aspirasinya kategori rendah. Motivasi menyekolahkan ke SLTP di Desa A kategori tinggi dan Desa C sebaliknya, demikian juga sikap mereka terhadap
|
|
- Utami Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Nunu Heryanto, "Partisipasi Orang Tua dalam Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun" (Kasus di Kabupaten Garut propinsi Jawa Barat). Di bawah bimbingan Margono Slamet sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Pang S. Asngari dan Prabowo Tjitropranoto sebagai anggota komisi pembimbing. RINGKASAN Kebijakan Pemerintah dalam pencanangan dan implementasi program Wajar Dikdas 9 yang diresmikan pada tanggal 2 Mei 1994 mempunyai implikasi pada penyediaan dan pengerahan dana dan daya Pemerintah dalam promosi dan implementasi program tersebut dengan harapan pada akhir Pelita VI 85 prosen dari populasi usia pendidikan dasar (7-15 tahun) telah menamatkan SLTP. Propinsi Jawa Barat dalam aktivitas pembangunan selalu menjadi tolak ukur keberhasilan program untuk propinsi lainnya, akan tetapi dalam pembangunan pendidikan khususnya pelaksanaan Wajar 9 tahun Jawa Barat menduduki rengking terakhir, yaitu baru mencapai 25,09 prosen, sedangkan angka partisipasi nasional mencapai 62,39 prosen. Program Pendidikan Dasar telah dirintis mulai tahun 1990 akan tetapi sampai saat ini masih dirasakan banyak hambatan, terutama menggerakkan partisipasi masyarakat dalam program tersebut, oleh sebab itu dipandang perlu penemuan data empirik mengenai faktor penyebab rendahnya partisipasi menyekolahkan ke SLTP, penelitian yang telah dlakukan lebih cenderung pada variabel subjek didik dan hambatan kependidikan, oleh sebab itu penelitian ini lebih mengutamakan subjek penelitiannya kepada satuan unit kepala keluarga (orang tua) sebagai penanggung jawab dan pengambil keputusan dalam menyekolahkan khususnya pada jenjang SLTP. Partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah partisipasi orang tua dalam menyekolahkan anaknya pada jenjang SLTP yang ditandai dengan perilaku; (1) kegigihan dan kesungguhan mencari informasi pendidikan bagi anaknya, (2) mendaftarkan sekolah bagi anaknya ke SLTP, (3) kesungguhan dalam membimbing anaknya dalam kegiatan belajar di rumah dan lingkungannya, (4) aktif mengikuti kegiatan rapatlpertemuan yang diadakan oleh sekolah atau instansi terkait lainnya, (5) aktif menyumbangkan pemikiranlpendapat, tenaga, harta benda, kemahiranlketrampilan tertentu untuk kemajuan pendidikan, dan (6) aktif menyebarluaskan informasi pendidikan kepada yang lain. Dalam mempelajari variabel tersebut diatas didekati dari dua variabel yaitu, pertama variabel karakteristik individu yaitu meliputi latar belakang (1) umur, (2) tingkat pendidikan, (3) jumlah anak, (4) orbitasi wilayah, (5) status sosial ekonomi, (6) kemampuan berkomunikasi, dan (7) nilai dan norma sosial. Kedua dimensi variabel kawasan afektif yaitu mencakup ; (1) persepsi mengenai masa depan pendidikan anaknya, (2) aspirasi mengenai masa depan pendidikan anaknya, (3) motivasi menyekolahkan, dan (4) sikap terhadap program Wajar Dikdas 9 Tahun.
