Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM :"

Transkripsi

1 Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM : Abstrak Kemudahan berinvestasi saat ini melalui media elektronik menyebabkan meningkatnya keinginan masyarakat untuk berinvestasi, dimana salah satu aset yang bisa diinvestasikan adalah saham. Pada dasarnya investor akan memilih strategi dalam berinvestasi guna mendapatkan return tanpa melupakan risiko yang dihadapi. Salah satu cara untuk melakukan investasi saham adalah dengan membandingkan kinerja portofolio saham yang berkinerja baik (winner) dan saham yang berkinerja buruk (loser) berdasarkan strategi investasi momentum. Oleh karena hal itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja portofolio saham winner dan loser serta untuk mengetahui signifikansi perbedaan kinerja portofolio winner-loser periode formasi dengan periode kepemilikan. Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor finance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode sebagai populasi karena sektor finance terutama perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Sampel dari penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena hal tersebut bahwa sampel penelitian ini berjumlah 70, dari populasi 89 saham. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis uji beda dua rata rata (uji t dependen). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham winner menghasilkan kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan kinerja yang dihasilkan portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham winner-loser periode formasi dengan periode kepemilikan. Hal tersebut menandakan bahwa strategi investasi momentum tidak dapat diterapkan di pasar modal Indonesia. Kata Kunci: sektor finance, strategi investasi momentum, perbandingan kinerja portofolio vi

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii ix xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori Portofolio Strategi Portofolio Saham ) Strategi Portofolio Aktif ) Strategi Portofolio Pasif Strategi Investasi Momentum Kinerja Portofolio Saham ) Variabel Penilaian Kinerja Portofolio (1) Mengukur Tingkat Keuntungan (Return) Portofolio (2) Risiko Portofolio Saham ) Teknik Penilaian Kinerja Portofolio Saham (1) Perbandingan Langsung (2) Menggunakan Ukuran Kinerja Tertentu Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis data Sumber data vii

3 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB IV DATA DAN PEMBAHSAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Finance Deskripsi Variabel Penelitian Portofolio Saham Winner-Loser Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Periode Formasi dan Periode Kepemilikan ) Abnormal Return Portofolio Winner-Loser ) Indeks Sharpe Portofolio Winner-Loser Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian Kinerja Portofolio Winner dengan Kinerja Portofolio Loser pada Periode Kepemilikan Selanjutnya Pengujian Perbedaan Signifikansi antara Kinerja Portofolio Winner dengan Kinerja Portofolio Loser Pengujian Perbedaan Signifikansi antara Kinerja Portofolio Winner-Loser pada Periode Formasi dengan Kinerja Portofolio Winner-Loser pada Periode Kepemilikan Selanjutnya BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN viii

4 DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 1.1 Jumlah Investor di Indonesia Tahun Observasi Periode Formasi dan Periode Kepemilikan Portofolio Saham Winner-Loser Tahun Statistik Deskriptif Beda Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun Statistik Deskriptif Beda Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun Statistik Deskriptif Beda Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun Statistik Deskriptif Beda Indeks Sharpe Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun ix

5 4.10 Hasil Perhitungan Perbedaan Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner-Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun Hasil Perhitungan Perbedaan Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner-Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun Hasil Uji Beda Dua Rata Rata Abnormal Return Portofolio Winner dengan Rata Rata Abnormal Return Portofolio Loser Hasil Uji Beda Dua Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Dengan Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser Hasil Uji Beda Dua Rata Rata Abnormal Return Portofolio Winner-Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun Hasil Uji Beda Dua Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner- Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun x

6 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Data Harga Saham (Closing Price) Perusahaam Sampel Data IHSG (Induk Harga Saham Gabungan) Periode Januari 2013 Desember Data BI Rate Periode Januari 2013 Desember Peringkat Sahan Berdasarkan Return 12 Bulan Periode Januari 2013 Desember Kelompok Saham Winner Tahun Kelompok Saham Loser Tahun Perhitungan Abnormal Return Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun Perhitungan Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun Rata Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun xi

