BAB II LANDASAN TEORI. Membicarakan tentang pengertian kualitas dapat berbeda makna bagi setiap
|
|
- Veronika Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Membicarakan tentang pengertian kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak pakar di bidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Beberapa diantaranya yang paling populer adalah yang dikembangkan oleh tiga pakar kualitas tingkat internasional yaitu W. Edwards Doming, Philip B. Crosby dan Joseph M Juran. Perbandingan pandangan ketiga pakar tersebut terhadap kualitas dapat diringkas seperti terlihat dalam tabel 2.1. Goetsch Davis, 1994 membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya, yaitu : kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang dikemukakan Goetsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas, bukan hanya menekankan pada hasil aspek ahkir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas.
2 10 Definisi kualitas Standar Prestasi dan Motivasi Tabel 2.1 Perbandingan Pandangan Kualitas Deming Juran Crosby Sesuai dengan kebutuhan Konsumen Menggunakan alat analisis statistik, kerusakan nol sangat penting (zero defects) Kecocokan dengan selera (Fitness for use) Menghindari kampanye untuk melakukan pekerjaan yang sempurna Sesuai dengan persyaratan Kerusakan nol atau nihil cacat (zero defects) Pendekatan Unnun Perbaikan terus menerus dan menghentikan inspeksi massa Pendekatan manajemen umum terhadap kuatitas khususnya unsur manusia Pencegahan penting bukan inspeksi lebih Struktur 14 butir untuk manajemen 10 langkah perbaikan kualitas Pengendalian Proses Statistik (SPC ) Basis Perbaikan Metode statistik untuk pengendalian kualitas harus digunakkan Secara terus menerus mengurangi penyimpangan Merekomondasikan SPC. Tetapi mengingatkan halnya SPC dapat mengakibatkan total driven approach Pendekatan kelompok proyek, menetapkan tujuan 14 langkah perbaikan kualitas Menolak tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik Suatu proses, bukanlah suatu program tujuan perbaikan Kerja Sama Tim Biaya Kualitas Pembelian dan Barang yang di terima Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan Tidak ada optimum. perbaikan terus menerus Inspeksi terlalu lambat, menggunakan tingkat kualitas yang dapat diterima Pendekatan Tim dan Gugus Kendali Mutu Quality is not free, terdapat suatu optimum Masalah pembelian rumit sehingga perlu survei formal Kelompok perbaikan kualitas dan dewan kualitas Cost of nonconformance, quality is free Nyatakan persyaratan dan pemasok adalah perluasan Hanya satu sourcing of supply Ya Tidak. Dapat diabaikan untuk meningkatkan daya saing Sumber : Oakland JS (1989). Total Quality Management. London : Heinemann proffesional publishing Ltd. Pp
3 Dimensi Kualitas Berdasarkan perspektif kualitas, David Garvin (1998) mengembangkan dimensi kualitas ke dalam delapan dimensi yang dapat digunakkan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan dirnensi teresbut adalah sebagai berikut : 1. Performance (kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti. 2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan 3. Reliability (kehandalan), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian. 4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Durability ( daya tahan ), yaitu berapa lama produk dapat terus digunakkan. 6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk. 8. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan tesebut. Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1985), telah melakukan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasi lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan. Kelima karakteristik kualitas pelayanan tersebut adalah :
4 12 1.Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi, 2.Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta dengan yang telah dijanjikan. 3.Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan para staff untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4.Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staff, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan. 5.Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. Joseph S. Martinich (1997 p.564) mengemukakan spesifikasi dari dimensi kualitas produk ysng relevan dengan pelanggan dapat dikelompokkan dalam enam dimensi yaitu : 1.Performance, Hal yang paling penting bagi pelanggan adalah kualitas produk menggambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah pelayanan diberikan dengan cara yang benar.
