TINJAUAN PUSTAKA. akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm (Rich, 1983).
|
|
- Hadi Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tanaman Menurut Rukmana (1997), dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan kentang diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Clasis Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Solanales : Solanaceae : Solanum : Solanum tuberosum Linn. Tanaman kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar tunggang tetapi hanya akar halus saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Di dalam tanah, akar akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm (Rich, 1983). Batang tanaman berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada varietasnya. Batang tanaman berbuku buku, berongga, dan tidak berkayu, namun agak keras bila dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi dapat mencapai cm, tumbuh menjalar. Warna batang hijau kemerah-merahan atau hijau keungu unguan. Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat zat hara dari tanah ke daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tanaman yang lain (Rukmana, 1997).
2 Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun. Helaian daun berbentuk bulat lonjong, dengan ujung meruncing, memiliki anak daun primer dan sekunder, tersusun dalam tangkai daun secara berhadap-hadapan (daun mejemuk) yang menyirip ganjil. Warna daun hijau keputih putihan. Posisi tangkai utama terhadap batang tanaman membentuk sudut kurang dari 45 o atau lebih besar 45 o. Pada dasar tangkai daun terdapat tunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder. Daun berkerut kerut dan permukaan bagian bawah daun berbulu. Daun tanaman berfungsi sebagai tempat proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, lemak, protein dan vitamin yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif, respirasi dan persediaan tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995). Bunga kentang adalah zygomorph (mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua (Hermaphroditus) warna mahkota brbentuk terompet dengan ujung seprti bintang, lima benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya. Bunga kentang tersusun dalam bentuk karangan bunga (inflorescens) yang tumbuh diujung batang. Satu karangan bunga memiliki 1 30 bunga. Tetapi pada umumnya 7 15 bunga untuk tiap karangan bunga (Soelarso, 1997). Umbi terbentuk dari cabang samping diantara akar akar. Proses pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome membengkak. Umbi berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Samadi, 1997).
3 Syarat Tumbuh Tanah Tanah yang cocok untuk kentang yaitu tanah yang subur, air tanahnya dalam, berdrainase yang baik dan ph anatar 5-6,5. Pada tanah ber-ph rendah, mutu kentang yang dihasilkan akan menurun (Setiawan, 1995). Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan reaksi tanah (ph) 5 6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan ciri ciri solum tanah agak tebal antara 1 2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan bertekstur remah. Jenis tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi, produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral (Rukmana, 1997). Daerah pegunungan yang dijadikan lahan untuk budidaya tanaman kentang merupakan lahan yang cukup baik dalam perkembangannya karena tanah tersebut mengandung bahan organik dari material vulkanis gunung yang dapat membuat tanah tersebut subur. Menurut AAK (1992:146), tanaman kentang cocok dengan tanah yang subur, ringan dan dalam dengan drainase yang baik. Setiadi dan Nurulhuda (1993:21) memperkuat pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa tanah yang paling baik untuk kentang adalah tanah yang gembur atau sedikit mengandung pasir agar mudah diresapi air dan mengandung humus yang tinggi (Agnestika, 2013). Derajat keasaman tanah atau ph tanah juga memiliki pengaruh bagi pertumbuhan tanaman kentang. Derajat keasaman tanah (ph tanah) yang sesuai