7 14 Hasil Uji Beda Rata Rata Abnormal Return Portofolio Winner Dengan Rata Rata Abnormal Return Portofolio Loser Tahun Hasil Uji Beda Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Dengan Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser Tahun Hasil Uji Beda Rata Rata Abnormal Return Portofolio Winner- Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun Hasil Uji Beda Rata Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner- Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun xii

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gejolak perekonomian di Indonesia mengalami penurunan dan peningkatan yang sangat besar pengaruhnya terhadap perusahaan perusahaan Go Public di Indonesia. Perusahaan yang sudah Go Public mendapat banyak sorotan dari investor yang terutama ingin berinvestasi pada saham. Kemudahan berinvestasi saat ini melalui media elektronik menyebabkan meningkatnya keinginan masyarakat untuk berinvestasi saham. Dikutip dari situs (mengambil data dari Konstodian Sentral Efek Indonesia / KSEI) yang mencatat adanya investor yang berinvestasi pada saham setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berikut adalah data jumlah investor pada tahun : Tabel 1.1 Jumlah Investor di Indonesia Tahun Sumber : Berdasarkan data jumlah investor dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan yang menandai bahwa adanya sinyal positif untuk 1

9 pasar modal Indonesia khususnya pada saham dan mulai meluasnya pengetahuan tentang saham. Sesuai dengan adanya peningkatan jumlah investor tahun maka penelitian ini menggunakan periode Januari 2013 Desember Penelitian ini membandingkan periode formasi dengan periode kepemilikan dimana periode formasi mencakup 12 bulan dan periode kepemilikan mencakup 3, 6, dan 12 bulan. Pada dasarnya dalam berinvestasi saham, investor akan memilih strategi dalam berinvestasi guna mendapatkan return yang diharapkan dan mengestimasikan risiko yang dihadapi. Tujuan berinvestasi pada saham adalah memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapi (Tandelilin, 2010:102). Cara untuk melakukan investasi saham adalah dengan membentuk portofolio dan melakukan penilaian kinerja terhadap portofolio tersebut. Pengenalan konsep portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara semaksimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut (Fahmi & Hadi, 2011:2). Melakukan strategi portofolio hendaknya membentuk dua jenis portofolio saham yaitu portofolio saham winner dan portofolio saham loser. Portofolio saham winner dan portofolio saham loser menggunakan penilaian tingkat return yang positif atau tingkat return yang efektif. Saham yang memiliki tingkat return yang positif dan diatas rata rata akan masuk kategori portofolio saham winner sedangkan saham yang memiliki tingkat return yang negatif dan di bawah rata rataakan masuk kategori portofolio saham loser. Setelah mengelompokkan 2

10 portofolio saham winner dan loser, dapat dievaluasi kinerja portofolio dari saham tersebut. Kinerja dalam suatu portofolio akan mencerminkan tingkat risiko yang akan ditanggung oleh investor (Saputro, 2016) Bidang investasi sering membedakan antara manajemen pasif dan manajemen aktif. Investor yang menggunakan manajemen pasif berarti akan memegang berbagai saham untuk jangka waktu yang relatif lama dan jarang melakukan perubahan (Husnan, 2012:435). Investor yang menggunakan gaya manajemen aktif pada dasarnya aktif dalam mencari suatu informasi, mengikuti waktu dengan pergerakan harga sahamnya yang bertujuan menghasilkan return yang abnormal (Tandelilin, 2010:329). Strategi pasif diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Strategi pasif meliputi strategi beli dan tahan (buy and hold strategy) dan strategi mengikuti indeks (indexing strategy) sedangkan pada strategi aktif pada dasarnya investor melakukan dua pendekatan dalam membentuk portofolio, yakni pendekatan analisis fundamental dan pendekatan analisis teknikal. Bertolak belakang dengan strategi pasif bahwa strategi aktif bertujuan untuk mencapai abnormal return yang melebihi portofolio strategi pasif. Terdapat tiga strategi yang biasanya digunakan dalam menjalankan strategi aktif yakni pemilihan saham, rotasi sektor dan strategi momentum harga (Tandelilin, 2010:330). Para peneliti manajemen keuangan telah mengemukakan dan mengembangkan dua teori strategi investasi dalam mengevaluasi kinerja portofolio yaitu teori strategi momentum dan strategi kontrarian. Strategi kontrarian pertama 3