5 13 2.Range and Type of Features. Selain fungsi utama dari suatu produk dan pelayanan, pelanggan sering kali tertarik pada kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki produk dan pelayanan. 3.Reliability and Durability. Kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk dapat digunakkan hingga perbaikan diperlukan. 4.Maintainability and Serviceability. Kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan produk pengganti. 5.Sensory Characteristics. Penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera dan beberapa faktor. lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kualitas. 6.Ethical Profile and Image. Kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk dan pelayanan. Dimensi kuaiitas yang dikernukakan oleh David Garvin, Zeithaml, Berry dan Parasuraman maupun Martmich tersebut berpengaruh pada harapan pelanggan dan kenyataan yang mereka terima Pengendalian Kualitas Pelayanan Pengendalian adalah suatu keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus diiakukan untuk menjamin tercapainya sasaran perusahaan dalam hal kualitas produk dan jasa pelayanan yang diproduksi. Pengendalian kualitas pelayanan pada dasarnya adalah pengendalian kualitas kerja dan proses kegiatan untuk
6 14 menciptakan kepuasan pelanggan (quality is customer's satisfaction) yang dilakukan oleh setiap orang dari setiap bagian pada organisasi. Pengertian Pengendalian kualitas pelayanan diatas mengacu pada siklus pengendalian (control cycle) dengan memutar siklus Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A). Pendekatan siklus P-D-C-A dapat dijadikan model untuk menganalisis proses dari kualitas. Pola P-D-C-A ini dikenal sebagai siklus Shewhart karena pertama kali dikemukakan oleh Walter Shewbart beberapa puluh tahun yang lalu. Namun dalam perkembangannya, metodologi analisis P-D-C-A lebih sering di sebut siklus Deming. Hal ini karena Deming adalah orang yang mempopulerkan penggunaanya dan memperluas penerapannya. Dengan nama apapun itu disebut P-D-C-A adalah alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus menerus (continous improvement) tanpa berhenti. Konsep P-D-C-A tersebut merupakan pedoman bagi setiap manajer untuk melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke keadaan yang lebih baik dan dijalankan ke seluruh bagian organisasi. Pengendalian kualitas berdasarkan siklus PDCA hanya dapat berfungsi jika system informasi bcrjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam tujuh langkah seperti yang diperhatikan pada gambar 2.1
7 15 ACTION CHECK Membuat standar baru (6) Mengumpulkan data baru dan menentukan rencana berikutnya (7) Meneliti hasil (5) PLAN Mengumpulkan tema dan judul perbaikan (1) Menganalisa penyebab (2) Membuat rencana dan melaksanakan perbaikan (4) Menguji dan menentukan penyebab dominan (3) DO Gambar 2.1. Siklus PDCA Teknik langkah pemecahan masalah tujuh langkah PDCA adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tema dan judul perbaikan. Proses penentuan tema perbaikan selalu diawali dengan terlebih dahulu menelusuri latar belakang permasalahan yang timbul dalam pekerjaan, melalui pengamatan terhadap : a. Pelaksanaan Standar Operasi (Standard Operational Process) yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Pencapaian Sasaran Departemen atau Bagian (The Department Objectives).
8 16 c. Keluhan Pelanggan (Customer Complain). d. Kelanjutan dari kegiatan perbaikan sebelumnya (Continuation of a previous project) Adapun tahapan penentuan tema sebagai berikut : a. Pertama-tama kumpulkan data yang sudah tersedia, atau melalui pengamatan di lapangan (lokasi kerja), kemudian buatlah pemilahan (stratifikasi) agar data mudah untuk di olah atau di analisa lebih lanjut. b.lakukanlah, analisa terhadap data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu yang tepat dan cara pembandingan yang berimbang, sehingga dapat diperoleh prioritas masalah yang harus segera diselesaikan. c. Berikan penjelasan yang menggambarkan alasan pemilihan prioritas masalah tersebut. Sebagai pedoman, dibawah ini adalah hal-hal yang mempengaruhi penentuan prioritas masalah antara lain : Tingkat kesulitan untuk penanggulangan. Berhubungan dengan target atau rencana perusahaan. Waktu penyelesaian. Hasil yang diharapkan. Tingkat pemahaman dan pengetahuan. Tingkat kepentingan atau darurat Kebijakan baru manajemen perusahaan.