4 untuk kentang bervariasi tergantung dari varietas kentangnya. Tanah dengan ph 5,5-6,5 (agak asam) lebih disukai karena dengan keasaman tanah kurang dari 5,4 membantu mengendalikan penyakit kudis pada kentang (Streptomyces scabies) (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995). Menurut Setiadi dan Nurulhuda (1993:21) Semakin baik kondisi lahan tempat budidaya tanaman kentang, maka semakin besar pula kandungan bahan organik dalam lahan tersebut. Sehingga, lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman kentang tersebut menjadi lahan yang subur karena mengandung unsur hara yang tinggi. Pernyataan ini didukung oleh Rubatzky dan Yamaguchi (1995:122) yang mengatakan bahwa ketersediaan hara sangat penting untuk pertumbuhan awal tanaman dan kebutuhan pupuk tertinggi terjadi selama pembesaran umbi (Agnestika, 2013). Iklim Kentang yang dapat tumbuh di daerah tropis tetap saja membutuhkan daerah berhawa dingin atau sejuk. Suhu udara ideal untk kentang berkisar antara o C pada malam hari dan o C di siang hari. Namun, kentang masih dapat hidup di daerah yang suhu udaranya, terutama pada malam hari, dibawah suhu tersebut diatas. Ukuran iklim ini cukup dingin bagi Indonesia yang tergolong negara tropis dan mempunyai suhu pada siang hari o C dan o C di malam hari (Setiadi, 2009). Tanaman kentang merupakan salah satu tanaman pangan yang sering kita jumpai di daerah-daerah pegunungan karena mempunyai iklim yang rendah serta ketinggian yang cocok untuk pertumbuhannya secara optimal. Setiadi dan Nurulhuda (1993:20-21) mengemukakan bahwa kentang dapat tumbuh subur di
5 tempat-tempat yang cukup tinggi, seperti di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitan meter diatas permukaan laut (mdpl), tetapi tempat yang ideal berkisar antara mdpl dengan suhu udara berkisar antara C pada malam hari dan C pada siang hari, serta curah hujan kirakira mm per tahun (Agnestika, 2013). Faktor cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pembentukan organ vegetatif tanaman, seperti batang, cabang (ranting), dan daun, serta organ generatif seperti bunga dan umbi. Terbentuknya bagian vegetatif dan generatif ini merupakan hasil proses asimilasi atau fotosintesis yang menguatkan cahaya matahari sebagai sumber energi. Faktor cahaya yang penting untuk pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya matahari yang dapat diterima tanaman dapat mempercepat proses pertumbuhan tanaman dan pembentukan umbi (Samadi, 1997). Penyakit Hawar Daun (Phytophthora infestans (Mont.) de Barry) Menurut Agrios (1996) klasifikasi jamur ini sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdiviso Class Ordo Famili Genus Spesies : Mycetae : Eumycota : Mastigomycotina : Oomycetes : Peronosporales : Pythiaceae : Phytophthora : Phytophthora infestans (Mont.) de Barry
6 Miselium pada jamur parasit tanaman ini dapat tumbuh di dalam sel (intracelluler) atau antar sel (intercelluler). Sporangiofor biasanya bercabangcabang dan biasanya dibentuk di permukaan tanah, pada tanaman, dan dapat muncul dari inang melalui efidermis atau stomata (Landecker, 1982). Miselium interseluler, tidak bersekat, mempunyai banyak haustorium. Konidiofor keluar dari mulut kulit, berkumpul 1-5, dengan percabangan simpodial, mempunyai banyak bengkakan-bengkakan yang khas. Konidium berbentuk buah pir, x µm, berinti banyak, Konidium berkecambah secara langsung dengan membentuk hifa (benang) baru, atau secara tidak langsung dengan membentuk spora kembara (zoospora). Oleh karena dapat membentuk spora kembara, konidium dapat juga disebut sebagai sporangium atau zoosporangium. Jamur dapat membentuk oospora meskipun agak jarang (Semangun, 1989). Sporangium yang pertama terbentuk adalah patogen tular udara. Sporangium terbentuk pada kelembapan relatif (RH) minimum 91% dan optimum pada 100% dan temperatur udara berkisar antara o C, dimana temperatur yang optimum pada o C. Pembentukan sporangium pada temperatur 15 o C akan membentuk zoospore dalam satu atau dua hari. Sedangkan pada suhu 25 o C membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu 5-7 hari. Oosspora berkecambah pada temperatur o C setelah perkecambahan, tabung kecambah dari zoospora mengalami perkembangan dari jamur ini sesudah terjadi infeksi pada tanaman kentang (Walker, 1957). Dwidjoseputro (1978) menyatakan bahwa jamur ini mempunyai sporangiophor yang jelas, sporongiophor ini bercabang-cabang setiap kali satu