11 kali dikemukakan oleh De Bondt dan Thaler (1985). Strategi kontrarian merupakan strategi investor yang bertujuan untuk memperoleh reversal return. Pengertian reversal return adalah adanya keyakinan pada investor dengan adanya pembalikan arah terhadap return saham dalam waktu tertentu. Sedangkan strategi momentum pertama kali dipopulerkan oleh Jagadessh dan Titman (1993). Strategi momentum merupakan kebalikan dari strategi kontrarian yang berarti strategi investasi yang diyakini investor akan memperoleh return secara continuation atau berkelanjutan. Penelitian ini melatarbelakangi adanya research gap dari beberapa penelitian tentang strategi portofolio dalam penilaian kinerja portofolio dengan menggunakan strategi kontrarian dan strategi momentum. Terdapat adanya perbedaan pendapat dan hasil pengujian dalam membentuk suatu kinerja portofolio. Penelitian yang dilakukan oleh Jagadessh dan Titman (1993) yang pertama kali mengemukakan strategi investasi momentum tersebut mengkaji data return saham individual pada tahun di New York Stock Exchange (AMEX) menghasilkan abnormal return yang signifikan dalam jangka waktu 3 sampai 12 bulan. Beberapa penelitian yang mendukung hasil penelitian dari penelitian Jagadeesh dan Titman (1993) diantaranya, Forner dan Joaqu n Marhuenda (2003) melakukan penelitian di Pasar Modal Spanyol dengan durasi 6,12,36 dan 60 bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi momentum dapat dilakukan dalam periode jangka pendek. Dische (2001) menemukan bahwa abnormal return yang lebih tinggi dapat dicapai dengan menerapkan strategi momentum untuk saham yang disperse rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Salvio et al. (2013) dengan menggunakan data bursa Shanghai periode Desember 2007 sampai dengan Februari 4

12 2012 menemukan bahwa keuntungan didapat oleh investor yang melakukan strategi investasi momentum. Penelitian strategi momentum juga didukung oleh Grinblatt et al. (1995) menemukan bahwa 77% investor menyadari kinerja strategi investasi momentum secara signifikan lebih baik daripada strategi investasi kontrarian. Darusman (2012) juga menemukan bahwa strategi kontrarian tidak cocok digunakan karena strategi momentum lebih unggul pada minggu ke 2, 4, dan 8 setelah pembentukan portofolio. Penelitiannya dilakukan pada Index LQ 45 periode 2003 hingga Demir et al. (2004) meneliti tentang strategi investasi momentum di pasar modal Australia yang menemukan bahwa strategi investasi momentum mampu melakukan penyesuaian untuk menghadapi risiko pada periode penelitian dari September 1990 sampai July Penelitian yang dilakukan oleh Grinblatt dan Keloharju (2000) di Finlandia menemukan bahwa saham winner lebih unggul kinerjanya dibandingkan saham loser yang menandakan bahwa strategi investasi momentum lebih tepat digunakan. Najmudin (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa terdapat anomali winner-loser di BEI (Bursa Efek Indonesia) dalam jangka pendek yang berupa terjadinya investor underreaction. Baik saham winner maupun saham loser masing masing bergerak dengan tidak berganti posisi sejak periode pembentukan sampai dengan periode pengujian sehingga strategi investasi momentum bisa diterapkan di pasar modal Indonesia. Penelitian mengenai overreaction di Indonesia diteliti oleh Yunita (2012). Penelitiannya dilakukan pada perusahaan keuangan dan properti di Bursa Efek 5

