BAB IV PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN WISATA SARI ATER RESORT DESA CIATER DI KECAMATAN CIATER- SUBANG ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN WISATA SARI ATER RESORT DESA CIATER DI KECAMATAN CIATER- SUBANG ( )"

Transkripsi

1 45 BAB IV PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN WISATA SARI ATER RESORT DESA CIATER DI KECAMATAN CIATER- SUBANG ( ) Bab ini menguraikan kajian permasalahan dibagi kedalam beberapa sub judul, yaitu pertama, mengenai gambaran umum Desa Ciater Kecamatan Ciater di Kabupaten Subang, kedua, mengenai Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort di Kabupaten Subang, dan ketiga mengenai Dampak keberadaan kawasan wisata Sari Ater Resort terhadap perubahan sosial masyarakat Desa Ciater di Kabupaten Subang tahun 1994 sampai Setiap sub judul tersebut diuraikan kembali kedalam beberapa bagian, sehingga pemaparan mengenai kajian permasalahan menjadi menyeluruh. Pemaparan pertama diuraikan mengenai gambaran umum Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang dengan memaparkan kondisi geografis dan kependudukan Kecamatan Ciater. Uraian keadaan geografis dikemukakan mengenai letak geografis, batas wilayah, luas wilayah, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan bahasan tersebut. Keadaan kependudukan memaparkan mengenai masalah yang meliputi aspek-aspek pendidikan, agama, dan lain-lain. Gambaran umum mengenai Kecamatan Ciater dikaji oleh peneliti dengan maksud untuk memperoleh gambaran mengenai kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakatnya yang tentu saja hal tersebut akan turut berpengaruh terhadap perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort. Pembahasan kedua menguraikan

2 46 tentang perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort di Kabupaten Subang yang dibagi kedalam beberapa pembahasan, diantaranya peneliti mengungkapkan mengenai awal perkembangan wisata Sari Ater Resort dari masa ke masa, yaitu mulai dari berdirinya kawasan wisata Sari Ater Resort sampai tahun Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort serta mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari adanya kawasan wisata Sari Ater Resort tersebut, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial. Pembahasan ketiga adalah mengenai dampak keberadaan kawasan wisata Sari Ater Resort terhadap perubahan sosial masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater di Kabupaten Subang. Pembahasan ini menguraikan mengenai perubahan sosial ekonomi masyarakat di sekitar objek wisata Sari Ater Resort, mata pencaharian dan tingkat pendapatan masyarakat, serta hal-hal lain berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Desa Ciater Kecamatan Ciater Pada bab ini, peneliti memaparkan secara rinci dimulai dari keadaan geografis Kabupaten Subang yang di dalamnya memuat Desa Ciater yang berada di Kecamatan Ciater sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Subang, penduduk dan mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Ciater, dan kondisi sosial budaya masyarakat Kecamatan Ciater.

3 Letak Geografis Desa Ciater berada di Kecamatan Ciater dan merupakan bagian dari kawasan Kabupaten Subang yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Undang-Undang nomor 4 tahun 1968 daerah Kabupaten Subang memiliki batas sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang. Berikut dapat dilihat peta Kabupaten Subang. Peta 4.1 Kabupaten Subang Sumber : Diolah dari data BPS Kabupaten Subang angka tahun 2009 (2009: 5). Peta wilayah Kabupaten Subang 2009.

4 48 Potensi pariwisata di Kabupaten Subang pada hakikatnya terdiri dari tiga kawasan yaitu zona utara, selatan, dan tengah yang masing-masing memiliki potensi yang dapat diunggulkan. Daerah selatan berada di pegunungan/dataran tinggi didominasi oleh objek daerah tujuan wisata alam (ODTWA) dimana dua diantaranya sudah bertaraf internasional dengan fasilitas sangat memadai yaitu kawasan wisata Ciater dan Gunung Tangkuban Perahu. Daerah utara berada di dataran rendah lebih menawarkan keasrian alam pesisir pantai seperti Pondok Bali dan Pantai Patimban. Sejalan dengan perkembangan wisata belakangan ini, wisata budaya dan sejarah juga dapat ditemui di Kabupaten Subang, seperti beberapa objek wisata cagar budaya Situs Nangka Beurit di Segalaherang ataupun wisata sejarah seperti Landasan Udara Kalijati. Tolak ukur perkembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Subang juga dapat dilihat dari peningkatan usaha jasa pariwisata seperti hotel, pondok wisata, rumah makan dan biro perjalanan wisata yang secara tidak langsung berdampak pada tingkat perekonomian masyarakat. Hal ini selaras dengan pembangunan ekonomi Kabupaten Subang yang diarahkan pada pembangunan ekonomi kerakyatan melalui tiga kegiatan utama sebagaimana tertuang dalam Visi Kabupaten Subang yakni Agrobisnis, Pariwisata dan Industri. Sektor pariwisata di Kabupaten Subang juga berjalan selaras dengan potensi seni dan budaya. Hal tersebut, menjadikan Pariwisata, seni dan budaya bersinergi menjadi nilai jual yang cukup tinggi, oleh karenanya tidak dapat dipungkiri bahwa Kabupaten Subang dapat diperhitungkan untuk menjadi daerah tujuan wisata unggulan di Jawa Barat yang dapat mendatangkan kunjungan

5 49 wisatawan baik Wisatawan Nusantara maupun Wisatawan Mancanegara yang didukung oleh beragam seni dan budaya yang ada di Kabupaten Subang. Wilayah administratif Kabupaten Subang terdiri atas beberapa Kecamatan. Sari Ater Resort merupakan salah satu kawasan wisata yang berada di wilayah Kabupaten Subang dan terletak di lereng gunung Tangkuban Perahu pada ketinggian sekitar m dpl, berada di Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang dan memiliki suhu 30º yang sangat potensial sekali untuk dijadikan sebagai kawasan wisata dikarenakan udaranya sejuk serta nyaman untuk tempat peristirahatan. Wilayah Desa Ciater sebelah utara berbatasan dengan Desa Cisaat dan Palasari, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lembang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Nagrak, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sagalaherang (Monografi Kecamatan Ciater, 2009: 18). Desa Ciater sebagian wilayahnya merupakan perkebunan Negara yang dikelola oleh PTPN VIII Ciater, adapun wilayah dari Kecamatan Ciater berbatasan langsung dengan Kecamatan Jalancagak di sebelah utara, di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Bandung, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sagalaherang, dan sebelah timur berbatasan Kecamatan Cisalak dan Kecamatan Kasomalang. Wilayah Ciater terdiri dari tujuh desa, yaitu desa Ciater, Nagrak, Cibeusi, Cibitung, Sanca, Palasari, Cisaat (Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang, 2009: 35). Berikut dapat dilihat peta Kecamatan Ciater.