3 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik individu, kawasan afektif dan partisipasi. responden, selanjutnya bertujuan pula mengungka~kan dan menggambarkan pola.hibungan antara karakteristik individu dengan kawasan afektif, pola hubungan karakteristik individu dengan partisipasi serta hubungan karakteristik kawasan afektif dengan partisipasi menyekolahkan ke SLTP serat menjelaskan perbedaan partisipasi mereka diantara wilayah yang berbeda... Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat, karena wilayah tersebut memiliki hteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini, untuk kepentingan penelitian ini wilayah Kabupaten Garut dibagi pada tiga kategori yaitu: (I) kategori wilayah dekat (kode A), (2) kategori wilayah sedang (kode B), dan (3) kategori wilayah jauh (kode C). Penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian "ex-post facto disign", maksudnya hanya mengungkapkan data pada saat penelitian berlangsung, karena tidak mengadakan perlakuan (treatment) sebelumnya. Metode yang digunakan adalah metode stud kasus dengan pendekatan analisis korelasional, karena penelitian ini mengungkapkan hubungan antara variabel yang mempengamhi dan yang dipengaruhi, sedangkan data lain yang tidak bisa terungkap dengan pendekatan tersebut dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Responden adalah satuan kepala keluarga (orang tua) yang mempunyai anak usia SLTP (13-15 tahun) dm telah menamatkan SDM yaitu bejumlah 5.724' orang. Pengambilan contoh digunakan teknik "stratified proportional random sampling", penentuan besaran sampling didasarkan pada tingkat pendidikan dan peke rjaan yang dimiliki orang tua saat penelitian. Hasil perhitungan dengan rumus Cochran (1977) diperoleh sebanyak 287 orang dengan proporsi masing-masing kelompok sebesar 5 prosen. Instrumen penelitian (konversioner) digunakan untuk memperoleh data langsung dari responden, sedang observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran daerah penelitian, dan untuk memperoleh datalinformasi penunjang lainnya dari beberapa instansi dilakukan dengan studi dokumentasi. Karakteristik responden dilihat dari.segi usia sebagian besar kategori usia setengah baya dan dewasa akhir. Dan hanya sebagian kecil saja kategori usia tua baik di Desa A, B clan C. Tingkat pendidikan mereka di Desa A sebagian besar berpendidikan tinggi sediing di Desa C terjadi sebaliknya. Pemilikan jumlah anak di Desa A sebagian besar kategori sedikit anak sedangkan Desa B dan C sebagian ' besar dari mereka memiliki anak banyak (>4 orang). Tempat tinggal mereka khusus Desa C sebagian besar jauh dari pusat informasi dan lembaga pendidikan lanjutan sedangkan di Desa A pada umumnya dekat dan ditunjang sarana transportasi yang memadai. Tingkat perekonomian masyarakat di Desa A lebih banyak berada pada level atas, sedangkan di Wilayah C sebagian besar berada pada level bawah. Kemarnpuan berkomunikasi mereka di Desa A sebagian besar berkemampuan tinggi, sedangkan di Desa C sebaliknya, disertai dengan masih banyaknya masyarakat yang masih terikat dengan nilai dan norma sosial setempat, sedangkan di Desa A te rjadi sebaliknya. Persepsi dan aspirasi mereka mengenai pendidikan masa depan anaknya di Desa A kategori tinggi, karena ditunjang dengan pusat informasi yang relatif memadai dibanding Desa B dan C. Oleh sebab itu di Desa C persepsi dan
4 aspirasinya kategori rendah. Motivasi menyekolahkan ke SLTP di Desa A kategori tinggi dan Desa C sebaliknya, demikian juga sikap mereka terhadap program Wajar di Desa A sebagian besar katcgori positif dan Desa C sebaliknya. Dari gambaran diatas tergambar pula lukisan partisipasi menyekolahkan di Desa A kategori tinggi, karena kecuali didasari pemahaman, motivasi dan sikap yang mendukung, juga faktor pendidikan, sosial ekonomi, kemampuan berkomunikasi mereka tinggi pula, sedangkan di Desa C sebaliknya. Hasil penelitian dengan analisis teknik korelasi peringkat Spearman membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara latar belakang usia responden dengan karakteristik kawasan afektif. Artinya, faktor usia bukan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya persepsi dan