13 Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terjadi anomaly overrection pada perusahaan keuangan dan properti di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 hingga 2011 sehingga penelitian tersebut mendukung strategi investasi momentum. Penelitian tersebut didukung oleh Yulianawati (2003) yang tidak menemukan adanya anomaly overreaction di Bursa Efek Jakarta sehingga strategi kontrarian tidak cocok digunakan di Indonesia. Penelitiannya mendukung strategi momentum. Terdapat penelitian yang menentang atau tidak setuju dengan interpretasi terhadap temuan empiris strategi investasi momentum. Penelitian strategi investasi momentum bertentangan dengan strategi kontrarian. Penelitian kontrarian pertama kali dikemukakan oleh De Bondt dan Thaler (1985) yang menemukan adanya overreaction. Pada awal periode hingga akhir periode dijelaskan bahwa portofolio winner yang awalnya positif berbalik arah menjadi negatif pada periode berikutnya dan pada portofolio loser yang awalnya negatif berbalik arah menjadi positif pada periode berikutnya. Portofolio loser sangat besar pengembaliannya selama 5 tahun setelah pembentukan portofolio. Schiereck et al. (1999) mendukung penelitian dari De Bondt dan Thaler. Penelitiannya dilakukan di Jerman yang menemukan bahwa strategi kontrarian lebih cocok digunakan daripada strategi momentum. Strategi kontrarian juga didukung oleh Kang et al. (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Contrarian and momentum strategies in the China stock market: menunjukkan adanya keuntungan momentum yang kurang jelas akibat terjadi banyaknya reaksi yang berlebihan para investor dalam mengkaji informasi yang menyebabkan investor tergantung pada rumor pasar. Hal tersebut menandakan 6

14 strategi investasi kontrarian lebih dapat digunakan di pasar saham Cina karena portofolio saham winner periode kepemilikan (12 26 minggu) tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan. Penelitian yang mendukung bahwa investasi strategi momentum tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Bildik dan Gulay (2001) di Instabul Stock Exchange dan Hameed dan Kusnadi (1999) di pasar modal Asia. Rahmawati dan Suryani (2005) menemukan adanya indikasi berlebihan (overreaction) yang ditandai dengan portofolio loser mengungguli portofolio winner khususnya pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode 2000 sampai Kecenderungan anomaly winner-loser saham industri manufaktur di pasar modal Indonesia juga dikemukakan oleh Gunarsa dan Ekayani (2011). Saham saham yang memiliki return positif pada awalnya berbalik arah menjadi negatif pada periode selanjutnya. Penelitian tentang anomaly winner-loser pada saham industri di pasar modal Indonesia dikemukakan oleh Suarmanayasa dan Susila (2012). Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat kecenderungan anomaly winner-loser dengan rata rata abnormal return portofolio winner sebanyak 27 observasi periode pengujian yang menunjukkan bahwa sebagian besar saham winner mengalami pembalikan return rata rata ke arah negatif. Penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Wiagustini (2008) yang menyatakan bahwa di Bursa Efek Indonesia ditemukan anomali pasar yaitu penyimpangan perilaku hipotesis pasar efisien yang berkaitan dengan hipotesis overreaction khususnya pada efek PER (Price Earning Ratio). 7

15 Wiksuana (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa abnormal return portofolio saham winner periode formasi 3 bulan dengan periode pengujian 3 bulan sesudahnya berbeda negatif dan signifikan secara statistik untuk semua kelompok portofolio saham. Sedangkan abnormal return portofolio saham loser periode formasi 3 bulan dengan periode pengujian 3 bulan sesudahnya berbeda positif dan signifikan secara statistik untuk semua kelompok portofolio saham. Penelitian yang dilakukan oleh Mansouri et al. (2012) menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi momentum di Bursa Efek Teheran menghasilkan return yang negatif dalam semua periode pengujian. Penelitian tersebut didukung Swandewi dan Mertha (2013) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata rata kumulatif abnormal return portofolio winner-loser saham industri manufaktur di pasar modal Indonesia. Penelitian serupa juga dikemukakan oleh Maharani dan Witiastuti (2015) dalam hasil pengujiannya yang menemukan bahwa sebagian besar hasil pengujian portofolio winner bernilai negatif dan portofolio loser bernilai positif. Adanya berbagai kesenjangan hasil penelitian terdahulu dapat dikatakan bahwa penelitian tentang strategi investasi momentum menarik untuk dilakukan penelitian guna mendapatkan bukti secara empiris untuk digunakan dan diterapkan di Indonesia. Penelitian ini juga digunakan untuk menilai kinerja portofolio saham dengan menggunakan strategi momentum pada perusahaan finance di pasar modal Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori strategi investasi momentum karena strategi tersebut merupakan strategi yang biasanya digunakan investor di Indonesia. 8

16 Sebagian besar investor cenderung membeli saham saham yang mempunyai kinerja yang baik dan akan menjual saham saham yang memiliki kinerja yang buruk. Kowanda dan Pasaribu (2012) menyatakan bahwa keberadaan momentum harga telah terbukti secara empiris terdapat di banyak pasar saham di berbagai negara. Investor akan mencari informasi terlebih dahulu untuk pemilihan saham yang akan dimasukkan pada kinerja portofolionya. Penelitian ini menggunakan sektor finance (keuangan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Penggunaan sektor finance pada penelitian ini karena sektor finance terutama perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena membantu masyarakat yang memerlukan dana investasi maupun dana untuk modal kerja yang diharapkan dapat menunjang peningkatan pembangunan dari sektor lainnya. Dilansir dari Laporan Survei Perbankan ( pada tahun 2015 menyatakan pertumbuhan kredit dan simpanan pada perusahaan finance yang semakin besar dari tahun sebelumnya menandakan adanya tingkat konsumsi yang mulai meningkat. Pada sektor finance (keuangan) juga terdapat banyak subsektor lainnya selain perbankan, seperti perusahaan Asuransi, perusahaan Reksadana, perusahaan Efek (securities) dll. Sesuai dengan peningkatan jumlah investor yang dipaparkan sebelumnya, penggunaan sektor finance sejalan dengan penelitian ini karena dalam sektor finance terdapat subsektor yang mendukung seperti perusahaan Efek dimana perusahaan Efek merupakan tempat investor yang ingin membuka rekening efek untuk bertransaksi saham. 9

17 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Apakah kinerja portofolio saham winner lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan kinerja portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya? 2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham winner dengan kinerja portofolio saham loser? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham winner-loser pada periode formasi dengan kinerja portofolio saham winner-loser pada periode kepemilikan selanjutnya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham winner dibandingkan dengan kinerja portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya. 2) Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kinerja portofolio saham winner dengan kinerja portofolio saham loser. 3) Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kinerja portofolio saham winner-loser pada periode formasi dengan kinerja portofolio saham winner-loser pada periode kepemilikan selanjutnya. 10

18 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi investor, dan ilmu pengetahuan yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris pada manajemen investasi, khususnya mengenai kinerja portofolio saham berdasarkan strategi investasi momentum pada perusahaan finance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun ) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi saham dengan melihat kinerja dari portofolio saham. 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan dan disusun secara sistematis dan rinci untuk memberi arahan dan gambaran sehingga mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistematika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian yang terdiri dari hal- hal apa saja yang mendasari masih pentingnya 11

19 dilakukan penelitian ini, serta menguraikan rumusan masalah penelitian, tujuan pembahasan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menguraikan landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan teori portofolio, strategi investasi saham dan kinerja portofolio saham. Teori teori dalam bab ini berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat sehingga dapat mengakomodasikan argumentasi secara akurat sesuai dengan pokok permasalahan serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variable, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. BAB IV : DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan sektor finance yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Selain itu bab ini juga menyajikan hasil hasil penelitian yang diperoleh secara sistematis setelah dianalisis menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian, selanjutnya dibahas dengan 12