7 (simpodial), dan pertumbuhannya berlangsung terus menerus. Sporongium yang telah kosong gugur, dan tumbuh sporangium yang baru pada ujung cabang yang baru. Bentuk sporangium berbentuk seperti jeruk nipis yang mempunyai tonjolan kecil. Sporangium tidak tahan kekeringan. Jika ada air, maka ia menghasilkan zoospora. Pada suhu yang tinggi ia membentuk buluh kecambah, dan pada suhu yang rendah ia menghasilkan zoospora (Aruan, 2004). Penyakit hawar daun sangat merusak dan sulit dikendalikan, karena P. infestans merupakan jamur patogen yang memiliki patogenisitas beragam. Pada umumnya, patogen ini berkembangbiak secara aseksual dengan zoospora, tetapi dapat juga berkembangbiak secara seksual dengan oospora. Jamur ini bersifat heterotalik, artinya perkembangbiakan secara seksual atau pembentukan oospora hanya terjadi apabila terjadi mating (perkawinan silang) antara dua isolat P. infestans yang mempunyai tipe perkawinan berbeda (Purwanti, 2002). Sporangium Sporangiofor Gambar. 1 Miselium Jamur P.infestans Sumber : Foto Langsung Hifa Gejala Serangan Daun-daun yang sakit mempunyai bercak-bercak nekrotik pada tepi dan ujungnya. Kalau suhu suhu tidak terlalu rendah dan kelembapan cukup tinggi,
8 bercak-bercak tadi akan meluas dengan cepat dan mematikan seluruh daun. Bahkan kalau cuaca sedemikian berlangsung lama, seluruh bagian tanaman diatas tanah akan mati. Dalam cuaca yang kering jumlah bercak terbatas, segera mengering dan tidak meluas. Umumnya gejala baru tampak bila tanaman berumur lebih dari satu bulan, meskipun kadang-kadang sudah terlihat pada tanaman yang berumur 3 minggu (Semangun, 1996). Awalnya, pada daun terdapat bercak agak kebasah-basahan. Bila kelembapan tinggi, bercak akan cepat meluas. Sel-sel ditempat tersebut mati dengan cepat sehingga bercak tampak berwarna coklat. Dibatas bercak timbul suatu daerah putih yang terdiri atas miselia dan sporangiofora beserta sporangianya. Jika iklim terus-menerus basah, seluruh daun dan bagian lainnya akan menunjukkan gejala serupa, lalu membusuk dengan cepat. Umbi di dalam tanah pun bisa diserangnya, dengan gejala busuk berwarna coklat kehitamhitaman (Rukmana dan Saputra, 1997). Gejala pada tingkat awal timbul bercak nekrotik pada bagian tepi dan ujung daun. Gejala ini bertahan atau berkembang lambat pada varietas yang tahan atau dalam cuaca yang kering. Gejala pada tingkat lanjut muncul bercak-bercak nekrotik yang berkembang keseluruh daun tanaman dan menyebabkan matinya bagian tanaman yang ada diatas tanah. Gejala pada daun tanaman muncul setelah tanaman berumur lebih dari satu bulan. Hal ini terutama terjadi pada varietas rentan dan kelembapan cukup tinggi pada suhu yang tdak terlalu rendah (Warda, 2008).
9 Gejalaa Serangan Gambar. 2 Gejala Serangan P.infestans Sumber : Foto Langsung Daur Penyakit Jamur dapat mempertahankan diri umbian yang sakit. Kalau umbii yang sakit ditanam, jamur dapat naik ke dari musimm ke musim dalam umbitunas muda yang baru saja tumbuh dan membentuk banyak konidium atau sporangium di sini. Demikian pula umbi-umb sakit yang dibuang, dalam keadaan yang cocok dapat bertunas dan menyebarkan konidium (Van der Zaag, 1956). Meskipun demikian menurut Suhardi (1984) di Indonesia agak jarang terdapat umbi yang terinfeksi Phytophthora namun daun-daun muda seringg terserang oleh penyakit ini (Semangun, 1989). Gambar 3. Daur hidup Phytophthoraa infestans Sumber : /epidemic.htm.
