(Biopotency Test of Monoclonal Antibody Anti Pregnant Mare Serum Gonadotropin in Dairy Cattle)

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(Biopotency Test of Monoclonal Antibody Anti Pregnant Mare Serum Gonadotropin in Dairy Cattle)"

Ida Santoso
6 tahun lalu
Tontonan:

1 Hayati, September 1998, hlm ISSN Uji Biopotensi Antibodi Monoklonal Anti Pregnant Mare Serum Gonadotropin pada Sapi Perah Vol. 5. No. 3 (Biopotency Test of Monoclonal Antibody Anti Pregnant Mare Serum Gonadotropin in Dairy Cattle) IMAN SUPRIATNAI*, TUTY L. YUSUF', BAMBANG PURWANTARA', GOZALI MOEKT12, DAN LIES PAREDE HERNOMOADI' 'Bagian Reproduksi dun Kebidanan FKH IPB, Jdan Lodaya II, Bogor 'Balai Penelitian Veteriner Departemen Pertanian RI, Jalan R.E. Martadinata No. 30, Bogor Diterima 05 Mei 1998iDisetujui 18 Agustus 1998 The experiment was conducted to determine whether MoAb anti pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) (PHB I1 Product) possess neutralizing capacity and to determine an effective neutralizing biopotency against commercial PMSG used in dairy heifer cattle. Twenty five Fries Holland (FH) heifer donors were randomly divided into 5 groups. Group I as a negative control was superovulated with 2000 IU PMSG intramuscularly (i.m.) at 03:OO PM. Donors in group 11, 111, IV, and V received the same treatment as those in group I, but were also administered with MoAb intravenously (i.v.) 30 minutes after PMSG injection. Group I1 as a positive control received 3.3 ml commercial MoAb (Neutra PMSG), whereas groups 111, IV, and V received 0.5 ml; 1.0 ml and 2.0 ml MoAb (PHB I1 Product), respectively. Biopotency test in dairy heifer donors, showed that 2000 IU PMSC used for superovulation was found to be not neutralized by 0.5 ml in group I11 and 1.0 ml of MoAb (PHB I1 Product) in group IV. Superovulation reaction observed were not signifiantly different (M.05) from that observed in group I donors (untreated with MoAb). However when the dose was increased to 2.0 ml, superovulation reaction in treated donors group V were significantly different (P<0.01) from that observed in untreated donors. The result also showed that antibody treatments in group I1 (3.3 ml Neutra PMSC) or group V (2.0 ml PHB I1 Product) could decreased significantly number of functional structure of ovaries and number of collected embryos. In conclusion, based on this finding MoAb (PHB I1 Product) possess neutralizing capacity with the effective neutralizing biopotency to 2000 IU PMSG was estimated as 2.0 ml. PENDAHULUAN Dalam produksi embrio sapi melalui program superovulasi, salah satu hormon eksogen yang dapat dipakai adalah pregnant mare serum gonadotropin (PMSG). Walaupun sangat potensial dalam stimulasi struktur fungsional ovari, akan tetapi hasil panen embrionya belum memuaskan. Waktu paruh yang panjang dalam sirkulasi peredaran darah sapi jam (Menzer & Schams 1979) dan bahkan pada babi masih terdeteksi sampai jam (Ziecik & Dybala 19%) memungkinkan untuk menginduksi pertumbuhan dan perkembangan folikel secara ekstensif, tetapi juga mengkontribusi efek samping yang negatif. Banyak peneliti telah mencoba mengatasi efek negatif tersebut di antaranya Dhondt et al. (1978) melaporkan aplikasi serum anti PMSG (biopotensi 1 ml serum anti PMSG menetralkan 2000 IU PMSG in vitro) pada superovulasi IU PMSG meningkatkan angka ovulasi dari 9.4 sampai 15.7 dan folikel persisten menurun dari 6.5 sampai 2.8, disertai dengan peningkatan nisbah sel telur terfertilisasi dari 60% menjadi 80%. Kummer et al. (1980) telah memperlihatkan bahwa pemberian serum anti PMSG dapat meningkatkan angka fertilisasi ova dan menekan pembentukan folikel yang tidak ovulasi serta menekan sekresi estro- * Penulis untuk korespondensi, Tel gen yang berlebihan. Bindon & Piper (1977) mengemukakan bahwa antibodi eksogen terhadap PMSG dapat menetralisir PMSG dan mereduksi waktu paruhnya pada domba dan sapi sehingga dapat memberikan hasil superovulasi tanpa efek samping. Dieleman et al. (1993) membandingkan waktu aplikasi yang berbeda-beda dari MoAb (biopotensi in vivo 1 ml MoAb dapat menetralisir 600 IU PMSG) untuk netralisasi residu PMSG, setelah puncak luteinizing hormone (LH). Berdasarkan seluruh data yang terkompilasi, jumlah corpus luteum (CL) yang terbentuk berayun dari 1 sampai 41 dengan hasil embrio laik transfer masing-masing grup perlakuan di antaranya NaCl fisiologi, 6 jam dan 18 jam aplikasi pasca puncak LH berturut-turut 3.5, 4.1, dan 5.0. Aplikasi MoAb terhadap PMSG 18 jam pasca puncak LH menunjukkan perbaikan nyata pada hail panen embrionya dibandingkan dengan grup yang mendapat NaCI fisiologi. Preparat larutan MoAb mengandung imunoglobulin G (IgG) yang utuh (Ozaki 1994). Distribusi subkelas IgG seperti normal serum dengan waktu paruh sekitar 2 1 hari (Schwartz 1987). Sebelum MoAb hasil produksi dapat dipakai dalam praktek rutin untuk peningkatan hasil panen superovulasi melalui mekanisme netralisasi stimulasi residu PMSG yang masih bersirkulasi dalam darah dengan aplikasi yang tepat, baik waktu penyuntikan maupun dosisnya, perlu dibuktikan terlebih dahulu bahwa antibodi tersebut secara fisiologi in

dokumen-dokumen yang mirip

PENGGUNAAN PROGESTERON SINTETIK PADA SAPI PERAH FRIES HOLLAND (FH) PENERIMA INSEMINASI BUATAN DAN DI EMBRIO SAPI MADURA

PENGGUNAAN PROGESTERON SINTETIK PADA SAPI PERAH FRIES HOLLAND (FH) PENERIMA INSEMINASI BUATAN DAN DI EMBRIO SAPI MADURA THE APLICATION OF SYNTHETIC PROGESTERONE ON FRIES HOLLAND DAIRY CATTLE AFTER ARTIFICIAL