa dari sistem pernafasan. Penyakit paru parenkimal juga dapat menimbulkan gejala batuk. Antaranya ialah penyakit paru interstisial, pnuemonia dan abses paru (Lipson & Weibenrger, 2008) Klasifikasi: Batuk tipe akut biasanya terjadi apabila adanya infeksi pada salur pernafasan seperti rinitis, bronkitis, pneumonia dan sinusitis. Batuk tipe ini juga diakibatkan oleh paparan dari bahan-bahan iritasi seperti asap rokok. Batuk akut berlangsung dalam waktu kurang dari 3 minggu (Lipson & Weibenrger, 2008). Batuk tipe subakut dapat berlangsung dalam waktu 3 hingga 8 minggu. Batuk tipe ini sering kali disebabkan oleh post-infections, di mana proses inflamasi pada salur pernafasan masih berlaku yang disertai dengan infeksi virus, Pertussis atau infeksi Chlamydia. Jika pasien dengan batuk tipe subakut ini bukan disebabkan oleh
11 kejadian setelah infeksi, pemeriksaan lanjut dilakukan untuk mengetahui faktor penyebabnya (Lipson & Weibenrger, 2008). Batuk yang berlangsung lebih dari 8 minggu digolongkan ke dalam batuk tipe kronik. Pada perokok aktif, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya kemungkinan berlaku penyakit paru obstruktif tipe kronik atau karsinoma bronkogenik. Pada pasien yang tidak merokok dan mempunyai radiograf dada yang normal serta tidak mengambil sebarang obat ACE inhibitor, batuk tipe kronik yang dialaminya mungkin disebabkan oleh sindroma batuk pada saluran pernafasan atas atau postnasal drip, asma dan refluks lambung. Bronkitis tipe eusinofilik juga dapat menimbulkan gejala batuk kronik (Lipson & Weibenrger, 2008) Komplikasi: Komplikasi yang sering terjadi pada batuk adalah nyeri dada dan ketidakselesaan pada dinding abdomen, inkontinensia urin dan penat. Jarang, namun batuk yang paroksismal atau berterusan boleh menyebabkan sinkop atau pingsan. Hal ini adalah karena adanya kenaikan pada tekanan intratoraks dan tekanan alveolus yang membawa kepada penurunan aliran balik darah ke vena yang menyebabkan penurunan kardiak output (Lipson & Weibenrger, 2008). Dalam kasus tertentu seperti pada pasien dengan myeloma ganda, osteoporosis dan metastase kanker ke tulang, batuk dapat menyebabkan fraktur pada tulang iga (Lipson & Weibenrger, 2008).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merokok 2.1.1. Kandungan rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang
Lebih terperinciPengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia
Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak kesehatan dan sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian mengenai hubungannya dengan berbagai macam penyakit seperti kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok menimbulkan berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun sosio-ekonomi. Rokok menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan respirasi, gangguan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari "tahu" dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
Lebih terperinciPertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan
Lebih terperinciPENDAHULUAN DEFINISI REFLEKS BATUK
PENDAHULUAN Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada. Batuk adalah refleks normal yang melindungi tubuh kita. Tentu saja bila batuk itu berlebihan, ia akan menjadi amat
Lebih terperinciBAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
Lebih terperinciKISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban
KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST No Tujuan Pembelajaran 1 1. Menjelaskan pengertian sistem. 2. Menuliskan organ-organ 3. Menjelaskan fungsi organorgan yang terlibat dalam sistem Ranah Kognitif Deskripsi
Lebih terperinciPENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028
Lebih terperinciBATUK. Ebta Narasukma Anggraeny. etha's doc 1
BATUK Ebta Narasukma Anggraeny etha's doc 1 Pengertian Batuk? Sakit? Sehat? Fungsi Batuk : Mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari dahak, zat perangsang dan unsur infeksi, maka batuk sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter
Lebih terperinciDAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN. Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan
DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan - Sudah tak asing lagi dalam pengetahuan kita, bahwa merokok memiliki banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini jumlah perokok terus bertambah, khususnya di negaranegara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL
1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
Lebih terperinciSISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan
Lebih terperinciOrgan yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru
Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah inflamasi saluran napas kecil. Pada bronkitis kronik terdapat infiltrat dan sekresi mukus di saluran pernapasan. Sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Ada banyak penyebab dari terganggunya kesehatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan setiap umat manusia. Setiap manusia menghendaki kehidupan yang sehat jiwa dan raga, tetapi dewasa ini
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Pustaka 2.1.1. ISPA a. Definisi ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Menurut laporan status global WHO (2016), perilaku merokok telah membunuh sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,
Lebih terperinciGunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Umumnya gejala yang timbul seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, mata terasa seperti terbakar dan sensitif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Empat jenis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bensin diperoleh dari penyulingan minyak bumi. Produk minyak bumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bensin diperoleh dari penyulingan minyak bumi. Produk minyak bumi mengandung ratusan komponen organik rantai pendek, senyawa rantai pendek volatile dan rantai panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi, dampak politik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran hutan telah menjadi masalah bukan hanya di Indonesia tetapi juga berdampak regional di Asia Tenggara yang berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan seperti
Lebih terperinciJenis Rokok Kandungan Rokok
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok 2.1.1. Defenisi Rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Rokok adalah silinder dari kertas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i
BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah i Rokok merupakan kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat Bahkan, dewasa ini sejumlah remaja, sudah mulai menghisap lintingan tembakau yang disebut rokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di
Lebih terperinciSISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL
Lebih terperinci5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea
1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waktu tidur yang dibutuhkan manusia di setiap tahapan umur berbedabeda. Pada mulanya, bayi yang baru lahir akan menghabiskan waktunya untuk tidur dan hanya akan terbangun
Lebih terperinciMaria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R
BATUK Butet Elita Thresia Dewi Susanti Fadly Azhar Fahma Sari Herbert Regianto Layani Fransisca Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R BATUK Batuk adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciPENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN
PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN Subagiono, Azdy Elfistoni, Armensyah, Nurlina, Suharsyah, Bahyu azri, Dendi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok dan Kandungan zat berbahaya dalam rokok Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan 2.1.1. Fisiologi Pernapasan Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O 2 ) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan banyak penyakit dan mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global World Health Organization
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Volume maksimum oksigen (VO 2 maks) adalah kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas maksimal untuk digunakan oleh tubuh, jika pengambilan oksigen terganggu
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rokok merupakan materi yang bila terbakar akan mengeluarkan zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan dan mencemari lingkungan. Rokok kurang lebih mengandung 4000 zat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, perokok aktif mulai dari usia 15 tahun ke
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara berkembang.1 Berdasarkan data World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan zat adiktif yang dapat mengancam kelangsungan hidup di negara maju maupun negara berkembang.1 Berdasarkan data World Health Organization (WHO) konsumsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan permasalahan terkait kebiasaan merokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah batang rokok
Lebih terperinciO 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi
ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA Oleh : Maulana Hudan Daromi, S.Pd Reaksi kimia pernafasan O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi Energi berfungsi untuk memberikan kekuatan manusia dalam beraktifitas Alat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merokok 2.1.1. Definisi rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain menimbulkan dampak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri saat ini makin berkembang, dari satu sisi memberi dampak positif berupa bertambah luasnya lapangan kerja yang tersedia dan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang sering dijumpai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Asma Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang sering dijumpai pada masa kanak-kanak. Merupakan salah satu reaksi hipersentivitas saluran napas, baik saluran
Lebih terperinciBab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan
Bab 4 Sistem Pernapasan Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan Hidung merupakan salah satu alat pernapasan. Melalui hidung, udara dapat keluar atau masuk ke dalam tubuh.
Lebih terperinciBronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Sitepoe mengungkapkan bahwa asap yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patofisiologi Kelainan Paru akibat Paparan Uap/Gas BBM Secara fisiologis sebelum masuk ke paru udara inspirasi sudah dibersihkan dari partikel debu dan asap yang memiliki diameter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok selama kehamilan dapat berbahaya terhadap tumbuh kembang janin dalam kandungan. Menurut data World Health Organitation (WHO) pada tahun 2008 diperkirakan 45%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang penting karena memberikan pengaruh bagi kesehatan individu dan masyarakat. Faktor yang menyebabkan penurunan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan hanya
Lebih terperinciPANDUAN LARANGAN MEROKOK DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
PANDUAN LARANGAN MEROKOK DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT A. PENDAHULUAN Kebiasaan merokok bagi sebagian masyarakat sangat sulit ditinggalkan, utamanya yang sudah kecanduan, tanpa rokok serasa hampa. Sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis dapat bersifat acute maupun chronic ( Manurung, 2008). Bronchitis adalah suatu peradangan
Lebih terperinciPatofisiologi Batuk PENDAHULUAN REFLEKS BATUK. Dr. Tjandra Yoga Aditama
Patofisiologi Batuk Dr. Tjandra Yoga Aditama Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Unit Paru RS Persahabatan, Jakarta PENDAHULUAN Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah meluas pada hampir semua kelompok masyarakat di dunia. Semakin banyaknya orang yang mengonsumsi rokok telah menjadi masalah yang cukup serius.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).
Lebih terperinciII. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS
II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS A. Interaksi Senyawa Kimia dengan Organisme Ilmu yang mempelajari tentang interaksi senyawa kimia dengan organisme hidup disebut farmakologi, dengan demikian
Lebih terperinci- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA
- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4nafas Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena penyakit ini merupakan penyebab kematian dengan nomor urut lima di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciKONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1.
KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO Nama Mahasiswa NIM Nama Pembimbing Topik Sub Topik Ruang : DANDI HERMAWANSA : 07011b007 : Puji Purwaningsih, S.Kep. Ns : Asuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. ISPA a. Definisi ISPA Menurut Kapita Selekta Kedokteran (2014) Infeksi Saluran Pernafasan Akut sering disebut juga dengan Infeksi Respiratori Akut (IRA).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di Indonesia. Jumlah perokok di seluruh dunia saat ini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan dopamine, yang menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Rokok bukan sekedar asap yang ditelan, nikotin yang terkandung pada asap dan ditelan, terserap dalam darah, dan dibawa mencapai otak, penangkap pada otak akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut. A. Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia sangat dipengaruhi
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi Rinitis Alergi (RA) menurut ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) merupakan reaksi inflamasi pada mukosa hidung akibat reaksi hipersensitivitas
Lebih terperinci