9 17 d. Bila prioritas masalah sudah diperoleh, maka tema perbaikan sudah dapat ditentukan. Dalam penentuan judul harus mempunyai dua unsur pokok yang akan menentukan arah perbaikan yakni : a. Hasil yang direncanakan untuk di capai. b. Batas waktu yang diperlukan untuk keseluruhan proses perbaikan (target waktu penyelesaian sesuai dengan jadwal rencana perbaikan) 2. Menganalisa Penyebab Penelusuran penyebab, biasanya menggunakan alat bantu diagram sebab akibat agar memperoleh gambaran yang menyeluruh dari suatu susunan hubungan sebab akibat. Meskipun demikian bila hubungan antar sebab dan akibat cukup kompleks dan satu sama lain berkaitan erat, maka dimungkinkan untuk menggunakan salah satu dari alat bantu dari 7 Management Tools yaitu diagram sebab akibat. Adapun alat bantu yang digunakan untuk menelusuri penyebab persoalan, hal yang paling penting sebagai akhir dari langkah kedua adalah disajikan suatu kesimpulan (keputusan bersama) berupa : beberapa penyebab yang dianggap dominan. 3. Menguji dan Menentukan Penyebab Dominan. Setelah memilih penyebab yang dianggap dominan pada langkah sebelumnya maka proses berikutnya adalah upaya untuk mengetahui sejauh
10 18 mana penyebab-penyebab tersebut benar-benar mempunyai korelasi yang erat dengan persoalan yang timbul. Bagaimana cara menguji penyebab? Satu-satunya cara menguji yang hingga saat ini dianggap paling efektif dan mampu menggambarkan fakta yang sebenarnya adalah dengan cara mengumpulkan sejumlah data dan melalui pemantauan di lapangan atau tempat kerja dan mengolah serta menyajikan data tersebut ke dalam scatter diagram yakni diagram yang menunjukkan pola kecenderungan hubungan antara dua faktor. 4. Membuat Rencana dan Melaksanakan Perbaikan. Sampai tahap ini, perjalanan PLAN telah mencapai ujimgnya karena prioritas masalah telah diketahui demikian juga penyebab-penyebab yang sesungguhnya telah lengkap. Pada langkah itu proses yang akan dijalani adalah menyusun rencana-rencana perbaikan, menyusun INTERMEDIATE TARGET yaitu target dari masing-masing penyebab dan melaksanakan uji coba perbaikan secara teliti dengan urutan kegiatan sebagai berikut : a. Menyusun rencana perbaikan dengan a!at bantu 5W+2H. How pertama adalah cara-cara yang ditempuh dalam perbaikan sedangkan How yang kedua menunjukkan besarnya jumlah atau persentase tingkat. perbaikan masing-masing penyebab yang ingin dicapai. b. Menguji coba Rencana Perbaikan;dan memantau hasilnya.
11 19 c. Bila hasil uji coba sebelum memuaskan, lakukan perubahan terhadap rencana atau membuat alternatif rencana perbaikan yang lain. d. Melakukan lagi uji coba terhadap rencana perbaikan yang baru dan memantau hasilnya. e. Bila hasil uji coba belum memuaskan juga, lakukan perubahan lagi terhadap rencana atau membuat alternatif rencana perbaikan yang lain. f. Setelah hasil yang diinginkan tercapai, jagalah kondisi perbaikan agar berjalan stabil dan tidak fluktuatif. 5. Meneliti Hasil. Satu hal yang membedakannya dengan kegiatan pengamatan hasil uji coba pada langkah sebelumnya ialah dalam tenggang waktu. Dibutuhkannya waktu yang relatif lebih panjang pada langkah ini. Hal ini dapat diterima secara logika karena memang berfungsi sebagai penelitian yaitu suatu usaha pematian (assurance) yang signifikan. Salah satu syarat utama adalah perlu melihat kembali kondisi sebelum ada perbaikan dan membandingkannya dengan kondisi saat ini (setelah perbaikan). Syarat kedua adalah penggunaan beberapa alat bantu untuk memberikan gambaran yang dapat memperjelas perbedaan kondisi tersebut antara lain dengan menggunakan diagram balok, diagram pareto atau bahkan peta kendali.