aspirasinya mengenai masa depan pendidikan anaknya, motivasi menyekolahkan dan sikapnya terhadap program Wajar Dikdas 9 Tahun. Latar belakang tingkat pendidikan terbukti mempunyai hubungan sangat nyata dengan karakteristik kawasan afektif baik di Desa A, B dan C, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka semakin tinggi persepsi dan aspirasinya, motivasi menyekolahkan dan sikapnya terhadap program Wajar Dikdas 9 tahun. Jumlah anak terbukti tidak mempunyai hubungan dengan persepsi responden terhadap pendidikan dasar, sedangkan dengan variabel aspirasi dan motivasi menyekolahkan serta sikapnya terhadap program Wajar Dikdas terdapat hubungan yang sangat nyata (tejadi hubungan terbalik), maksudnya bahwa semakin sedikit jumlah anak yang dimiliki responden, maka semakin tinggi aspirasi dan motivasi menyekolahkan pada pendidikan SLTF' dan semakin positif sikapnya terhadap program Wajar 9 tahun. Jarak antara tempat tinggal mereka dengan SLTP temyata memiliki hubungan terbalik yang nyata dengan karakteristik kawasan afektif, artinya semakin dekat tempt tinggal mereka dengan pusat informasi dan lembaga pendidikan maka semakin tinggi persepsi dan aspirasi pendidikan, motivasi menyekolahkan dan sikapnya semakin positif terhadap program Wajar Dikdas 9 tahun. Demikian pula tingkat status sosial ekonomi mereka mempunyai hubugan sangat nyata dengan kawasan afektif tersebut diatas, maksudnya semakin tinggi level tingkat sosial ekonomi, maka semakin tinggi pula presepsi dan aspirasi mereka terhadap pendidikan, motivasi menyekolahkan, dan semakin positif sikapnya terhadap program pendidikan dasar 9 tahun. Faktor kemampuan berkomunikasi responden juga mempunyai hubungan sangat nyata dengan karakteristik kawasan afektifnya. Artinya mereka yang memiliki kemampuan berkomunikasi tinggi, maka lebih cenderung persepsi dan aspirasinya terhadap pendidikan juga semakin tinggi, demikian juga keterikatan mereka dengan sistem nilai dan norma sosial setempat mempunyai hubungan sangat nyata (tejad hubungan terbalik) dengan kawasan afektifnya (psikis).. Maksudnya semakin loiiggar keterikatan mereka dengan nilai dan norma sosial yang menghambat pembangunan pendidikan maka semakin tinggi tingkat persepsi dan aspirasinya terhadap pendidikan semakin tinggi motivasi menyekolahkan, dan semakin positif sikapnya terhadap program Wajar Dikdas 9 tahun Faktor usia responden tidak mempunyai hubungan dengan partisipasi menyekolahkan ke jenjang SLTF'. Artinya faktor mudaltuanya usia seseorang tidak mempengaruhi aktifitas menyekolahkan analcnya pada jenjang SLTP baik di
5 Desa A, B dan C. Akan tetapi faktor latar belakang pendidikan terbukti mempunyai hubungan sangat nyata dengan intensitas partisipasi mereka. Variabel jumlah anak terbukti mempunyai hubungan sangat nyata (tejadi hubungan terbalik) dengan partisispasi menyekolahkan ke SLTP, artinya semakin sedikit pemilikan anak, semakin tinggi partisispasi responden dalam menyekolahkan anaknya ke SLTP, atau sebaliknya. Faktor jarak antara rumah ke sekolah (SLTP) mempunyai hubungan terbalik yang sangat nyata dengan partisipasi menyekolahkan ke SLTP di Desa A, B dan C. Maksudnya semakin dekat tempat tinggal mereka dengan pusat infonnasi dan lembaga pendidikan cenderung partisipasi mereka meningkat. Beberapa orang tua di Desa A menyatakan kami bukan orang berada tetapi kami memaksakan diri menyekolahkan ke SLTP karena tidak beriikir biaya transport dan uang jajan, karena sekolah sangat dekat dari rumah. Demikian juga faktor perekonomian masyarakat terbukti memiliki hubungan sangat nyata denga partipsipasi mereka di Desa A, B dan C. Artinya mereka yang memiliki level status sosial ekonomi tinggi cenderung lebih tinggi partisipasinya, dan demikian pula sebaliknya kecederungan lain berarti apabila partisipasi mereka ingin ditingkatkan maka harus di barengi dengan peningkatan perekonornian mereka. Faktor lain adalah kemampuan berkomunikasi responden, terbukti mempunyai hubungan sangat nyata dengan partisipasi menyekolahkan ke SLTP di Desa A,B dan C. Maksudnya semakin tinggi kemampuan mereka &lam mencari, menerima dan menafsirkan pesan program Wajar, maka semakin tinggi kecenderungannya untuk berpartisipasi. Juga terdapat hubungan sangat nyata (te jadi hubungan terbalik) antara sistem nilai dan norma sosial dengan partisipasi menyekolahkan ke SLTP. Artinya semakin longgar dengan sistem nilai dan nonna sosial maka cenderung semakin meningkat pula partisipasi mereka, atau upaya peningkatan partisipasi mereka bisa dilakukan melalui penghapusan nilai dan norma sosial lama yang menghambat partisipasinya dan mengenalkan nilai dan norma sosial baru yang mendorong mereka kearah yang diharapkan. Persepsi dan aspirasi responden mengenai masa depan pendidikan anaknya mempunyai hubungan sangat nyata dengan partisipasi menyekolahkan pada jenjang SLTP. Maksudnya, semakin tinggi tingkat pemahaman dan cita-citanya mengenai masa depan pendidikan anaknya maka semakin tinggi intensitas partisipasi menyekolahkan khususnya pada jenjang SLTP. Terdapat hubungan sangat nyata antara motivasi dengan partisipasi menyekolahkan ke SLTP. Maksudnya semakin tinggi dorongan pada dirinya untuk kemajuan pendidikan anaknya, maka semakin tinggi partisipasi menyekolahkan pada jenjang SLTP. Kecuali itu juga terbukti bahwa antara sikap terhadap program Wajar Dikdas 9 tahun mempunyai hubungan sangat nyata dengan partisipasi rnenyekolahkan ke SLTP. Maksudnya semakin positif mereka menyikapi program Wajar, maka semakin tinggi partisipasinya, atau apabila partisipasi mereka ingin ditingkatkan, maka hams diupayakan pembentukan sikap mereka terhadap program Wajar Dikdas 9 tahun. Dilihat dari perbedaan karakteristk wilayah menunjukkan adanya perbedaan intensitas partisipasi diantara wilayah A, B dan C, di Desa A sebagian besar katagori intensitas partisipasinya tinggi sedangkan di- Desa C tejadi sebaliknya.
6 Hasil uji kebermaknaan perbedaan partisipasi dengan menggunakan tewanalisis mkal Wallis diperoleh H sebesar 30,99 dari df =2. Artinya bahwa perbedaan intensitas partisipasi diantara Desa A, B, dan C sangat berarti, karena H > a 2 baik pada tamp nyata 0,05 (5,99) atau pada tarap nyata 0,01 (9.21)..,, Berdasarkan temuan empirik diatas, maka untuk meningkatkan partisipasi menvekolahkan ke SLTP disarankan keoada ~embuat kebiiakan. Tim Pokia ~ajir, untuk melakukan (1) pendekatan dan &ataan model-pemdrataan SL~? baik untuk pengadaan gedungbaru atau tambahan ruang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah (2) penggalian danalpotensi masyarakat, disamping dana APBN dan APBD dan sumber lainnya untuk penyelenggaraan pendidikan (3) melakukan dipersifikasi program clan pola pelaksanaan program Wajar Dikdas 9 tahun, baik melalui Pendidikan Formal maupun melalui Pendidikan Non Formal dan (4) melakukan intensifikasi penyuluhan program Wajar secara langsung atau melalui berbagai media.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
PERSEPSI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KELUARGA KECIL (KASUS PADA ETNIS BATAK TOBA DI DAERAH ASAL DAN PERANTAUAN)
PERSEPSI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KELUARGA KECIL (KASUS PADA ETNIS BATAK TOBA DI DAERAH ASAL DAN PERANTAUAN) Oleh : DAYANA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998 RINGKASAN Dayana,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan persepsi tentang kepemimpinan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain Penelitian
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Produktivitas karyawan pada sektor ritel yang tidak tergabung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian berupa gambaran atau
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul Pemetaan Mobilitas Penduduk Tipe Komutasi Di Kota Bandung Dengan Menggunakan Sistem, menggunakan metode penelitian deskriptif,
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANG
21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sinar Resmi, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA SUMBER CANGKRING KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI
HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA SUMBER CANGKRING KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI Endah Tri Wijayanti Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara PGRI Kediri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF UMI RETNOWATI.
RINGKASAN EKSEKUTIF UMI RETNOWATI. Hubungan Komunikasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Informasi Kepegawaian di Pemerintah DKI Jakarta. Dibawah bimbingan ARIF IMAM SUROSO dan BONAR M. SINAGA.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Tujuan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah jenis penelitian korelasi yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan
Lebih terperinciPertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,
114 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam sesuai dengan kondisi lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan desa diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya dari masyarakat perdesaaan agar mampu lebih berperan secara aktif dalam pembangunan desa.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian
31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survaiyang difokuskan pada kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM)di Desa Bumiharjo. Desa ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu penelitian tentang persepsi mahasiswa IAIN Palangka
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang persepsi mahasiswa IAIN Palangka Raya terhadap peran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalimantan Tengah (KPID
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian ex post facto dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian ex post facto dengan pendekatan korelasional. Metode survey adalah suatu metode penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Menyekolahkan Anak 1. Pengertian Minat Menurut yang paling dasar, minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi
52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini didasari atas beberapa pertimbangan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan- tekanan pada sector penyediaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya yang meningkat pesat. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan hasil produksi
Lebih terperinciKAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN
KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN Kebijakan Pendidikan Working Paper: Investing in Indonesia s Education: Allocation, Equity, and Efficiency of Public Expenditures, World Bank
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam
134 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam penelitian yang berjudul Pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi pada Biro Kepegawaian
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data yang
94 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Data yang dikumpulkan dari sampel selanjutnya dianalisis secara kuantitatif
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan
37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Pendidikan yang diperoleh masyarakat akan terus berkembang dengan baik dan mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELETIAN
BAB III METODE PENELETIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMK Negeri 12 Bandung, Jl. Pajajaran No. 24 Bandung. 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut
Lebih terperinciPERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, kami : N a m a : Drs. YANUARTO, SE, MM, SH, MH N I P : 19570104 198703 1 002 Pekerjaan : Dosen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan
27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi
27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Mahameru Centratama Spinning Mills yang beralamat di jln. Cisirung Km. 2 (Cangkuang Wetan) Moh. Toha Km 6.5
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
37 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan memberikan penjelasan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan. pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pendidikan bukan hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pendidikan bukan hanya merupakan warisan budaya dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Arikunto (013: 03) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. perencanaan, prosedur hingga teknis pelaksanaan dilapangan. Hal ini
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian merupakan suatu bentuk upaya persiapan sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis yang meliputi perencanaan,
Lebih terperinciMOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA ATAS KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU, DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SD
MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA ATAS KEMAMPUAN PEDAGOGIK GURU, DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SD oleh : Konstantinus Dua Dhiu STKIP Citra Bakti Nusa Tenggara Timur ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. suatu keadaan atau situasi. Jenis penelitian eksplanatori tersebut sama
27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori atau penjelasan. Menurut Notoadmodjo (2005:1) penelitian eksplanatori adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk dukungan sosial dalam resiliensi penyintas lahar dingin Merapi di Dusun Gempol Desa Jumoyo
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif adalah penelitian penjajagan yang sering dilakukan sebagai langkah pertama untuk penelitian yang lebih
Lebih terperinciIII.METODOLOGI PENELITIAN. dan akurat yang dirasa mendesak untuk segera dicarikan solusinya.
III.METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena dalam penelitian ini berusaha untuk memberikan gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2012 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : 1 01 Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
51 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Suyanto dan Sutinah (2008) melibatkan lima komponen informasi ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,
Lebih terperinciPENGARUH AKTIFITAS, KREATIFITAS, DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI ALAT UKUR DI SMK INSTITUT INDONESIA KUTOARJO
PENGARUH AKTIFITAS, KREATIFITAS, DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI ALAT UKUR DI SMK INSTITUT INDONESIA KUTOARJO Oleh: Eko Widiyanto, Bambang Sudarsono Pendidikan Teknik Otomotif,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang digunakan akan dianalisis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,
III. METODE PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manusia. Meskipun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manusia. Meskipun pengembangan sumber daya manusia (SDM) tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan
58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory (penjelasan) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara variabel-variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD 1945, alinea ke-4), dan menjadi harapan serta cita-cita tersendiri bagi seluruh masyarakat di negeri
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 201 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : 1 01 Pendidikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang positif
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012
PERSEPSI PETANI TERHADAP BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DESA RINGGIT KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Priyo Utomo, Dyah Panuntun Utami dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 82 / HUK / 2006 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 82 / HUK / 2006 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA Menimbang Mengingat : : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa penanggulangan bencana bukan saja merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah mencanangkan programprogram
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suatu keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Bangsa Indonesia
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN Dalam kebanyakan pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, komunitas lokal kelihatannya tidak berdaya dalarn mengatasi tekanan-tekanan kekuatan ekonomi nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bukan saja kebutuhan material masyarakat, melainkan juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang membutuhkan penegasan berkesinambungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menggeser perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di akses kapanpun tanpa
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) SISWA SMAN 2 JEMBER
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) SISWA SMAN 2 JEMBER SKRIPSI diajukan guna memenuhi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Mei 2013. 3.2 Jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendapat Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa metode
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara/langkah dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis, serta menginterpretasikan data. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperincibelum tertampung di SLTP/MTs; (2) Kekurangan ruang kelas sebanyak orang; (2) Guru yang tidak layak mengajar
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana dipaparkan di muka, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: Pertama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Mohamad Ali (1984:120) mengemukakan bahwa : "Metode penelitian deskriptif digunakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
108 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil analisis dari penelitian yang berjudul Pengaruh Kemampuan Komunikasi Kepala Sekolah terhadap
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI Fitria Halim Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research about leadership of headmaster and teacher
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI
Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI Awaluddin Azhar Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Batasan Penelitian
METODOLOGI Batasan Penelitian 1. Populasi adalah masyarakat desa di daerah penyangga TNGR yang mempunyai interaksi dengan kawasan berupa mengambil/pemanfaatan hasil hutan dan lahan hutan untuk kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak positif dari reformasi total di Indonesia, telah melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dibutuhkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah studi komparasi karena penulis hendak membandingkan antara kecerdasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Ciri-ciri sebuah penelitian kuantitatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah merupakan suatu harapan cerah bagi pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki kesempatan untuk mengelola,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Suatu metode ilmiah dapat dipercaya apabila disusun dengan mempergunakan suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pengetahuan, sikap maupun keterampilan kejuruan yang dibutuhkan untuk
BAB V PENUTUP 5.1 Rangkuman Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengemban visi menyiapkan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja yang terlatih dan terdidik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Suharsimi Arikunto dalam S. Vianita Zulyan (2014: 80) menjelaskan bahwa Metode
Lebih terperinciKEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M.
KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M. Pd **) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
45 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinci,.., .. Kabupaten Cianjur khususnjra. Kecamatan Ciranjang dan Bojongpicung memiliki
SETYA DHARMA Penerapan Teknologi Tanam Benih Langsung (TABELA) oleh Petani Padi Sawah, (Kasus di Kabupaten Cianjur). (di bawah bimbingan PANG S. ASNGARI sebagai ketua, PRAEiOWO TJITROPRANOTO dan HADIYANTO
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT, MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 MAKASSAR
Journal of EST, Volume 2, Nomor 3 Desember 2016 hal 144-151 p-issn:2460-1497 e-issn: 2477-3840 HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 MAKASSAR Putri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan
Lebih terperinciUraian secara lengkap setiap aspek dan kriteria yang menjadi bahan. pertimbangan dalam penentuan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur
Keterangan Gambar 2 : K 1 = Penyerapan tenaga kerja K 2 = Potensi konflik dengan masyarakat rendah K 3 = Menumbuhkan lapangan usaha K 4 = Menumbuhkan sektor formal dan/atau informal K 5 = Penguatan peran
Lebih terperinci?/I PARTlSlPASl TOKOH MASYARAKAT DESA PADA
$ph Ppd?/I PARTlSlPASl TOKOH MASYARAKAT DESA PADA KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA l KKNI UNIVERSITAS JAMB1 Oleh SYAFRIL HAD1 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1991 RINGKASAN SYAFRIL HADI. "Partisipasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian korelasional, karena penelitian melibatkan tindakan pengumpulan
41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, karena penelitian melibatkan tindakan pengumpulan data guna
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Populasi dan Contoh
22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Contoh Obyek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah petani peserta kemitraan dalam pembangunan hutan rakyat pola kemitraan dengan PT. Xylo Indah Pratama
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah karakteristik peternak
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah karakteristik peternak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan
Lebih terperinci