6 Peta Kecamatan Ciater KEC. JALANCAGAK DESA CISAAT DESA SANCA CHR DESA PALASARI KEC. SEGALAHERANG KEC. CISALAK DESA CIBEUSI P T P N V II C IAT E R DESA CIATER DESA CIBITUNG GRACIA SPA DESA NAGRAK KEC. LEMBANG KABUPATEN BANDUNG KETERANGAN : MERUPAKAN DAERAH YANG DIJADIKAN TEMPAT PENELITIAN Sumber : monografi Kecamatan Ciater Peta wilayah Kecamatan Ciater tahun 2009, hal.3 Sari Ater Resort sebagai salah satu kawasan wisata di Kabupaten Subang, menjadi salah satu andalan kepariwisataan di Kabupaten Subang. Pemerintah Kabupaten Subang menyadari potensi yang dimiliki oleh Sari Ater Resort dapat menarik wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara, sehingga dengan demikian dampak dari banyaknya wisatawan yang berdatangan ke Sari Ater Resort pendapatan untuk Kabupaten Subang akan meningkat dan daerah Subang pun akan semakin dikenal oleh wisatawan sebagai daerah dengan daya tarik wisata Sari Ater Resort.

7 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Penduduk merupakan objek dan subjek dari pembangunan suatu daerah, oleh karena itu untuk menilai pembangunan suatu daerah harus dilihat komposisi dan kualitas penduduknya, selain itu juga kuantitas jumlah penduduk akan menentukan berkembangnya suatu daerah. Penduduk berusaha membangun daerahnya dengan memanfaatkan segala potensi yang ada di daerahnya. Maka untuk melihat proses perubahan dalam pembangunan pada masyarakat kawasan wisata Sari Ater Resort dapat dilihat dari jumlah penduduknya, berikut adalah tabel pertumbuhan jumlah penduduk Desa Ciater. Tabel 4.1 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Jalancagak Tahun Jumlah Jiwa No Tahun Desa Ciater Perkembangan Pendidikan SD SMP SMA PERGURUAN TINGGI Sumber: Diolah dari data BPS Kabupaten Subang Subang dalam angka tahun Dari tabel di atas peneliti menggunakan data penduduk Kecamatan Jalancagak, hal ini dikarenakan Kecamatan Ciater merupakan sebuah Kecamatan

8 52 yang baru dan mengalami pemekaran pada tahun Berdasarkan data di atas terlihat bahwa pada setiap tahunnya jumlah penduduk di Desa Ciater Kecamatan Ciater terus mengalami peningkatan, meskipun dalam hal jumlah tidak terlalu besar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang terjadi, karena Kecamatan Ciater merupakan daerah wisata yang memberikan banyaknya kesempatan kerja sehingga menjadikan tertariknya warga dari luar daerah untuk berdatangan ke Ciater, yang mengakibatkan terus terjadinya jumlah peningkatan penduduk. Penduduk Desa Ciater Kecamatan Ciater dari tahun 1994 sampai tahun 2008 terus mengalami perkembangan yang cukup cepat, yaitu sekitar 1,7% tiap tahunnya. Hal ini terjadi karena diimbangi dengan tingkat kelahiran yang normal. Jumlah penduduk sebagaimana disebutkan dalam tabel di atas adalah termasuk orang-orang produktif yang merupakan sumber tenaga kerja serta penduduk tidak produktif, seperti anak-anak dan manula. Besarnya jumlah penduduk Desa Ciater Kecamatan Ciater ini merupakan modal tenaga kerja dalam proses pembangunan, namun di lain pihak juga menimbulkan lahirnya masalah baru. Pemerintah dituntut untuk menyediakan lahan pemukiman, kesempatan kerja yang luas serta fasilitas pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum lainnya yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Usaha-usaha peningkatan pendidikan masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater secara berangsur-angsur telah dilaksanakan dengan mendirikan sekolahsekolah. Pembangunan sarana pendidikan dilaksanakan oleh masyarakat secara gotong royong dengan mendapat bantuan dari pemerintah daerah maupun

9 53 swadaya masyarakat sendiri. Peningkatan sarana pendidikan tersebut secara otomatis memberi pengaruh terhadap tingkat pendidikan masyarakat termasuk juga masyarakat sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort. Perkembangan pendidikan masyarakat Kecamatan Ciater pada tahun , setiap tahunnya mengalami peningkatan dengan perkiraan rata-rata mencapai 3% dengan peningkatan jumlah siswa antara siswa/tahun, untuk tingkat SD jumlah kenaikan siswa yaitu berkisar antara siswa/tahun, untuk tingkat SMP siswa/tahun, untuk tingkat SMA siswa/tahun dan Perguruan Tinggi orang/tahun, dengan demikian dapat digambarkan bahwa minat masyarakat Ciater terhadap pendidikan formal bisa dikatakan cukup. Hal ini seiring dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang besar akan pentingnya pendidikan, namun selain pendidikan formal tidak sedikit dari orang tua yang menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan agama. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, diantaranya adalah tingkat kemampuan ekonomi keluarga yang terbatas. Mereka lebih cenderung memilih mencari pekerjaan dibidang pertanian dan perdagangan, karena memang pada dasarnya tidak memerlukan keahlian yang dicapai melalui pendidikan formal. Masyarakat Desa Ciater sebagian kecil ada yang mampu menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi dan kebanyakan mereka bekerja sebagai Pegawai Negeri, pengusaha, pedagang dan berwirausaha, namun ada yang menarik dari segi pendidikan masyarakat di Desa Ciater Kecamatan Ciater ini, bahwa mereka yang mengandalkan kehidupan perekonomiannya dari segi berdagang, sebagian mampu

10 54 menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat merubah kehidupan mereka kedepannya dari segi ekonomi maupun status sosialnya, dengan cara menyekolahkan anaknya dan berharap anak-anak mereka bisa mengangkat dari segi kesejahteraan ekonomi. Wujud dari keinginan masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater terutama yang tinggal di sekitar kawasan objek wisata Sari Ater Resort, tercermin dalam mata pencaharian yang cukup beragam. Berhasil atau tidaknya pembangunan dalam sebuah masyarakat dapat dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat tersebut, seperti pada tingkat pendapatan perkapita dan mata pencahariannya. Hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari keadaan sosial ekonomi pada masa sebelum masyarakat tersebut mengalami perkembangan. Munculnya kebutuhan yang semakin meningkat merupakan salah satu faktor yang membuat manusia ingin berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitu pula dengan masyarakat sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort yang pada saat itu memiliki mata pencaharian yang beragam yang terdiri dari beberapa sektor, seperti sektor industri, sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor lainnya. Dilihat dari kondisi geografisnya, maka sektor yang paling menonjol adalah sektor pertanian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

11 55 Tabel 4.2 Komposisi penduduk Kecamatan Jalancagak berdasarkan Mata Pencaharian tahun 1994, 1999, 2004 Desa Ciater Kec. Jalancagak Jenis Mata Tahun Tahun Pencaharian PNS Pegawai Swasta Pedagang Petani Peternak Sopir Pengangguran Lain-lain Jumlah Sumber: diolah dari data BPS Kabupaten Subang 1994, 1999, Subang dalam Angka Tahun 1994, 1999, dan Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 1994 jumlah penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai petani lebih banyak dari pada penduduk dengan mata pencaharian yang lain. Hal itu terjadi dikarenakan keadaan geografis wilayah Kecamatan Ciater merupakan dataran tinggi atau pegunungan sehingga sangat cocok dipakai untuk lahan pertanian. Penduduk Kecamatan Ciater sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Wilayah Kecamatan Ciater sebelah selatan sebagian besar merupakan perkebunan teh. Penduduk Desa Ciater sebagian bekerja sebagai buruh pemetik teh di perkebunan Nusantara VIII milik pemerintah, selain itu masyarakat Desa Ciater bekerja pada sektor perdagangan. Hal ini membuktikan bahwa selain mengandalkan pada sektor pertanian dan perkebunan, masyarakat Kecamatan Ciater juga mengandalkan pada sektor perdagangan sebagai mata pencahariannya, terlebih lagi setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994