12 20 6. Membuat standar Baru. Suatu basil kerja (perbaikan) yang.sebagus atau sehebat apapun dengan cepat akan dilupakan orang dan lenyap tanpa bekas, bila tidak di catat atau dibakukan. Pada akhir suatu perbaikan, haruslah diikuti dengan proses pembakuan terhadap hasil yang di capai yang biasa kita sebut dengan membuat standar baru yang terdiri dari dua hal yaitu : - Standar Prosedur yaitu penjabaran prosedur pelaksanaan kerja yang harus diikuti untuk mencegah timbulnya persoalan yang sama. - Standar Hasil yaitu unjuk kerja (performance} yang dapat di capai, bila prosedur pelaksanaan diatas dapat dijalankan dengan benar. 7 Mengumpulkan Data Baru dan Menentukan Rencana Berikutnya. Salah satu karakterislik kegiatan GKM yang membedakannya dari kegiatan-kegiatan kelompok-kelompok peningkatan mutu yang lain adalah sifat perbaikannya yang berkesinambungan atau berkelanjutan Statistical Process Control (SPC) SPC dapat membantu dalam menentapkan kemampuan proses dengan melakukan pengukuran terhadap variasi produk yang dihasilkan atau kualitas pelayanan sepanjang waktu. Secara. grafis SPC menyajikan variasi yang terjadi yang memungkinkan untuk mertetapkan apakah sebuah proses di dalam kontrol atau berada di luar kontrol.
13 21 Untuk penjelasan lebih lanjut sebaiknya diketahui beberapa pengertian penting berikut ini. Statistical Process Control merupakan aplikasi teknik statistik untuk pengukuran dan analisis variasi dan kemampuan proses. Proses merupakan kombinasi antara mesin, metode, bahan baku atau orang yang digunakan untuk menciptakan sebuah produk atau layanan. Oleh karena tidak ada proses yang sempurna, maka proses dapat menghasilkan variasi kualitas produk atau kualitas layanan. Kemampuan proses merupakan pengukuran mengenai seberapa baik sebuah proses cocok dengan standar produk atau standar pelayanan yang dihasilkan. Variasi merupakan simpangan kualitas produk atau pelayanan berdasarkan tingkatan yang direncanakan. Terdapat dua variasi simpangan yaitu ; pertama, variasi normal disebabkan oleh kejadian-kejadian normal yang melekat dalam proses yang bersangkutan dan hanya dapat dipengaruhi oleh perubahan proses. Kedua, variasi khusus disebabkan oleh kejadian-kejadian khusus yang secara tipikal tidak bcrulang alau dijabarkan atau perubahan-perubahan dalam proses yang mempengaruhi kualitas produk atau kualitas pelayanan. Variasi khusus ini harus dihilangkan untuk menstabilkan proses. (Statistical Process Control, Vincent Gaspersz, 2000)
14 Tujuh Alat Bantu dalam SPC Tujuh alat bantu dalam Statistical Process Control (SPC) yang sering disebut juga seven tools of quality control yaitu : 1. Lembar Periksa (Check Sheet) 2. Stratitikasi (Stratification) 3. Diagram Pareto (Pareto Diagram) 4. Diagram Sebab - Akibat (Fishbone Diagram) 5. Histogram (Histograms) 6. Diagram Pencar (Scatter Diagram) 7. Peta Kendali (Control Chart) (Statistical Process Control, Vincent Gaspersz, 2000) Lembar Periksa (Check Sheet) Lembar periksa adalah suatu formulir, dimana item-item yang akan diperiksa telah dicetak dalam formulir itu, dengan maksud agar data dapat dikumpulkan secara mudah dan ringkas. Penggunaan lembar periksa bertujuan untuk : 1. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana sesuatu masalah yang sering terjadi. Tujuan utama dari penggunaan lembar periksa adalah membantu mentabulasikan banyaknya kejadian dari suatu masalah tertentu atau penyebab tertentu. 2. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sering terjadi.