10 Sifat serangannya epidemik berbentuk bunga majemuk/multiple interest disease; terdapat banyak ras-ras fisiologis patogennya; tanaman inang antara lainnya adalah tomat dan beberapa anggota Solanaceae; dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman inang dan umbi yang membusuk di lapangan dan didalam tanah sebagai saprofit (Djafaruddin, 2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit Pembentukan dan perkecambahan konidium Ph. infestans sangat dipengaruhi oleh kelembapan dan suhu, terutama kelembapan. Pada udara kering konidium sudah mati dalam waktu 1-2 jam, sedang pada kelembapan 50-80% dalam waktu 3-6 jam. Pada suhu o C, kalau ada air, konidium membentuk zoospora dalam waktu ½ - 2 jam. Perkembangan bercak pada daun paling cepat terjadi pada suhu o C. Pada suhu 30 o C perkembangan bercak akan terhambat. Oleh karena itu pada kentang dataran rendah (kurang dari 500 m dari permukaan laut) Ph. infestans tidak merupakan masalah karena pada kondisi ini tanaman jamur sulit tumbuh (Semangun,1996). Suhu merupakan faktor yang sangat penting pada perkembangan jamur ini antara lain ukuran sel mikroorganisme, metabolisme, metabolisme pembentukan pigmen dan toksin pengambilan nutrisi fungsi enzim dan komposisi kimia dari sel (Banwart, 1981).
11 Gunung Sinabung Gambar 4. Gunung Sinabung Sedang Mengeluarka an Erupsi Sumber : Badan Geologi Gunung Sinabung tidak pernah tercatat meletus sejak tahun tetapi mendadak aktif kembali dan meletus pada tanggal 277 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustuss 2010 dinii hari sekitar pukul WIB, gunung Sinabung mengeluarkan lava. Status gunung ini dinaikkan menjadi " Awas". Dua belas ribu warga disekitarnyad a dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga meter di udara. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut. Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung. Bandar Udaraa Polonia di Kota Medan dilaporkan tidak t mengalami gangguan perjalanan udara. Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan ketika a mengungsi dari rumahnya. Pada tanggal 3 September 2010, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul WIBB sedangkan letusan kedua k terjadi sekitar pukul WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer. Letusan kedua terjadi bersamaann dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa t
12 hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini. Pada tanggal 7 September 2010, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif (BPTP Sumut, 2013). Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, dalam bulan September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Status gunung sinabung dari WASPADA (Level II) menjadi SIAGA (level III). Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Abu vulkanis selain menutupi jalanan, rumah-rumah penduduk juga menutupi tanaman. Debu vulkanik berdampak pada 6 (enam) kecamatan di sekitar gunung Sinabung yaitu Kecamatan Namanteran, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Merdeka, Kecamatan Dolat Rayat, Kecamatan Barusjahe, dan Kecamatan Berastagi. Letusan terkini terjadi pada tanggal 15 Oktober 2013 dan dilaporkan juga mengeluarkan lava. Jarak dari Gunung Sinabung ke Kecamatan Simpang Empat adalah ± 6 Km dari puncak (PVMBG, 2013). Abu vulkanik letusan Gunung Sinabung menyelimuti pemukiman masyarakat di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Letusan gunung yang disertai dengan gempa itu membuat masyarakat dilanda kepanikan. Sebanyak 17 jiwa meninggal akibat guguran awan panas sinabung. Akibat letusan gunung berapi, beberapa material yang keluar dari kepundan gunung tersebut antara lain adalah awan panas, material pijar, hujan abu, kemungkinan gas beracun yang terlempar ke atmosfer. Semua material tersebut memiliki dampak yang berbeda beda terhadap lingkungan hidup, terdapat dampak negatif dan dampak positif.
13 Gunung Sinabung mengeluarkan bahan material vulkanik seperti debu dan awan panas yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan jatuh wilayah hingga mencapai > 25 km dari kawah ke arah timur karena pengaruh hembusan angin. Di Beberapa desa mengalami dampak langsung antara lain bangunan/rumah, lahan, dan tanaman diselimuti oleh debu dan diperparah lagi selama 3 minggu pasca erupsi tidak ada turun hujan. Akibat debu dari erupsi Gunung Sinabung yang menyelimuti atap seng bangunan rumah penduduk terlihat berwarna kekuningan dijumpai pada desa Sukanalu (5 km), Sadaperarih (10 km) dan Dolatrayat (15 km) diperkirakan akan merusap atas bangunan rumah (PVMBG, 2013). Penanganan sayuran yang terkena dampak erupsi sinabung adalah sebagai berikut : a) Perlu penyediaan embung di daerah erupsi gunung Sinabung, karena tanaman sayuran yang terkena abu vulkanik perlu segera disiram air. b) Daun tanaman yang sudah tua terkena abu gunung Sinabung sebaiknya dipangkas/ dihilangkan (BPTP Sumut, 2013). Kandungan Abu Vulkanik Debu vulkanik yang menjadi lumpur bahkan memiliki ph yang lebih rendah, yaitu 3,81 yang tergolong masam. Tanah yang bercampur debu vulkanik (tanah lapisan atas) tergolong masam dengan nilai ph 4,83. Kemasaman yang tinggi atau nilai ph yang rendah hingga sangat rendah dari debu vulkanik ini, disebabkan kadar sulfur (belerang) yang tinggi dengan kadar belerang (S) total sebesar 3,36%. Demikian juga kelarutannya dalam bentuk sulfat (SO 4 ) yang cukup tinggi mencapai 62 ppm, jauh diatas kadar yang dapat menyebabkan iritasi pada mata sebesar 8-12 ppm (Tim FP USU, 2014).