12 56 yang berisikan tentang peraturan kepariwisataan yang di salah satu pasalnya disebutkan untuk selalu mengikutsertakan masyarakat sekitar di dalam kegiatan kepariwisataan, baik dalam bentuk membuat cendramata dan mempromosikan budaya yang harus merupakan khas masyarakat setempat menjadikan terbukanya kesempatan bagi masyarakat untuk memanfaatkan peluang yang diberikan untuk dapat memperbaiki kehidupan perekonomian masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata Sari Ater. Kondisi penduduk di Desa Ciater Kecamatan Ciater tidak terlepas dari peran serta dukungan pemerintah daerah setempat dalam memberdayakan potensi yang dimiliki masyarakat dalam mengembangkan wilayahnya, karena sebelumnya Ciater sendiri merupakan sebuah Desa dari wilayah Kecamatan Jalancagak, akan tetapi karena dianggap telah mampu dan memiliki SDA yang baik seperti kawasan wisata Sari Ater Resort, kawasan Perkebunan Teh, maka pada tahun 2008 terjadi pemekaran Kecamatan Ciater. Kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater masih bersifat tradisional dan memegang teguh kepada nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku. Agama Islam merupakan agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat di Desa Ciater, selain itu masyarakat Desa Ciater terdapat pula yang memeluk agama selain Islam. Mengenai kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat tidak jauh berbeda dengan masyarakat lainnya yang terdapat di Kabupaten Subang. Demikian juga, dengan adanya keyakinan terhadap kekuatan diluar kemampuan manusia yang masih tetap dipegang teguh oleh masyarakat sekitar. Salah satu contohnya ketika masyarakat akan menanam tanaman sayuran

13 57 atau palawija dilakukan tradisi selametan terhadap kebun yang ditanami sayuran atau tanaman palawija, selain itu pula hal lain yang terlihat adalah ketika membangun rumah dilakukan selametan ketika pembangunan rumah telah selesai dan siap untuk dihuni. Hubungan sesama masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater berjalan secara harmonis, masyarakat juga sangat dipengaruhi oleh nilainilai agama Islam yang kuat, sehingga ciri-ciri masyarakat wisata yang cenderung terbuka dalam menerima pengaruh serta nilai individualis yang tinggi dapat di minimalisir. Terjadinya perubahan dari masyarakat pertanian ke masyarakat berwiraswasta khususnya di sekitar wilayah objek wisata Sari Ater Resort berpengaruh terhadap penghasilan yang diperoleh oleh masyarakat, salah satunya yaitu pedagang memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibanding dengan buruh perkebunan yang hanya memperoleh penghasilan berdasarkan besar kecilnya hasil memetik teh serta buruh tani yang hanya memperoleh penghasilan pada waktu panen saja. Kondisi ini berbeda ketika mereka mendapat penghasilan dari sektor berdagang, namun di dalam usaha berdagang ini pendapatan tidak selalu stabil terkadang pendapatan merekapun dirasakan kurang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dilihat dari taraf kesejahteraan hidup masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort, masyarakat Desa Ciater telah banyak mengalami perubahan, hal ini terbukti dengan sebagian besar beralihnya mata pencaharian masyarakat sekitar kawasan wisata sari Ater Resort dari bertani menjadi

14 58 berdagang. Hal ini dikarenakan sektor usaha berdagang dirasakan lebih mampu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Berdasarkan hal di atas, perkembangan sektor wisata yang ada di Desa Ciater Kecamatan Ciater salah satunya yaitu kawasan wisata Sari Ater Resort, jelas memberikan dampak akan adanya stratifikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menjadikan transformasi yang terjadi telah menciptakan lapisan-lapisan sosial baru dalam masyarakat yang semakin kompleks. Keberadaan Sari Ater Resort telah mewarnai pola mata pencaharian masyarakat setempat yang awalnya bekerja pada sektor pertanian, kemudian secara bertahap berubah pada sektor perdagangan, jasa pegawai wiraswasta dan sebagainya. Pemaparan di atas memberikan gambaran bahwa kehidupan sosial dilingkungan kawasan wisata Sari Ater Resort berlangsung secara harmonis. Hubungan diantara mereka selain didasarkan pada status pekerjaan, juga didasarkan pada nilai-nilai kekeluargaan yang erat, selain itu hubungan sosial yang terjalin dalam masyarakat di sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort juga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama Islam yang kuat, sehingga ciri-ciri masyarakat wisata yang cenderung terbuka dalam menerima pengaruh serta nilai individualis dapat diminimalisir. 4.2 Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort Tahun Awal Berdirinya Kawasan Wisata Sari Ater Resort Pada awalnya tempat wisata air panas alam Ciater yang lebih dikenal dengan sebutan Sari Ater Resort adalah tempat pemandian yang biasa dipergunakan oleh masyarakat sekitar Desa Ciater, Palasari dan Nagrak. Menurut

15 59 pernyataan warga masyarakat setempat bahwa pemandian air panas ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Hal itu dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh seorang warga Belanda bernama Mr. Hack Bassel yang memulai penelitiannya pada tahun 1962 dan menurut hasil penelitiannya itu, Mr. Hack Bassel menyimpulkan bahwa didalam air panas tersebut mengandung sulfur, zink, magnesium dan seng yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti kelumpuhan, rematik, penyakit tulang serta mampu menyehatkan badan (Tim Kreatif Sari Ater Resort, 2004: 7-8). Sejak tersiar berita tentang khasiat air panas alam Ciater mulai berdatangan masyarakat lain dari luar daerah Ciater untuk mandi dan berobat. Melihat potensi yang ada pada air panas ini membuat pemerintah Kabupaten Subang berencana untuk menjadikan tempat tersebut menjadi objek wisata yang menonjolkan potensi utamanya yaitu air panas. Keberadaan objek wisata air panas Ciater baru dibenahi pada tahun Pada waktu itu pemerintah Kabupaten Subang mulai menggarap pemandian air panas ini bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) untuk mengembangkan wisata air panas Ciater. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berkut ini :

16 60 Tabel 4.3 Perkembangan objek wisata Sari Ater Resort setelah mulai dibenahi No Tahun Perkembangan Fasilitas Ket Pengunjung Pedagang Dibangun satu buah kolam yang bernama kolam Mayang - - Sari dan dibuat beberapa area kolam renang dan kamar mandi terbuka Membuat satu buah bangunan untuk kamar mandi dan - - pintu gerbang berbentuk joglo yang lengkap dengan kantor dan loket penjualan tiket. Disaat itu pula dibangun lagi reservoir air dingin, satu buah cafe didepan kolam, kamar mandi ditambah empat unit lagi sedang wisma wisata juga dibangun sebanyak dua unit lagi dengan type ekonomi Untuk menunjang pengembangan dan usaha promosi Sari Ater Resort membangun armada bus dengan salah satu trayek Bandung-Subang melalui Ciater sebanyak 16 armada bus yang bernama Sari Express Membangun bungalow type standard Dimulai pembangunan restoran Dayang Sumbi, bungalow Kabayan, sarana parkir dan rekreasi kolam perahu Mulai pembenahan dan pengembangan sarana dan prasarana secara besar besaran, pada saat itu dibangun : Kolam renang bawah atau Mayangsari II. Bungalaw Jambu. Area rekreasi sampai ke curug jodo, dengan sumber dana dari BAPINDO Mulai pembangunan bungalow nangka lama diteruskan lagi pengembangan baik secara fisik dan management secara menyeluruh diantaranya penambahan bungalow nangka baru dan sarana rekreasi serta cafeteria lainnya Sumber : Diolah dari data Selayang Pandang Sari Ater Hot Spring Resort Hotel, Convention and Recreation (2004: 7-9). Berdasarkan data di atas dapat peneliti analisis bahwa dari tahun ke tahun objek wisata Sari Ater Resort terdapat pelayanan dan penambahan fasilitas. Hal ini dilakukan agar pengunjung yang datang tidak hanya dimanjakan dengan air panas tetapi juga sejumlah fasilitas hiburan lain pun terus mengalami peningkatan

17 61 sehingga kebutuhan yang diinginkan pengunjung bisa terpenuhi di dalam area wisata Sari Ater Resort Perkembangan Objek Wisata Sari Ater Resort Dari Tahun Pada tahun 1989 PT. Sari Ater melakukan kerjasama management dengan Griya Wisata, hal ini berlangsung lebih kurang sekitar 9 bulan. Pada bulan Januari 1990 operational diserahkan kembali ke PT. Sari Ater. Pada tanggal 24 Oktober 1994 dilakukan rekrontruksi organisasi dan ditetapkan seorang general manager untuk memimpin hotel dan objek wisata Sari Ater dengan nama Sari Ater Hot Spring Resort. Pada tahun 1998 dibangun kembali fasilitas kolam rendam air panas alam direkreasi dengan nama Pulosari daya tampung 500. Pada tahun 2000 diabad milenium sesuai dengan tuntutan jaman Sari Ater membangun kembali Multi Function Room Dayang Sumbi fasilitas ruangan meeting dengan kapasitas 750 orang, sampai Adapun ruangan tersebut bisa dipakai untuk pernikahan, ulang tahun, seminar, konferensi dengan beberapa bentuk meeting. Untuk memenuhi permintaan pasar seiring dengan peningkatan jumlah pengunjung ke Sari Ater Resort maka pada tahun 2008 dibangun kembali hotel standard room sebanyak 80 kamar, yang diperuntukan lebih khusus untuk tamu meeting. Perkembangan objek wisata Sari Ater Resort dari tahun dihiasi banyak permasalahan, dimana perkembangan kawasan wisata secara perlahanlahan dapat mengubah kehidupan sosial yang ada di masyarakat. Misalnya norma, nilai-nilai, cara berperilaku dan cara bersikap. Selain itu, kawasan wisata mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang beragam seperti kegiatan berdagang, menjadi karyawan di suatu tempat wisata, tukang parkir, tukang kebun, dsb. Hal

18 62 ini menjadikan besarnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk memanfaatkan peluang kerja yang diberikan. Adanya kawasan wisata Sari Ater Resort mendorong pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat yang dahulu sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh tani kini banyak beralih pada jenis pekerjaan yang lain. Hal ini dikarenakan kawasan Sari Ater memberikan banyak peluang kerja yang menjajikan bagi masyarakat setempat. Di dalam pengembangan usaha objek wisata Ciater, PT. Sari Ater telah banyak memberikan kontribusi yang positif terhadap pengembangan ekonomi dan sosial masyarakat sekitarnya. Hal itu akan terus dilakukan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan sangat menyadari sekali keterkaitan antara perusahaan dengan lingkungan dimana perusahaan berada, baik itu secara sosial kemasyarakatan maupun alam sekitarnya sebagai penyangga kelestarian lingkungan. Kontribusi tersebut antara lain adalah: 1. Dari Segi Ekonomi a. Penyediaan lapangan kerja bagi warga sekitar perusahaan b. Kerjasama aktif dalam pemenuhan berbagai kebutuhan operasional perusahaan c. Bantuan langsung terhadap beberapa usaha kecil dalam bentuk kerjasama 2. Dari Segi Sosial, Keagamaan dan Kebudayaan a. Sumbangan sosial melalui dinas dan instansi terkait b. Khitanan masal, pengobatan gratis dan donor darah setiap tahun c. Sumbangan terhadap panti asuhan dan panti jompo d. Sumbangan sarana ibadah atau perbaikan masjid

19 63 e. Majelis bimbingan iman dan takwa (MABIT) f. Sumbangan kegiatan acara keagamaan g. Pembagian sembako h. Ikut aktif mengembangkan kebudayaan tradisional melalui pemberian kesempatan pagelaran kesenian rakyat di lokasi objek wisata. 3. Dari Segi Kelestarian Lingkungan a. Selalu menjaga kebersihan dan kerapihan lokasi objek wisata dan daerah sekitarnya. b. Memelihara potensi sumber daya alam dan lingkungannya agar tetap lestari sekaligus menarik untuk dikunjungi wisatawan. Dari tahun ke tahun objek wisata Sari Ater telah mengalami peningkatan yang menjadikan kawasan Sari Ater menjadi pusat perekonomian masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat yang menjalankan roda perekonomiannya tampak meningkat yang terlihat dari banyaknya pengunjung yang berdatangan ke kawasan wisata Sari Ater Resort tersebut sehingga jelas memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat yang ada di sekitar kawasan wisata Sari Ater terutama dalam bidang ekonomi. Salah satu jenis pekerjaan yang diminati oleh masyarakat sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort adalah berdagang, karena jenis pekerjaan ini tidak memerlukan keahlian yang spesifik, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja baik yang tidak berpendidikan maupun yang berpendidikan yang menjadikan jenis pekerjaan ini banyak diminati oleh masyarakat. Jenis dagangan yang dijualpun beragam seperti makanan dan minuman, berbagai macam kerajinan cindramata, sayuran dan buah-buahan.

20 64 Tingginya aktivitas perekonomian di kawasan wisata Sari Ater Resort ini telah menjadikan sebagian besar masyarakat sangat bergantung sekali perekonomiannya di kawasan wisata Sari Ater Resort seperti membuka tempattempat penginapan, villa, rumah makan, dan sebagainya. Di samping itu, adanya kawasan wisata Sari Ater telah meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat yang berdampak pula terhadap peningkatan pendidikan dan status sosial masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 18 Tahun 1994 Tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan yang didalam salah satu pasalnya menyebutkan bahwa pengelolaan kepariwisataan harus selalu melibatkan masyarakat sekitar, dan pasal tersebut berisi sebagai berikut: Cinderamata yang disediakan merupakan cinderamata khas masyarakat setempat dengan mengutamakan hasil pengrajin masyarakat sekitar. Dalam wisata budaya mengutamakan seni budaya tradisional masyarakat setempat dan dilarang seni budaya asing maupun seni budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, kesusilaan dan ketertiban umum. Berdasarkan data di atas dapat peneliti analisis bahwa dengan adanya Peraturan Pemerintah tersebut memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk dilibatkan secara langsung di dalam pengelolaan Sari Ater Resort, dimana pihak perusahaan menumbuhkembangkan dan memberdayakan masyarakat sekitar, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap lapangan pekerjaan. Di samping itu dalam rangka pemerataan tenaga kerja, perusahaan telah mengatur pembatasan suami-istri, ayah-anak tidak diperbolehkan bekerja di perusahaan, sehingga memberikan peluang untuk masyarakat yang lain. Hal ini

21 65 sangat berdampak baik bagi masyarakat setempat dimana masyarakat diberikan peluang di dalam memperbaiki ekonominya Pengelolaan Objek Wisata Sari Ater Resort Keberhasilan pengembangan Pariwisata tidak terlepas dari pengelolaan yang dilaksanakan oleh para pengurus objek wisata, hal ini sangat terkait dengan usaha peningkatan profesionalitas dari sistem pengelolaan untuk mewujudkan suatu pondasi pariwisata yang kondusif, nyaman dan dapat memuaskan wisatawan yang datang. Objek wisata Sari Ater Resort termasuk kedalam Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) alam. Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan pariwisata di kawasan wisata Sari Ater Resort memiliki keterkaitan dengan instansi-instansi pemerintahan yang terkait, pihak masyarakat, pihak swasta (pengusaha), dan pengelolaan pariwisata itu sendiri. Agar peningkatan pariwisata berjalan dengan baik, maka semua pihak tersebut mendukung dan diharapkan dapat terlibat dalam pelaksanaannya. Semakin tumbuh dan berkembangnya kawasan wisata Sari Ater Resort ini di Kabupaten Subang, menuntut perlu adanya suatu lembaga untuk mengelola kawasan tersebut sebagai pelaksana teknis bidang kepariwisataan di daerah. Artinya disini peran suatu lembaga dalam mengurus administrasi suatu kawasan wisata sangatlah dibutuhkan. Untuk lebih mengembangkan objek wisata Sari Ater maka kemudian pemerintah menyerahkan pengelolaannya kepada PT. Sari Ater yang dipimpin oleh Bapak H. A Soewarna. Pada tanggal 24 oktober 1994

22 66 dilakukan restrukturisasi organisasi dan ditetapkan seorang general manager untuk memimpin hotel dan objek wisata Sari Ater dengan nama Sari Ater Hot Spring Resort. Dari situlah kemudian objek wisata Sari Ater mengalami perkembangan yang signifikan. Berbagai fasilitas terus ditambah dan dikembangkan sehingga variasi kegiatan pengunjung lebih ditingkatkan lagi. Berikut ini struktur kepengurusan organisasi Sari Ater Resort setelah dilakukan restrukturisasi organisasi pada tahun 1994:

23 67

24 68

25 69 Sari Ater Resort menawarkan kepada pengunjung yaitu pemandian air panas alam yang dikemas menjadi beragam dan ditambah tersedianya fasilitas penunjang sehingga menjadikan Sari Ater Resort sebagai tempat rekreasi paling unggul di Kabupaten Subang. Pengembangan objek wisata selain membutuhkan modal yang cukup besar, juga memerlukan sumber daya manusia yang potensial, handal, terampil dan terdidik dalam mengembangkan objek wisata. Pengelola dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan mengelola potensi-potensi yang ada di kawasan tersebut. Tenaga kerja merupakan faktor yang tidak akan bisa lepas dari sebuah industri apapun, karena sedikit banyaknya tenaga kerja tentu saja berpengaruh dalam sebuah proses menjalankan industri tersebut. Termasuk juga salah satunya industri yang ada di Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Semenjak bidang pariwisata ditetapkan sebagai sebuah industri (Industri Pariwisata) tidak heran jika setiap daerah memiliki ambisi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya (PAD) dari sektor pariwisata. Sudah sejak dasawarsa terakhir ini pariwisata merupakan penambah devisa terbesar bagi keuangan daerah dan Negara dalam bidang non migas, salah satunya adalah yang terjadi pada kawasan wisata Sari Ater Resort di Kabupaten Subang. Sistem organisasi Sari Ater Resort secara umum sama dengan sistem Resort lain dengan beberapa Departemen pendukung, seperti Divisi Rekreasi yang mendukung terhadap pengelolaan dan pelayanan Sari Ater sebagai salah satu Resort di kota Subang. Kontribusi dan koordinasi setiap divisi memiliki fungsi yang penting dan saling terkait dalam menentukan keberhasilan Sari Ater Resort

26 70 di kota Subang, selain itu peran aktif dari individu-individu yang berada di dalam sistem juga diperlukan untuk mendorong dan menjalankan visi, misi, dan tujuan Sari Ater agar menjadi lebih baik lagi, oleh karena itu aspek sumber daya manusia sangat penting untuk dibina sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada wisatawan yang datang. Secara umum klasifikasi sumber daya manusia di Sari Ater Resort ke dalam 11 Departement, hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini: NO Tabel 4.4 Klasifikasi Sumber Daya Manusia di Sari Ater Resort DEPARTMENT JUMLAH TENAGA KERJA Front Office F & B Rekreasi House Keeping Accounting Purchasing Security General Affairs Sales & Marketing Engineering HRD Executive Manager & Assistant Manager TOTAL Sumber: diolah dari data Selayang Pandang Sari Ater Hot Spring Resort Hotel, Convention and Recreation (2004: 7-9) dan Laporan Tahunan Sari Ater Resort (2008: 34-46). Berdasarkan data di atas dapat peneliti analis bahwa setiap tahunnya jumlah tenaga kerja yang ada di Sari Ater Resort terus mengalami peningkatan disesuaikan dengan kebutuhan pihak perusahaan, seperti terjadi pada F & B, House Keeping, Accounting, Security yang terus mengalami peningkatan jumlah

27 71 tenaga kerjanya dikarenakan Sari Ater Resort setiap tahunnya terdapat pelayanan dan penambahan fasilitas, sehingga dibutuhkan penambahan tenaga kerja untuk mengurus semuanya berdasarkan bidang keahliannya Sarana dan Prasarana Dalam perkembangannya, kegiatan pariwisata di Kabupaten Subang ditunjang oleh keberadaan dan kegiatan usaha pariwisata yang meliputi hotel atau tempat penginapan, restoran dan rumah makan. Sehingga keberadaan usaha kegiatan pariwisata sangat berperan penting dalam menunjang perkembangan pariwisata di suatu daerah. Sari Ater Resort merupakan sebuah objek wisata alam yang menonjolkan sumber air panas alamnya. Objek wisata alam ini berada di punggung gunung Tangkuban Perahu dan dikelilingi oleh perkebunan teh. Sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu keunggulan objek wisata Sari Ater Resort, sarana dan prasarana tersebut dapat dikatakan mengikuti perkembangan jaman serta trend yang muncul disesuaikan juga dengan kondisi alam yang ada, maka dari itu objek wisata Sari Ater Resort terus berkembang sehingga produk wisata yang dibuat juga bertambah. Berikut perkembangan sarana dan prasarana objek wisata Sari Ater Resort setelah dilakukannya Restrukturisasi Organisasi :

28 72 Tabel 4.5 Perkembangan Sarana dan prasarana objek wisata Sari Ater Resor tahun setelah dilakukannya Restrukturisasi Organisasi No Tahun Sarana & Prasarana Diteruskan pengembangan sarana prasarana secara menyeluruh, seperti : 1. Kolam rendam 3 unit 2. Kolam rendam Imas (kaki) 3. Kolam rendam Pulosari dan Water Slider, dsb Dibangun kolam rendam air panas dengan nama Pulosari Dibangun kolam rendam air panas Wangsadwipa Dibangun Multi Function Room Dayang Sumbi Dibangun fasilitas Sport & Leisure, antara lain : 1. Taman rekreasi 2. Wall Climbing 3. Flying Fox 4. Paint Ball 5. ATV Adventure, dsb Dibangun kolam rendam air panas Leuwisari Dibangun Hotel Standar Room sebanyak 80 kamar Sumber: diolah dari data Selayang Pandang Sari Ater Hot Spring Resort Hotel, Convention and Recreation (2004: 10-11) dan Laporan Tahunan Sari Ater Resort (2008: 48-57). Dari data di atas dapat peneliti analisis bahwa perkembangan sarana dan prasarana Sari Ater Resort tahun setiap tahunnya terus ditambah dan dikembangkan. Pembangunan sarana dan prasarana besar-besaran sudah dilakukan dari tahun 1968 sampai 1990an, sehingga tahun 1994 sampai 2008 hanya dilakukan penambahan dan pengembangan saja. Sarana dan prasarana yang ada di objek wisata ini sampai pada tahun 2008 masih tetap dipelihara penataannya dan pembenahanpun terus dilakukan, seperti halnya sarana pemandian kondisinya semakin tertata dan lebih permanen selain itu dengan pembangunan sarana dan prasarana pendukung terus dilakukan seperti dengan dibangunnya fasilitas sport & leisure membuat wisatawan yang datang

29 73 berkunjung ke Sari Ater Resort semakin nyaman berlama-lama menghabiskan waktu kunjungan rekreasinya di objek wisata Sari Ater Resort. Perkembangan kegiatan pariwisata disuatu daerah sangat ditunjang oleh ketersediaan sarana dan prasarana serta usaha kegiatan pariwisata yang ada. Sesuai perkembangan, maka sarana dan prasarana serta paket wisata yang ada di Sari Ater Resort juga berkembang sesuai dengan kebutuhan wisatawan yang akan datang, perusahaan terus berupaya menyajikan segala kemudahan dan fasilitas bagi pengunjung baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan Mancanegara. Fasilitas dan kemudahan tersebut yang tersedia antara lain: 1) Kemudahan transportasi, dari pusat kota Bandung sebagai gerbang Jawa Barat hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dengan kendaraan melalui jalan darat ke Ciater dengan jarak 32 Km ke arah subang, sedangkan dari Jakarta hanya memerlukan waktu 2,5 jam jalan darat (berdasarkan hasil wawancara dengan dengan Bapak Awwaludin tanggal 16 Januari 2012), 2) Suasana alam pegunungan yang asri dengan kebun teh yang menghampar hijau sepanjang jalan menuju lokasi kawasan wisata Sari Ater Resort. 3) Udara pegunungan yang segar dan bebas polusi, sehingga cocok untuk menghilangkan kejenuhan dan stres akibat tekanan pekerjaan dan kesibukan kota besar. 4) Sarana akomodasi berupa bungalow berbagai macam type seperti type Sunan Suite untuk 6 orang dan type Standar Family untuk 4 orang.

30 74 5) Sarana akomodasi berupa building hotel berbagai macam type seperti type Standar Room untuk 2 orang dan type Deluxe Balcony untuk 2 orang. 6) Sarana makan dan minum dengan aneka menu mulai dari menu tradisional sampai dengan menu Eropa seperti Restaurant Kabayan dan Cafetaria Jambu. 7) Sarana pendudukung hotel seperti Ruang Meeting dan Souvenir Shop. 8) Sarana rekreasi dan hiburan seperti kolam rendam air panas Mayang Sari dan flying fox. 9) Berbagai paket olahraga dan rekreasi wisata lainnya seperti hiburan kesenian tradisional Sisingaan Pemasaran Untuk meningkatkan usaha pemasaran dan promosi pariwisata, disepakati bahwa pemerintah Kabupaten Subang lebih memfokuskan perhatian kepada peningkatan image pariwisata Subang, sedangkan promosi produk wisata dilaksanakan oleh para pengusaha pariwisata. Pemerintah Kabupaten Subang bersama-sama dengan pengusaha pariwisata secara terpadu merumuskan langkahlangkah pemasaran dalam upaya meningkatkan kunjungan wisata ke Kabupaten Subang khususnya ke kawasan wisata Sari Ater Resort. Tujuannya adalah meningkatkan jumlah kunjungan dengan budget wisatawan serta meningkatkan citra positif pariwisata di Kabupaten Subang. Sasaran pasar utama wisatawan adalah wisatawan nusantara dan mancanegara.

31 75 Upaya yang dilakukan dalam usaha pemasaran terhadap wisatawan adalah melalui publikasi dan informasi mengenai obyek dan daya tarik wisata di Subang. Suatu tempat wisata dapat berkembang melalui adanya media promosi baik yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata setempat ataupun melalui media massa dan melalui buku-buku mungil (boklet) yang menarik, selain itu objek wisata dapat berkembang dan maju apabila di tunjang oleh sarana-sarana tempat wisata yang memadai bagi wisatawan. Salah satunya yaitu adanya sarana tempat penginapan, sarana tempat menjual makanan, sarana transportasi, sarana tempat penjualan pernak-pernik dan lain-lain, yang menjadikan munculnya keinginan wisatawan tersebut untuk berkunjung ketempat wisata tersebut (Budhisantoso, 1994: 67). Objek wisata Sari Ater Resort merupakan salah satu perusahaan yang memiliki dedikasi terhadap prestasi Kabupaten Subang dalam kancah Nasional maupun Internasional. Banyak kegiatan yang telah diikuti oleh sari Ater Resort untuk mempromosikan Kabupaten Subang dan Resortnya sendiri, hal itu menunjukan bahwa Sari Ater Resort ikut berperan aktif dalam promosi pariwisata daerah Kabupaten Subang. Kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan antara lain:

32 76 Tabel 4.6 Jenis Kegiatan promosi Sari Ater Resort Tahun Kegiatan Promosi Advertising. Kegiatan advertising yang dilakukan antara lain: a. Brosur dan flyer. b. Bilboard c. Spanduk d. Poster e. Guide Book f. Majalah dan Koran g. Media Elektronik Direct Marketing. Kegiatan Direct Marketing yang dilakukan oleh Sales & Marketing adalah: a. Sales Call b. Telemarketing Pameran atau event-event yang berhubungan dengan pariwisata. Sumber : diolah dari data Selayang Pandang Sari Ater Hot Spring Resort Hotel, Convention and Recreation (2004: 20-23) dan Laporan Tahunan Sari Ater Resort (2008: 58 61). Dari data di atas dapat peneliti analisis bahwa Sari Ater Resort selalu mempromosikan objek wisata serta produk-produk unggulan pada target pasar, salah satunya dengan mengikutsertakan pameran atau event-event tertentu yang berhubungan dengan pariwisata yang bertujuan untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan lokal maupun asing, selain itu Sari Ater Resort sendiri gencar dalam berpromosi baik melalui media cetak maupun elektronik, sehingga promosi dan pemasaran yang dilakukan berdampak baik kepada jumlah wisatawan yang berkunjung. Sari Ater Resort memiliki reputasi yang baik dalam promosi pariwisata, dengan demikian Sari Ater Resort ikut membantu pembangunan Kabupaten Subang yaitu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Jumlah wisatawan yang datang ke Sari Ater Resort sangat tinggi artinya keberadaan Sari Ater Resort

33 77 sangat berpengaruh keberadaannya terhadap kondisi pariwisata di Kabupaten Subang. Kawasan wisata Sari Ater Resort dari tahun mengalami perkembangan yang pesat baik dari segi jumlah pengunjung maupun dari sarana dan prasarana penunjangnya. Hal ini dikarenakan Sari Ater Resort sebagai tempat wisata mampu memberikan banyak sekali keanekaragaman wisatanya yang pada masa sekarang wisata sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Berikut adalah jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Sari Ater Resort berdasarkan asal wisatawan. Tabel 4.7 Jumlah Pengunjung Menurut Asal Wisatawan Tahun 1994 s/d 2008 Tahun Wisatawan Jumlah Nusantara Mancanegara Total Sumber: diolah dari data Laporan Tahunan Sari Ater Resort (2008: 34-46). Dari data di atas dapat peneliti analisis bahwa berdasarkan jumlah pengunjung Sari Ater Resort setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan,

34 78 seperti kedatangan wisatawan dari tahun ke tahun ( ) mengalami kenaikan yang cukup baik, namun pada tahun 1998 mengalami sedikit penurunan yang dikarenakan krisis moneter yang melanda Negara Indonesia di tahun tersebut. Tahun 1999 kedatangan wisatawan kembali normal seperti biasanya, yaitu naik dari tahun sebelumnya. Tahun 2002 wisatawan kembali mengalami penurunan. Setelah masuk tahun 2003 sampai tahun 2008 kedatangan wisatawan terus meningkat, namun secara keseluruhan selama 14 tahun pengunjung wisata Sari Ater Resort terus mengalami peningkatan, dengan rata-rata peningkatan sekitar 5%. Jumlah pengunjung yang datang ke Sari Ater Resort mencapai orang tiap tahunnya, pengeluaran pengunjung yang datang tersebut tiap orangnya sekitar Rp sampai Rp perorang dan tujuan pengeluaran tersebut digunakan untuk transfortasi, tiket masuk, makan, minum dan penginapan. Besarnya pengeluaran mereka tergantung dari tujuan mereka datang ke kawasan tersebut seperti untuk rekreasi dan berkemah, dengan demikian dapat digambarkan bahwa objek wisata Sari Ater Resort mengalami perkembangan yang cukup baik dari segi pengunjung, yang menggambarkan kebutuhan masyarakat akan pariwisata mulai meningkat, dan kebutuhan kegiatan pariwisata ini bukan lagi hanya sebagai pelengkap saja melainkan sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan diperlukan program pemasaran yang tepat antara lain dengan melakukan kegiatan promosi meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan dan public relation. Dengan demikian promosi nerupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran.

35 79 Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya, konsumen tidak akaan membeli produk tersebut. Pengertian umum promosi adalah bagaimana mengkomunikasikan kebutuhan antara penjual atau penyedia dan pembeli untuk meyakinkan calon pembeli sehingga dapat membeli produk yang ditawarkan. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta meningingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. 4.3 Dampak Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Penduduk Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang Tahun Sub bab ini merupakan hasil analisis terhadap pertanyaan penelitian yang terakhir mengenai dampak keberadaan kawasan wisata Sari Ater Resort terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang tahun akan diawali dalam sub bab ini. Kondisi sosial masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh adanya berbagai tempat wisata di Kecamatan Ciater yang salah satunya yaitu Sari Ater Resort. Terjadinya perubahan dari masyarakat pertanian ke masyarakat berwiraswasta berpengaruh terhadap penghasilan yang diperoleh oleh masyarakat. Jika dilihat dari taraf kesejateraan hidup masyarakat yang tinggal di kawasan wilayah Sari Ater Resort, masyarakat sekitar telah banyak mengalami perubahan. Hal tersebut terlihat dari komposisi masyarakat yang awalnya mayoritas bermata

36 80 pencaharian sebagai buruh tani dan pemetik teh (buruh), kemudian setelah kawasan wisata Sari Ater Resort ini lebih berkembang karena pada saat itu pemerintah mengeluarkan Undang-undang mengenai kepariwisataan (UU) No 9 tahun 1990, sehingga Desa Ciater Kecamatan Ciater yang pada saat itu dijadikan sebagai komoditas pariwisata utama di wilayah Subang terus didukung oleh pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan menggalakan upaya-upaya yang mendukung perkembangan wilayah tersebut dalam rangka menambah devisa, sehingga mata pencaharian penduduk berubah menjadi pedagang, pengrajin dan pengusaha, serta dengan adanya mata pencaharian baru tersebut, maka munculah kelompok sosial yang baru seperti pengrajin, pegawai toko, pegawai hotel, pedagang, pengusaha dan mulai muncul bandar-bandar yang mensuplay barangbarang untuk didagangkan, dan hal itu mengakibatkan munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Berdasarkan hal di atas, perkembangan sektor wisata yang ada di Desa Ciater Kecamatan Ciater salah satunya yaitu objek wisata Sari Ater Resort, telah mewarnai pola mata pencaharian masyarakat setempat yang tadinya bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan, kemudian secara bertahap bergeser kepada sektor perdagangan, jasa pegawai, wiraswasta dan sebagainya. Sektor pariwisata muncul karena adanya kebutuhan bathiniyah manusia akan keindahan alam, seni, budaya yang bertujuan untuk mencari keseimbangan, keserasian dalam dimensi sosial budaya dan ilmu. Kemunculan objek wisata Sari Ater Resort dipengaruhi salah satunya oleh kebutuhan manusia akan rekreasi alam yang indah yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, yang mengakibatkan munculnya

37 81 ketertarikan guna menikmati keindahan yang telah diciptakan. Dimasa sekarang ini bagi sebagian orang menikmati wisata alam adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi karena wisata alam bagi sebagian orang dapat menghilangkan rasa stres akibat aktivitas kesibukan sehari-hari. Adanya Sari Ater Resort ini berdampak positif terhadap masyarakat Desa Ciater yang tinggal di sekitar kawasan Sari Ater Resort ini. Hal ini dikarenakan terbukanya kesempatan bagi masyarakat di dalam meningkatkan kehidupan perekonomiannya. Disamping itu, membuka kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat sekitar. Keberadaan Sari Ater Resort selain berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat, dilain pihak berpengaruh luas terhadap banyak hal salah satunya Bangsa dan Negara. Dari gambaran di atas, dapat dihubungkan dengan penelitian yang peneliti kaji yaitu mengenai pembahasan dampak objek wisata Sari Ater Resort terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Dampak dari adanya suatu tempat wisata bisa mencakup beberapa aspek, diantaranya aspek lingkungan hidup. Keberadaan suatu tempat pariwisata dalam lingkungan hidup sangat besar pengaruhnya, terutama bagi lingkungan hidup alamiah yang menempatkan adanya suatu interaksi antara wisatawan yang berkunjung dengan lingkungan sekitar maupun masyarakatnya. Hal ini tidak dapat dihindarkan bahwa pariwisata bisa mempengaruhi ekosistem yang telah ada sebelumnya Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ciater di Kawasan Objek Wisata Sari Ater Resort

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambar an Umum Objek Pe nelitian Profil Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambar an Umum Objek Pe nelitian Profil Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Pe nelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Pada awalnya tempat wisata air panas alam Ciater yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Sari Ater Hot Spring Resort Hotel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab 106 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pedoman dalam memberikan kesimpulan, maka data-data yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB II IDENTIFIKASI DATA BAB II IDENTIFIKASI DATA 2.1 Perancangan 2.1.1 Definisi Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi, Tetapi intinya memiliki maksud yang sama, sejumlah definisi tentunya sangat berguna dalam menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami perubahan. Kegiatan pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di beberapa negara dijadikan sektor andalan sebagai penghasil devisa terkuat diantara sektor lainnya, hal ini akhirnya terbukti bisa menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bogor memiliki potensi yang baik untuk menjadi kawasan wisata yang dapat menarik wisatawan datang ke kota ini. Selain itu Kota Bogor merupakan pintu gerbang Propinsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 92 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab bab sebelumnya. Sebagai pedoman dalam memberikan kesimpulan maka data-data yang dipergunakan bersumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Logo Sari Ater

BAB I PENDAHULUAN Logo Sari Ater BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT. Sari Ater PT. Sari Ater adalah Badan Usaha Milik Swasta yang dipercayai mengelola objek wisata Ciater oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata merupakan sektor industri yang sangat berkembang pesat di negara kita, selain itu pariwisata adalah salah satu sektor yang meningkatkan taraf perekonomian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN 1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan berupa sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pariwisata adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Pariwisata merupakan kegiatan seseorang dan biasanya menyenangkan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskirpsi Lokasi Salah satu obyek wisata yang mulai banyak diminati masyarakat Gorontalo khususnya sekitar Bone Bolango adalah objek wisata Pemandian Air Terjun

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri pariwisata di dunia saat ini sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada awalnya tempat wisata air panas alam Ciater yang sekarang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada awalnya tempat wisata air panas alam Ciater yang sekarang BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada awalnya tempat wisata air panas alam Ciater yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Sari Ater Hot Spring Resort Hotel dan Rekreasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR EKOTURISME Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sudah tidak diragukan lagi. Banyak negara sejak beberapa tahun terakhir menggarap

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Metode Shift Share Metode shift share digunakan dalam penelitian ini untuk melihat

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Suharyono (1994:26) Geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan muka bumi (gejala geosfer)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan keliling dari suatu tempat ketempat lain, Berwisata merupakan suatu cara pemenuhan kebutuhan manusia untuk rekreasi dan liburan.

Lebih terperinci

kawasan Ciater, merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan menyediakan berbagai sarana pendukung dalam bentuk peningkatan pelayanan terha

kawasan Ciater, merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan menyediakan berbagai sarana pendukung dalam bentuk peningkatan pelayanan terha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia membutuhkan relaksasi terhadap tekanan yang dihadapi serta memperkaya pengalaman spiritual dalam hidupnya. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan memiliki peran yang penting, maka hendaknya perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, karena kunci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nusantara ini memiliki potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Hal tersebut dapat dilihat dari indahnya berbagai macam pemandangan alam, kebudayaan dan sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. Bagi sebagian orang, berwisata menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi kegiatan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata mampu memberikan pendapatan devisa negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan

Lebih terperinci

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan zaman diberbagai bidang, berdampak pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah dan Perkembangan Sari Ater Hotel & Resort Asal Mula Desa Ciater ( Legenda Rakyat )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah dan Perkembangan Sari Ater Hotel & Resort Asal Mula Desa Ciater ( Legenda Rakyat ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah dan Perkembangan Sari Ater Hotel & Resort. 1.1.1 Asal Mula Desa Ciater ( Legenda Rakyat ) Desa Ciater yang terletak di selatan Ibu Kota Kabupaten Subang pada mulanya adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN unit, sementara di tahun 2011 meningkat menjadi unit. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN unit, sementara di tahun 2011 meningkat menjadi unit. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Pertumbuhan industri akomodasi di Indonesia terus mengalami peningkatan, data dari BPS menunjukkan, tahun 2010 hotel berbintang berjumlah 1.306 unit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti BR Tarigan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti BR Tarigan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia sudah begitu pesat dengan melibatkan jutaan manusia, mulai dari kalangan masyarakat, industri pariwisata sampai kalangan pemerintah.

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA)

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA) KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA) 1. Latar Belakang Perjalanan wisatawan senantiasa membutuhkan keanekaragaman produk wisata yang dapat memberikan pilihan atau alternatif untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total pengeluaran (ribuan orang) (ribuan orang) perjalanan (hari) (triliun Rp.)

BAB I PENDAHULUAN. Total pengeluaran (ribuan orang) (ribuan orang) perjalanan (hari) (triliun Rp.) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata domestik saat ini dipengaruhi dengan oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk berwisata serta semakin meningkatnya para pelaku bisnis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas 121 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang di maksud,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesiapan sangat penting dalam memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang

Lebih terperinci

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna JURNAL Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah yang berpotensi khususnya di sektor pariwisata. Salah satunya adalah kawasan wisata Guci. menurut website resmi Dinas Budaya dan pariwisata Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan merupakan suatu industri yang berkembang pesat di seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk mengembangkan industri kepariwisataannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri kepariwisataan Indonesia berkembang semakin pesat terutama dalam sektor industri perhotelan dan sektor wisata konvensi, atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

BAB IV LOKASI PENELITIAN

BAB IV LOKASI PENELITIAN BAB IV LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah berdirinya Hotel Beringin Salatiga Hotel Beringin didirikan oleh Bpk. Handoko dan mulai beroperasional sejak 01-Maret-1969. Pada awal mulanya Hotel Beringin berdiri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D 605 199 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. (Yerik Afrianto

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 Tentang : Pengusahaan Pariwisata Alam Di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Dan Taman Wisata Alam Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 18 TAHUN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu bagian dari lokomotif ekonomi Negara Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas. Beragam potensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia berkembang sangat pesat, terlihat dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang

Lebih terperinci

NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM

NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari oleh masyarakat. Perkembangan sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing daerahnya, kondisi alam Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang tersebut memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penunjang tersebut memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang dimaksud,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang pesat, dalam hal ini pariwisata akan berkembang menjadi salah satu industri yang tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR

Lebih terperinci

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Perkembangan Pariwisata di Indonesia Wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di sekitar garis khatulistiwa. Indonesia terdiri lebih dari 17.508

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan 131 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi sektor yang tidak pernah habisnya, karena selain merupakan penghasil

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini, terutama setelah berlakunya pasar bebas, menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dunia pariwisata saat ini sedang berkembang pesat dan meningkat di berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara administratif, Pulau Samosir adalah adalah pulau vulkanik di tengah Danau Toba, danau terbesar di Asia Tenggara, yang termasuk dalam Kabupaten Samosir, Sumatera

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi untuk berinovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor pembangunan yang mendatangkan devisa bagi negara adalah pariwisata. Di samping itu pariwisata juga merupakan industri yang besar yang dibangun dari

Lebih terperinci