20 membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil hasil penelitian sebelumnya. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menguraikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan serta saran saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan terkait dengan topik penelitian ini dan berbagai saran yang diberikan untuk pegembangan bagi penelitian selanjutnya. 13

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi guna mendapatkan return yang maksimal tanpa melupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi guna mendapatkan return yang maksimal tanpa melupakan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor pada dasarnya akan menempuh beberapa strategi dalam berinvestasi guna mendapatkan return yang maksimal tanpa melupakan faktor risiko investasi yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM WINNER - LOSER BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM. A.A Istri Agung Sasmikadewi 1 Made Rusmala Dewi 2

PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM WINNER - LOSER BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM. A.A Istri Agung Sasmikadewi 1 Made Rusmala Dewi 2 E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 2, 2017: 857-888 ISSN : 2302-8912 PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM WINNER - LOSER BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM A.A Istri Agung Sasmikadewi 1 Made Rusmala

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini menguji overreaction hypothesis pada saham LQ- 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

Lebih terperinci

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR R. Narendra Saputro 1 Ida Bagus Badjra 2 ABSTRAK ABSTRACT

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR R. Narendra Saputro 1 Ida Bagus Badjra 2 ABSTRAK ABSTRACT E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.1, 2016: 623-649 ISSN: 2302-8912 KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR R. Narendra Saputro 1 Ida Bagus Badjra 2 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Portofolio Teori investasi lebih menganjurkan investor untuk membentuk portofolio dalam berinvestasi saham. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan yang diberikan oleh perusahaan kepada publik terutama para investor dan kreditur. Salah satu unsur dalam

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal Management Analysis Journal 4 (1) (2015) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj FENOMENA MARKET OVERREACTION DI BURSA EFEK INDONESIA Santi Maharani, Rini Setyo Witiastuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sarana investasi yang mengakumulasikan dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor).

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang beroperasi di Indonesia adalah Bursa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Fenomena Overreaction Di BEI Saham yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah saham yang terdaftar selama tahun 2007-2014 dalam Bursa Efek Indonesia, kategori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan harga saham selalu menjadi obyek yang menarik untuk diprediksi dan dianalisis.keberhasilan dan ketepatan memprediksi perkembangan harga saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pasar modal, ada berbagai instrumen keuangan yang bisa diperjualbelikan, seperti obligasi, saham, reksadana, instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga efektivitas pasar modal seringkali dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS OVERREACTION SAHAM WINNER-LOSER PADA PERUSAHAAN INDEKS BISNIS 27 DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK ANALISIS OVERREACTION SAHAM WINNER-LOSER PADA PERUSAHAAN INDEKS BISNIS 27 DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK ANALISIS OVERREACTION SAHAM WINNER-LOSER PADA PERUSAHAAN INDEKS BISNIS 27 DI BURSA EFEK INDONESIA Ketersediaan informasi merupakan hal yang penting dalam melakukan investasi, khususnya investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE) BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian Kinerja perekonomian global pada tahun 2013 mengalami pelemahan dari tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2013 sebesar 0,1% dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ini mengunakan populasi dari perusahaan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, isu tentang investasi mulai marak di Indonesia.Ahli-ahli investasi sering tampil dalam seminar maupun acara TV.Banyak produk yang menjadi objek dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor melakukan investasi dengan harapan mendapatkan keuntungan pada masa yang akan datang. Dengan melakukan investasi, berarti investor mengalihkan dana yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, terjadi pertumbuhan yang pesat pada pasar modal di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan

Lebih terperinci

ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA ELLYA YUNITA Email: fei_lie92@yahoo.com ABSTRAK The capital market is a place where

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan pola harga saham dalam jangka pendek menjadi salah satu obyek yang penting untuk diprediksi dan dianalisis. Keberhasilan dan ketepatan memprediksi harga

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan investasi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks pasar modal Indonesia merupakan sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur pergerakan harga saham. Hingga saat ini BEI mempunyai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang tepat agar keuntungan tersebut bisa diraih (Manurung, 2004). Ada

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang tepat agar keuntungan tersebut bisa diraih (Manurung, 2004). Ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini peluang untuk mendapatkan keuntungan investasi di pasar modal semakin terbuka lebar bagi masyarakat luas, sehingga perlu memiliki strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kesadaran tersebut dapat dilihat pada beberapa indikator, antara lain:

Lebih terperinci

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR KINERJA PORTOFOLIO SAHAM BERDASARKAN STRATEGI INVESTASI MOMENTUM PADA INDUSTRI MANUFAKTUR (Studi pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Oleh : R. NARENDRA

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And Allied Di Bursa Efek Indonesia Nama : Muhamad Syaiful Bahri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan demikian pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio

Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Nama : I Gede Oka Wijaya NIM : 1206205168 Abstrak Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemulihan ekonomi di Indonesia pasca krisis finansial telah menunjukkan tanda-tanda yang signifikan. Beberapa indikator adalah tingkat inflasi yang berada pada posisi

Lebih terperinci

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM WINNER DAN SAHAM LOSER UNTUK MENGIDENTIFIKASI PRICE REVERSAL (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ 45 di BEI Periode 2014-2015) Nadhira Nur Aulia Topowijono

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin,

Lebih terperinci

RASIONALITAS INVESTOR DALAM PEMILIHAN SAHAM DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN SINGLE INDEX MODEL DI BURSA EFEK JAKARTA

RASIONALITAS INVESTOR DALAM PEMILIHAN SAHAM DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN SINGLE INDEX MODEL DI BURSA EFEK JAKARTA RASIONALITAS INVESTOR DALAM PEMILIHAN SAHAM DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN SINGLE INDEX MODEL DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana investor yang ingin berinvestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengarah pada penelitian tentang hipotesis pasar efisien (efficient market

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengarah pada penelitian tentang hipotesis pasar efisien (efficient market BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal Indonesia sejak kurun waktu satu dekade lalu banyak mengarah pada penelitian tentang hipotesis pasar efisien (efficient market hypotesisia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk memperoleh return, untuk mendapat return yang optimal (sesuai dengan kompensasi resiko

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berinvestasi, ada beberapa strategi investasi yang digunakan diantaranya adalah

BAB V PENUTUP. berinvestasi, ada beberapa strategi investasi yang digunakan diantaranya adalah BAB V PENUTUP 5.1 Ringkasan Penelitian Sebagian besar peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam melakukan investasi di Bursa saham semakin terbuka lebar bagi masyarakat luas, namun untuk mencapai keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang cukup penting. Pasar modal dapat diibaratkan dengan mall atau pusat perbelanjaan, hanya saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan investasi pada pasar modal, pemerintah Indonesia beranggapan bahwa pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam pasar modal saat ini kian menarik banyak investor untuk melakukan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu sarana investasi yang menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, namun potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010: 223). Investasi

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010: 223). Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu sarana penting dalam meningkatkan kemampuan untuk mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada suatu lembaga atau tempat dengan harapan mendapatkan penghasilan dan atau peningkatan hasil (Ali, 2012).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Menurut Fama (1970) ada tiga bentuk efisiensi pasar: (1) Efisiensi pasar bentuk lemah, (2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat, (3) Efisiensi pasar bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting dalam perekonomian dan menjadi faktor pembiayaan dan alternatif sumber dana operasional bagi perusahaan-perusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri baik yang diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan sebuah investasi, sebaiknya investor melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan sebuah investasi, sebaiknya investor melakukan analisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk melakukan sebuah investasi, sebaiknya investor melakukan analisis terhadap jenis industri atau perusahaan yang akan dipilih. Terdapat dua jenis analisis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998, menyebabkan begitu banyak perusahaan manufaktur bertumbangan. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 77 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini membahas salah satu anomali pasar efisien, yakni market overreaction dengan mengamati perilaku pembalikan harga pada saham-saham yang mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Setiap investor atau orang yang melakukan investasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini situasi dalam perokonomian yang semakin terbuka, mendorong perkembangan dunia usaha. Hal tersebut menyebabkan perusahaan semakin terdorong untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang dikutip dari situs http://bisniskeuangan.kompas.com, bahwa para investor Indonesia mulai tertarik untuk melakukan investasi dalam bentuk saham berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aset-aset keuangan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan operasionalnya, perusahaan memerlukan dana yang bisa dioperasikan sebaik mungkin. Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menginvestasikan dananya pada tingkat pengembalian (return) sesuai