14 Namun demikian, kadar SO 4 sebesar 62 ppm ini belum tergolong ke dalam level yang berbahaya dengan kadar ppm. Kadar hara yang tinggi terdapat pada debu vulkanik Gunung Sinabung, Kalium (K) dan Magnesium (Mg), kadar hara lainnya seperti Fosfat (P) dan Boron (B) rendah, dan kandungan logamlogam berat (Pb, Cu, Cd, dan Fe) yang dapat bersifat toxic bagi tanaman, sangat rendah, sehingga tidak menyebabkan pencemaran bagi tanaman. Bahan pada silikat (SiO 2 ) yang lebih berfungsi sebagai bahan amelioran (bahan pembenah) tanah sangat tinggi terdapat pada debu vulkanik Gunung Sinabung mencapai 74,47 % (Tim FP USU, 2014). Hasil analisa kimia batuan letusan gunung Sinabung tanggal 23 Desember Conto Pumice (kedalaman lapisan) di analisa dengan X-Ray Fluorescence (XRF) adalah sebagai berikut : Tabel. 1 Analisa Kimia Abu Vulkanik Tahun SiO2 TiO2 Al2O3 FeO* MnO MgO CaO Na2O K2O P2O ,9 0,71 17,88 6,78 0,15 2,84 7,73 2,97 1,86 0, ,7 0,71 17,60 6,58 0,15 2,86 7,37 2,99 1,93 0, Letusan tahun dicirikan oleh aliran awan panas (aliran block-dan abu) tanpa didahului erupsi plinian (semburan gas dan abu vulkanik yang tinggi). Endapannya tersebar di tenggara lereng gunung Sinabung. Aliran awan panas ini dihasilkan dari perulangan guguran lava pijar dari kubah lava. Aliran awan panas saat ini diestimasikan masih sama dengan kejadian sebelumnya ( tahun lalu), namun demikian surge (awan abunya dapat lebih panjang 1-2 km dari ujung endapan awan panas (Lihat Lampiran 4) (PVMBG, 2013).
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di pertanaman kentang Kecamatan Simpang Empat pada beberapa desa dengan ketinggian tempat ±1.340 m dpl dan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain kertas kuisioner, air, tisue, methyl blue, slotipe. Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain mikroskop, preparat, kamera, gunting, cangkul, plastik transparan, kotak tray, kawat, kalkulator, penggaris dan alat tulis. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode survei. Tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Metode Daerah Sampel Metode penentuan daerah penelitian ditetapkan secara purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur penelitian, dimana pengambilan sampel dengan mengambil sampel orang-orang yang dipilih oleh penulis menurut ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu. Dalam purposive sampling pemilihan sampel bertitik tolak pada penilaian pribadi peneliti yang menyatakan bahwa sampel yang dipilih benarbenar representatif (Djarwanto dan Subagyo, 1998). Daerah penelitian ditetapkan di Kecamatan Simpang Empat yang ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan adalah salah satu daerah produksi kentang dan daerah yang terkena dampak erupsi gunung Sinabung yang masih memproduksi tanaman kentang. Daerah lokasi petani
16 dipilih di empat desa yaitu Desa Ujung, Desa Gajah, Desa Bulan Baru, dan Desa Torong yang masih memproduksi kentang selama erupsi gunung Sinabung. Dan diambil 10 sampel petani di setiap desa. 2. Metode Pengambilan sampel Penggambilan sampel dilakukan sistem random sampel, pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Dari satu lahan pertanaman kentang terdapat 5 sampel batang tanaman kentang yang dipilih secara acak dan diberi tanda dengan pacak yang diberi nomor. Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Tanda Tanda yang terbuat dari pacak yang berukuran 50 cm yang diberi nomor pada bagian atas pacak yang menandakan nomor sampel. Tanda yang sudah siap ditempatkan disamping sampel sesuai nomor urutan sampel. Survei Penyakit Hawar Daun Kentang Survei penyakit hawar daun kentang dilakukan dengan membagikan angket pertanyaan pada petani (kuisioner) yang berisi mengenai cara budidaya kentang yang dilakukan petani, pengenalan petani terhadap penyakit hawar daun kentang, perkembangan penyakit hawar daun kentang selama erupsi gunung sinabung dan pengendalian yang dilakukan petani terhadap penyakit hawar daun kentang sebelum dan selama erupsi berlangsung. Pengamatan pengendalian
