MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES KEGIATAN RESEPTIF AKTIF
|
|
- Sucianty Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES KEGIATAN RESEPTIF AKTIF Oleh Dosen Tetap Yayasan FKIP Universitas PGRI Palembang Abstrak Pembelajaran bahasa Indonesia yang diberikan kepada para siswa meliputi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek menyimak ini dipilih karena sangat mendukung terjadinya proses komunikasi secara lisan. Namun pembelajaran menyimak tampaknya belum mendapat perhatian khusus, padahal menyimak sangat penting karena akan menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan berbahasa lainnya. Disadari atau tidak kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, hampir seluruh guru yang mengajar tak terkecuali bahasa indonesia, selalu memberikan penjelasan materi pelajaran kepada siswa melalui proses lisan. Untuk memahami penjelasan guru, siswa harus menyimak dengan baik, jika tidak kegagalanlah yang akan ditemui. Kata kunci: menyimak, proses, guru, siswa, kegagalan. A. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi. Pada jenjang pendidikan dasar, para siswa untuk memiliki keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut tercakup dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang memiliki empat keterampilan atau kompetensi dalam berbahasa yaitu keterampilan menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi. Menurut Hoetomo (2005:477) menyimak adalah mendengarkan, memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Namun menyimak seringkali tidak menjadi perhatian khusus, padahal menyimak sangat penting sebab kemajuan dalam menyimak akan menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan berbahasa lainnya. Tanggapan orang terhadap kegiatan menyimak sering tidak tepat. Menyimak dianggap sebagai kegiatan yang bersifat pasif. Pendapat ini didasarkan kepada kenyataan bahwa fisik 29 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )
2 seseorang yang menyimak tidak menunjukkan kegiatan yang aktif. Tetapi apabila kita mencoba meneropong kegiatan mental penyimak maka anggapan di atas tidak dapat dipertahankan. Menyimak adalah suatu proses yang kompleks yang menuntut konsentrasi penuh dari si penyimak. Tanpa konsentrasi penuh tidak mungkin penyimak dapat mengikuti teks bahan simakan, memahami isinya, karena kegiatan mental si penyimak yang benarbenar aktif itu maka para ahli berpendapat bahwa menyimak adalah suatu kegiatan reseptif yang aktif. Tanpa perhatian yang terpusat penangkapan bunyi tidak mungkin sempurna. Tanpa memeras otak tidak mungkin seseorang bisa memahami makna bunyi yang diterimanya. Tanpa pemahaman tidak mungkin berhasil dengan baik. Semua proses ini mengantar si penyimak ke arah respons yang tepat. B. TERMINOLOGI MENYIMAK Dalam kegiatan kita sehari-hari menyimak adalah faktor yang sangat penting, karena apabila kita melakukan kegiatan menyimak, maka kita dapat mengetahui hal-hal atau informasi yang belum kita ketahui. Selain itu, menyimak adalah langkah awal dalam kehidupan yang pertama kali kita rasakan. Hal ini dapat kita buktikan pada awal bayi mengenal kehidupan ini, yang memulai kegiatannya dengan kegiatan bunyi atau suara yang dapat disimaknya. Disamping itu, seiring perkembangan ilmu dan teknologi, menyimak dapat juga kita lakukan dengan radio, televisi, drama dan lainya. Jadi menyimak memegang peranan penting dalam perkembangan seseorang, baru kemudian berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak sering disamakan dengan keterampilan mendengar dan mendengarkan. Kedua keterampilan tersebut memang banyak kesamaannya, tetapi juga ada perbedaannya. Dalam peristiwa mendengar terjadi secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak di duga sebelumnya. Mendengarkan ada unsur kesengajaan tetapi belum diikuti pemahaman. Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dengan penuh perhatian, interpretasi, apresiasi, evaluasi, dan response (Maemunah, 2000:12) Menurut Subandiyono (2010:45) menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan bahasa lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi, dan evaluasi. 30 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )
3 Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan atau penghayatan, ingatan, dan pengertian bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak harus diperhatikan terutama tekanan kata, kalimat, jeda, kesenyapan harus diperhitungkan karena kesemuanya itu menentukan makna. Disamping itu, menyimak merupakan kegiatan yang bersifat reseptif dan aktif. Menyimak merupakan proses yang kompleks yang membutuhkan konsentrasi penuh, kemampuan linguistik, cara menyimak yang efektif, kesiapan mental dan fisik yang prima. Proses menyimak meliputi tahap-tahap mendengar, memahami, menilai, dan bertindak. Menurut Anderson (dikutip Tarigan, 2008 :30), menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Antara menyimak dan membaca berhubungan sangat erat karena keduanya merupakan sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi. Perbedaannya terletak dalam jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan yaitu memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan memahami makna komunikasi. Menyimak adalah mendengarkan baik-baik dengan penuh perhatian pada apa yang diucapkan oleh seseorang ataupun orang lain. Menyimak juga merupakan proses pemahaman informasi melalui alat pendengaran sehingga Anda mampu mengingat, mengidentifikasi, menginterpretasi, dan menilai. Keterampilan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan persepsi, kemampuan, itelegensi, perhatian, motivasi, dan emosi yang harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat Anda melakukan kegiatan menyimak. Menurut Tarigan (2008:58), menyimak adalah sesuatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Didalam proses itu terdapat tahap tahap yaitu tahap mendengarkan, tahap memahami, tahap menginterprestasi, tahap mengevaluasi, dan tahap menggapai. Jadi, dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna 31 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )
4 komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. C. PROSES MENYIMAK Proses menyimak mungkin saja terjadi di berbagai tempat, waktu, suasana dan kesempatan seperti pasar, rumah, bioskop, rapat, seminar, diskusi, sekolah, dan sebagainya. Pelakunya pun dapat terdiri berbagai klasifikasi seperti antara pedagang, antara pembeli dan penjual, antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa dan sebagainya. Para ahli umumnya sependapat bahwa menyimak adalah suatu proses. Proses menyimak ada tiga aspek yaitu: comprehending, interpenting, dan evaluating (Loban:1969:39). Selanjutnya (Logan, 1972:39) mengatakan membagi proses menyimak yaitu hearing, understanding, evaluating dan responding. Menurut Morris (1964, ), ada lima tahap yakni: hearing, attention,perception,evaluation, dan response. Sedangkan menurut tarigan (2008:50) membagi tahapan proses menyimak ada lima tahap yaitu: 1. Tahap mendengar tahap mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih dalam hearing. 2. Tahap memahami tahap memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara: maka sampailah kita pada tahap understanding. 3. Tahap menginterpretasi tahap interpretasi, penyimak yang baik,cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran pembicara: dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang dan tersirat dalam ujaran itu;dengan demikian maka penyimak telah tiba pada tahap interpreting. 4. Tahap mengevaluasi tahap mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasi isi pembicara, penyimak pun mulai menilai dan mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara, dimana keunggulan dan kelemahan, dimana kebaikan dan kekurangan pembicara, maka dengan demikian saudara sampai pada tahap evaluating. 32 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )
5 5. Tahap menanggapi tahap menanggapi, merupakan tahap akhir dalam kegiatan menyimak, penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraan: penyimak sampailah pada tahap responding. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa proses menyimak mencakup empat tahap yakni: mendengar,memahami, menilai dan merekasi. Pada tahap pertama telinga penyimak menerima pesan dari pembicara dalam bentuk bunyi bahasa suara tersebut ditrasformasikan ke dalam syarat-syarat pendengaran. Pesan dalam bentuk bunyi bahasa tersebut perlu diartikan melalui proses persepsi. Makna pesan tidak hanya terdapat pada katakata atau kalimat saja, tetapi juga terkandung dalam cara mengucapkan, nada, intonasi, tempat, dan kepada siapa pesan tersebut ditujukan. Proses menerjemahkan pesan inilah yang dimaksud dengan pemahaman. Setelah pemahaman makna pesan berlangsung disusul pula dengan penilaian. Informasi yang diterima berdasarkan bukti yang kuat atau tidak, dilengkapi dengan pesan pembicara maka akhirnya penyimak sampai pada kesimpulan dapat menerima ataupun menolak pesan tersebut. Bagian akhir dari proses menyimak adalah teraksi penyimak terhadap pesan yang diterimannya. Reaksi tersebut dapat terujut berbagai bentuk seperti mengangguk-angguk, menggeleng, mencibir atau mengerjakan sesuatu dan sebagainya. Ada empat faktor yang mempengaruhi menyimak yaitu: 1. Pembicaraan Pembicaraan dalam kegiatan tatap muka atau secara langsung berpengaruh kepada kualitas hasil penyimakan yang dilakukan. oleh pendengar. Karena itu pula kepada pembicara dituntut beberapa hal, diantaranya: a. menguasai bahan yang dibicarakannya. Akan lebih baik lagi bila pembicara memang ahli dibidang yang dibicarakannya. b. Dalam menyampaikan bahan itu pembicara harus sistematis, intonasi tepat, bicaranya jelas, susunan kalimat sederhana dan benar. c. Pembicara harus percaya akan kemampuan diri sendiri sehingga yang bersangkutan mantap dan meyakinkan dalam bicara. d. Gaya berbicara, penampilan pembicara cukup sederhana 33 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )
6 namun menarik dan juga hindari tingkah laku yang berlebihlebihan. e. Pembicara harus mengadakan kontak serta menguasai para pendengarnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembicara yang terlalu over acting dalam berbicara atau gerak-gerik akan membuat pendengar beralih dari pesan kepada tingkah yang dianggap aneh itu. Pembicara, isi, atau pesan yang disampaikan oleh pembicara haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu agar sesuai dengan keinginan pendengar. Syarat tersebut antara lain: a. pembicara haruslah sesuatu yang baru, aktual. b. Pembicara haruslah sesuatu yang bermakna dan bermanfaat bagi pendengar. c. Pembicara haruslah sesuatu yang menarik bagi pendengar d. Pembicara tersusun dalam sistematika yang mudah dimengerti oleh pendengar. e. Taraf kesukaran pembicara hendaknya seimbang dan selaras dengan taraf kemampuan pendengar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembicaraan atau topik haruslah baru, aktual, uptodate, berguna, menarik, dan mudah dipahami oleh pendengar. Yang dimaksud dengan situasi dalam menyimak adalah segala hal yang menyertai peristiwa menyimak diluar pembicara, pembicaraan dan penyimak. Situasi ini juga sangat menentukan keefektifan menyimak. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian kita dalam kategori situasi ini, antara lain: a. tempat/ruangan, dimana peristiwa berlangsung seharusnya menyenangkan memenuhi persyaratan tempat duduk yang nyaman, warna ruangan, dan sebagainya. b. Waktu berlangsungnya peristiwa seperti jam yang tepat, waktu yang rileks dan sebagainya. c. Suasana lingkungan yang tenang, jauh dari kebisingan, sehingga konsentrasi tidak terganggu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tempatnya harus representatif, waktu yang tepat, suasana yang nyaman. Tenang dan tentram. 34 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )
7 D. PENYIMAK Diantara keempat faktor keefektifan menyimak, yaitu faktor pembicara, pembicara, situasi, dan penyimak, faktor yang terpenting adalah faktor penyimak. Sebab, walaupun ketiga faktor lainnya sudah sedemikian baik dan menunjang efektivitas menyimak tidak bakal berlangsung apabila si penyimak sendiri tidak mau menyimak. Hal-hal yang menyangkut penyimakan yang dapat mendukung dan menunjang keefektifan menyimak yang perlu kita perhatikan, antara lain: a. kondisi fisik dan mental yang sehat sehingga yang bersangkutan benar-benar siap menyimak. b. Berkonsentrasi terhadap bahan yang disimak. c. Penyimak mempunyai tujuan tertentu dalam menyimak. d. Penyimak mempunyai minat dan menyenangi bahan simakan. e. Penyimak mempunyai kemampuan linguistik yang cukup dan kemampuan menangkap isi yang tersirat dari bahan yang disimak. f. Penyimak mempunyai pengetahuan serta pengalaman yang banyak sehingga yang bersangkutan mudah menerima dan mencerna bahan simakan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan penyimak yang baik adalah penyimak yang sehat, siap, berkonsentrasi, bertujuan, berminat, mempunyai kemampuan linguistik, dilengkapi pengetahuan dan pengalaman yang luas dapat diperkirakan akan berhasil dalam setiap proses menyimak. E. PENUTUP Berdasarkan uraian bahwa menyimak sebagai suatu proses kegiatan reseptif aktif, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. 2. Sesorang yang sedang terlibat dalam proses menyimak akan menggunakan lima tahap antara lain: a) tahap mendengar; b) tahap memahami; c) tahap menginterpretasi; d) tahap mengevaluasi; dan e) tahap menanggapi. 3. Ada empat faktor yang mempengaruhi menyimak. 35 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )
8 PUSTAKA ACUAN Hoetomo Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar. Loban, Walter, dkk Teaching Language and Literature. New York: Harcount Brace Joca Novich. Logan, Likan M, dkk Creative Comunication Teaching The Language Arts. Canada: Montal. Maemunah Pembelajaran Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar. Palembang: Balai Penataran Guru. Morris, Anton C, dkk College English The First Year. New york: Harcourt Boace & World. Inc. R, Stephen Seni Mendengar dan Komunikasi yang Efektif. Jakarta: Publishing. Subandiyon, dkk Bahan Ajar Cetak (B) Pedalaman Materi Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK. Palembang: PLPG Unsri. Tarigan, H.G Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 36 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa perkembangan bahasa dan bicara anak yang paling intensif terletak pada lima tahun pertama dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi. Dalam komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya diperlukan adanya bahasa,
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan kecerdasan, sosial, dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang keberhasilan siswa dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Berkaitan dengan pembahasan usulan skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENYIMAL BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 KABUPATEN TEBO. Rasdawita dan Musanif. FKIP Universitas Jambi
KEMAMPUAN MENYIMAL BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 KABUPATEN TEBO Rasdawita dan Musanif FKIP Universitas Jambi ABSTRACT Artikel ini memberikan hasil penelitian dari Kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa memperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan yang dilakukan seseorang.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Semi (1987:1) menyatakan Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rizky Adhya Herfianto Program Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciCiri-Ciri Bahasa Lisan (Prof. Dr. A. Teeuw)
Ciri-Ciri Bahasa Lisan (Prof. Dr. A. Teeuw) 1. Tidak kehilangan sarana komunikasi: suprasegmental, tekanan suara tertentu, lagu kalimat istimewa, bicara cepat dan lambat,keras atau lirih, gerakgerik tangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Menyimak merupakan salah satu aspek dasar dari empat keterampilan berbahasa yang dimana juga adalah aspek yang paling pertama kali dilakukan oleh seseorang
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa perlu memiliki kemahiran dan penguasaan yang baik, agar apa yang disampaikan melalui
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 NENI TRISNANINGSIH 1021.0995 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Hypnoteaching Berbasis Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Menyimak Informasi
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Keterampilan menyimak merupakan aspek yang paling dominan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan keterampilan lainnya seperti membaca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar menentukan keberhasilan guru di sekolah dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apersepsi serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari bahasa dalam kehidupan sehari-harinya karena bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak menuntut masyarakatnya untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah
Lebih terperincimemperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
Lebih terperinciHakikat Menyimak. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Hakikat Menyimak Lis Setiawati S PENDAHULUAN audara mahasiswa, apa kabar? Salam jumpa pada suasana damai dan kami sangat mengharapkan Anda dalam keadaan sehat dan siap untuk memulai perkuliahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
Lebih terperinciMENDENGARKAN DAN KOMUNIKASI NONVERBAL DI TEMPAT KERJA
MENDENGARKAN DAN KOMUNIKASI NONVERBAL DI TEMPAT KERJA A. Mendengarkan di Tempat Kerja Keterampilan mendengarkan adalah penting bagi kesuksesan karier, efektivitas organisasi dan kepuasan karyawan. Sejumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang penting dalam perkembangan pengetahuan dan dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kemampuan Kemampuan menyimak manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental
Lebih terperinciBAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)
8 BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA 2.1 Teknik Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Teknik Snowball Throwing Kiranawati (dalam http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/19/snowballthrowing/)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Sebelum melaksanakan penelitian ini, langkah yang ditempuh peneliti yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Hal ini tercermin dalam undang-undang nomor 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat kemampuan berpikir
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah merupakan bagian sangat penting, karena dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat kemampuan berpikir seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini haruslah kita sadari benar-benar karena bahasa adalah alat komunikasi manusia. Suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan tersebut masing-masing harus dimiliki oleh siswa untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya keterampilan berbahasa menjadi satu kesatuan yang mencakup keterampilan membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Keterampilan tersebut masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah fenomena ilmiah, tetapi bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat manusia
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir. Manusia menggunakan bahasa untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga dapat saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi
Lebih terperinciKORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VI SDN 1 JOSARI KABUPATEN PONOROGO
KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VI SDN 1 JOSARI KABUPATEN PONOROGO Mulyono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Kemampuan membaca seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini karena Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini karena Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2006, hlm Yuwono, Paradigma Baru Pembelajaran keagamaan di Madarasah Ibtidaiyah, Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses belajar mengajar adalah fenomena yang sangat kompleks. Di dalamnya terkandung upaya pendidik untuk mengubah lingkungan, dan menyusun rancangan pengajaran yang
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 02 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA KHARAKTERISTIK BAHASA INDONESIA SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/0812 9479 4583
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang
Lebih terperinciBAB II PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR
BAB II PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR A. Menyimak 1) Pengertian Menyimak Istilah menyimak dan mendengarkan sering dijumpai dalam kehidupan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada
Lebih terperinci2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH
1 2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH Hasnia Lundeto Fatma
Lebih terperinciBunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK
0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)
Lebih terperinciPEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG
PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG Oleh: Widji Setiowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami perubahan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan survei yang telah dilakukan dan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak masih kurang efektif,
Lebih terperinciGAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN
GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciJURNAL PENERAPAN METODE BERCERITA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN 3 KABUPATEN SUMEDANG
JURNAL PENERAPAN METODE BERCERITA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN 3 KABUPATEN SUMEDANG Omih NIP 1960 0424 1979 122005 Abstrak Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu
Lebih terperinciSRATEGI MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERBICARA: KONSEP DAN TEORI
SRATEGI MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA Dra. Novi Resmini, M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia KEMAMPUAN BERBICARA: KONSEP DAN TEORI Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menyimak adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca, berbicara, dan menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH
PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH Devita Vuri Guru SDN Karawang Kulon II Kabupaten Karawang Abstrak Pembelajaran bahasa di SD kelas rendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia disebutkan, Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara,
Lebih terperincimelakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat(dengan perkataan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK PIDATO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MERINGKAS PADA SISWA KELAS VI SDN PANYILEUKAN 3 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK PIDATO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MERINGKAS PADA SISWA KELAS VI KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011 2012 N Sumarni 10210718 ABSTRAK Skripsi yang berjudul Model Pembelajaran Menyimak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia
Lebih terperinciMETODE BERCERITA DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DI KELAS V SEKOLAH DASAR. Sinsin Kartini*)
1 METODE BERCERITA DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DI KELAS V SEKOLAH DASAR Sinsin Kartini*) Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil studi pendahuluan yang menunjukan kemampuan menyimak siswa kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 26 BANDA ACEH
HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 26 BANDA ACEH Aisyah Sukma, Bukhari, Said Darnius Sukmaaisyah20@yahoo.com ABSTRAK Kemampuan pemahaman siswa terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan pengamatan ketika melaksanakan PLP di Sekolah Dasar Negeri 3 Cibogo kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan komponen terpenting bagi kehidupan manusia. Bahasa dijadikan alat komunikasi untuk bersosialisasi satu sama lain. Menurut Abidin (2010), Bahasa
Lebih terperinciMENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA. Siti Reski Nanda. Pendidikan Bahasa Inggris. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
MENGANALISIS TEORI DAN ASPEK-ASPEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA Siti Reski Nanda Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas muhammadiyah makassar siti.reskinanda03@gmailcom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk berkomunikasi secara lisan, tulisan ataupun gerakan (bahasa isyarat) dengan tujuan menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mengembangkan dirinya dengan mengadakan interaksi dengan orang lain melalui bahasa. Melalui bahasa diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak akan lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan ide,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH Oleh Drs. Sanggup Barus, M.Pd. Dosen FBS Unimed Abstract This scientific writing is aimed to know the efforts in enhancing
Lebih terperinciFakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut
Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Deskriptif Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Bahasa, ada empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dibina dan dikembangkan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemelajar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
12 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Keterampilan Menyimak a. Pengertian Keterampilan Menyimak Keterampilan menyimak adalah suatu bentuk keterampilan barbahasa dan bersifar reseptif. Pada waktu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penerjemahan Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku yang berjudul Panggilan Menjadi Penerjemah adalah translating consists in reproducing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan suatu kegiatan utuh dan kompleks. Di dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling berkaitan yakni
Lebih terperinci