BAB I PENDAHULUAN. akan menginvestasikan dananya pada tingkat pengembalian (return) sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penting bagi investor dalam mendukung kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Pihak yang kelebihan dana pada umumnya akan menginvestasikan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan dalam menghimpun dana untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Saham yang dijual di pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut kesejahteraan pemegang saham yang digambarkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh :

SKRIPSI. Disusun oleh : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTIMASI HARGA SAHAM DENGAN MODEL DISCOUNT EXPECTED CASHFLOW DALAM KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI PADA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2007) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sebelum penggabungan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan investor agar dapat membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap beta saham perusahaan. Penelitian ini penting karena dalam melakukan investasi, setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia kala ini sudah semakin baik seperti dapat tercemin dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari data Bank Dunia, tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang investor bersedia menanamkan dananya di suatu investasi jika investasi itu dianggap menguntungkan. Salah satu pilihan investasi yang menguntungkan yaitu perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman yang semakin maju dan berkembang saat ini kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan cenderung meningkat dan semakin bertambah. Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang signifikan ditunjukkan dengan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 5.071 triliun (Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan salah satu tempat investasi bagi para investor dan investasi yang dilakukan akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan perekonomian. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian,

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu strategi investasi pasif yang sering digunakan dalam melakukan investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan keputusan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Munculnya situs-situs, buku dan berbagai kepelatihan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Munculnya situs-situs, buku dan berbagai kepelatihan pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman dan adanya keinginin masyarakat untuk menambah pendapatan membuat masyarakat melakukan berbagai macam investasi. Munculnya situs-situs, buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal yang berada Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan

Lebih terperinci

SHORT CONTRARIAN INVESTMENT STRATEGY : PENGUJIAN WINNER-LOSER ANOMALY PADA SAHAM-SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

SHORT CONTRARIAN INVESTMENT STRATEGY : PENGUJIAN WINNER-LOSER ANOMALY PADA SAHAM-SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SHORT CONTRARIAN INVESTMENT STRATEGY : PENGUJIAN WINNER-LOSER ANOMALY PADA SAHAM-SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Ekaningtyas Widiastuti 1 dan Jaryono 2 ABSTRACT This research is aimed to examine the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya penelitian ini berkaitan dengan perkembangan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya penelitian ini berkaitan dengan perkembangan yang terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya penelitian ini berkaitan dengan perkembangan yang terjadi pada ilmu manajemen keuangan, khususnya yang berkaitan dengan teori investasi di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan penting yang dimiliki oleh pasar uang dalam resiko investasi terhadap pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan harga saham tidak terlepas dari perkembangan kinerja keuangan perusahaan. Harga saham mencerminkan indikator adanya suatu keberhasilan dalam mengelola

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 0 ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005-2008 SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark Fernando Pasaribu 2. Abstrak

Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark Fernando Pasaribu 2. Abstrak EFEK BID-ASK, FIRM SIZE DAN LIKUIDITAS DALAM FENOMENA PRICE REVERSAL SAHAM WINNER DAN LOSER KELOMPOK ENTITAS INDEKS LQ 45 PERIODE - DI BURSA EFEK INDONESIA Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark

Lebih terperinci