17 penyakit hawar daun kentang yang dilakukan oleh petani dapat dilihat dari pembagian angket pertanyaan (kuisioner) pada petani dapat dilihat pada lampiran 1. Pengamatan di Laboratorium Diambil salah satu sampel tanaman yang terserang penyakit, dibawa ke laboratorium. Disporulasi sampel selama ±2 hari, kemudian diamati jamur yang tumbuh di bawah mikroskop. Didokumentasikan hasil pengamatan. Peubah Amatan Persentase Kejadian Penyakit Untuk setiap desa diambil satu pertanaman sampel, Persentase Kejadian penyakit dihitung berdasarkan tanaman yang terserang penyakit hawar daun kentang dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a Keterangan KjP = : x 100% b KjP = Kejadian Penyakit (%) a b = jumlah tanaman sakit = jumlah tanaman sehat (Purwanti, 2002) Produksi Tanaman Kentang Produksi kentang dihitung dengan menimbang berat kentang (kg) yang dipanen kemudian di konversikan dalam ton/ha menggunakan rumus : Y (ton/ha) = X 1000 kg x L 1000 m 2
18 Keterangan: Y X : Produksi dalam Ton/Ha : Produksi dalam Kg/Plot L : Luas Plot ( m 2 ) (Sudarsono dan Suparman, 1981). Pengendalian Penyakit Hawar Daun Kentang Pengamatan Pengendalian penyakit hawar daun kentang dilakukan dengan memberi angket pertanyaan (kuisioner) kepada petani. Analisis Data Analisis Regresi Untuk menganalisis data yang diperoleh, digunakan metode analisis kuntitatif regresi. Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Regresi berfungsi untuk menggambarkan seberapa besar variabel bebas (X) mempengerahui variabel terikat pada dua kejadian. Regresi juga dapat digunakan untuk meramalkan kejadian yang akan datang. Variabel yang diduga penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas (x). Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tidak bebas (y). Pemeriksaan regresi antara variabel x dan variabel y digunakan koefisien regresi linier sederhana sebagai berikut: Y = a + bx Keterangan :
19 Y X a b = variabel tidak bebas = variabel bebas = konstanta = koefisien regresi / slop Besarnya regresi berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien regresi menunjukkan kekuatan hubungan linier dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefisien regresi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya, jika nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya, jika nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y akan menjadi rendah (Sarwono, 2006). Untuk menguji apakah koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak, maka dilakukan uji signifikan dengan uji statistik t, sebagai berikut : t = Keterangan : b Se t b Se = nilai t hitung = koefisien regresi = Standar estimasi Untuk menguji apakah regresi tersebut signifikan atau tidak, maka dilakukan uji signifikan dengan uji statistik-t untuk signifikan = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%), dengan ketentuan sebagai berikut : t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel t hitung < t tabel atau t hitung > -t tabel = Ha diterima Ho ditolak = Ho diterima Ha ditolak
20 I. Regresi Antara Banyaknya Terjadi Erupsi dengan Persentase Kejadian Penyakit Hawar Daun Kentang Untuk menganalisis regresi antara banyaknya terjadi erupsi dengan intensitas serangan penyakit hawar daun kentang ditentukan 2 variabel yaitu banyaknya terjadi erupsi sebagai variabel bebas (x) dan kejadian penyakit hawar daun kentang sebagai variabel tidak bebas (y). II. Regresi Antara Pengendalian Setelah Erupsi Terjadi dengan Persentase kejadian Penyakit Hawar Daun Kentang Untuk menganalisis regresi antara pengendalian setelah erupsi terjadi dengan intensitas serangan penyakit hawar daun kentang ditentukan 2 variabel yaitu pengendalian setelah erupsi terjadi sebagai variabel bebas (x1) dan Persentase kejadian penyakit sebagai variabel tidak bebas (y). III. Regresi Antara Pengendalian Setelah Erupsi Terjadi dengan Produksi Kentang Untuk menganalisis regresi antara pengendalian setelah erupsi terjadi dengan produksi kentang ditentukan 2 variabel yaitu pengendalian setelah erupsi terjadi sebagai variabel bebas (x1) dan produksi kentang sebagai variabel tidak bebas (y1). Grafik Regresi Linier Sederhana Y = a - bx Y = a + bx
21 Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Sinabung dan Pengambilan Sampel Desa Bulan Baru Ujung Gajah Torong Gambar. 5 Pengambilan Sampel Desa
Febepriskila Br Tarigan, Yuswani Pangestiningasih, Lahmuddin Lubis*
Survei Pengaruh Erupsi Gunung Sinabung terhadap Penyakit Hawar Daun (Phytophthora infestans) pada Tanaman (Solanum tuberosum Linn.) di Kecamatan Simpang Empat Survey of The Effect of Mount Sinabung Eruption