15 3. Menyususn data sepira otomatis sehingga data itu dapat dipergunakan dengan mudah Grafik (Grafik Diagram) Dalam TQM grafik didefinisikan menggambarkan sejumlah data hasil analisis secara ilmu statistik kedalam suatu bagan tertentu, agar mudah dimengerti atau dipahami dan mudah ditindaklanjuti. Dalam definisi tersebut rna'ka terdapat lima sasaran grafik yaitu : 1. Menerangkan Misalnya : - Kondisi Kerusakan - Kondisi Produktivitas 2. Memahami Keadaan Misalnya : - Keadaan Masa Lalu - Keadaan Masa Sekarang 3. Mengendalikan Suatu Kondisi Misalnya : - Kondisi Suhu - Kondisi Tingkat Produktivitas 4 Merencanakan Misalnya : - Merencanakan Target Harian - Merencanakan Target Mingguan 5. Menghitung atau Memperkirakan
16 24 Misalnya : - Harga - Nilai Standar - Batas-batas Kendali yang diinginkan Dalam kegiatan TQM, terdapat 7 (tujuh) grafik yang digunakan : 1. Grafik Batang (Bar chart) 2. Grafik Garis (Line Graph) 3. Grafik Pai (Pie Diagram) 4. Grafik Sabuk (Kelly Graph) 5. Grafik Radar (Radar Chart) 6. Grafik Gabungan Batang dan Garis 7. Grafik Gabungan Batang dan Sabuk Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pembuatan grafik adalah : 1. Harus jelas sasarannya Untuk menghindari kesalahan pengumpulan data 2. Cara menyajikan data ke dalam grafik Untuk mengurangi salah pengertian dalam membaca atau menaisirkan 3. Pemilihan grafik Untuk menghindari efek samping yang merugikan dari suatu grafik 4. Bentuk dan warna 5. Awali dengan draft 6. Gambarkan dengan benar.
17 Diagram Pareto (Pareto Diagram) Diagram pareto adalah diagram yang pertama kali disajikan oleh seorang ahli ekonomi berkebangsaan Italia yaitu Vilvredo Parelo, pada tahun Cara membuat pareto diagram yaitu : 1.Tentukan metoda dan waktu pengambilan data (minggu atau bulan, dan tahun lain) 2.Buatlah stratifikasi data berdasarkan satuan atau waktu yang terpakai. frekuensi kejadian atau bahkan berdasarkan nilai ekonomisnya (financial} 3.Susunlah data dalam lembar data untuk diagram pareto yang memuat semua faktor, jumlah data masing-masing faktor, persentase masingmasing faktor, jumlah kumulatif dan persentase kumulatif. 4.Gambarkan pareto diagram dengan urutan : a. Buatlah garis vertikal (sumbu Y) yang dihubungkan dengan sudut kiri garis horizontal (sumbu X) dan tentukan skala pada garis vertikal. b. Dari lembar data yang tersedia, gambarlah balok masing-masing faktor dengan ukuran lebar yang sama, sesuai dengan jumlah data dan mengacu pada garis vertikal. c. Dengan menggunakan jumlah kumulatif, tentukan titik masingmasing kumulatif masing-masing faktor, lanjutkan dengan menarik garis kumulatif, dimulai dari titik 0 (perpotongan sumbu X dan Y). d. Tuliskan masing-masing tabel faktor di bawah garis horizontal,
18 26 e. Tuliskan jumlah masing-masing faktor, diatas balok. f. Tulislah persentase kumulatif pada bagian sebelah kanan diagram, g. Tulislah ukuran yang di pakai (satuan, frekuensi,dst) pada garis vertikal (sumbu Y) h. Cantumkan juga di ujung kiri atas diagram : total data dan periode pengambilan data. i. Jangan lupa untuk mencantumkan judul diagram pareto tersebut Aplikasi pareto diagram dangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal berikut ini : 1. Menentukan prioritas karena keterbatasan sumber daya. 2. Menggunakan kearifan tim secara kolektif 3. Menghasilkan consensus atau keputusan akhir. 4. Menempatkan keputusan pada data kuantitatif Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram) Instrumen dasar dalam peningkatan kualitas yang lain adalah diagram Ishikawa. Dinamakan Ishikawa sesuai dengan nama penemunya yang berasal dari negara Jepang yang bernama Kaoru Ishikawa dalam tahun diagram Ishikawa dikcnai juga sebagai diagram sebab akibat atau Fishbone. Fungsi dasarnya adalah untuk mengidentifikasikan dan mengorganisasikan penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya.
19 27 Sering dijumpai orang mengatakan penyebab yang mungkin dan dalam kebanyakan kasusu kita hams menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan basil yang diinginkan. Macam-macam diagram Fishbone : 1.Standar Fishhone : mengidentifikasikan penyebab-penyebab yang mungkin dari suatu masalah yang tidak diinginkan dan bersifat spesifik. 2.Diagram Fishbone terbalik : mengidentifikasikan tindakan yang harus dilakukan untuk menghasilkan efek atau hasil yang diinginkan. 3.Menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan. 4.Mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses. Aplikasi diagram Fishbone sangat tepat digunakan jika menginginkan halhal berikut ini : 1.Mengidentifikasi penyebab (mengapa) alas masalah. 2.Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan. 3.Membahas issue secara lengkap dan rapi. 4.Menghasilkan pemikiran baru Histogram Histogram merupakan salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk mengetahui penyebaran atau distribusi dari sekelompok data hasil produksi.
20 28 Hasil produksi pada sualu interval waktu tertentu diamati dan di ukur, kemudian dianalisis untuk menggambarkan bentuk distribusinya. Dari grafik tersebut akan terlihat apakah penyebarannya terjadi normal atau tidak, sehingga bisa diambil tindak lanjut terhadap prosesnya. Umumnya, gambar histogram, seperti barisan batang-batang persegi panjang yang menunjukkan jumlah batang merupakan kelas-kelas pengelompokan data (hasil pengukuran) sedangkan tingginya menggambarkan jumlah kejadian atau frekuensi. 4 Histogram of Sosro (with Ho and 95% t-confidence interval for the mean) 3 Frequency _ X Ho Sosro Gambar 2.2 Contoh Histogram Aplikasi histogram diagram sangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal berikut ini : 1. Menetapkan stabilitas proses. 2 Mendapatkan performance sekarang atau variasi proses. 3. Mengaji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan
21 29 4. Mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses Diagram Pencar Dalam proses perbaikan kualitas, kadang-kadang diperlukan eksplorasi terhadap hubungan antara dua variabel. Sebagai contoh, misalkan diagram sebab akibat mengenai sebah-sebab ketidakpuasan pelanggan menghasilkan kemungkinan hubungan antara janji dan jumlah keiuhan pelanggan. Diagram pencar merupakan alat yang bermanfaat untuk menjelaskan apakah terdapal hubungan antara dua variabel tersebut, dan apakah hubungannnya positip atau negatip. Diagram pencar bertindak sebagai dasar untuk analisis statistik yang disebut analisis regresi, yang menguji hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persamaan matematis. Diagram pencar juga menjadi dasar pembuatan chart yang sering digunakan dalam peramalan.
22 30 Probability Plot of Ren. Wkt SariWangi Normal Percent Mean StDev N 14 KS P-Value > Ren. Wkt SariWangi 30 Gambar 2.3 Contoh Diagram Pencar Aplikasi diagram pencar sangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal berikut ini : 1.Memahami hubungan antar dua variabel. 2.Menetapkan hubungan sebab akibat yang mungkin antara beberapa proses atau beberapa kegiatan. 3.Mengamati tindakan korektif untuk menjaga hasil perbaikan kualitas Peta Kendali Peta kendali adalah suatu grafik yang menunjukan apakah suatu proses kerja pada kondisi stabil atau tidak, atau apakah suatu proses terpelihara pada kondisi tertentu atau stabil. Peta kendali pertama kali dikenalkan pada tahun 1924 oleh W.A shewhart, yang memasukkan ke laboratorium Bell Telephone dengan tujuan untuk
23 31 mengurangi variasi yang tidak normal yang disebabkan oleh Assignable cause dan Chance Cause. Peta kendali terdiri dari garis tengah, sepasang garis kendali yang terletak diatas dan dibawah garis tengah, dan nilai-nilai karakteristiknya diplot pada peta yang menunjukan keadaan suatu proses jika semua nilai yang diplot dalam batas kendali tanpa suatu kecenderungan tertentu, prosesnya dianggap dalam keadaan terkendali. Mutu suatu produk dapat dibuat dalam suatu proses selalu disertai oleh variasi yang tidak dihindari. Penyebab variasi dapat diklasifikasi ke dalam dua tipe berikut: 1.Change Cause : Variasi yang timbul secara tidak terduga dan tidak dapat dihindari dan terelakan terjadi dalam suatu proses, meskipun operasinya dikerjakan dengan menggunakan bahan baku dan metode yang telah distandansasi. Penyebab Chance ini bisa ditekan akan tetapi kurang efisien karena selain butuh waktu, juga investasi besar. 2.Assingable Cause: Variasi ini suatu penyebab yang bisa diduga terjadi dan yang berarti adanya taktor penting yang perlu diselidiki. Variasi ini dapat dihindari dan tidak boleh diabaikan. (Statistical Process Control, Vincent Gaspersz, 2000)
BAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam dunia industri banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi proses produksi, salah satunya yang menjadikan penentu suatu keberhasilan produksi adalah kualitas dari barang yang
Lebih terperinciStatistical Process Control
Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama
Lebih terperinci7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016
7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan
Lebih terperinciBAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management
BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciSumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.
Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kualitas (Mutu) Kualitas adalah standar mutu untuk suatu produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang berada dalam batas-batas toleransi yang diperbolehkan
Lebih terperinciStatistical Process Control
Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:
Lebih terperinciDefinisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mutu 2.1.1. Definisi Sebuah perusahaan akan berfokus pada bagaimana memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, dimana hal tersebut hanya didapatkan apabila perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan
Lebih terperinciNama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian
PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung
Lebih terperinciDWI PURNOMO FTIP - UNPAD
Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar
Lebih terperinci2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality
Materi ke 2 1. Review 2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Review Apa yang anda ketahui tentang variabilitas? Apa perbedaan konsep antara Pengendalian Kualitas Statistik, Desain Eksperimen dan
Lebih terperinciPendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015
Pendahuluan Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII September 30, 2015 Ayundyah (UII) Pendahuluan September 30, 2015 1 / 32 Pendahuluan Karaketristik lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Pengertian Kualitas Banyak pakar bidang kualitas yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Beberapa definisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen ( kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa yang di
Lebih terperincimanagement is defined as the design, operation, and improvement of the system that
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap
Lebih terperinciMATERI V TEKNIK KENDALI MUTU. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.
MATERI V TEKNIK KENDALI MUTU By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. TEKNIK PENGENDALIAN MUTU Gugus Kendali Mutu dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu menggunakan teknik : SEVEN TOOLS.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler dalam Angipora (1999:3), pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran.
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Tisnowati, Henny, et al (2008) untuk menganalisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC (Statistical
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensitas persaingan berskala global menuntut pergeseran dalam dunia bisnis. Misi suatu perusahaan tidak lagi berupa laba, melainkan penciptaan dan penambahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi
Lebih terperinciBAB 5 ASPEK MUTU PRODUK
BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat, terutama sejak
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat, terutama sejak Indonesia memasuki pasar bebas pada tahun 2003. Pasar bebas dikenal dengan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini perkembangan jumlah perusahaan industri yang ada di Indonesia dari berbagai jenis industri mengalami peningkatan dan penurunan yang tidak menentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Konsep Dasar Kualitas Secara definitif yang dimaksudkan dengan kualitas atau mutu suatu produk/jasa adalah derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciPERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)
PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kualitas Kualitas atau mutu adalah satu kata kunci yang harus terus dijaga oleh suatu industri atau perusahaan untuk dapat memberikan kepuasan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Pengendalian Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan standart - standart,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Quality (mutu) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SPC ( Statistic Process Control ) Statistical Process Control (SPC) adalah metode yang efektif dalam mengendalikan aktivitas proses. Kemampuan dari SPC bergantung dari kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas Pengetahuan teknik saja belumlah memadai untuk mengelola dan menatalaksanakan suatu industri. Bekal pengetahuan sosial seperti administrasi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen
Lebih terperinciAlat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1
Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu idyst 1 Ada berbagai alat (tools) dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan TQM. Alat dan teknik tersebut berbeda manfaatnya bila digunakan untuk langkah dan situasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin dicapai, tentunya hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Salah satu faktor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara
Lebih terperinciBab II LANDASAN TEORI
Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Proses Statistikal 2.1.1 Definisi Statistika Kata statistika memiliki dua macam definisi yang telah diterima secara umum, yaitu : a. Suatu kumpulan data kuantitatif
Lebih terperinciKUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM
KUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM Bagaimana supaya ber kualitas Harus ada SISTEM di dalam suatu organisasi SISTEM adalah suatu proses/ kegiatan yang meliputi perencanaan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kaizen Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Menurut Tjiptono dan Diana
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com
Lebih terperinciGUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA
Tugas Makalah Manajemen Mutu Terpadu GUGUS KENDALI MUTU Oleh : SITTI MARLINA 21311153 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI TIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
Lebih terperinciABSTRAK. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank. dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
ABSTRAK ABSTRAK Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabahnya. Pada situasi yang sulit seperti sekarang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Kualitas. Kualitas merupakan salah satu aktor utama yang menentukan pemilihan produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila kualitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05
ABSTRAK PT Ateja Multi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana produk yang dihasilkannya berupa kain untuk public transportation berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu Negara dikatakan maju jika di bidang pendidikannya juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu Negara dikatakan maju jika di bidang pendidikannya juga mengalami kemajuan. Selain itu pendidikan adalah prioritas utama keberlangsungan suatu Negara. Keberhasilan
Lebih terperinciSKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ANALISIS DEFECT PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. HILON SURABAYA (STUDI KASUS FINISHING PRODUK MATRAS) SKRIPSI Oleh : ANDRI HERMAWAN 0532010128 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berisi penelitian yang sudah dilakukan terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dibuat penulis saat ini. Penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa pakar, di antaranya adalah Menurut stevenson (2014:4) manajemen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas
Lebih terperinci(performance quality), standard mutu keamanan (safety quality), standar mutu
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis menyajikan beberapa teori yang berhubungan dengan tugas akhir untuk dijadikan landasan teori dalam pembahasan selanjutnya. Teori berisi definis-definisi maupun
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3
Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3 Vera Devani 1, Fitri Wahyuni 2 Abstract. Purpose of this research is to determine types and causes of defects
Lebih terperinci