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Botani Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang halus, agak dangkal, dan akar adventif berserat yang menyebar, sedangkan. lateral yang banyak (Rubatzky, dan Yamaguchi, 1995).
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) berikut : Menurut Sharma (2002), tanaman kentang mempunyai klasifikasi sebagai Kingdom Divisio Kelas Ordo Famili Genum : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.
Lebih terperinciMenurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili
Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.
19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola adalah sebagai berikut : Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta : Eumycotina
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Kentang Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan menjalar dan memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya
Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beras, jagung dan gandum (Samadi, 1997). Mengacu pada program pemerintah akan
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagai sumber karbohidrat, kentang merupakan sumber bahan pangan yang dapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN LITERATUR Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumicophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai The King of Vegetable dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen
4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun, tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-50 cm (Rahayu, 1999). Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah
Lebih terperinciPenyakit Busuk Daun Kentang
Penyakit Busuk Daun Kentang Patogen penyakit tanah yang banyak menginfeksi pada tanaman kentang, antara lain : Phytopthora infestans, Alternaria solani, Fusarium solani, Rhizoctonia solani, Streptomyces
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kentang (Solanum tuberosum L.), yaitu Kingdom:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika Tanaman Kentang Sistematika tanaman kentang (Solanum tuberosum L.), yaitu Kingdom: Plantae/tumbuhan, Subdivisi: Angiospermae, Divisi: Magnoliophyta/tumbuhan berbunga,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciumbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya
TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sharma (1993), tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta Angiospermae : Dicotyledoneae
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Rosales, Famili: Leguminosea,
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang
I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang mempunyai jenis 180 jenis. Tanaman gladiol ditemukan di Afrika, Mediterania, dan paling banyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Bakteri Kitinolitik Kitin adalah polimer kedua terbanyak di alam setelah selulosa. Kitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim dan tergolong marga Brassica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang
Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik material
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon
TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubikayu Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuhan)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan
14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di dalam wilayah Ring of Fire. Ring of Fire atau disebut juga dengan Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik daerah yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan Colletotrichum yaitu C. acutatum, C. gloeosporioides, dan C. capsici (Direktorat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.
TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Biologi Tanaman Kedelai berikut: Menurut Sharma (2002), kacang kedelai diklasifikasikan sebagai Kingdom Divisio Subdivisio Class Family Genus Species : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah
3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. divisi Spermatophyta dengan subdivisi Angiospermae dengan kelas
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tembakau termasuk golongan tanaman semusim, dalam dunia pertanian tergolong dalam tanaman perkebunan. Tembakau diklasifikasikan sebagai berikut divisi Spermatophyta dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah dalam taksonomi adalah: Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinci